Proyeksi peta digunakan untuk memindahkan garis-garis di bumi ke bidang datar peta dengan mengurangi distorsi. Terdapat beberapa jenis proyeksi seperti azimuthal, kerucut, dan tabung, yang masing-masing memiliki ciri khas. Sistem proyeksi yang banyak digunakan di Indonesia adalah Universal Transverse Mercator karena bentuk geografis Indonesia.
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.docx
1. “PENGERTIAN PROYEKSI PETA DAN KLASIFIKASI PROYEKSI PETA”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
KARTOGRAFI
Dosen Pengampu :
Kurnia Maulidi Noviantoro, M.Pd.
Disusun Oleh : Kelompok 3
Uswatun Hasanah 201210500061
Laeylatul Karomah 201210500049
Hasby Amrullah 201210500053
Anton Dwi Cahyo 201210500038
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS TADRIS UMUM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
2023
2. i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita, Nabi
Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni Bapak
Kurnia Maulidi Noviantoro, M.Pd yang telah membimbing serta mengajarkan kami, dan
mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul “Pengertian Proyeksi Peta
Dan Klasifikasi Proyeksi Peta” dan juga terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan
kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur dengan
tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama penyusunan
makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril maupun materiil,
terutama kepada Dosen Pembimbing dan teman-teman sekalian.
Kraksaan, 8 Maret 2023
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
A. Pengertian Proyeksi Peta......................................................................................... 3
B. Syarat-Syarat Proyeksi Peta.................................................................................... 4
C. Klasifikasi Peta (jenis-jenis proyeksi peta)............................................................. 4
D. Sistem Proyeksi Peta Di Indonesia ......................................................................... 6
E. Manfaat Proyeksi Peta ............................................................................................ 6
BAB III PENUTUP........................................................................................................... 8
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 9
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peta merupakan gambaran suatu tempat seperti kota, negara atau benua yang
mengungkapkan fitur utamanya. Jadi krisis dapat diartikan sebagai kegiatan
penggambaran permukaan bumi yang di proyeksikan ke dalam bidang datar dengan
skala tertentu. Sebuah peta dasar dibuat dengan skala terkecil mulai dari 1 : 50.000
sampai 1 :250.000.
Proyeksi diartikan sebagai metoda atau cara dalam usaha mendapatkan bentuk
ubahan dari dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik.Secara umum,
proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari cara pengiriman
data topografi dari permukaan Bumi ke atas permukaan peta. Proyeksi peta adalah
teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian atau seluruh
permukaan tiga dimensi yang berbentuk kasaran bola ke permukaan datar dua
dimensi dengan distorsi sedikit mungkin. Dalam bayangan peta diupayakan sistem
yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta.
Bentuk bumi bukanlah bola tetapi lebih menyerupai elips 3 dimensi atau
ellipsoid. Istilah ini sinonim dengan istilah spheroid yang digunakan untuk
menyatakan bentuk bumi. Karena bumi tidak seragam, maka digunakan istilah geoid
untuk menyatakan bentuk bumi yang menyerupai ellipsoid tetapi dengan bentuk
muka yang sangat tidak beraturan.
Proyeksi diartikan sebagai metode atau cara dalam usaha mendapatkan bentuk
ubahan dari dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik. Proyeksi peta
merupakan cara memindahkan garis lintang atau paralel dan garis bujur atau
meridian di bola bumi (globe) ke bidang datar yang berbentuk peta. Analoginya
adalah sama dengan saat kita akan menghitung luas kulit jeruk. Untuk
menghitungnya kita harus mengupasnya dan meletakkannya di bidang datar. Karena
awalnya kulit jeruk tersebut 3 dimensi dengan dikupas dan diletakkan mendatar
maka dipaksakan menjadi 2 dimensi maka sebagai akibatnya terjadi perubahan dari
bentuk awal yang dikarenakan adanya sobekan, mengembang atau berkerut.
5. 2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Proyeksi Peta?
