SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Makalah blok 5




                    UNIVERSITAS SYIAH KUALA


             KELAINAN JARINGAN KERAS GIGI NON KARIES
                    DAN PENANGGULANGANNYA


                            Disusun Oleh :

                             Kelompok 3

                   RetnoWikan Tyasning    0607101070019
                   Rina afriana           0607101070074
                   Rini maya sari         0607101070034
                   Riri Ulfany            0607101070061
                   Rizki Dumna            0607101070067
                   Rizki Yanuar           0607101070070
                   Rona Jumpa Maulana     0607101070027
                   Said Munawar           0607101070002
                   Silvia Triskavaleni    0607101070033
                   Siti Khadijah          0607101070041
                   T.Iwan Surya           0607101070023
                   Wanda Saputra          0607101070081
                   Wulanti Windasari      0607101070013
                   Yulita Karmila.S.      0607101070012
                   Yuni Bhekty            0607101070029
                   Maulidia Indah Sari    0607101070017
                   Yusrizal               0607101070083
                   Hafsha Hanika          0607101070026
                   Rinaldy Saputra        0607101070069
                   Zainida Qadri          0607101070024
                   Cut Ayu Triami         0607101070043

               PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
         FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
                   DARUSSALAM - BANDA ACEH
                          JULI 2010
KATA PENGANTAR




       Puji beserta Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
melimpahkan segala Rahmat dan Karunia-Nya. Berkat Rahmat dan Karunia-Nya lah
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “KELAINAN JARINGAN
KERAS GIGI NON KARIES DAN PENANGGULANGANNYA”
       Shalawat     bermahkotakan   salam   penulis    hadiahkan   keharibaan    Baginda
Rasullullah Muhammad SAW. yang telah membawa ummatnya dari alam kebodohan ke
alam yang penuh dengan penerangan Islam dan Pengetahuan.
       Ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada drg.Cut Soraya, M.Pd.
Sp.KG dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
       Penulis sadar akan segala kelemahan dan kekurangan, karena kesempurnaan itu
hanyalah milik Allah SWT semata. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan agar makalah ini mengalami perubahan ke arah
yang lebih baik.
       Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca
serta bagi penulis sendiri.




                                                      Banda Aceh, 29 Juli 2010


                                                           Tim Penulis
BAB 1
                                  PENDAHULUAN


Latar belakang
     Kelainan-kelainan yang terjadi sesudah gigi erupsi adalah mudah untuk didiagnosa,
akan tetapi sukar untuk ditanggulangi atau diobati karena hampir terdapat pada setiap
orang, bahkan kelainan ini dapat dijumpai juga pada gigi geligi orang yang sehat.
Kelainan jaringan keras oleh karena non infeksi terdiri dari atrisi, abrasi, erosi, dan
fraktur. Atrisi merupakan keadaan dimana hilangnya sebahagian permukaan gigi karena
fungsi pengunyahan. Terjadinya proses ini lama dan berjalan lambat pada waktu
mengunyah. Abrasi merupakan keausan yang disebabkan benda asing, khususnya karena
penyikatan gigi. Abrasi umumnya terjadi pada bagian servikal (akar) gigi anterior
maupun posterior, terutama pada sisi vestibular. Hampir semua kasus akan terlihat
terbukanya akar karena resesi gingival. Erosi merupakan kehilangan permukaan gigi
akibat proses kimiawi. Beberapa proses erosi akan bertambah buruk jika gigi disikat,
sementara asam masih berada dimulut.


Tujuan
Untuk mengetahui dan menambah pemahaman tentang kelainan-kelainan jaringan keras
gigi non karies serta penanggulangannya.
BAB 2
                                   PEMBAHASAN


       Kelainan jaringan keras oleh karena non infeksi terdiri dari atrisi, abrasi, erosi,
dan fraktur.
A.     Atrisi
       Pada saat gigi berkontak, maka ketika itu timbul keausan gigi. Makin sering
kontak terjadi makin besar keausannya. Oleh karena itu, lazim sekali dijumpai adanya
keausan di permukaan oklusal dan proksimal pada gigi yang telah berada dalam mulut
bertahun-tahun lamanya. Keausan yang disebabkan oleh kontaknya gigi disebutatrisi.
Mengingat email itu demikian kerasnya dan gigi yang saling berhadapan tidak terlalu
sering berkontak karena adanya saliva sebagai pelumas, maka biasanya keausan terbatas
sifatnya meksi gigi telah beberapa dekade berada di dalam mulut.
       Keadaan ringan sering ditemukan berupa terbentuknya facet pada puncak kaninus
dan hilangnya tuberkel di tepi insisal. Keadaan semacam ini tidak memerlukan perawatan
apa- apa.
       Keausan yang terus berlanjut akan membuka tubulus dentin dan pulpa akan
mengadakan raeksi dengan membentuk kalsifikasi pada tubulus di daerah yang terkena
dan dengan pembentukan dentin reaksioner. Keausan yang ditimbulkan hanya oleh
kebiasaan mengerotlan gigi menyebabkan keausan yang merata pada email dan dentin.
Jika dijumpai cekungan dangkal dan dikelilingi oleh lingkaran email, maka biasanya ini
terjadi karena adanya erosi yang tumpah tindih dengan atrisi. Pada tahapnya yang masih
dini, pengamatan dan nasehat yang tepat merupakan tindakan tepat karena kavitasnya
belum bisa menerima tumpatan.
       Akan tetapi kadang-kadang terlihat keausan yang hebat sekali. Sering kali hal ini
disebabkan oleh kebiasaan pasien mengerotkan giginya tanpa sadar, terutama di waktu
malam ketika saliva yang berfungsi sebagai pelumas sedang sedikit. Kalau keausan
menjadi sangat luas sehingga banyak jaringan gigi yang hilang dan jika kecepatan
keausan melebihi kecepatan pembentukan dentin reaksionernya, pulpa mungkin akan
terbuka sehingga harus dilakukan perawatan saluran akar. Intervensi perlu dilakukan jika
keausan sudah mengganggu, pulpa dalam bahaya terbuka, atau mengganggu oklusi.
Sering kali diperlukan pembuatan mahkota. Bagi gigi posterior biasanya digunakan
mahkota tuang emas, sementara bagi gigi anterior digunakan mahkota metal keramiik
sehingga merupakan kombinasi estetika dan kekuatan. Biasanya keausan menimpa
banyak gigi sehingga perawatannya tak dapat dihindarkan lagi, merupakan perawatan
yang ekstensif. Perawatan akan merupakan perawatan yang sukar dan memakan waktu
karena sering kali oklusi pasien harus diperbaiki dulu; maka perawatan seperti ini sangat
tidak menyenangkan bagi operator yang tidak berpengalaman.
       Ciri khas atrisi adalah perkembangan dari suatu sisi yang mana adalah permukaan
yang datar dengan di kelilingi oleh tepi yang berbatas jelas. Disana akan terdapat garis
paralel yang jelas hanya dalam satu arah dan di dalam tepi dari permukaan gigi. Satu sisi
akan bersatu dengan sempurna dengan sisi yang lain pada sebuah gigi di lengkungan
yang berbeda dan garis yang paralel akan terletak pada arah yang sama. Penyebaran dari
atrisi dipengaruhi oleh tipe dari oklusi, geometri dari system stomatognathic dan pola
karakteristik dari kertakan gigi individu.


