SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
PENDIDIKAN INSTAN
Menelisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian
Menyimak Realitas Menelisik Fakta
Issue
 Pola Pengajaran dan
Ketergantungan
Pada Teknologi
Internet
 Ijazah Palsu
 Plagiarisme
Pendidikan adalah kehidupan dan jantung peradaban sebuah bangsa karena Pendidikan
adalah satu-satunya yang dapat melahirkan negara bermartabat. Jika sistem dan praketk
pendidikan berjalan tidak sebagaimana mestinya, maka maka output dari pendidikan itu
sendiri tidak akan menghasilkan dampak yang baik justru akan menghancurkan peradaban
kehidupan itu sendiri.
Jika menyimak realitas pendidikan kita sekarang ini, banyak hal yang menarik untuk
dibahas, salah satunya adalah pendidikan instan. Kita pasti tahu apa itu instan? Arti kata
Instan adalah langsung (tanpa dimasak lama) dapat diminum atau dimakan. (Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI).
Kata instan mempunyai pengertian cepat, langsung jadi, siap pakai. Semua langsung siap
tanpa bersusah payah untuk memprosesnya. Contoh yang paling sederhana dan mudah
adalah susu instan. Tanpa harus punya sapi dan memeras susunya, kita hanya tinggal
menyeduh susu instan dengan air panas, susu siap diminum. Perusahaan pembuatnya
secara tegas menyatakan (mengakui) bahwa produknya instan. Dalam kemasannya
tertulis “susu instan”.
Makanan maupun minuman instan yang kini telah berkembang pesat dinilai sebagian
orang lebih efektif terhadap waktu dan mudah ditemukan. Tak hanya itu saja, makanan
dan minuman instan sudah lama mengundang kontroversi karena terungkapnya beberapa
dampak buruk yang ia miliki. Dampak buruk itu disebabkan oleh kandungan zat-zat
berbahaya di dalam makanan dan minuman; Terkandung bahan pengawet dan penyedap
yang kini disebut micin. Tak dielakkan, makanan cepat saji memang mengandung zat
berbahaya seperti yang telah diungkapkan dalam berbagai hasil penelitian.
Penjelasan di atas adalah sekedar contoh untuk produk makanan dan minuman instan.
Dan masih banyak lagi produk produk instan lainnya. Penggunaannya begitu praktis, tidak
ribet. Ada juga produk kosmetik, disebut dengan kosmetik instan. Misalnya produk pemutih
kulit, hanya dengan menggunakannya beberapa minggu, kulit anda akan dijamin putih bila
menggunakan kosmetik tersebut. Instan yang canggih adalah pesan instan (instant
messaging). Dengan berbekal komputer atau handphone, kita dengan mudah dapat
menikmati pesan instan. Dengan tidak memperdulikan dimensi ruang dan waktu,
seseorang dapat kita hubungi melalui pesan instan ini.
Bahkan untuk mencetak seorang artis ataupun entertainer, dapat dilakukan dengan instan.
Berbagai acara kontes di televisi, merupakan sarana untuk mengorbitkan seseorang
menjadi “artis dadakan”. Padahal, untuk mendukung seorang peserta untuk menjadi
pemenang, berapa rupiah SMS yang kita berikan pada pengelola acara? Berapa laba
pengelola acara? Bahkan pemenangnya ditentukan bukan berdasarkan prestasinya, tetapi
dukungan smsnya.
Produk instan telah merambah ke segala sudut kehidupan manusia yang mempengaruhi
pola pikir, sikap dan perilaku mereka. Dari pola pikir, sikap dan perilaku tersebut
melahirkan kebiasaan yang membudaya. Budaya instan telah menjadi “icon” gaya hidup,
yang digandrungi banyak orang. Dengan hanya menggosok lampu Aladin, semua mimpi
yang ada diangan-angan, dengan seketika tersedia dihadapan kita.
Produk instan mengubah mimpi manusia menjadi kenyataan dalam sekejap tanpa harus
termehek-mehek untuk meraihnya. Dalam hitungan waktu yang relatif singkat, apa yang
diinginkan segera terwujud di depan mata. Produk instan seolah-olah merupakan produk
“sulap” yang selesai dan tercapai hanya dengan “bim salabim”. Produk instan merupakan
dukun sakti yang dapat mengubah hidup manusia menjadi lebih baik, walaupun harus
dengan mengorbankan harta dan (tidak jarang) kehidupannya. Manusia menjadi begitu
tunduk dan patuh pada “perwujudan keinginannya”.
Budaya instan tengah melebarkan sayapnya dalam rangka mempengaruhi seluruh aspek
kehidupan kita, bahkan praktek pendidikan pun sudah tercemari dengan budaya instan.
Budaya instan menawarkan pilihan jalan keluar yang seolah-olah tepat untuk
menyelesaikan masalah. Segala macam persoalan yang rumit, di selesaikan dengan cara
instan. Cara instan memang bisa menyelesaikan masalah dalam jangka pendek, tetapi
tidak untuk jangka panjang.
Budaya instan hanya menunda resiko. Dampak dari budaya instan tidak kita rasakan
seketika, tetapi akan terasa dalam jangka panjang. Tapi, di tengah gemerlap godaan
duniawi, adakah cara untuk menjadi kaya secara instan? Ada. Hanya caranya yang harus
dipertanyakan ke”beradaban”nya, karena mungkin „menghalalkan‟ segala cara.
Instanisasi sekarang ini telah merasuki sendi kehidupan kehidupan masyarakat, baik yang
hidup diperkotaan sampai ke desa-desa bahkan ke masyarakat tradisional sekalipun. Hal
ini sangatlah terlihat jelas budaya masyarakat kita menjadi sangat egoistis dalam artian
tidak memperdulikan sesama atau yang lainnya dan terkesan ingin menyelamatkan dirinya
sendiri.
Hampir di semua sendi kehidupan di negeri ini sudah menjadikan “instanisasi” sebagai
jalan yang tepat dan tak jadi masalah. Asal ada uang, orang yang harusnya dihukum
seumur hidup bisa mendapat hukuman 10 tahun penjara. Asal ada keluarga, orang yang
tak punya kemampuan bisa menjadi kepala bagian di kantor swasta atau pun pemerintah.
Asal ada kolega, orang yang harusnya mengantri mengurus KTP bisa dengan mudahnya
menyelesaikan urusan administrasi. Jika semua “asal ada” anda miliki, maka segala
kemudahan akan menjadi milik anda.
Budaya yang serba instan ini, semua tidak lagi memerhatikan proses, hasillah yang paling
utama; Apapun cara yang digunakan. Lewat pintu boleh, lewat jendela sah-sah saja, lewat
atap pun pasti bisa, lewat mana pun bisa asal mampu dan bisa memberikan hasil yang
luar biasa. Orang-orang yang dianggap saudara senasib saja banyak melakukan
penipuan, penindasan dan penyerobotan, demi segepok kertas bernama uang. Inilah yang
dikatakan mementingkan hasil dibanding proses. Jika budaya instan telah merasuk jauh
dalam sendi kehidupan masyarakat kita ini akan akan lebih buruk dari hari ini. Maka jangan
mimpi akan perubahan, jangan mimpi tentang keadilan, jangan mimpi akan keharmonisan,
karena “instanisasi” tak berpihak pada hal tersebut.
Praktek Pendidikan Instan Kekinian?
1. Pola Pengajaran dan Ketergantungan Pada Teknologi Internet
Praktek Pendidikan instan memaksa peserta didik untuk bisa menguasai berbagai
kemampuan dengan cara penyampaian yang tidak sesuai usianya. Pola pengajaran
dengan cara yang tidak disesuaikan dengan perkembangan peserta didik. Anak usia dini
sudah dipaksan untuk bisa membaca buku bacaan yang biasa diajarkan sekolah-sekolah.
Hasilnya jika pendidikan instan diterapkan, maka saat usia dewasa ia akan merasa jenuh,