2. Apa saja Syarat-Syarat Proyeksi Peta?
3. Apa saja Klasifikasi Peta (jenis-jenis proyeksi peta)?
4. Bagaimanakah Sistem Proyeksi Peta Di Indonesia?
5. Apa Manfaat Proyeksi Peta?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian proyeksi peta
2. Untuk mengetahui Syarat-Syarat Proyeksi Peta
3. Untuk mengetahui Klasifikasi peta (jenis-jenis proyeksi peta)
4. Untuk mengetahui Sistem Proyeksi Peta Di Indonesia
5. Untuk mengetahui Manfaat Proyeksi Peta
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Proyeksi Peta
Peta pada dasarnya merupakan bagian dari adanya penunjuk kenampakan
yang ada di dalam permukaan bumi. Dalam peranan untuk memberikan
penunjuknya diperlukan proyeksi peta. Alasannya karena proyeksi dalam sebuah
peta sangat bermanfaat untuk menggambarkan seluruh kenampakan permukaan
bumi tanpa adanya kesalahan sekaligus penyimpangan yang dikenal distorsi
sehingga dalam hal inilah pembuatan peta memerlukan gambaran bentuk bola
yang disebut dengan globe.
Suatu proyeksi memiliki nilai guna tersendiri bagi suatu bidang. Terlebih
proyeksi peta yang menjadi suatu objek pembelajaran pada konsep geografi untuk
mengetahui berbagai bentuk tempat di seluruh permukaan bumi, alasannya karena
penggambaran peta tidak dilakukan dengan ukuran yang akurat. Namun pada
bentuk perkecil yang dihitung menggunakan skala. Skala adalah jarak pada
gambar yang mewakili jarang sebenarnya yang berbanding satuan luas.
Proyeksi diartikan sebagai metoda atau cara dalam usaha mendapatkan
bentuk ubahan dari dimensi tertentu menjadi bentuk dimensi yang sistematik.
Proyeksi peta merupakan cara mengangkut garis lintang atau paralel dan garis
bujur atau meridian di bola bumi (globe) ke bidang datar yang berbentuk peta.
Analoginya adalah sama dengan saat kita akan menghitung luas kulit jeruk. Untuk
menghitungnya kita harus mengupasnya dan meletakkannya di bidangdatar.
Karena awalnya kulit jeruk tersebut 3 dimensi dengan dikupas dan diletakkan
mendatar maka dipaksakan menjadi 2 dimensi maka sebagai akibatnya terjadi
perubahan dari bentuk awal yang dikarenakan adanya sobekan, mengembang atau
berkerut.
Secara umum, proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari cara pengiriman data topografi dari permukaan Bumi ke atas
permukaan peta. Proyeksi Peta adalah prosedur matematis yang memungkinkan
hasil pengukuran yang dilakukan di permukaan bumi fisis dapat digambarkan
diatas bidang datar (peta).
Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar, dalam ukuran
(luas, jarak) bentuk permukaan bumi pada peta, maka dalam pembuatan peta
7. 4
digunakan proyeksi peta. Biaya peta adalah teknik transfer harga permukaan bumi
yang lengkung (bulat) ke bidang datar.
Disisi lain, pada penggambaran proyeksi peta, diperlukan beberapa hal
penting yang harus diperhatikan. Hal tersebut adalah proyeksi peta harus bersifat
equivalen, equidistant, dan conform.
B. Syarat-syarat Proyeksi Peta
Biaya merupakan cara pengiriman jalur paralel dan meridian dari globe ke
peta. Globe yang digambarkan ke bidang datar atau peta tentu akan mengalami
kesalahan-kesalahan. Kesalahan yang terjadi pada saat penggambaran disebut
distorsi, proyeksi peta harus memenuhi persyaratan berikut ini :
1. Syarat Equivalen
Luas daerah yang digambarkan pada peta harus memiliki kenyamanan
perbandingan dengan luas daerah yang sebenarnya, diwujudkan dalam bentuk
skala. Sehingga perbandingan luas pada peta dan luas daerah sebenarnya bisa
berlaku sama pada setiap daerah yang digambarkan pada peta.
2. Syarat Equidistant
Selain harus equivalen sebuah peta yang baik harus equidistant. Syarat jarak
antara dua daerah yang digambarkan pada peta harus memiliki kesamaan
perbandingan dengan jarak yang sebenarnya, di wujudkan dalam skala.
3. Syarat Confrom
Yang terakhir yang paling penting saat melakukan proyeksi peta adalah peta
harus conform. Syarat peta harus menggambarkan sebuah wilayah dalam
bentuk yang sama dengan keadaan aslinya. Jika peta tidak sama dengan
aslinya, peta tersebut tidak akan mampu memberikan perbandingan jarak dan
luas secara akurat dan tepat.
