SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
1
Crossbite anterior adalah keadaan dimana terdapat hubungan
labiolingual yang tidak normal antara satu atau lebih gigi insisivus
maksila dengan mandibula.
Problem pada masa tumbuh kembang ini seringkali terjadi pada
masa gigi bercampur dan perawatan dini sangat disarankan karena
maloklusi ini tidak dapat terkoreksi dengan pertumbuhan dan
bertambahnya usia.
2
PENDAHULUAN
• FOTO EXTRA ORAL SEBELUM PERAWATAN
NAMA : XX
JENIS KELAMIN : P
USIA : 10 Y.O.
KELUHAN : gigi-giginya tidak rapi
terutama gigi depan
atas “nyakil” karena
tumbuh di belakang
gigi-gigi depan bawah
R. PENYAKIT : TAA
LAPORAN KASUS
3
• FOTO INTRA ORAL SEBELUM PERAWATAN
29/01/2010
4
LAPORAN KASUS
• FOTO STUDY MODEL SEBELUM PERAWATAN
29/01/2010
5
LAPORAN KASUS
• FOTO PANORAMIC SEBELUM PERAWATAN
29/01/2010
6
LAPORAN KASUS
ANALISIS FUNGSIONAL ANALISIS STUDY MODEL
EXTRA ORAL RELASI MOLAR KI/KA : KELAS II
PROFIL : CEMBUNG OVERBITE : 5.5 mm
BENTUK MUKA : SIMETRIS OVERJET : -2 mm
TMJ : TAK RELASI ANTERIOR : CROWDING
RELASI POSTERIOR: TAK
INTRA ORAL KELAINAN GIGI - GELIGI
MUKOSA RM : TAK 11, 21, 42 LINGUOVERSI
LIDAH : TAK 12, 22 LABIOVERSI
PALATUM : TAK
OH : BAIK
7
LAPORAN KASUS
ANALISIS FOTO RONTGEN
RAHANG ATAS
• terdapat benih gigi 15, 17, 27 yang posisinya normal
• benih gigi 13 dan 23 yang posisinya tumbuh ke mesial
• benih gigi 18 dan 28 belum muncul
RAHANG BAWAH
• terdapat benih gigi 38, 37, 35, 34, 44, 45, 47, 48 yang posisinya normal
• terdapat benih gigi 33 dan 43 yang posisinya torsiversi
LAIN – LAIN
• Tidak ada kelainan (lesi) periapikal
• tulang pendukung baik
• tidak terdapat sisa akar gigi
8
LAPORAN KASUS
DIAGNOSA KASUS
MALOKLUSI ANGLE KELAS II DENGAN CROSSBITE ANTERIOR
9
LAPORAN KASUS
• TUJUAN PERAWATAN
menghilangkan crossbite anterior untuk mencegah terjadinya maloklusi klas III yang parah dan memperbaiki
estetik wajah
• RENCANA PERAWATAN
Rahang atas
-
Rahang bawah
ALAT 1 :
1. Koreksi crossbite anterior via removable inclined bite plane dengan sudut 45o
2. 73 83 LOOP U stainless wire diameter 0.7 mm
3. 16 26 KLAMER C stainless wire diameter 0.7 mm
ALAT 2 :
1. plat/sekrup expansi
• PROGNOSA KASUS
BAIK
10
LAPORAN KASUS
1. EDUKASI DAN MOTIVASI
2. PEMBUATAN DAN PEMASANGAN BITE PLANE
11
REKOMENDASI PERAWATAN
12
DESAIN ALAT
LAPORAN KASUS
13
KONTROL 1 (14/05/2010)
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
14
KONTROL 10 (30/10/2010)
KEMAJUAN PERAWATAN
1. INITIAL PHASE INSERSI (04/5/2010)
Pasien diinstruksikan untuk memakai alat sepanjang hari dan kontrol satu minggu sekali
2. KONTROL 1 (14/5/2010)
.Pasien ini sangat kooperatif dalam memakai plat ortodonsi ini, terbukti pada saat kontrol pertama pada hari ke 10 (14/5/2010), plat fungsional
inclined bite plane masih retentive, stabil dan sudah terbentuk over jet sebesar 1 mm, dan overbite sebesar 1 mm. Ujung dataran inclined bite
plane sudah menempel di palataum sehingga dilakukan pengurangan ujung dataran inclined bite plane.Tidak ditemukan peradangan pada
mukosa.
