SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Dunia Maya :Dunia Maya :
Informasi SampahInformasi Sampah
dan Alat Propagandadan Alat Propaganda
Meledaknya arus informasi di jagad media social tak
pelak menghadirkan masalah, baik dalam skala kecil
maupun besar. Jika menyimak konten social media
Indonesia kekinian, ramai dengan konten-konten
negative, bagai sampah berserakan. Ujaran
kebencian, fitnah, hoax, sampai isu sara. Kontennya
beragam, mulai dari konteks sosial, ekonomi, politik,
sampai agama. Bentuknya pun beragam, mulai dari
teks, gambar, suara maupun video
Dunia Maya : Informasi Sampah dan Alat Propaganda
Media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.
Eskalasi pengguna internet berpengaruh besar pada peningkatan jumlah pengguna
media sosial. Akan tetapi, keterikatan masyarakat terhadap media sosial ternyata
menimbulkan sebuah "kegelisahan". Kegelisahan yang dimaksud berkaitan erat dengan
munculnya sampah dunia maya yang menimbulkan sebuah masalah baru, yaitu hadirnya
sikap antisosial.
Meledaknya arus informasi yang tak mengundang perdebatan antar pengguna, baik
dalam skala kecil maupun besar. Jika menyimak konten social media Indonesia jelang
pilpres 2019, ramai dengan konten-konten negative, bagai sampah berserakan. Ujaran
kebencian, fitnah, hoax, sampai isu sara. Kontennya beragam, mulai dari konteks sosial,
ekonomi, politik, sampai agama. Bentuknya pun beragam, mulai dari teks, gambar,
suara dan video.
Menjadi persoalan karena kebiasaan masyarakat kita begitu melihat dan menerima
informasi, menganggapnya menarik dan menyebarluaskan. Padahal informasi tersebut
yang belum terverifikasi kebenarannya. Dilain sisi para buzzer, Saracen, kelompok
tertentu atapun individu tertentu sengaja memanfaatkan media sosial untuk membuat
konten negatif menyebarluaskan dengan berbagai cara bahkan menghalalkan segala
cara. Lantas mengantarkan pengguna social media kepada perdebatan-perdebatan
yang menajam. Perdebatan berbumbu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA)
menjadi konten paling banyak menghiasi jagad media social Indonesia yang rentan
memicu permusuhan sampai sekarang ini.
Informasi sampah
Konten negatif, kabar bohong kembali mengalami kebangkitan di jagad media social
Indonesia. Konten yang tidak benar bisa anda temukan di dunia maya dengan mudah.
Pada hakikatnya, konten negatif dan berita palsu yang marak di media-media sosial saat
ini tidak berbeda dengan propaganda hitam yang disebar buat memicu perang dan
kebencian pada abad silam. Fenomena itu mengandalkan jumlah massa untuk
membumikan sebuah kebohongan. Karena semakin banyak yang percaya, semakin
nyata juga sebuah berita.
Masalah semacam ini dapat menuntun pengguna media social untuk menjadi selektif dan
kritis dalam menyimak segala sesuatu. Kecenderungan untuk melakukan chek & rechek
dapat mengajari pengguna social media (warganet) untuk lebih selektif mempercayai
segala bentuk dan jenis informasi yang diserap. Menyerap informasi sampah sama saja
dengan mengotori otak. Semakin banyak hal-hal yang tidak benar untuk dimasukkan di
dalam kepala maka semakin tinggi resiko mengalami bias pemahaman/ bias opini.
Para pengguna media social berlomba-lomba mempengaruhi pengguna lainnya.
Simaklah beberapa pengguna media social (influencer) yang punya follower hampir 1,5
juta di Facebook, ada banyak influencer media sosial lainnya yang berpengaruh besar
bagi pengikutnya. Tak cuma berkutat soal informasi sampah dan propaganda, para
influencer di Indonesia juga ‘jago ngoceh‘soal lain. Dari soal remeh seperti mengulas
seputar produk makanan, hingga influencer yang mendedikasikan akunnya khusus
membahas gosip terkini. Adapula influencer di wilayah religi yang ngotot
memperjuangkan pemikirannya, hingga yang semangat mempromosikan ideologi yang
diyakininya. Namun tampaknya isu politik masih jadi primadona, apalagi menjelang
pilpres 2019.
Para influencer berlomba-lomba mempengaruhi mereka yang gampang terpengaruh
dan mengandalkan informasi dari medsos. Mereka rajin membagi pandangan-
pandangan tentang beragam isu yang sedang naik daun. Jumlah ‘like' atau ‘share' di
Facebook bisa mencapai puluhan ribu, termasuk komentar yang masuk. Kadang catatan
yang mereka bagi cukup akurat dan bertanggung jawab, kala lain tak lebih dari sekadar
informasi sampah dan propaganda kosong untuk menjatuhkan mempengaruhi
pemikiran warganet atau pihak lawan. Atau mati-matian membela tokoh favorit mereka.
Mereka pun tak segan memfitnah, menghina menyebarkan ujaran kebencian, dsb.
Bagi banyak influencer tak bermutu yang mengandalkan kontroversi sebagai jualan,
sepertinya tak ada rasa enggan menyajikan informasi sampah asalkan sesuai agenda
mereka. Agar aman, sering pula mereka menambahkan tautan dari situs berita sesuai
propaganda yang ingin mereka sebarkan. Kalau ada kesalahan, dengan gampang
mereka mengelak, " saya kan hanya menyebarkan tautan dari situs berita.” Tak ada
tanggung jawab untuk benar-benar memilih berita yang layak dibagi ke pengikutnya
