SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
12 OKTOBER 2022
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM MAGISTER
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
PENATAAN RUANG
02
PENGATURAN DI PUSAT, PROVINSI DAN DAERAH
03
04
05
PEMBAHASAN INSTRUMEN HUKUM TERKAIT
PENGATURAN-PENGATURAN KHAS DAERAH
PEMBAHASAN STUDI KASUS (JIS)
SEJARAH INSTRUMEN PENATAAN RUANG
01
06 KESIMPULAN REKOMENDASI STUDI KASUS (JIS)
• Rencana tata ruang mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Peraturan tata ruang di mulai pada
tahun 1948 yaitu dengan berlakunya Stadsvormingsordonnantic atau disingkat SVO dan lebih dikenal dengan
ordonansi pembentukan kota.
Semakin pesatnya perkembangan pembangunan di Indonesia maka diperlukan aturan-aturan sebagai acuan
dalam perencanaan pembangunan kota. Era orde baru telah dibuat aturan seperti Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 4 Tahun 1980 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota, Surat Keputusan Bersama
Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 503/KPTS/1985 tentang Tugas-tugas dan
Tanggung Jawab Perencanaan Kota, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Kota.
Sejarah penataan ruang, Indonesia baru pertama kali memiliki undang-undang penataan ruang yang
disahkan pada tanggal 13 Oktober 1992 yang lalu
Sejarah Instrumen Hukum
Sebelum Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 disahkan, acuan hukum yang dipakai dalam
penataan ruang dan pembangunan daerah adalah:
1. Provincie Ordonantie Stbl. Nomor 79 Tahun 1924 yang mengatur tentang pemerintahan daerah
tingkat provinsi.
2. Regentschaps Ordonantie Stbl. Nomor 79 Tahun 1924 yang mengatur tentang pemerintahan
daerah tingkat kabupaten.
3. Stadsgemeente Ordonantie Stbl. Nomor 365 Tahun 1926 yang mengatur tentang pemerintahan
daerah perkotaan. Setelah berlaku selama kurang lebih 20 tahun, aturan tersebut kemudian diganti
dengan Stadsvorming Ordonantie (SVO) Stbl. No. 168 Tahun 1948, dan peraturan pelaksanaannya
ditetapkan dalam Stadsvorming Verordening (SVV) Stbl. 49 Tahun 1949
a. Berdasarkan system (system wilayah dan system
internal perkotaan)
1. Sistem Wilayah, penataan ruang berdasarkan sistem
wilayah merupakan pendekatan dalam penataan ruang
yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat
wilayah.
2. Sistem Internal perkotaan, penataan ruang berdasarkan
sistem internal perkotaan merupakan pendekatan
dalam penataan ruang yang mempunyai jangkauan
pelayanan di dalam kawasan perkotaan.
c. Berdasarkan Wilayah Administratif Penataan
Ruang Wilayah Nasional, Provinsi dan
Kabupaten/Kota
• Penataan ruang wilayah nasional
• Penataan ruang wilayah provinsi
• Penataan ruang wilayah kabupaten/kota.
b. Berdasarkan fungsi kawasan (kawasan lindung dan kawasan
budidaya)
1. Kawasan Lindung :
• Kawasan yang memberikan pelindungan kawasan bawahannya, antara
lain, kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, dan kawasan resapan
air;
• Kawasan perlindungan setempat, antara lain, sempadan pantai,
sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, dan kawasan sekitar
mata air;
• Kawasan suaka alam dan cagar budaya, antara lain, kawasan suaka
alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, kawasan pantai
berhutan bakau, taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam,
cagar alam, suaka margasatwa, serta kawasan cagar budaya dan ilmu
pengetahuan;
• Kawasan rawan bencana alam, antara lain, kawasan rawan letusan
gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan tanah
longsor, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir;
dan
• Kawasan lindung lainnya, misalnya taman buru, cagar biosfer, kawasan
perlindungan plasma nutfah, kawasan pengungsian satwa, dan terumbu
karang.
2. Kawasan Budi Daya
Yang termasuk dalam kawasan budi daya adalah kawasan peruntukan
hutan produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan
pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan
pertambangan, kawasan peruntukan permukiman, kawasan peruntukan
industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan tempat beribadah,
kawasan pendidikan, dan kawasan pertahanan keamanan.
Penataan Ruang
Kegiatan Kawasan Perkotaan (PP 15 Tahun 2010)
Pasal 65 kriteria Kawasan perkotaan
Kegiatan Kawasan Pedesaan (PP 15 Tahun 2010) Pasal 73
kriteria Kawasan pedesaan
- fungsi kawasan produksi pertanian kabupaten
- sistem jaringan prasarana pendukung kegiatan pertanian
- aglomerasi penduduk yang bermata pencaharian petani,
nelayan, penambang rakyat, atau pengrajin kecil
- tatanan nilai budaya lokal dan berfungsi sebagai
penyangga budaya dan lingkungan hidup bagi wilayahnya
- kegiatan utama pertanian dan pengelolaan sumber daya
alam termasuk perikanan tangkap
- susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perdesaan termasuk kawasan transmigrasi, pelayanan
jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan
ekonomi
- kerapatan sistem permukiman dan penduduk yang
rendah
- bentang alam berciri pola ruang pertanian dan lingkungan
alami.
d. Berdasarkan Kegiatan Kawasan (UU Nomor 26 Tahun 2007) Pasal 5 ayat 4)
e. Berdasarkan Nilai Strategis
Kawasan strategis (UU no 26 tahun 2007) pasal 5 ayat 5
- Kawasan strategis nasional
- Kawasan strategis provinsi
- Kawasan strategis kabupaten/kota
Kawasan strategis nasional adalah Kawasan yang menurut peraturan perundang-undangan ditetapkan sebagai kawasan
khusus. Yang mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan
negara
Kawasan strategis diprioritaskan karena mempunyai pengaruh di lingkup provinsi maupun kabupaten, baik ekonomi, sosial,
budaya, dan atau lingkungan, termasuk warisan dunia
Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2021 Tentang penyelenggaraan penataan ruang
- Pusat/Nasional
- Provinsi
- Daerah Kabupaten / Kota
Pengaturan di Pusat, Provinsi, dan Daerah
Pusat
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional dilaksanakan oleh Menteri yang
mencakup ruang darat, ruang udara, dan ruang
laut dalam wilayah yurisdiksi. RTRW Nasional
menjadi acuan untuk penyusunan rencana lainnya
antara lain:
• Penyusunan RTR pulau/kepulauan
• Penyusunan RTR KSN
• Penyusunan RZ KSNT
• Penyusunan RZ KAW
• Penyusunan RDTR KPN
• Penyusunan rencana tata ruang wilayah
provinsi
• Penyusunan rencana tata ruang wilayah
kabupaten dan rencana tata ruang
wilayah kota
• Penyusunan rencana pembangunan
jangka panjang nasional
• Penyusunan rencana pembangunan
jangka menengah nasional
Provinsi
Penyusunan rencana tata ruang wilayah
provinsi dilaksanakan oleh pemerintah
daerah provinsi. RTRW provinsi
mengacu dari RTRW Nasional, RTR
Pulau/Kepualaun/ RTR KSN, RZ KAW,
dan RZ KSNT. RTRW Provinsi dibuat
sebagai acuan penyusunan beberapa
rencana antara lain:
● RTRW Kabupaten/Kota
● RPJPD Provinsi
● RPJMD Provinsi
Daerah Kabupaten/Kota
Penyusunan rencana tata ruang kabupaten/kota
dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.
Rencana tata ruang wilayah daerah kabupaten/kota
harus mengacu paling sedikit pada RTRW Nasional, RTR
pulau/Kepulauan, RTR KSN, dan RTRW Provinsi.
● Kabupaten
RTRW kabupaten menjadi acuan untuk
penyusunan RDTR Kabupaten, RPJPD
Kabupaten, RPJMD Kabupaten
● Kota
RTRW Kota menjadi acuan untuk
penyusunan RDTR kota, RPJPD kota, RPJMD
kota dan memuat rencana penyediaan dan
pemanfaatan RTH public, RTH Privat, Ruang
terbubka nonhijau, ruang evakuasi bencana,
prasarana dan sarana jaringan jalan kaki,
angkutan umum, kegiatan sektor informal.
Sesuai dengan arahan Gubernur Provinsi DKI Jakarta pada Peraturan Gubernur Nomor 14 Tahun 2019, PT Jakarta
Propertindo ditugaskan untuk melakukan pengembangan Kawasan Taman BMW seluas ± 22 Ha di Kelurahan Papanggo
Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kawasan Taman BMW tersebut rencananya akan dikembangkan sebagai kawasan
yang mempunyai fungsi komersil, hunian, dan olahraga. Sebagai bagian dari kesinambungan dengan program Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta sebelumnya dan sekaligus menjadi program prioritas Gubernur Provinsi DKI Jakarta saat ini, fasilitas
olahraga yang akan dikembangkan di Kawasan Taman BMW adalah berupa Stadion Internasional Jakarta (Jakarta
International Stadium). Jakarta International Stadium direncanakan dibangun dengan memenuhi standar stadion FIFA,
termasuk di dalamnya adalah mengakomodasi jumlah penonton sebanyak 82.000 penonton.
Berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor 1 tahun
2014 tentang Rencana RDTR
dan Peraturan Zonasi serta
RDTR WP 2022-2042 (PerGub
31/2022), Kawasan Taman
BMW merupakan kawasan
yang diprioritaskan
penanganannya dengan
fungsi pengembangan
kawasan rekreasi dan
olahraga dilengkapi
prasarana skala internasional
KAWASAN OLAHRAGA
TERPADU JAKARTA
INTERNASIONAL STADIUM
Aturan dan kebijakan
Isu Pengembangan Kawasan:
• Ikon Kota Jakarta
• Ruang publik skala kota
• Degradasi ruang hijau kota
• Perkembangan permukiman
• Kebutuhan pemenuhan
aktivitas warga kota
Pengendalian Tata
Ruang
Panduan Pengaturan Ruang
Kota
Panduan Teknis Rancang Kota
PENINGKATAN KUALITAS
KEHIDUPAN MASYARAKAT
KOTA
FUNGSI REKREATIF
FUNGSI EKONOMI
MOBILITAS
FUNGSI HUNIAN
FUNGSI EKOLOGIS
Referensi hukum dari pelaksanaan kegiatan Penyusunan PRK
Pengembangan Kawasan Olahraga Terpadu Jakarta
International Stadium adalah sebagal berikut:
1. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
2. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2007 tentang Pemerintahan
Provinsi DKI Jakarta Sebagai Ibukota DKI Jakarta;
3. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang RTRW 2030;
4. Peraturan Gubernur No. 147 tahun 2017 tentang Pedoman
Penyusunan Panduan Rancang Kota;
