SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
 Trauma mata adalah tindakan sengaja
maupun tidak yang menimbulkan perlukaan
mata.
 Trauma mata merupakan kasus gawat darurat
mata, dan dapat juga sebagai kasus polisi.
Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan
sampai berat atau menimbulkan kebutaan
bahkan kehilangan mata.
 Alat rumah tangga sering menimbulkan
perlukaan atau trauma mata.
 Fisik atau Mekanik
 Trauma Tumpul, misalnya terpukul, kena bola
tenis, atau shutlecock, membuka tutup botol
tidak dengan alat, ketapel.
 Trauma Tajam, misalnya pisau dapur, gunting,
garpu, bahkan peralatan pertukangan.
 Trauma Peluru, merupakan kombinasi antara
trauma tumpul dan trauma tajam, terkadang
peluru masih tertinggal didalam bola mata.
Misalnya peluru senapan angin, dan peluru karet.
 Khemis
 Trauma Khemis basa, misalnya sabun cuci,
sampo, bahan pembersih lantai, kapur, lem
(perekat).
 cuka, bahan asam-asam dilaboratorium, gas
airmata.
 Fisis
 Trauma termal, misalnya panas api, listrik,
sinar las, sinar matahari.
 Trauma bahan radioaktif, misalnya sinar
radiasi bagi pekerja radiologi
Gejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta
berat dan ringannya trauma.
1. Trauma tajam selain menimbulkan perlukaan dapat
juga disertai tertinggalnya benda asing didalam
mata. Benda asing yang tertinggal dapat bersifat
tidak beracun dan beracun. Benda beracun contohnya
logam besi, tembaga serta bahan dari tumbuhan
misalnya potongan kayu. Bahan tidak beracun seperti
pasir, kaca. Bahan tidak beracun dapat pula
menimbulkan infeksi jika tercemar oleh kuman.
2. Trauma tumpul dapat menimbulkan perlukaan ringan
yaitu penurunan penglihatan sementara sampai
berat, yaitu perdarahan didalam bola mata,
terlepasnya selaput jala (retina) atau sampai
terputusnya saraf penglihatan sehingga
menimbulkan kebutaan menetap.
3. Trauma Khemis asam umumnya memperlihatkan
gejala lebih berat daripada trauma khemis basa.
Mata nampak merah, bengkak, keluar airmata
berlebihan dan penderita nampak sangat
kesakitan, tetapi trauma basa akan berakibat fatal
karena dapat menghancurkan jaringan mata/
kornea secara perlahan-lahan.
4. Trauma Mekanik
 Gangguan molekuler. Dengan adanya perubahan
patologi akan menyebabkan kromatolisis sel.
 Reaksi Pembuluh darah. Reaksi pembuluh darah ini
berupa vasoparalisa sehingga aliran darah menjadi
lambat, sel endotel rusak, cairan keluar dari
pembuluh darah maka terjadi edema.
 Reaksi Jaringan. Reaksi Jaringan ini biasanya
berupa robekan pada cornea, sclera dan
sebagainya.
1. Tajam penglihatan yang menurun
2. Tekanan bola mata rndah
3. Bilikmata dangkal
4. Bentuk dan letak pupil berubah
5. Terlihat adanya ruptur pada corneaatau
sclera
6. Terdapat jaringan yang prolapsseperti
caiaran mata iris,lensa,badan kaca atau retina
7. Kunjungtiva kemotis
 Trauma pada mata dapat mengenai organ mata
dari yang terdepan sampai yang terdalam.
Trauma tembus bola mata bisa mengenai :
1) Palpebra
 Mengenai sebagian atau seluruhnya jika
mengenai levator apaneurosis dapat
menyebabkan suatu ptosis yang permanen
2) Saluran Lakrimalis
 Dapat merusak sistem pengaliran air mata dai
pungtum lakrimalis sampai ke rongga hidung.
Hal ini dapat menyeabkan kekurangan air mata.
3) Congjungtiva