C. Klasifikasi Peta (jenis-jenis proyeksi peta)
Proyeksi peta dapat diklasifikan menjadi beberapa macam atau jenis
berdasarkan bidang proyeksi yang digunakan, posisi sumbu simetri bidang
proyeksi, kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi, dan ketentuan geometrik
yang dipenuhi (Mutiara, Ira A, 2004).
8. 5
1. Proyeksi Azimuthal
Proyeksi Azimuthal (Zenithal Projection) adalah proyeksi yang
dilakukan dengan menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksinya.
Bidang datar pada proyeksi azimuthal menyinggung bola bumi pada satu titik
yang terpusat. Titik persinggungan yang dapat dipilih pada proyeksi ini
misalnya titik pusat kutub, equator, maupun suatu titik tertentu antara kutub
dan equator. Kendati demikian, jenis proyeksi azimuthal paling baik apabila
digunakan untuk memproyeksikan daerah di sekitar kutub.
Kita dapat mengenali suatu peta yang dibuat dengan proyeksi
azimuthal dengan melihat beberapa ciri atau karakteristik. Berikut ini ciri ciri
proyeksi azimuthal tersebut.
a. Garis-garis bujur menjadi garis lurus yang semuanya berpusat di kutub
bumi (biasanya kutub utara).
b. Garis lintang dalam bentuk lingkaran yang mengelilingi kutub secara
konsentris.
c. Sudut antara satu garis bujur dengan garis bujur lainnya memiliki besar
yang sama.
d. Dengan menggunakan jenis proyeksi ini, seluruh permukaan bumi akan
membentuk lingkaran.
2. Proyeksi Kerucut
Proyeksi kerucut (Conical Projection) adalah proyeksi peta kerucut
adalah proyeksi peta yang berbentuk kerucut. Proyeksi peta ini dianggap
sebagai bidang proyeksi yang cocok untuk menggambarkan karakteristik
benua eropa. Alasannya karena proyeksi peta kerucut tidak dapat digunakan
untuk menggambarkan daerah kutub dan juga daerah khatulistiwa.
Kita dapat mengenali suatu peta yang dibuat dengan proyeksi kerucut
dengan melihat beberapa ciri atau karakteristik. Berikut ini ciri ciri proyeksi
kerucut tersebut.
a. Garis-garis bujur menjadi garis lurus yang berkonvergensi di kutub bumi.
b. Garis-garis lintang digambar menjadi suatu busur lingkaran tidak penuh
yang konsentris terhadap kutub bumi sebagai titik pusatnya.
c. Peta tidak dapat menggambarkan permukaan bumi secara keseluruhan
akibat adanya potongan pada sisi bawah proyeksi kerucut.
9. 6
d. Dengan menggunakan proyeksi ini, permukaan bumi yang diproyeksikan
akan tergambar pada satu bidang lingkaran yang tidak penuh sempurna,
persis seperti sisi kerucut yang dihamparkan.
3. Proyeksi Tabung atau Silinder
Proyeksi tabung (Mercator Projection) adalah proyeksi peta yang
dilakukan pada bidang tabung dengan sisi-sisi sampingnya menyinggung
katulistiwa. Jenis proyeksi ini merupakan yang paling sering digunakan pada
beberapa tahun terakhir karena dianggap mampu menggambarkan daerah yang
luas. Kendati demikian, proyeksi tabung hanya memenuhi syarat equivalent,
equidistant, dan conform pada daerah di sekitar katulistiwa. Sementara di
wilayah kutub utara dan selatan, proyeksi akan memekarkan garis lintang.
Kita dapat mengenali suatu peta yang dibuat dengan proyeksi tabung
dengan melihat beberapa ciri atau karakteristik, di antaranya garis lintang
dangan garis bujur digambarkan dalam bentuk garis lurus saling memotong,
serta peta yang dibuat dengan jenis proyeksi ini akan tergambar pada bidang
persegi panjang atau persegi.
