1. 1
Pembelahan Sel Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
Tria Usma Putra
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Tria.2013fk093@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak : Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Selain itu,
sel mampu melakukan segala aktivitas kehidupan seperti melakukan pembelahan.
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel anak.
Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis. Sel-sel
mengalami pembelahan melalui serangkaian proses yang terjadi berulang kali dari
pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal sebagai siklus sel. Dalam pembelahan sel pun
terdapat pembelahan yang abnormal. Jadi perkembangan manusia dapat terjadi karna sel yang
terus melakukan aktivitas seperti regenerasi, siklus sel dan pembelahan sel secara normal.
Kata Kunci : Sel, siklus sel, pembelahan sel
Abstrack : Cell is the smallest structural and functional life of the body. In addition, the cell
is able to perform all the activities of life as do the division. Cell division is a process by
which cellular material is divided into two daughter cells. There are two kinds of cell
division, the mitotic and meiotic division. The cells undergo division through a series of
processes that occur repeatedly from growth to division, known as the cell cycle. In cell
division also contained abnormal cleavage. So human development can occur because the
cells continue to perform activities such as regeneration, cell cycle and cell division in
normal.
Key words : Cells, cell cycle, cell division
Pendahuluan
Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh.1 Selain itu, sel
mampu melakukan segala aktivitas kehidupan seperti melakukan pembelahan. Setiap
mahkluk hidup, baik yang terdiri dari uniseluler maupun multiseluler selalu melakukan
pembelahan untuk aktifitas hidupnya. Siklus pembelahan sel suatu makhluk hidup sangat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan nya seperti yang terjadi kepada manusia.
Dalam pembelahan sel terkadang terjadi pembelahan yang abnormal.
Oleh karena itu, makalah yang akan saya buat ini bertujuan agar pembaca dapat
mengetahui bagaimana pertumbuhan atau perkembangan yang ada pada dirinya dapat terjadi
karna pembelahan yang dilakukan oleh sel.
2. 2
Identifikasi Istilah
-
Rumusan Masalah
1. Mengamati foto dari bayi
Analisis Masalah
Hipotesis
1. Sistem pembelahan sel mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
Sasaran Pembelajaran
1. Agar mahasiswa/i mempelajari, memahami dan menjelaskan pembelahan sel meiosis.
2. Agar mahasiswa/i mempelajari, memahami dan menjelaskan pembelahan sel mitosis.
3. Agar mahasiswa/i memahami, dan menjelaskan pembelahan sel abnormal.
Pembahasan
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel
anak.2 Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan mitosis dan pembelahan meiosis.
Sel-sel mengalami pembelahan melalui serangkaian proses yang terjadi berulang kali dari
pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal sebagai siklus sel, siklus sel terdiri atas lima fase
utama: G1, S, G2, mitosis, dan sitokinesis.
Siklus Sel
Siklus sel adalah fungsi sel yang paling mendasar berupa duplikasi akurat sejumlah
besar DNA didalam kromosom, dan kemudian memisahkan hasil duplikasi tersebut hingga
terjadi dua sel baru yang identik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang.
Pembelahan
sel
Pembelahan
Abnormal
Pembelahan
Meiosis
Pembelahan
Mitosis
3. 3
Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel untuk
tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu
pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi
gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya. Fase pada siklus sel yang
pertama, yaitu :
Fase pertama yaitu fase S (sintesis) merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada
umumnya, sel tubuh manusia membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan
tahap ini. Hasil replikasi kromosom yang telah utuh, segera dipilah bersama dengan
dua nuklei masing-masing guna proses mitosis fase M.
Fase kedua yaitu fase M (mitosis) memerlukan waktu kurang lebih 1 jam. Tahap ini
dimana terjadi pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada
mitosis sel membelah dirinya membentuk dua sel anak yang terpisah. Dalam fasa M
terjadi beberapa jenjang fase.
Fase ketiga yaitu fase G (gap), tahap pertumbuhan bagi sel. Pada fase ini terbagi lagi
menjadi 3 fase. Fase G0 sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam
keadaan diam atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi
ini sangat bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam sel.
Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati. Fase
G1 sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokenesis dan sintesis.