akhirnya saat ia menginjak SD, ia pun sulit memahami isi bacaan bahkan malas membaca.
Ini hanyalah contoh kecil dari praktek pendidikan instan sekarang ini.
Dalam dimensi kecil, guru merupakan sosok yang mengasup pengetahuan ke anak didik.
Namun, sekarang semboyan tersebut mulai dipertanyakan. Di belakang seorang anak
didik bukan lagi guru, melainkan teknologi. Dampak baiknya, seorang anak didik akan
terlihat lebih pintar dan luas wawasan dari informasi dan pengetahuan yang di dapatkan di
media internet. Celakanya, ketika mengonsumsi informasi tersebut semakin masif maka
akan melahirkan pendidikan instan. Di mana, subjeknya menjadi pemikir sesaat,
mengandalkan semua pengetahuan kepada mesin-mesin teknologi itu.
Pertanyaannya adalah; Apakah pendidikan berkualitas akan semakin mudah diraih jika
teknologi mengiringinya? Jawabannya belum tentu. Semua orang masih bisa berasumsi
pendidikan akan baik-baik saja jika tanpa teknologi. Meskipun kajian logika berfikir ini
masih dirajut dari konteks yang sederhana. Tapi realitasnya, berbicara soal masyarakat
yang berpendidikan secara lingkup sederhana menjadi rasional. Sebab, pendidikan tidak
melulu mengkaji sebuah pengetahuan. Adakalanya pendidikan berperan seperti budaya
dan politik masyarakat yang menyoal luas seputar keadaan sosial.
Dilain sisi pengertian pendidikan instan adalah ketiadaan proses dalam meraih nilai
falsafah dan tujuan pendidikan itu sendiri. Pendidikan instan mengacu pada penggunaan
teknologi secara masif untuk mencerdaskan fikiran tanpa kajian pembenaran. Tak di
pungkiri ada sisi negatif yang timbul dari penggunaan teknologi secara masif yang malah
semakin mengkerdilkan otak.
Teknologi komunikasi dan informasi menjadi salah satu bagian yang melahirkan
pendidikan instan tersebut. Bagaimana setiap keilmuan akan mudah didapat hanya
dengan mengakses internet tanpa adanya budaya literasi. Dengan mudah kita lihat dari
jenjang pendidikan SD sampai Perguruan Tinggi hampir tidak ada yang luput dari
pemanfaatan teknologi.
Meski memberikan bantuan secara instan dan cepat, penggunaan teknologi tidak
memberikan dampak positif bagi peserta didik. Perihal teknis yang memerlukan bantuan
teknologi mungkin bisa sedikit dimaklumi. Tapi lain sisi dapat membuat peserta didik kita
menjadi malas. Sikap yang akan muncul adalah sebuah ketergantungan. Disilah
pentingnya sistem pendidikan kita untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan
dari teknologi informasi tersebut.
Jika terlalu bergantung pada teknologi internet, semakin tidak mencerdaskan peserta didik.
Otak mereka akan mudah mengansumsikan sebuah ilmu yang benar dari satu sumber
saja, apalagi informasi yang tersebar di internet banyak yag tidak dipertanggungjawabkan
kebenaran dan keilmiaannya. Celakanya jika peserta didik tidak dapat menyaring informasi
tersebut dengan baik. Maka sebenarnya yang efektif ialah memadukan antara membaca
informasi di internet dan membaca buku-buku konvensional.
Pendidikan instan yang dilahirkan dari penggunaan teknologi internet yang masif akan
membentuk peserta didik menjadi kaku dalam belajar karena hanya bergantung penuh
pada teknologi. Menjadikan teknologi menjadi satu satunya sumber informasi. Satu lagi
pengaruh besar dalam teknologi komunikasi yang menghadirkan konten menarik tapi tidak
mendidik menambah pendidikan instan semakin carut marut. Salah satu cara
menghentikan ketergantungan pendidikan dengan teknologi internet yakni dengan cara
menerapkan pendidikan kritis ke semua peserta didik (pelajar, mahasiswa) bahkan
guru/dosen.
Memadukan secara seimbang penggunaan teknologi internet dan membaca buku.
Teknologi internet hanya sebagai jembatan menuju sebuah rumah bernama pendidikan.
Jangan lalu membuat teknologi internet menjadi rumah dalam pendidikan. Sehingga
menjadikan pendidikan kita instan dan terlena tanpa melakukan apa-apa. Yang paling
celaka ketika kita sampai menjadi budak teknologi. Tapi perlu disadari bahwa tidak selalu
segala sesuatu yang berbau instan atau cepat itu buruk. Apabila telah ditemukan sebuah
metode yang mempermudah pekerjaan dan dapat dipertanggungjawabkan, tentu saja
metode yang lebih mudah dan instan tersebut dapat dipergunakan.
2. Sarjana Instan
Menyimak berbagai informasi, berita dan lain sebagainya perihal praktek pendidikan kita
kekinian, maka tak pelak lagi dunia pendidikan kita pun sudah terkotaminasi cara “instan”.
Sama seperti halnya makanan dan minuman instan dimana waktu penyajiannya tidak
lama. Maka pendidikan instan pun demikian. Muncul berbagai masalah mulai dari proses
pengajaran, plagiarisme, sampai pada kasus yang mencoreng dunia pendidikan kita;
Kampus abal abal, Ijazah palsu, dan masih banyak lagi kasus kasus lainnya.
Sesuatu yang instan adalah sesuatu yang terjadi tanpa memerlukan proses yang lama.
Apapun yang disandingkan dengan kata “instan”, tidak akan mengenal kata “lama” di
setiap prosesnya. Makanya, hadir produksi massal, karena manusia hari ini tidak ingin
menghabiskan waktunya untuk menunggu sesuatu yang lama. Jika bisa dibeli, mengapa
kita harus membuatnya? Jika ada yang cepat, mengapa harus memilih yang lama?
Di bidang pendidikan, telah terjangkit virus serba instan ini. Banyak mahasiswa ingin kuliah
dengan cepat, mendapat ilmu dengan cepat, belajar dengan cepat dan lulus dengan cepat.
Di tingkat tugas akhir, pendidikan instan dicontohkan dengan tersedianya jasa pembuatan
skripsi, tesis hingga bahkan disertasi. Yang paling buruk, pendidikan instan ditandai
dengan tersedianya penyedia ijazah palsu yang memungkinkan seseorang memperoleh
ijazah, tanpa menjalami proses pendidikan yang diharuskan. Ijazah itu akan dapat
digunakan untuk syarat melamar pekerjaan, kenaikan pangkat, kenaikan gaji, dsb.
Kecenderungan serba instan dalam dalam praktek pendidikan kita khususnya dalam
memperoleh gelar sarjana bukan sekedar isapan jempol. Dari hari ke hari praktek tersebut
semakin kuat dengan modus operasi yang semakin halus. Seseorang bisa mendaptkan
gelar sarjana S1 atau S2 yang sangat cepat tanpa melalui proses semester berjalan.
Mereka hanya membayar semua ketertinggalan semester lalu didaftarkan masuk menjadi
peserta ikut wisuda dan langsung saja mendapatkan ijazah. Sekali seduh langsung jadi‟
siap disantap, layaknya makanan instan.
Praktek sarjanan instan akan memunculkan ketidakpercayaan terhadap lembaga
pendidikan yang mengeluarkan ijazah tersebut. Sarjana yang sudah berproses mati-matian
selama pendidikan berlangsung, mengikuti semester berjalan, melaksanakan kewajiban di
kampus seperti membayar SPP, mengerjakan tugas-tugas. Sementara ada orang yang
tiba-tiba mendapat gelar serjana namun selama pergaulan sosialnya tidak pernah
terdengar kabar bahwa dia pernah kuliah. Tentu masyarakat mempertanyakan dari mana
gelar itu didapatkan.
Menjamurnya institusi yang menawarkan gelar hanya dengan harga Rp 5 sampai 8 juta, ini
tidak terlepas dari berfikir instan, padahal yang demikian itu merupakan suatu pelanggaran
