Rencana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal membahas topik memilih sekolah lanjutan sesuai bakat dan minat. Layanan ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2023 dengan metode experiential learning dan tujuan agar siswa dapat memilih sekolah lanjutan sesuai bakat dan minatnya. Kegiatannya meliputi pendahuluan, inti yang berupa pengalaman nyata, observasi, konseptualisasi, dan implementasi, serta penutup. Evalu
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
Memilih Sekolah Lanjutan Sesuai Bakat dan Minat
1. PERANCANGAN PEMBELAJARAN
(RPL BIMBINGAN KLASIKAL)
Oleh:
VIVIN OKVIANTI
NIM. 233112715736
KELAS 004
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
KATEGORI 1 ANGKATAN 3
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2023
2. Nama : VIVIN OKVIANTI
Asal Sekolah : SMP NEGERI 3 PASIRIAN KAB.LUMAJANG
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Topik layanan Tips memilih
sekolah
lanjutan sesuai
bakat dan
minat
Komponen layanan Layanan Dasar
Sasaran Kelas IX Bidang layanan Karier
Metode Exsperiential
learning
Fungsi layanan Pemahaman
Tanggal
Pelaksanaan
Desember 2023 Waktu 1 x 45 Menit
1. Tujuan
SKKPD
Wawasan dan
kesiapan karier
Pengenalan Akomodasi Tindakan
Peserta didik
mampu memilih
sekolah lanjutan
sesuai bakat dan
minatnya
Peserta
didik/konseli
dapat
menganalisis
kesesuaian
antara bakat
dan cita-cita
atau karir
profesi. (C4)
Peserta didik dapat
mengklasifikasikan
macam-macam
jurusan yang ada di
SMA / SMK serta
prospeknya. (A4)
Peserta didik
dapat
menentukan
pilihan sekolah
lanjutan
SMA/SMK/MA
(P5)
Profil Pelajar
Pancasila
1. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia
2. Mandiri
3. Bernalar kritis
2. KEGIATAN LAYANAN
1 Tahap Awal/Pendahuluan
1) Membuka dengan salam dan berdoa
2) Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar)
3) Guru BK melakukan kontrak layanan dengan peserta didik.
4) Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling.
5) Membina hubungan baik dengan peserta didik serta membuat
suasana kegiatan menjadi lebih semangat/bergairah dengan diawali
ice breaking.
6) Guru BK menanyakan kesiapan kepada peserta didik dan
melanjutkan ke tahap inti.
3. 2 Tahap Inti
2.1. Pengalaman Nyata.
1. Guru BK membagi siswa menjadi 3 kelompok, masing masing
kelompok terdiri dari 8 siswa
2. Guru BK mengajak siswa untuk bercerita tentang kelanjutan
sekolahnya dan share tentang kebingungannya dalam memilih
sekolah lanjutan yang akan dituju setelah tamat SMP. Setiap
kelompok ada satu wakil yang menyampaikan.
2.2 Observasi /refleksi (mengamati)
3. Guru BK menjelaskan tentang bakat minat
4. Guru BK memutarkan video tentang sekolah lanjutan yang dapat
dituju setelah tamat SMP agar memperoleh gambaran tentang
sekolah lanjutan. https://youtu.be/QV2b-QbRuQM
2.3 Konseptualisasi (Berfikir)
5. Guru BK mengajak siswa menelaah dengan Tanya jawab atau
diskusi video yang telah diputarkan tentang jenis-jenis, syarat-syarat
sekolah lanjutan yang terdapat dalam tayangan video yang telah
diamati.
2.4 Implementasi / eksperimen
6. Guru Bk meminta peserta didik mengisi lembar LKPD mengenai
bakat yang ia miliki , serta minatnya setelah lulus SMP
3 Tahap Penutup
3.1. Guru BK mengajak peserta didik melakukan refleksi atas kegiatan
yang telah dilakukan
3.2 Guru BK mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil dari kegiatan
yang sudah dilakukan
3.3 Guru BK memberikan penguatan.
3.4 Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3.5 Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
3. EVALUASI
Evaluasi proses Guru BK melakukan evaluasi dengan memperhatikan
proses yang terjadi :
1. Mengamati sikap dan antusias peserta didik dalam
mengikuti kegiatan layanan
2. Mengamati cara peserta didik dalam menyampaikan
pendapat dan bertanya
3. Mengamati cara peserta didik memberikan
penjelasan dari pertanyaan guru BK
Evaluasi hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal antara
lain:
1. Evaluasi tentang pemahaman baru setelah mendapat
materi tentang tips memilih sekolah lanjutan yang
sesuai bakat dan minat
2. Evaluasi tentang perasaan positif setelah pemberian
layanan serta cara guru bk menyampaikan layanan.
3. Rencana tindak lanjut setelah mendapat materi
layanan
4. Lumajang, Desember 2023
VIVIN OKVIANTI, S.Pd
Mengetahui
Dosen Pembimbing
TTD
Guru Pamong
TTD
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Materi tentang bakat minat
2. Materi tentang sekolah lanjutan
3. Lembar Kerja Peserta Didik
4. Lembar observasi penilaian proses
5. Penilaian kepuasan peserta didik
6. Evaluasi proses oleh teman sejawat
7. Lembar penilaian hasil
5. Lampiran 1
MATERI TENTANG BAKAT MINAT
A. BAKAT
Bakat adalah kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih
perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan,
pengetahuan dan keterampilan khusus. Sehubungan dengan cara
berfungsinya, ada dua jenis bakat, yaitu sebagai berikut:
1. Kemampuan pada bidang khusus. Misalnya bakat musik, melukis, dll.
2. Bakat khusus yang dibutuhkan sebagai perantara untuk merealisir
kemampuan khusus, misalnya bakat melihat ruang (dimensi)
dibutuhkan untuk merealisasi kemampuan di bidang arsitek.