B.     Abrasi
       Abrasi adalah keausan gigi yang tidak disebabkan oleh berkontaknya gigi
melainkan disebabkan oleh penyikatan horisontal yang berlebihan dengan menggunakan
pasta gigi yang abrasif atau ausnya tepi insisal karena kebiasaan menggigit benda tertentu
seperti jepitan rambut atau pipa rokok
       Pulpa mengadakan reaksi dengan membentuk kalsifikasi di tubulus dentin dan
pembentukan dentin reaksioner. Dentin yang terbuka ini jarang sensitif dan bentuknya
seringkali seperti alur berbentuk V di dekat tepi ginggiva. Seringkali dijumpai adanya
resesi ginggiva akibat penyikatan berlebihan tetapi ginggivanya biasanya sehat.
       Perawatannya adalah menasihati pasien agar menggunakan teknik penyikatan
yang kurang merusak dan dengan pasta gigi yang tidak abrasif atau hentikan kebiasaan
menggigit- gigit. Pada bentuknya yang ringan, kavitas lebih baik diamati dahulu. Jika
alur ke arah ginggiva sangat dalam dan membahayakan pulpa dapat ditambal dengan
semen adhesive yang merupakan prosedur yang tidak membahayakan
Bahan-bahan yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi disebut abrasive.
Contohnya:

a. Kapur
b. Pumice
c. Pasir
d. Cuttle
e. Garnet f. Emery g. Silex
h. Tin oxide
i. Alumunium oxide


Abrasi yang digunakan pada kedokteran gigi, yaitu:
a. Diamond burs : pecahan berlian yang dilekatkan pada sebuah gagang
b. Stones : tersedia dalam berbagai bentuk ukuran dan tingkat kekasaran, dan dibuat dari
berbagai bahan.
c. Rubber wheels or point : karet yang dilelehkan kemudian dicampur dengna abrasive
dan dibentuk menjadi roda atau batangan. Karet tersebut berperan sebagai pengikat bahan
abrasive.
d. Disks or strips : Partikel abrasive dilekatkan pada sebuah kertas, logam, atau plastik
yang dibentuk menjadi lempengan atau batangan.
e. Bubuk : digunakan dengan bahan lain, seperti: Air, alkohol, gliserin atau mouthwash
untuk membentuk pasta. Beberapa digunakan di laboratorium dan prosedur klinis,
dimana yang lain hanya digunakan di laboratorium.


Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat abrasi:
a. Tingkat kekerasan bahan
           Partikel abrasive harus lebih keras daripada permukaan gigi. Jika tidak, abrasive
nya akan rusak dan permukaan gigi akan tidak terlalu dipengaruhi. Tingkat abrasi
tergantung pada temperatur, dimana objek yang temperaturnya tinggi akan menjadi lebih
lunak, dan nantinya mudah terabrasi.
b. Ukuran
       Partikel abrasive yang lebih besar akan menghasilkan goresan yang lebih dalam
dari pada partikel yang lebih kecil. Goresan yang lebih dalam berarti lebih banyak bahan
yang dibuang.Ukuran partikel abrasive dinamakan grit.


c. Bentuk
       Partikel yang berbentuk bulat akan kurang efektif daripada partikel yang
berbentuk irreguler. Hal ini dikarenakan partikel yang irreguler akan lebih mungkin
menggores permukaan gigi daripada partikel yang bulat.


d. Tekanan
       Tekanan yang lebih kuat berarti tingkat abrasive yang lebih tinggi dikarenakan
partikel abrasive memotong lebih dalam pada permukaan gigi. Peningkatan tekanan dapat
juga meningkatkan temperatur dari permukaan gigi.


e. Kecepatan
       Seperti tekanan, peningkatan kecepatan juga meningkatkan abrasive. Kecepatan
yang lebih tinggi juga akan menghasilkan kenaikan temperatur.


f. Lubrikasi
       Lubrikan yang paling sering digunakan di kedokteran gigi adalah air.
Kegunaannya adalah untuk mendinginkan gigi. Lubrikan juga digunakan untuk
menghilangkan panas yang disebabkan oleh kegiatan abrasive yang ditimbulkan oleh
permukaan gigi yang sedang terabrasive.