3. KONTROL 2 (21/5/2010)
Overjet sudah mengalami peningkatan menjadi 1,8 mm namun gigi-gigi posterior belum oklusi
4. KONTROL 3 (28/5/2010)
Overjet sudah ideal yaitu 2 mm, gigi molar pertama permanen kanan kiri RA & RB sudah beroklusi
5. KONTROL 10 (30/10/2010)
Overjet 2 mm dan overbite 5 mm, Gigi 12 masih labioversi, space untuk gigi 12 agar masuk ke dalam lengkung ideal masih belum mencukupi.
gigi 22 sudah masuk ke dalam lengkung ideal. Gigi 42 sudah berada pada lengkung ideal Gigi 33 tumbuh sebagian dan torsi, gigi 34 juga tumbuh
Sebagian. Crossbite anterior sudah terkoreksi dan alat sudah semakin tidak retentif, sehingga perawatan dilanjutkan pada tahap kedua
menggunakan plat ekspansi untuk mendapat ruang yang dibutuhkan untuk koreksi gigi yang masih malposisi 15
LAPORAN KASUS
ETIOLOGI CROSSBITE ANTERIOR :
(a)Pertumbuhan yang abnormal dari rahang akibat faktor herediter atau trauma waktu kelahiran menyebabkan rahang atas
pertumbuhannya terhambat dan menjadi kecil dibandingkan dengan rahang bawah. Hal ini mengakibatkan semua gigi-gigi di
rahang atas jatuh di sebelah lingual dari rahang bawah.
(b)Kelainan pada articulatio mandibularis, otot-otot pengunyahan atau kelainan neuromuscular dapat menyebabkan kelainan
fungsi pengunyahan yang dapat menyebabkan seseorang mengunyah dengan cara crossbite.
(c)Pertumbuhan incisivus atas yang terhalang oleh incisivus bawah untuk maju ke depan. Tidak adanya koordinasi antara
waktu keluarnya incisivus atas dan incisivus bawah, incisivus atas erupsinya terlambat, maka incisivus ini tidak mempunyai
kesempatan untuk maju ke depan karena terhalang oleh incisivus bawah yang sudah panjang.
(d)Kekurangan tempat dapat menyebabkan terjadinya crossbite. Jika pada pasien dilakukan ekstraksi premature dari gigi
desidui menyebabkan pergeseran dari gigi-gigi yang tinggal maka kekurangan tempat bagi gigi yang akan tumbuh dapat
menyebabkan gigi ini mengambil tempat dengan posisi yang crossbite.
(e)Persistensi dari gigi desidui dapat menyebabkan gigi pengganti erupsi dengan mengambil posisi yang crossbite. Keadaan ini
dapat terjadi pada gigi-gigi anterior dan gigi-gigi posterior.
(f) Bad habit seperti tidur di atas satu lengan, bertopang dagu
16
ETIOLOGI
1. Maloklusi Kelas I atau disebut neutroclussion, pada kelas ini cusp mesiobukal molar satu atas permanen beroklusi pada bukal
groove molar satu bawah permanen;
2. Maloklusi Kelas II atau disebut distoclusion,
3. Maloklusi Kelas III atau disebut mesiocclusion,
17
KLASIFIKASI MALOKLUSI
KLASIFIKASI DEWEY
Kelas I modifikasi Dewey
• Tipe 1: Crowding anterior;
• Tipe 2: Protusif gigi incisivus atas;
• Tipe 3: Crossbite anterior;
• Tipe 4: Crossbite posterior;
• Tipe 5: Molar satu permanen mengalami drifting ke arah mesial.
Kelas III modifikasi Dewey
• Tipe 1: edge to edge;
• Tipe 2: Incisivus bawah crowding dan lebih ke lingual dari incisivus atas;
• Tipe 3: Crossbite anterior, incisivus atas Crowding
18
MACAM MODIFIKASI KLAS
PENUTUP
KASUMASA !!
SELANJUTNYA MOHON IJIN ARAHAN
19