Bakat bukanlah merupakan sifat tunggal, melainkan merupakan
sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. Bakat baru
muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan.
1. Aktivitas berupa latihan rutin yang dilakukan sejak dini dengan
diarahkan oleh pelatih yang profesional di bidangnya. Misalnya,
seorang anak yang berbakat musik dimasukkan ke dalam sekolah
musik. Demikian pula anak yang berbakat dalam sepak bola
diikutkan dalam klub sepak bola.
2. Aktivitas yang mengarah pada kompetensi. Misalnya anak yang
berbakat musik diikutsertakan dalam lomba bermain musik. Ajang
kompetensi dapat dijadikan ajang pemacu bagi anak untuk giat
berlatih dan meningkatkan prestasi.
3. Menanamkan pemahaman terhadap makna bakat terhadap
kehidupannya di masa mendatang. Hal ini dapat dilakukan dengan
menunjukkan kepada anak tentang tokoh-tokoh yang sukses melalui
bidang tertentu. Misalnya anak yang berbakat di bidang sepakbola
ditunjukkan tokoh sepakbola dunia yang hidupnya sukses berkat
permainannya yang gemilang di lapangan bola.
Menemukan bakat sendiri tidak mudah dilakukan, bahkan
memerlukan bantuan seorang ahli untuk menemukan bakat. Namun
ada cara yang lebih sederhana yang bisa dilakukan untuk
mengetahui bakat sendiri. Salah satu caranya adalah dengan
mencoba beberapa kegiatan, kemudian menentukan kegiatan yang
6. menimbulkan perasaan suka, nyaman, dan bahagia; keinginan untuk
melakukannya lagi; tidak menemukan kesukaran untuk
melakukannya; dapat dilakukan dengan cepat, tidak menimbulkan
rasa bosan; membuahkan suatu hasil/prestasi.
Kegiatan yang biasa memenuhi hal di atas, biasanya memberi
gambaran bakat yangdimiliki. Selain mencoba beberapa kegiatan,
untuk dapat mengetahui kemampuan diri yang selama ini tidak
disadari, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain;
1. Menyebutkan mata pelajaran yang prestasinya paling tinggi
2. Menyebutkan tingkat kesenangan tiap bidang studi;
3. Memberikan alasan dan tingkat kesenangan tiap bidang studi yang
disenangi;
4. Membandingkan tingkat kesenangan dengan prestasi belajar
yang dicapai dan fasilitas dini kegiatan-kegiatan yang
dilakukan pada waktu senggang
Kemungkinan bakat tidak berkembang bisa dikarenakan oleh beberapa hal,
misalnya:
1. Tidak menyadari bakat yang dimiliki
2. Tidak ada sarana penunjang
3. Tidak ada pembimbing;
4. Tidak bersemangat;
5. Kurang ulet dalam berusaha, dan lain-lain.
Pada zaman sekarang, biaya pendidikan sangat mahal maka
pengembangan bakat bisa menjadi jalan keluar agar bisa meraih
kesuksesan dalam kehidupan masa mendatang.
B. MINAT
Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu,
gairah, atau keinginan seseorang. Menurut John Holland, minat adalah
aktivitas atau tugas-tugas yang membangkitkan perasaan ingin tahu,
perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan.
Bakat akan sulit berkembang dengan baik apabila tidak diawali
dengan adanya minat pada bidang yang akan ditekuni.
Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat
mendorong untuk mencapai tujuan. Seseorang yang memiliki minat
terhadap suatu obyek, cenderung untuk memberikan perhatian atau
merasa senang yang lebih besar kepada objek tersebut.
Minat terhadap suatu hal dapat muncul karena berbagai hal, antara lain:
7. 1. Ada unsur subjektif yang mempengaruhi. Misalnya seorang siswa
yang tertarik pada penampilan gurunya menjadi berminat
mengikuti materi pelajaran yang diajarkan guru tersebut. Oleh
karena itu, guru yang simpatik mengundang minat siswa untuk
memperhatikan pelajaran yang disampaikannya.
2. Memahami manfaat yang ditimbulkan. Misalnya karena
mengetahui bahwa senam itu baik untuk kesehatan maka
menaruh minat untuk mempelajari dan menguasai senam.
3. Motivasi yang kuat dari dalam individu berupa perasaan ingin tahu.
Misalnya ingin tahu yang begitu besar merupakan dorongan yang
kuat untuk menaruh minat terhadap sesuatu.
4. Sesuatu yang baru. Pada umumnya orang tertarik untuk
mengetahui lebih jauh mengenai hal-hal baru. Khususnya pada
anak-anak yang masih dalam taraf pertumbuhan dan
perkembangan awal (masa balita) sangat besar minatnya terhadap
berbagai hal karena banyak hal yang dianggapnya sebagai hal
baru.
5. Adanya kemampuan dasar berupa bakat yang dimiliki. Misalnya
seorang anak yang berbakat dalam bidang musik akan menaruh
minat yang kuat untuk mendalami lebih jauh tentang musik dan
berusaha mempelajari dengan sungguh-sungguh.
6. Adanya motivasi atau dorongan dari luar yang sangat kuat.
Misalnya orang tua yang terus menerus mendorong anaknya untuk
mempelajari sesuatu dengan berbagai cara sehingga anaknya mau
mengikuti arahannya. Hal ini banyak terjadi di kalangan anak-
anak yang masih sangat tergantung dari orang tua sehingga peran
orang tua sangat besar terhadap pengembangan dirinya.