yang dengan naif mengamini.
Padahal mereka para influencer punya kekuatan untuk membantu pengguna medsos
memilah informasi yang berguna dan mencerdaskan. Buat non influencer yang gemar
berita sampah tapi semangat berbagi ada pula kiat pembenaran seperti "Saya dapat
informasi ini dari grup sebelah, nggak tahu juga hoax apa bukan.” Yang menakutkan,
pengguna medsos diharapkan menjadi "polisi” bagi arus informasi yang tampil di
medsos. Mereka dipaksa mampu menyaring informasi sampah dan informasi yang
berguna.
Sayangnya, terlalu banyak pengguna medsos yang malas bersusah payah memverifikasi
informasi yang disajikan influencer. Karenanya setiap pengguna medsos jangan
mengandalkan informasi dari influencer semata. Apalagi dengan gampang meng-klik
tombol "share” bahkan untuk informasi sampah yang semakin hari semakin tak masuk
akal.
Alat Propaganda
Perkembangan penggunaan media sosial telah memainkan peranan penting dalam
peristiwa-peristiwa politik, seperti dalam pemilu maupun pilpres. Penggunaan media
sosial sebagai alat kampanye telah memberi ruang yang luas bagi setiap individu untuk
mengeksploitasi pemanfaatan media sosial dalam kepentingan politik, termasuk black
campaign atau propaganda politik.
Propaganda politik memang dimaksudkan untuk mendistorsi informasi, menciptakan
keresahan massa, dan provokatif, obituary itu telah memancing berbagai reaksi publik
serta menciptakan kegaduhan politik yang tidak perlu. Gaya propaganda seperti ini
sebetulnya bukan hal yang baru. Seringkali dalam berbagai momentum politik
bertebaran konten berita melalui jaringan media sosial. Celakanya, banyak pelaku
menggunakan akun anonim guna menghilangkan jejaknya sehingga sulit dimintai
pertanggungjawaban atas validitas informasi dan dampak yang ditimbulkannya. Agaknya
tepat jika para pelaku itu identik dengan yang pepatah katakan, 'lempar batu, sembunyi
tangan'.
Buzzer, Saracen, dan individu tertentu menggunakan media sosial untuk melakukan
propaganda, mengaduk-aduk emosi pengguna media social dengan menggalang isu
suku, ras, agama dan antargolongan (SARA). Untuk menyalurkan propaganda tersebut
mereka membuat akun media sosial misalnya Twitter, Facebook dan Instagram palsu
untuk 'berperang' melawan lawan politiknya. Mereka menyebarkan 60 hingga 120 berita
di akun palsu Twitter mereka. Sedangkan di Facebook, intensitas mereka menyebarkan
informasi pesanan mereka tak sekencang d Twitter.
Menguak desas-desus propaganda politik di media sosial yang sudah berhembus lama
selama ini, bahwa media sosial telah disesaki dengan akun partisan. Fenomena yang
menarik dari akun palsu ini adalah mereka menyebarkan propaganda menggunakan
media sosial Twitter. Platform ini memang cukup menjadi andalan penyebaran
propaganda. Sebab, platform komunikasi ini terbilang berbeda dengan platform seperti
Faceook, YouTube dan Instagram.
Trending topic atau hashtag yang diciptakan di Twitter, meski muncul selama satu hingga
dua jam saja, cukup untuk membangun narasi. Ismail mengatakan, narasi di Twitter ini
seringkali menjadi isu dan dimakan oleh media berita. Selain itu, jangkauan Twitter juga
lebih mudah untuk cepat meluas. Twitter mudah dimonitor siapa pun, dilihat dan dibaca
meski bukan teman atau follower, sehingga memudahkan beritanya sampai ke siapa pun
yang mengamatinya. Kanal lain juga dipakai, seperti Facebook, Instagram, YouTube dan
lainnya. Namun, Twitter masih jadi favorit untuk urusan propaganda politik.
Karena itu, kekritisan individu dan masyarakat sebagai pengguna media sosial menjadi
determinan dalam menentukan apakah konten tersebut dianggap kredibel dan layak
untuk dikonsumsi. Setiap individu harus mengembangkan kemampuan untuk menyeleksi
informasi yang diterima dan mengkategorisasikan informasi itu sesuai dengan
kepentingan yang lebih luas.
Harus diakui bahwa kemajuan teknologi yang telah menghadirkan media sosial
berkontribusi penting bagi peradaban manusia. Keberadaan media sosial akan
memberikan manfaat positif atau justru merusak masyarakat pada akhirnya tergantung
pada sikap para penggunanya. Padahal Tak terlalu sulit sebenarnya menggali sedikit
lebih dalam tentang sebuah berita atau isu yang sedang hangat. Ada banyak sumber
terpercaya yang bisa ditemukan di internet asalkan para pengguna cerdas memilah.
Dalam konteks itulah maka sikap dewasa, cerdas dan bertanggungjawab mustinya
dikembangkan agar pemanfaatan media sosial menjadi lebih konstruktif bagi
kepentingan bangsa. Selain itu, perlu semacam regulasi atau ketentuan agar para
pengguna media sosial memenuhi ketentuan registrasi yang jelas sehingga dapat
divalidasi pemilik akun. Hal ini penting mengingat Indonesia merupakan salah satu
negara terbesar pengguna media sosial dengan akun anonim terbanyak. Ketentuan
tersebut tidak untuk membatasi atau sensor aktivitas media sosial, tetapi guna melindungi
masyarakat dari paparan informasi yang menyesatkan dan dapat memecah belah
masyarakat.
BIODATA PENULIS

