SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
PERNIKAHAN
Nama :Andi Abdullah Keo
NIRM : 1207.20.0010
A. Latar Belakang
Pernikahan merupakan salah satu naluri serta kewajiban dari seorang manusia
Dan merupakan perintah dari Allah Swt.
Dalam Al Qur’an surat An-Nahl;72 Allah Subhana Wata’ala berfirman yang
artinya :
“Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau isteri) dari jenis kamu
sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta
memberimu rizki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil
dan mengingkari nikmat Allah?”(An-Nahl;72)
secara Islam pernikahan itu sendiri mempunyai tatacara, syarat, tujuan,
hukum, serta hikmahnya tersendiri seperti dalam dalil berikut
ُ
‫ْل‬‫ص‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ َُ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ُ
‫ل‬َ‫ال‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ
‫ام‬َ‫ر‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ُُّ‫ُّف‬‫د‬‫ال‬ ُ
‫ت‬ ْ‫و‬َّ‫ص‬‫ال‬َ‫و‬ ‫ي‬‫ف‬ ُ
‫َاح‬‫ك‬ِّ‫الن‬
artinya:
“Pemisah antara apa yang halal dan yang haram adalah duff dan shaut (suara)
dalam pernikahan.” (HR. An-Nasa`i no. 3369, Ibnu Majah no. 1896. Dihasankan
Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa` no. 1994)
A. PENGERTIAN PERNIKAHAN
Pernikahan atau Munahakat artinya dalam bahasa adalah
terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain juga dapat berarti
akad nikah (Ijab Qobul) yang menghalalkan pergaulan antara
laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim sehingga
menimbulkan hak dan kewajiban diantara keduanya yang
diucapkan oleh kata-kata,sesusai peraturan yang diwajibkan
oleh Islam.
B. HUKUM PERNIKAHAN
1. Pernikahan Yang Dihukumi Sunnah
Hukum menikah menjadi sunnah apabila orang yang ingin melakukan
pernikahan tersebut mampu menikah dalam hal kesiapan jasmani, rohani,
mental maupun meteril dan mampu menahan perbuatan zina walaupun dia
tidak segera menikah.
2. Pernikahan Yang Dihukumi Wajib
Hukum menikah menjadi wajib apabila orang yang ingin melakukan
pernikahan tersebut ingin menikah, mampu menikah dalam hal kesiapan
jasmani, rohani, mental maupun meteriil dan ia khawatir apabila ia tidak
segera menikah ia khawatir akan berbuat zina.
3. Pernikahan Yang Dihukumi Makruh
Hukum menikah akan berubah menjadi makruh apabila orang yang ingin
melakukan pernikahan tersebut belum mampu dalam salah satu hal jasmani,
rohani, mental maupun meteriil dalam menafkahi keluarganya kelak.
4. Pernikahan Yang Dihukumi Haram
Hukum menikah akan berubah menjadi haram apabila orang yang ingin
melakukan pernikahan tersebut bermaksud untuk menyakiti salah satu pihak
dalam pernikahan tersebut, baik menyakiti jasmani, rohani maupun menyakiti
secara materiil.
C. PEMINANGAN (KHITBAH)
Pertunangan atau bertunangan merupakan suatu ikatan janji pihak laki-
laki dan perempuan untuk melangsungkan pernikahan mengikuti hari
yang dipersetujui oleh kedua pihak. Hukum peminangan adalah harus
dan hendaknya bukan dari istri orang, bukan saudara sendiri, tidak
dalam iddah, dan bukan tunangan orang.
Melihat calon suami dan calon istri adalah sunat, karena tidak mau
penyesalan terjadi setelah berumahtangga. Anggota yang diperbolehkan
untuk dilihat untuk seorang wanita ialah wajah dan
kedua tangannya saja.
Hadist Rasullullah mengenai kebenaran untuk melihat tunangan dan
meminang yang Artinya :
"Abu Hurairah RA berkata,sabda Rasullullah SAW kepada seorang laki-
laki yang hendak menikah dengan seorang perempuan: "Apakah kamu
telah melihatnya?jawabnya tidak(kata lelaki itu kepada
Rasullullah).Pergilah untuk melihatnya supaya pernikahan kamu
terjamin kekekalan." (Hadis Riwayat Tarmizi dan Nasai).
D. SYARAT PERNIKAHAN
1. Rukun nikah
a. Pengantin laki-laki
b. Pengantin perempuan
c. Wali
d. Dua orang saksi laki-laki
e. Mahar
f. Ijab dan kabul (akad nikah)
 Islam
 Laki-laki yang tertentu bukan
lelaki muhrim dengan calon
istri
 Mengetahui wali yang
sebenarnya bagi akad nikah
tersebut
 Bukan dalam ihram haji
atau umroh
 Dengan kerelaan sendiri dan
bukan paksaan
 Tidak mempunyai empat
orang istri yang sah dalam
suatu waktu
