2. NIKAH
Munakahat merupakan bagian dari hukum islam yang
mengatur pernikahan, menetapkan syarat-syarat dan
rukun nikah dan menyebutkan kewajiban yang perlu
ditaati suami/istri untuk membentuk keluarga
Secara etimologi berarti berkumpul, bergaul, bercampur
menjadi satu yang biasa disebut kawin.
Secara terminologi berarti suatu akad (ikatan perjanjian)
yang disertai dengan ijab qabul dan menyebabkan
halalnya pergaulan seorang laki-laki dan seorang
perempuan sebagai suami istri serta timbulnya hak dan
kewajiban bagi keduanya.
3. TUJUAN NIKAH
Tujuan nikah yang sejati dalam Islam dengan singkat adalah
menuju kemaslahatan dalam rumah tangga,keturunan, dan
kemaslahatan masyarakat.
َن ْوَُركَذَت ْمُكَلَعَل ِنْيَج ْوَز اَنْقَلَخ ٍءْيَش ُلُك ْنِمَو
Artinya: Dan segala sesuatu itu Kami (Allah) jadikan berpasang-
pasangan, agar kamu semua mau berpikir (QS.Adz-Dzariyat:
49)
َلِإ ا ْوُنُكْسَتِل اًجاَو ْزَأ ْمُكِسُفْنَأ ْنِم ْمُكَل َقَلَخ ْنَأ َهِتاَيآ ْنِمَو
ًةَمْحَرَو ًةَدَوَم ْمُكَنْيَب ْلَعَجَو اَهْي
ِلذ ْيِف َنِإ
ٍتاَي َ
َل َك
َن ْوَُركَفَتَي ٍم ْوَقِل
Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu
merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang, Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda bagi kamu yang berfikir. (QS.Ar-Rum:21)
4. Untuk menyalurkan dan memperoleh kasih sayang dari orang lain
Untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah, kata sakinah berarti
diam atau tenang
Mengikuti dan melaksanakan sunah rasul, merupakan tradisi
kemanusiaan yang diwarisi oleh para Rasul kepada generasi dan para
pengikutnya
Mendapatkan keturunan yang sah dan baik-baik, disebut keturunan itu
sah apabila lahir dari suami istri yang menikah menurut syariat agama
Menghindarkan diri dari perbuatan zina, dengan pernikahan dorongan
birahi dapat tersalurkan secara sehat dan halal.
ْتَق َّنِإۚ ْمُكاَّيِإَو ْمُهُقُزْرَن ُنْحَنۖ ٍق َ
َلْمِإ َةَيْشَخ ْمُكَد َ
َل ْوَأ واُلُتْقَت َ
َلَو
اًيرِبَك ًائْط ِخ ََانك ْمُهَل
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Q.S al-Isra : 32)
َل َىكْزَأ َكِلَذ ْمُهَجوُرُف واُظَفَْحي َو ْمِه ِ
ارَصْبَأ ْنِم واُّضُغَي َينِنِمْؤُمْلِل لُق
ْصَي اَمِب ٌيرِبَخ َ َّ
اَّلل َّنِإ ْمُه
َونُعَن
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian
itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang mereka perbuat”. (QS An nur : 30)
Mempererat hubungan famili, dengan pernikahan diharapkan
persaudaraan antara 2 keluarga menjadi erat silaturahim menjadi luas.
5. Hukum Nikah
Jaiz
Hukum dasar yang artinya boleh, maksudnya boleh menikah atau
boleh tidak menikah
Wajib
Bagi orang yang sudah mampu melaksanakan pernikahan dan
menafkahi pasangannya dan merasa takut terjerumus dalam
perbuatan zina karena hawa nafsunya
Sunah
Bagi orang yang mampu melaksanakan pernikahan dan
menafkahi pasangannya serta dapat menjaga diri walaupun tidak
segera menikah.
