Artikel yang pernah dimuat di salah satu tabloid gaya hidup sehat ini adalah fenomena yang terjadi saat ini dalam kehidupan anak anak kita. Alih - alih ingin supaya kelak menjadi sukses maka anak sekarang dijejali dengan berbagai kursus dan aktivitas.
Dalam artikel ini, Anthony dio Martin mengajak para orang tua untuk mengenali apakah anak kita termasuk dalam kategori anak super sibuk. apa ciri - ciri dan bagaimana efek dari anak yang dijejali dengan berbagai kegiatan dan kursus. apakah benar itu semua demi kebaikan dan keberhasilan si anak nantinya. Atau, malah membuat anak stres dan menghambat perkembangan pribadi si anak.
3. Masa puber adalah masa
ketika anak naik tingkat dalam hidupnya.
Anak mulai memasuki usia remaja.
4. Masa puber, biasanya, ditandai
dengan anak perempuan mengalami menstruasi
atau anak laki-laki mengalami masa 'baliq'
lewat mimpi basahnya.
5. Namun, indikasi masa puber bisa dimulai
sebelum menstruasi atau mimpi basah dialami.
Ini sering disebut periode 'pre-teen’
atau praremaja.
6. Perubahan perilaku pasti terjadi,
karena di tiap tahapan puber perkembangan,
ada tantangannya tersendiri bagi yang mengalami,
maupun untuk orang-orang di sekitarnya.
8. Sama seperti menjelaskan menstruasi,
mimpi basah juga dimulai dengan penjelasan anatomis:
apa yang terjadi sehingga keluar sperma
Tanyakan juga mimpi yang dialami anak semalam.
9. Setelah itu, ingatkan lagi tentang area pribadinya,
untuk menghormati area pribadi orang lain,
serta tanggung jawab atas kebersihan diri
yang makin tinggi.
10. Menjelaskan soal mimpi basah dan menstruasi jadi sulit
jika sebelumnya kita tidak punya komunikasi
yang baik dengan anak.
Jadi, sebaiknya komunikasi yang baik dibangun sejak awal.
11. Diskusi bisa dimulai ketika anak bertanya
kenapa mamanya setiap bulan sakit perut
atau saat anak bertanya kenapa penisnya berdiri
setiap pagi saat bangun tidur.
13. Kita juga tidak usah deg-degan menunggu
saat anak menstruasi atau mimpi basah
untuk membuka komunikasi.
14. Jika anak mengajukan pertanyaan 'dewasa',
seringnya, kita jadi panik.
Padahal, memang sudah waktunya si anak bertanya.
Jika anak tidak bertanya, justru kita harus waspada.
21. Anak akan lebih mau mendengarkan
dibandingkan dengan jika kita tahu-tahu doyan ngobrol
padahal sebelumnya jarang diskusi.
Anak mungkin malah merasa aneh dan tidak mau
mendengarkan.
22. Persiapan penting lainnya adalah
dekat dengan orang dewasa lain
yang punya hubungan baik dengan anak.
Misalnya: kakek, nenek, tante, oom, atau guru.
23. Hal tersebut penting
karena biar bagaimanapun, untuk remaja,
orangtua bukan pihak tempat bercerita segala-galanya.
24. Pasti ada orang lain yang membuat anak
lebih nyaman untuk bercerita.
Jadi, orangtua bisa memanfaatkan pihak ketiga ini
untuk lebih dekat dengan anak.
26. Walaupun kesannya anak remaja 'tidak butuh'
atau enggan komunikasi dengan orangtuanya,
tapi, pada dasarnya, anak remaja
selalu butuh orangtuanya, kok.