 Mengetahui bahwa
perempuan yang hendak
dinikahi adalah sah dijadikan
istri
 Islam
 Perempuan tertentu
Bukan perempuan
muhrim dengan calon
suami
 Bukan seorang banci
 Bukan dalam ihram haji
atau umroh
 Tidak dalam iddah
 Bukan istri orang.
4. Syarat wali
 Islam, bukan kafir dan murtad
 Lelaki dan bukannya perempuan
 Telah pubertas
 Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
 Bukan dalam ihram haji atau umroh
 Tidak fasik
 Tidak cacat akal pikiran, gila, terlalu tua dan
sebagainya
 Merdeka
 Tidak dibatasi kebebasannya ketimbang
membelanjakan hartanya.
5. Jenis-Jenis Wali
a.) Wali mujbir
Wali dari bapaknya sendiri atau kakek dari bapa yang mempunyai
hak mewalikan pernikahan anak perempuannya atau cucu
perempuannya
b.) Wali aqrab
Wali terdekat yang telah memenuhi syarat yang layak dan berhak
menjadi wali
c.) Wali ab’ad
Wali yang sedikit mengikuti susunan yang layak menjadi wali,
jikalau wali aqrab berkenaan tidak ada.
d.)Wali raja/hakim
Wali yang diberi hak atau ditunjuk oleh pemerintah atau pihak
berkuasa pada negeri tersebut oleh orang yang telah dilantik
menjalankan tugas ini dengan sebab-sebab tertentu.
6. Syarat-Syarat Saksi
 Sekurang-kurangya dua orang
 Islam
 Berakal
 Telah pubertas
 Laki-laki
 Memahami isi lafal ijab dan qobul
 Dapat mendengar, melihat dan berbicara
 Adil (Tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak terlalu
banyak melakukan dosa-dosa kecil)
 Merdeka
7. Syarat Ijab
 Pernikahan nikah ini
hendaklah tepat
 Tidak boleh
menggunakan perkataan
sindiran
 Diucapkan oleh wali
atau wakilnya
 Tidak diikatkan dengan
tempo waktu seperti
mutaah
 Tidak secara taklik
 Ucapan mestilah sesuai
dengan ucapan ijab
 Tidak ada perkataan
sindiran
 Dilafalkan oleh calon
suami atau wakilnya
 Tidak diikatkan dengan
tempo waktu seperti
mutaah
 Tidak secara taklik
 Menyebut nama calon istri
 Tidak ditambahkan
dengan perkataan lain
8.Syarat qobul
1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Asasi
2. Untuk Membentengi Akhlaq yang Luhur dan untuk
Menundukkan Pandangan
3. Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami
4. Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah
5. Untuk Memperoleh Keturunan Yang Shalih
1. Ciri-ciri bakal suami
 beriman & bertaqwa kepada Allah s.w.t
 bertanggungjawab terhadap semua benda
 memiliki akhlak-akhlak yang terpuji
 berilmu agama agar dapat membimbing calon
isteri dan anak-anak ke jalan yang benar
 tidak berpenyakit yang berat seperti gila, AIDS
dan sebagainya
 rajin bekerja untuk kebaikan rumah tangga seperti
mencari rezeki yang halal untuk kebahagiaan
keluarga.
2. Ciri-ciri bakal istri
 Wanita itu shalihah
 Wanita itu subur rahimnya..
 Wanita tersebut masih gadis,
 Taat kepada Allah dan taat kepada Rasul-Nya,
 Taat kepada suami dan menjaga kehormatannya di saat suami
ada atau tidak ada
 Menjaga shalat yang lima waktu,
 Melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan,
 Memakai jilbab yang menutup seluruh auratnya
 Berakhlak mulia,
 Selalu menjaga lisannya,
 Tidak berbincang-bincang dan berdua-duaan dengan laki-laki
yang bukan mahramnya,
 Tidak menerima tamu yang tidak disukai oleh suaminya,
 Taat kepada kedua orang tua dalam kebaikan,
 Berbuat baik kepada tetangganya sesuai dengan syari’at.
3. Perempuan yang Haram dinikahi
1.) Ibu
2.) Nenek dari ibu maupun bapak
3.) Anak perempuan & keturunannya
4) Saudara perempuan segaris atau satu bapak atau satu ibu
5.) Anak perempuan kepada saudara lelaki mahupun perempuan,
6.)Perempuan yang diharamkan menikah oleh laki-laki disebabkan oleh susuan ialah:
7.)Ibu susuan
8.)Nenek dari saudara ibu susuan
9.)Saudara perempuan susuan
10.)Anak perempuan kepada saudara susuan laki-laki atau perempuan
11.)Sepupu dari ibu susuan atau bapak susuan
12.)Perempuan muhrim bagi laki-laki karena persemendaan ialah:
13.)Ibu mertua
14.)Ibu tiri
15.)Nenek tiri
16.)Menantu perempuan
17.)Anak tiri perempuan dan keturunannya
18.)Adik ipar perempuan dan keturunannya
19.)Sepupu dari saudara istri
20.)Anak saudara perempuan dari istri dan keturunannya
Talak menurut bahasa bermaksud melepaskan ikatan dan
