SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
Truk dan Rumput Hijau di Atas Aspal
Saya adalah gen Z yang punya dua adik gen Z dan satu adik gen alpha. Karena usia
saya dengan kedua adik saya yang gen Z tidak jauh maka saya pada awalnya tidak tertarik
kepada dunia anak-anak. Daripada menganggap mereka adik, pada awalnya saya lebih
melihat mereka sebagai teman. Seiring bertambah waktu saya dan kedua adik saya yang
gen Z mulai mengemukakan pendapat demi kebaikan masing-masing walaupun terkadang
harus ada sedikit drama perkelahian imut. Saya mulai melihat bahwa saya dan mereka
sudah bukan anak-anak lagi saat mereka berkata bahwa alasan mereka kurang respect
kepada saya sebagai kakak adalah karena saat SD saya sepanjang hari hanya bermain
notebook untuk berselancar di sosial media, game fashion show , dan selfie. Sejak itulah
saya merasa bersalah kepada mereka karena tidak berperan sebagai kakak yang
mengemban adiknya.
Rasa bersalah kemudian ditambah dengan perasaan takjub saat menyaksikan adik
saya yang gen alpha lahir.Bagaimana tidak takjub? kami terpaut usia sembilan belas tahun.
Sebelumnya saya memang sudah punya adik dua, namun saat itu saya belum peduli
sehingga proses kehadiran mereka tidak saya perhatikan dengan saksama.
Sebenarnya saya sudah bergabung sebagai tutor dalam suatu platform penyedia
jasa les private untuk mengajar baca tulis hitung untuk toddler dan mengajar mengaji iqra di
sebuah lembaga untuk anak usia 4 - 8 tahun sebelum adik bungsu saya lahir. Namun
setelah adik bungsu saya lahir saya semakin sadar dunia anak-anak adalah dunia yang
menarik dan butuh perhatian lebih. Apalagi, gen alpha harus melewati masa kecil nya
dengan pandemi covid 19. Pada penghujung 2019 saya mengawas malam bina iman dan
taqwa atau yang biasanya disebut mabit. Anak-anak di sana masih dengan ceria nya
menikmati kegiatan bermain dan belajar. Kemudian saya membandingkan keadaan mabit
tersebut dengan kegiatan mabit yang dilaksanakan saat new normal. Selain terasa atmosfer
canggungnya karena harus jaga jarak,teratur,dan penuh protokol, anak - anak terlihat
was-was dan lebih senyap daripada biasanya. Rasanya seperti mereka telah melewati suatu
proses yang berat. Anehnya saya juga merasa selera humor anak-anak sekarang jauh lebih
tinggi dan susah ditembus bentengnya agar mereka dapat tertawa dengan mudah seperti
dulu. Otomatis saya sebagai penggiat pendidikan anak-anak harus memberikan effort lebih
untuk menarik perhatian mereka dalam belajar dan bermain.Bagi anak-anak yang memang
orang tua nya sejak dini sudah menanamkan semangat belajar dan meluangkan waktu nya
untuk bermain bersama anak, men trigger mereka untuk tetap semangat di masa pandemi
tidak terlalu sulit. Yang menjadi tantangan adalah anak-anak yang orang tua nya tidak
sempat bermain dan belajar bersama mereka. Belajar dan bermain yang seharusnya
menjadi kegiatan menyenangkan malah mereka anggap sebagai kegiatan formalitas untuk
sekadar menamatkan hari.
Masalah tidak berhenti sampai di situ. Saat saya mengajar anak TK yang akan
memasuki Sekolah Dasar, saya bertanya bagaimana perasaan nya sedikit lagi akan menjadi
anak kelas 1 SD. Anak ini menjawab "seneng sih,tapi aku cemas". Saat mendengar jawaban
itu saya kaget dan tentunya sedih karena ekspektasi saya menuju pada jawaban "tidak
sabar bertemu teman" atau "penasaran nanti belajar apa saja di SD". Saat saya bertanya
apa yang membuatnya cemas, anak ini menjawab ia takut tidak bisa membaur dengan
teman-teman nya di sekolah. Namun jujur saja saya tidak terlalu heran karena memang
anak ini sempat mengalami pembelajaran daring saat TK. Wajar saja jika anak ini tidak
mempunyai bayangan lebih banyak mengenai cara bersosialisasi secara langsung dan
merasa cemas tentang make friends. Masih dengan anak yang sama, saya bertanya
kembali mengenai lukisan yang ia sematkan di dinding. Salah satu lukisan membuat saya