5. Permen ATR/BPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit;
6. Peraturan Gubernur No. 67 tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Kawasan Berorientasi Transit;
7. Peraturan Gubernur No. 50 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Gubernur No. 67 Tahun
2019 tentang Penyelenggaraan Kawasan Berorientasi
Transit;
8. Peraturan Gubernur No. 31 tahun 2022 tentang Rencana
Detil Tata Ruang Wilayah Perencanaan Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.
Intensitas pemanfaatan lahan diupayakan sesuai dengan arahan
Perda No.1 tahun 2014 tentang RDTR dan PZ yang bertujuan untuk
mencapai efisiensi dan efektivitas distribusi intensitas dari
pemanfaatan lahan.
Arahan distribusi intensitas pemanfaatan lahan yang ada di
Kawasan JIS, yaitu sebagai berikut:
1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka prosentase
perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan
gedung yang dapat dibangun terhadap luas lahan/ tanah
perpetakan/ daerah perencanaan yang dikuasai. KDB
maksimum: 50%.
2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka prosentase
perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai seluruh
bangunan yang dapat dibangun terhadap luas lahan/ tanah
perpetakan/ daerah perencanaan yang dikuasai. KLB
maksimum: 3,5.
3. Ketinggian Bangunan, yaitu ketinggian yang diperbolehkan
terbangun pada suatu bangunan pada daerah perencanaan.
Ketinggian Bangunan zona publik (area pemerintahan, area
komersial, fasilitas umum, dan fasilitas sosial): diarahkan 2
hingga 40 lantai. Ketinggian Bangunan zona privat (area
permukiman) pada zona penyangga TOD (R 700 m): diarahkan
32 lantai (hunian vertikal).
Kawasan Olah Raga Terpadu Jakarta International
Stadium (JIS) merupakan kawasan terpadu yang juga
memiliki kawasan TOD berbasis rel. Kondisi kawasan
JIS:
1. dilayani kelas jalan arteri atau minimum kolektor;
2. dilayani infrastruktur dasar berupa jaringan air
bersih, jaringan air limbah, sampah, dan jaringan
listrik;
3. jaringan jalan terhubung dengan titik transportasi
angkutan umum massal dan dilengkapi dengan
jalur pedestrian;
4. memiliki pengelola kawasan;
5. kawasan dengan risiko bencana rendah dan/atau
telah memiliki mitigasi bencana;
6. luas kawasan lebih dari lima hektar (Pergub
14/2019: 26,533599 Ha)
7. berada pada simpul transit jaringan angkutan
umum massal berbasis rel dan/atau berbasis jalan;
dan
8. dilayani sarana angkutan umum massal (SAUM)
dengan kapasitas layanan frekuensi sedang
dan/atau frekuensi tinggi.
Sumber: California Department of Transportation, 2002
Transit Oriented Development
TOD adalah suatu bentuk kota (urban form) dengan ciri-ciri
kepadatan bangunan kawasan tinggi (high density), compact &
mixed land serta menyediakan transportasi umum massal yang
efisien dan berkualitas tinggi serta menyediakan lingkungan
pejalan kaki yang ideal.
Sumber: Jakpro, 2022
6
6
LEGENDA:
1. JIS
2. ITF
3. HIPPO JIS
4. LRT Fase 2A
5. Waduk Cincin
6. Area bangunan komersil
7. Lapangan latihan
8. Akses utama stadion
9. Plaza public/plaza shalat
10.Jalur Pedestrian/jalur
inspeksi
11.Taman BMW
12.Jalan Tol
13.Urban farming (area darat)
14.Urban farming (area
stadion)
7
8
8
9
9
9
10
10
11
12
13
14
Sumber: Jakpro, 2022
1. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu melakukan upaya untuk mencapai target Ruang Terbuka Hijau yang dijabarkan
dalam Undang-Undang Penataan Ruang, Peraturan Menteri Dalam Negeri, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
adalah minimal luas lahan tidak terbangun di Kecamatan Tanjung Priok saat ini tetap dipertahankan.
2. Pembangunan Jakarta International Stadium di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok nantinya harus seimbang
dengan pembangunan hunian dan fasilitas pendukung kawasan.
3. Salah satu alternatif perencanaan pembangunan dan penyediaan lahan permukiman bagi masyarakat, antara lain dengan
melakukan pembangunan ke atas (tidak rumah tapak) dengan meningkatkan koefisien lantai bangunan sebagai fasilitas
pendukung kawasan Jakarta International Stadium.
4. Diperlukan upaya konservasi air tanah agar ketersediaannya menjadi lebih baik, antara lain dengan memanfaatkan ruang
terbuka hijau untuk membuat sumur resapan dan lubang biopori sehingga air hujan dapat diserap dan masuk kedalam
tanah. Selain itu, perlu memetakan wilayah kelurahan yang belum terlayani akses air perpipaan (PDAM) dan menjadi
prioritas untuk menyediakan air bersih melalui perpipaan.
5. Perencanaan pembangunan wilayah perlu mempertimbangkan daerah rawan bencana banjir.
6. Pada kawasan perencanaan membutuhkan supply air yang cukup besar diperlukan kerjasama dengan instansi terkait
untuk menyediakan air tersebut.
7. Perlu membangun pusat pengolahan air limbah sebelum dialirkan ke badan air untuk mengurangi beban kualitas kali yang
ada.
 Terima Kasih 