sistem dan pengkhianatan terhadap prinsip akademik. Pendidikan instan telah merusak
tatanan pendidikan yang sesungguhnya karena mematikan proses pendidikan merupakan
proses untuk mendapatkan pengetahuan, pendewasaan diri, pematangan pribadi,
berkomunikasi, berorganisasi, dan membangun relasi dengan sesama, agar menjadi
pribadi yang dewasa, berwawasan luas, berjiwa matang.
Sejatinya tidak ada pendidikan yang bisa diperoleh secara instan. "Proses pendidikan
harus ditempuh secara bertahap," Harus diakui, masih banyak pihak tidak bertanggung
jawab menawarkan ijazah yang dapat diperoleh tanpa mengikuti proses pendidikan
(kuliah). pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut memanfaatkan anggapan
masyarakat yang masih mengagungkan gelar untuk mengukur kompetensi seseorang.
Sehingga lebih mementingkan ijazah atau gelar daripada kompetensi yang dimiliki
seseorang.
Hasil memang penting, namun yang terpenting adalah bagaimana mendapatkan hasil
melalui proses yang seharusnya ditempuh. Pengetahuan merupakan gabungan dari tiga
hal yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik yang tidak bisa dipisahkan, sehingga melahirkan
kompetensi. Adanya Praktek jual beli ijazah yg terjadi di dunia pendidikan kita telah
merusak proses pendidikan yang sesungguhnya. Proses pendidikan merupakan proses
untuk mendapatkan pengetahuan.
Proses pendidikan merupakan media transformasi pengetahuan dan nilai (value) kepada
peserta didik. Maka dari itu institusi pendidikan bukan hanya mengajarkan peserta didik
tentang displin ilmu sesuai jurusan masing-masing namun, juga mengajarkan moral, etika
pergaulan dan nilai-nilai karakter dalam bermasyarakat.
Maka seorang sarjana yang hanya langsung menerima ijazah tentu akan kewalahan dalam
menghadapi tantangan sosial apalagi mempertanggung jawabkan nilai akademiknya.
Aktualisasi terhadap nilai-nilai akademik tercermin dari seorang sarjana yang betul-betul
melewati sistem pendidikan yang baik yang dibekali pendidikan akademik dan
keterampilan guna menghadapi tantangan dan perubahan zaman.
3. Plagiarisme
Plagiarisme merupakan salah satu praktek instan yang mengancam pendidikan kita.
Banyak kasus plagiarism yang terjadi di berbagai kampus baik dilakukan oleh mahasiswa
muncul dosen. Tidak jarang di antara mahasiswa meng-copi-paste karya ilmiah orang lain
yang suda jadi, atau bahkan menggunakan biro jasa pembuatan skripsi, atau tesis. Karena
bagi mereka yang diutamakan memang bukan pengetahuan melainkan status, ijazah, atau
gelar. Agar bisa diakui eksistensinya di masyarakat kalau dia itu punya title akademik.
Membuat skripis, tesis sering dipandang sebagai suatu yang amat berat, sehingga timbul
rasa enggan untuk melaksanakan bahkan memulainya. Maka jalan pintas adalah “plagiat.”
Memang, menyusun suatu karangan ilmiyah bukanlah pekerjaan yang mudah. Apa saja
yang dikemukakan dalam skripsi, tesis, harus dapat dipertanggugjawabkan berdasarkan
data empiris. Namun keharusan itulah yang sangat berharga bagi seorang yang nantinya
menyebut dirinya seorang sarjana.
Bagi sarjana harus dapat berpikir ilmiah objektif dan rasional. Ia harus mampu
membiasakan dirinya bersikap ilmiah. Membuat karya ilmiah memaksa mahasiswa dan
dosen untuk melakukan penelitian secara ilmiah dan dengan demikian merupakan latihan
yang sangat bermanfaat bagi persiapan sebagai seorang ilmuwan. Sebaliknya cara instan
yang di tempuh tidak akan pernah menghasilkan generasi bangsa yang kompeten dan
kreatif tetapi hanya akan menghasilkan produk-produk pragmatis.
Selain sarjana instan dan plagirarisme, beberapa praktek sistem pendidikan instan yang
diterapkan di perguruan tinggi diantaranya: Semester pendek. Sistem semester pendek itu,
pasti tergesa-gesa karena waktu yang singkat harus menghabiskan bahan banyak.
Akibatnya dosen pun memberikan secara serampangan sedangkan mahasiswa pun
menerimanya juga sepintas lalu tanpa pengendapan.Tujuan akhirnya hanya mengejar
nilai.
Inilah realitas praktek pendidikan di masa sekarang. Budaya instan tidak hanya melanda
mahasiswa tetapi juga melanda generasi yang lebih tua. Saat ini, orang menginginkan
segala sesuatu yang serba instan dan mudah. Sebuah idiom yang popular di kalangan
mahasiswa yang terjangkit virus instan adalah “SKS” yang diplesetkan menjadi Sistem
Kebut Semalam. Sistem kebut semalam, masih dapat dikategorikan “baik” karena
setidaknya mahasiswa belajar walaupun hanya semalam. Mahasiswa yang lebih parah,
akan memilih mencontek atau berbuat curang saja demi mendapat nilai baik. Jurus
mencontek ini jauh lebih instan tetapi jelas melanggar norma kejujuran yang dijunjung
tinggi di bidang pendidikan.
Tidak mungkin mahasiswa yang yang hanya belajar satu malam sebelum ujian akan
mendapatkan substansi pendidikan yang sebenarnya yaitu mendapatkan ilmu. Mahasiswa
seperti ini mungkin akan mendapat nilai baik, tetapi belum tentu mendapatkan ilmu yang
akan berguna untuk kehidupannya kelak. Terlebih lagi mahasiswa yang mencontek. Bukan
saja dia tidak akan mendapat ilmu yang berguna, tetapi kebiasaan mencontek akan
merusak mentalnya menjadi seseorang yang tidak jujur.
Bukan tidak mungkin perilaku koruptif pejabat di pemerintahan diawali dari kebiasaan
menconteknya selama kuliah. Korupsi di pemerintahan pun dapat dikategorikan sebagai
akibat buruk virus instan ini. Korupsi dapat dimaknai keinginan sebagian orang untuk dapat
mendapatkan kekayaan secara instan tanpa bekerja keras.
Tentu saja sebagai dosen, kita harus merancang sebuah proses pendidikan yang menutup
kemungkinan terjadinya penyelenggaraan pendidikan yang instan. Baik itu pendidikan
instan karena keinginan individu-individu pelaku pendidikan (mahasiswa) maupun
pendidikan instan yang diakibatkan oleh sistem.
Untuk memperoleh sebuah ilmu yang akan berguna di masa depan, seseorang harus
menjalani semua prosesnya. Mulai dari belajar, mengkaji ilmu, latihan soal hingga
praktikum. Proses-proses untuk memperoleh ilmu yang berguna ini biasanya telah
dirumuskan oleh pakar-pakar pendidikan yang kredibel. Tetapi mahasiswa terkadang tidak
peduli. Mereka punya pendapat lain. Seringkali ilmu disamakan dengan nilai. Pandai dan
berhasil diinterpretasikan dengan mendapat nilai baik. Celakanya, keinginan untuk
mendapat nilai baik ini mengalahkan substansi pendidikan yaitu memperoleh ilmu.
Pendidikan tidak mengantarkan kita semata-mata menuju kekayaan materi, tetapi lebih
dari itu menuju kejayaan intelektual.
Pendidikan instan tentu berbahaya untuk masa depan Indonesia dan perlu upaya kita
bersama untuk menanggulanginya. Tidak mudah untuk mengubah pola pikir instan yang
mengroggoti masyarakat kiuta sekarang ini, tetapi semua usaha besar diawali dengan
usaha-usaha kecil. Pemerintah, institusi pendidikan, guru, dosen dan seluruh pemangku
kepentingan harus mencegah penyelenggaraan pendidikan yang instan demi masa depan
generasi pelanjut bangsa.