Fase G2 pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis. Semua fase tersebut
berlangsung dengan urutan G1 > S > G2 > M kembali ke S. Dalam konteks mitosis,
fase G dan S disebut sebagai interfase.3
Pembelahan Mitosis
Sel memiliki siklus sel, siklus sel pada umumnya terdiri dari fase pembelahan sel /
mitotik dan periode pertumbuhan yang disebut interfase. Interfase terdiri dari tiga subfase,
yaitu G1, S, dan G2, sebelum sel memasuki fase mitosis dan siap membelah. Pembelahan
mitosis merupakan pembelahan yang menghasilkan dua sel anak dengan kopi genom yang
identik dari sel induk.
Tahap Interfase
Pada tahap interfase, sel dianggap istirahat dari proses pembelahan. Meskipun demikian,
sebenarnya tahap interfase merupakan tahap yang aktif dan penting untuk mempersiapkan
pembelahan. Persiapan berupa replikasi DNA (melipatgandakan DNA dari satu salinan
menjadi dua salinan). Pada umumnya, sebagian besar waktu hidup sel berada pada tahap ini,
4. 4
selanjutnya interfase dibagi lagi ke dalam fase gap-1 (G1), fase sintesis (S), dan fase gap-2
(G2).
Fase gap-1 (G1)
Fase G1 merupakan tahap persiapan sel untuk replikasi DNA dengan sintesis protein
baru dan mengaktifkan komponen sitoskelatal. Selama tahap ini, sel memantau
lingkungannya untuk menentukan waktu yang tepat untuk replikasi DNA. Tahap ini
merupakan cekpoin bagi sel karna bila kondisinya tidak tepat, sel tidak akan menjalani
siklusnya. Sebuah sel akan terstimulus untuk menjalani tahap G1 bila gen tertentu, termasuk
proto-onkogen, diaktifkan. Dimana DNA masih berjumlah satu salinan dan diploid (1c, 1n).
Fase sintesis (S)
Fase sintesis merupakan tahap selanjutnya, yang ditandai dengan terjadinya replikasi
DNA, sehingga pada tahap ini menghasilkan dua salinan DNA dan diploid (2c, 2n)
Fase gap-2 (G2)
Fase G2 merupakan fase terakhir dalam tahap interfase, pada tahap ini sel kembali
mensintesis protein yang disiapkan untuk pembelahan. Tahap ini juga merupakan cekpoin
karna jika DNA belum di duplikasi secara benar, sel memiliki kesempatan kedua untuk
menghentikan tahap selanjutnya sebelum terjadi mitosis. Bila terjadi kesalahan replikasi
DNA, perbaikan akan dilakukan dan sel akan masuk lagi ke dalam siklus sel atau sel akan di
rangsang untuk melakukan apoptosis, yaitu kematian sel terpogram. Gen yang diaktifkan
pada tahap ini untuk menghentikan kemajuan tahap siklus sel disebut gen supresor tumor.
Sehingga pada tahap ini replikasi DNA telah selesai dan pembelahan siap dilakukan.3,4
Tahap kariokinesis
Kariokinesis adalah tahap pembelahan inti sel, dimana tahap ini terdiri dari lima fase
yakni :
Profase
Profase merupakan fase dimana kromosom yang bereplikasi saat interfase akan
berkondensasi (menjadi lebih pendek dan lebih tebal dengan penggulungan erat DNA)
menjadi dua kromatid yang bergabung pada sentromer. Mikrotubulus di buat untuk perakitan
benang spindel dan memasuki regio nukleus (inti) saat membran inti dan sitoskeloton hancur
dan nukeus hilang.
Metafase
Metafase merupakan fase dimana kromosom menempel pada spindel di sentromernya
dan berjejer pada bagian tengah sel atau ekuator. Kromosom terletak dibidang ekuator
5. 5
dengan tujuan agar pembagian DNA yang akan diberikan pada sel anakan yang baru benar-
benar sama dan rata jumlahnya.
Anafase
Anafase merupakan fase dimana kromosom-kromosom tertarik pada sentromernya
sehingga berpisah dan satu set kromosom akan bergerak ke masing-masing sel baru.