D. Sistem Proyeksi Peta Di Indonesia
Sistem proyeksi peta yang banyak digunakan untuk Indonesia umumnya
menggunakan proyeksi silinder, namun untuk modifikasi atau gubahan maka
menggunakan proyeksi seperti :
1. Proyeksi mercator
2. Proyeksi transverse mercator
3. Proyeksi universal transverse mercator atau yang kita kenal dengan UTM.
Indonesia menggunakan proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM)
karena melihat kondisi geografi Indonesia yang membujur di sekitar garis
lingkar khatulistiwa dari barat sampai ke timur yang relatif seimbang.
E. Manfaat Proyeksi Peta
Adapun manfaat dari adanya proyeksi peta adalah sebagai berikut;
1. Memberikan Kemiripan
10. 7
Proyeksi peta bermanfaat untuk mengambarkan sebuah bentuk permukaan
bumi yang ditinjau dari kemiripan bentuk dan jaraknya. Sehingga dalam hal ini
proyeksi peta memerlukan skala agar kemiripan jarak pada proyeksi dapat
terpercaya sesuai keasliannya. Proyeksi peta mempunyai skala perbandingan
dengan dasar 1 cm pada peta yaitu 1 cm pada jarak aslinya.
Sebagai contoh proyeksi peta dengan skala 1 : 250.000 maka mengandung
arti bahwa 1 cm pada peta sama dengan jarak aslinya 250.000 cm. dasar
penghitungan skala tersebut menggunakan bantuan alat ukur jarak dan luas.
Tidak hanya menggukan centi meter tapi dapat juga menggunakan satuan
ukur yang lain. Namun karena bidang datar penggunaan proyeksi hanya sebatas
centi meter maka centu meter lah yang digunakan sebagai tolak ukur sebuah jarak
dalam proyeksi peta.
2. Mengetahui Bentuk dan Jarak
Proyeksi dalam sebuah peta sangat bermanfaat untuk mengetahui bentuk
dan jarak kemiripan peta globe dengan bentuk bumi yang asli, manfaat proyeksi
peta adalah untuk teknik menggambar yang disertai dengan tingkat ketelitian yang
tinggi, hal ini disebabkan pemberian skala yang tidak bisa asal menyantumkan
namun dengan sumber-sumber referensi yang tepat.
3. Memanfaatkan Penggunaan Garis Bujur dan Garis Lintang
Manfaat terakhir dari proyeksi peta adalah untuk memanfaatkan
penggunaan garis bujur dan garis lintang dalam sebuah proyeksi yang selama ini
kita gunakan hanya untuk mengukur luas suatu tempat pada peta saja. Padahal
masing-masing jenis proyeksi peta tersebut memiliki sub bagian dari jenis yang
mempunyai fungsi beragam.
11. 8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari cara pemindahan data topografi dari permukaan Bumi ke atas
permukaan peta. Proyeksi Peta adalah prosedur matematis yang memungkinkan
hasil pengukuran yang dilakukan di permukaan bumi fisis bisa digambarkan diatas
bidang datar (peta).
Proyeksi peta dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari cara
pengiriman data topografi dari permukaan Bumi ke atas permukaan peta. Proyeksi
Peta adalah prosedur matematis yang memungkinkan hasil pengukuran yang
dilakukan di permukaan bumi fisis dapat digambarkan diatas bidang datar (peta).
Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar, dalam ukuran
(luas, jarak) bentuk permukaan bumi pada peta, maka dalam pembuatan peta
digunakan proyeksi peta. Biaya peta adalah teknik transfer harga permukaan bumi
yang lengkung (bulat) ke bidang datar.
Disisi lain, pada penggambaran proyeksi peta, diperlukan beberapa hal
penting yang harus diperhatikan. Hal tersebut syarat-syarat proyeksi peta yaitu
peta harus bersifat equivalen, equidistant, dan conform.
12. 9
DAFTAR PUSTAKA
Bakosurtanal 1979. Transformasi Koordinat Geografi ke Koordinat UTM-Grid
Spheroid
Mutiara, I. 2004. Diklat Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota. Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan-ITS, Surabaya
Nasional Indonesia. Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional Prihandito, A.
1988. Proyeksi Peta. Penerbit Kanisius Yogyakarta Purwohardjo, U. 1986.
Hitung dan Proyeksi Geodesi II. Jurusan Teknik Geodesi FTSP-ITB, Bandung
Robinson, H.Arthur, Morrison, Joell, Muehrcke, C.Phillip, et al. 1995. Elements of