penasaran. Saya pikir itu gambar hotdog, ternyata itu gambar bathub. Tentu saja saya
bertanya apa alasan dia menggambar bathub. Jawabannya adalah "aku suka berendam di
bathtub karena membuat relax". Sekilas memang jawabannya normal namun yang membuat
hati saya sedikit bertanya adalah "anak usia 6 tahun sudah mengenal coping mechanism".
Momen lain yang menguatkan statement tersebut adalah saat di tengah proses belajar
bersama saya, saat itu sedang membahas grammar. Tentu saja di tengah hari bolong
membahas grammar dengan duduk tegak di atas kursi adalah hal yang membosankan bagi
anak-anak walaupun saya sudah menyelipkan aktifitas yang memakai media menarik.
Ternyata usaha saya menyediakan media tersebut belum cukup menarik bagi anak tersebut
sehingga ia bertanya kepada saya "Miss, aku boleh teriak sebentar gak?". Saya spontan
menjawab "ya,of course". Kemudian anak ini berteriak dengan menutup muka dengan
bantal "AAA". Setelah itu saya bertanya kembali "do you feel better?". Dengan suara lembut
ia menjawab kembali "iya,sudah". Lagi, hati saya harus meringis melihat anak 6 tahun
dengan sopannya meminta izin untuk melepaskan dan mengekspresikan emosi negatif. Di
sisi lain saya juga merasa amaze tentang bagaimana anak ini meminta izin untuk melakukan
itu padahal hal tersebut adalah hak nya. Walaupun ia memang merasa cemas akan caranya
bersosialisasi, namun saya pikir tindakan meminta izin kepada saya adalah bentuk
kecerdasan emosional yang dia miliki dan saya yakin di SD ia akan mampu menghadapi
society. Ia paham betul bahwa walaupun ia mempunyai emosi negatif, ia juga harus
memikirkan dan aware terhadap manusia lainnya yang ada di sekitarnya.
Gen alpha tidak hentinya membuat saya takjub tentang bagaimana mereka mengetahui
sesuatu di usia yang sangat muda. Yah tentunya hal tersebut karena teknologi yang ada di
zaman mereka sudah mumpuni. Jadi yang saya bisa katakan dan berusaha untuk
menerapkan apa yang saya katakan adalah, membesarkan anak bukan hanya tanggung
jawab orang tuanya. Saya suka sekali dengan kalimat "it takes a village to raise a child".
Peradaban selanjutnya harus sama-sama dipersiapkan. Saya paham, di tengah proses
pemulihan dan perubahan pasca pandemi, tentunya semua orang mengalami kesukaran
dan berjuang memulihkan keadaan. Namun saya berharap kita semua juga dapat
menyempatkan waktu untuk merangkul generasi muda dengan memberikan pengalaman
belajar dan bermain yang tidak terlupakan oleh mereka. Tentu semua orang sudah tahu
bahwa anak adalah peniru ulung. Jadi, apapun passion kita,apapun bidang kita,
berkontribusi dengan memberikan sebaik baiknya contoh dalam ranah yang kita kuasai dan
cintai adalah hal yang mulia.
Karena kecerdasan emosional sang anak yang menggambar bathub tadi, adalah proses
mencontek orang tua nya yang bahkan peduli dengan kondisi keluarga saya padahal saya
hanya tutor sementara untuk anaknya. Karena anak-anak yang gemar memberi saya hadiah
kecil untuk saya adalah anak dari figur orang tua yang suka memberi kepada sesama.
Karena anak yang selalu bersemangat bertanya tentang suatu hal adalah hasil kesabaran
dari figur orang tua yang menjawab pertanyaan anaknya meski ia lelah pulang bekerja.
Karena semua karakter dan kebiasaan baik anak-anak yang saya sebutkan tadi, adalah
fakta and i am witnessed the process.
Karena layaknya ban truk bermuatan besar yang terus melaju kencang, generasi muda
akan terus berkembang dengan pesat. Tugas kita sebagai orang tua dan society adalah
menjadi rumput hijau di sepanjang track perjalanan mereka yang terbuat dari aspal agar ban
mereka tidak aus. Saya tahu susah sekali menumbuhkan rumput di tengah aspal. Namun
setidaknya saat hujan turun, kita sebagai rumput hijau dapat menyerap air untuk ban ban
truk yang panas karena bergesekan dengan aspal.
Let's give our children moralities and love on their process of study and play.