More Related Content

What's hot

Seri buku literasi digital literasi digital keluarga
Seri buku literasi digital literasi digital keluargaSeri buku literasi digital literasi digital keluarga
Seri buku literasi digital literasi digital keluargaliterasi digital
 
Mewujudkan inklusi sosial program peduli
Mewujudkan inklusi sosial program peduliMewujudkan inklusi sosial program peduli
Mewujudkan inklusi sosial program pedulisroyat
 
Cergam seri binatang 1 singa dan tikus
Cergam seri binatang 1 singa dan tikusCergam seri binatang 1 singa dan tikus
Cergam seri binatang 1 singa dan tikusEsti Widiawati
 
MEMBANGUN SERVER VIDEO STREAMING BERBASIS CLOUD DENGAN ViMP
MEMBANGUN SERVER VIDEO STREAMING BERBASIS  CLOUD DENGAN ViMPMEMBANGUN SERVER VIDEO STREAMING BERBASIS  CLOUD DENGAN ViMP
MEMBANGUN SERVER VIDEO STREAMING BERBASIS CLOUD DENGAN ViMPAhmad Saktia Yunus
 
materi-rakor-pb-PMI.ppt
materi-rakor-pb-PMI.pptmateri-rakor-pb-PMI.ppt
materi-rakor-pb-PMI.pptssuser613848
 
[PBO] Pertemuan 3 - Package, enkapsulasi & instansiasi objek
[PBO] Pertemuan 3 - Package, enkapsulasi & instansiasi objek[PBO] Pertemuan 3 - Package, enkapsulasi & instansiasi objek
[PBO] Pertemuan 3 - Package, enkapsulasi & instansiasi objekrizki adam kurniawan
 
Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur)
Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur) Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur)
Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur) eonnie martha
 
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...PUSTAKAVirtualTataRu
 
Cerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulit
Cerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulitCerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulit
Cerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulitdaniasasqia
 
Struktur organisasi lsm indonesia membangun
Struktur organisasi lsm indonesia membangunStruktur organisasi lsm indonesia membangun
Struktur organisasi lsm indonesia membangunKantor M
 
5 komputer untuk pemerintahan
5 komputer untuk pemerintahan5 komputer untuk pemerintahan
5 komputer untuk pemerintahanRicko Gustiawan
 
IPS - Geografi "Contoh Gambar Perubahan Sosial"
IPS - Geografi "Contoh Gambar Perubahan Sosial"IPS - Geografi "Contoh Gambar Perubahan Sosial"
IPS - Geografi "Contoh Gambar Perubahan Sosial"SMK 10 NOPEMBER
 
Kerangka Acuan Kegiatan Festival Budaya dan TIK Desa Panjalu 2013
Kerangka Acuan Kegiatan Festival Budaya dan TIK Desa Panjalu 2013Kerangka Acuan Kegiatan Festival Budaya dan TIK Desa Panjalu 2013
Kerangka Acuan Kegiatan Festival Budaya dan TIK Desa Panjalu 2013Aji Sahdi Sutisna
 

What's hot (20)

Seri buku literasi digital literasi digital keluarga
Seri buku literasi digital literasi digital keluargaSeri buku literasi digital literasi digital keluarga
Seri buku literasi digital literasi digital keluarga
 
Mewujudkan inklusi sosial program peduli
Mewujudkan inklusi sosial program peduliMewujudkan inklusi sosial program peduli
Mewujudkan inklusi sosial program peduli
 
Cergam seri binatang 1 singa dan tikus
Cergam seri binatang 1 singa dan tikusCergam seri binatang 1 singa dan tikus
Cergam seri binatang 1 singa dan tikus
 
Naskah drama 7 orang
Naskah drama 7 orangNaskah drama 7 orang
Naskah drama 7 orang
 
Cerpen (Sang Waktu)
Cerpen (Sang Waktu)Cerpen (Sang Waktu)
Cerpen (Sang Waktu)
 
MEMBANGUN SERVER VIDEO STREAMING BERBASIS CLOUD DENGAN ViMP
MEMBANGUN SERVER VIDEO STREAMING BERBASIS  CLOUD DENGAN ViMPMEMBANGUN SERVER VIDEO STREAMING BERBASIS  CLOUD DENGAN ViMP
MEMBANGUN SERVER VIDEO STREAMING BERBASIS CLOUD DENGAN ViMP
 
materi-rakor-pb-PMI.ppt
materi-rakor-pb-PMI.pptmateri-rakor-pb-PMI.ppt
materi-rakor-pb-PMI.ppt
 
[PBO] Pertemuan 3 - Package, enkapsulasi & instansiasi objek
[PBO] Pertemuan 3 - Package, enkapsulasi & instansiasi objek[PBO] Pertemuan 3 - Package, enkapsulasi & instansiasi objek
[PBO] Pertemuan 3 - Package, enkapsulasi & instansiasi objek
 
Pidato tata tertib sekolah
Pidato tata tertib sekolahPidato tata tertib sekolah
Pidato tata tertib sekolah
 
Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur)
Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur) Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur)
Makalah Ir. soekarno (sman 1 Kepanjen, Malang, Jawa Timur)
 
Iqra' 5
Iqra' 5Iqra' 5
Iqra' 5
 
Gambar rangka anatomi
Gambar rangka anatomiGambar rangka anatomi
Gambar rangka anatomi
 
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...
Penerapan Tata Kelola Kolaboratif�dalam mewujudkan Smart City. Pemahaman, Pra...
 
Cerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulit
Cerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulitCerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulit
Cerpen Robohnya Surau Kami, strukturnya, majas dan kata-kata sulit
 
Struktur organisasi lsm indonesia membangun
Struktur organisasi lsm indonesia membangunStruktur organisasi lsm indonesia membangun
Struktur organisasi lsm indonesia membangun
 
Melihat isi file dari direktori aktif
Melihat isi file dari direktori aktifMelihat isi file dari direktori aktif
Melihat isi file dari direktori aktif
 
13. representasi data 1 julv1
13. representasi data 1 julv113. representasi data 1 julv1
13. representasi data 1 julv1
 
5 komputer untuk pemerintahan
5 komputer untuk pemerintahan5 komputer untuk pemerintahan
5 komputer untuk pemerintahan
 
IPS - Geografi "Contoh Gambar Perubahan Sosial"
IPS - Geografi "Contoh Gambar Perubahan Sosial"IPS - Geografi "Contoh Gambar Perubahan Sosial"
IPS - Geografi "Contoh Gambar Perubahan Sosial"
 
Kerangka Acuan Kegiatan Festival Budaya dan TIK Desa Panjalu 2013
Kerangka Acuan Kegiatan Festival Budaya dan TIK Desa Panjalu 2013Kerangka Acuan Kegiatan Festival Budaya dan TIK Desa Panjalu 2013
Kerangka Acuan Kegiatan Festival Budaya dan TIK Desa Panjalu 2013
 

Similar to Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian

393928697 contoh-karangan
393928697 contoh-karangan393928697 contoh-karangan
393928697 contoh-karanganAqashahArshad
 
Pertemuan 3 metode penelitian kualitatif
Pertemuan 3   metode penelitian kualitatifPertemuan 3   metode penelitian kualitatif
Pertemuan 3 metode penelitian kualitatifAdePutraTunggali
 