 Dapat merusak dan ruptur pembuluh darah
menyebabkan perdarahan sub konjungtiva
4) Sklera
 Bila ada luka tembus pada sklera dapat
menyebabkan penurunan tekana bola mata dan
kamera okuli jadi dangkal (obliteni), luka sklera
yang lebar dapat disertai prolap jaringan bola
mata, bola mata menjadi injury.
5) Kornea
 Bila ada tembus kornea dapat mengganggu fungsi
penglihatan karena fungsi kornea sebagai media
refraksi. Bisa juga trauma tembus kornea
menyebabkan iris prolaps, korpusvitreum dan
korpus ciliaris prolaps, hal ini dapat menurunkan
visus
6) Lensa
 Bila ada trauma akan mengganggu daya fokus sinar
pada retina sehingga menurunkan daya refraksi dan
sefris sebagai penglihatan menurun karena daya
akomodasi tisak adekuat.
7) Iris
 Bila ada trauma akan robekan pada akar iris
(iridodialisis), sehingga pupil agak kepinggir letaknya,
pada pemeriksaan biasa teerdapat warna gelap selain
pada pupil, tetapi juga pada dasar iris tempat
iridodialisis.
8) Pupil
 Bila ada trauma akan menyebabkan melemahnya otot-
otot sfinter pupil sehingga pupil menjadi midriasis
9) Retina
 Dapat menyebabkan perdarahan retina yang dapat
menumpuk pada rongga badan kaca, hal ini dapat
muncul fotopsia dan ada benda melayang dalam badan
kaca bisa juga teri oblaina retina.
a) Galukoma sekunder, di sebabkan oleh
adanya penyumbatan oleh darah pada sudut
kamera okuli anterior.
b) Imhibisi kornea, yaitu masuknya darah
yang terurai ke dalam lamel-lamel kornea,
sehingga kornea menjadi berwarna kuning
tengguli dan visus sangat menurun.
Hematoma palpebra
Adanya hematoma pada satu mata
merupakan keadaan yang ringan, tetapi bila
terjadi pada kedua mata , hati-hati
kemungkinan adanya fraktur basis kranii.
 Penanganan:
 Kompres dingin 3 kali sehari.
 Kornea pecah, bila daerah yang pecah besar dapat
terjadi prolapsus iris, merupakan suatu keadaan yang
gawat dan memerlukan operasi segera.
 Ruptura membran descement
 Di tandai dengan adanya garis kekeruhan yang
berkelok-kelok pada kornea, yang sebenarnya adalah
lipatan membran descement, visus sangat menurun
dan kornea sulit menjadi jernih kembali.
 Penanganan:
 Pemberian obat-obatan yang membantu
menghentikan perdarahan dan tetes mata kortisol
 Perdarahan dalam kamera okuli anterior, yang
berasal dari pembuluh darah iris atau korpus
siliaris, biasanya di sertai odema kornea dan
endapan di bawah kornea, hal ini merupakan
suatu keadaan yang serius.
 Pembagian hifema:
 Hifema primer, timbul segera oleh karena adanya
trauma.
 Hifema sekunder, timbul pada hari ke 2-5
setelah terjadi trauma.
 Hifema ringan tidak mengganggu visus, tetapi
apabila sangat hebat akan mempengaruhi visus
karena adanya peningkatan tekanan intra okuler.
 Penanganan:
 Istirahat, dan apabila karena peningkatan
tekanan intra okuli yang di sertai dengan
glaukoma maka perlu adanya operasi segera
dengan di lakukannya parasintesis yaitu
membuat insisi pada kornea dekat limbus,
kemudian di beri salep mata antibiotik dan di
tutup dengan verband.
 Iridoparese-iridoplegia
Adalah adanya kelumpuhan pada otot pupil
sehingga terjadi midriasis.
 Penanganan:
 Berikan pilokarpin, apabila dengan pemberian
yang sampai berbulan-bulan tetap midriasis
maka telah terjadi iridoplegia yang iriversibel.
 Iridodialisis