C.     Erosi
       Erosi adalah hilangnya jaringan keras gigi karena bahan kimia. Disebabkan oleh
kebiasaan makan asam seperti terlalu banyak minum jus jeruk, minuman asam, terlalu
banyak makan buah jeruk atau apel asam atau yoghurt. Juga disebabkan oleh muntahan
asam dari perut pada beberapa pasien yang terserang kelainan pencernaan seperti hiatus
hernia, atau pasien penderita anoreksia nervosa atau bulimia nervosa.
Aplikasi asam lemah berulang-ulang dan teratur pada permukaan gigi akan
menghilangkan mineral yang terdapat di daerah itu. Hilangnya gigi karena erosi
dipercepat oleh atrisi dan abrasi. Penyikatan gigi setelah aplikasi asam secara signifikan
telah meningkatkan hilangnya jaringan gigi.

         Pada erosi yang berhubungan dengan diet yang paling banyak terkena adalah
permukaan bukal gigi atas dan permukaan oklusal gigi bawah. Pada erosi karena muntah
yang paling parah terkena adalah permukaan palatal gigi anterior atas.

         Seseorang akan mudah mengalami erosi gigi jika :
- sering mengkonsumsi buah-buahan yg asam
- sering meminum softdrink
- gangguan nafsu makan
- kebiasaan kerot2 waktu tidur
- sering meminum minuman suplemen utk olahraga
- sering konsumsi cuka apel
- sering muntah

         Pada tahap yang masih dini, perikimata pada permukaan gigi menghilang dan
gigi akan terlihat datar tetapi warnanya normal bila dibandingkan warna email karies
yang mengapur. Jika erosi berjalan terus maka dentin akan terbuka yang sering sangat
peka karena kalsifikasi di tubulus telah terdemineralisasi oleh asam. Akhirnya pulpa bisa
terinflamasi.

        Pada erosi yang meluas, keseluruhan mahkota gigi mungkin terkena
pengaruhnya, dengan hilangnya ketajaman permukaan yang menghasilkan suatu lapisan
kaca, penampilan yang tidak menarik dengan tidak tajamnya daerah enamel seperti ini
menjadi membulat. Permukaan enamel mungkin menjadi relatif cembung sampai dentin
terlihat, kemudian reduksi gigi bertambah cepat karena perbedaan kelunakan pada dentin.
Hal ini menyebabkan penampilan yang berlubang.

        Perawatan erosi yang berhubungan dengan diet meliputi anjuran pada pasien agar
menghentikan kebiasaan mengkonsumsi buah asam, makanan dan minuman ber- pH
rendah. pada keadaan kronis seperti pada pencicip anggur profesional, gunakan obat
kumur yang berflourida juga. Setelah mengkonsumsi asam, akan cukup hanya dengan
mencuci mulut dengan baik dengan menggunakan air untuk menghilangkan residu asam
dan menunda menyikat gigi hingga 3 jam. Tentu saja, tidak ada masalah yang mungkin
muncul dari saran ini yang berhubungan dengan aktivitas karies karena, tanpa adanya
plak yang matang, tidak akan ada generasi karies, dan apakah plak dihilangkan sebelum
atau sesudah makan, itu tidak ada kaitannya.

D.      Fraktur
        Fraktur gigi adalah kejadian yang relatif umum, terutama pada gigi yang telah
diperbaiki. Mungkin ini merupakan hasil dari trauma langsung, tetapi ada alasan lain, dan
suatu diagnosis yang cermat diperlukan lebih banyak daripada hanya sekedar
menghaluskan permukaan yang kasar. Bentuk selanjutnya dari kehilangan gigi akibat
fraktur harus dicatat.
        Fraktur disebabkan oleh trauma baik berupa pukuluan langsung terhadap gigi atau
pukulan tidak langsung terhadap mandibula yang dapat menyebabkan pecahnya tonkol-
tonjol gigi, gigi posterior. Selain itu, tekanan oklusal yang berlebihan pada tumpatan
yang luas dan tonjol-tonjolnya tak terdukung oleh dentin dapat menyebabkan fraktur.
Keparahan fraktur bisa hanya sekedar retak saja, pecahnya tonjol, sampai lepasnya gigi.
Trauma langsung kebanyakan mengenai gigi anterior, dan karena arah pukulan mengenai
permukaan labial, garis retakannya menyebar kebelakang dan horisontal atau oblik. Pada
fraktur tekanan hampir selalu mengenai permukaan oklusal sehingga garis frakturnya
vertikal.
        Pukulan terhadap gigi anterior paling sering terjadi pada anak bila dibiarkan
tubulus dentinnya akan terpapar plak sehingga terjadi inflamasi pulpa dan perlu dirawat.
Gigi posterior yang fratktur karena tekanan oklusal yang besar biasanya karena
mempunyai tumpatan yang luas. Pada gigi semacam ini, hanya sedikit tubulus dentin
yang terbuka yang langsung berhubungan dengan pulpa karena telah terjadinya reaksi
terhadap karies dan prosedur penambalan berupa kalsifikasi tubulus dan penempatan
dentin reaksioner di kamar pulpa sehingga pulpa jarang terkena.
Perawatan erosi, atrisi dan abrasi


Perawatan terhadap erosi, atrisi dan abrasi tergantung pada penyebabnya:

   1. Mengurangi frekuensi pengaruh makanan/minuman bersifat asam.
           -    Minuman asam harus segera ditelan, jangan dibiarkan berlama2 dalam
                mulut, apalagi jika dibuat kumur.menggunakan sedotan pd saat minum
                minuman asam/softdrink akan mengurangi resiko gigi terkena erosi.

