Dokumen tersebut membahas tentang analisis rangka batang, termasuk pengertian, macam-macam, dan metode penghitungan gaya pada batang. Secara khusus dijelaskan metode Cremona dan Ritter beserta contoh perhitungannya untuk menentukan gaya pada setiap batang rangka.
2. ANALISIS RANGKA BATANG
02
Macam-macam
Pengertian
Pengertian Analisis rangka
batang
Kestabilan Kosntruksi
Penjelasan mengapa
berbentuk segitiga
Type-type bentuk rangka
batang
Metode
Metode untuk
menghitung/mencari inlai gaya
suatu batang
01 03
04
3. Apa itu Rangka
Batang?
Konstruksi Rangka Batang adalah suatu
konstruksi yang tersusun atas batang-
batang yang dihubungkan satu dengan
lainnya untuk menahan gaya luar secara
bersama
4. Macam-macam Rangka Batang
Kedudukan batang penyusun
berebda tingkatan
Bentuk
Rangka Ganda Rangka tersusunRangka Tunggal
Setiap penyusunnya
berkedudukan sama
Batang penyusun setingkat, tapi
terdiri dari 2 uah kesatuam yang
setara
5. Kestabilan Konstruksi
Mengapa berbentuk segitiga?
Karena segitiga merupakan
bentuk yang teguh dibanding
yang lain
S = Jumlah Batang
K = Titik Buhul
R = Tumpuan roda (3)
S = A k + B
5 = A 4 + B atau 4 A + B = 5 ..(2)
(2) : 4 A + B = 5
(1) : 3 A + B = 3
A = 2
3 = 3 A + B
3 = 3 (2) + B
B = 3 – 6 = - 3
10. Metode Cremona
Menentukan reaksi tumpuan:
• P1 + P2 + P3 + P4 + P5 = RA + RB
• 50 + 100 + 100 + 100 + 50 = RA + RB
• RA + RB = 400
• RA = RB = 200
1
2
Gaya batang A1 = - 300 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah
menuju simpul)
Gaya batang B1 = +260 kg. Batang tarik bertanda positif (anak panah
meninggalkan simpul)
11. Gaya batang B1 = B2 = +260 kg. Batang tarik bertanda positif (anak panah
meninggalkan simpul)
Gaya batang V1 = 0
Gaya batang A2 = -200 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju
simpul)
Gaya batang D1 = -100 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah menuju
simpul)
3
4
12. Gaya batang A3 = -200 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah
menuju simpul)
Gaya batang V2 = +100 kg. Batang tarik bertanda positif (anak panah
meninggalkan simpul)
Gaya batang D2 = -100 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah
menuju simpul)
Gaya batang B3 = +260 kg. Batang tarik bertanda positif (anak panah
meninggalkan simpul)
5
6
13. 7
8
Gaya batang A3 = -200 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah
menuju simpul)
Gaya batang A4 = -300 kg. Batang tekan bertanda negatif (anak panah
menuju simpul)
Gaya batang V3 = 0
Gaya batang B4 = B3 = +260 kg. Batang tarik bertanda positif (anak panah
meninggalkan simpul)
16. Metode Potongan
Suatu konstruksi yang seimbang bila di potongan pada sembarang bagian konstruksi maka bagian
sebelah kiri akan mengadakan keseimbangan dengan gaya-gaya yang ada, demikian juga potongan
pada sebelah kanan.
17. Metode Ritter
Langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:
• Pilihlah titik pusat momen sedemikian sehingga hanya sebuah gaya yang belum diketahui besarnya
tidak melewati pusat momen tersebut
• Gaya batang dinyatakan tarik bila arah gaya batangnya meninggalkan titik buhul. sedang gaya
batang dinyatakan tekan bila arah gaya batang menuju pada titik buhulnya
Karena konstruksi dan bebannya simetri maka besar
RA dan RB sama yaitu sama dengan setengah dari
jumlah bebannya yaitu
= ½ (1+2+2+2+2+2+1) = 6 kN.
21. Defeleksi Pada Rangka Batang
Akibat aksi (gaya luar), komponen batang mengalami deformasi (perubahan bentuk). Akibat deformasi
titik buhul mengalami displacement (perubahan tempat) baik arah vertikal maupun horizontal yang juga
disebut defleksi vertikal dan atau horizontal.
Metode Unit Load
22. CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.
THANKS(Tar) Muhammad Zhabri Gaffari
Darmawan
ZhabriGaffarii@gmail.com
@Jebjeeb