Ialah iris yang pada suatu tempat lepas dari
pangkalnya, pupil menjadi tdak bula dan di
sebut dengan pseudopupil.
 Penanganan:
 Bila tidak ada keluhan tidak perlu di lakukan
apa-apa, tetapi jika ada maka perlu adanya
operasi untuk memfixasi iris yang lepas.
 Irideremia
Ialah keadaan di mana iris lepas secara
keseluruhan.
 Penanganan secara konservatif adalah dengan
memberikan kacamata untuk mengurangi
silau.
 Subluksasio lentis- luksasio lentis
Luksasio lentis yang terjadi bisa ke depan atau
ke belakang. Jika ke depan akan menimbulkan
glaukoma dan jika ke belakang akan
menimbulkan afakia. Bila terjadi gaukoma
maka perlu operasi untuk ekstraksi lensa dan
jika terjadi afakia pengobatan di lakukan
secara konservatif.
 Hemoragia pada korpus vitreum
Perdarahan yang terjadi berasal dari korpus
siliare, kare na bnayak terdapat eritrosit pada
korpus siliare, visus akan sangat menurun.
 Glaukoma
Di sebabkan oleh kare na robekan trabekulum pada
sudut kamera okuli anterior, yang di sebut
“traumatic angle” yang menyebabkan gangguan
aliran akquos humour.
 Penanganan di lakukan secara operatif.
 Ruptura sklera
Menimbulkan penurunan teknan intra okuler. Perlu
adanya tindakan operatif segera.
 Ruptura retina
Menyebabkan timbulnya ablasio retina sehingga
menyebabkan kebutaan, harus di lakukan operasi.
 Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiology pada trauma mata sangat
membantu dalam menegakkan diagnosa,
terutama bila ada benda asing .Pemeriksaan ultra
sonographi untuk menentukan letaknya, dengan
pemeriksaan ini dapat diketahui benda tersebut
pada bilik mata depan, lensa, retina.
 Pemeriksaan “Computed Tomography” (CT)
Suatu tomogram dengan menggunakan
komputer dan dapat dibuat “scanning” dari organ
tersebut.
 Pengukuran tekanan IOL dengan tonography:
mengkaji nilai normal tekanan bola mata
(normal 12-25 mmHg).
Pengkajian dengan menggunakan
optalmoskop: mengkaji struktur internal dari
okuler, papiledema, retina hemoragi.
Pemeriksaan Laboratorium, seperti :.
SDP, leukosit , kemungkinan adanya infeksi
sekunder.
 Pemeriksaan kultur. Untuk mengetahui jenis
kumannya.
g. Kalau perlu pemeriksaan tonometri Schiotz,
perimetri, gonioskopi, dan tonografi, maupun
funduskopi (Ilyas, S., 2000)
 Bila terlihat salah satu tand atau dicurigai adanya perforasi
bola mata, maka secepatnya dilakukan pemberian antibiotik
topical, mata ditutup, dan segera dikirim kepada dokter
mata untuk dilakukan pembedahan. Sebaiknya dipastikan
apakah ada benda asing yang masuk ke dalam mata dengan
membuat foto. Pada pasien dengan luka tembus bola mata
selamanya diberikan antibiotik sistemik atau intravena dan
pasien dipuasakan untuk kegiatan pembdahan. Pasien juga
diberi antitetanus provilaksis, dan kalau perlu penenang.
Trauma tembus dapat terjadi akibat masuknya benda asing
ke dalam bola mata. Benda asing didalam bola mata pada
dasarnya perlu dikeluarkan dan segera dikirim ke dokter
mata. Benda asing yang bersifat magnetic dapat dikeluarkan
dengan mengunakan magnet raksasa. Benda yang tidak
magnetic dikeluarkan dengan vitrektomi. Penyulit yang dapat
timbul karena terdapatnya benda asing intraokular adalah
indoftalmitis, panoftalmitis, ablasi retina, perdarahan
intraokular dan ftisis bulbi.
TRAUMATAMA