Agar pekerjaan dapat memberikan gambaran diri tentang minat terhadap
bidang studi dan jenis kegiatan yang benar, maka kerjakan setiap tugas
dengan sebaik-baiknya. Munculnya minat selain dikarenakan adanya
motivasi bakat, juga kemungkinan adanya perasaan ingin tahu yang
besar. Minat yang ditujukan seseorang anak terhadap pada suatu bidang
menunjukkan adanya keinginan yang kuat pada diri anak untuk
mengetahui lebih lanjut mengenai bidang tersebut. Pengalaman sejarah
membuktikan bahwa penemuan mesin uap oleh James Watt yang
kemudian menjadi peletak dasar revolusi industri, berawal dari rasa
8. ingin tahu yang besar terhadap kekuatan uap panas yang mampu
menggerak-gerakkan tutup ketel.
Ada banyak cara untuk mengembangkan minat anak terhadap suatu
bidang, antara lain, sebagai berikut:
1. Membekali anak dengan berbagai ilmu pengetahuan.
2. Memperluas cakrawala pengetahuan anak melalui kegiatan-kegiatan
pengamatan, baik secara langsung maupun melalui berbagai eksperimen.
Hal ini khususnya yang berkaitan dengan teori- teori ilmu pengetahuan
alam.
3. Memperluas pengalaman anak melalui berbagai kegiatan yang
menarik seperti; studi banding, kunjungan ke pabrik, wisata ke alam
bebas dan sebagainya.
4. Melalui arahan dan bimbingan yang terus menerus dan dilakukan
sejak dini. Ada pepatah “tak kenal maka tak sayang” demikian halnya
dengan minat. Bagaimana mungkin seseorang anak berminat
terhadap seni merangkai janur jika tidak pernah dikenalkan seni
merangkai janur.
5. Melalui penerapan sanksi berupa hadiah. Ketertarikan seorang anak
terhadap suatu hal kadang kala diawali bukan dari bidang yang
diarahkan tersebut melainkan dari yang diperoleh. Misalnyaseorang
ibu selalu membelikan kue kesukaan anaknya jika anaknya bersedia
les piano. Demikian pula seorang anak yang semula enggan mengikuti
lomba tetapi karena tergiur akan hadiah yang dijanjikan ia berusaha
keras untuk mengikutinya.
6. Motivasi yang tinggi. Motivasi adalah dorongan yang mempengaruhi
perilaku seseorang. Motivasi ini bisa dari dalam (internal) berupa
kesadaran diri, tetapi bisa berasal dari luar (eksternal) yakni dari orang
lain atau sesuatu dari luar dirinya.
9. Lampiran 2
MATERI SEKOLAH LANJUTAN
Sekolah Menengah Atas (SMA) bertujuan untuk menyediakan
dan menyiapkan siswa/i yang hendak melanjutkan studi ke jenjang
yang lebih tinggi ; akademi atau perguruan tinggi. Sedangkan SMK
lebih ditujukan untuk menyediakan tenaga kerja tingkat menengah,
tapi tidak menutup kemudian untuk melanjutkan studi kejenjang
yang lebih tinggi. Dan MA sebagaimana SMA bertujuan untuk
mengantarkan siswa memasuki perguruan tinggi umum maupun
perguruan tinggi Islam. Dalam memilih sekolah antara SMA, MA,SMK
sangat dipengaruhi oleh minat, bakat dan kemampuan intelektual
serta kemampuan keuangan. Sebagai informasi tambahan yang dapat
memperlihatkan fokus dari masing-masing sekolah menengah dengan
berbagai kriteria, dapatd dilihat pada tabel berikut ini:
Sekolah SMA/ MA SMK
Materi dan
Praktik
Banyak menekankan
pada materi umum
maupunmateri yang
sesuai jurusan
daripada praktik.
Banyak menekankan
pada praktik sesuai
dengan kompetensi
keahlian.
Prospek Studi
Lanjut
Peluangnya lebih
besar, Karena materi
yang diberikan di
persiapkan untuk
studi lanjut ke jenjang
yang lebih tinggi
sesuai dengan bakat,
minat dan
kemampuannya.
Memiliki kesempatan
yang sama seperti
SMA/MA, tapi harus
banyak belajar serta
memilih program
studinya sesuai dengan
program keahlian di
SMK.
Jurusan Pilihan Jurusan di
SMA/MA hanya terdiri
dari: IPA
(IlmuPengatahuanAlam),
IPS
(IlmuPengetahuanSosial)
Pilihan jurusan/
program Keahlian di
SMK sangat banyak.
Siswa memilih sesuai
dengan minat,bakat,
kemampuan.
Contohnya:
Otomotif,
Akuntansi,TataBoga
,dll
10. Peluang
Kerja
Lulusan
Peluang masuk dunia
kerja lebih kecil
karena bekalyang
didapat disekolah
lebih banyak materi
umum dibandingkan
keterampilan tertentu.
Peluang masuk dunia
kerja lebih besar,
karena dibekali
keterampilan (skill)
sesuai dengan program
keahlian.
Biaya Biaya pendidikan di
SMA relatif lebih kecil
dibandingkan dengan
SMK, karena di SMA
tidak banyak praktik.
Biaya pendidikan di
SMKrelatif lebih mahal
dibandingkan SMA/MA,
karena banyak praktik,
prakerin, dan lain-lain.
