3. Pengertian dan Tujuan Nikah
Bahasa arti “nikah” berarti “mengumpulkan,
menggabungkan, atau menjodohkan”.
KBBI ”nikah” diartikan sebagai “perjanjian antara
laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri (dengan
resmi) atau “pernikahan”.
Syariah nikah” berarti akad yang menghalalkan
pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan
mahramnya yang menimbulkan hak dan kewajiban
masing-masing.
UU PRI pernikahan ialah "ikatan lahir batin antara
seorang pria dan wanita sebagai suami istri, dengan
tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang
berbahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa”
4. Pengertian dan Tujuan Nikah
Tujuan utama dari nikah terdapat dalam QS. Ar-Rum ayat 21,
”Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan
pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di
antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda tanda (kebesaran Allah Swt.) bagi kaum
yang berpikir”.
Tujuan lainnya dari nikah, diantaranya:
Untuk memenuhi tuntutan naluri manusia yang asasi
Untuk mendapatkan ketenangan hidup
Untuk membentengi akhlak
Untuk meningkatkan ibadah kepada Allah Swt.
Untuk mendapatkan keturunan yang salih
Untuk menegakkan rumah tangga yang Islami
5. Anjuran dan Hukum Nikah
Anjuran Nikah,
QS. Adz-Dzáriyat/51:49, “Dan segala sesuatu Kami ciptakan
berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran
Allah.“
QS. An-Nahl/16:72
QS. An-Nur/24:32
QS. An-Nisa/4:3
Hukum pernikahan:
Wajib
Sunnah
Mubah
Makruh
Haram
8. Syarat Nikah
Calon Suami
Bukan mahram dari wanita
Muayyan (jelas identitasnya)
Orang yang dikehendaki
Calon Istri
Bukan mahram dari laki-laki
Terbebas dari halangan nikah
Wali
Orang yang dikehendaki
Laki-laki
Mahram dari wanita
Baligh
Berakal
Adil
Merdeka
Tidak berbeda agama
Tidak terhalang wali lain
9. Syarat Nikah
Dua orang saksi
Berjumlah dua orang, bukan budak, bukan wanita, dan bukan
orang fasik
Sunnah dalam keadaan rela
Tidakm merangkap sebagai saksi
Sigah (ijab dan qabul)
Tidak tergantung dengan syarat lain
Tidak terbatas oleh waktu tertentu
Boleh menggunakn bahasa asing
Harus menggunakan kata yang sarih/jelas bukan kinayah
Qabul harus dengan ucapan “Qabiltu nikahaha/tazwijaha”
dan boleh didahulukan dari ijab.
10. Pernikahan yang Tidak Sah
Pernikahan Mut’ah
Pernikahan Syighar
Pernikahan Muhallil
Pernikahan Orang yang Ihram
Pernikahan dalam Masa Iddah
Pernikahan Tanpa Wali
Pernikahan dengan Wanita Kafir
Pernikahan dengan Mahram
11. Mahram
Mahram (orang yang tidak boleh dinikahi)
keturunan pernikahan persusuan
Dikumpul/
dimadu
Ibu dan seterusnya
ke atas
Ibu dari istri
(mertua)
Ibu yang menyusui Saudara
perempuan dari
istri
Anak perempuan
dan seterusnya ke
bawah
Anak tiri, nila
ibunya sudah
dicampuri
Saudara
perempuan
sepersusuan
Bibi perempuan
dari istri
Bibi, baik dari
bapak atau ibu
Istri dari bapak
(ibu tiri)
Keponakan
perempuan dari
istri
Anak perempuan
dari audara
perempuan atau
saudara laki-laki
Istri anak
(menantu)
12. Pasca Nikah
Sakinah
• Mawaddah
• Rahmah
Hak Timbal
Balik Suami
dan Istri
• Saling menikmati hubungan fisik
• Berlakunya hukum waris bagi keduanya
• Menjaga penampilan lahiriaha dalam rangka merajut cinta dan kasih sayang
Kewajiban
Suami
• Mahar
• Nafkah
• Menjadi pemimpin rumah tangga
• Membimbing dan mendidik
Kewajiban
Istri
• Taat kepada suami
• Menjaga diri dan kehormatan keluarga
• Merawat dan mendidik anak
13. Hikmah Nikah
Upaya peningkatan ibadah kepada Allah
Terciptanya hubungan antara laki-laki dan perempuan
yang bukan mahram, dalam ikatan suci yang halal dan
diridhai Allah Swt.
Mendapatkan keturunan yang sah dari hasil pernikahan.
Terpeliharanya kehormatan suami istri dari perbuatan
zina.
Terjalinnya kerja sama antara suami dan istri dalam
mendidik anak dan menjaga kehidupannya.
Terjalinnya silaturahim antarkeluarga besar pihak suami
dan pihak istri.