3 masalah & solusi di indonesia
3 masalah & solusi di indonesia3 masalah & solusi di indonesia
3 masalah & solusi di indonesiaFajar Rizki
 
Makalah penerapan pancasila diera teknologi informasi
Makalah penerapan pancasila diera teknologi informasiMakalah penerapan pancasila diera teknologi informasi
Makalah penerapan pancasila diera teknologi informasisamsaharsam
 
Makalah penerapan pancasila diera teknologi informasi
Makalah penerapan pancasila diera teknologi informasiMakalah penerapan pancasila diera teknologi informasi
Makalah penerapan pancasila diera teknologi informasiMuhammad Irwan
 
Makalahpenerapanpancasiladierateknologiinformasi 181021060318
Makalahpenerapanpancasiladierateknologiinformasi 181021060318Makalahpenerapanpancasiladierateknologiinformasi 181021060318
Makalahpenerapanpancasiladierateknologiinformasi 181021060318Rosmarosyam
 
Perkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat
Perkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap MasyarakatPerkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat
Perkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap MasyarakatIchsan Smith
 
Tugasmakalahkelompokpsikologipendidikan 100331075039-phpapp02
Tugasmakalahkelompokpsikologipendidikan 100331075039-phpapp02Tugasmakalahkelompokpsikologipendidikan 100331075039-phpapp02
Tugasmakalahkelompokpsikologipendidikan 100331075039-phpapp02Saufi Simangunsong
 
Filosofi pendidikan
Filosofi pendidikanFilosofi pendidikan
Filosofi pendidikanMut Mu3tiah
 
Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikLSP3I
 
KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)
KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)
KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)Teacher Nasrah
 
BRAFOPMK Edisi Juli 2021
BRAFOPMK Edisi Juli 2021BRAFOPMK Edisi Juli 2021
BRAFOPMK Edisi Juli 2021MajalahBRAFOPMK
 
Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...
Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...
Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...ekolavigne876
 

Similar to Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian (20)

393928697 contoh-karangan
393928697 contoh-karangan393928697 contoh-karangan
393928697 contoh-karangan
 
Pertemuan 3 metode penelitian kualitatif
Pertemuan 3   metode penelitian kualitatifPertemuan 3   metode penelitian kualitatif
Pertemuan 3 metode penelitian kualitatif
 
2
22
2
 
2
22
2
 
3 masalah & solusi di indonesia
3 masalah & solusi di indonesia3 masalah & solusi di indonesia
3 masalah & solusi di indonesia
 
Cover depan
Cover depanCover depan
Cover depan
 
Makalah penerapan pancasila diera teknologi informasi
Makalah penerapan pancasila diera teknologi informasiMakalah penerapan pancasila diera teknologi informasi
Makalah penerapan pancasila diera teknologi informasi
 
Makalah penerapan pancasila diera teknologi informasi
Makalah penerapan pancasila diera teknologi informasiMakalah penerapan pancasila diera teknologi informasi
Makalah penerapan pancasila diera teknologi informasi
 
Makalahpenerapanpancasiladierateknologiinformasi 181021060318
Makalahpenerapanpancasiladierateknologiinformasi 181021060318Makalahpenerapanpancasiladierateknologiinformasi 181021060318
Makalahpenerapanpancasiladierateknologiinformasi 181021060318
 
Perkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat
Perkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap MasyarakatPerkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat
Perkembangan Teknologi Informasi Dan Dampaknya Terhadap Masyarakat
 
EDU 3039
EDU 3039EDU 3039
EDU 3039
 
Pidato
PidatoPidato
Pidato
 
6 pancasila menjadi sistem etika
6 pancasila menjadi sistem etika6 pancasila menjadi sistem etika
6 pancasila menjadi sistem etika
 
Tugasmakalahkelompokpsikologipendidikan 100331075039-phpapp02
Tugasmakalahkelompokpsikologipendidikan 100331075039-phpapp02Tugasmakalahkelompokpsikologipendidikan 100331075039-phpapp02
Tugasmakalahkelompokpsikologipendidikan 100331075039-phpapp02
 
Filosofi pendidikan
Filosofi pendidikanFilosofi pendidikan
Filosofi pendidikan
 
Anti korupsi
Anti korupsiAnti korupsi
Anti korupsi
 
Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan Holistik
 
KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)
KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)
KESIMPULAN (GEJALA SOSIAL)
 
BRAFOPMK Edisi Juli 2021
BRAFOPMK Edisi Juli 2021BRAFOPMK Edisi Juli 2021
BRAFOPMK Edisi Juli 2021
 
Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...
Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...
Pemanfaatan ict sebagai media pembelajaran dalam mendukung kemajuan pendidika...
 

More from LSP3I

Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran
Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan PembelajaranHukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran
Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan PembelajaranLSP3I
 
Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman now
Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman nowPerubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman now
Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman nowLSP3I
 
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0LSP3I
 
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerjaMembangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerjaLSP3I
 
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuanPentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuanLSP3I
 
Covid19 dan Media
Covid19 dan Media Covid19 dan Media
Covid19 dan Media LSP3I
 
Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0
Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0
Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0LSP3I
 
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0LSP3I
 
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniMengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniLSP3I
 
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baruStrategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baruLSP3I
 
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikan
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikanSentuhan bisnis di intitusi pendidikan
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikanLSP3I
 
Menelisik Sisi Lain Disruptif
Menelisik Sisi Lain DisruptifMenelisik Sisi Lain Disruptif
Menelisik Sisi Lain DisruptifLSP3I
 
Realitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas MediaRealitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas MediaLSP3I
 
Pendidikan harus Menyenangkan
Pendidikan harus MenyenangkanPendidikan harus Menyenangkan
Pendidikan harus MenyenangkanLSP3I
 
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...LSP3I
 
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaran
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaranTeknik Presentasi dalam proses pembelajaran
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaranLSP3I
 
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinianDosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinianLSP3I
 
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018Sistem penjaminan mutu internal PT 2018
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018LSP3I
 
Pembelajaran di Era Industri 4.0
Pembelajaran di Era Industri 4.0Pembelajaran di Era Industri 4.0
Pembelajaran di Era Industri 4.0LSP3I
 
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat Propaganda
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat PropagandaDunia maya; Informasi Sampah dan Alat Propaganda
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat PropagandaLSP3I
 

More from LSP3I (20)

Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran
Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan PembelajaranHukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran
Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran
 
Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman now
Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman nowPerubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman now
Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman now
 
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0
 
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerjaMembangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja
 
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuanPentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan
 
Covid19 dan Media
Covid19 dan Media Covid19 dan Media
Covid19 dan Media
 
Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0
Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0
Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0
 
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
 
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniMengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
 
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baruStrategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
 
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikan
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikanSentuhan bisnis di intitusi pendidikan
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikan
 
Menelisik Sisi Lain Disruptif
Menelisik Sisi Lain DisruptifMenelisik Sisi Lain Disruptif
Menelisik Sisi Lain Disruptif
 
Realitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas MediaRealitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas Media
 
Pendidikan harus Menyenangkan
Pendidikan harus MenyenangkanPendidikan harus Menyenangkan
Pendidikan harus Menyenangkan
 
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
 
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaran
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaranTeknik Presentasi dalam proses pembelajaran
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaran
 
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinianDosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
 
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018Sistem penjaminan mutu internal PT 2018
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018
 
Pembelajaran di Era Industri 4.0
Pembelajaran di Era Industri 4.0Pembelajaran di Era Industri 4.0
Pembelajaran di Era Industri 4.0
 
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat Propaganda
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat PropagandaDunia maya; Informasi Sampah dan Alat Propaganda
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat Propaganda
 

Recently uploaded

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Recently uploaded (20)

Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian

  • 1. PENDIDIKAN INSTAN Menelisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian Menyimak Realitas Menelisik Fakta Issue  Pola Pengajaran dan Ketergantungan Pada Teknologi Internet  Ijazah Palsu  Plagiarisme Pendidikan adalah kehidupan dan jantung peradaban sebuah bangsa karena Pendidikan adalah satu-satunya yang dapat melahirkan negara bermartabat. Jika sistem dan praketk pendidikan berjalan tidak sebagaimana mestinya, maka maka output dari pendidikan itu sendiri tidak akan menghasilkan dampak yang baik justru akan menghancurkan peradaban kehidupan itu sendiri. Jika menyimak realitas pendidikan kita sekarang ini, banyak hal yang menarik untuk dibahas, salah satunya adalah pendidikan instan. Kita pasti tahu apa itu instan? Arti kata Instan adalah langsung (tanpa dimasak lama) dapat diminum atau dimakan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata instan mempunyai pengertian cepat, langsung jadi, siap pakai. Semua langsung siap tanpa bersusah payah untuk memprosesnya. Contoh yang paling sederhana dan mudah adalah susu instan. Tanpa harus punya sapi dan memeras susunya, kita hanya tinggal menyeduh susu instan dengan air panas, susu siap diminum. Perusahaan pembuatnya secara tegas menyatakan (mengakui) bahwa produknya instan. Dalam kemasannya tertulis “susu instan”. Makanan maupun minuman instan yang kini telah berkembang pesat dinilai sebagian orang lebih efektif terhadap waktu dan mudah ditemukan. Tak hanya itu saja, makanan dan minuman instan sudah lama mengundang kontroversi karena terungkapnya beberapa dampak buruk yang ia miliki. Dampak buruk itu disebabkan oleh kandungan zat-zat berbahaya di dalam makanan dan minuman; Terkandung bahan pengawet dan penyedap yang kini disebut micin. Tak dielakkan, makanan cepat saji memang mengandung zat berbahaya seperti yang telah diungkapkan dalam berbagai hasil penelitian. Penjelasan di atas adalah sekedar contoh untuk produk makanan dan minuman instan. Dan masih banyak lagi produk produk instan lainnya. Penggunaannya begitu praktis, tidak ribet. Ada juga produk kosmetik, disebut dengan kosmetik instan. Misalnya produk pemutih kulit, hanya dengan menggunakannya beberapa minggu, kulit anda akan dijamin putih bila menggunakan kosmetik tersebut. Instan yang canggih adalah pesan instan (instant messaging). Dengan berbekal komputer atau handphone, kita dengan mudah dapat menikmati pesan instan. Dengan tidak memperdulikan dimensi ruang dan waktu, seseorang dapat kita hubungi melalui pesan instan ini. Bahkan untuk mencetak seorang artis ataupun entertainer, dapat dilakukan dengan instan. Berbagai acara kontes di televisi, merupakan sarana untuk mengorbitkan seseorang menjadi “artis dadakan”. Padahal, untuk mendukung seorang peserta untuk menjadi pemenang, berapa rupiah SMS yang kita berikan pada pengelola acara? Berapa laba pengelola acara? Bahkan pemenangnya ditentukan bukan berdasarkan prestasinya, tetapi dukungan smsnya.
  • 2. Produk instan telah merambah ke segala sudut kehidupan manusia yang mempengaruhi pola pikir, sikap dan perilaku mereka. Dari pola pikir, sikap dan perilaku tersebut melahirkan kebiasaan yang membudaya. Budaya instan telah menjadi “icon” gaya hidup, yang digandrungi banyak orang. Dengan hanya menggosok lampu Aladin, semua mimpi yang ada diangan-angan, dengan seketika tersedia dihadapan kita. Produk instan mengubah mimpi manusia menjadi kenyataan dalam sekejap tanpa harus termehek-mehek untuk meraihnya. Dalam hitungan waktu yang relatif singkat, apa yang diinginkan segera terwujud di depan mata. Produk instan seolah-olah merupakan produk “sulap” yang selesai dan tercapai hanya dengan “bim salabim”. Produk instan merupakan dukun sakti yang dapat mengubah hidup manusia menjadi lebih baik, walaupun harus dengan mengorbankan harta dan (tidak jarang) kehidupannya. Manusia menjadi begitu tunduk dan patuh pada “perwujudan keinginannya”. Budaya instan tengah melebarkan sayapnya dalam rangka mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita, bahkan praktek pendidikan pun sudah tercemari dengan budaya instan. Budaya instan menawarkan pilihan jalan keluar yang seolah-olah tepat untuk menyelesaikan masalah. Segala macam persoalan yang rumit, di selesaikan dengan cara instan. Cara instan memang bisa menyelesaikan masalah dalam jangka pendek, tetapi tidak untuk jangka panjang. Budaya instan hanya menunda resiko. Dampak dari budaya instan tidak kita rasakan seketika, tetapi akan terasa dalam jangka panjang. Tapi, di tengah gemerlap godaan duniawi, adakah cara untuk menjadi kaya secara instan? Ada. Hanya caranya yang harus dipertanyakan ke”beradaban”nya, karena mungkin „menghalalkan‟ segala cara. Instanisasi sekarang ini telah merasuki sendi kehidupan kehidupan masyarakat, baik yang hidup diperkotaan sampai ke desa-desa bahkan ke masyarakat tradisional sekalipun. Hal ini sangatlah terlihat jelas budaya masyarakat kita menjadi sangat egoistis dalam artian tidak memperdulikan sesama atau yang lainnya dan terkesan ingin menyelamatkan dirinya sendiri. Hampir di semua sendi kehidupan di negeri ini sudah menjadikan “instanisasi” sebagai jalan yang tepat dan tak jadi masalah. Asal ada uang, orang yang harusnya dihukum seumur hidup bisa mendapat hukuman 10 tahun penjara. Asal ada keluarga, orang yang tak punya kemampuan bisa menjadi kepala bagian di kantor swasta atau pun pemerintah. Asal ada kolega, orang yang harusnya mengantri mengurus KTP bisa dengan mudahnya menyelesaikan urusan administrasi. Jika semua “asal ada” anda miliki, maka segala kemudahan akan menjadi milik anda. Budaya yang serba instan ini, semua tidak lagi memerhatikan proses, hasillah yang paling utama; Apapun cara yang digunakan. Lewat pintu boleh, lewat jendela sah-sah saja, lewat atap pun pasti bisa, lewat mana pun bisa asal mampu dan bisa memberikan hasil yang luar biasa. Orang-orang yang dianggap saudara senasib saja banyak melakukan penipuan, penindasan dan penyerobotan, demi segepok kertas bernama uang. Inilah yang dikatakan mementingkan hasil dibanding proses. Jika budaya instan telah merasuk jauh dalam sendi kehidupan masyarakat kita ini akan akan lebih buruk dari hari ini. Maka jangan mimpi akan perubahan, jangan mimpi tentang keadilan, jangan mimpi akan keharmonisan, karena “instanisasi” tak berpihak pada hal tersebut.