More Related Content

Similar to Truk dan Rumput Hijau di Atas Aspal.pdf

WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...
WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...
WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...Riska Nur'Akhidah Sari
 
Tantangan Mengasuh Anak di Era Digital
Tantangan Mengasuh Anak di Era DigitalTantangan Mengasuh Anak di Era Digital
Tantangan Mengasuh Anak di Era Digitalpanegarabali
 
7 cara-meningkatkan-rasa-percaya-diri-anak
7 cara-meningkatkan-rasa-percaya-diri-anak7 cara-meningkatkan-rasa-percaya-diri-anak
7 cara-meningkatkan-rasa-percaya-diri-anakMas Tri Sragen
 
buletin IFL Mei-Juni'13
buletin IFL Mei-Juni'13buletin IFL Mei-Juni'13
buletin IFL Mei-Juni'13ifutureleaders
 
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seks
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seksPeranan ibu bapa dalam pendidikan seks
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seksSharifah Mohd Zain
 
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.pptPERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.pptAuliaIfnuAkbar
 
Komunikasi dengan si Remaja
Komunikasi dengan si RemajaKomunikasi dengan si Remaja
Komunikasi dengan si Remaja24hourparenting
 
deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class
deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class
deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class Nur Arifaizal Basri
 
Buletin Teman Surga 019. Back To School
Buletin Teman Surga 019. Back To SchoolBuletin Teman Surga 019. Back To School
Buletin Teman Surga 019. Back To SchoolTeman Surga
 
Buletin jumat al furqon tahun 06 volume 01 nomor 04 anak lebih cerdas dengan ...
Buletin jumat al furqon tahun 06 volume 01 nomor 04 anak lebih cerdas dengan ...Buletin jumat al furqon tahun 06 volume 01 nomor 04 anak lebih cerdas dengan ...
Buletin jumat al furqon tahun 06 volume 01 nomor 04 anak lebih cerdas dengan ...muslimdocuments
 
CGP 9.255A_ Nono Tri Hariyanto_ SMKN 6 Sby_ trapesium usia.pdf
CGP 9.255A_ Nono Tri Hariyanto_ SMKN 6 Sby_ trapesium usia.pdfCGP 9.255A_ Nono Tri Hariyanto_ SMKN 6 Sby_ trapesium usia.pdf
CGP 9.255A_ Nono Tri Hariyanto_ SMKN 6 Sby_ trapesium usia.pdfNonoTriharyanto
 
Cinta datang tepat waktu
Cinta datang tepat waktuCinta datang tepat waktu
Cinta datang tepat waktuHeni Handayani
 
Slide tik siti untari
Slide tik siti untariSlide tik siti untari
Slide tik siti untarisitiuntari04
 

Similar to Truk dan Rumput Hijau di Atas Aspal.pdf (20)

WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...
WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...
WAWACARA DAN OBSERVASI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERKEMBANGAN PSI...
 
History Juli 2019
History Juli 2019History Juli 2019
History Juli 2019
 
Semanis yoghurt
Semanis yoghurtSemanis yoghurt
Semanis yoghurt
 
Melon
MelonMelon
Melon
 
Pentingkah sekolah
Pentingkah sekolahPentingkah sekolah
Pentingkah sekolah
 
Tantangan Mengasuh Anak di Era Digital
Tantangan Mengasuh Anak di Era DigitalTantangan Mengasuh Anak di Era Digital
Tantangan Mengasuh Anak di Era Digital
 
7 cara-meningkatkan-rasa-percaya-diri-anak
7 cara-meningkatkan-rasa-percaya-diri-anak7 cara-meningkatkan-rasa-percaya-diri-anak
7 cara-meningkatkan-rasa-percaya-diri-anak
 
Anakku Puber, Nih!
Anakku Puber, Nih! Anakku Puber, Nih!
Anakku Puber, Nih!
 
