SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
A. ALIH KODE
Alih kode adalah gejala peralihan bahasa
karena berubah situasi (menurut Appel)
sedangkan menurut Hymes, alih kode bukan
hanya terjadi antarbahasa melainkan juga
terjadi antara ragam-ragam bahasa dan
gaya bahasa yang terdapat dalam satu
bahasa.
Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya alih
kode:
a. Siapa yang berbicara
b. Dengan siapa berbicara
c. Kepada siapa
d. Kapan, dan
e. Dengan tujuan apa
Dalam kepustakaan linguistik,
penyebab terjadinya alih kode:
a. Pembicara/penutur
b. Pendengar/lawan tutur
c. Perubahan situasi dengan hadirnya
orang ke – 3
d. Perubahan dari formal ke informal/
sebaliknya
e. Perubahan topik pembicaraan
Suwito membedakan alih kode
menjadi dua:
a. Alih kode intern adalah alih kode yang
berlangsung sendiri, seperti bahasa
Indonesia ke bahasa Jawa.
b. Alih kode ekstern adalah alih kode yang
terjadi antara dua bahasa sendiri (salah
satu bahasa atau ragam yang ada
dalam verbal repertoir masyarakat
tuturnya) dengan bahasa asing
Contoh alih kode intern dan ekstern
Sekretaris : apakah bapak sudah jadi membuat lampiran surat ini?
Majikan : O sudah.inilah
Sekretaris : Terima kasih
Majikan : Surat itu berisi permintaan borongan untuk
memperbaiki kantor sebelah. Saya udah kenal dia.
Orangnya baik,Banyak relasi dan tidak banyak mencari
untung. Lha saiki yen usahane pengen maju kudu wani ngono.....
Sekretaris : Panci ngoten, pak.
Majikan : Panci Ngoten Priye?
Sekretaris : Tegesipun, mbok modalipun agengo kados menopo,
menawi.....
Majikan : ..... Menowo ora akeh hubungane lan deke mbati
kakean, usahane ora bakal maju karepmu?
Sekretaris : Lha enggih, ngoten!
Majikan : O ya. Apa surat untuk jakarta kemarin sudah jadi di
kirim?
Sekretaris : Sudah Pak. Bersama surat pak Ridwan dengan kilat
khusus.
B. CAMPUR KODE
Thelander, campur kode adalah apabila
dalam suatu peristiwa tutur, klausa-klausa
dan frase-frase yang digunakan terdiri dari
klausa dan frase campuran dan masing
dan masing-masing klausa atau frase itu
tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri.
Menurut Fasold kriteria gramatika campur
kode adalah kalau seseorang
menggunakan satu kata atau frase dari
satu bahasa maka dia telah melakukan
campur kode
Ciri menonjol dari campur kode
Kesatuan atau situasi informal. Dalam situasi
formal, jarang terjadi campur kode, kalau
terdapat campur kode dalam keadaan itu
karena tidak ada kata atau ungkapan yang tepat
untuk menggantikan bahasa yang sedang
dipakai sehingga perlu memakai kata dari
bahasa daerah/ bahasa asing. Seorang penutur
misalnya, dalam berbahasa Indonesia banyak
menyelipkan bahasa daerahnya, maka penutur
itu dapat dikatakan telah melakukan campur
kode. Akibatnya, muncul satu ragam bahasa
Indonesia yang keminang-minangan atau
bahasa Indonesia kejawa-jawanan.
Contoh campur kode
Lokasi : di bagian iklan surat kabar Harian Indonesia
Bahasa : Indonesia dan Cina Putunghoa
Waktu : senin, 18 November 1998, pukul 11.00 WIB
Penutur : Informan III (Inf) dan pemasang iklan (PI)
Topik : memilih halaman untuk memasang iklan
Inf III : Ni mau pasang di halaman berapa? (Anda mau pasang di
halaman brapa?)
PI : Di baban aja deh (di halaman delapan sajalah)
Inf III : mei you a ! Kalau mau di halaman lain; baiel di baban penuh
lho! Gak ada lagi! (kalau mau di halaman lain Hari selasa
halaman delapan penuh lho. Tidak ada lagi)
PI :na wo xian gaosu wodejingli ba. Ta yao de di baban a (kalau
demikian saya beritahukan derektur dulu. Dia maunya di halaman
delapan)
Inf III : Hao, ni guosu ta ba. Jintian degoang goa han duo. Kalau mau
ni buru-buru datang lagi (baik, kamu beri tau dia. Iklan hari ini
sangat banyak. Kalu mau kamu harus segera datang lagi)
SIMPULAN
Dari contoh peristiwa tutur yang diberikan
Haryono itu, akhirnya bisa dikatakan,
bahwa menentukah beda peristiwa alih
kode dan campur kode memang tidak
mudah. Dalam peristiwa tutur itu, bila mau
dikatakan telah terjadi alih kode
berdasarkan rumusan yang telah
dibicarakan adalah tidak mudah, sebab
peralihan bahasa yang terjadi tidak ada
sebabnya, kecuali kemampuan para
partisipan terhadap ragam formal bahasa
indonesia yang memang rendah.
SIKAP BAHASA DAN
PEMILIHAN BAHASA
 Sikap adalah fenomena kejiwaan, yang
biasanya termanifestasi dalam bentuk tindakan
atau perilaku
 Anderson (1974:37) membagi sikap atas dua
macam yaitu (1) sikap kebahasaan dan sikap
nonkebahasaan, seperti sikap politik, sikap