More Related Content

Similar to KASUS CROSSBITE

Tutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteTutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteVina Widya Putri
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berliansaktiirdi19
 
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxDewoBontang
 
endodontic 1
endodontic 1endodontic 1
endodontic 1RSIGM
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1yes ican
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1hasril hasanuddin
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Vincent Tannius
 
PPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulut
PPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulutPPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulut
PPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulutwandyafrizal1
 
Management Crowded Anterior On Children
Management Crowded Anterior On ChildrenManagement Crowded Anterior On Children
Management Crowded Anterior On ChildrenTaufiqi Hidayatullah
 
Laporan sgd 4
Laporan sgd 4Laporan sgd 4
Laporan sgd 4RSIGM
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6RSIGM
 
PPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptxPPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptxNSIAk2
 
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2Chusna Wardani
 
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruan
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruanHubungan antara rahang dengan gigi tiruan
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruaniqbal6979
 
Terjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhasTerjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhasIrma Ariany Syam
 
Indikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomiIndikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomizakiahyahya
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Nabilah Kusuma
 
lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19RSIGM
 

Similar to KASUS CROSSBITE (20)

Tutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & CrossbiteTutorial Maloklusi & Crossbite
Tutorial Maloklusi & Crossbite
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berlian
 
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptxppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
ppt implan chp 27. 20-31 educatin dentistry.pptx
 
endodontic 1
endodontic 1endodontic 1
endodontic 1
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
 
PPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulut
PPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulutPPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulut
PPT Kelainan Jaringan Keras pada gigi dan mulut
 
Management Crowded Anterior On Children
Management Crowded Anterior On ChildrenManagement Crowded Anterior On Children
Management Crowded Anterior On Children
 
Laporan sgd 4
Laporan sgd 4Laporan sgd 4
Laporan sgd 4
 
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
Laporan hasil sgd lbm 1 blok 17 sgd 6
 
PPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptxPPT CRS ELSA.pptx
PPT CRS ELSA.pptx
 
Crossbite
CrossbiteCrossbite
Crossbite
 
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2
 
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruan
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruanHubungan antara rahang dengan gigi tiruan
Hubungan antara rahang dengan gigi tiruan
 
Terjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhasTerjemahan textbook os irma unhas
Terjemahan textbook os irma unhas
 
Indikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomiIndikasi dan kontraidikasi odontektomi
Indikasi dan kontraidikasi odontektomi
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
 
lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19
 
Skripsi uly
Skripsi ulySkripsi uly
Skripsi uly
 

Recently uploaded

2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 

Recently uploaded (20)