           -    Apabila memiliki penyakit saluran pencernaan diharap segera konsultasi
                dengan dokter.

           -    Pecandu alkohol harus segera mengikuti program rehabilitasi.

   2. Meningkatkan mekanisme pertahanan dalam rongga mulut thd kerusakan gigi

           -    air liur dapat menetralisir pengaruh minuman/makanan yg bersifat asam.
                Selain itu air liur dapat mencegah gigi berlubang karena secara alami
                mengandung kalsium dan fosfor. Produksi air lir dapat ditingkatkan
                dengan cara konsumsi permen bebas gula.

   3. Meningkatkan ketahanan permukaan gigi terhadap kerusakan

           -    Pemakaian fluoride (pasta gigi berfluoride, sayur2an, susu) sehari-hari.

           -    Melapisi gigi dengan fluoride varnish sebanyak 2-4 kali dalam setahun hal
                ini dilakukan oleh dokter gigi.

   4. Konsumsi makanan yg dapat mengurangi potensi kerusakan gigi akibat bahan
       kimia.
-   Memakan keju, dan tahan selama beberapa saat dalam mulut setelah
           makan/minum yang bersifat asam. Keju mengandung kalsium dan fosfor,
           dan baik utk gigi.

5. Mengurangi resiko abrasi gigi.

       -   Menggunakan sikat gigi yg seratnya lembut dan menyikat gigi dengan
           gerakan yang tidak terlalu keras.

       -   Jangan segera menyikat gigi setelah makan/minum yg bersifat asam,
           karena gigi akan mudah terkikis sesudahnya. Lebih baik sebelumnya
           kumur-kumur dulu dengan air lalu diamkan beberapa saat.




6. Meningkatkan proteksi terhadap gigi.
       -   Melapisi gigi dengan bahan tumpatan tertentu utk melapisi bagian gigi yg
           terkikis.

7. Selalu memonitor keadaan gigi.

       -   Pemeriksaan teratur meliputi foto gigi & pencetakan gigi (jika perlu)

       -   Selalu menkonsumsi makana atau minuman yang baik untuk gigi, jangan
           lupa untuk teratur konsultasi ke dokter gigi.
DAFTAR PUSTAKA


1. http://www.scribd.com/doc/14867929/TUGAS-MAKALAH-GIGI-DAN-MULUT-Kelainan-
   Jaringan-Keras-Oleh-Karena-Non-Infeksi-Terdiri
2. http://www.lettolink.com/forum/index.php

More Related Content

What's hot

Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiik
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiikDeterminasi gigi molar decidui bawah syiiiik
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiik07051994
 
003 morfologi oklusi 2013
003 morfologi oklusi 2013003 morfologi oklusi 2013
003 morfologi oklusi 2013Anis Istiqomah
 
Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikERA MULIANA SADARI
 
Penyusunan gigi anterior rahang atas
Penyusunan gigi anterior rahang atasPenyusunan gigi anterior rahang atas
Penyusunan gigi anterior rahang atasTiwi Sitompul
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityVina Widya Putri
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiVina Widya Putri
 
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiLaporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiVina Widya Putri
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelVina Widya Putri
 
Premolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atasPremolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atasVina Widya Putri
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapikaa388
 
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraPresentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraWilli Fragcana Putra
 
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)Audree Geraldine Jonathan
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa07051994
 

What's hot (20)

4.oklusi
4.oklusi4.oklusi
4.oklusi
 
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiik
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiikDeterminasi gigi molar decidui bawah syiiiik
Determinasi gigi molar decidui bawah syiiiik
 
003 morfologi oklusi 2013
003 morfologi oklusi 2013003 morfologi oklusi 2013
003 morfologi oklusi 2013
 
Alat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrikAlat scalling manual & elektrik
Alat scalling manual & elektrik
 
Penyusunan gigi anterior rahang atas
Penyusunan gigi anterior rahang atasPenyusunan gigi anterior rahang atas
Penyusunan gigi anterior rahang atas
 
Ppt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdfPpt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdf
 
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth MobilityPemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
Pemeriksaan CPITN, PBI & Tooth Mobility
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
 
Makalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigiMakalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigi
 
Karies Gigi
Karies GigiKaries Gigi
Karies Gigi
 
KARIES
KARIESKARIES
KARIES
 
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiLaporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
 
Premolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atasPremolar pertama rahang atas
Premolar pertama rahang atas
 
gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
 
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraPresentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
 
8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full
 
Amalgam
Amalgam Amalgam
Amalgam
 
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
Jenis-jenis Maloklusi (Malposisi, Crowding, Open Bite)
 
Pulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaaPulpa capping egaaaaaaa
Pulpa capping egaaaaaaa
 

Viewers also liked

Restorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressable
Restorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressableRestorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressable
Restorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressableAnis Istiqomah
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6RSIGM
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2RSIGM
 
Proses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiProses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiPSPDG-UNUD
 
Management of non carious lesions- attrion, abrasion, erosion, abfraction
Management of non carious lesions- attrion, abrasion, erosion, abfractionManagement of non carious lesions- attrion, abrasion, erosion, abfraction
Management of non carious lesions- attrion, abrasion, erosion, abfractionPriyanka Chowdhary
 

Viewers also liked (7)

Restorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressable
Restorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressableRestorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressable
Restorasi Veneer all ceramic anterior menggunakan metode pressable
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
 