Makruh
Apanila orang berkeinginan menikah namun belum dapat
memenuhi nafkah baik lahir maupun batin
Haram
Apabila ada niat menyakiti wanita yang akan dinikahi dan balas
dendam kepada keluarga wanita
6. Wanita yang Haram Dinikahi
Dalam Islam tidak semua wanita dapat dinikahi, karena :
Mahram Nasab : karena adanya hubungan keturunan
Ibu kandung dan seterusnya ke atas
Anak, cucu dan seterusnya ke bawah
Saudara perempuan
Bibi dari pihak ayah
Bibi dari pihak ibu
Anak perempuan dari saudara laki-laki (keponakan)
Anak perempuan dari saudara perempuan (keponakan)
َخ َو ْمُكُتاَّمَعَو ْمُكُتاَوَخَأَو ْمُكُتاَنَبَو ْمُكُتاَهَّمُأ ْمُكْيَلَع ْتَم ِ
رُح
ِتْاألخ ُاتَنَبَو ِاألخ ُاتَنَبَو ْمُكُتاَل
ِتالَل ُمُكُتاَهَّمُأَو
ي
ُبِئاَبَرَو ْمُكِئاَسِن َُاتهَّمُأَو ِةَعاَضَّالر َنِم ْمُكُتاَوَخَأَو ْمُكَنْعَضْرَأ
ُكِئاَسِن ْنِم ْمُك ِ
ورُجُح يِف يِتالَل ُمُك
ُتْلَخَد يِتالَل ُم
َّنِهِب ْم
ُكِئاَنْبَأ ُلِئَلَح َو ْمُكْيَلَع َحاَنُج َلَف َّنِهِب ْمُتْلَخَد واُنُوكَت ْمَل ْنِإَف
ْجَت ْنَأَو ْمُكِبَْلصَأ ْنِم َِينذَّلا ُم
ْاألخ َْنيَب واُعَم
اَم َلِإ ِْنيَت
اًمي ِحَر اًورُفَغ ََانك َ َّ
اَّلل َّنِإ َفَلَس ْدَق
(
-
Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-
saudaramu yang perempuan, saudara-saudara ayahmu yang perempuan, saudara-
saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu
yang menyusui kamu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu-ibu istrimu
(mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari
istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan
sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu menikahinya, (dan diharamkan bagimu)
istri-istri anak kandungmu (menantu), dan diharamkan mengumpulkan (dalam
pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa
lampau[18]. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Q.S an-Nisa : 23)
7. Mahram Radha’ah : karena adanya hubungan sesusuan
Ibu yang menyusui
Saudara perempuan tunggal susuan
Mahram Mushaharah : karena adanya hubungan perkawinan
Ibu dari istri (mertua)
Ibu tiri
Anak tiri
Istri anak (menantu)
Saudara perempuan istri atau ipar
ُل ِتناِمْؤُمْلا ِتَلِفغاْلا ِتناَصْحُمْلا َونُمْرَي َذينَّلا َّنِإ
ْمُهَل َو ِةَر ِخ ْ
اَل َو ياْنُّدال يِف واُنِع
ٌمَظيع ٌَذابع
Sesungguhnya orang-orang yang menuduh-nuduh perempuan
yang terbenteng budinya dan jujur hatinya tagi beriman, dikutuk
Tuhan mereka di dunia dan di akhirat, dan bagi mereka adalah
azab yang besar. (Q.S. an-Nur ayat 23)
Sementara
Mengawini dua orang wanita bersaudara sekaligus
Mengawini wanita sekaligus dengan bibinya
Mengawini wanita bersama anak perempuan dari saudara laki-
laki atau perempuan sekaligus
8. Khitbah
Menyatakan permintaan untuk menikah dari
seorang laki-laki terhadap seorang perempuan
atau sebaliknya dengan perantara orang yang
dipercayai.
Tidak boleh mahramnya
Tidak boleh sudah dipinang oleh orang lain
terlebih dahulu
Tidak boleh yang masih dalam masa iddah
9. Kufu’
Bahasa: sama, sederajat, sepadan, sebanding
Istilah: Laki-laki sebanding dengan calon istrinya,
sama dalam kedudukan, sebanding dalam tingkat
sosial dan sederajat dalam akhlak dan tingkat
kekayaan.
Agama
Merdeka atau hamba sahaya
Perusahaan
Kekayaan
Kesejahteraan
Akhlak
10. Mahar
Wajib diberikan oleh suami kepada istri baik
berupa uang, barang, dll ketika hendak
melangsungkan pernikahan. Bersifat wajib bagi
laki-laki namun tidak termasuk rukun nikah jadi
jika tidak tersebut dalam akad masih bisa
dianggap sah.
Jumlah mahar tidak di tetapkan. Hanya
harus disepakati oleh pihak perempuan dan
mempelai laki-laki sanggup membayarnya
karena akan dapat menjadi hutang.