Dalam memilih sekolah lanjutan setelah lulus SMP/MTs perlu
memperhatikan minat yang dimiliki, karena dengan minat tersebut,
Anda memiliki perasaan senang terhadap bidang keahlian atau
jurusan di sekolah yang Anda pilih. Pilihlah sekolah lanjutan yang
memang Anda inginkan dan cita-citakan sejak masih duduk dibangku
SMP. Alangkah baiknya jika minat Anda tersebut benar-benar berasal
dari dalam diri sendiri, bukan pengaruh dari teman atau orang lain.
SMA/MA dan SMK sebenarnya tidak bisa diperbandingkan begitu saja.
Sebab, keduanya memiliki keunggulan dan kelebihan masing-masing.
Keunggulan dan kelebihan keduanya seperti diperlihatkan pada tabel
diatas. Setiap keputusan yang dipilih ada konsekuensinya. Untuk itu
orangtua dan siswa harus dapat berpikir realistis terhadap masa depan
sekolah anaknya yang dipilih. Semua pilihan bagus, baik SMA /MA /
SMK maupun asal memiliki alasan yang tepat.
11. Lampiran 3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama : .........................
Kelas : .........................
Tuliskan pengalaman yang kamu peroleh setelah mengikuti layanan
bimbingan mengenai Tips memilih Studi Lanjut Setelah Lulus SMP.
1. Coba tuliskan apa saja bakatmu ?
……………………………………………………………………………………………
2. Apa yang kamu pahami tentang studi lanjut setamat SMP ?
……………………………………………………………………………………………
3. Ada berapa jenis sekolah lanjutan setelah lulus SMP?
……………………………………………………………………………………………
4. Apa kepanjangan dari SMA, MA dan SMK?
……………………………………………………………………………………………
5. Jelaskan perbedaan antara SMA dan SMK ?
……………………………………………………………………………………………
6. Apakah kamu sudah menentukan studi lanjutan setamat SMP?
……………………………………………………………………………………………
7. Sekolah manakah yang akan kamu pilih? Berikan alasannya!
……………………………………………………………………………………………
12. Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
EVALUASI PROSES LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
Nama : ………………………………………………………………..
Kelas :…………………………………………………………………
Petunjuk Pengisian:
Berikan tanda ceklist (V) pada kolom yang sesuai dengan kondisi peserta didik.
NO Hal yang diobservasi Skor
1 2 3 4
1 Peserta didik antusias dalam mengikuti
kegiatan
2 Peserta didik bertanya dengan
mengangkat tangan jika ada sesuatu
yang kurang dimengerti
3 Peserta didik memperhatikan, memberikan
respons, dan bersemangat untuk tahu
lebih tentang materi.
4 Peserta didik menggunakan kalimat positif
ketika menyampaikan pendapat
5 Peserta didik memperhatikan vidio yang
disajikan
6 Peserta didik menjawab pertanyaan
apabila guru bertanya
7 Peserta didik aktif dalam kegiatan diskusi
8 Peserta didik menggunakan kalimat positif
ketika berdiskusi
9 Peserta didik mendengarkan dan
menghargai pendapat orang lain
10 Peserta didik mampu membuat simpulan
dan refleksi sesuai dengan topik layanan
Keterangan :
Nilai 1 = KS (Kurang Sesuai)
Nilai 2 = CS (Cukup Sesuai)
Nilai 3 = S (Sesuai)
Nilai 4 = SS (Sangat Sesuai)
13. Nilai = Jumlah skor perolehan x 100 %
Jumlah total skor maksimal
Jumlah total skor maksimal = 10 x 4 = 40
Lumajang, Desember 2023
Guru BK
……………………………………
Rentang
Nilai
Kategori
76 – 100 % Sangat baik
51 – 75 % Baik
26 – 50 % Cukup Baik
0 – 25 % Kurang Baik
14. Lampiran 5
INSTRUMEN PENILAIAN KEPUASAN PESERTA DIDIK
PADA PROSES LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
Petunjuk Pengisian:
Berikan tanda cheklist (V) pada kolom yang sesuai dengan kondisi.
No Kompetensi SKOR
1 2 3 4
1 Bapak/Ibu guru mengajar dengan
pembelajaran yang menyenangkan
2 Bapak/Ibu guru menggunakan media yang
menarik
3 Bapak/Ibu guru menanyakan bagaimana
kami memahami pelajaran
4 Bapak/Ibu guru memberi kesempatan
bertanya tentang pembelajaran dan hal-hal
lainnya
5 Bapak/Ibu guru menjelaskan kembali
materi, ketika peserta didik mengalami
kesulitan
6 Bapak/Ibu guru tampil ceria, berwibawa,
rapi
Keterangan :
Nilai 1 = KS (Kurang Sesuai)
Nilai 2 = CS (Cukup Sesuai)
Nilai 3 = S (Sesuai)
Nilai 4 = SS (Sangat Sesuai)
Nilai = Jumlah skor perolehan x 100 %
Jumlah total skor maksimal
Jumlah total skor maksimal = 6 x 4 = 24
Lumajang, Desember 2023
Peserta didik
……………………………………
Rentang
Nilai
Kategori
76 – 100 % Sangat baik
51 – 75 % Baik
26 – 50 % Cukup Baik
0 – 25 % Kurang Baik
15. Lampiran 6
WAWANCARA
HASIL EVALUASI PROSES BIMBINGAN KLASIKAL
OLEH REKAN SEJAWAT
Nama : ……………………………
Jabatan : ……………………………
Instansi :……………………………
Hari/tanggal : …………………………….