More Related Content

What's hot

uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatNovi Vie Opie
 
Kaspan katarak senilis imatur
Kaspan   katarak senilis imaturKaspan   katarak senilis imatur
Kaspan katarak senilis imaturKarin Survival
 
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangVisum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangPhil Adit R
 
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoreseinPemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoreseinprastika1
 
Pemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus MataPemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus MataRizal_mz
 
Forensik - Traumatologi
Forensik - TraumatologiForensik - Traumatologi
Forensik - TraumatologiEvan Permana
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPuteri Mentira
 
Pemeriksaan Pupil, Gerak Bola Mata, Saraf.pptx
Pemeriksaan Pupil, Gerak Bola Mata, Saraf.pptxPemeriksaan Pupil, Gerak Bola Mata, Saraf.pptx
Pemeriksaan Pupil, Gerak Bola Mata, Saraf.pptxZevPanka1
 
SKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdf
SKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdfSKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdf
SKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdfarifamanullah1
 
82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitisDavid Suhendra
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikuspeternugraha
 
207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docx207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docxMuhammad Abu Dzar
 

What's hot (20)

Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
uveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referatuveitis-anterior-referat
uveitis-anterior-referat
 
Kaspan katarak senilis imatur
Kaspan   katarak senilis imaturKaspan   katarak senilis imatur
Kaspan katarak senilis imatur
 
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi SemarangVisum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
Visum et Repertum Luka Tembak RSUP Dr Kariadi Semarang
 
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
Miopi
Miopi Miopi
Miopi
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoreseinPemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoresein
 
Anatomi hidung
Anatomi hidungAnatomi hidung
Anatomi hidung
 
Glaukoma
Glaukoma Glaukoma
Glaukoma
 
Pemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus MataPemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus Mata
 
Forensik - Traumatologi
Forensik - TraumatologiForensik - Traumatologi
Forensik - Traumatologi
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Ppt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec appPpt peritonitis ec app
Ppt peritonitis ec app
 
Pemeriksaan Pupil, Gerak Bola Mata, Saraf.pptx
Pemeriksaan Pupil, Gerak Bola Mata, Saraf.pptxPemeriksaan Pupil, Gerak Bola Mata, Saraf.pptx
Pemeriksaan Pupil, Gerak Bola Mata, Saraf.pptx
 
SKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdf
SKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdfSKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdf
SKILL RADIOLOGI FOTO POLOS ABDOMEN.pdf
 
82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis82894087 makalah-jadi-apendisitis
82894087 makalah-jadi-apendisitis
 
Kontusio paru
Kontusio paruKontusio paru
Kontusio paru
 
Status Dermatologikus
Status DermatologikusStatus Dermatologikus
Status Dermatologikus
 
207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docx207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docx
 

Similar to TRAUMATAMA

trauma pada mata
trauma pada matatrauma pada mata
trauma pada matarizky12
 
Askep trauma mata
Askep trauma mataAskep trauma mata
Askep trauma matamateri-x2
 
Askep truma-mata
Askep truma-mataAskep truma-mata
Askep truma-mataSurya Yama
 
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdfModul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdfErita12
 
Kegawatdaruratan pada mata
Kegawatdaruratan pada mataKegawatdaruratan pada mata
Kegawatdaruratan pada mataJoicephine Ns
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA pjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA pjj_kemenkes
 
Penyakit mata anak
Penyakit mata anakPenyakit mata anak
Penyakit mata anakRizal_mz
 
asuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retinaasuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retinanora ariski
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) pjj_kemenkes
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) pjj_kemenkes
 
Ablatio retina
Ablatio retinaAblatio retina
Ablatio retinamateri-x2
 

Similar to TRAUMATAMA (20)

trauma pada mata
trauma pada matatrauma pada mata
trauma pada mata
 
Askep trauma mata
Askep trauma mataAskep trauma mata
Askep trauma mata
 
Askep truma-mata
Askep truma-mataAskep truma-mata
Askep truma-mata
 
Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA
Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA
Trauma mata AKPER PEMKAB MUNA
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdfModul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
 
Trauma mata
Trauma mataTrauma mata
Trauma mata
 
Kegawatdaruratan pada mata
Kegawatdaruratan pada mataKegawatdaruratan pada mata
Kegawatdaruratan pada mata
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA
 