More Related Content

Similar to TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx

Integrasi pelabuhan dengan tata ruang kemenhub 25 juli 2017 - versi 240717
Integrasi pelabuhan dengan tata ruang   kemenhub 25 juli 2017 - versi 240717Integrasi pelabuhan dengan tata ruang   kemenhub 25 juli 2017 - versi 240717
Integrasi pelabuhan dengan tata ruang kemenhub 25 juli 2017 - versi 240717Haryo Armono
 
Pengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan PerkotaanPengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan PerkotaanSigit Pramulia
 
EKSPOSE LAPDAL STUDI RINCI BINJAI.pptx
EKSPOSE LAPDAL STUDI RINCI BINJAI.pptxEKSPOSE LAPDAL STUDI RINCI BINJAI.pptx
EKSPOSE LAPDAL STUDI RINCI BINJAI.pptxssuser25ec9f1
 
Telaah Permen ATR BPN No 11 Tahun 2021.pptx
Telaah Permen ATR BPN No 11 Tahun 2021.pptxTelaah Permen ATR BPN No 11 Tahun 2021.pptx
Telaah Permen ATR BPN No 11 Tahun 2021.pptxCiciDamayanti10
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SerangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SerangPenataan Ruang
 
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.docbambang480612
 
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)Idham Halid
 
Perda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabaya
Perda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabayaPerda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabaya
Perda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabayaRoritaCarolina
 
Tata Cara Penyusunan RTR-ProvKabKota.pptx
Tata Cara Penyusunan RTR-ProvKabKota.pptxTata Cara Penyusunan RTR-ProvKabKota.pptx
Tata Cara Penyusunan RTR-ProvKabKota.pptxRidaNila
 
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdfNonaSugiharti1
 
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...Deki Zulkarnain
 
pengelolaan wpppk.pptx
pengelolaan wpppk.pptxpengelolaan wpppk.pptx
pengelolaan wpppk.pptxGuidoParera3
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di DaerahPemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerahushfia
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGDadang Solihin
 
Definisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptx
Definisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptxDefinisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptx
Definisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptxSonyGobang1
 
Perda RTRWP Sulsel No 3 tahun 2022.pdf
Perda RTRWP Sulsel No 3 tahun 2022.pdfPerda RTRWP Sulsel No 3 tahun 2022.pdf
Perda RTRWP Sulsel No 3 tahun 2022.pdfsinkronisasikalsul
 

Similar to TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx (20)

Integrasi pelabuhan dengan tata ruang kemenhub 25 juli 2017 - versi 240717
Integrasi pelabuhan dengan tata ruang   kemenhub 25 juli 2017 - versi 240717Integrasi pelabuhan dengan tata ruang   kemenhub 25 juli 2017 - versi 240717
Integrasi pelabuhan dengan tata ruang kemenhub 25 juli 2017 - versi 240717
 
Pengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan PerkotaanPengembangan Kawasan Perkotaan
Pengembangan Kawasan Perkotaan
 
EKSPOSE LAPDAL STUDI RINCI BINJAI.pptx
EKSPOSE LAPDAL STUDI RINCI BINJAI.pptxEKSPOSE LAPDAL STUDI RINCI BINJAI.pptx
EKSPOSE LAPDAL STUDI RINCI BINJAI.pptx
 
Telaah Permen ATR BPN No 11 Tahun 2021.pptx
Telaah Permen ATR BPN No 11 Tahun 2021.pptxTelaah Permen ATR BPN No 11 Tahun 2021.pptx
Telaah Permen ATR BPN No 11 Tahun 2021.pptx
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota SerangRencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang
 
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
2016_ustek_MateksKRGMJ_1.doc
 
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
Studio Kota Selatwangi (PWK BANGGA)
 
Perda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabaya
Perda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabayaPerda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabaya
Perda no 12 th 2014 ttg rtrw kota surabaya
 
Tata Cara Penyusunan RTR-ProvKabKota.pptx
Tata Cara Penyusunan RTR-ProvKabKota.pptxTata Cara Penyusunan RTR-ProvKabKota.pptx
Tata Cara Penyusunan RTR-ProvKabKota.pptx
 
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf
1. Konsolidasi Awal RDTR Kab. Seruyan (24052021) Fin.pdf
 
Monday's gerung
Monday's gerungMonday's gerung
Monday's gerung
 
Kabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedomanKabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedoman
 
Kabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedomanKabupaten isi pedoman
Kabupaten isi pedoman
 
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
Permen PU No. 16 Th 2009 Ttg Pedoman Penyusunan RTRW KabupatenKabupaten isi p...
 
pengelolaan wpppk.pptx
pengelolaan wpppk.pptxpengelolaan wpppk.pptx
pengelolaan wpppk.pptx
 
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan DaerahPenyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di DaerahPemanfaatan Tata Ruang di Daerah
Pemanfaatan Tata Ruang di Daerah
 
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANGPERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN TATA RUANG
 
Definisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptx
Definisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptxDefinisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptx
Definisi Kota dan Kawasan PerkotaanKawasan Kota.pptx
 
Perda RTRWP Sulsel No 3 tahun 2022.pdf
Perda RTRWP Sulsel No 3 tahun 2022.pdfPerda RTRWP Sulsel No 3 tahun 2022.pdf
Perda RTRWP Sulsel No 3 tahun 2022.pdf
 