More Related Content

What's hot

Fikih Informasi: Memahami Media Sosial dengan SNA dan Tabayun Digital
Fikih Informasi: Memahami Media Sosial dengan SNA dan Tabayun DigitalFikih Informasi: Memahami Media Sosial dengan SNA dan Tabayun Digital
Fikih Informasi: Memahami Media Sosial dengan SNA dan Tabayun DigitalIsmail Fahmi
 
How Hoax Can Kill You
How Hoax Can Kill YouHow Hoax Can Kill You
How Hoax Can Kill YouIsmail Fahmi
 
Perilaku Masyarakat Indonesia Terhadap Hoax, Media, dan Budaya Baca
Perilaku Masyarakat Indonesia Terhadap Hoax, Media, dan Budaya BacaPerilaku Masyarakat Indonesia Terhadap Hoax, Media, dan Budaya Baca
Perilaku Masyarakat Indonesia Terhadap Hoax, Media, dan Budaya BacaIsmail Fahmi
 
Workshop #RukunBersosmed
Workshop #RukunBersosmedWorkshop #RukunBersosmed
Workshop #RukunBersosmedIsmail Fahmi
 
Etika Komunikasi Massa 2
Etika Komunikasi Massa 2Etika Komunikasi Massa 2
Etika Komunikasi Massa 2iwan setiawan
 
Peta dan Tantangan Gerakan Anti Hoax di Indonesia
Peta dan Tantangan Gerakan Anti Hoax di IndonesiaPeta dan Tantangan Gerakan Anti Hoax di Indonesia
Peta dan Tantangan Gerakan Anti Hoax di IndonesiaIsmail Fahmi
 
Media dan Politik Indonesia
Media dan Politik IndonesiaMedia dan Politik Indonesia
Media dan Politik Indonesiawindari27
 
Realitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas MediaRealitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas MediaLSP3I
 
Bijak Dalam Menggunakan Social Media
Bijak Dalam Menggunakan Social MediaBijak Dalam Menggunakan Social Media
Bijak Dalam Menggunakan Social MediaMuhammadRafly41
 
Pengabdian Masyarakat MLATI 21 Oktober 2021
Pengabdian Masyarakat MLATI 21 Oktober 2021Pengabdian Masyarakat MLATI 21 Oktober 2021
Pengabdian Masyarakat MLATI 21 Oktober 2021AMIR HAMZAH
 
slide maraknya HOAX di era digital
slide maraknya HOAX di era digitalslide maraknya HOAX di era digital
slide maraknya HOAX di era digitalasky M
 
Media Sosial: Manfaat dan Akibat
Media Sosial: Manfaat dan AkibatMedia Sosial: Manfaat dan Akibat
Media Sosial: Manfaat dan AkibatDamar Juniarto
 