No Pertanyaan Jawaban
1 Menurut Bapak/Ibu apakah materi Tips
memilih kelanjutan studi sesuai bakat
minat efektif diberikan pada kelas IX
untuk perencanaan karir?
2 Menurut Bapak/Ibu apakah metode
yang digunakan sudah tepat?
3 Menurut Bapak/Ibu apakah kekurangan
& kelebihan dari penyampaian materi
layanan ini?
4 Menurut Bapak/Ibu apakah alokasi
waktu untuk pemberian layanan sudah
efektif?
5 Adakah masukan/saran dari bapak/ibu
untuk lebih mengefektifkan pemberian
layanan pada peserta didik?
16. Lampiran 7
LEMBAR EVALUASI HASIL PELAKSANAAN BIMBINGAN KLASIKAL
Nama : ………………………………………………………………..
Kelas : ………………………………………………………………..
Petunjuk Pengisian
Berikan tanda cheklist (v) pada kolom yang sesuai dengan kondisi anda!
No Pernyataan Skor
1 2 3 4
1 Topik yang dibahas merupakan materi
yang penting dalam proses menentukan
studi lanjut
2 Saya dapat memahami bakat dan minat
3 Saya mampu membedakan antara SMA
dan SMK
4 Saya dapat menganalisis kesesuaian
antara bakat dan cita-cita atau karir
profesi.
5 Saya mampu mengklasifikasi pilihan
Sekolah lanjutan setelah lulus SMP
sesuai bakat dan minat
6 Saya dapat merencanakan dan
menentukan pilihan studi lanjut
sesuai bakat , minat dan
kemampuan saya
7 Saya memperoleh pengetahuan
dan pemahaman baru dari materi
yang diberikan
Keterangan :
Nilai 1 = KS (Kurang Sesuai)
Nilai 2 = CS (Cukup Sesuai)
Nilai 3 = S (Sesuai)
Nilai 4 = SS (Sangat Sesuai)
Nilai = Jumlah skor perolehan x 100 %
Jumlah total skor maksimal
Jumlah total skor maksimal = 7 x 4 = 28
Lumajang, Desember 2023
Peserta didik
……………………………………
Rentang
Nilai
Kategori
76 – 100 % Sangat baik
51 – 75 % Baik
26 – 50 % Cukup Baik
0 – 25 % Kurang Baik
17. PERANCANGAN PEMBELAJARAN
(RPL KONSELING INDIVIDU)
Oleh:
VIVIN OKVIANTI
NIM. 233112715736
KELAS 004
PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN
KATEGORI 1 ANGKATAN 3
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2023
18. Nama : VIVIN OKVIANTI
Asal Sekolah : SMP NEGERI 3 PASIRIAN KAB.LUMAJANG
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
KONSELING INDIVIDUAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Masalah Sulit
dibangunkan
saat akan
berangkat
sekolah
Komponen
layanan
Layanan
responsif
Sasaran SR Bidang layanan pribadi
Pendekatan/teknik Behavioristik /
shaping
Fungsi layanan Kuratif
/Penyembuhan
Tanggal
Pelaksanaan
Desember
2023
Waktu 1 x 45 Menit
1. TUJUAN
SKKPD
Kematangan
intelektual
Pengenalan Akomodasi Tindakan
Konseli mampu
mengubah pola
tidur yang kurang
baik
Konseli
mampu
menganalisis
dampak pola
tidur yang
buruk (C4)
Konseli mampu
membiasakan
bangun pagi (A5)
Konseli mampu
menerapkan
kebiasaan
bangun pagi
(P2)
Profil Pelajar
Pancasila
1. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan
berakhlak mulia
2. Mandiri
3. Bernalar kritis
2. KEGIATAN LAYANAN
A. Tahap Awal
1) Konselor menyambut kedatangan konseli dengan senang hati
2) Konselor mempersilahkan konseli duduk
3) Konselor menanyakan kabar konseli
4) Konselor mengajak konseli untuk berdoa terlebih dahulu
sebelum konseling dimulai
5) Konselor menjelaskan kontrak layanan yang akan disetujui oleh
konselor dan konseli
6) Konselor menanyakan kepada konseli apa ada yang perlu
ditanyakan atau kurang dimengerti
19. B. Tahap Peralihan
1) Konselor memberikan motivasi kepada konseli agar dapat
berperan aktif dalam layanan konseling.
2) Konselor menanyakan kepada konseli tentang kesiapannya
beralih ke tahap selanjutnya
C. Tahap Inti
Assesment
1) Konselor melakukan identifikasi masalah dengan analisis ABC
(Antecedent, Behavior, Consequence) terkait penjelasan
permasalahan yang terjadi dengan rinci dari sudut pandang
konseli.
2) Konselor mengamati dan menyimpulkan pemahaman tentang
masalah yang disampaikan konseli
Goal Setting
1) Konselor dan Konseli menetapkan tujuan konseling yaitu untuk
merubah perilaku sulit dibangunkan konseli agar mampu
berperilaku sesuai keadaan yang seharusnya
Implementasi Teknik Shaping
Penugasan pertama :
1) Konselor meminta konseli menuliskan beberapa perilaku baru
yang dikehendaki (adaptif) dan mendeskripsikan perilaku
tersebut (misalnya konseli diminta menuliskan hal apa saja
yang kiranya bisa membuatnya bisa bangun pagi) sebagai upaya
dalam memperbaiki perilaku. Serta adanya kesepakatan
mengenai self reward dan self punishment dalam proses
pelaksanaan kontrak perilaku.
2) Konseli mendapatkan penguatan dari konselor agar mampu
merubah perilaku sulit bangun pagi dengan konsisten.