Recently uploaded

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 

TUGAS KELOMPOK HUKUM PERENCANAAN - INSTRUMEN JIS.pptx

  • 1. 12 OKTOBER 2022 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
  • 2. PENATAAN RUANG 02 PENGATURAN DI PUSAT, PROVINSI DAN DAERAH 03 04 05 PEMBAHASAN INSTRUMEN HUKUM TERKAIT PENGATURAN-PENGATURAN KHAS DAERAH PEMBAHASAN STUDI KASUS (JIS) SEJARAH INSTRUMEN PENATAAN RUANG 01 06 KESIMPULAN REKOMENDASI STUDI KASUS (JIS)
  • 3. • Rencana tata ruang mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Peraturan tata ruang di mulai pada tahun 1948 yaitu dengan berlakunya Stadsvormingsordonnantic atau disingkat SVO dan lebih dikenal dengan ordonansi pembentukan kota. Semakin pesatnya perkembangan pembangunan di Indonesia maka diperlukan aturan-aturan sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan kota. Era orde baru telah dibuat aturan seperti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1980 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota, Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 503/KPTS/1985 tentang Tugas-tugas dan Tanggung Jawab Perencanaan Kota, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1987 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kota. Sejarah penataan ruang, Indonesia baru pertama kali memiliki undang-undang penataan ruang yang disahkan pada tanggal 13 Oktober 1992 yang lalu Sejarah Instrumen Hukum
  • 4. Sebelum Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 disahkan, acuan hukum yang dipakai dalam penataan ruang dan pembangunan daerah adalah: 1. Provincie Ordonantie Stbl. Nomor 79 Tahun 1924 yang mengatur tentang pemerintahan daerah tingkat provinsi. 2. Regentschaps Ordonantie Stbl. Nomor 79 Tahun 1924 yang mengatur tentang pemerintahan daerah tingkat kabupaten. 3. Stadsgemeente Ordonantie Stbl. Nomor 365 Tahun 1926 yang mengatur tentang pemerintahan daerah perkotaan. Setelah berlaku selama kurang lebih 20 tahun, aturan tersebut kemudian diganti dengan Stadsvorming Ordonantie (SVO) Stbl. No. 168 Tahun 1948, dan peraturan pelaksanaannya ditetapkan dalam Stadsvorming Verordening (SVV) Stbl. 49 Tahun 1949
  • 5. a. Berdasarkan system (system wilayah dan system internal perkotaan) 1. Sistem Wilayah, penataan ruang berdasarkan sistem wilayah merupakan pendekatan dalam penataan ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah. 2. Sistem Internal perkotaan, penataan ruang berdasarkan sistem internal perkotaan merupakan pendekatan dalam penataan ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan di dalam kawasan perkotaan. c. Berdasarkan Wilayah Administratif Penataan Ruang Wilayah Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota • Penataan ruang wilayah nasional • Penataan ruang wilayah provinsi • Penataan ruang wilayah kabupaten/kota. b. Berdasarkan fungsi kawasan (kawasan lindung dan kawasan budidaya) 1. Kawasan Lindung : • Kawasan yang memberikan pelindungan kawasan bawahannya, antara lain, kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, dan kawasan resapan air; • Kawasan perlindungan setempat, antara lain, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk, dan kawasan sekitar mata air; • Kawasan suaka alam dan cagar budaya, antara lain, kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional, taman hutan raya, taman wisata alam, cagar alam, suaka margasatwa, serta kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan; • Kawasan rawan bencana alam, antara lain, kawasan rawan letusan gunung berapi, kawasan rawan gempa bumi, kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir; dan • Kawasan lindung lainnya, misalnya taman buru, cagar biosfer, kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan pengungsian satwa, dan terumbu karang. 2. Kawasan Budi Daya Yang termasuk dalam kawasan budi daya adalah kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan permukiman, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan tempat beribadah, kawasan pendidikan, dan kawasan pertahanan keamanan. Penataan Ruang
  • 6. Kegiatan Kawasan Perkotaan (PP 15 Tahun 2010) Pasal 65 kriteria Kawasan perkotaan Kegiatan Kawasan Pedesaan (PP 15 Tahun 2010) Pasal 73 kriteria Kawasan pedesaan - fungsi kawasan produksi pertanian kabupaten - sistem jaringan prasarana pendukung kegiatan pertanian - aglomerasi penduduk yang bermata pencaharian petani, nelayan, penambang rakyat, atau pengrajin kecil - tatanan nilai budaya lokal dan berfungsi sebagai penyangga budaya dan lingkungan hidup bagi wilayahnya - kegiatan utama pertanian dan pengelolaan sumber daya alam termasuk perikanan tangkap - susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan termasuk kawasan transmigrasi, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi - kerapatan sistem permukiman dan penduduk yang rendah - bentang alam berciri pola ruang pertanian dan lingkungan alami. d. Berdasarkan Kegiatan Kawasan (UU Nomor 26 Tahun 2007) Pasal 5 ayat 4)
