2. ََٰوْزَأ ْمُكِسُنفَأ ْنِِّم مُكَل َقَلَخ ْ
نَأ ٓۦ
ِهِت ََٰيَاء ْنِمَو
َلَعَجَو َاهْيَلِإ ۟ٓاوُنُك ْ
َستِِّل ا ًۭج
ََٰيَاءَل َكِل ََٰذ ىِف َّ
نِإ ۚ َةمْحَرَو ًۭةَّدَوَّم مَُكنْيَب
َونُرَّكَفَتَي ٍۢ
مْوَقِِّل ٍۢ
ت
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”
[QS. Ar. Ruum (30):21].
3. َّكَذَت ْمُكَّلَعَل ِنْيَجَْوز َان ْقَلَخ ءْى َ
ش ِِّلُك نِمَو
َونُر
“Dan segala sesuatu kami jadikan berpasang-pasangan,
supaya kamu mengingat kebesaran Allah.”
[QS. Adz Dzariyaat (51):49].
ِب ٍۢ
نُت اَّمِم َاهَّلُك َج ََٰوْزَ ْ
ٱْل َقَلَخ ىِذَّٱل َن ََٰحْب ُ
س
ْمِهِسُنفَأ ْنِمَو ُ
ضْرَ ْ
ٱْل ُت
َونُمَلَْعي َ
َل اَّمِمَو
¨Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasangan-
pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan
oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak
mereka ketahui.¨
[QS. Yaa Siin (36):36].
4. مُكَقَلَخ ىِذَّٱل ُمُكَّبَر ۟واُقَّٱت ُ
اسَّنٱل َاهُّيَأ ََٰٓي
َهْنِم َقَلَخَو ٍۢ
َةدِح ََٰو ٍۢ
سْفَّن نِِّم
ا
َو ۚ ًۭآء َ
سِنَو اًۭيرِثَك ًۭ
َاَلجِر َامُهْنِم َّ
َثبَو َاهَجَْوز
ِب َونَُلءآ َ
سَت ىِذَّٱل َ َّ
ٱَّلل ۟واُقَّٱت
ۦ
ِه
اًۭيبِقَر ْمُكْيَلَع َانَك َ َّ
ٱَّلل َّ
نِإ ۚ َمَاحْرَ ْ
َٱْلو
“Wahai manusia, bertaqwalah kamu sekalian kepada
Tuhanmu yang telah menjadikan kamu satu diri, lalu Ia
jadikan daripadanya jodohnya, kemudian Dia
kembangbiakkan menjadi laki-laki dan perempuan yang
banyak sekali.”
[QS. An Nisaa (4):1].
5. يِبَخْلِل َونُيثِبَخَْٱلو َينِثيِبَخْلِل ُت ََٰثيِبَخْٱل
َينِبِِّيَّلطِل ُتََٰبِِّيََّٱلطو ۖ ِت ََٰث
َونُبِِّيََّٱلطو
َونُولَُقي اَّمِم َونُءَّرَبُم َكِئ
ََٰٓل ۟و ُأ ۚ ِتََٰبِِّيَّلطِل
ًۭيمِرَك ًٌۭۭ ْزَِرو ًۭةَرِف َّْْم مُهَل ۖ
“Wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Lelaki
yang baik untuk wanita yang baik pula (begitu pula
sebaliknya). Bagi mereka ampunan dan reski yang
melimpah (yaitu:Surga)”
[QS. An Nuur (24):26].
6. َلَعَجَو ا ًۭج ََٰوْزَأ ْمُكِسُنفَأ ْنِِّم مُكَل َلَعَج ُ َّ
َٱَّللو
َينِنَب مُكِج ََٰوْزَأ ْنِِّم مُكَل
ِطََٰبْٱلِبَفَأ ۚ ِتََٰبِِّيَّٱلط َنِِّم مُكَقَزَرَو ًَۭةدَفَحَو
ْمُه ِ َّ
ٱَّلل ِتَمْعِنِبَو َونُنِمْؤُي ِل
َونُرُف َْكي
‘Bagi kalian Allah menciptakan pasangan-pasangan (istri-
istri) dari jenis kalian sendiri, kemudian dari istri-istri kalian
itu Dia ciptakan bagi kalian anak cucu keturunan, dan
kepada kalian Dia berikan rezeki yang baik-baik.”
[QS. An Nahl (16):72].