Umpan balik / reinforcement pertama :
3) Konselor memberikan umpan balik berupa reinforcement
pertama (berupa pujian)
4) Konselor kembali memberi penegasan / penguatan akan
memberikan tambahan reinforcement kepada konseli apabila ia
mampu atau berhasil melakukan dan menyelesaikan hal yang
disuruhkan atau diperintahkan konselor kepada konseli
Penguatan reinforcement :
5) Konselor memberikan motivasi dan akan memberikan
reinforcement berikutnya yaitu berupa mendapat tambahan
uang saku apabila konseli ada perubahan perilaku dari yang
pertama baru bisa bangun jam 5.30 menjadi harus bisa bangun
jam 5.00. Apabila ini bisa dilakukan konseli maka dia akan
mendapat reinforcement berupa tambahan uang saku.
Penugasan kedua :
6) Konselor memberi penugasan kedua yaitu konselor menugaskan
konseli untuk melakukan sesuatu berdasarkan apa yang telah
20. dicapai pada penugasan sebelumnya, hal ini bertujuan untuk
memelihara dan mengembalikan tingkah laku sebelumya kepada
tingkah laku yang sangat diharapkan . Dalam penugasan kedua
konselor mencoba membuat konseli bangun lebih awal lagi. Dari
jam 5.00 menjadi harus bisa bangun jam 4.30 untuk bisa sholat
subuh.
Umpan balik / reinforcement kedua :
7) Konselor memberikan umpan balik berupa reinforcement kedua
berupa tambahan hadiah dari konselor berupa tambahan nilai
PPKN yang diberikan kepada konseli setiap kali mampu atau
berhasil melakukan dan menyelesaikan hal yang disuruhkan
atau diperintahkan konselor kepadanya.
Penguatan reinforcement :
8) Konselor terus memotivasi konseli agar konseli terus berusaha
mengubah kebiasaan kurang baik yang dialami menjadi
kebiasaan baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari
hari
Evaluasi / Terminasi
9) Konselor meminta konseli merangkum hasil kegiatan layanan
dengan melakukan pengisian lembar evaluasi hasil.
10)Konselor melakukan wawancara terkait hasil layanan konseling
D. Tahap Penutup
1) Konselor dan konseli sama sama menyimpulkan hasil konseling
2) Konselor senantiasa memberikan penguatan-penguatan
(reinforcement) atau motivasi kepada konseli agar hasil yang
telah dicapai bisa dipertahankan dan dikembangkan kapanpun
dan dimanapun.
3) Konselor memberikan tanda akan berakhirnya waktu konseling
4) Konselor menutup kegiatan konseling dengan syukur
5) Konselor bersalaman dengan konseli dengan mengucap salam
3. EVALUASI
Evaluasi proses Mengamati sikap dan tanggapan konseli selama
proses konseling berlangsung melalui pengisian
lembar observasi proses layanan dengan
mengamati keseluruhan aktivitas Konseli
Evaluasi hasil Konselor melakukanevaluasi hasil kegiatan
melalui:
1. Evaluasi hasil layanan dari konseli.
21. 2. LKPD pada pemahaman konseli
terhadap dampak bangun siang hari
3. Lembar wawancara hasil layanan
Tindak lanjut 1. Konselor membahas perlunya pertemuan
lanjutan dengankonseli
2. Konselor memberikan tugas pada konseli
untuk melaksanakanrencana tindakan
Lumajang, Desember 2023
VIVIN OKVIANTI, S.Pd
Mengetahui
Dosen Pembimbing
TTD
Guru Pamong
TTD
22. ANCANGAN/RENCANA KONSELING INDIVIDU
Pertemuan ke 1
A.DESKRIPSI KASUS
SR adalah siswa laki laki di kelas VIIIA. Dari hasil pemantauan bapak ibu
wali kelas SR selalu terlihat ngantuk dan lesu saat di kelas. SR juga jarang
mengerjakan tugas yang diberikan bapak ibu guru. Dihampir semua
pembelajaran SR selalu ijin ke kamar mandi dan cenderung berlama lama
dikamar mandi sebelum akhirnya kembali ke kelas.
Berdasarkan data keluarga, jarah tempat tinggal ke sekolah sekitar 5 km. SR
ke sekolah mandiri, dengan membawa sepeda motor sendiri. SR tinggal
bersama kedua orang tua. Namun dalam hal pengawasan SR lebih sering
bersama ibu tiri dan adiknya. Ayahnya bekerja di luar kota sebagai supir
truk. Sehingga ayahnya hanya pulang sesekali untuk memberikan uang SR.
kadang 2 minggu sekali. Dari hasil wawancara dengan orang tua, diketahui
konseli sering sulit dibangunkan saat akan berangkat sekolah. Setiap
hari SR baru bisa bangun jam 5.30. sedangkan jam 6.00 harus sudah
sampai di sekolah untuk melaksanakan sholat dhuha bersama. Padahal
konseli tidurnya selalu tepat waktu dan tidak tidur terlalu malam. Hal inilah
yang menyebabkan konseli terkadang juga tidak masuk sekolah karena
terlambat bangun pagi. Ketika konseli dibangunkan paksa menyebabkan
konseli biasanya menjadi tidak bersemangat saat akan berangkat sekolah.
Menurut orang tua, konseli memang mempunyai kebiasaan sulit
dibangunkan sejak di SD kelas 2.