Anomali Gigi
Anomali GigiAnomali Gigi
Anomali Gigi
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2
 
Proses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiProses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang Gigi
 
Logbook modul 2 bod arif dfdg
Logbook modul 2 bod arif dfdgLogbook modul 2 bod arif dfdg
Logbook modul 2 bod arif dfdg
 
Management of non carious lesions- attrion, abrasion, erosion, abfraction
Management of non carious lesions- attrion, abrasion, erosion, abfractionManagement of non carious lesions- attrion, abrasion, erosion, abfraction
Management of non carious lesions- attrion, abrasion, erosion, abfraction
 

Similar to GIGI NON KARIES

Laporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi
Laporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan GigiLaporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi
Laporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan GigiAlninda Hutami
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiFerdiana Agustin
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2RSIGM
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Vincent Tannius
 
struktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigistruktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigiFerdiana Agustin
 
Laporan sgd 4
Laporan sgd 4Laporan sgd 4
Laporan sgd 4RSIGM
 
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347CabutgigiPromo
 
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347ScalinggigiSurabaya
 
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...ScalingGigiMalang
 
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347ScalinggigiSurabaya
 
materi twin block.pdf
materi twin block.pdfmateri twin block.pdf
materi twin block.pdfAGUSHARO
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Tenri Ashari Wanahari
 
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigiKerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigiPebrian Prestya
 
Makalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulutMakalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulutTiara Ramadhania
 
pemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptx
pemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptxpemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptx
pemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptxprostodonsia
 

Similar to GIGI NON KARIES (20)

Nurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigiNurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigi
 
Laporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi
Laporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan GigiLaporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi
Laporan Komuda Penyuluhan dan Pemeriksaan Gigi
 
Makalah Karies Gigi
Makalah Karies GigiMakalah Karies Gigi
Makalah Karies Gigi
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
 
struktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigistruktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigi
 
Laporan sgd 4
Laporan sgd 4Laporan sgd 4
Laporan sgd 4
 
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
Bersahabat dengan gigi. Promo, Jasa cabut gigi promo Gresik WA 0856-4526-2347
 
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
 
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
Bersahabat dengan gPromo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-452...
 
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
Promo, Dokter cabut gigi geraham atas Sidoarjo WA 0856-4526-2347
 
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptxJOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
JOURNAL ORTHO LAPSUS.pptx
 
materi twin block.pdf
materi twin block.pdfmateri twin block.pdf
materi twin block.pdf
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
 
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigiKerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
Kerusakan pada gigi dan jaringan penyangga gigi
 
Makalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulutMakalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulut
 
pemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptx
pemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptxpemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptx
pemeriksaan klinis di bidang prostodonti.pptx
 
LITREF BM
LITREF BMLITREF BM
LITREF BM
 
Fraktur mandibula
Fraktur mandibulaFraktur mandibula
Fraktur mandibula
 

Recently uploaded

Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfAdistriSafiraRosman
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfSuryani549935
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxJasaketikku
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxgastroupdate
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionolivia371624
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxdrrheinz
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxLinaWinarti1
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxnadiasariamd
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 

Recently uploaded (20)

Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdfObat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
Obat-Obat Toksikologi Farmakologi II .pdf
 
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdfD3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
D3_FITKES_FAKTOR KHASIAT OBAT Dalam Penggunaan Obat.pdf
 
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptxHidrodinamika1111111111111111111111.pptx
Hidrodinamika1111111111111111111111.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptxHIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
HIV/ AIDS PENYULUHAN untuk awam [1].pptx
 
oscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung functionoscillometry for assessing lung function
oscillometry for assessing lung function
 
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptxStabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
Stabilisasi dan Transfer Pasien Rumah Sakit.pptx
 
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptxpolimeric micelles for drug delivery system.pptx
polimeric micelles for drug delivery system.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptxKeperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
Keperawatan dasar KEBUTUHAN SUHU TUBUH MANUSIA.pptx
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 

