3. ARTI KHITBAH/
MEMINANG
S E T E L A H M E L A K U K A N TA’A R U F D A N
P E R T E M U A N B E B E R A PA K A L I . K H I T B A H P U N
D I L A K U K A N J I K A H AT I M E R A S A S U D A H
M A N TA P
4. SECARA BAHASA
Al-Khitbah berasal dari lafadz Khathiba, yakhthibu, khithbatun.
Terjemahannya ialah lamaran atau pinangan.
Al-Khithbah ialah permintaan
seorang laki-laki kepada seorang perempuan untuk dijadikan
istri menurut
cara-cara yang berlaku di kalangan masyarakat
5. Secara bahasa khitbah adalah proses permintaan atau pernyataan untuk mengadakan
pernikahan yang dilakukan oleh dua orang, lelaki dan perempuan, baik secara
langsung ataupun dengan perwalian.
menurut ilmu fiqh, peminangan artinya “permintaan”.
Secara terminologi adalah pernyataan atau permintaan dari seorang laki-laki
kepada pihak seorang wanita untuk mengawininya, baik dilakukan oleh laki
laki itu secara langsung atau lewat perantara pihak lain yang dipercayainya
sesuai dengan ketentuan agama
7. DALIL AL QURAN
Dalam al- Qur‟an surat al- Baqarah ayat 235
menjadi dasar dari peminangan, yang berbunyi:
“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu
dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan
mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa
kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu
janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara
rahasia, kecuali sekadar mengucapkan (kepada mereka)
Perkataan yang ma'ruf. dan janganlah kamu berazam (bertetap
hati) untuk berakad nikah, sebelum habis 'iddahnya. dan
ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam
8. DALIL HADIST
“Dari Jabir bahwa Rasulullah Shallallaahu „alaihi wa
Sallam bersabda: “Apabila salah seorang di antara
kamu melamar perempuan, jika ia bisa memandang
bagian yang menarik untuk dinikahi, hendaknya ia
lakukan.” (Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan
perawi-perawi yang dapat dipercaya. Hadis shahih
menurut Hakim).
9. KETENTUAN MEMINANG
Mayoritas fuqahā berpendapat bahwa orang yang meminang boleh memandang
pinangannya. imam malik, imam syafi‟i dan imam ahmad memberikan batasan pada
telapak tangan dan wajah saja. Karena wajah cukup untuk bukti kecantikannya dan dua
tangan cukup untuk bukti keindahan dan kehalusan kulit badannya.
Adapun yang lebih jauh dari itu kalau dimungkinkan, maka hendaknya orang yang
meminang mengutus
ibunya atau saudara perempuannya untuk mengetahuinya, seperti bau mulutnya, bau
ketiaknya dan badannya, serta keindahan rambutnya.
Sebagaimana Nabi SAW pernah mengutus seseorang untuk mendatangi perempuan dengan
sabdanya:
اٍمعاط إنى ًمَش اٍبُقعر إنى اوظري
:
َ
َر ًف
ةٌا
:
ا ٍ
ارضُع ًمش
11. BATASAN PERGAULAN ANTARA LAKI-LAKI
DAN WANITA DALAM MASA KHITBAH
• Dilarangan ber-khalwat
• Boleh berkunjung
• Boleh berkomunikasi
• Dan hal lain yang tidak
diharamkan
12. HIKMAH
PEMINANGAN
Sebagai jeda sekaligus
pengenalan lebih dalam antara
kedua keluarga
Menguatkan niat dan keinginan
calon pengantin mengarungi
bersama sebuah ikatan yang
sakral.
Mengenal sisi baik dan buruk
pasangan
Menumbuhkan cinta kasih dan
kematangan dalam keyakinan
untuk
13. TUJUAN PEMINANGAN
• Pertama: Lebih mempermudah dan memperlancar jalannya
masa perkenalan antara pihak peminang dan yang dipinang
beserta dengan kelurga masing-masing. Hal ini dikarenakan
tidak jarang bagi pihak peminang atau yang dipinang sering
salah atau kurang dewasa dalam menjalani proses
pengenalan kepada calon pendampingnya.
• Kedua: Supaya di antara keduanya rasa cinta dan kasih lebih
cepat tumbuh.