11. Syarat Sah Nikah
Beragama islam
َو ۚ َّنِمْؤُي ٰ
ىَّتَح ِتاَك ِ
ْرشُمْلا واُحِكْنَت َ
َلَو
ْشُم ْنِم ٌرْيَخ ٌةَنِمْؤُم ٌةَمَ َ
أل
ْوَلَو ٍةَك ِ
ر
َّتَح َينِك ِ
ْرشُمْلا واُحِكْنُت َ
َلَو ۗ ْمُكْتَبَجْعَأ
ٌنِمْؤُم ٌدْبَعَلَو ۚ واُنِمْؤُي ٰ
ى
ٍك ِ
ْرشُم ْنِم ٌرْيَخ
َّنال ىَلِإ َُونعْدَي َكِئَٰلوُأ ۗ ْمُكَبَجْعَأ ْوَلَو
ِةَّنَجْلا ىَلِإ ُوعْدَي ُ َّ
اَّللَو ۖ ِ
ار
ۖ ِهِنْذِإِب ِةَرِفْغَمْلاَو
َّكَذَتَي ْمُهَّلَعَل ِ
اسَّنلِل ِهِتاَيآ ُنِيَبُيَو
َونُر
Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin
lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu.
Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik
(dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang
musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan
izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-
perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil
pelajaran. (Q.S. al-Baqarah ayat 221)
12. Bukan Mahramnya
َوَخَأَو ْمُكُتاَنَبَو ْمُكُتاَهَّمُأ ْمُكْيَلَع ْتَم ِ
رُح
َبَو ْمُكُتاَلَخَو ْمُكُتاَّمَعَو ْمُكُتا
ِاألخ ُاتَن
ْمُكَنْعَضْرَأ يِتالَل ُمُكُتاَهَّمُأَو ِتْاألخ ُاتَنَبَو
ِةَعاَضَّالر َنِم ْمُكُتاَوَخَأَو
ُح يِف يِتالَل ُمُكُبِئاَبَرَو ْمُكِئاَسِن ُاتَهَّمُأَو
َخَد يِتالَل ُمُكِئاَسِن ْنِم ْمُك ِ
ورُج
ْمُتْل
ُج َلَف َّنِهِب ْمُتْلَخَد واُنُوكَت ْمَل ْنِإَف َّنِهِب
ُكِئاَنْبَأ ُلِئَلَحَو ْمُكْيَلَع َحاَن
َينِذَّلا ُم
ِإ ِنْيَتْاألخ َنْيَب واُعَمْجَت ْنَأَو ْمُكِبَْلصَأ ْنِم
َانَك َ َّ
اَّلل َّنِإ َفَلَس ْدَق اَم َل
اًمي ِحَر اًورُفَغ
(
-
Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu[7], anak-anakmu
yang perempuan[8], saudara-saudaramu yang perempuan[9],
saudara-saudara ayahmu yang perempuan[10], saudara-saudara
ibumu yang perempuan[11], anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu yang perempuan[12], ibu-ibumu yang menyusui
kamu[13], saudara-saudara perempuanmu sesusuan[14], ibu-ibu
istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri)
yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu
campuri[15], tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu
(dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu
menikahinya, (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak
kandungmu (menantu)[16], dan diharamkan mengumpulkan
(dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara[17], kecuali
yang telah terjadi pada masa lampau[18]. Sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
13. Saling mengenal dan suka sama suka
ِكْناَف ٰ
ىَماَتَيْلا يِف واُطِسْقُت َّ
َلَأ ْمُتْف ِخ ْنِإَو
ٰ
ىَنْثَم ِاءَسِالن َنِم ْمُكَل َابَط اَم واُح
َث َ
َلُثَو
َأ ًةَد ِاحَوَف واُلِدْعَت َّ
َلَأ ْمُتْف ِخ ْنِإَف ۖ َعاَبُرَو
ْدَأ َكِلَٰذ ۚ ْمُكُناَمْيَأ َْتكَلَم اَم ْو
واُلوُعَت َّ
َلَأ ٰ
ىَن
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah
wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian
jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang
saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih
dekat kepada tidak berbuat aniaya. (Q.S. an-Nisa ayat 3)
Ada mahar yang dikeluarkan oleh calon suami
ُكَل َنْبِط ْنِإَف ۚ ًةَلْحِن َّنِهِتاَقُدَص َءاَسِالن واُتآَو
َه ُُوُلُكَف اًسْفَن ُهْنِم ٍءْيَش َْنع ْم
ًائي ِ
رَم ًائيِن
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu
nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan.
Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu
sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka
makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan)
yang sedap lagi baik akibatnya.
14. Tidak dalam ihram
Tidak bersuami dan tidak dalam iddah bagi calon istri
Suami tidak memiliki empat orang istri
Syarat Dua Wali
•Beragama islam
•Baligh
•Berakal
•Merdeka
•Laki-laki
•Adil
15. Rukun Nikah
2 Orang mempelai
Wali mempelai wanita
Hadits Rasulullah:
“Barang siapa di antara perempuan yang menikah tidak
dengan izin walinya, maka pernikahannya batal.”
(Riwayat 4 ahli hadits kecuali nasa’i)
Susunan wali:
Bapaknya
Kakeknya
Saudara laki-laki yang seibu sebapak
Saudaralaki-laki sebapak
Anak laki-laki dari saudara laki-laki seibu sebapak
Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
Saudara bapak yang laki-laki
Anak laki-laki paman dari bapak
Hakim
16. 2 Orang saksi
Sighat (akad)
Yaitu perkataan dari wali perempuan (Ijab) seperti :
“Saya nikahkan engkau dengan .....binti..... Dengan
maskawin ...... Dibayar tunai”
Dan dijawab dengan perkataan mempelai laki-laki
(qabul) seperti:
“Saya terima nikahnya ..... Binti..... Dengan
maskawin..... Dibayar tunai”
Tidak sah akad nikah kecuali dengan lafaz nikah,
tajwij atau terjemahan dari keduanya. Sabda
Rasulullah SAW.:
“Takutlah kepada Allah dalam urusan perempuan.
Sesungguhnya kamu ambil mereka dengan
kepercayaan Allah, dan kamu halalkan kehormatan
mereka dengan kalimat Allah.” (HR: Muslim)
17. Perayaan
Setelah menikah mempelai sebaiknya
melaksanakan perayaan. Sebagian ulama
berpendapat bahwa perayaan itu wajib namun
adapula yang berpendapat kalau itu sunah.
Sabda Rasulullah. SAW:
“Adakanlah perayaan meskipun hanya
memotong seekor kambing” (HR. Bukhari
Muslim)
Menghadiri undangan perayaan pernikahan
wajib bila diundang dan tidak berhalangan.
18. Kewajiban Suami
Memberi Nafkah
Nafkah: semua kebutuhan dan keperluan yang berlaku menurut
keadaan dan tempat.
َضْعَب ُ َّ
اَّلل َلَّضَف اَمِب ِاءَسِالن ىَلَع َونُماَّوَق ُلاَج ِ
الر
َوْمَأ ْنِم واُقَفْنَأ اَمِبَو ٍ
ضْعَب ٰ
ىَلَع ْمُه
َف ۚ ْمِهِلا
َُاتحِلاَّصال
َت يِت َّ
الَلَو ۚ ُ َّ
اَّلل َظِفَح اَمِب ِبْيَغْلِل ٌاتَظِفاَح ٌاتَتِناَق
ُهوُرُجْهاَو َّنُهوُظِعَف َّنُهَُوزشُن َونُفاَخ
ْلا يِف َّن
ِع ِاجَضَم
َس َّنِهْيَلَع واُغْبَت َ
َلَف ْمُكَنْعَطَأ ْنِإَف ۖ َّنُهوُب ِ
رْضاَو
اًيرِبَك اًّيِلَع ََانك َ َّ
اَّلل َّنِإ ۗ ً
يَلِب
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian
yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah
yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak
ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-
cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi
lagi Maha Besar. (Q.S. an-Nisa ayat 34)
19. Memelihara mendidik dan memimpin istri dan
anak-anaknya serta bertanggung jawab atas
keselamatan dan kesejahteraan keluarga
ْمُكيِلْهَأَو ْمُكَسُفْنَأ واُق واُنَمآ َِينذَّلا اَهُّيَأ اَي
َلَع ُةَارَج ِحْلاَو ُاسَّنال اَهُدوُقَو اًارَن
ٌَةكِئ َ
َلَم اَهْي
َعْفَيَو ْمُهَرَمَأ اَم َ َّ
اَّلل َونُصْعَي َ
َل ٌدَادِش ٌظ َ
َلِغ
َونُرَمْؤُي اَم َونُل
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu
dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S. at-
Tahrim ayat 6)
Berlaku sopan
20. Kewajiban Istri
Mentatati perintah suami
Diam ketika suaminya berbicara
Berdiri ketika suaminya datang dan keluar rumah
Memakai wangi-wangian
Memelihara mulutnya
Berhias dihadapan suaminya
Tidak berhias ketika suaminya tidak dirumah
Tidak berkhianat kepada suaminya
Menghormati keluarga suaminya dan kerabatnya
Merasa puas jika diberi sedikit oleh suaminya
Tidak menjalankan puasa sunah tanpa izin suaminya
Tidak keluar rumah tanpa izin suaminya
Memelihara dan mendidik anak-anak suaminya
Mengatur dan menjaga rumah tangganya
Memelihara dan menjaga rahasia rumah tangganya
Menjaga kehormatan diri dan keluarganya
Dari Kitab Uqudul Lujain
23. Nusyuz
Adalah durhaka atau meninggalkan kewajiban –
kewajiban dalam pernikahan dengan tidak ada alasan
yang dapat diterima menurut hukum syara’.