Pergerakan terjadi karna pemendekan dan pemanjangan mikrotubulus yang membentuk
spindel.
Telofase
Telofase merupakan fase dimana pada ujung sel terdapat masing-masing satu set
kromosom lengkap, spindel berpisah, dan membran inti terbentuk kembali, terlihat dua
nukleolus. Kemudian pada tahap terakhir telofase terjadi pembelahan sitoplasma yang disebut
sitokenesis.
Tahap sitokenesis
Pada tahap sitokenesis terjadi pembelahan sitoplasma yang diikuti dengan pembentukan
sekat sel baru. Sekat memisahkan dua inti tersebut menjadi sel anakan.5
Pembelahan meiosis
Pembelahan meiosis merupakan pembelahan sel yang menghasilkan sel yang
menghasilkan sel-sel kelamin (sperma dan telur). Sel kelamin berisi kromosom stengah
pasang (haploid = n). Tahap pembelahan sel meiosis hampir serupa dengan pembelahan
mitosis, hanya saja pada tahapan meiosis pembelahan sel terjadi secara dua tahap yakni :
Meiosis 1
Tahap meiosis I terdiri dari interfase, profase I, metafase I, anafase I, telofase I dan
sitokenesis.
Interfase
Pada interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk melakukan pembelahan. Persiapan
nya berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan, (sama seperti interfase
pada tahap mitosis) tapi akhir interfase adalah adanya dua salinan DNA yang telah siap
dikemas menjadi kromosom.
Profase I
Pada profase I, DNA dikemas ke dalam kromosom. Pada akhir profase I, termasuk
kromosom homolog membentuk tetrad. Pada tahap profase terjadi lima tahapan yaitu :
Leptoten dimana pada tahap ini kromatin berubah menjadi kromosm yang mengalami
kondensasi dan terlihat sebagai benang tunggal yang panjang pada beberapa organisme
6. 6
kromosom tersebut mengandung bentukan seperti manik-manik yang merupakan daerah
kromosom yang menyerap warna dengan kuat yaitu, kromomer. Zigoten dimana pada tahap
ini sentrossom membelah menjadi dua kemudian bergerak menuju kutub yang berlawanan,
kemudian bagian kromomer berdekatan dan berpasangan atau disebut melakukan sinapsis.
Pakiten dimana pada tahap ini tiap kromosom melakukan penggandaan atau replikasi
menjadi dua kromatid dengan sentromer yang masih tetap menyatu. Tiap kromosom yang
berpasangan mengandung empat kromatid atau disebut bivalen. Diploten pada tahap ini
kromosom homolog terlihat saling menjauhi. Saaat kromosom homolog menjauh terjadi
perletakan berbentuk X pada suatu tempat yang disebut chiasma. Chiasma merupakan
tempaat terjadinya peristiwa pindah silang (crossing over) pada kromos. Peristiwa ini
merupakan suatu penyumbang keanekaragaman individu makhluk hidup. Diakinesis pada
tahap ini terbentuk benang-benang spindel dalri pergerakan dua sentriol ke arah kutub yang
berlawanan. Diakinesis diakhiri dengan menghilangnya nukleoulus dan membran nukleoulus
serta tetrad mulai bergerak keebidang ekuator.
Metafase I
Pada tahap Metafase I tetrad kromosom berada pada bidang ekuator. Dimana benang-
benang spindel (mikrotubul) melekatkan diri pada tiap sentromer kromosom ujung
benang spindel yang lainnya melekat pada kutub pembelahan yang berlawanan.
Anafase I
Pada tahap anafase I tiap kromosm homolog masing-masing ditarik oleh benang
spindel menuju kutub pembelahan yang belawanan arah. Tujuan anafase I membagi
isi kromosm diploid menjadi haploid
Telofase I
Pada tahap telofase I tiap kromosom homolog kini telah mencapai kutub pembelahan.
Sitokinesis I
Pada tahap sitokinesis I tiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat sehingga
sitokinesis menghasilkan dua sel, masing-masing berisi kromosom dengan kromatid
kembarnya.
Interkinesis
Interkinesis adalah tahap diantara dua pembelahan meiosis. Pada tahap ini tidak terjadi
perbanyakan (replikasi DNA). Hasil pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel anakan yang
haploid (karena kini sel anakan mengandung setengah pasang kromosom homolog).