  • 3. Praktek Pendidikan Instan Kekinian? 1. Pola Pengajaran dan Ketergantungan Pada Teknologi Internet Praktek Pendidikan instan memaksa peserta didik untuk bisa menguasai berbagai kemampuan dengan cara penyampaian yang tidak sesuai usianya. Pola pengajaran dengan cara yang tidak disesuaikan dengan perkembangan peserta didik. Anak usia dini sudah dipaksan untuk bisa membaca buku bacaan yang biasa diajarkan sekolah-sekolah. Hasilnya jika pendidikan instan diterapkan, maka saat usia dewasa ia akan merasa jenuh, akhirnya saat ia menginjak SD, ia pun sulit memahami isi bacaan bahkan malas membaca. Ini hanyalah contoh kecil dari praktek pendidikan instan sekarang ini. Dalam dimensi kecil, guru merupakan sosok yang mengasup pengetahuan ke anak didik. Namun, sekarang semboyan tersebut mulai dipertanyakan. Di belakang seorang anak didik bukan lagi guru, melainkan teknologi. Dampak baiknya, seorang anak didik akan terlihat lebih pintar dan luas wawasan dari informasi dan pengetahuan yang di dapatkan di media internet. Celakanya, ketika mengonsumsi informasi tersebut semakin masif maka akan melahirkan pendidikan instan. Di mana, subjeknya menjadi pemikir sesaat, mengandalkan semua pengetahuan kepada mesin-mesin teknologi itu. Pertanyaannya adalah; Apakah pendidikan berkualitas akan semakin mudah diraih jika teknologi mengiringinya? Jawabannya belum tentu. Semua orang masih bisa berasumsi pendidikan akan baik-baik saja jika tanpa teknologi. Meskipun kajian logika berfikir ini masih dirajut dari konteks yang sederhana. Tapi realitasnya, berbicara soal masyarakat yang berpendidikan secara lingkup sederhana menjadi rasional. Sebab, pendidikan tidak melulu mengkaji sebuah pengetahuan. Adakalanya pendidikan berperan seperti budaya dan politik masyarakat yang menyoal luas seputar keadaan sosial. Dilain sisi pengertian pendidikan instan adalah ketiadaan proses dalam meraih nilai falsafah dan tujuan pendidikan itu sendiri. Pendidikan instan mengacu pada penggunaan teknologi secara masif untuk mencerdaskan fikiran tanpa kajian pembenaran. Tak di pungkiri ada sisi negatif yang timbul dari penggunaan teknologi secara masif yang malah semakin mengkerdilkan otak. Teknologi komunikasi dan informasi menjadi salah satu bagian yang melahirkan pendidikan instan tersebut. Bagaimana setiap keilmuan akan mudah didapat hanya dengan mengakses internet tanpa adanya budaya literasi. Dengan mudah kita lihat dari jenjang pendidikan SD sampai Perguruan Tinggi hampir tidak ada yang luput dari pemanfaatan teknologi. Meski memberikan bantuan secara instan dan cepat, penggunaan teknologi tidak memberikan dampak positif bagi peserta didik. Perihal teknis yang memerlukan bantuan teknologi mungkin bisa sedikit dimaklumi. Tapi lain sisi dapat membuat peserta didik kita menjadi malas. Sikap yang akan muncul adalah sebuah ketergantungan. Disilah pentingnya sistem pendidikan kita untuk mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan dari teknologi informasi tersebut. Jika terlalu bergantung pada teknologi internet, semakin tidak mencerdaskan peserta didik. Otak mereka akan mudah mengansumsikan sebuah ilmu yang benar dari satu sumber saja, apalagi informasi yang tersebar di internet banyak yag tidak dipertanggungjawabkan kebenaran dan keilmiaannya. Celakanya jika peserta didik tidak dapat menyaring informasi
  • 4. tersebut dengan baik. Maka sebenarnya yang efektif ialah memadukan antara membaca informasi di internet dan membaca buku-buku konvensional. Pendidikan instan yang dilahirkan dari penggunaan teknologi internet yang masif akan membentuk peserta didik menjadi kaku dalam belajar karena hanya bergantung penuh pada teknologi. Menjadikan teknologi menjadi satu satunya sumber informasi. Satu lagi pengaruh besar dalam teknologi komunikasi yang menghadirkan konten menarik tapi tidak mendidik menambah pendidikan instan semakin carut marut. Salah satu cara menghentikan ketergantungan pendidikan dengan teknologi internet yakni dengan cara menerapkan pendidikan kritis ke semua peserta didik (pelajar, mahasiswa) bahkan guru/dosen. Memadukan secara seimbang penggunaan teknologi internet dan membaca buku. Teknologi internet hanya sebagai jembatan menuju sebuah rumah bernama pendidikan. Jangan lalu membuat teknologi internet menjadi rumah dalam pendidikan. Sehingga menjadikan pendidikan kita instan dan terlena tanpa melakukan apa-apa. Yang paling celaka ketika kita sampai menjadi budak teknologi. Tapi perlu disadari bahwa tidak selalu segala sesuatu yang berbau instan atau cepat itu buruk. Apabila telah ditemukan sebuah metode yang mempermudah pekerjaan dan dapat dipertanggungjawabkan, tentu saja metode yang lebih mudah dan instan tersebut dapat dipergunakan. 2. Sarjana Instan Menyimak berbagai informasi, berita dan lain sebagainya perihal praktek pendidikan kita kekinian, maka tak pelak lagi dunia pendidikan kita pun sudah terkotaminasi cara “instan”. Sama seperti halnya makanan dan minuman instan dimana waktu penyajiannya tidak lama. Maka pendidikan instan pun demikian. Muncul berbagai masalah mulai dari proses pengajaran, plagiarisme, sampai pada kasus yang mencoreng dunia pendidikan kita; Kampus abal abal, Ijazah palsu, dan masih banyak lagi kasus kasus lainnya. Sesuatu yang instan adalah sesuatu yang terjadi tanpa memerlukan proses yang lama. Apapun yang disandingkan dengan kata “instan”, tidak akan mengenal kata “lama” di setiap prosesnya. Makanya, hadir produksi massal, karena manusia hari ini tidak ingin menghabiskan waktunya untuk menunggu sesuatu yang lama. Jika bisa dibeli, mengapa kita harus membuatnya? Jika ada yang cepat, mengapa harus memilih yang lama? Di bidang pendidikan, telah terjangkit virus serba instan ini. Banyak mahasiswa ingin kuliah dengan cepat, mendapat ilmu dengan cepat, belajar dengan cepat dan lulus dengan cepat. Di tingkat tugas akhir, pendidikan instan dicontohkan dengan tersedianya jasa pembuatan skripsi, tesis hingga bahkan disertasi. Yang paling buruk, pendidikan instan ditandai dengan tersedianya penyedia ijazah palsu yang memungkinkan seseorang memperoleh ijazah, tanpa menjalami proses pendidikan yang diharuskan. Ijazah itu akan dapat digunakan untuk syarat melamar pekerjaan, kenaikan pangkat, kenaikan gaji, dsb. Kecenderungan serba instan dalam dalam praktek pendidikan kita khususnya dalam memperoleh gelar sarjana bukan sekedar isapan jempol. Dari hari ke hari praktek tersebut semakin kuat dengan modus operasi yang semakin halus. Seseorang bisa mendaptkan gelar sarjana S1 atau S2 yang sangat cepat tanpa melalui proses semester berjalan. Mereka hanya membayar semua ketertinggalan semester lalu didaftarkan masuk menjadi peserta ikut wisuda dan langsung saja mendapatkan ijazah. Sekali seduh langsung jadi‟ siap disantap, layaknya makanan instan.
