Dokumen tersebut memberikan panduan bagi orangtua untuk membantu anak dalam berkompetisi sejak dini, dengan menekankan bahwa tujuan utama kompetisi adalah untuk berusaha lebih baik dari sebelumnya, bukan untuk menang atau kalah, serta membantu anak berefleksi atas usahanya. Orangtua perlu mendampingi anak sebelum, saat, dan sesudah kompetisi serta merayakan kemajuan yang dicapai an
3. Jelaskan pada anak bahwa dalam kompetisi,
yang utama, adalah antara diri kita saat ini
dan diri kita yang lebih baik dari saat ini.
4. Contoh aktivitas untuk ini:
berlomba membereskan mainan
dengan waktu yang lebih cepat
dan lebih rapi dari sebelumnya.
5. Saat berkompetisi dalam sebuah lomba
atau pertandingan, yang pertama perlu dibahas
bukan soal menang-kalah, namun soal usaha.
6. Sejak usia dini,
anak perlu dibiasakan untuk berefleksi
apakah usahanya sudah maksimal.
7. Walau awalnya dibantu oleh orangtua lewat pertanyaan,
lama kelamaan anak akan terbiasa melihat
setiap kompetisi sebagai cara
untuk berusaha lebih baik dalam suatu hal.
8. Kemenangan bukan tujuan tunggal,
karena saat usaha sudah maksimal,
sebetulnya anak sudah menang dalam tujuan utamanya.
9. Kekalahan juga bukan kesalahan dan penyesalan,
karena membuka kesempatan
untuk berusaha lebih baik lagi di waktu dan tempat lain.
10. Nilai-nilai di atas hanya mungkin dipelajari anak
apabila orangtua membicarakannya sebelum
dan sesudah kompetisi, serta mencontohkannya
dalam praktek kehidupan sehari-hari.
11. Sebelum anak berkompetisi, sampaikan bahwa kecemasan
adalah bagian dari mengikuti kompetisi.
Pastikan kecemasan anak berada di level yang wajar.
12. Sebelum anak berkompetisi,
bantu anak membuat target,
dalam kalimat sederhana sekalipun,
dan melakukan persiapan maksimal secara bertahap
13. Di saat anak berkompetisi,
hadirlah dengan mencurahkan segenap perhatian,
kendalikan kecemasan agar tidak mempengaruhi anak.
Ingat, ini kompetisinya, bukan tolak ukur keberhasilan
atau kegagalan kita.
14. Di saat anak berkompetisi, biasakan ia untuk menghormati
aturan, kawan dan lawan.
Semakin baik kemampuannya bekerjasama,
semakin baik pula kemampuannya berkompetisi.
15. Setelah kompetisi selesai, dengarkan pendapat
dan berempati dengan apa yang dirasakannya.
Jangan membombardir anak dengan perasaan
dan pendapat kita.
16. Setelah kompetisi selesai, rayakan keberhasilan usaha dan
perbaikan yang dicapai anak.
Bantu anak mengidentifikasi kemajuannya.
18. Namun, pada dasarnya, dalam kehidupan sehari-hari,
konteks kompetisi selalu mudah ditemukan
di rumah maupun sekolah
tanpa perlombaan resmi dan sejenisnya.
19. Kenali perbedaan tempramen anak dan responnya
sebelum, saat, dan sesudah kompetisi,
saat menang ataupun kalah.
21. Proses belajar berkompetisi
dan kemampuan untuk berhasil dalam kompetisi berkaitan
dengan kemampuan mengendalikan emosi, kepercayaan diri,
dan kemampuan refleksi.
Ini harus menjadi fokus orangtua.
22. Selain meningkatkan keterampilan anak
dalam bidang tertentu, sesuai dengan tujuan kompetisi,
kita membantu anak untuk kompetisi-kompetisi
jangka panjang dalam hidupnya.