Dapat diperingatkan seperti dalam QS. An-Nisa ayat
34 dengan:
1. Memberi nasihat dan peringatan pada istri yang
nusyuz. Dan bersamanya maka hilanglah haknya
untuk diberi nafkah.
2. Pisah ranjang
3. Dipukul dengan syarat: Tidak di wajah, Tidak
ditempat yang akan terlihat, dan tidak untuk tujuan
menykiti dan menimbulkan bekas.
24. Talaq
Bahasa: Menceraikan atau melepaskan
Istilah : Memutuskan tali perkawinan yang sah, Baik
seketika atau dimasa mendatang oleh pihak suami
dengan mengucapkan kata-kata tertentu atau cara lain
yang menggantikan kedudukan kata-kata tersebut.
Rasulullah.SAW bersabda:
“Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah. SAW bersabda,
perbuatan halal yang amat dibenci Allah adalah talaq.”
(HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
25. Syarat Talaq
Harus dijatuhkan oleh suami
Tidak ada jalan lain untuk rukun atau damai
Suami harus berakal, baligh, dan tidak dipaksa
Tidak dalam keadaan marah
Tidak dalam keadaan tidak sadar
26. Wanita yang Dapat Ditalaq
Yang masih dalam hubungan suami istri yang sah
Masih berada dalam iddah talaq raj’i atau iddah talaq
ba’in sugro
Jika istri dalam keadaan berpisah
Wanita yang Tidak Dapat Ditalaq
Istri sedang haid
Istri ssedang masa iddah karena fasakh
Ada syarat pernikahan tidak terpenuhi
27. Hukum talaq
Makruh
Hukum asli talaq
Wajib
Apabila terjadi perseliosihan antara suami dan istri dan dua hakim yang
membantu menyelesaikan permasalahan memandang tidak ada jalan lain yang
dapat ditempuh selain perceraian
Sunnah
Apabila suami tidak sanggup lagi membayar kewajiban (nafkahnya) dan
apabila istri sudah tidak dapat menjaga kehormatannya
Seorang laki-laki telah datang pada Rasulullah SAW. Dia berkata, “ Istriku tidak
menolak tangan orang yang menyentuhnya.” Jawab Rasulullah SAW, “
Hendaklah engkau ceraikan saja perempuan itu.” (Muhazzab Juz II, Hlm. 78)
Haram
Apabila mentalaq istri ketika istri sedang dalam masa haid. Dan menjatuhkan
talaq ketika dalam keadaan suci tapi sudah dicampuri.
Sabda Rasulullah, SAW:
“Suruhlah olehmu anakmu supaya dia rujuk (kembali) kepada istrinya itu,
kemudian hendaklah ia teruskan pernikahan itu sehingga ia suci dari haid,
kemudian ia haid kembali, kemudian suci pula dari haid yang kedua itu.
Kemudian jika ia menghendaki, ceraikan ia sebelum dicampuri. Demikian iddah
yang dipeerintahkan Allah supaya perempuan ditalak ketika itu.” (HR.