GIGI NON KARIES

  • 1. Makalah blok 5 UNIVERSITAS SYIAH KUALA KELAINAN JARINGAN KERAS GIGI NON KARIES DAN PENANGGULANGANNYA Disusun Oleh : Kelompok 3 RetnoWikan Tyasning 0607101070019 Rina afriana 0607101070074 Rini maya sari 0607101070034 Riri Ulfany 0607101070061 Rizki Dumna 0607101070067 Rizki Yanuar 0607101070070 Rona Jumpa Maulana 0607101070027 Said Munawar 0607101070002 Silvia Triskavaleni 0607101070033 Siti Khadijah 0607101070041 T.Iwan Surya 0607101070023 Wanda Saputra 0607101070081 Wulanti Windasari 0607101070013 Yulita Karmila.S. 0607101070012 Yuni Bhekty 0607101070029 Maulidia Indah Sari 0607101070017 Yusrizal 0607101070083 Hafsha Hanika 0607101070026 Rinaldy Saputra 0607101070069 Zainida Qadri 0607101070024 Cut Ayu Triami 0607101070043 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM - BANDA ACEH JULI 2010
  • 2. KATA PENGANTAR Puji beserta Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan segala Rahmat dan Karunia-Nya. Berkat Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “KELAINAN JARINGAN KERAS GIGI NON KARIES DAN PENANGGULANGANNYA” Shalawat bermahkotakan salam penulis hadiahkan keharibaan Baginda Rasullullah Muhammad SAW. yang telah membawa ummatnya dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan penerangan Islam dan Pengetahuan. Ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada drg.Cut Soraya, M.Pd. Sp.KG dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis sadar akan segala kelemahan dan kekurangan, karena kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT semata. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar makalah ini mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca serta bagi penulis sendiri. Banda Aceh, 29 Juli 2010 Tim Penulis
  • 3. BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang Kelainan-kelainan yang terjadi sesudah gigi erupsi adalah mudah untuk didiagnosa, akan tetapi sukar untuk ditanggulangi atau diobati karena hampir terdapat pada setiap orang, bahkan kelainan ini dapat dijumpai juga pada gigi geligi orang yang sehat. Kelainan jaringan keras oleh karena non infeksi terdiri dari atrisi, abrasi, erosi, dan fraktur. Atrisi merupakan keadaan dimana hilangnya sebahagian permukaan gigi karena fungsi pengunyahan. Terjadinya proses ini lama dan berjalan lambat pada waktu mengunyah. Abrasi merupakan keausan yang disebabkan benda asing, khususnya karena penyikatan gigi. Abrasi umumnya terjadi pada bagian servikal (akar) gigi anterior maupun posterior, terutama pada sisi vestibular. Hampir semua kasus akan terlihat terbukanya akar karena resesi gingival. Erosi merupakan kehilangan permukaan gigi akibat proses kimiawi. Beberapa proses erosi akan bertambah buruk jika gigi disikat, sementara asam masih berada dimulut. Tujuan Untuk mengetahui dan menambah pemahaman tentang kelainan-kelainan jaringan keras gigi non karies serta penanggulangannya.
  • 4. BAB 2 PEMBAHASAN Kelainan jaringan keras oleh karena non infeksi terdiri dari atrisi, abrasi, erosi, dan fraktur. A. Atrisi Pada saat gigi berkontak, maka ketika itu timbul keausan gigi. Makin sering kontak terjadi makin besar keausannya. Oleh karena itu, lazim sekali dijumpai adanya keausan di permukaan oklusal dan proksimal pada gigi yang telah berada dalam mulut bertahun-tahun lamanya. Keausan yang disebabkan oleh kontaknya gigi disebutatrisi. Mengingat email itu demikian kerasnya dan gigi yang saling berhadapan tidak terlalu sering berkontak karena adanya saliva sebagai pelumas, maka biasanya keausan terbatas sifatnya meksi gigi telah beberapa dekade berada di dalam mulut. Keadaan ringan sering ditemukan berupa terbentuknya facet pada puncak kaninus dan hilangnya tuberkel di tepi insisal. Keadaan semacam ini tidak memerlukan perawatan apa- apa. Keausan yang terus berlanjut akan membuka tubulus dentin dan pulpa akan mengadakan raeksi dengan membentuk kalsifikasi pada tubulus di daerah yang terkena dan dengan pembentukan dentin reaksioner. Keausan yang ditimbulkan hanya oleh kebiasaan mengerotlan gigi menyebabkan keausan yang merata pada email dan dentin. Jika dijumpai cekungan dangkal dan dikelilingi oleh lingkaran email, maka biasanya ini terjadi karena adanya erosi yang tumpah tindih dengan atrisi. Pada tahapnya yang masih dini, pengamatan dan nasehat yang tepat merupakan tindakan tepat karena kavitasnya belum bisa menerima tumpatan. Akan tetapi kadang-kadang terlihat keausan yang hebat sekali. Sering kali hal ini disebabkan oleh kebiasaan pasien mengerotkan giginya tanpa sadar, terutama di waktu malam ketika saliva yang berfungsi sebagai pelumas sedang sedikit. Kalau keausan menjadi sangat luas sehingga banyak jaringan gigi yang hilang dan jika kecepatan keausan melebihi kecepatan pembentukan dentin reaksionernya, pulpa mungkin akan terbuka sehingga harus dilakukan perawatan saluran akar. Intervensi perlu dilakukan jika keausan sudah mengganggu, pulpa dalam bahaya terbuka, atau mengganggu oklusi.