menurut syarak pula, talak membawa maksud melepaskan
ikatan perkawinan dengan lafaz talak dan seumpamanya.
Hukum Talak
1) Wajib
a) Jika perbalahan suami isteri tidak dapat didamaikan lagi
b) Dua orang wakil daripada pihak suami dan isteri gagal
membuat kata sepakat untuk perdamaian rumahtangga
mereka
c) Apabila pihak kadi berpendapat bahawa talak adalah lebih
baik
d) Jika tidak diceraikan keadaan sedemikian, maka
berdosalah suami
2). Haram
a)Menceraikan isteri ketika sedang haid atau nifas
b)Ketika keadaan suci yang telah disetubuh
c) Ketika suami sedang sakit yang bertujuan menghalang isterinya
daripada menuntut harta pusakanya
d) Menceraikan isterinya dengan talak tiga sekali gus atau talak satu
tetapi disebut berulang kali sehingga cukup tiga kali atau lebih
3). Sunat
a) Suami tidak mampu menanggung nafkah isterinya
b) Isterinya tidak menjaga maruah dirinya
4). Makruh
Suami menjatuhkan talak kepada isterinya yang baik, berakhlak mulia
dan mempunyai pengetahuan agama
5). Harus
Suami yang lemah keinginan nafsunya atau isterinya belum datang haid
atau telah putus haidnya
 Rukun Talak
1. Suami
Berakal
Baligh
Dengan kerelaan sendiri
2. Isteri
Akad nikah sah
Belum diceraikan dengan talak tiga oleh suaminya
3. Lafaz
Ucapan yang jelas menyatakan penceraiannya
Dengan sengaja dan bukan paksaaan
1. Talak raj’i
Suami melafazkan talak satu atau talak dua kepada isterinya.
Suami boleh merujuk kembali isterinya ketika masih dalam idah.
2. Talak bain
Suami melafazkan talak tiga atau melafazkan talak yang ketiga
kepada isterinya. Isterinya tidak boleh dirujuk kembali.
3. Talak sunni
Suami melafazkan talak kepada isterinya yang masih suci dan
tidak disetubuhinya ketika dalam tempoh suci
4. Talak bid’i
Suami melafazkan talak kepada isterinya ketika dalam haid atau
ketika suci yang disetubuhinya.
5. Talak taklik
Talak taklik ialah suami menceraikan isterinya bersyarat dengan
sesuatu sebab atau syarat.
menurut syarak, ia membawa maksud suami kembali semula
kepada isterinya yang diceraikan dengan ikatan pernikahan
asal (dalam masa idah) dengan lafaz rujuk.
 Hukum Rujuk
Wajib
Bagi suami yang menceraikan isterinya yang belum
menyempurnakan gilirannya dari isteri-isterinya yang lain
Haram
Suami merujuk isterinya dengan tujuan untuk menyakiti
atau memudaratkan isterinya itu
Makruh
Apabila penceraian lebih baik antara suami dan isteri
Harus
Sekirannya rujuk boleh membawa kebaikan bersama
 Rukun rujuk
1. Suami
Berakal, Baligh, Dengan kerelaan sendiri
2. Isteri
 Telah disetubuhi
 Berkeadaan talak raj’I
 Bukan dengan talak tiga
 Bukan cerai secara khuluk
 Masih dalam idah
3. Lafaz
 Ucapan yang jelas menyatakan rujuk
 Tiada disyaratkan dengan khiar atau pilihan
 Disegerakan tanpa dikaitkan dengan taklik atau bersyarat
 Dengan sengaja dan bukan paksaan
Iddah adalah waktu menunggu bagi mantan istri yang telah
diceraikan oleh mantan suaminya, baik itu karena thalak atau
diceraikannya.
 Lamanya masa iddah bagi perempuan adalah sebagai berikut:
a. Perempuan yang masih mengalami haid secara normal,
iddahnya tiga kali suci
b. Perempuan yang tidak mengalami lagi haid (menopause)
atau belum mengalami sama sekali, iddahnya tiga bulan
c. Perempuan yang ditinggal mati suaminya, iddahnya empat
bulan sepuluh hari
d. Perempuan yang sedang hamil, iddahnya sampai melahirkan
A. KESIMPULAN
Pernikahan adalah akad nikah (Ijab Qabul) antara laki-laki dan
perempuan yang bukan muhrimnya sehingga menimbulkan kewajiban
dan hak diantara keduanya melalui kata-kata secara lisan, sesuai dangan
peraturan yang diwajibkan secara islam.
Pernikahan merupakan sunnah Rasulullah Saw. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh Rasulullah:yang artinya:
“nikah itu Sunnahku, barang siapa membenci pernikahan, maka ia
bukanlah ummadku”.
Adapun cangkupan pernikahan yang dianjurkan dalam Islam yaitu
adanya Rukun Pernikahan, Hukum Pernikahan, Syarat sebuah
Pernikahan, Perminangan, dan dalam pemilihan calon suami/istri.
Islam secara terperinci menjelaskan mengenai perceraian yang
berdasarkan hukumnya. Dan dalam Islam pun dijelaskan mengenai
fasakh, khuluk, rujuk, dan masa iddah bagi kaum perempuan.