• Ketiga: Menimbulkan efek ketentraman jiwa dan kemantapan
hati bagi pihak yang akan menikahi atau yang akan dinikahi,
dan tanpa adanya pihak-pihak yang mendahului.
14. SYARAT-SYARAT PEMINANGAN
• Syarat Mustahsinah (tidak wajib) • Syarat Lazimah (wajib)
• Syarat Mustahsinah (anjuran namun
tidak wajib)
1. Wanita yang dipinang hendaknya
sekufu/sejajar dengan pria yang
meminang
2. Meminang wanita penyayang dan
subur
3. Meminang wanita yang memiliki
hubungan kekerabatan yang jauh
4. Mengetahui kesehatan jasmani dan
rohani, akhlak dan hal lain dari
wanita yang dipinang
• Syarat Mustahsinah (wajib dipenuhi)
1. Tidak dalam ikatan pernikahan
meskipun telah lama ditinggal oleh
suaminya
2. Tidak haram dinikahi (akan ada
penjelasan lanjutan)
3. Tidak dalam masa iddah
4. Tidak dalam pinangan orang lain
15. TATA CARA PEMINANGAN
Menyampaikan Pinangan dengan cara:
1. Meminang melalui orang tua/wali
2. Meminang melalui utusan
3. Meminang lewat sindiran
Mengucapkan Ucapan Peminangan yang Jelas/Sharih
atau Kinayah/Sindiran
Melihat/berjumpa dengan Wanita yang Dipinang
16. WANITA YANG
HALAL DAN
HARAM DINIKAHI
A L Q U R A N S U R AT A N N I S A AYAT 2 2
" D A N J A N G A N L A H K A M U K A W I N I W A N I TA - W A N I TA
YA N G T E L A H D I K A W I N I O L E H AYA H M U ,
T E R K E C U A L I PA D A M A S A YA N G T E L A H L A M PA U .
S E S U N G G U H N YA P E R B U ATA N I T U A M AT K E J I D A N
S E B U R U K - B U R U N YA J A L A N ( YA N G D I T E M P U H ) .“
Q S A N N I S A AYAT 2 2
17. "Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang
perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan; saudara-saudara
bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan;
anak-anak perempuan dari saudaramu yang laki-laki; anak-anak
perempuan dari saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui
kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu istrimu (mertua); anak-
anak istrimu dari pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri,
tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu
ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan
bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan
(dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah
18. WANITA YANG HALAL (BOLEH) UNTUK
DINIKAHI
1. Anak tante (sepupu)
2. Anak tiri yang ibunya telah diceraikan (S & K berlaku)
3. Istri dari anak angkat dan anak tiri (S & K berlaku)
4. Anak angkat
5. Cucu Perempuan dari anak tiri/angkat (S & K berlaku)
6. Istri anak angkat/anak tiri (S & K berlaku)
7. dan tentu saja orang lain
19. WANITA YANG HARAM (TIDAK BOLEH)
UNTUK DINIKAHI
1. Ibu kandung
2. Anak perempuan kandung
3. Saudara kandung perempuan
4. Tante dari pihak bapak atau ibu (saudara bapak yang perempuan)
5. Keponakan kita yang perempuan dari sodara laki atau perempuan kandung
6. Ibu susuan
7. Saudara perempuan sepersusuan
8. Mertua perempuan
9. Anak tiri yang ibunya belum diceraikan
10. Menantu
20. MENGENAI WANITA YANG HARAM DINIKAHI PERLU
PENELUSURAN NASAB LEBIH JAUH. TERUTAMA
KARENA FAKTOR SEMENDA (HUBUNGAN
PERKAWINAN) DAN TIDAK.
HAL INI PENTING DILAKUKAN SEBELUM
MEMINANG/MENIKAH
21. I K ATA N P E R N I K A H A N
A D A L A H I K ATA N YA N G
K E K A L H I N G G A A K H I R AT.
B A H K A N J I K A I A P U T U S D I
D U N I A , S E O R A N G WA N I TA
A K A N B E R S A M A D E N G A N
S U A M I T E R A K H I R N YA D I
D U N I A .
B E R L A K U B A I K L A H PA D A
PA S A N G A N , J A L A N K A N
S E M U A K E WA J I B A N A G A R
H A K J U G A D A PAT
T E R P E N U H I