Media Sebagai Aktor Politik
Media Sebagai Aktor PolitikMedia Sebagai Aktor Politik
Media Sebagai Aktor PolitikPindai Media
 

What's hot (15)

Fikih Informasi: Memahami Media Sosial dengan SNA dan Tabayun Digital
Fikih Informasi: Memahami Media Sosial dengan SNA dan Tabayun DigitalFikih Informasi: Memahami Media Sosial dengan SNA dan Tabayun Digital
Fikih Informasi: Memahami Media Sosial dengan SNA dan Tabayun Digital
 
Minat baca
Minat bacaMinat baca
Minat baca
 
How Hoax Can Kill You
How Hoax Can Kill YouHow Hoax Can Kill You
How Hoax Can Kill You
 
Perilaku Masyarakat Indonesia Terhadap Hoax, Media, dan Budaya Baca
Perilaku Masyarakat Indonesia Terhadap Hoax, Media, dan Budaya BacaPerilaku Masyarakat Indonesia Terhadap Hoax, Media, dan Budaya Baca
Perilaku Masyarakat Indonesia Terhadap Hoax, Media, dan Budaya Baca
 
Workshop #RukunBersosmed
Workshop #RukunBersosmedWorkshop #RukunBersosmed
Workshop #RukunBersosmed
 
Etika Komunikasi Massa 2
Etika Komunikasi Massa 2Etika Komunikasi Massa 2
Etika Komunikasi Massa 2
 
Peta dan Tantangan Gerakan Anti Hoax di Indonesia
Peta dan Tantangan Gerakan Anti Hoax di IndonesiaPeta dan Tantangan Gerakan Anti Hoax di Indonesia
Peta dan Tantangan Gerakan Anti Hoax di Indonesia
 
Media dan Politik Indonesia
Media dan Politik IndonesiaMedia dan Politik Indonesia
Media dan Politik Indonesia
 
SOCIAL MEDIA
SOCIAL MEDIASOCIAL MEDIA
SOCIAL MEDIA
 
Realitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas MediaRealitas Objektif versus Realitas Media
Realitas Objektif versus Realitas Media
 
Bijak Dalam Menggunakan Social Media
Bijak Dalam Menggunakan Social MediaBijak Dalam Menggunakan Social Media
Bijak Dalam Menggunakan Social Media
 
Pengabdian Masyarakat MLATI 21 Oktober 2021
Pengabdian Masyarakat MLATI 21 Oktober 2021Pengabdian Masyarakat MLATI 21 Oktober 2021
Pengabdian Masyarakat MLATI 21 Oktober 2021
 
slide maraknya HOAX di era digital
slide maraknya HOAX di era digitalslide maraknya HOAX di era digital
slide maraknya HOAX di era digital
 
Media Sosial: Manfaat dan Akibat
Media Sosial: Manfaat dan AkibatMedia Sosial: Manfaat dan Akibat
Media Sosial: Manfaat dan Akibat
 
Media Sebagai Aktor Politik
Media Sebagai Aktor PolitikMedia Sebagai Aktor Politik
Media Sebagai Aktor Politik
 

Similar to Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat Propaganda

Karangan pggunaan media sosial secara bermanfaat
Karangan   pggunaan media sosial secara bermanfaatKarangan   pggunaan media sosial secara bermanfaat
Karangan pggunaan media sosial secara bermanfaatABDUL TALIP OCHAR
 
Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer y...
Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer y...Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer y...
Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer y...RegitaWyartiningtyaz
 
Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer
 Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer  Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer
Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer RegitaWyartiningtyaz
 
teks syarahan BM rendah.docx
teks syarahan BM rendah.docxteks syarahan BM rendah.docx
teks syarahan BM rendah.docxnurulsapura1
 
teks syarahan BM rendah.docx
teks syarahan BM rendah.docxteks syarahan BM rendah.docx
teks syarahan BM rendah.docxnurulsapura1
 
Literasi Media Digital dalam Menangkal Hoaks
Literasi Media Digital dalam Menangkal HoaksLiterasi Media Digital dalam Menangkal Hoaks
Literasi Media Digital dalam Menangkal HoaksMunawwarah Nasir
 
Etika dalam menggunakan jejaring sosial
Etika dalam menggunakan jejaring sosialEtika dalam menggunakan jejaring sosial
Etika dalam menggunakan jejaring sosialEsy Ginting
 
Proposal Strategi Komunikasi; Share Wisely
Proposal Strategi Komunikasi; Share WiselyProposal Strategi Komunikasi; Share Wisely
Proposal Strategi Komunikasi; Share WiselyNatasya Olivia
 
Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)
Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)
Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)Lusianai Waode
 
