Adi bersikap sebagai spekulator karena bertaruh dengan keyakinannya akan keputusan BI tanpa alasan rasional, Budhi sebagai trader karena mencari kesempatan transaksi sesuai pengalaman, sedangkan Eko sebagai investor karena tetap memegang sahamnya dalam jangka panjang tanpa memperhatikan perubahan jangka pendek.
2. Pendahuluan
Analisis Fundamental atau Fundamental Analysis (FA)
akan berkaitan dengan investasi yang melibatkan jangka
waktu panjang.
Oleh karena itu seseorang perlu mengetahui dan memiliki
mindset investor.
3. Speculator | Trader | Investor
Sebagai partisipan pasar, Anda bisa memilih cara Anda
berpartisipasi. Dan seperti judulnya, ada yang bertipe
spekulator, trader, dan investor.
Untuk memahami ketiga tipe ini, Kita akan ilustrasikan
dalam skenario yang dicontohkan pada contoh berikut.
4. Speculator | Trader | Investor
Contoh skenario:
BI sedang rapat untuk menentukan kebijakan moneter
terhadap tingginya angka inflasi. Akhirnya dikeluarkan
keputusan bahwa BI akan menaikan BI rate (interset rate)
lagi setelah mempertimbangkan angka inflasi yang terjadi.
Kenaikan BI rate tentu akan berdampak pada sulitnya
perusahaan untuk bertumbuh dan akan memengaruhi
pendapatan perusahaan.
5. Speculator | Trader | Investor
Asumsikan ada 3 partisipan dengan tipe yang berbeda.
Adi Budhi Eko
6. Speculator | Trader | Investor
Adi - Memiliki pemikiran sebagai berikut:
- Ia merasa interset rate ada di level yang tinggi namun tidak
stabil
- Interest rate akan menghambat pertumbuhan
- BI telah menaikkan rate cukup tinggi dan mengasumsikan
tidak akan menaikkannya lagi
- Ia menyimpulkan bahwa BI nantinya
akan menurunkan atau
mempertahankan BI rate
- Prediksinya: Pasar akan bergerak naik
7. Speculator | Trader | Investor
Budhi - Memiliki pemikiran yang berbeda:
- Dia merasa kemungkinannya sangat kecil untuk BI
memotong lagi BI rate yang ada.
- Ia juga merasa bahwa volatilitas pasar tinggi
- Menurut pengalamannya, volatilitas akan turun
drastis setelah BI rate diumumkan
- Keputusannya: menjual saham yang dimiliki
tepat ketika pengumuman.
8. Speculator | Trader | Investor
Eko - Punya 12 saham yang telah Ia simpan selama 2 tahun.
Eko adalah pengamat ekonomi yang jeli tetapi tidak mengetahui
apa yang akan BI lakukan. Ia juga tidak khawatir bahwa
keputusan BI tidak akan memengaruhi jika Ia memegang
sahamnya dalam waktu yang lama. Eko akan membeli saham
lagi ketika market overreact terhadap pengumuman BI rate.
9. Speculator | Trader | Investor
Adi - sangat yakin mengenai apa yang akan dilakukan BI, maka aksinya akan
berpegangan pada pemotongan rate. Kenyataannya tidak mungkin
mengetahui apa yang akan BI lakukan. Adi bertaruh dengan keyakinannya
akan keputusan BI tanpa alasan rasional. (spekulator)
Budhi - mengambil tindakan dengan aksi penjualan saat pengumuman sesuai
pengalaman sebelumnya. Ia mencari kesempatan lain yaitu sesudah
pengumuman BI rate untuk transaksi. (trader)
Eko - tanpa memperhatikan perubahan kecil yang ditanggapi pada transaksi
jangka pendek, Eko tetap ingin menyimpan sahamnya dan mencari
kesempatan pembelian lagi untuk disimpan lagi. (investor)
10. Compounding Effect
Compounding effect adalah istilah yang digunakan untuk
kemampuan pertumbuhan dari uang yang ditanamkan
pada tahun pertama ketika diinvestasikan lagi untuk tahun
kedua.
Seorang investor mengerti konsep dari efek ini
sehingga mengabaikan trading jangka pendek.
11. Compounding Effect
Misalkan Anda berinvestasi 100 juta dan mengharapkan
pertumbuhan 20% (CAGR). Pada akhir tahun pertama, uang
Anda akan menjadi 120 juta dan punya pilihan:
1. Membiarkan keuntungan 20 juta tetap diinvestasikan
bersama modal 100 juta, atau
2. Menarik keuntungan 20 juta tersebut
12. Compounding Effect
Apabila Anda memutuskan mengambilnya tiap tahun, selama 3 tahun
Anda akan mengambil:
- 3 x 20 juta: 60 juta → total uang Anda = 100 + 60 = 160 juta
Tetapi apabila Anda tetap menanamkan bersama modalnya, maka:
1. Tahun pertama Anda punya : 100 + (20% x 100) = 120 juta
2. Tahun kedua Anda punya : 120 + (20% x 120) = 144 juta
3. Tahun ketiga Anda punya : 144 + (20% x 144) = 173 juta
4. dst..
13. Compounding Effect
Grafik di samping
menunjukkan uang
hasil return selama
10 tahun dengan
CAGR 20%.
Lebih baik returnnya
jika dibandingkan
dengan penarikan
konstan yang hanya
menghasilkan 20
juta per tahun.
14. Investible Grade Attributes
Investasi pada perusahaan yang baik didefinisikan dengan
investible grade attributes yang akan menghasilkan return
positif. Investible grade menunjukkan tingkat keamanan
resiko investasi terhadap sebuah perusahaan.
Dalam investible grade company, terdapat 2 aspek yang
perlu diperhatikan dalam investasi ke perusahaan yaitu:
qualitative dan quantitative aspect.
15. Investible Grade Attributes
Qualitative Aspect melibatkan aspek non-numerik bisnis:
1. Latar belakang manajemen
2. Etika bisnis
3. Corporate governance - perubahan susunan kepemimpinan,
struktur organisasi, transparansi
4. Minority shareholder - bagaimana manajemen memperlakukan
pemegang saham ini
5. Transaksi saham - transaksi via promoter
6. Transaksi pihak terkait - vendor lain, partner, teman
atau relatif dari promoter
7. Gaji yang dibayar ke promoter
16. Investible Grade Attributes
Qualitative Aspect melibatkan aspek non-numerik bisnis:
8. Operator aktivitas saham - apa ada harga yang tidak wajar ketika
promoter bertransaksi saham
9. Shareholder - Siapa pemegang saham utama di perusahaan
10. Afiliasi politik - Apakah promoter dekat dengan partai politik
11. Gaya hidup promoter - Apakah promoter “flamboyan” dengan gaya
hidupnya
*Promoter di sini adalah orang yang berinvestasi atau
memiliki saham utama dari perusahaan ketika
perusahaan terbentuk.
17. Investible Grade Attributes
Ketika salah satu dari aspek kualitatif tersebut ada yang
salah, maka ada tanda yang kurang baik.
Misal:
- Perusahaan terlalu banyak membagi saham ke
keluarga (favoritism).
- Atau salah satu promoter perusahaan terjun ke politik
dan banyak menghabiskan uangnya di politik.
- dll
18. Investible Grade Attributes
Quantitative aspect - adalah aspek yang melibatkan angka
kesehatan finansial perusahaan seperti cash yang dimiliki,
hutang, dll.
Contoh: profitability, profit margin, pendapatan, efisiensi
operasi, pricing power, dividen, dan angka finansial lainnya.