  • 7. e. Berdasarkan Nilai Strategis Kawasan strategis (UU no 26 tahun 2007) pasal 5 ayat 5 - Kawasan strategis nasional - Kawasan strategis provinsi - Kawasan strategis kabupaten/kota Kawasan strategis nasional adalah Kawasan yang menurut peraturan perundang-undangan ditetapkan sebagai kawasan khusus. Yang mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara Kawasan strategis diprioritaskan karena mempunyai pengaruh di lingkup provinsi maupun kabupaten, baik ekonomi, sosial, budaya, dan atau lingkungan, termasuk warisan dunia
  • 8. Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2021 Tentang penyelenggaraan penataan ruang - Pusat/Nasional - Provinsi - Daerah Kabupaten / Kota Pengaturan di Pusat, Provinsi, dan Daerah
  • 9. Pusat Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dilaksanakan oleh Menteri yang mencakup ruang darat, ruang udara, dan ruang laut dalam wilayah yurisdiksi. RTRW Nasional menjadi acuan untuk penyusunan rencana lainnya antara lain: • Penyusunan RTR pulau/kepulauan • Penyusunan RTR KSN • Penyusunan RZ KSNT • Penyusunan RZ KAW • Penyusunan RDTR KPN • Penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi • Penyusunan rencana tata ruang wilayah kabupaten dan rencana tata ruang wilayah kota • Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional • Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional Provinsi Penyusunan rencana tata ruang wilayah provinsi dilaksanakan oleh pemerintah daerah provinsi. RTRW provinsi mengacu dari RTRW Nasional, RTR Pulau/Kepualaun/ RTR KSN, RZ KAW, dan RZ KSNT. RTRW Provinsi dibuat sebagai acuan penyusunan beberapa rencana antara lain: ● RTRW Kabupaten/Kota ● RPJPD Provinsi ● RPJMD Provinsi Daerah Kabupaten/Kota Penyusunan rencana tata ruang kabupaten/kota dilaksanakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota. Rencana tata ruang wilayah daerah kabupaten/kota harus mengacu paling sedikit pada RTRW Nasional, RTR pulau/Kepulauan, RTR KSN, dan RTRW Provinsi. ● Kabupaten RTRW kabupaten menjadi acuan untuk penyusunan RDTR Kabupaten, RPJPD Kabupaten, RPJMD Kabupaten ● Kota RTRW Kota menjadi acuan untuk penyusunan RDTR kota, RPJPD kota, RPJMD kota dan memuat rencana penyediaan dan pemanfaatan RTH public, RTH Privat, Ruang terbubka nonhijau, ruang evakuasi bencana, prasarana dan sarana jaringan jalan kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal.
  • 10. Sesuai dengan arahan Gubernur Provinsi DKI Jakarta pada Peraturan Gubernur Nomor 14 Tahun 2019, PT Jakarta Propertindo ditugaskan untuk melakukan pengembangan Kawasan Taman BMW seluas ± 22 Ha di Kelurahan Papanggo Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kawasan Taman BMW tersebut rencananya akan dikembangkan sebagai kawasan yang mempunyai fungsi komersil, hunian, dan olahraga. Sebagai bagian dari kesinambungan dengan program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya dan sekaligus menjadi program prioritas Gubernur Provinsi DKI Jakarta saat ini, fasilitas olahraga yang akan dikembangkan di Kawasan Taman BMW adalah berupa Stadion Internasional Jakarta (Jakarta International Stadium). Jakarta International Stadium direncanakan dibangun dengan memenuhi standar stadion FIFA, termasuk di dalamnya adalah mengakomodasi jumlah penonton sebanyak 82.000 penonton. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2014 tentang Rencana RDTR dan Peraturan Zonasi serta RDTR WP 2022-2042 (PerGub 31/2022), Kawasan Taman BMW merupakan kawasan yang diprioritaskan penanganannya dengan fungsi pengembangan kawasan rekreasi dan olahraga dilengkapi prasarana skala internasional
  • 11. KAWASAN OLAHRAGA TERPADU JAKARTA INTERNASIONAL STADIUM Aturan dan kebijakan Isu Pengembangan Kawasan: • Ikon Kota Jakarta • Ruang publik skala kota • Degradasi ruang hijau kota • Perkembangan permukiman • Kebutuhan pemenuhan aktivitas warga kota Pengendalian Tata Ruang Panduan Pengaturan Ruang Kota Panduan Teknis Rancang Kota PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN MASYARAKAT KOTA FUNGSI REKREATIF FUNGSI EKONOMI MOBILITAS FUNGSI HUNIAN FUNGSI EKOLOGIS
  • 12. Referensi hukum dari pelaksanaan kegiatan Penyusunan PRK Pengembangan Kawasan Olahraga Terpadu Jakarta International Stadium adalah sebagal berikut: 1. Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 2. Undang-Undang Nomor 29 tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta Sebagai Ibukota DKI Jakarta; 3. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang RTRW 2030; 4. Peraturan Gubernur No. 147 tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Panduan Rancang Kota; 5. Permen ATR/BPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit; 6. Peraturan Gubernur No. 67 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Kawasan Berorientasi Transit; 7. Peraturan Gubernur No. 50 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur No. 67 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Kawasan Berorientasi Transit; 8. Peraturan Gubernur No. 31 tahun 2022 tentang Rencana Detil Tata Ruang Wilayah Perencanaan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