Trauma orbita
Trauma orbitaTrauma orbita
Trauma orbita
 
Eyes injury
Eyes injuryEyes injury
Eyes injury
 
Kasus 4 dhila
Kasus 4 dhilaKasus 4 dhila
Kasus 4 dhila
 
Tumor Orbita
Tumor OrbitaTumor Orbita
Tumor Orbita
 
Penyakit mata anak
Penyakit mata anakPenyakit mata anak
Penyakit mata anak
 
asuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retinaasuhan keperawatan ablasio retina
asuhan keperawatan ablasio retina
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN (KATARAK)
 
Ablatio retina
Ablatio retinaAblatio retina
Ablatio retina
 
Katarak
KatarakKatarak
Katarak
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

TRAUMATAMA

  • 1.
  • 2.  Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata.  Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata, dan dapat juga sebagai kasus polisi. Perlukaan yang ditimbulkan dapat ringan sampai berat atau menimbulkan kebutaan bahkan kehilangan mata.  Alat rumah tangga sering menimbulkan perlukaan atau trauma mata.
  • 3.  Fisik atau Mekanik  Trauma Tumpul, misalnya terpukul, kena bola tenis, atau shutlecock, membuka tutup botol tidak dengan alat, ketapel.  Trauma Tajam, misalnya pisau dapur, gunting, garpu, bahkan peralatan pertukangan.  Trauma Peluru, merupakan kombinasi antara trauma tumpul dan trauma tajam, terkadang peluru masih tertinggal didalam bola mata. Misalnya peluru senapan angin, dan peluru karet.
  • 4.  Khemis  Trauma Khemis basa, misalnya sabun cuci, sampo, bahan pembersih lantai, kapur, lem (perekat).  cuka, bahan asam-asam dilaboratorium, gas airmata.  Fisis  Trauma termal, misalnya panas api, listrik, sinar las, sinar matahari.  Trauma bahan radioaktif, misalnya sinar radiasi bagi pekerja radiologi
  • 5. Gejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta berat dan ringannya trauma. 1. Trauma tajam selain menimbulkan perlukaan dapat juga disertai tertinggalnya benda asing didalam mata. Benda asing yang tertinggal dapat bersifat tidak beracun dan beracun. Benda beracun contohnya logam besi, tembaga serta bahan dari tumbuhan misalnya potongan kayu. Bahan tidak beracun seperti pasir, kaca. Bahan tidak beracun dapat pula menimbulkan infeksi jika tercemar oleh kuman. 2. Trauma tumpul dapat menimbulkan perlukaan ringan yaitu penurunan penglihatan sementara sampai berat, yaitu perdarahan didalam bola mata, terlepasnya selaput jala (retina) atau sampai terputusnya saraf penglihatan sehingga menimbulkan kebutaan menetap.
  • 6. 3. Trauma Khemis asam umumnya memperlihatkan gejala lebih berat daripada trauma khemis basa. Mata nampak merah, bengkak, keluar airmata berlebihan dan penderita nampak sangat kesakitan, tetapi trauma basa akan berakibat fatal karena dapat menghancurkan jaringan mata/ kornea secara perlahan-lahan. 4. Trauma Mekanik  Gangguan molekuler. Dengan adanya perubahan patologi akan menyebabkan kromatolisis sel.  Reaksi Pembuluh darah. Reaksi pembuluh darah ini berupa vasoparalisa sehingga aliran darah menjadi lambat, sel endotel rusak, cairan keluar dari pembuluh darah maka terjadi edema.  Reaksi Jaringan. Reaksi Jaringan ini biasanya berupa robekan pada cornea, sclera dan sebagainya.
  • 7. 1. Tajam penglihatan yang menurun 2. Tekanan bola mata rndah 3. Bilikmata dangkal 4. Bentuk dan letak pupil berubah 5. Terlihat adanya ruptur pada corneaatau sclera 6. Terdapat jaringan yang prolapsseperti caiaran mata iris,lensa,badan kaca atau retina 7. Kunjungtiva kemotis
  • 8.