Apa Itu Politik Ujaran Kebencian?
Apa Itu Politik Ujaran Kebencian?Apa Itu Politik Ujaran Kebencian?
Apa Itu Politik Ujaran Kebencian?Midway Writer
 
Dampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadi
Dampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadiDampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadi
Dampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadiVJ Asenk
 
GERAKAN MEDIA SOSIAL diera digital dan gen z
GERAKAN MEDIA SOSIAL diera digital dan gen zGERAKAN MEDIA SOSIAL diera digital dan gen z
GERAKAN MEDIA SOSIAL diera digital dan gen zAnanta5438
 
Covid19 dan Media
Covid19 dan Media Covid19 dan Media
Covid19 dan Media LSP3I
 
Pengaruh sosial media dalam kehidupan bersosialisasi
Pengaruh sosial media dalam kehidupan bersosialisasiPengaruh sosial media dalam kehidupan bersosialisasi
Pengaruh sosial media dalam kehidupan bersosialisasiramdani77
 

Similar to Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat Propaganda (20)

Literasi Media
Literasi MediaLiterasi Media
Literasi Media
 
Karangan pggunaan media sosial secara bermanfaat
Karangan   pggunaan media sosial secara bermanfaatKarangan   pggunaan media sosial secara bermanfaat
Karangan pggunaan media sosial secara bermanfaat
 
Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer y...
Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer y...Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer y...
Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer y...
 
Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer
 Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer  Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer
Dampak rendahnya literasi penggunaan media sosial pada generasi baby boomer
 
teks syarahan BM rendah.docx
teks syarahan BM rendah.docxteks syarahan BM rendah.docx
teks syarahan BM rendah.docx
 
teks syarahan BM rendah.docx
teks syarahan BM rendah.docxteks syarahan BM rendah.docx
teks syarahan BM rendah.docx
 
Literasi Media Digital dalam Menangkal Hoaks
Literasi Media Digital dalam Menangkal HoaksLiterasi Media Digital dalam Menangkal Hoaks
Literasi Media Digital dalam Menangkal Hoaks
 
Pengaruh medsos 17.18
Pengaruh medsos 17.18Pengaruh medsos 17.18
Pengaruh medsos 17.18
 
Membangun Etika Komunikasi .pdf
Membangun Etika Komunikasi .pdfMembangun Etika Komunikasi .pdf
Membangun Etika Komunikasi .pdf
 
Etika dalam menggunakan jejaring sosial
Etika dalam menggunakan jejaring sosialEtika dalam menggunakan jejaring sosial
Etika dalam menggunakan jejaring sosial
 
Proposal Strategi Komunikasi; Share Wisely
Proposal Strategi Komunikasi; Share WiselyProposal Strategi Komunikasi; Share Wisely
Proposal Strategi Komunikasi; Share Wisely
 
Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)
Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)
Isu politik di media sosial (perspektif konstruksi realitas media)
 
Apa Itu Politik Ujaran Kebencian?
Apa Itu Politik Ujaran Kebencian?Apa Itu Politik Ujaran Kebencian?
Apa Itu Politik Ujaran Kebencian?
 
Dampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadi
Dampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadiDampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadi
Dampak penyalah gunaan kebebasan media massa bagi pribadi
 
Jurnalis dan sosial media
Jurnalis dan sosial mediaJurnalis dan sosial media
Jurnalis dan sosial media
 
GERAKAN MEDIA SOSIAL diera digital dan gen z
GERAKAN MEDIA SOSIAL diera digital dan gen zGERAKAN MEDIA SOSIAL diera digital dan gen z
GERAKAN MEDIA SOSIAL diera digital dan gen z
 
Covid19 dan Media
Covid19 dan Media Covid19 dan Media
Covid19 dan Media
 
PPT bijak bermedsos.pptx
PPT bijak bermedsos.pptxPPT bijak bermedsos.pptx
PPT bijak bermedsos.pptx
 
Pancasila kelompok 5
Pancasila kelompok 5Pancasila kelompok 5
Pancasila kelompok 5
 
Pengaruh sosial media dalam kehidupan bersosialisasi
Pengaruh sosial media dalam kehidupan bersosialisasiPengaruh sosial media dalam kehidupan bersosialisasi
Pengaruh sosial media dalam kehidupan bersosialisasi
 

More from LSP3I

Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran
Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan PembelajaranHukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran
Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan PembelajaranLSP3I
 
Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman now
Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman nowPerubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman now
Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman nowLSP3I
 
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0LSP3I
 
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerjaMembangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerjaLSP3I
 
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuanPentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuanLSP3I
 
Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikLSP3I
 
Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0
Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0
Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0LSP3I
 
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0LSP3I
 
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniMengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniLSP3I
 