More Related Content

What's hot

Agama- Munakahat
Agama- MunakahatAgama- Munakahat
Agama- Munakahat
beksblack
 
nikah menurut islam
nikah menurut islamnikah menurut islam
nikah menurut islam
anggi_andini
 
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
Dicky Arpakh
 
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahanFIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
Ahmad Haris Miftah
 
Fiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinanFiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinan
budistaiattanwir
 
Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)
Diah eka wahyudi
 
Bab 1 fiqih iii munakahat
Bab 1 fiqih iii munakahatBab 1 fiqih iii munakahat
Bab 1 fiqih iii munakahat
ikmalabas
 

What's hot (18)

Agama- Munakahat
Agama- MunakahatAgama- Munakahat
Agama- Munakahat
 
nikah menurut islam
nikah menurut islamnikah menurut islam
nikah menurut islam
 
Munakahat - Agama
Munakahat - AgamaMunakahat - Agama
Munakahat - Agama
 
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
97418556 ppt-agama-hukum-islam-ttg-perkawinan
 
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahanFIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
FIQH MUNAKAHAT Materi 7 : Larangan dalam pernikahan
 
Fiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinanFiqih munakahat dan teknik perkawinan
Fiqih munakahat dan teknik perkawinan
 
Fiqih Rangkuman Bab Nikah
Fiqih Rangkuman Bab NikahFiqih Rangkuman Bab Nikah
Fiqih Rangkuman Bab Nikah
 
Pernikahan menurut Islam
Pernikahan menurut IslamPernikahan menurut Islam
Pernikahan menurut Islam
 
Munahakat 12ipa 2
Munahakat 12ipa 2Munahakat 12ipa 2
Munahakat 12ipa 2
 
pernikahan
pernikahanpernikahan
pernikahan
 
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
Bab 5 Munakahat ( Pernikahan )
 
Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)Nikah, cerai, atau zina (daud)
Nikah, cerai, atau zina (daud)
 
KONSEP NIKAH
KONSEP NIKAHKONSEP NIKAH
KONSEP NIKAH
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
PAI XII Bab Munakahat
PAI XII Bab MunakahatPAI XII Bab Munakahat
PAI XII Bab Munakahat
 
Bab 1 fiqih iii munakahat
Bab 1 fiqih iii munakahatBab 1 fiqih iii munakahat
Bab 1 fiqih iii munakahat
 
PPT PERNIKAHAN
PPT PERNIKAHANPPT PERNIKAHAN
PPT PERNIKAHAN
 
Munakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam IslamMunakahat: Pernikahan dalam Islam
Munakahat: Pernikahan dalam Islam
 