7. َثن َُأو ٍۢرَكَذ نِِّم مُك ََٰن ْقَلَخ اَّنِإ ُ
اسَّنٱل َاهُّيَأ ََٰٓي
ِئآَبَقَو اًۭوبُع ُ
ش ْمُك ََٰنْلَعَجَو َٰ
ى
َل
ْمَُٰكىَقْتَأ ِ َّ
ٱَّلل َدنِع ْمَُكمَر ْكَأ َّ
نِإ ۚ ۟ٓاوُفَراَعَتِل
ًۭيرِبَخ يمِلَع َ َّ
ٱَّلل َّ
نِإ ۚ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
[QS. Al Hujuraat (49):13]
8. ْمُكَلَعَج َّمُث ٍۢ
ةَفْطُّن نِم َّمُث ٍۢ
ابَرُت نِِّم مُكَقَلَخ ُ َّ
َٱَّللو
َضَت َ
ََلو َٰ
ىَثن ُأ ْنِم ُلِمْحَت َامَو ۚ ا ًۭج ََٰوْزَأ
ُع
ُم ُع ْنِم ُ
صَقنُي َ
ََلو ٍۢرَّمَعُّم نِم ُرَّمَعُي َامَو ۚ ۦ
ِهِمْلِعِب َّ
َلِإ
ٱ ىَلَع َكِل ََٰذ َّ
نِإ ۚ ب ََٰتِك ىِف َّ
َلِإ ٓۦ
ِهِر
ِ َّ
َّلل
ًۭيرِسَي
“
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani,
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan
perempuan). Dan tidak ada seorang perempuanpun mengandung dan
tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan
sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan
tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab
(Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah
mudah.”
[QS. Fathir (35):11]
9. ُنفَأ ْنِِّم مُكَل َلَعَج ۚ ِضْرَ ْ
َٱْلو ِت ََٰو ََٰم َّ
ٱلس ُرِطاَف
ََٰعْنَ ْ
ٱْل َنِمَو ا ًۭج ََٰوْزَأ ْمُكِس
ِم
ْى َ
ش ۦ
ِهِلْثِمَك َسْيَل ۚ ِهيِف ْمُكُؤَر َْذي ۖ ا ًۭج ََٰوْزَأ
ُريَِِبْٱل ُيعِم َّ
ٱلس َوَُهو ۖ ًۭء
“
( Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi
kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan
dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula),
dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu.
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-
lah yang Maha Mendengar dan Melihat.”
[QS. Asy Syuro (42):11]
10. Wahai generasi muda, barangsiapa diantara kamu telah mampu
berkeluarga hendaknya ia kawin karena ia dapat menundukkan pandangan
dan memelihara kemaluan. Barang siapa belum mampu hendaknya
berpuasa sebab ia dapat mengendalikanmu.
(HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud).
Anas Ibnu Malik Radiliyallaahu ‘anhu berkata,”Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam memerintahkan kami berkeluarga dan sangat melarang
kami membujang”. Beliau bersabda, “Nikahilah perempuan yang subur dan
penyayang sebab dengan jumlahmu yang banyak aku akan berbangga
dihadapan para Nabi pada hari kiamat.
(HR. Ahmad)
11. Rasulullah SAW bersabda: “Nikah itu sunnahku, barangsiapa
yang tidak suka, bukan golonganku !”
(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.)
Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul
yaitu:berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan
menikah.
(HR. Tirmidzi)
“Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah,
sesungguhnya telah ditolong separoh agamanya. Dan
hendaklah bertaqwa kepada Allah separoh lainnya.”
(HR. Baihaqi).
12. Rasulullah SAW bersabda: “Kawinkanlah orang-orang yang
masih sendirian diantaramu. Sesungguhnya, Allah akan
memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, dan menambah
keluhuran mereka”
(Al Hadits).
Dari Abu Hurirah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi
Shallallaahu ‘alahi wa Salllam bersabda,’Perempuan itu
dinikahi karena 4 (empat hal), yaitu: harta, keturunan,
kecantikan, dan agamanya, Dapatkanlah wanita yang taat
beragama, engkau akan berbahagia.”
(Muttafaq Alaihi dan Imam Lima)
13. Rasulullah SAW. bersabda:”Seburuk-buruk kalian, adalah
yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian, adalah
yang tidak menikah“.
(HR. Bukhari)
Di antara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup
membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina
adalah kematian orang yang memilih hidup membujang.