  • 5. Sering kali diperlukan pembuatan mahkota. Bagi gigi posterior biasanya digunakan mahkota tuang emas, sementara bagi gigi anterior digunakan mahkota metal keramiik sehingga merupakan kombinasi estetika dan kekuatan. Biasanya keausan menimpa banyak gigi sehingga perawatannya tak dapat dihindarkan lagi, merupakan perawatan yang ekstensif. Perawatan akan merupakan perawatan yang sukar dan memakan waktu karena sering kali oklusi pasien harus diperbaiki dulu; maka perawatan seperti ini sangat tidak menyenangkan bagi operator yang tidak berpengalaman. Ciri khas atrisi adalah perkembangan dari suatu sisi yang mana adalah permukaan yang datar dengan di kelilingi oleh tepi yang berbatas jelas. Disana akan terdapat garis paralel yang jelas hanya dalam satu arah dan di dalam tepi dari permukaan gigi. Satu sisi akan bersatu dengan sempurna dengan sisi yang lain pada sebuah gigi di lengkungan yang berbeda dan garis yang paralel akan terletak pada arah yang sama. Penyebaran dari atrisi dipengaruhi oleh tipe dari oklusi, geometri dari system stomatognathic dan pola karakteristik dari kertakan gigi individu. B. Abrasi Abrasi adalah keausan gigi yang tidak disebabkan oleh berkontaknya gigi melainkan disebabkan oleh penyikatan horisontal yang berlebihan dengan menggunakan pasta gigi yang abrasif atau ausnya tepi insisal karena kebiasaan menggigit benda tertentu seperti jepitan rambut atau pipa rokok Pulpa mengadakan reaksi dengan membentuk kalsifikasi di tubulus dentin dan pembentukan dentin reaksioner. Dentin yang terbuka ini jarang sensitif dan bentuknya seringkali seperti alur berbentuk V di dekat tepi ginggiva. Seringkali dijumpai adanya resesi ginggiva akibat penyikatan berlebihan tetapi ginggivanya biasanya sehat. Perawatannya adalah menasihati pasien agar menggunakan teknik penyikatan yang kurang merusak dan dengan pasta gigi yang tidak abrasif atau hentikan kebiasaan menggigit- gigit. Pada bentuknya yang ringan, kavitas lebih baik diamati dahulu. Jika alur ke arah ginggiva sangat dalam dan membahayakan pulpa dapat ditambal dengan semen adhesive yang merupakan prosedur yang tidak membahayakan
  • 6. Bahan-bahan yang dapat menyebabkan terjadinya abrasi disebut abrasive. Contohnya: a. Kapur b. Pumice c. Pasir d. Cuttle e. Garnet f. Emery g. Silex h. Tin oxide i. Alumunium oxide Abrasi yang digunakan pada kedokteran gigi, yaitu: a. Diamond burs : pecahan berlian yang dilekatkan pada sebuah gagang b. Stones : tersedia dalam berbagai bentuk ukuran dan tingkat kekasaran, dan dibuat dari berbagai bahan. c. Rubber wheels or point : karet yang dilelehkan kemudian dicampur dengna abrasive dan dibentuk menjadi roda atau batangan. Karet tersebut berperan sebagai pengikat bahan abrasive. d. Disks or strips : Partikel abrasive dilekatkan pada sebuah kertas, logam, atau plastik yang dibentuk menjadi lempengan atau batangan. e. Bubuk : digunakan dengan bahan lain, seperti: Air, alkohol, gliserin atau mouthwash untuk membentuk pasta. Beberapa digunakan di laboratorium dan prosedur klinis, dimana yang lain hanya digunakan di laboratorium. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat abrasi: a. Tingkat kekerasan bahan Partikel abrasive harus lebih keras daripada permukaan gigi. Jika tidak, abrasive nya akan rusak dan permukaan gigi akan tidak terlalu dipengaruhi. Tingkat abrasi tergantung pada temperatur, dimana objek yang temperaturnya tinggi akan menjadi lebih lunak, dan nantinya mudah terabrasi.
  • 7. b. Ukuran Partikel abrasive yang lebih besar akan menghasilkan goresan yang lebih dalam dari pada partikel yang lebih kecil. Goresan yang lebih dalam berarti lebih banyak bahan yang dibuang.Ukuran partikel abrasive dinamakan grit. c. Bentuk Partikel yang berbentuk bulat akan kurang efektif daripada partikel yang berbentuk irreguler. Hal ini dikarenakan partikel yang irreguler akan lebih mungkin menggores permukaan gigi daripada partikel yang bulat. d. Tekanan Tekanan yang lebih kuat berarti tingkat abrasive yang lebih tinggi dikarenakan partikel abrasive memotong lebih dalam pada permukaan gigi. Peningkatan tekanan dapat juga meningkatkan temperatur dari permukaan gigi. e. Kecepatan Seperti tekanan, peningkatan kecepatan juga meningkatkan abrasive. Kecepatan yang lebih tinggi juga akan menghasilkan kenaikan temperatur. f. Lubrikasi Lubrikan yang paling sering digunakan di kedokteran gigi adalah air. Kegunaannya adalah untuk mendinginkan gigi. Lubrikan juga digunakan untuk menghilangkan panas yang disebabkan oleh kegiatan abrasive yang ditimbulkan oleh permukaan gigi yang sedang terabrasive. C. Erosi Erosi adalah hilangnya jaringan keras gigi karena bahan kimia. Disebabkan oleh kebiasaan makan asam seperti terlalu banyak minum jus jeruk, minuman asam, terlalu banyak makan buah jeruk atau apel asam atau yoghurt. Juga disebabkan oleh muntahan asam dari perut pada beberapa pasien yang terserang kelainan pencernaan seperti hiatus hernia, atau pasien penderita anoreksia nervosa atau bulimia nervosa.