Meskipun demikian perlu diingat bahwa kromosom tersebut masih berisi sepasang kromatid
7. 7
yang berarti kandungan DNAnya masih rangkap (2c). Tujuan meiosis II adalah membagi
kedua salinan sel tersebut pada sel anakan yang baru.
Meiosis II
Tahap Meiosis II terdiri dari profase II, metafase II, anafase II, telofase II.
profase II
pada profase II kromatid kembaran masih melekat pada tiap sentromer kromosom
tahap ini terjadi pada waktu yang singkat karena diikuti oleh tahap yang berikutnya.
metafase II
pada metafase II tiap kromosom (yang berisi dua kromatid) merentang pada bidang
ekuator. Terbentuk benang-benang spindel dimana satu ujung melekat pada sentromer
dan ujung lainnya membentang menuju kekutub pembelahan yang berlwanan arah.
anafase II
pada anafase II benang spindel mulai menarik kromatid menuju kekutub pembelahan
yang berlawanan tersebut. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua kromatidnya dan
bergerak menuju kutub yang berbeda. Kromatid yang terisahkan ini kini dinamakan
kromosom.
telofase II
pada telofase II, kromatid (atau yang disebut kromosm) telah mencapai kutub
pembelahan. Hasil total dari tahap ini adalah terbentuk empat inti. Tiap inti
mengandung setengah pasang kromosom (haploid) dan satu salinan DNA (1n,1c).
Sitokinesis II
Pada sitokinesis II tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel dan akhirnya menghasilkan
empat sel kembar haploid.6
Pembelahan sel abnormal
Dalam melakukan pembelahan sel, terkadang terjadi ketidaknormalan dalam pembelahan
tersebut. Pembelahan sel abnormal itu adalah sel mempunyai kemampuan poliferasi dan
diferensasi yang sangat tinggi, perubahan tersebut terjadi karna sel mengekspresikan berbagai
protein yang abnormal. Berbagai protein abnormal muncul karna sel yang bersangkutan
mengalami mutasi/kecacatan gen, khususnya gen-gen yang mengkode protein yang sangat
berperan pada pengaturan siklus pembelahan sel.
Sel-sel kanker tidak mengikuti pola poliferasi sel yang ditentukan oleh pejamu.
Pertumbuhan sel abnormal atau pola pertumbuhan neoplastik dapat di bedakan menjadi dua,
yakni:
8. 8
Amplasia berarti tanpa bentuk adalah perubahan yang tidak refersibel bila struktur sel
dewasa mundur ketingkat primitif seperti kanker
Neoplasia berarti pertumbuhan baru yang menggambarkan suatu jaringan abnormal
meluas melebihi batas jaringan normal, gagal untuk memenuhi fungsi normal sel
dalam jaringan tersebut.7
Kesimpulan
Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Setiap sel
memiliki kemampuan untuk menjalankan setiap aktivitas seperti pembelahan. Pembelahan sel
sangat berpengruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan mahkluk hidup seperti manusia.
Jadi dari skenario yang saya dapat kan, saya menarik kesimpulan bahwa perkembangan
manusia dapat terjadi karna sel yang terus melakukan aktivitas seperti regenerasi, dan
pembelahan sel secara normal.
Daftar Pustaka
1. Wolpert L. Rahasia kehidupan dan kecerikan sel. Penerbit Qanita, Bandung 2009, h
87.
2. Suwasno H. Biologi Sel. Jakarta: Rajawali Pers, 2006.h.4
3. Aryulina D. Biologi 3. Jakarta: Erlangga, 2006.h.107-12
4. Elizabeth J, Corwin. Buku saku patofisiologi. Penerbit EGC, Jakarta 2009, h 44.
5. James J, Baker C, Swain H. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Penerbit
Erlangga, Jakarta 2008, h 88,89.
6. Sudina IK. Patobiologi molekuler kanker. Penerbit Salemba Medika, jakarta 2008, h
57-9.
7. Otto SE. Buku saku keperawatan onkologi. Penerbit EGC, Jakarta 2010, h 3.