(HR. Abu Ya’la dan Thabrani)
14. “Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah : Orang yang
berjihad / berperang di jalan Allah, budak yang menebus dirinya
dari tuannya, pemuda / i yang menikah karena mau menjauhkan
dirinya dari yang haram.”
(HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)
Kawinlah dengan wanita yang mencintaimu dan yang mampu
beranak. Sesungguhnya aku akan membanggakan kamu
sebagai umat yang terbanyak.
(HR. Abu Dawud)
15. Saling menikahlah kamu, saling membuat keturunanlah kamu,
dan perbanyaklah (keturunan). Sesungguhnya aku bangga
dengan banyaknya jumlahmu di tengah umat yang lain.
(HR. Abdurrazak dan Baihaqi)
Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga
lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka
(atau perawan).
(HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah).
16. Di Indonesia masalah perkawinan diatur dalam UU
Perkawinan No. 1 Tahun 1974, yang mulai diundangkan
pada tanggal 2 januari 1974. Undang-undang tersebut
dibuat dengan mempertimbangkan bahwa falsafah Negara
Republik Indonesia adalah Pancasila, maka perlu dibuat
undang-undang perkawinan yang berlaku bagi semua
warga negara . Bagi umat islam di Indonesia, undang-
undang tersebut meskipun tidak sama persis dengan
hukum pernikahan di dalam fikih islam, namun dalam
pembuatannya telah di cermati secara mendalam sehingga
tidak bertentangan dengan hukum islam.
17. Untuk kelancaran pelaksanaan undang-undang perkawinan
tersebut pemerintah telah mengeluarkan peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No .9 tahun 1975. Peraturan pemerintah
tersebut terdiri atas 10 bab dan 49 pasal yang ditetapkan di
Jakarta pada April 1975. Dengan adanya undang-undang
perkawinan No. 1 Tahun 1974 Undang-undang Republik
Indonesia No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan (yang terdiri
dari 14 Bab dan terbagi dalam 67 pasal)dan peraturan
Pemerintah No. 9 tahun 1975, diharapkan masalah-masalah
yang berhubungan dengan perkawinan di Indonesia akan dapat
teratasi.
18. Undang-undang Republik
Indonesia No. 1 Tahun 1974
Bab I Dasar Perkawinan
Berisi ketentuan mengenai :
1) Pengertian dan tujuan perkawinan ;
2) Sahnya perkawinan;
3) Pencatat perkawinan;
4) Asas monogami dalam perkawinan.
22. Menentramkan Jiwa
ِم ْمُكَل َقَلَخ ْنَأ ِهِتاَيآ ْنِم َو
َو ْزَأ ْمُكِسُفْنَأ ْن
اًجا
َب َلَعَج َو اَهْيَلِإ واُنُكْسَتِل
ْحَر َو ًةَّد َوَم ْمُكَنْي
َّنِإ ۚ ًةَم
َتَي ٍم ْوَقِل ٍتاَي َ
َل َكِلََٰذ يِف
َونَُُّكَف
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.”
23. Mewujudkan (melestarikan)
Keturunan
ُكِسُفْنَأ ْنِم ْمُكَل َلَعَج ُ َّ
َّللا َو
ْمُكَل َلَعَج َو اًجا َو ْزَأ ْم
ْنِم
َر َو ًةَدَفَح َو َينِنَب ْمُك ِاج َو ْزَأ
ِتاَبِيَّالط َنِم ْمُكَقَز
ۚ
ْعِنِب َو َونُنِمْؤُي ِلِاطَبْالِبَفَأ
َونُُُفْكَي ْمُُ ِ َّ
َّللا َِِم
“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis
kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri
kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu
rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka
beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat
Allah?”
26. Untuk Membentengi Akhlak yang
Luhur
ُمُكْنِم َعاَطَتْسا ِنَم ،ِباَبَّشال ََُشْعَم اَي
َف ،ْج َّو َزَتَيْلَف َةَءاَبْال
َُّضغَأ ُهَّنِإ
ْمَل ْنَم َو ،ِج َُْفْلِل ُنَصْحَأ َو ِ
َُصَبْلِل
ْوَّصالِب ِهْيَلَعَف ْعِطَتْسَي
ُهَل ُهَّنِإَف ،ِم
اءَجِو
.
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang
mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih
dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan.
Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia
berpuasa; karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai
tameng).”
HR. Al-Bukhari (no. 5066) kitab an-Nikaah, Muslim (no.
1402) kitab an-Nikaah, dan at-Tirmidzi (no. 1087) kitab an-
Nikaah.