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baruStrategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baruLSP3I
 
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikan
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikanSentuhan bisnis di intitusi pendidikan
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikanLSP3I
 
Menelisik Sisi Lain Disruptif
Menelisik Sisi Lain DisruptifMenelisik Sisi Lain Disruptif
Menelisik Sisi Lain DisruptifLSP3I
 
Pendidikan harus Menyenangkan
Pendidikan harus MenyenangkanPendidikan harus Menyenangkan
Pendidikan harus MenyenangkanLSP3I
 
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...LSP3I
 
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaran
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaranTeknik Presentasi dalam proses pembelajaran
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaranLSP3I
 
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinianDosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinianLSP3I
 
Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian
Pendidikan Instan :  Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan KekinianPendidikan Instan :  Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian
Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan KekinianLSP3I
 
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018Sistem penjaminan mutu internal PT 2018
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018LSP3I
 
Pembelajaran di Era Industri 4.0
Pembelajaran di Era Industri 4.0Pembelajaran di Era Industri 4.0
Pembelajaran di Era Industri 4.0LSP3I
 
Antara kreativitas, piknik dan ngopi bareng
Antara kreativitas, piknik dan ngopi barengAntara kreativitas, piknik dan ngopi bareng
Antara kreativitas, piknik dan ngopi barengLSP3I
 

More from LSP3I (20)

Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran
Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan PembelajaranHukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran
Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan Pembelajaran
 
Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman now
Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman nowPerubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman now
Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman now
 
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0
 
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerjaMembangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerja
 
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuanPentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuan
 
Konsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan HolistikKonsep Pendidikan Holistik
Konsep Pendidikan Holistik
 
Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0
Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0
Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0
 
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
 
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniMengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kini
 
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baruStrategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
 
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikan
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikanSentuhan bisnis di intitusi pendidikan
Sentuhan bisnis di intitusi pendidikan
 
Menelisik Sisi Lain Disruptif
Menelisik Sisi Lain DisruptifMenelisik Sisi Lain Disruptif
Menelisik Sisi Lain Disruptif
 
Pendidikan harus Menyenangkan
Pendidikan harus MenyenangkanPendidikan harus Menyenangkan
Pendidikan harus Menyenangkan
 
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...
 
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaran
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaranTeknik Presentasi dalam proses pembelajaran
Teknik Presentasi dalam proses pembelajaran
 
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinianDosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
Dosen, mahasiswa dan pembelajaran kekinian
 
Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian
Pendidikan Instan :  Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan KekinianPendidikan Instan :  Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian
Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan Kekinian
 
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018Sistem penjaminan mutu internal PT 2018
Sistem penjaminan mutu internal PT 2018
 
Pembelajaran di Era Industri 4.0
Pembelajaran di Era Industri 4.0Pembelajaran di Era Industri 4.0
Pembelajaran di Era Industri 4.0
 
Antara kreativitas, piknik dan ngopi bareng
Antara kreativitas, piknik dan ngopi barengAntara kreativitas, piknik dan ngopi bareng
Antara kreativitas, piknik dan ngopi bareng
 

Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat Propaganda

  • 1. Dunia Maya :Dunia Maya : Informasi SampahInformasi Sampah dan Alat Propagandadan Alat Propaganda Meledaknya arus informasi di jagad media social tak pelak menghadirkan masalah, baik dalam skala kecil maupun besar. Jika menyimak konten social media Indonesia kekinian, ramai dengan konten-konten negative, bagai sampah berserakan. Ujaran kebencian, fitnah, hoax, sampai isu sara. Kontennya beragam, mulai dari konteks sosial, ekonomi, politik, sampai agama. Bentuknya pun beragam, mulai dari teks, gambar, suara maupun video
  • 2. Dunia Maya : Informasi Sampah dan Alat Propaganda Media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Eskalasi pengguna internet berpengaruh besar pada peningkatan jumlah pengguna media sosial. Akan tetapi, keterikatan masyarakat terhadap media sosial ternyata menimbulkan sebuah "kegelisahan". Kegelisahan yang dimaksud berkaitan erat dengan munculnya sampah dunia maya yang menimbulkan sebuah masalah baru, yaitu hadirnya sikap antisosial. Meledaknya arus informasi yang tak mengundang perdebatan antar pengguna, baik dalam skala kecil maupun besar. Jika menyimak konten social media Indonesia jelang pilpres 2019, ramai dengan konten-konten negative, bagai sampah berserakan. Ujaran kebencian, fitnah, hoax, sampai isu sara. Kontennya beragam, mulai dari konteks sosial, ekonomi, politik, sampai agama. Bentuknya pun beragam, mulai dari teks, gambar, suara dan video. Menjadi persoalan karena kebiasaan masyarakat kita begitu melihat dan menerima informasi, menganggapnya menarik dan menyebarluaskan. Padahal informasi tersebut yang belum terverifikasi kebenarannya. Dilain sisi para buzzer, Saracen, kelompok tertentu atapun individu tertentu sengaja memanfaatkan media sosial untuk membuat konten negatif menyebarluaskan dengan berbagai cara bahkan menghalalkan segala cara. Lantas mengantarkan pengguna social media kepada perdebatan-perdebatan yang menajam. Perdebatan berbumbu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) menjadi konten paling banyak menghiasi jagad media social Indonesia yang rentan memicu permusuhan sampai sekarang ini. Informasi sampah Konten negatif, kabar bohong kembali mengalami kebangkitan di jagad media social Indonesia. Konten yang tidak benar bisa anda temukan di dunia maya dengan mudah. Pada hakikatnya, konten negatif dan berita palsu yang marak di media-media sosial saat ini tidak berbeda dengan propaganda hitam yang disebar buat memicu perang dan kebencian pada abad silam. Fenomena itu mengandalkan jumlah massa untuk membumikan sebuah kebohongan. Karena semakin banyak yang percaya, semakin nyata juga sebuah berita. Masalah semacam ini dapat menuntun pengguna media social untuk menjadi selektif dan kritis dalam menyimak segala sesuatu. Kecenderungan untuk melakukan chek & rechek dapat mengajari pengguna social media (warganet) untuk lebih selektif mempercayai segala bentuk dan jenis informasi yang diserap. Menyerap informasi sampah sama saja dengan mengotori otak. Semakin banyak hal-hal yang tidak benar untuk dimasukkan di dalam kepala maka semakin tinggi resiko mengalami bias pemahaman/ bias opini.
  • 3. Para pengguna media social berlomba-lomba mempengaruhi pengguna lainnya. Simaklah beberapa pengguna media social (influencer) yang punya follower hampir 1,5 juta di Facebook, ada banyak influencer media sosial lainnya yang berpengaruh besar bagi pengikutnya. Tak cuma berkutat soal informasi sampah dan propaganda, para influencer di Indonesia juga ‘jago ngoceh‘soal lain. Dari soal remeh seperti mengulas seputar produk makanan, hingga influencer yang mendedikasikan akunnya khusus membahas gosip terkini. Adapula influencer di wilayah religi yang ngotot memperjuangkan pemikirannya, hingga yang semangat mempromosikan ideologi yang diyakininya. Namun tampaknya isu politik masih jadi primadona, apalagi menjelang pilpres 2019. Para influencer berlomba-lomba mempengaruhi mereka yang gampang terpengaruh dan mengandalkan informasi dari medsos. Mereka rajin membagi pandangan- pandangan tentang beragam isu yang sedang naik daun. Jumlah ‘like' atau ‘share' di Facebook bisa mencapai puluhan ribu, termasuk komentar yang masuk. Kadang catatan yang mereka bagi cukup akurat dan bertanggung jawab, kala lain tak lebih dari sekadar informasi sampah dan propaganda kosong untuk menjatuhkan mempengaruhi pemikiran warganet atau pihak lawan. Atau mati-matian membela tokoh favorit mereka. Mereka pun tak segan memfitnah, menghina menyebarkan ujaran kebencian, dsb. Bagi banyak influencer tak bermutu yang mengandalkan kontroversi sebagai jualan, sepertinya tak ada rasa enggan menyajikan informasi sampah asalkan sesuai agenda mereka. Agar aman, sering pula mereka menambahkan tautan dari situs berita sesuai propaganda yang ingin mereka sebarkan. Kalau ada kesalahan, dengan gampang mereka mengelak, " saya kan hanya menyebarkan tautan dari situs berita.” Tak ada tanggung jawab untuk benar-benar