Baja adalah material yang kuat dan dapat mengalami deformasi plastis hingga keadaan sebelum putus. Baja memiliki berbagai sifat mekanis dan klasifikasi tergantung kandungan karbonnya. Suhu berpengaruh terhadap sifat mekanis baja seperti kekuatan, elastisitas, dan kemungkinan terjadinya keretakan.
3. SEJARAHBAJA
1500 SM
Besi pertama kali ditemukan
1100 SM
Peleburan diketahui
secara luas
1000 SM
Dipelajari oleh
bangsawan
800 SM
India berhasil
membuat besi
500 SM
Eropa telah
mengenali baja
250 SM
India menemukan
cara membuat
Baja
1000 M
Baja Damaskus
1700-an M
Jembatan
CoalBrookdale
1840-an M
Besi Tuang
5. KEKURANGAN
BAJA
Semakin langsung suatu
elemen tekan, semakin
besar pula bahaya
terhadap buckling (tekuk).
Pada dasasrnya baja rentan
terhadap udara dan air yang dapat
menyebabkan korosi sehingga
perlu dicat secara berkala.
Kekuatan baja semakin
lama akan mengalami
penurunan secara signifikan
apabila dikenai beban
tersebut terus-menerus
BIAYA TINGGI LEMAH TERHADAP
BEBAN SIKLIS
RENTAN
TERHADAP TEKUK
RUNTUH
GETAS
Pada kondisi tertentu baja
akan kehilangan daktilitasnya
dan keruntuhan getas dapat
terjadi pada tempat dengan
konsentrasi tegangan tinggi
FATIGUE
Kekuatan baja akan menurun jika
mendapat beban siklis.
6. KLASIFIKASIBAJA
Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas,
karat dan goresan/gesekan
High Strength Low Alloy Steel (HSLS)
memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor,
tahan terhadap abrasi, mudah dibentuk,
Baja Perkakas (Tool Steel)
1. Baja karbon rendah (low carbon steel)
Sifatnya mudah ditempa dan mudah di mesin.
2. Baja karbon menengah (medium carbon steel)
Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.
3. Baja karbon tinggi (high carbon steel)
Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong.
1. Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
2. Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
3. High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
BAJA KARBON
BAJA PADUAN
BAJA PADUAN SIFAT
KHUSUS
BAJA CAMPURAN
KHUSUS
Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
High Speed Steel (HSS)
Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %.
7. SIFATMEKANIS
BAJA
DEFORMASI
ELASTIS
ELASTISITAS
DEFORMASI
PLASTIS
KEKUATAN
MATERIAL BAJA
apabila tegangan pada material
sedemikian besarnya, sehingga
dapat menyebabkan terjadinya
perubahan permanen didalam
struktur internal material
Material Baja adalah contoh klasik
material daktil, yaitu material yang
dapat mengalami deformasi plastis
sampai keadaan sebelum putus
masih dapat kembali
pada keadaan semula
apabila bebannya
dihilangkan (seperti
perilaku pegas).
Tegangan dan
regangan (Hk. Hooke)
8. KELAKUAN BAJA
PADA SUHU TINGGI
Pada suhu > 93 °C, kurva tegangan-regangan mulai
menjadi tak linear dan secara bertahap titik leleh yang
jelas menghilang. Modulus elastisitas, kekuatan leleh,
dan kekuatan tarik akan menurun bila suhu naik
Pada suhu antara 430 dan 540 °C terjadi laju
penurunan maksimum.
pada suhu 150 sampai 370 °C. Pelapukan regangan
mengakibatkan turunnya daktilitas
bila suhu mencapai 260 sampai 320 °C deformasi
pada baja akan membesar sebanding dengan
lamanya waktu pembebanan, fenomena ini dikenal
sebagai "rangkak" (creep)
9. PATAHGETAS
.
Kelakuan patah dipengaruhi oleh suhu, laju
pembebanan, tingkat tegangan, ukuran cacat, tebal atau
pembatas pelat, geometri sambungan, dan mutu
pengerjaan
10. SOBEKANLAMELLA
Sobekan lamela (lamelar tearing) merupakan salah satu
bentuk patah getas. Dalam kasusini, bahan dasar pada
sambungan las yang sangat dikekang(restrained) pecah
(sobek) akibat regangan “sepanjang ketebalan” yang
timbul karena penyusutan logam las.
11. Keruntuhan ini dapat terjadi walaupun semua
kondisi bajanya ideal. Sebagai contoh,
jembatan jalan raya biasanya diperkirakan
mengalami lebih dari 100.000 siklus
pembebanan sehingga kelelahan(fatigue) perlu
ditinjau dalam perencanaannya. Pada gedung,
karena siklus pembebanannya rendah, maka
kelelahannya tidak perlu ditinjau. Siklus
pembebanan pada gedung umumnya berasal
dari muatan hidup lantai, hujan, angin dan
gempa.
KERUNTUHAN LELAH
12. KELIATANDAN
KEKENYALANBAJA
Keliatan berhubungan energi total, baik
elastis maupun inelastis, yang dapat
diserap oleh satu satuan volume bahan
sebelum patah/putus.
Kekenyalan berhubungan dengan
penyerapan energy elastis suatu bahan,
adalah jumlah energi elastis yang dapat
diserap oleh satu satuan volume bahan yang
dibebani tarikan, besarnya sama dengan luas
bidang di bawah diagram tegangan regangan
sampai tegangan leleh, disebut juga modulus
kenyal.
KELIATAN
KEKENYALAN