Dari pemantauan tatib di buku absen kelas tercatat di bulan November saja
konseli sudah 8 kali tidak masuk sekolah. Tiap kali tidak masuk orang tua
tidak pernah mengijinkan anaknya. HP juga sulit dihubungi. ini yang
melatar belakangi perlunya konseling individu karena konseli merasa apa
yang dilakukannya itu adalah hal yang biasa karena tidak adanya dukungan
positif dari orang tua. Dan apabila di teruskan akan berakibat konseli bisa
tidak naik kelas. Karena syarat kenaikan kelas adalah harus memenuhi 80%
kehadiran.
B.TUJUAN KONSELING
Tujuan umum:
Konseli mampu mengubah pola tidur yang kurang baik.
23. Tujuan khusus:
1. Konseli mampu menganalisis dampak pola tidur yang buruk (C4)
2. Konseli mampu membiasakan bangun pagi (A5)
3. Konseli mampu menerapkan kebiasaan bangun pagi (P2)
C. PERENCANAAN PELAKSANAAN KONSELING
Waktu : 45 menit ( Conditional )
Tempat : Ruang BK
Yang terlibat : Guru BK, Konseli
Alat assessment : Wawancara, observasi
D. PENDEKATAN DAN TEKNIK KONSELING
Pendekatan : Behavioralistik
a. Pandangan tentang manusia
Konseling perilaku berpandangan bahwa setiap tingkah laku
dapat dipelajari. Proses belajar tingkah laku adalah melalui
kematangan dan belajar (dalam Komalasari et al., 2016).
Manusiadipandang memiliki potensi untuk berperilaku baik
atau buruk, tepat atau salah. Manusia mampu melakukan
refleksi atas tingkah lakunya sendiri, dapat mengatur serta
mengontrol perilakunya dan dapat belajar tingkah laku baru
atau dapat mempengaruhi perilaku orang lain.
Pendekatan behavioral berfokus pada pengubahan tingkah laku dengan
menekankan pada pemberian penghargaan bagi konseli ketika melakukan
suatu kegiatan yang baik dan memberi konsekuensi untuk mencegah
konseli agar tidak melakukan kegiatan yang buruk. James dan Gilliland
(dalam Sundari, 2017) juga mengatakan pada dasarnya konseling
behavioral diarahkan pada tujuan-tujuan memperoleh tingkah laku baru,
penghapusan tingkah laku yang maladaptif, serta
memperkuat/mempertahankan tingkah laku yang diinginkan.
“Manusia pada dasarnya dibentuk dan ditentukan oleh lingkungan sosial
budayanya” (Corey, 2003:198). Selain itu, pembentukan pola tingkah laku
juga dapat dilakukan dengan memberikan ganjaran atau penguatan
segera setelah tingkah laku yang diharapkan itu muncul.
b. Tujuan konseling
Tujuan Konseling perilaku berorientasi pada pengubahan atau
modifikasi perilaku konseli.
24. c. Peran dan fungsi konselor dalam setting konseling individu
pendekatan konseling behavioral
Peran konselor dalam konseling behavior yaitu aktif, direktif dan
menggunakan pengetahuan ilmiah guna menemukan solusi dan
permasalahan individu. Konselor behavior biasanya berfungsi
sebagai guru, pengarah dan ahli yang mendiagnosa tingkah laku
maladaptive dan menentukan prosedur yang mengatasi
persoalan tingkah laku individu. Dalam proses konseling,
konseli yang menentukan tingkah laku apa (what) yang akan
diubah, sedangkan konselor menentukan cara yang digunakan
untuk mengubahnya (how) (Corey, 1986).
Teknik konseling : Shaping
Menurut Miltenberger (2008: 186), “shaping menggunakan different
reinforcement yang didalamnya melibatkan prinsip dasar dari reinforcement
dan extinction”. Dari hal tersebut dapat diketahui landasan dari penggunaan
teknik behavior shaping merupakan prosedur behavioral untuk membentuk
tingkah laku target (target behavior) dengan memberikan reinforcement pada
perilaku yang mendekati target sehingga teratasi perilaku sulit dibangunkan
yang dialami klien hingga akhirnya terbentuk perilaku yang diinginkan.
Langkah-langkah teknik shaping :
1) Membangun rapport
Konselor memulai pertemuan dengan membangun keakraban dan
suasana yang hangat untuk mendukung kelancaran kegiatan
2) Menjelaskan teknis pelaksanaan kegiatan
Konselor menjelaskan teknis atau prosedur dalam pelaksanaan
kegiatan kepada konseli
3) Penugasan pertama
Konselor menugaskan konseli untuk melakukan sesuatu yang
mengarah kepada usaha untuk meringankan atau menyelesaikan
masalah konseli
25. 4) Konselor memberikan umpan balik berupa reinforcement pertama
Umpan balik konselor berupa penguatan atau reinforcement kepada
konseli berupa setiap kali mampu atau berhasil melakukan dan
menyelesaikan hal yang disuruhkan atau diperintahkan konselor
kepada konseli. Hal ini bertujuan untuk memperkuat sesuatu atau
tingkah laku yang muncul yang sesauai dengan yang diinginkan.
Dalam hal ini konselor juga bekerja sama dengan orang tua untuk
memberikan reinforcement. Dalam reinforcement pertama konselor
akan mendapat tambahan uang saku apabila konseli ada perubahan
perilaku dari yang pertama baru bisa bangun jam 5.30 menjadi harus
bisa bangun jam 5.00. apabila ini bisa dilakukan konseli maka dia
akan mendapat reinforcement berupa tambahan uang saku.