sosial, sikap estetis, dan sikap keagamaan.
 Menurut Anderson, sikap bahasa adalah tata
keyakinan atau kognisi yang relatif berjangka
panjang, sebagian mengenai bahasa, mengenai
objek bahasa, yang memberikan kecenderungan
kepada seseorang untuk bereaksi dengan cara
tertentu yang disenanginya.
 Pap (1979) beranggapan bahwa di
dalam arti sempit sikap bahasa
mengacu kepada (a) penilaian orang
terhadap suatu bahasa (indah atau
tidak, kaya atau miskin, efisien atau
tidak) (b) penilaian penutur suatu
bahasa tertentu sebagai suatu kelompok
etnis dengan watak kepribadian khusus
dsb.
Ciri-ciri sikap bahasa yang dikemukakan
oleh Garvin dan Mathiot
1. Kesetiaan bahasa (language loyality) yang mendorong
masyarakat suatu bahasa mempertahankan
bahasanya, dan apabila perlu mencegah adanya
pengaruh bahasa lain
2. Kebanggaan bahasa (language pride) yang
mendorong orang mengebangkan bahasanya dan
menggunakannya sebagai lambang identitas dan
kesatuan masyarakat
3. Kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the
norm) yang mendorong orang menggunakan
bahasanya dengan cermat dan santun, dan
merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya
terhadap perbuatan yaitu kegiatan menggunakan
bahasa (language use)
Menurut Dittmar, sikap bahasa ditandai oleh
sejumlah ciri yang meliputi:
 Pemilihan bahasa dalam masyarakat
multilingual
 Distribusi perbendaharaan bahasa
 Perbedaan-perbedaan dialektikal
 Problema yang timbul sebagai akibat
adanya interaksi antara individu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
sikap bahasa
 Ada dua faktor yang mempengaruhi manusia mersepon
objek bahasa. Faktor tersebut adalah faktor internal dan
faktor eksternal.
a. Faktor internal antara lain:
 Kontak dengan bahasa nasional
 pendidikan
 pekerjaan atau status ekonomi
 emigrasi
b. Faktor eksternal antara lain:
 Identitas etnik
 Pemakaian bahasa daerah
 Ikatan dengan budaya tradisi
 Daya budaya tradisional
Sikap negatif terhadap suatu
bahasa
 Terjadi bila seseorang atau sekelompok orang
tidak mempunyai lagi rasa bangga terhadap
bahasanya, dan mengalihkan rasa bangga itu
pada bahasa lain yang bukan miliknya
 Halim (1978:7) berpendapat bahawa jalan yang
harus ditempuh untuk mengubah sikap negatif itu
menjadi sikap positif adalah dengan pendidikan
bahasa yang dilaksanakan atas dasar pembinaan
kaidah dan norma bahasa, di samping norma-
norma sosial dan budaya yang ada d idalam
masyarakat bahasa yang bersangkutan
Pemilihan Bahasa
 Pemilihan bahasa menurut Fasold (1984:
180) tidak sesederhana yang kita
bayangkan, yakni memilih sebuah bahasa
secara keseluruhan (whole language)
dalam suatu peristiwa komunikasi.
 Misalnya, seseorang yang menguasai
bahasa Jawa dan bahasa Indonesia harus
memilih salah satu di antara kedua bahasa
itu ketika berbicara kepada orang lain
dalam peristiwa komunikasi.
Dalam pemilihan bahasa terdapat tiga
kategori pemilihan.
 Pertama, dengan memilih satu variasi dari bahasa
yang sama (intra language variation). Apabila seorang
penutur bahasa Jawa berbicara kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa Jawa krama, misalnya,
maka ia telah melakukan pemilihan bahasa kategori
pertama ini.
 Kedua, dengan melakukan alih kode (code switching),
artinya menggunakan satu bahasa pada satu
keperluan dan menggunakan bahasa yang lain pada
keperluan lain dalam satu peristiwa komunikasi.
 Ketiga, dengan melakukan campur kode (code mixing)
artinya menggunakan satu bahasa tertentu dengan
bercampur serpihan-serpihan dari bahasa lain.
Evin-Tripp (1972) mengidentifikaskan empat
faktor utama sebagai penanda pemilihan bahasa
penutur dalam interaksi sosial
 (1) Latar (waktu dan tempat) dan situasi;
(2) partisipan dalam interaksi, (3) topik
percakapan, dan (4) fungsi interaksi.
Faktor pertama dapat berupa hal-hal
seperti makan pagi di lingkungan keluarga,
rapat di kelurahan, selamatan kelahiran di
sebuah keluarga, kuliah, dan tawar-
menawar barang di pasar.
Dalam memilih bahasa ada tiga hal
yang dapat dilakukan
1. Alih kode artinya menggunakan satu
bahasa pada satu keperluan, dan
menggunakan bahasa yang lain pada
keperluan lain
2. Kedua dengan melakukan campur kode
artinya menggunakan satu bahasa
tertentu dengan dicampuri serpihan-
serpihan dari bahasa lain
3. Ketiga dengan memilih satu variasi
bahasa yang sama
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to 4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx

Makalah Alih Kode dan Campur Kode
Makalah Alih Kode dan Campur KodeMakalah Alih Kode dan Campur Kode
Makalah Alih Kode dan Campur Kode
Izan M.Pd
 
ppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwd
ppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwdppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwd
ppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwd
RuthTamarista
 
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasionalFungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
Fathimah Aulia
 
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasasosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
AjengIlla
 

Similar to 4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx (20)

Code switching
Code switchingCode switching
Code switching
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Topik 1 bahasa indonesia baku
Topik 1 bahasa indonesia bakuTopik 1 bahasa indonesia baku
Topik 1 bahasa indonesia baku
 
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
ALIH KODE DAN CAMPUR KODEALIH KODE DAN CAMPUR KODE
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE
 
Pengantar
PengantarPengantar
Pengantar
 
Materi Bahasa Indonesia semester 5
Materi Bahasa Indonesia semester 5Materi Bahasa Indonesia semester 5
Materi Bahasa Indonesia semester 5
 
Makalah Alih Kode dan Campur Kode
Makalah Alih Kode dan Campur KodeMakalah Alih Kode dan Campur Kode
Makalah Alih Kode dan Campur Kode
 
ppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwd
ppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwdppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwd
ppt ragam bahasa.pptx bdhjwwwwwwwwwwwwwd
 
Alih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kodeAlih kode dan campur kode
Alih kode dan campur kode
 
Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)
Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)
Diglosia by klp. 6 (ibi, cecep, lulu)
 
Sejarah Bahasa indonesia.pptx
Sejarah Bahasa indonesia.pptxSejarah Bahasa indonesia.pptx
Sejarah Bahasa indonesia.pptx
 
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasionalFungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
Fungsi dan peran keragaman sosial budaya dalam pembangunan nasional
 
Bahasa indonesia 1
Bahasa indonesia 1Bahasa indonesia 1
Bahasa indonesia 1
 
B1
B1B1
B1
 
RAGAM BAHASA.pptx
RAGAM BAHASA.pptxRAGAM BAHASA.pptx
RAGAM BAHASA.pptx
 
Arti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasaArti, fungsi dan ragam bahasa
Arti, fungsi dan ragam bahasa
 
sosiolinguistik linguistik sastra indonesia
sosiolinguistik linguistik sastra indonesiasosiolinguistik linguistik sastra indonesia
sosiolinguistik linguistik sastra indonesia
 
Ricki k
Ricki kRicki k
Ricki k
 
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasasosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
sosiolingusitik-pelbagai variasi dan jenis bahasa
 
Sejarah perkembangan Bahasa indonesia
Sejarah perkembangan Bahasa indonesiaSejarah perkembangan Bahasa indonesia
Sejarah perkembangan Bahasa indonesia
 

Recently uploaded

PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
randikaakbar11
 

Recently uploaded (20)

UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.pptAnalisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
Analisis Regresi Analisis Regresi dan Korelasi.ppt
 
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptxMekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
Mekanisme Mendengar Pada Manusia dan Hewan.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 