Similar to Andi abdullah pernikahan (20)

Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Fiqh munakahat 141121
Fiqh munakahat 141121Fiqh munakahat 141121
Fiqh munakahat 141121
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikahfikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
fikih munakahat- hal hal yang berkaitan dengan hukum nikah
 
Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)Munakahat (pernikahan)
Munakahat (pernikahan)
 
Kelompok 1 Munakahat Pernikahan.pptx
Kelompok 1 Munakahat Pernikahan.pptxKelompok 1 Munakahat Pernikahan.pptx
Kelompok 1 Munakahat Pernikahan.pptx
 
B12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docx
B12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docxB12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docx
B12 Pelajaran 12 Perkahwinan.docx
 
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaKetentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
 
BAB Pernikahan.pptx
BAB Pernikahan.pptxBAB Pernikahan.pptx
BAB Pernikahan.pptx
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Bab5 fiqih munakahat
Bab5 fiqih munakahatBab5 fiqih munakahat
Bab5 fiqih munakahat
 
Munakahat
MunakahatMunakahat
Munakahat
 
Fiqih III
Fiqih IIIFiqih III
Fiqih III
 
MATERI PAI MUNAKAHAT.pptx
MATERI PAI MUNAKAHAT.pptxMATERI PAI MUNAKAHAT.pptx
MATERI PAI MUNAKAHAT.pptx
 
Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01
Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01
Bab5pernikahan 121115080312-phpapp01
 
7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat7. fiqh munakahat
7. fiqh munakahat
 
Perkawinan part 1
Perkawinan part 1Perkawinan part 1
Perkawinan part 1
 
munakahat-rianabi-wordpress-com.ppt
munakahat-rianabi-wordpress-com.pptmunakahat-rianabi-wordpress-com.ppt
munakahat-rianabi-wordpress-com.ppt
 
PPT Pernikahan Fahmy.pptx
PPT Pernikahan Fahmy.pptxPPT Pernikahan Fahmy.pptx
PPT Pernikahan Fahmy.pptx
 

Recently uploaded (7)

SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEISIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
SIAPAKAH KITA DI DALAM KRISTUS.pptx BULAN MEI
 
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islamKEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
KEL 1 HAKIKAT IBADAH dalam ajaran agama islam
 
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
4 RAHSIA UMUR PANJANG BAGI ORANG KRISTEN.ppt
 
Perintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan Sundal
Perintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan SundalPerintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan Sundal
Perintah Tuhan untuk Nabi Hosea Mengawini Perempuan Sundal
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 7
 
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
APA YANG TERJADI SEKARANG NEW.pptx BULAN MEI 2024
 
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
PPT puasa: menjekaskan tentang pengertian puasa dan hal hak yang berkaitan te...
 