  • 8. Aplikasi asam lemah berulang-ulang dan teratur pada permukaan gigi akan menghilangkan mineral yang terdapat di daerah itu. Hilangnya gigi karena erosi dipercepat oleh atrisi dan abrasi. Penyikatan gigi setelah aplikasi asam secara signifikan telah meningkatkan hilangnya jaringan gigi. Pada erosi yang berhubungan dengan diet yang paling banyak terkena adalah permukaan bukal gigi atas dan permukaan oklusal gigi bawah. Pada erosi karena muntah yang paling parah terkena adalah permukaan palatal gigi anterior atas. Seseorang akan mudah mengalami erosi gigi jika : - sering mengkonsumsi buah-buahan yg asam - sering meminum softdrink - gangguan nafsu makan - kebiasaan kerot2 waktu tidur - sering meminum minuman suplemen utk olahraga - sering konsumsi cuka apel - sering muntah Pada tahap yang masih dini, perikimata pada permukaan gigi menghilang dan gigi akan terlihat datar tetapi warnanya normal bila dibandingkan warna email karies yang mengapur. Jika erosi berjalan terus maka dentin akan terbuka yang sering sangat peka karena kalsifikasi di tubulus telah terdemineralisasi oleh asam. Akhirnya pulpa bisa terinflamasi. Pada erosi yang meluas, keseluruhan mahkota gigi mungkin terkena pengaruhnya, dengan hilangnya ketajaman permukaan yang menghasilkan suatu lapisan kaca, penampilan yang tidak menarik dengan tidak tajamnya daerah enamel seperti ini menjadi membulat. Permukaan enamel mungkin menjadi relatif cembung sampai dentin terlihat, kemudian reduksi gigi bertambah cepat karena perbedaan kelunakan pada dentin. Hal ini menyebabkan penampilan yang berlubang. Perawatan erosi yang berhubungan dengan diet meliputi anjuran pada pasien agar menghentikan kebiasaan mengkonsumsi buah asam, makanan dan minuman ber- pH
  • 9. rendah. pada keadaan kronis seperti pada pencicip anggur profesional, gunakan obat kumur yang berflourida juga. Setelah mengkonsumsi asam, akan cukup hanya dengan mencuci mulut dengan baik dengan menggunakan air untuk menghilangkan residu asam dan menunda menyikat gigi hingga 3 jam. Tentu saja, tidak ada masalah yang mungkin muncul dari saran ini yang berhubungan dengan aktivitas karies karena, tanpa adanya plak yang matang, tidak akan ada generasi karies, dan apakah plak dihilangkan sebelum atau sesudah makan, itu tidak ada kaitannya. D. Fraktur Fraktur gigi adalah kejadian yang relatif umum, terutama pada gigi yang telah diperbaiki. Mungkin ini merupakan hasil dari trauma langsung, tetapi ada alasan lain, dan suatu diagnosis yang cermat diperlukan lebih banyak daripada hanya sekedar menghaluskan permukaan yang kasar. Bentuk selanjutnya dari kehilangan gigi akibat fraktur harus dicatat. Fraktur disebabkan oleh trauma baik berupa pukuluan langsung terhadap gigi atau pukulan tidak langsung terhadap mandibula yang dapat menyebabkan pecahnya tonkol- tonjol gigi, gigi posterior. Selain itu, tekanan oklusal yang berlebihan pada tumpatan yang luas dan tonjol-tonjolnya tak terdukung oleh dentin dapat menyebabkan fraktur. Keparahan fraktur bisa hanya sekedar retak saja, pecahnya tonjol, sampai lepasnya gigi. Trauma langsung kebanyakan mengenai gigi anterior, dan karena arah pukulan mengenai permukaan labial, garis retakannya menyebar kebelakang dan horisontal atau oblik. Pada fraktur tekanan hampir selalu mengenai permukaan oklusal sehingga garis frakturnya vertikal. Pukulan terhadap gigi anterior paling sering terjadi pada anak bila dibiarkan tubulus dentinnya akan terpapar plak sehingga terjadi inflamasi pulpa dan perlu dirawat. Gigi posterior yang fratktur karena tekanan oklusal yang besar biasanya karena mempunyai tumpatan yang luas. Pada gigi semacam ini, hanya sedikit tubulus dentin yang terbuka yang langsung berhubungan dengan pulpa karena telah terjadinya reaksi terhadap karies dan prosedur penambalan berupa kalsifikasi tubulus dan penempatan dentin reaksioner di kamar pulpa sehingga pulpa jarang terkena.
  • 10. Perawatan erosi, atrisi dan abrasi Perawatan terhadap erosi, atrisi dan abrasi tergantung pada penyebabnya: 1. Mengurangi frekuensi pengaruh makanan/minuman bersifat asam. - Minuman asam harus segera ditelan, jangan dibiarkan berlama2 dalam mulut, apalagi jika dibuat kumur.menggunakan sedotan pd saat minum minuman asam/softdrink akan mengurangi resiko gigi terkena erosi. - Apabila memiliki penyakit saluran pencernaan diharap segera konsultasi dengan dokter. - Pecandu alkohol harus segera mengikuti program rehabilitasi. 2. Meningkatkan mekanisme pertahanan dalam rongga mulut thd kerusakan gigi - air liur dapat menetralisir pengaruh minuman/makanan yg bersifat asam. Selain itu air liur dapat mencegah gigi berlubang karena secara alami mengandung kalsium dan fosfor. Produksi air lir dapat ditingkatkan dengan cara konsumsi permen bebas gula. 3. Meningkatkan ketahanan permukaan gigi terhadap kerusakan - Pemakaian fluoride (pasta gigi berfluoride, sayur2an, susu) sehari-hari. - Melapisi gigi dengan fluoride varnish sebanyak 2-4 kali dalam setahun hal ini dilakukan oleh dokter gigi. 4. Konsumsi makanan yg dapat mengurangi potensi kerusakan gigi akibat bahan kimia.
  • 11. - Memakan keju, dan tahan selama beberapa saat dalam mulut setelah makan/minum yang bersifat asam. Keju mengandung kalsium dan fosfor, dan baik utk gigi. 5. Mengurangi resiko abrasi gigi. - Menggunakan sikat gigi yg seratnya lembut dan menyikat gigi dengan gerakan yang tidak terlalu keras. - Jangan segera menyikat gigi setelah makan/minum yg bersifat asam, karena gigi akan mudah terkikis sesudahnya. Lebih baik sebelumnya kumur-kumur dulu dengan air lalu diamkan beberapa saat. 6. Meningkatkan proteksi terhadap gigi. - Melapisi gigi dengan bahan tumpatan tertentu utk melapisi bagian gigi yg terkikis. 7. Selalu memonitor keadaan gigi. - Pemeriksaan teratur meliputi foto gigi & pencetakan gigi (jika perlu) - Selalu menkonsumsi makana atau minuman yang baik untuk gigi, jangan lupa untuk teratur konsultasi ke dokter gigi.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.scribd.com/doc/14867929/TUGAS-MAKALAH-GIGI-DAN-MULUT-Kelainan- Jaringan-Keras-Oleh-Karena-Non-Infeksi-Terdiri 2. http://www.lettolink.com/forum/index.php