4-ALIH KODE DAN CAMPUR KODE.pptx

  • 1. A. ALIH KODE Alih kode adalah gejala peralihan bahasa karena berubah situasi (menurut Appel) sedangkan menurut Hymes, alih kode bukan hanya terjadi antarbahasa melainkan juga terjadi antara ragam-ragam bahasa dan gaya bahasa yang terdapat dalam satu bahasa.
  • 2. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya alih kode: a. Siapa yang berbicara b. Dengan siapa berbicara c. Kepada siapa d. Kapan, dan e. Dengan tujuan apa
  • 3. Dalam kepustakaan linguistik, penyebab terjadinya alih kode: a. Pembicara/penutur b. Pendengar/lawan tutur c. Perubahan situasi dengan hadirnya orang ke – 3 d. Perubahan dari formal ke informal/ sebaliknya e. Perubahan topik pembicaraan
  • 4. Suwito membedakan alih kode menjadi dua: a. Alih kode intern adalah alih kode yang berlangsung sendiri, seperti bahasa Indonesia ke bahasa Jawa. b. Alih kode ekstern adalah alih kode yang terjadi antara dua bahasa sendiri (salah satu bahasa atau ragam yang ada dalam verbal repertoir masyarakat tuturnya) dengan bahasa asing
  • 5. Contoh alih kode intern dan ekstern Sekretaris : apakah bapak sudah jadi membuat lampiran surat ini? Majikan : O sudah.inilah Sekretaris : Terima kasih Majikan : Surat itu berisi permintaan borongan untuk memperbaiki kantor sebelah. Saya udah kenal dia. Orangnya baik,Banyak relasi dan tidak banyak mencari untung. Lha saiki yen usahane pengen maju kudu wani ngono..... Sekretaris : Panci ngoten, pak. Majikan : Panci Ngoten Priye? Sekretaris : Tegesipun, mbok modalipun agengo kados menopo, menawi..... Majikan : ..... Menowo ora akeh hubungane lan deke mbati kakean, usahane ora bakal maju karepmu? Sekretaris : Lha enggih, ngoten! Majikan : O ya. Apa surat untuk jakarta kemarin sudah jadi di kirim? Sekretaris : Sudah Pak. Bersama surat pak Ridwan dengan kilat khusus.
  • 6. B. CAMPUR KODE Thelander, campur kode adalah apabila dalam suatu peristiwa tutur, klausa-klausa dan frase-frase yang digunakan terdiri dari klausa dan frase campuran dan masing dan masing-masing klausa atau frase itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri. Menurut Fasold kriteria gramatika campur kode adalah kalau seseorang menggunakan satu kata atau frase dari satu bahasa maka dia telah melakukan campur kode
  • 7. Ciri menonjol dari campur kode Kesatuan atau situasi informal. Dalam situasi formal, jarang terjadi campur kode, kalau terdapat campur kode dalam keadaan itu karena tidak ada kata atau ungkapan yang tepat untuk menggantikan bahasa yang sedang dipakai sehingga perlu memakai kata dari bahasa daerah/ bahasa asing. Seorang penutur misalnya, dalam berbahasa Indonesia banyak menyelipkan bahasa daerahnya, maka penutur itu dapat dikatakan telah melakukan campur kode. Akibatnya, muncul satu ragam bahasa Indonesia yang keminang-minangan atau bahasa Indonesia kejawa-jawanan.
  • 8. Contoh campur kode Lokasi : di bagian iklan surat kabar Harian Indonesia Bahasa : Indonesia dan Cina Putunghoa Waktu : senin, 18 November 1998, pukul 11.00 WIB Penutur : Informan III (Inf) dan pemasang iklan (PI) Topik : memilih halaman untuk memasang iklan Inf III : Ni mau pasang di halaman berapa? (Anda mau pasang di halaman brapa?) PI : Di baban aja deh (di halaman delapan sajalah) Inf III : mei you a ! Kalau mau di halaman lain; baiel di baban penuh lho! Gak ada lagi! (kalau mau di halaman lain Hari selasa halaman delapan penuh lho. Tidak ada lagi) PI :na wo xian gaosu wodejingli ba. Ta yao de di baban a (kalau demikian saya beritahukan derektur dulu. Dia maunya di halaman delapan) Inf III : Hao, ni guosu ta ba. Jintian degoang goa han duo. Kalau mau ni buru-buru datang lagi (baik, kamu beri tau dia. Iklan hari ini sangat banyak. Kalu mau kamu harus segera datang lagi)
  • 9. SIMPULAN Dari contoh peristiwa tutur yang diberikan Haryono itu, akhirnya bisa dikatakan, bahwa menentukah beda peristiwa alih kode dan campur kode memang tidak mudah. Dalam peristiwa tutur itu, bila mau dikatakan telah terjadi alih kode berdasarkan rumusan yang telah dibicarakan adalah tidak mudah, sebab peralihan bahasa yang terjadi tidak ada sebabnya, kecuali kemampuan para partisipan terhadap ragam formal bahasa indonesia yang memang rendah.