Andi abdullah pernikahan

  • 1. PERNIKAHAN Nama :Andi Abdullah Keo NIRM : 1207.20.0010
  • 2. A. Latar Belakang Pernikahan merupakan salah satu naluri serta kewajiban dari seorang manusia Dan merupakan perintah dari Allah Swt. Dalam Al Qur’an surat An-Nahl;72 Allah Subhana Wata’ala berfirman yang artinya : “Dan Allah menjadikan bagimu pasangan (suami atau isteri) dari jenis kamu sendiri dan menjadikan anak dan cucu bagimu dari pasanganmu, serta memberimu rizki dari yang baik. Mengapa mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?”(An-Nahl;72) secara Islam pernikahan itu sendiri mempunyai tatacara, syarat, tujuan, hukum, serta hikmahnya tersendiri seperti dalam dalil berikut ُ ‫ْل‬‫ص‬َ‫ف‬ ‫ا‬َ‫م‬ َُ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ُ ‫ل‬َ‫ال‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬ ُ ‫ام‬َ‫ر‬َ‫ح‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ُُّ‫ُّف‬‫د‬‫ال‬ ُ ‫ت‬ ْ‫و‬َّ‫ص‬‫ال‬َ‫و‬ ‫ي‬‫ف‬ ُ ‫َاح‬‫ك‬ِّ‫الن‬ artinya: “Pemisah antara apa yang halal dan yang haram adalah duff dan shaut (suara) dalam pernikahan.” (HR. An-Nasa`i no. 3369, Ibnu Majah no. 1896. Dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Al-Irwa` no. 1994)
  • 3. A. PENGERTIAN PERNIKAHAN Pernikahan atau Munahakat artinya dalam bahasa adalah terkumpul dan menyatu. Menurut istilah lain juga dapat berarti akad nikah (Ijab Qobul) yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim sehingga menimbulkan hak dan kewajiban diantara keduanya yang diucapkan oleh kata-kata,sesusai peraturan yang diwajibkan oleh Islam.
  • 4. B. HUKUM PERNIKAHAN 1. Pernikahan Yang Dihukumi Sunnah Hukum menikah menjadi sunnah apabila orang yang ingin melakukan pernikahan tersebut mampu menikah dalam hal kesiapan jasmani, rohani, mental maupun meteril dan mampu menahan perbuatan zina walaupun dia tidak segera menikah. 2. Pernikahan Yang Dihukumi Wajib Hukum menikah menjadi wajib apabila orang yang ingin melakukan pernikahan tersebut ingin menikah, mampu menikah dalam hal kesiapan jasmani, rohani, mental maupun meteriil dan ia khawatir apabila ia tidak segera menikah ia khawatir akan berbuat zina. 3. Pernikahan Yang Dihukumi Makruh Hukum menikah akan berubah menjadi makruh apabila orang yang ingin melakukan pernikahan tersebut belum mampu dalam salah satu hal jasmani, rohani, mental maupun meteriil dalam menafkahi keluarganya kelak. 4. Pernikahan Yang Dihukumi Haram Hukum menikah akan berubah menjadi haram apabila orang yang ingin melakukan pernikahan tersebut bermaksud untuk menyakiti salah satu pihak dalam pernikahan tersebut, baik menyakiti jasmani, rohani maupun menyakiti secara materiil.
  • 5. C. PEMINANGAN (KHITBAH) Pertunangan atau bertunangan merupakan suatu ikatan janji pihak laki- laki dan perempuan untuk melangsungkan pernikahan mengikuti hari yang dipersetujui oleh kedua pihak. Hukum peminangan adalah harus dan hendaknya bukan dari istri orang, bukan saudara sendiri, tidak dalam iddah, dan bukan tunangan orang. Melihat calon suami dan calon istri adalah sunat, karena tidak mau penyesalan terjadi setelah berumahtangga. Anggota yang diperbolehkan untuk dilihat untuk seorang wanita ialah wajah dan kedua tangannya saja. Hadist Rasullullah mengenai kebenaran untuk melihat tunangan dan meminang yang Artinya : "Abu Hurairah RA berkata,sabda Rasullullah SAW kepada seorang laki- laki yang hendak menikah dengan seorang perempuan: "Apakah kamu telah melihatnya?jawabnya tidak(kata lelaki itu kepada Rasullullah).Pergilah untuk melihatnya supaya pernikahan kamu terjamin kekekalan." (Hadis Riwayat Tarmizi dan Nasai).
  • 6. D. SYARAT PERNIKAHAN 1. Rukun nikah a. Pengantin laki-laki b. Pengantin perempuan c. Wali d. Dua orang saksi laki-laki e. Mahar f. Ijab dan kabul (akad nikah)
  • 7.  Islam  Laki-laki yang tertentu bukan lelaki muhrim dengan calon istri  Mengetahui wali yang sebenarnya bagi akad nikah tersebut  Bukan dalam ihram haji atau umroh  Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan  Tidak mempunyai empat orang istri yang sah dalam suatu waktu  Mengetahui bahwa perempuan yang hendak dinikahi adalah sah dijadikan istri  Islam  Perempuan tertentu Bukan perempuan muhrim dengan calon suami  Bukan seorang banci  Bukan dalam ihram haji atau umroh  Tidak dalam iddah  Bukan istri orang.