  • 9.  Trauma pada mata dapat mengenai organ mata dari yang terdepan sampai yang terdalam. Trauma tembus bola mata bisa mengenai : 1) Palpebra  Mengenai sebagian atau seluruhnya jika mengenai levator apaneurosis dapat menyebabkan suatu ptosis yang permanen 2) Saluran Lakrimalis  Dapat merusak sistem pengaliran air mata dai pungtum lakrimalis sampai ke rongga hidung. Hal ini dapat menyeabkan kekurangan air mata.
  • 10. 3) Congjungtiva  Dapat merusak dan ruptur pembuluh darah menyebabkan perdarahan sub konjungtiva 4) Sklera  Bila ada luka tembus pada sklera dapat menyebabkan penurunan tekana bola mata dan kamera okuli jadi dangkal (obliteni), luka sklera yang lebar dapat disertai prolap jaringan bola mata, bola mata menjadi injury. 5) Kornea  Bila ada tembus kornea dapat mengganggu fungsi penglihatan karena fungsi kornea sebagai media refraksi. Bisa juga trauma tembus kornea menyebabkan iris prolaps, korpusvitreum dan korpus ciliaris prolaps, hal ini dapat menurunkan visus
  • 11. 6) Lensa  Bila ada trauma akan mengganggu daya fokus sinar pada retina sehingga menurunkan daya refraksi dan sefris sebagai penglihatan menurun karena daya akomodasi tisak adekuat. 7) Iris  Bila ada trauma akan robekan pada akar iris (iridodialisis), sehingga pupil agak kepinggir letaknya, pada pemeriksaan biasa teerdapat warna gelap selain pada pupil, tetapi juga pada dasar iris tempat iridodialisis. 8) Pupil  Bila ada trauma akan menyebabkan melemahnya otot- otot sfinter pupil sehingga pupil menjadi midriasis 9) Retina  Dapat menyebabkan perdarahan retina yang dapat menumpuk pada rongga badan kaca, hal ini dapat muncul fotopsia dan ada benda melayang dalam badan kaca bisa juga teri oblaina retina.
  • 12.
  • 13. a) Galukoma sekunder, di sebabkan oleh adanya penyumbatan oleh darah pada sudut kamera okuli anterior. b) Imhibisi kornea, yaitu masuknya darah yang terurai ke dalam lamel-lamel kornea, sehingga kornea menjadi berwarna kuning tengguli dan visus sangat menurun.
  • 14. Hematoma palpebra Adanya hematoma pada satu mata merupakan keadaan yang ringan, tetapi bila terjadi pada kedua mata , hati-hati kemungkinan adanya fraktur basis kranii.  Penanganan:  Kompres dingin 3 kali sehari.
  • 15.  Kornea pecah, bila daerah yang pecah besar dapat terjadi prolapsus iris, merupakan suatu keadaan yang gawat dan memerlukan operasi segera.  Ruptura membran descement  Di tandai dengan adanya garis kekeruhan yang berkelok-kelok pada kornea, yang sebenarnya adalah lipatan membran descement, visus sangat menurun dan kornea sulit menjadi jernih kembali.  Penanganan:  Pemberian obat-obatan yang membantu menghentikan perdarahan dan tetes mata kortisol
  • 16.  Perdarahan dalam kamera okuli anterior, yang berasal dari pembuluh darah iris atau korpus siliaris, biasanya di sertai odema kornea dan endapan di bawah kornea, hal ini merupakan suatu keadaan yang serius.  Pembagian hifema:  Hifema primer, timbul segera oleh karena adanya trauma.  Hifema sekunder, timbul pada hari ke 2-5 setelah terjadi trauma.  Hifema ringan tidak mengganggu visus, tetapi apabila sangat hebat akan mempengaruhi visus karena adanya peningkatan tekanan intra okuler.
  • 17.  Penanganan:  Istirahat, dan apabila karena peningkatan tekanan intra okuli yang di sertai dengan glaukoma maka perlu adanya operasi segera dengan di lakukannya parasintesis yaitu membuat insisi pada kornea dekat limbus, kemudian di beri salep mata antibiotik dan di tutup dengan verband.