  • 10. SIKAP BAHASA DAN PEMILIHAN BAHASA  Sikap adalah fenomena kejiwaan, yang biasanya termanifestasi dalam bentuk tindakan atau perilaku  Anderson (1974:37) membagi sikap atas dua macam yaitu (1) sikap kebahasaan dan sikap nonkebahasaan, seperti sikap politik, sikap sosial, sikap estetis, dan sikap keagamaan.  Menurut Anderson, sikap bahasa adalah tata keyakinan atau kognisi yang relatif berjangka panjang, sebagian mengenai bahasa, mengenai objek bahasa, yang memberikan kecenderungan kepada seseorang untuk bereaksi dengan cara tertentu yang disenanginya.
  • 11.  Pap (1979) beranggapan bahwa di dalam arti sempit sikap bahasa mengacu kepada (a) penilaian orang terhadap suatu bahasa (indah atau tidak, kaya atau miskin, efisien atau tidak) (b) penilaian penutur suatu bahasa tertentu sebagai suatu kelompok etnis dengan watak kepribadian khusus dsb.
  • 12. Ciri-ciri sikap bahasa yang dikemukakan oleh Garvin dan Mathiot 1. Kesetiaan bahasa (language loyality) yang mendorong masyarakat suatu bahasa mempertahankan bahasanya, dan apabila perlu mencegah adanya pengaruh bahasa lain 2. Kebanggaan bahasa (language pride) yang mendorong orang mengebangkan bahasanya dan menggunakannya sebagai lambang identitas dan kesatuan masyarakat 3. Kesadaran adanya norma bahasa (awareness of the norm) yang mendorong orang menggunakan bahasanya dengan cermat dan santun, dan merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap perbuatan yaitu kegiatan menggunakan bahasa (language use)
  • 13. Menurut Dittmar, sikap bahasa ditandai oleh sejumlah ciri yang meliputi:  Pemilihan bahasa dalam masyarakat multilingual  Distribusi perbendaharaan bahasa  Perbedaan-perbedaan dialektikal  Problema yang timbul sebagai akibat adanya interaksi antara individu.
  • 14. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap bahasa  Ada dua faktor yang mempengaruhi manusia mersepon objek bahasa. Faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal antara lain:  Kontak dengan bahasa nasional  pendidikan  pekerjaan atau status ekonomi  emigrasi b. Faktor eksternal antara lain:  Identitas etnik  Pemakaian bahasa daerah  Ikatan dengan budaya tradisi  Daya budaya tradisional
  • 15. Sikap negatif terhadap suatu bahasa  Terjadi bila seseorang atau sekelompok orang tidak mempunyai lagi rasa bangga terhadap bahasanya, dan mengalihkan rasa bangga itu pada bahasa lain yang bukan miliknya  Halim (1978:7) berpendapat bahawa jalan yang harus ditempuh untuk mengubah sikap negatif itu menjadi sikap positif adalah dengan pendidikan bahasa yang dilaksanakan atas dasar pembinaan kaidah dan norma bahasa, di samping norma- norma sosial dan budaya yang ada d idalam masyarakat bahasa yang bersangkutan
  • 16. Pemilihan Bahasa  Pemilihan bahasa menurut Fasold (1984: 180) tidak sesederhana yang kita bayangkan, yakni memilih sebuah bahasa secara keseluruhan (whole language) dalam suatu peristiwa komunikasi.  Misalnya, seseorang yang menguasai bahasa Jawa dan bahasa Indonesia harus memilih salah satu di antara kedua bahasa itu ketika berbicara kepada orang lain dalam peristiwa komunikasi.
  • 17. Dalam pemilihan bahasa terdapat tiga kategori pemilihan.  Pertama, dengan memilih satu variasi dari bahasa yang sama (intra language variation). Apabila seorang penutur bahasa Jawa berbicara kepada orang lain dengan menggunakan bahasa Jawa krama, misalnya, maka ia telah melakukan pemilihan bahasa kategori pertama ini.  Kedua, dengan melakukan alih kode (code switching), artinya menggunakan satu bahasa pada satu keperluan dan menggunakan bahasa yang lain pada keperluan lain dalam satu peristiwa komunikasi.  Ketiga, dengan melakukan campur kode (code mixing) artinya menggunakan satu bahasa tertentu dengan bercampur serpihan-serpihan dari bahasa lain.
  • 18. Evin-Tripp (1972) mengidentifikaskan empat faktor utama sebagai penanda pemilihan bahasa penutur dalam interaksi sosial  (1) Latar (waktu dan tempat) dan situasi; (2) partisipan dalam interaksi, (3) topik percakapan, dan (4) fungsi interaksi. Faktor pertama dapat berupa hal-hal seperti makan pagi di lingkungan keluarga, rapat di kelurahan, selamatan kelahiran di sebuah keluarga, kuliah, dan tawar- menawar barang di pasar.
  • 19. Dalam memilih bahasa ada tiga hal yang dapat dilakukan 1. Alih kode artinya menggunakan satu bahasa pada satu keperluan, dan menggunakan bahasa yang lain pada keperluan lain 2. Kedua dengan melakukan campur kode artinya menggunakan satu bahasa tertentu dengan dicampuri serpihan- serpihan dari bahasa lain 3. Ketiga dengan memilih satu variasi bahasa yang sama