  • 8. 4. Syarat wali  Islam, bukan kafir dan murtad  Lelaki dan bukannya perempuan  Telah pubertas  Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan  Bukan dalam ihram haji atau umroh  Tidak fasik  Tidak cacat akal pikiran, gila, terlalu tua dan sebagainya  Merdeka  Tidak dibatasi kebebasannya ketimbang membelanjakan hartanya.
  • 9. 5. Jenis-Jenis Wali a.) Wali mujbir Wali dari bapaknya sendiri atau kakek dari bapa yang mempunyai hak mewalikan pernikahan anak perempuannya atau cucu perempuannya b.) Wali aqrab Wali terdekat yang telah memenuhi syarat yang layak dan berhak menjadi wali c.) Wali ab’ad Wali yang sedikit mengikuti susunan yang layak menjadi wali, jikalau wali aqrab berkenaan tidak ada. d.)Wali raja/hakim Wali yang diberi hak atau ditunjuk oleh pemerintah atau pihak berkuasa pada negeri tersebut oleh orang yang telah dilantik menjalankan tugas ini dengan sebab-sebab tertentu.
  • 10. 6. Syarat-Syarat Saksi  Sekurang-kurangya dua orang  Islam  Berakal  Telah pubertas  Laki-laki  Memahami isi lafal ijab dan qobul  Dapat mendengar, melihat dan berbicara  Adil (Tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak terlalu banyak melakukan dosa-dosa kecil)  Merdeka
  • 11. 7. Syarat Ijab  Pernikahan nikah ini hendaklah tepat  Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran  Diucapkan oleh wali atau wakilnya  Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mutaah  Tidak secara taklik  Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan ijab  Tidak ada perkataan sindiran  Dilafalkan oleh calon suami atau wakilnya  Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mutaah  Tidak secara taklik  Menyebut nama calon istri  Tidak ditambahkan dengan perkataan lain 8.Syarat qobul
  • 12. 1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Asasi 2. Untuk Membentengi Akhlaq yang Luhur dan untuk Menundukkan Pandangan 3. Untuk Menegakkan Rumah Tangga Yang Islami 4. Untuk Meningkatkan Ibadah Kepada Allah 5. Untuk Memperoleh Keturunan Yang Shalih
  • 13. 1. Ciri-ciri bakal suami  beriman & bertaqwa kepada Allah s.w.t  bertanggungjawab terhadap semua benda  memiliki akhlak-akhlak yang terpuji  berilmu agama agar dapat membimbing calon isteri dan anak-anak ke jalan yang benar  tidak berpenyakit yang berat seperti gila, AIDS dan sebagainya  rajin bekerja untuk kebaikan rumah tangga seperti mencari rezeki yang halal untuk kebahagiaan keluarga.
  • 14. 2. Ciri-ciri bakal istri  Wanita itu shalihah  Wanita itu subur rahimnya..  Wanita tersebut masih gadis,  Taat kepada Allah dan taat kepada Rasul-Nya,  Taat kepada suami dan menjaga kehormatannya di saat suami ada atau tidak ada  Menjaga shalat yang lima waktu,  Melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan,  Memakai jilbab yang menutup seluruh auratnya  Berakhlak mulia,  Selalu menjaga lisannya,  Tidak berbincang-bincang dan berdua-duaan dengan laki-laki yang bukan mahramnya,  Tidak menerima tamu yang tidak disukai oleh suaminya,  Taat kepada kedua orang tua dalam kebaikan,  Berbuat baik kepada tetangganya sesuai dengan syari’at.
  • 15. 3. Perempuan yang Haram dinikahi 1.) Ibu 2.) Nenek dari ibu maupun bapak 3.) Anak perempuan & keturunannya 4) Saudara perempuan segaris atau satu bapak atau satu ibu 5.) Anak perempuan kepada saudara lelaki mahupun perempuan, 6.)Perempuan yang diharamkan menikah oleh laki-laki disebabkan oleh susuan ialah: 7.)Ibu susuan 8.)Nenek dari saudara ibu susuan 9.)Saudara perempuan susuan 10.)Anak perempuan kepada saudara susuan laki-laki atau perempuan 11.)Sepupu dari ibu susuan atau bapak susuan 12.)Perempuan muhrim bagi laki-laki karena persemendaan ialah: 13.)Ibu mertua 14.)Ibu tiri 15.)Nenek tiri 16.)Menantu perempuan 17.)Anak tiri perempuan dan keturunannya 18.)Adik ipar perempuan dan keturunannya 19.)Sepupu dari saudara istri 20.)Anak saudara perempuan dari istri dan keturunannya