  • 5. Praktek sarjanan instan akan memunculkan ketidakpercayaan terhadap lembaga pendidikan yang mengeluarkan ijazah tersebut. Sarjana yang sudah berproses mati-matian selama pendidikan berlangsung, mengikuti semester berjalan, melaksanakan kewajiban di kampus seperti membayar SPP, mengerjakan tugas-tugas. Sementara ada orang yang tiba-tiba mendapat gelar serjana namun selama pergaulan sosialnya tidak pernah terdengar kabar bahwa dia pernah kuliah. Tentu masyarakat mempertanyakan dari mana gelar itu didapatkan. Menjamurnya institusi yang menawarkan gelar hanya dengan harga Rp 5 sampai 8 juta, ini tidak terlepas dari berfikir instan, padahal yang demikian itu merupakan suatu pelanggaran sistem dan pengkhianatan terhadap prinsip akademik. Pendidikan instan telah merusak tatanan pendidikan yang sesungguhnya karena mematikan proses pendidikan merupakan proses untuk mendapatkan pengetahuan, pendewasaan diri, pematangan pribadi, berkomunikasi, berorganisasi, dan membangun relasi dengan sesama, agar menjadi pribadi yang dewasa, berwawasan luas, berjiwa matang. Sejatinya tidak ada pendidikan yang bisa diperoleh secara instan. "Proses pendidikan harus ditempuh secara bertahap," Harus diakui, masih banyak pihak tidak bertanggung jawab menawarkan ijazah yang dapat diperoleh tanpa mengikuti proses pendidikan (kuliah). pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut memanfaatkan anggapan masyarakat yang masih mengagungkan gelar untuk mengukur kompetensi seseorang. Sehingga lebih mementingkan ijazah atau gelar daripada kompetensi yang dimiliki seseorang. Hasil memang penting, namun yang terpenting adalah bagaimana mendapatkan hasil melalui proses yang seharusnya ditempuh. Pengetahuan merupakan gabungan dari tiga hal yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik yang tidak bisa dipisahkan, sehingga melahirkan kompetensi. Adanya Praktek jual beli ijazah yg terjadi di dunia pendidikan kita telah merusak proses pendidikan yang sesungguhnya. Proses pendidikan merupakan proses untuk mendapatkan pengetahuan. Proses pendidikan merupakan media transformasi pengetahuan dan nilai (value) kepada peserta didik. Maka dari itu institusi pendidikan bukan hanya mengajarkan peserta didik tentang displin ilmu sesuai jurusan masing-masing namun, juga mengajarkan moral, etika pergaulan dan nilai-nilai karakter dalam bermasyarakat. Maka seorang sarjana yang hanya langsung menerima ijazah tentu akan kewalahan dalam menghadapi tantangan sosial apalagi mempertanggung jawabkan nilai akademiknya. Aktualisasi terhadap nilai-nilai akademik tercermin dari seorang sarjana yang betul-betul melewati sistem pendidikan yang baik yang dibekali pendidikan akademik dan keterampilan guna menghadapi tantangan dan perubahan zaman. 3. Plagiarisme Plagiarisme merupakan salah satu praktek instan yang mengancam pendidikan kita. Banyak kasus plagiarism yang terjadi di berbagai kampus baik dilakukan oleh mahasiswa muncul dosen. Tidak jarang di antara mahasiswa meng-copi-paste karya ilmiah orang lain yang suda jadi, atau bahkan menggunakan biro jasa pembuatan skripsi, atau tesis. Karena bagi mereka yang diutamakan memang bukan pengetahuan melainkan status, ijazah, atau gelar. Agar bisa diakui eksistensinya di masyarakat kalau dia itu punya title akademik.
  • 6. Membuat skripis, tesis sering dipandang sebagai suatu yang amat berat, sehingga timbul rasa enggan untuk melaksanakan bahkan memulainya. Maka jalan pintas adalah “plagiat.” Memang, menyusun suatu karangan ilmiyah bukanlah pekerjaan yang mudah. Apa saja yang dikemukakan dalam skripsi, tesis, harus dapat dipertanggugjawabkan berdasarkan data empiris. Namun keharusan itulah yang sangat berharga bagi seorang yang nantinya menyebut dirinya seorang sarjana. Bagi sarjana harus dapat berpikir ilmiah objektif dan rasional. Ia harus mampu membiasakan dirinya bersikap ilmiah. Membuat karya ilmiah memaksa mahasiswa dan dosen untuk melakukan penelitian secara ilmiah dan dengan demikian merupakan latihan yang sangat bermanfaat bagi persiapan sebagai seorang ilmuwan. Sebaliknya cara instan yang di tempuh tidak akan pernah menghasilkan generasi bangsa yang kompeten dan kreatif tetapi hanya akan menghasilkan produk-produk pragmatis. Selain sarjana instan dan plagirarisme, beberapa praktek sistem pendidikan instan yang diterapkan di perguruan tinggi diantaranya: Semester pendek. Sistem semester pendek itu, pasti tergesa-gesa karena waktu yang singkat harus menghabiskan bahan banyak. Akibatnya dosen pun memberikan secara serampangan sedangkan mahasiswa pun menerimanya juga sepintas lalu tanpa pengendapan.Tujuan akhirnya hanya mengejar nilai. Inilah realitas praktek pendidikan di masa sekarang. Budaya instan tidak hanya melanda mahasiswa tetapi juga melanda generasi yang lebih tua. Saat ini, orang menginginkan segala sesuatu yang serba instan dan mudah. Sebuah idiom yang popular di kalangan mahasiswa yang terjangkit virus instan adalah “SKS” yang diplesetkan menjadi Sistem Kebut Semalam. Sistem kebut semalam, masih dapat dikategorikan “baik” karena setidaknya mahasiswa belajar walaupun hanya semalam. Mahasiswa yang lebih parah, akan memilih mencontek atau berbuat curang saja demi mendapat nilai baik. Jurus mencontek ini jauh lebih instan tetapi jelas melanggar norma kejujuran yang dijunjung tinggi di bidang pendidikan. Tidak mungkin mahasiswa yang yang hanya belajar satu malam sebelum ujian akan mendapatkan substansi pendidikan yang sebenarnya yaitu mendapatkan ilmu. Mahasiswa seperti ini mungkin akan mendapat nilai baik, tetapi belum tentu mendapatkan ilmu yang akan berguna untuk kehidupannya kelak. Terlebih lagi mahasiswa yang mencontek. Bukan saja dia tidak akan mendapat ilmu yang berguna, tetapi kebiasaan mencontek akan merusak mentalnya menjadi seseorang yang tidak jujur. Bukan tidak mungkin perilaku koruptif pejabat di pemerintahan diawali dari kebiasaan menconteknya selama kuliah. Korupsi di pemerintahan pun dapat dikategorikan sebagai akibat buruk virus instan ini. Korupsi dapat dimaknai keinginan sebagian orang untuk dapat mendapatkan kekayaan secara instan tanpa bekerja keras. Tentu saja sebagai dosen, kita harus merancang sebuah proses pendidikan yang menutup kemungkinan terjadinya penyelenggaraan pendidikan yang instan. Baik itu pendidikan instan karena keinginan individu-individu pelaku pendidikan (mahasiswa) maupun pendidikan instan yang diakibatkan oleh sistem. Untuk memperoleh sebuah ilmu yang akan berguna di masa depan, seseorang harus menjalani semua prosesnya. Mulai dari belajar, mengkaji ilmu, latihan soal hingga
  • 7. praktikum. Proses-proses untuk memperoleh ilmu yang berguna ini biasanya telah dirumuskan oleh pakar-pakar pendidikan yang kredibel. Tetapi mahasiswa terkadang tidak peduli. Mereka punya pendapat lain. Seringkali ilmu disamakan dengan nilai. Pandai dan berhasil diinterpretasikan dengan mendapat nilai baik. Celakanya, keinginan untuk mendapat nilai baik ini mengalahkan substansi pendidikan yaitu memperoleh ilmu. Pendidikan tidak mengantarkan kita semata-mata menuju kekayaan materi, tetapi lebih dari itu menuju kejayaan intelektual. Pendidikan instan tentu berbahaya untuk masa depan Indonesia dan perlu upaya kita bersama untuk menanggulanginya. Tidak mudah untuk mengubah pola pikir instan yang mengroggoti masyarakat kiuta sekarang ini, tetapi semua usaha besar diawali dengan usaha-usaha kecil. Pemerintah, institusi pendidikan, guru, dosen dan seluruh pemangku kepentingan harus mencegah penyelenggaraan pendidikan yang instan demi masa depan generasi pelanjut bangsa.