Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita yang mencakupi 4 SKS dan diampu oleh Dosen Rangga Pusmaika pada semester 3. Dokumen ini juga membahas tentang asuhan primer pada bayi usia 1-6 minggu pertama yang mencakupi peran bidan, bounding attachment, dan rencana asuhan bayi pada usia tersebut.
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
1. HAND OUT
Mata Kuliah : Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita
SKS : 4 SKS
Semester : III (Tiga)
Dosen : Rangga Pusmaika, SST
Referensi:
1. Rukiyah, A.Y. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. TIM. Jakarta
2. Dewi Lia, VN. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Salemba Medika.
Jakarta
ASUHAN PRIMER PADA BAYI 1-6 MINGGU PERTAMA
A. Peranan Bidan Pada Bayi Sehat
Peran bidan pada bayi sehat ada;ah dengan cara memberikan ASI karena ASI
mengandung kekebalan alami. Hal normal bila frekuensi BAB bayi berkurang setelah
usia 6 minggu karena tidak terdapatnya lagi kolostrum yg bersifat pencahar pada ASI ,
yaitu 1-5kali/hari.Selama BB bayi meningkat, BAK cukup, terlihat puas maka tidak perlu
dikhawatirkan.
B. Bounding Attachment
B.1 Definisi
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan)
jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan
keterikatan batin antara orangtua dan bayi.
Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus
antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya
pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Menurut Nelson dan May (1996):
Bounding: dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi segera
setelah lahir. Attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi
pencurahan perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
Menurut Saxton dan Pelikan (1996),
2. Bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi (kasih sayang)
oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir. Atachment: adalah interaksi antara ibu
dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
B.2 Tujuan Bounding dan Attachment
Untuk membantu tumbuh kembang fisik, emosi dan intelektual seorang anak
dari awal kehidupan hingga dewasa.
B.3 Manfaat Bounding dan Attachment
1. Bayi merasa ada yang mencintai dirinya, merasa diperhatikan karena telah
disambut dengan kasih sayang sehingga bayi merasa lingkungan disekitarnya
dapat dipercaya, dengan demikian dapat memajukan sikap sosialisasi bayi dengan
orang lain.
2. Bayi akan merasa aman karena mendapat dekapan dari ibunya.
3. Merupakan awal dalam menciptakan dasar-dasar kepribadian yang
positif.Misalnya : perasaan besar hati dan sikap pasif terhadap orang lain.
B.4 Cara untuk melakukan bounding attachment
Ada bermacam-macam antara lain:
a. Inisiasi Menyususi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak
dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek
suckling dengan segera.
b. Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara
langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu
merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
c. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu
dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan
badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan
psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi
mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung,
merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan
memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga
memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu
3. akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila
ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
d. Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa
lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak
waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru
lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
e. Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting.
orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut
membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut
membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara
dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
f. Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk
mengenali aroma susu ibunya.
g. Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak
sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan
tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi
pada saat anak mulai bicara.
h. Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme).
Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang
konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan
perilaku yang responsif.
Interaksi ibu yang mempengaruhi bayi :
Sentuhan : Memberikan ikatan kebersamaan antara ibu dan bayi pada
awal hubungan mereka.
Kontak mata : Pandangan / tatapan yang timbal balik adalah perilaku yang
kuat untuk membantu ibu dan anak dalam proses attachment.
Suara ibu : Suara ibu dengan akan menyehatkan persepsi pendengaran
bayi
Aroma : Hari kelima menyusui, bayi dapat membedakan bau ibunya.
4. Interaksi bayi yang mempengaruhi ibu:
Kontak mata : Pandangan / tatapan ibu
Tangisan : Bila mendengarkan tangisan bayi biasanya ibu langsung
memberikan let down reflex.
Aroma : Hari ketiga atau keempat, ibu telah mengenali bau bayinya
sendiri.
Entrainment : Bayi memberikan respon kepada suara ibu dengan joget /
gerakan yang ritmik.
B.5 Faktor-faktor yang Menghambat Bounding dan Attachment
1. Kurang support dari keluarga, orang tua, tenaga kesehatan.
2. Proses persalinan dengan tindakan/operatif.
3. Bayi dan dengan resiko (tidak rawat gabung).
4. Kehadiran bayi yang tidak diharapkan (unwaried child)
Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu
akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak
menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat
membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
2. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu
dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki
masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan
semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
3. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang
juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-
orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat
bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
4. Kedekatan orang tua ke anak
5. Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat
terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud
diantara keduanya.
5. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika
keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang
diharapkan.
C. Rencana Asuhan Bayi Usia 1-6 Minggu
1. Pengumpulan data subjektif
Tanyakan:
a) Kondisi kesehatan bayi
b) Masalah-masalah dalam menyusui
c) Kapan bayi lahir (bila bukan Anda yang menolong)
d) Pertumbuhan dan peningkatan BB
e) Tanda bahaya
f) Eliminasi (BAK dan BAB)
g) dll
2. Pengumpulan data objektif
a) Keadaan Umum
b) Tanda-tanda vital bayi
c) Pemeriksaan fisik
d) Pemeriksaan refleks (terutama refleks swallowing dan suckling, refleks
graphs)
3. Assesment
4. Planning
a) Pemberian penkes kepada keluarga tentang:
b) Tempat tidur bayi
c) Memandikan bayi
d) Pakaian bayi
e) Perawatan bayi, meliputi: tali pusat, hidung, mata, telinga, kuku, kulit
f) Pemeriksaan rutin bayi untuk pemantauan tumbang
g) Membawa bayi keluar rumah seperti menjemur bayi di pagi hari, dll