Mutafaqun Alaihi)
28. Lafaz Talaq
Sarih (terang)
Yaitu kalimat perceraian yang diucapkan tanpa diragukan
lagi maknanya adalah memutuskan ikatan perkawinan,
seperti kata-kata “Engkau tertalak.” atau “Saya ceraikan
engkau.” Kalimat ini tidak perlu diucapkan dengan niat.
Artinya apabila terucap sengaja atau tidak sengaja
keduanya harus bercerai.
Kinayah (sindiran)
Adalah kalimat talaq yang masih ragu-ragu. Bisa berarti
perceraian pernikahan bisa berarti yang lain bergantung
pada niat pengucapan awalnya seperti “pulanglah engkau
ke rumah keluargamu” “pergi dari sini”
29. Macam-macam talaq
Talaq Munjaz
artinya perceraian kontan (sekaligus) ialah talaq yang
diucapkan tanpa syarat atau penangguhan waktu. Seperti
kata-kata “saya ceraikan kamu” atau “kamu lepas”.
Talaq Mudhof
artinya perceraian bertangguh ialah talaq yang dikaitkan
dengan waktu dan apabila waktunya tiba maka talaq jatuh
seperti “kamu lepas besok” “kamu tertalak minggu depan”
Talaq Mu’allaq
artinya talaq bersyarat ialah talaq yang belum jatuh ketika
talaq diucapkan namun akan jatuh apabila suatu syarat
tertentu dilakukan seperti “jika kamu pergi ke ..... Maka
kamu saya ceraikan”
30. Bilangan talaq
Talaq raj’i
talaq ini tergolong talaq yang masih boleh dirujuk kembali
selama masih dalam masa iddahnya. Di dalamnya tercakup
talaq 1 dan talaq 2
Talaq Ba’in sughro
adalah talaq 1 atau 2 namun dilakukan dengan khulu’ atau
dengan inisiatif istri dimana istri membayar kembali
mahar yang pernah diberikan oleh sang suami. Disini
suami tidak dapat rujuk kembali kecuali dengan
mengulang akad nikah
Talaq Ba’in kubro
talaq ini bisa disebut juga talaq 3 dimana suami yang
menceraikan tidak dapat rujuk kembali kecuali sang istri
telah menikah dan digauli oleh suami keduanya dan
kemudian diceraikan kembali oleh suami keduanya dan
telah habis masa iddah keduanya.
31. Zhihar
Berasal dari kata zhar yang artinya punggung.
Dimana sang suami menyamakan istrinya dengan
punggung mahramnya dengan maksud menalaq.
“engkau bagiku seperti punggung ibuku”. Namun di
mata islam, zhihar tidak berarti istri tertalaq dan sang
suami harus membayar kafarat dengan
memerdekakan hamba sahaya atau berpuasa 2 bulan
berturut turut atau memberi makan 60 fakir miskin
masing ¼ sa’ fitrah (3/4 L).
32. Fasakh
Secara bahasa berarti rusak atau batal. Menfasakh
akad nikah artinya membatalkan ikatan suami
istri.Fasakh terjadi apabila ada syarat-syarat yang tidak
terpenuhi saat akad nikah atau karena hal-hal lain
yang datang kemudian sehingga membatalkan
pernikahan.
Contoh:
Setelah akad berlangsung diketahui bahwa ternyata
kedua mempelai merupakan saudara sepersusuan
Setelah akad ada salah seorang mempelai yang murtad
dan tidak mau kembali lagi.
33. Li’an
Menurut bahasa berarti mengutuk atau melaknat.
Sedangkan menurut istilah artinya pengutukan
diri/sumpah yang diucapkan oleh suami sebagai saksi
untuk memperkuat tuduhan bahwa istrinya telah berbuat
zina, berbuat serong dengan laki-laki lain, mengotori
tempat tidurnya, dan menginjak-injak martabatnya tanpa
mendatangkan saksi.
Apabila suami menuduh istri berbuat zina dengan
bersumpah 4 kali dan diikuti sumpah ke-5 berupa Li’an
untuk melaknat dirinya apabila berdusta maka suami tidak
akan terkena hukum qadzaf (hukum menuduh zina orang
baik-baik) dan istrinya akan terkena hukum dera (hukum
zina). Namun, hukuman untuk sang sitri akan batal
apabila sang istri juga bersumpah 4 kali menolak sumpah
sang suami dan yang ke-5 dengan Li’an. Perceraian akibat
Li’an ini sama golongannya dengan cerai ba’in Kubro.