Materi kep anak
Materi kep anakMateri kep anak
Materi kep anak
 
buletin IFL Mei-Juni'13
buletin IFL Mei-Juni'13buletin IFL Mei-Juni'13
buletin IFL Mei-Juni'13
 
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seks
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seksPeranan ibu bapa dalam pendidikan seks
Peranan ibu bapa dalam pendidikan seks
 
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.pptPERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
PERTEMUAN 7. KONSEP BERMAIN PADA ANAK.ppt
 
Komunikasi dengan si Remaja
Komunikasi dengan si RemajaKomunikasi dengan si Remaja
Komunikasi dengan si Remaja
 
deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class
deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class
deskripsi diagnosis film taare zameen par dan front of the class
 
Buletin Teman Surga 019. Back To School
Buletin Teman Surga 019. Back To SchoolBuletin Teman Surga 019. Back To School
Buletin Teman Surga 019. Back To School
 
Nikmat Terakhir
Nikmat Terakhir Nikmat Terakhir
Nikmat Terakhir
 
Buletin jumat al furqon tahun 06 volume 01 nomor 04 anak lebih cerdas dengan ...
Buletin jumat al furqon tahun 06 volume 01 nomor 04 anak lebih cerdas dengan ...Buletin jumat al furqon tahun 06 volume 01 nomor 04 anak lebih cerdas dengan ...
Buletin jumat al furqon tahun 06 volume 01 nomor 04 anak lebih cerdas dengan ...
 
CGP 9.255A_ Nono Tri Hariyanto_ SMKN 6 Sby_ trapesium usia.pdf
CGP 9.255A_ Nono Tri Hariyanto_ SMKN 6 Sby_ trapesium usia.pdfCGP 9.255A_ Nono Tri Hariyanto_ SMKN 6 Sby_ trapesium usia.pdf
CGP 9.255A_ Nono Tri Hariyanto_ SMKN 6 Sby_ trapesium usia.pdf
 
Cinta datang tepat waktu
Cinta datang tepat waktuCinta datang tepat waktu
Cinta datang tepat waktu
 
Slide tik siti untari
Slide tik siti untariSlide tik siti untari
Slide tik siti untari
 

Recently uploaded

penjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratoriumpenjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratoriumsonnywidiarto3
 
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjmodul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjAdeIrawan190202
 
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptxPPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptxmagangfim17
 
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)Izzana Fatima
 
JSA jsa working at height , job safety analisis
JSA jsa working at height , job safety analisisJSA jsa working at height , job safety analisis
JSA jsa working at height , job safety analisisbarryYOno
 
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptxGEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptxAisyhaDewiII
 

Recently uploaded (6)

penjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratoriumpenjaminan mutu analisis kimia laboratorium
penjaminan mutu analisis kimia laboratorium
 
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjmodul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
modul lingkaran kelas 8.docxmnkjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj
 
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptxPPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
PPT Sistem Rekayasa Air Limbah dan Pembuangannya.pptx
 
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
 
JSA jsa working at height , job safety analisis
JSA jsa working at height , job safety analisisJSA jsa working at height , job safety analisis
JSA jsa working at height , job safety analisis
 
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptxGEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
GEJALA PEMANASAN GLOBAL DAN EFEK RUMAH KACA.pptx
 