memilih berita yang layak dibagi ke pengikutnya yang dengan naif mengamini. Padahal mereka para influencer punya kekuatan untuk membantu pengguna medsos memilah informasi yang berguna dan mencerdaskan. Buat non influencer yang gemar berita sampah tapi semangat berbagi ada pula kiat pembenaran seperti "Saya dapat informasi ini dari grup sebelah, nggak tahu juga hoax apa bukan.” Yang menakutkan, pengguna medsos diharapkan menjadi "polisi” bagi arus informasi yang tampil di medsos. Mereka dipaksa mampu menyaring informasi sampah dan informasi yang berguna. Sayangnya, terlalu banyak pengguna medsos yang malas bersusah payah memverifikasi informasi yang disajikan influencer. Karenanya setiap pengguna medsos jangan mengandalkan informasi dari influencer semata. Apalagi dengan gampang meng-klik tombol "share” bahkan untuk informasi sampah yang semakin hari semakin tak masuk akal.
  • 4.
  • 5. Alat Propaganda Perkembangan penggunaan media sosial telah memainkan peranan penting dalam peristiwa-peristiwa politik, seperti dalam pemilu maupun pilpres. Penggunaan media sosial sebagai alat kampanye telah memberi ruang yang luas bagi setiap individu untuk mengeksploitasi pemanfaatan media sosial dalam kepentingan politik, termasuk black campaign atau propaganda politik. Propaganda politik memang dimaksudkan untuk mendistorsi informasi, menciptakan keresahan massa, dan provokatif, obituary itu telah memancing berbagai reaksi publik serta menciptakan kegaduhan politik yang tidak perlu. Gaya propaganda seperti ini sebetulnya bukan hal yang baru. Seringkali dalam berbagai momentum politik bertebaran konten berita melalui jaringan media sosial. Celakanya, banyak pelaku menggunakan akun anonim guna menghilangkan jejaknya sehingga sulit dimintai pertanggungjawaban atas validitas informasi dan dampak yang ditimbulkannya. Agaknya tepat jika para pelaku itu identik dengan yang pepatah katakan, 'lempar batu, sembunyi tangan'. Buzzer, Saracen, dan individu tertentu menggunakan media sosial untuk melakukan propaganda, mengaduk-aduk emosi pengguna media social dengan menggalang isu suku, ras, agama dan antargolongan (SARA). Untuk menyalurkan propaganda tersebut mereka membuat akun media sosial misalnya Twitter, Facebook dan Instagram palsu untuk 'berperang' melawan lawan politiknya. Mereka menyebarkan 60 hingga 120 berita di akun palsu Twitter mereka. Sedangkan di Facebook, intensitas mereka menyebarkan informasi pesanan mereka tak sekencang d Twitter. Menguak desas-desus propaganda politik di media sosial yang sudah berhembus lama selama ini, bahwa media sosial telah disesaki dengan akun partisan. Fenomena yang menarik dari akun palsu ini adalah mereka menyebarkan propaganda menggunakan media sosial Twitter. Platform ini memang cukup menjadi andalan penyebaran propaganda. Sebab, platform komunikasi ini terbilang berbeda dengan platform seperti Faceook, YouTube dan Instagram. Trending topic atau hashtag yang diciptakan di Twitter, meski muncul selama satu hingga dua jam saja, cukup untuk membangun narasi. Ismail mengatakan, narasi di Twitter ini seringkali menjadi isu dan dimakan oleh media berita. Selain itu, jangkauan Twitter juga lebih mudah untuk cepat meluas. Twitter mudah dimonitor siapa pun, dilihat dan dibaca meski bukan teman atau follower, sehingga memudahkan beritanya sampai ke siapa pun yang mengamatinya. Kanal lain juga dipakai, seperti Facebook, Instagram, YouTube dan lainnya. Namun, Twitter masih jadi favorit untuk urusan propaganda politik. Karena itu, kekritisan individu dan masyarakat sebagai pengguna media sosial menjadi determinan dalam menentukan apakah konten tersebut dianggap kredibel dan layak untuk dikonsumsi. Setiap individu harus mengembangkan kemampuan untuk menyeleksi informasi yang diterima dan mengkategorisasikan informasi itu sesuai dengan kepentingan yang lebih luas.
  • 6. Harus diakui bahwa kemajuan teknologi yang telah menghadirkan media sosial berkontribusi penting bagi peradaban manusia. Keberadaan media sosial akan memberikan manfaat positif atau justru merusak masyarakat pada akhirnya tergantung pada sikap para penggunanya. Padahal Tak terlalu sulit sebenarnya menggali sedikit lebih dalam tentang sebuah berita atau isu yang sedang hangat. Ada banyak sumber terpercaya yang bisa ditemukan di internet asalkan para pengguna cerdas memilah. Dalam konteks itulah maka sikap dewasa, cerdas dan bertanggungjawab mustinya dikembangkan agar pemanfaatan media sosial menjadi lebih konstruktif bagi kepentingan bangsa. Selain itu, perlu semacam regulasi atau ketentuan agar para pengguna media sosial memenuhi ketentuan registrasi yang jelas sehingga dapat divalidasi pemilik akun. Hal ini penting mengingat Indonesia merupakan salah satu negara terbesar pengguna media sosial dengan akun anonim terbanyak. Ketentuan tersebut tidak untuk membatasi atau sensor aktivitas media sosial, tetapi guna melindungi masyarakat dari paparan informasi yang menyesatkan dan dapat memecah belah masyarakat.