34. Ilaa
Artinya menolak mencmpuri istri dengan
sumpah. Suami bersumpah untuk tidak mencampuri
istri selama empat bulan. Dalam waktu empat bulan
jika suami tidak kembali pada istrinya maka jatuhlah
Talaq ba’in sughro.
Apabila suami memutuskan untuk kembali pada
istrinya maka harus membayar kafarat dengan
berpuasa tiga hari berturut-turut dan memebri makan
10 fakir miskin ¼ sa’ fitrah.
35. Mut’ah
Mut’ah adalah pemberian. Dalam fiqih mut’ah
artinya pemberian seorang suami kepada istrinya yang
akan diceraikan sebelum berkumpul sebagai
penggembira.
Mut’ah wajib dibayarkan kepada istri yang telah
sempat digaulinya bagi yang maharnya telah
ditentukan atau belum. Juga pada istri yang belum
sempat digaulinya dan maharnya belum ditentukan.
Untuk istri yang belum digauli dan maharnya telah
ditentukan tidak perlu diberi mut’ah namun cukup
separuh dari mahar yang telah ditentukan. Ukuran
pemberian mut’ah disesusaikan dengan keadaan sang
suami.
36. Hadhanah
Hadhanah adalah hak mendidik dan merawat
apabila pasangan yang bercerai memiliki anak yang
belum mumayyiz. Dalam hal ini hadhanah jatuh pada
sang istri selama sang istri belum menikah lagi.
Meskipun begitu, nafkah sang anak masih wajib
dibayarkan oleh mantan suaminya. Apabila anak
sudah mumayyiz sebaiknya ditentukan yang lebih
pantas merawat sang anak atau sang anak bisa
memilih sendiri ingin ikut siapa.
37. Iddah
Adalah masa menunggu yang diwajibkan atas istri
yang ditalak cerai maupun yang ditinggal mati. Gunanya
untuk mengetahui apakah sang sitri hamil atau tidak dan
memberi kesempatan mantan suami untuk rujuk kembali.
1. Wanita yang tertalak 1 atau 2 dan masih berhaid,
iddahnya tiga kali suci.
2. Wanita yang tertalak dan tidak haid lagi (menopause)
masa iddahnya 3 bulan
3. Wanita yang tertalak dan hamil masa iddahnya sampai
bayinya lahir
4. Wanita yang diceraikan namun belum semat digauli
maka tidak ada masa iddah
5. Wanita yang ditinggal mati iddahnya 4 bulan 10 hari.
38. Hak Perempuan dalam Iddah
Perempuan yang menaati idaah Raj’i berhak
menerima tempat tinggal , pakaian, dan segala
keperluan hidupnya kecuali istri yang durhaka.
Perempuan dalam iddah bain kalu mengandung
berhak pula untuk mendapat kediaman, nafkah, dan
pakaian
Perempuan dalam iddah bain baik sughro atau kubro
hanya berhak atas tempat tinggsl
Perempuan yang iddah wafat berhak atas pusaka
suaminya
39. Rujuk
Secara bahasa artinya kembali. Secara istilah
suami kembali pada istrinya yang telah diceraikan
untuk mewujudkan kembali pernikahan semula sesuai
dengan ketentuan agama. Rujuk tidak memerlukan
akad nikah kembali karena akad nikahnya belum
putus.
40. Hukum Rujuk
Wajib
untuk suami yang menalak istrinya sebelum pembagian
waktunya disempurnakan
Haram
apabila tujuannya hanya untuk menyakiti istri
Makruh
apabila perceraian akan mendatangkan hal yang lebih baik
daripada rujuk
Jaiz/Mubah
hukum rujuk yang asli
Sunah
apabila suami bertujuan untuk memperbaiki keadaan
istrinya atau rujuk akan lebih berfaedah daripada cerai
41. Rukun rujuk
Istri
Sudah dicampuri
Istri tertentu
Talaknya talak Raj’i
Terjadi sewaktu masih masa iddah
Suami
Kehendak sendiri
Saksi
2 orang
Sigat
Terang-terangan
Sindiran
42. Hikmah Menikah
Kesempurnaan ibadah
Kelangsungan keturunan
Ketenangan batin
Meningkatkan ekonomi keluarga
Terpelihara dari dosa dan noda (zina)
Terjalin ukhuwah satu keluarga