Truk dan Rumput Hijau di Atas Aspal.pdf

  • 1. Truk dan Rumput Hijau di Atas Aspal Saya adalah gen Z yang punya dua adik gen Z dan satu adik gen alpha. Karena usia saya dengan kedua adik saya yang gen Z tidak jauh maka saya pada awalnya tidak tertarik kepada dunia anak-anak. Daripada menganggap mereka adik, pada awalnya saya lebih melihat mereka sebagai teman. Seiring bertambah waktu saya dan kedua adik saya yang gen Z mulai mengemukakan pendapat demi kebaikan masing-masing walaupun terkadang harus ada sedikit drama perkelahian imut. Saya mulai melihat bahwa saya dan mereka sudah bukan anak-anak lagi saat mereka berkata bahwa alasan mereka kurang respect kepada saya sebagai kakak adalah karena saat SD saya sepanjang hari hanya bermain notebook untuk berselancar di sosial media, game fashion show , dan selfie. Sejak itulah saya merasa bersalah kepada mereka karena tidak berperan sebagai kakak yang mengemban adiknya. Rasa bersalah kemudian ditambah dengan perasaan takjub saat menyaksikan adik saya yang gen alpha lahir.Bagaimana tidak takjub? kami terpaut usia sembilan belas tahun. Sebelumnya saya memang sudah punya adik dua, namun saat itu saya belum peduli sehingga proses kehadiran mereka tidak saya perhatikan dengan saksama. Sebenarnya saya sudah bergabung sebagai tutor dalam suatu platform penyedia jasa les private untuk mengajar baca tulis hitung untuk toddler dan mengajar mengaji iqra di sebuah lembaga untuk anak usia 4 - 8 tahun sebelum adik bungsu saya lahir. Namun setelah adik bungsu saya lahir saya semakin sadar dunia anak-anak adalah dunia yang menarik dan butuh perhatian lebih. Apalagi, gen alpha harus melewati masa kecil nya dengan pandemi covid 19. Pada penghujung 2019 saya mengawas malam bina iman dan taqwa atau yang biasanya disebut mabit. Anak-anak di sana masih dengan ceria nya menikmati kegiatan bermain dan belajar. Kemudian saya membandingkan keadaan mabit tersebut dengan kegiatan mabit yang dilaksanakan saat new normal. Selain terasa atmosfer canggungnya karena harus jaga jarak,teratur,dan penuh protokol, anak - anak terlihat was-was dan lebih senyap daripada biasanya. Rasanya seperti mereka telah melewati suatu proses yang berat. Anehnya saya juga merasa selera humor anak-anak sekarang jauh lebih tinggi dan susah ditembus bentengnya agar mereka dapat tertawa dengan mudah seperti dulu. Otomatis saya sebagai penggiat pendidikan anak-anak harus memberikan effort lebih untuk menarik perhatian mereka dalam belajar dan bermain.Bagi anak-anak yang memang orang tua nya sejak dini sudah menanamkan semangat belajar dan meluangkan waktu nya untuk bermain bersama anak, men trigger mereka untuk tetap semangat di masa pandemi tidak terlalu sulit. Yang menjadi tantangan adalah anak-anak yang orang tua nya tidak sempat bermain dan belajar bersama mereka. Belajar dan bermain yang seharusnya menjadi kegiatan menyenangkan malah mereka anggap sebagai kegiatan formalitas untuk sekadar menamatkan hari. Masalah tidak berhenti sampai di situ. Saat saya mengajar anak TK yang akan memasuki Sekolah Dasar, saya bertanya bagaimana perasaan nya sedikit lagi akan menjadi anak kelas 1 SD. Anak ini menjawab "seneng sih,tapi aku cemas". Saat mendengar jawaban itu saya kaget dan tentunya sedih karena ekspektasi saya menuju pada jawaban "tidak sabar bertemu teman" atau "penasaran nanti belajar apa saja di SD". Saat saya bertanya apa yang membuatnya cemas, anak ini menjawab ia takut tidak bisa membaur dengan