  • 16. Talak menurut bahasa bermaksud melepaskan ikatan dan menurut syarak pula, talak membawa maksud melepaskan ikatan perkawinan dengan lafaz talak dan seumpamanya. Hukum Talak 1) Wajib a) Jika perbalahan suami isteri tidak dapat didamaikan lagi b) Dua orang wakil daripada pihak suami dan isteri gagal membuat kata sepakat untuk perdamaian rumahtangga mereka c) Apabila pihak kadi berpendapat bahawa talak adalah lebih baik d) Jika tidak diceraikan keadaan sedemikian, maka berdosalah suami
  • 17. 2). Haram a)Menceraikan isteri ketika sedang haid atau nifas b)Ketika keadaan suci yang telah disetubuh c) Ketika suami sedang sakit yang bertujuan menghalang isterinya daripada menuntut harta pusakanya d) Menceraikan isterinya dengan talak tiga sekali gus atau talak satu tetapi disebut berulang kali sehingga cukup tiga kali atau lebih 3). Sunat a) Suami tidak mampu menanggung nafkah isterinya b) Isterinya tidak menjaga maruah dirinya 4). Makruh Suami menjatuhkan talak kepada isterinya yang baik, berakhlak mulia dan mempunyai pengetahuan agama 5). Harus Suami yang lemah keinginan nafsunya atau isterinya belum datang haid atau telah putus haidnya
  • 18.  Rukun Talak 1. Suami Berakal Baligh Dengan kerelaan sendiri 2. Isteri Akad nikah sah Belum diceraikan dengan talak tiga oleh suaminya 3. Lafaz Ucapan yang jelas menyatakan penceraiannya Dengan sengaja dan bukan paksaaan
  • 19. 1. Talak raj’i Suami melafazkan talak satu atau talak dua kepada isterinya. Suami boleh merujuk kembali isterinya ketika masih dalam idah. 2. Talak bain Suami melafazkan talak tiga atau melafazkan talak yang ketiga kepada isterinya. Isterinya tidak boleh dirujuk kembali. 3. Talak sunni Suami melafazkan talak kepada isterinya yang masih suci dan tidak disetubuhinya ketika dalam tempoh suci 4. Talak bid’i Suami melafazkan talak kepada isterinya ketika dalam haid atau ketika suci yang disetubuhinya. 5. Talak taklik Talak taklik ialah suami menceraikan isterinya bersyarat dengan sesuatu sebab atau syarat.
  • 20. menurut syarak, ia membawa maksud suami kembali semula kepada isterinya yang diceraikan dengan ikatan pernikahan asal (dalam masa idah) dengan lafaz rujuk.  Hukum Rujuk Wajib Bagi suami yang menceraikan isterinya yang belum menyempurnakan gilirannya dari isteri-isterinya yang lain Haram Suami merujuk isterinya dengan tujuan untuk menyakiti atau memudaratkan isterinya itu Makruh Apabila penceraian lebih baik antara suami dan isteri Harus Sekirannya rujuk boleh membawa kebaikan bersama
  • 21.  Rukun rujuk 1. Suami Berakal, Baligh, Dengan kerelaan sendiri 2. Isteri  Telah disetubuhi  Berkeadaan talak raj’I  Bukan dengan talak tiga  Bukan cerai secara khuluk  Masih dalam idah 3. Lafaz  Ucapan yang jelas menyatakan rujuk  Tiada disyaratkan dengan khiar atau pilihan  Disegerakan tanpa dikaitkan dengan taklik atau bersyarat  Dengan sengaja dan bukan paksaan
  • 22. Iddah adalah waktu menunggu bagi mantan istri yang telah diceraikan oleh mantan suaminya, baik itu karena thalak atau diceraikannya.  Lamanya masa iddah bagi perempuan adalah sebagai berikut: a. Perempuan yang masih mengalami haid secara normal, iddahnya tiga kali suci b. Perempuan yang tidak mengalami lagi haid (menopause) atau belum mengalami sama sekali, iddahnya tiga bulan c. Perempuan yang ditinggal mati suaminya, iddahnya empat bulan sepuluh hari d. Perempuan yang sedang hamil, iddahnya sampai melahirkan
  • 23. A. KESIMPULAN Pernikahan adalah akad nikah (Ijab Qabul) antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya sehingga menimbulkan kewajiban dan hak diantara keduanya melalui kata-kata secara lisan, sesuai dangan peraturan yang diwajibkan secara islam. Pernikahan merupakan sunnah Rasulullah Saw. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah:yang artinya: “nikah itu Sunnahku, barang siapa membenci pernikahan, maka ia bukanlah ummadku”. Adapun cangkupan pernikahan yang dianjurkan dalam Islam yaitu adanya Rukun Pernikahan, Hukum Pernikahan, Syarat sebuah Pernikahan, Perminangan, dan dalam pemilihan calon suami/istri. Islam secara terperinci menjelaskan mengenai perceraian yang berdasarkan hukumnya. Dan dalam Islam pun dijelaskan mengenai fasakh, khuluk, rujuk, dan masa iddah bagi kaum perempuan.