  • 13. Intensitas pemanfaatan lahan diupayakan sesuai dengan arahan Perda No.1 tahun 2014 tentang RDTR dan PZ yang bertujuan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas distribusi intensitas dari pemanfaatan lahan. Arahan distribusi intensitas pemanfaatan lahan yang ada di Kawasan JIS, yaitu sebagai berikut: 1. Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka prosentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun terhadap luas lahan/ tanah perpetakan/ daerah perencanaan yang dikuasai. KDB maksimum: 50%. 2. Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka prosentase perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun terhadap luas lahan/ tanah perpetakan/ daerah perencanaan yang dikuasai. KLB maksimum: 3,5. 3. Ketinggian Bangunan, yaitu ketinggian yang diperbolehkan terbangun pada suatu bangunan pada daerah perencanaan. Ketinggian Bangunan zona publik (area pemerintahan, area komersial, fasilitas umum, dan fasilitas sosial): diarahkan 2 hingga 40 lantai. Ketinggian Bangunan zona privat (area permukiman) pada zona penyangga TOD (R 700 m): diarahkan 32 lantai (hunian vertikal).
  • 14. Kawasan Olah Raga Terpadu Jakarta International Stadium (JIS) merupakan kawasan terpadu yang juga memiliki kawasan TOD berbasis rel. Kondisi kawasan JIS: 1. dilayani kelas jalan arteri atau minimum kolektor; 2. dilayani infrastruktur dasar berupa jaringan air bersih, jaringan air limbah, sampah, dan jaringan listrik; 3. jaringan jalan terhubung dengan titik transportasi angkutan umum massal dan dilengkapi dengan jalur pedestrian; 4. memiliki pengelola kawasan; 5. kawasan dengan risiko bencana rendah dan/atau telah memiliki mitigasi bencana; 6. luas kawasan lebih dari lima hektar (Pergub 14/2019: 26,533599 Ha) 7. berada pada simpul transit jaringan angkutan umum massal berbasis rel dan/atau berbasis jalan; dan 8. dilayani sarana angkutan umum massal (SAUM) dengan kapasitas layanan frekuensi sedang dan/atau frekuensi tinggi. Sumber: California Department of Transportation, 2002 Transit Oriented Development TOD adalah suatu bentuk kota (urban form) dengan ciri-ciri kepadatan bangunan kawasan tinggi (high density), compact & mixed land serta menyediakan transportasi umum massal yang efisien dan berkualitas tinggi serta menyediakan lingkungan pejalan kaki yang ideal.
  • 15. Sumber: Jakpro, 2022 6 6 LEGENDA: 1. JIS 2. ITF 3. HIPPO JIS 4. LRT Fase 2A 5. Waduk Cincin 6. Area bangunan komersil 7. Lapangan latihan 8. Akses utama stadion 9. Plaza public/plaza shalat 10.Jalur Pedestrian/jalur inspeksi 11.Taman BMW 12.Jalan Tol 13.Urban farming (area darat) 14.Urban farming (area stadion) 7 8 8 9 9 9 10 10 11 12 13 14
  • 17. 1. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu melakukan upaya untuk mencapai target Ruang Terbuka Hijau yang dijabarkan dalam Undang-Undang Penataan Ruang, Peraturan Menteri Dalam Negeri, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum adalah minimal luas lahan tidak terbangun di Kecamatan Tanjung Priok saat ini tetap dipertahankan. 2. Pembangunan Jakarta International Stadium di Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok nantinya harus seimbang dengan pembangunan hunian dan fasilitas pendukung kawasan. 3. Salah satu alternatif perencanaan pembangunan dan penyediaan lahan permukiman bagi masyarakat, antara lain dengan melakukan pembangunan ke atas (tidak rumah tapak) dengan meningkatkan koefisien lantai bangunan sebagai fasilitas pendukung kawasan Jakarta International Stadium. 4. Diperlukan upaya konservasi air tanah agar ketersediaannya menjadi lebih baik, antara lain dengan memanfaatkan ruang terbuka hijau untuk membuat sumur resapan dan lubang biopori sehingga air hujan dapat diserap dan masuk kedalam tanah. Selain itu, perlu memetakan wilayah kelurahan yang belum terlayani akses air perpipaan (PDAM) dan menjadi prioritas untuk menyediakan air bersih melalui perpipaan. 5. Perencanaan pembangunan wilayah perlu mempertimbangkan daerah rawan bencana banjir. 6. Pada kawasan perencanaan membutuhkan supply air yang cukup besar diperlukan kerjasama dengan instansi terkait untuk menyediakan air tersebut. 7. Perlu membangun pusat pengolahan air limbah sebelum dialirkan ke badan air untuk mengurangi beban kualitas kali yang ada.