2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 

KASUS CROSSBITE

  • 1. 1
  • 2. Crossbite anterior adalah keadaan dimana terdapat hubungan labiolingual yang tidak normal antara satu atau lebih gigi insisivus maksila dengan mandibula. Problem pada masa tumbuh kembang ini seringkali terjadi pada masa gigi bercampur dan perawatan dini sangat disarankan karena maloklusi ini tidak dapat terkoreksi dengan pertumbuhan dan bertambahnya usia. 2 PENDAHULUAN
  • 3. • FOTO EXTRA ORAL SEBELUM PERAWATAN NAMA : XX JENIS KELAMIN : P USIA : 10 Y.O. KELUHAN : gigi-giginya tidak rapi terutama gigi depan atas “nyakil” karena tumbuh di belakang gigi-gigi depan bawah R. PENYAKIT : TAA LAPORAN KASUS 3
  • 4. • FOTO INTRA ORAL SEBELUM PERAWATAN 29/01/2010 4 LAPORAN KASUS
  • 5. • FOTO STUDY MODEL SEBELUM PERAWATAN 29/01/2010 5 LAPORAN KASUS
  • 6. • FOTO PANORAMIC SEBELUM PERAWATAN 29/01/2010 6 LAPORAN KASUS
  • 7. ANALISIS FUNGSIONAL ANALISIS STUDY MODEL EXTRA ORAL RELASI MOLAR KI/KA : KELAS II PROFIL : CEMBUNG OVERBITE : 5.5 mm BENTUK MUKA : SIMETRIS OVERJET : -2 mm TMJ : TAK RELASI ANTERIOR : CROWDING RELASI POSTERIOR: TAK INTRA ORAL KELAINAN GIGI - GELIGI MUKOSA RM : TAK 11, 21, 42 LINGUOVERSI LIDAH : TAK 12, 22 LABIOVERSI PALATUM : TAK OH : BAIK 7 LAPORAN KASUS
  • 8. ANALISIS FOTO RONTGEN RAHANG ATAS • terdapat benih gigi 15, 17, 27 yang posisinya normal • benih gigi 13 dan 23 yang posisinya tumbuh ke mesial • benih gigi 18 dan 28 belum muncul RAHANG BAWAH • terdapat benih gigi 38, 37, 35, 34, 44, 45, 47, 48 yang posisinya normal • terdapat benih gigi 33 dan 43 yang posisinya torsiversi LAIN – LAIN • Tidak ada kelainan (lesi) periapikal • tulang pendukung baik • tidak terdapat sisa akar gigi 8 LAPORAN KASUS
  • 9. DIAGNOSA KASUS MALOKLUSI ANGLE KELAS II DENGAN CROSSBITE ANTERIOR 9 LAPORAN KASUS
  • 10. • TUJUAN PERAWATAN menghilangkan crossbite anterior untuk mencegah terjadinya maloklusi klas III yang parah dan memperbaiki estetik wajah • RENCANA PERAWATAN Rahang atas - Rahang bawah ALAT 1 : 1. Koreksi crossbite anterior via removable inclined bite plane dengan sudut 45o 2. 73 83 LOOP U stainless wire diameter 0.7 mm 3. 16 26 KLAMER C stainless wire diameter 0.7 mm ALAT 2 : 1. plat/sekrup expansi • PROGNOSA KASUS BAIK 10 LAPORAN KASUS
  • 11. 1. EDUKASI DAN MOTIVASI 2. PEMBUATAN DAN PEMASANGAN BITE PLANE 11 REKOMENDASI PERAWATAN
  • 15. KEMAJUAN PERAWATAN 1. INITIAL PHASE INSERSI (04/5/2010) Pasien diinstruksikan untuk memakai alat sepanjang hari dan kontrol satu minggu sekali 2. KONTROL 1 (14/5/2010) .Pasien ini sangat kooperatif dalam memakai plat ortodonsi ini, terbukti pada saat kontrol pertama pada hari ke 10 (14/5/2010), plat fungsional inclined bite plane masih retentive, stabil dan sudah terbentuk over jet sebesar 1 mm, dan overbite sebesar 1 mm. Ujung dataran inclined bite plane sudah menempel di palataum sehingga dilakukan pengurangan ujung dataran inclined bite plane.Tidak ditemukan peradangan pada mukosa. 3. KONTROL 2 (21/5/2010) Overjet sudah mengalami peningkatan menjadi 1,8 mm namun gigi-gigi posterior belum oklusi 4. KONTROL 3 (28/5/2010) Overjet sudah ideal yaitu 2 mm, gigi molar pertama permanen kanan kiri RA & RB sudah beroklusi 5. KONTROL 10 (30/10/2010) Overjet 2 mm dan overbite 5 mm, Gigi 12 masih labioversi, space untuk gigi 12 agar masuk ke dalam lengkung ideal masih belum mencukupi. gigi 22 sudah masuk ke dalam lengkung ideal. Gigi 42 sudah berada pada lengkung ideal Gigi 33 tumbuh sebagian dan torsi, gigi 34 juga tumbuh Sebagian. Crossbite anterior sudah terkoreksi dan alat sudah semakin tidak retentif, sehingga perawatan dilanjutkan pada tahap kedua menggunakan plat ekspansi untuk mendapat ruang yang dibutuhkan untuk koreksi gigi yang masih malposisi 15 LAPORAN KASUS
  • 16. ETIOLOGI CROSSBITE ANTERIOR : (a)Pertumbuhan yang abnormal dari rahang akibat faktor herediter atau trauma waktu kelahiran menyebabkan rahang atas pertumbuhannya terhambat dan menjadi kecil dibandingkan dengan rahang bawah. Hal ini mengakibatkan semua gigi-gigi di rahang atas jatuh di sebelah lingual dari rahang bawah. (b)Kelainan pada articulatio mandibularis, otot-otot pengunyahan atau kelainan neuromuscular dapat menyebabkan kelainan fungsi pengunyahan yang dapat menyebabkan seseorang mengunyah dengan cara crossbite. (c)Pertumbuhan incisivus atas yang terhalang oleh incisivus bawah untuk maju ke depan. Tidak adanya koordinasi antara waktu keluarnya incisivus atas dan incisivus bawah, incisivus atas erupsinya terlambat, maka incisivus ini tidak mempunyai kesempatan untuk maju ke depan karena terhalang oleh incisivus bawah yang sudah panjang. (d)Kekurangan tempat dapat menyebabkan terjadinya crossbite. Jika pada pasien dilakukan ekstraksi premature dari gigi desidui menyebabkan pergeseran dari gigi-gigi yang tinggal maka kekurangan tempat bagi gigi yang akan tumbuh dapat menyebabkan gigi ini mengambil tempat dengan posisi yang crossbite. (e)Persistensi dari gigi desidui dapat menyebabkan gigi pengganti erupsi dengan mengambil posisi yang crossbite. Keadaan ini dapat terjadi pada gigi-gigi anterior dan gigi-gigi posterior. (f) Bad habit seperti tidur di atas satu lengan, bertopang dagu 16 ETIOLOGI
  • 17. 1. Maloklusi Kelas I atau disebut neutroclussion, pada kelas ini cusp mesiobukal molar satu atas permanen beroklusi pada bukal groove molar satu bawah permanen; 2. Maloklusi Kelas II atau disebut distoclusion, 3. Maloklusi Kelas III atau disebut mesiocclusion, 17 KLASIFIKASI MALOKLUSI
  • 18. KLASIFIKASI DEWEY Kelas I modifikasi Dewey • Tipe 1: Crowding anterior; • Tipe 2: Protusif gigi incisivus atas; • Tipe 3: Crossbite anterior; • Tipe 4: Crossbite posterior; • Tipe 5: Molar satu permanen mengalami drifting ke arah mesial. Kelas III modifikasi Dewey • Tipe 1: edge to edge; • Tipe 2: Incisivus bawah crowding dan lebih ke lingual dari incisivus atas; • Tipe 3: Crossbite anterior, incisivus atas Crowding 18 MACAM MODIFIKASI KLAS