  • 2. teman-teman nya di sekolah. Namun jujur saja saya tidak terlalu heran karena memang anak ini sempat mengalami pembelajaran daring saat TK. Wajar saja jika anak ini tidak mempunyai bayangan lebih banyak mengenai cara bersosialisasi secara langsung dan merasa cemas tentang make friends. Masih dengan anak yang sama, saya bertanya kembali mengenai lukisan yang ia sematkan di dinding. Salah satu lukisan membuat saya penasaran. Saya pikir itu gambar hotdog, ternyata itu gambar bathub. Tentu saja saya bertanya apa alasan dia menggambar bathub. Jawabannya adalah "aku suka berendam di bathtub karena membuat relax". Sekilas memang jawabannya normal namun yang membuat hati saya sedikit bertanya adalah "anak usia 6 tahun sudah mengenal coping mechanism". Momen lain yang menguatkan statement tersebut adalah saat di tengah proses belajar bersama saya, saat itu sedang membahas grammar. Tentu saja di tengah hari bolong membahas grammar dengan duduk tegak di atas kursi adalah hal yang membosankan bagi anak-anak walaupun saya sudah menyelipkan aktifitas yang memakai media menarik. Ternyata usaha saya menyediakan media tersebut belum cukup menarik bagi anak tersebut sehingga ia bertanya kepada saya "Miss, aku boleh teriak sebentar gak?". Saya spontan menjawab "ya,of course". Kemudian anak ini berteriak dengan menutup muka dengan bantal "AAA". Setelah itu saya bertanya kembali "do you feel better?". Dengan suara lembut ia menjawab kembali "iya,sudah". Lagi, hati saya harus meringis melihat anak 6 tahun dengan sopannya meminta izin untuk melepaskan dan mengekspresikan emosi negatif. Di sisi lain saya juga merasa amaze tentang bagaimana anak ini meminta izin untuk melakukan itu padahal hal tersebut adalah hak nya. Walaupun ia memang merasa cemas akan caranya bersosialisasi, namun saya pikir tindakan meminta izin kepada saya adalah bentuk kecerdasan emosional yang dia miliki dan saya yakin di SD ia akan mampu menghadapi society. Ia paham betul bahwa walaupun ia mempunyai emosi negatif, ia juga harus memikirkan dan aware terhadap manusia lainnya yang ada di sekitarnya. Gen alpha tidak hentinya membuat saya takjub tentang bagaimana mereka mengetahui sesuatu di usia yang sangat muda. Yah tentunya hal tersebut karena teknologi yang ada di zaman mereka sudah mumpuni. Jadi yang saya bisa katakan dan berusaha untuk menerapkan apa yang saya katakan adalah, membesarkan anak bukan hanya tanggung jawab orang tuanya. Saya suka sekali dengan kalimat "it takes a village to raise a child". Peradaban selanjutnya harus sama-sama dipersiapkan. Saya paham, di tengah proses pemulihan dan perubahan pasca pandemi, tentunya semua orang mengalami kesukaran dan berjuang memulihkan keadaan. Namun saya berharap kita semua juga dapat menyempatkan waktu untuk merangkul generasi muda dengan memberikan pengalaman belajar dan bermain yang tidak terlupakan oleh mereka. Tentu semua orang sudah tahu bahwa anak adalah peniru ulung. Jadi, apapun passion kita,apapun bidang kita, berkontribusi dengan memberikan sebaik baiknya contoh dalam ranah yang kita kuasai dan cintai adalah hal yang mulia. Karena kecerdasan emosional sang anak yang menggambar bathub tadi, adalah proses mencontek orang tua nya yang bahkan peduli dengan kondisi keluarga saya padahal saya hanya tutor sementara untuk anaknya. Karena anak-anak yang gemar memberi saya hadiah kecil untuk saya adalah anak dari figur orang tua yang suka memberi kepada sesama. Karena anak yang selalu bersemangat bertanya tentang suatu hal adalah hasil kesabaran dari figur orang tua yang menjawab pertanyaan anaknya meski ia lelah pulang bekerja. Karena semua karakter dan kebiasaan baik anak-anak yang saya sebutkan tadi, adalah fakta and i am witnessed the process.
  • 3. Karena layaknya ban truk bermuatan besar yang terus melaju kencang, generasi muda akan terus berkembang dengan pesat. Tugas kita sebagai orang tua dan society adalah menjadi rumput hijau di sepanjang track perjalanan mereka yang terbuat dari aspal agar ban mereka tidak aus. Saya tahu susah sekali menumbuhkan rumput di tengah aspal. Namun setidaknya saat hujan turun, kita sebagai rumput hijau dapat menyerap air untuk ban ban truk yang panas karena bergesekan dengan aspal. Let's give our children moralities and love on their process of study and play.