5) Penugasan kedua
Konselor menugaskan konseli untuk melakukan sesuatu berdasarkan
apa yang telah dicapai pada penugasan sebelumnya, hal ini bertujuan
untuk memelihara dan mengembalikan tingkah laku sebelumya
kepada tingkah laku yang sangat diharapkan . Dalam penugasan
kedua konselor mencoba membuat konseli bangun lebih awal lagi.
Dari jam 5.00 menjadi harus bisa bangun jam 4.30 untuk bisa sholat
subuh.
6) Konselor memberkan umpan balik berupa reinforcement kedua
Umpan balik konselor berupa penguatan atau reinforcement berupa
tambahan hadiah dari konselor berupa tambahan nilai yang diberikan
kepada konseli setiap kali mampu atau berhasil melakukan dan
menyelesaikan hal yang disuruhkan atau diperintahkan konselor
kepadanya. Namun, umpan balik atau penguatan yang diberikan
pada tahap kedua ini harus memiliki nilai atau kualitas yang lebih
tinggi dari sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk lebih memperkuat
lagi sesuatu atau tingkah laku yang muncul yang sesuai dengan yang
diinginkan.
7) Penugasan dan penguatan (reinforcement)
Senantiasa diberikan kepada konseli sampai tingkah laku yang
diharapkan benar-benar sudah muncul.
8) Penutup
26. konselor menutup perjumpaan atau kegiatan dengan senantiasa
memberikan penguatan-penguatan (reinforcement) atau motivasi
kepada konseli agar hasil yang telah dicapai bisa dipertahankan dan
dikembangkan kapanpun dan dimanapun
27. Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA KONSELI (ASSESMENT)
A. Identitas
1. Inisial subjek :
2. Jenis kelamin :
3. Umur :
4. Kelas :
5. Hari/tgl :
B. Pedoman wawancara
1. Jam berapa kamu bangun pagi ?
2. Jam berapa kamu berangkat kesekolah ?
3. Apakah kamu punya kegiatan selain diluar jam sekolah?
4. Jam brapa kamu tidur malam?
5. Apakah orang tuamu tahu kalau kamu sering tidak masuk sekolah?
6. Apakah ada orang lain yang membantu membangunkan kamu ketika
bangunkesiangan?
7. Apa yang menyebabkan kamu malas ketika mengikuti pelajaran?
28. Lampiran 2
EVALUASI PROSES
LEMBAR PENILAIAN SIKAP
Petunjuk
Berikan tanda cheklist (v) pada kolom yang sesuai dengan kondisi saat konseling
individu
No Pernyataan
Skor
1 2 3 4
1 Konseli bertanya kepada konselor pada
saat proses konseling
2 Konseli bertanya jika ada sesuatu yang
kurang dimengerti
3 Konseli menjawab pertanyaan apabila
konselor bertanya
4 Konseli berani berpendapat dan
mengutarakan isi hatinya
Keterangan :
Nilai 1 = KS (Kurang Sesuai)
Nilai 2 = CS (Cukup Sesuai)
Nilai 3 = S (Sesuai)
Nilai 4 = SS (Sangat Sesuai)
Nilai = Jumlah skor perolehan x 100 %
Jumlah total skor maksimal
Jumlah total skor maksimal = 4 x 4 = 16
Lumajang, Desember 2023
Guru BK
………………………………
Rentang
Nilai
Kategori
76 – 100 % Sangat baik
51 – 75 % Baik
26 – 50 % Cukup Baik
0 – 25 % Kurang Baik
29. Lampiran 3
EVALUASI HASIL
SKALA KEPUASAN KONSELI TERHADAP PROSES KONSELING INDIVIDUAL
Identitas
Nama Konseli : ……………………………………………………….
Nama Konselor : ....................................................................
Petunjuk :
Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang tersedia
No. Aspek yang dinilai
Skor
1 2 3 4
1. Sikap/Penerimaan guru bimbingan dan konseling
atau konselor terhadap kehadiran Anda
2. Kemudahan guru bimbingan dan konseling atau
konselor untuk diajak bercerita
3. Kepercayaan Anda terhadap guru bimbingan dan
konseling atau konselor dalam layanan konseling
4. Pelayanan pemecahan masalah tercapai melalui
konseling individual
Keterangan :
Nilai 1 = Kurang memuaskan
Nilai 2 = Cukup memuaskan
Nilai 3 = Memuaskan
Nilai 4 = Sangat memuaskan
Nilai = Jumlah skor perolehan x 100 %
Jumlah total skor maksimal
Jumlah total skor maksimal = 4 x 4 = 16
Lumajang, Desember 2023
Peserta didik
………………………..
Rentang
Nilai
Kategori
76 – 100 % Sangat
Memuaskan
51 – 75 % Memuaskan
26 – 50 % Cukup
Memuaskan
0 – 25 % Kurang
Memuaskan
30. Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA KONSELI TERHADAP HASIL KONSELING
INDIVIDU
Nama Konseli :……………………………………………………………
Nama Konselor :……………………………………………………………
Isilah sesuai dengan yang anda rasakan setelah melakukan konseling
individu
1. Bagaimana perasaanmu saat pertama kali masuk dalam ruang
konseling?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Apakah pembahasan yang yang dilakukan selama proses konseling
sudah sangatmembantu?Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Seberapa puas dalam malakukan konseling individu ini?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. Setelah dari konseling ini apakah ada perubahan dalam dirimu?
Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Lumajang, Desember 2023
Konseli
……………………
31. Lampiran 5
LEMBAR PENUGASAN
Perilaku yang ingin diubah :
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
Target yang ingin dicapai :
1. ……………………………………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………………………………………………
Hal yang harus bisa dilakukan untuk mencapai target :
1. ……………………………………………………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………………………………………………