  • 18.  Iridoparese-iridoplegia Adalah adanya kelumpuhan pada otot pupil sehingga terjadi midriasis.  Penanganan:  Berikan pilokarpin, apabila dengan pemberian yang sampai berbulan-bulan tetap midriasis maka telah terjadi iridoplegia yang iriversibel.  Iridodialisis Ialah iris yang pada suatu tempat lepas dari pangkalnya, pupil menjadi tdak bula dan di sebut dengan pseudopupil.
  • 19.  Penanganan:  Bila tidak ada keluhan tidak perlu di lakukan apa-apa, tetapi jika ada maka perlu adanya operasi untuk memfixasi iris yang lepas.  Irideremia Ialah keadaan di mana iris lepas secara keseluruhan.  Penanganan secara konservatif adalah dengan memberikan kacamata untuk mengurangi silau.
  • 20.  Subluksasio lentis- luksasio lentis Luksasio lentis yang terjadi bisa ke depan atau ke belakang. Jika ke depan akan menimbulkan glaukoma dan jika ke belakang akan menimbulkan afakia. Bila terjadi gaukoma maka perlu operasi untuk ekstraksi lensa dan jika terjadi afakia pengobatan di lakukan secara konservatif.  Hemoragia pada korpus vitreum Perdarahan yang terjadi berasal dari korpus siliare, kare na bnayak terdapat eritrosit pada korpus siliare, visus akan sangat menurun.
  • 21.  Glaukoma Di sebabkan oleh kare na robekan trabekulum pada sudut kamera okuli anterior, yang di sebut “traumatic angle” yang menyebabkan gangguan aliran akquos humour.  Penanganan di lakukan secara operatif.  Ruptura sklera Menimbulkan penurunan teknan intra okuler. Perlu adanya tindakan operatif segera.  Ruptura retina Menyebabkan timbulnya ablasio retina sehingga menyebabkan kebutaan, harus di lakukan operasi.
  • 22.  Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan radiology pada trauma mata sangat membantu dalam menegakkan diagnosa, terutama bila ada benda asing .Pemeriksaan ultra sonographi untuk menentukan letaknya, dengan pemeriksaan ini dapat diketahui benda tersebut pada bilik mata depan, lensa, retina.  Pemeriksaan “Computed Tomography” (CT) Suatu tomogram dengan menggunakan komputer dan dapat dibuat “scanning” dari organ tersebut.
  • 23.  Pengukuran tekanan IOL dengan tonography: mengkaji nilai normal tekanan bola mata (normal 12-25 mmHg). Pengkajian dengan menggunakan optalmoskop: mengkaji struktur internal dari okuler, papiledema, retina hemoragi. Pemeriksaan Laboratorium, seperti :. SDP, leukosit , kemungkinan adanya infeksi sekunder.  Pemeriksaan kultur. Untuk mengetahui jenis kumannya. g. Kalau perlu pemeriksaan tonometri Schiotz, perimetri, gonioskopi, dan tonografi, maupun funduskopi (Ilyas, S., 2000)
  • 24.  Bila terlihat salah satu tand atau dicurigai adanya perforasi bola mata, maka secepatnya dilakukan pemberian antibiotik topical, mata ditutup, dan segera dikirim kepada dokter mata untuk dilakukan pembedahan. Sebaiknya dipastikan apakah ada benda asing yang masuk ke dalam mata dengan membuat foto. Pada pasien dengan luka tembus bola mata selamanya diberikan antibiotik sistemik atau intravena dan pasien dipuasakan untuk kegiatan pembdahan. Pasien juga diberi antitetanus provilaksis, dan kalau perlu penenang. Trauma tembus dapat terjadi akibat masuknya benda asing ke dalam bola mata. Benda asing didalam bola mata pada dasarnya perlu dikeluarkan dan segera dikirim ke dokter mata. Benda asing yang bersifat magnetic dapat dikeluarkan dengan mengunakan magnet raksasa. Benda yang tidak magnetic dikeluarkan dengan vitrektomi. Penyulit yang dapat timbul karena terdapatnya benda asing intraokular adalah indoftalmitis, panoftalmitis, ablasi retina, perdarahan intraokular dan ftisis bulbi.