SlideShare a Scribd company logo
1 of 297
1
TARIKH TASYRI’ PADA MASA
RASULULLAH SAW
AYU AZKIAH
15230013
2
KONDISI BANGSA ARAB PRA-ISLAM
A. KONDISI BANGSA ARAB PRA-ISLAM
Sejarah perkembangan penduduk Arab tidak dapat dipisahkan dari sejarah
perkembangan Islam. Bangsa Arab adalah suatau bangsa yang diasuh dan dibesarkan oleh
Islam. Sebaliknya Islam juga merupakan agama yang perkembangannya dipengaruhi
pearadaban bangsa Arab.
Lingkungan alam dimana suatu bangsa hidup serta berkembang memiliki pengaruh
yang besar dalam pemabentukan tingkah laku masyarakat, ekonomi, sosial, adat istiadat,
serta budaya pada bangsa tersebut. Bangsa Arab sangat kental dengan kebudayaan mereka
yang tidak memiliki akidah.
Beberapa kebiasaan yang berkaitan dengan moral bangsa Arab sebelum datangnya
Islam. Bangsa Arab pada masa itu suka sekali meminum tuak atau arak. Kebiasaan ini
menjadi merata, kecuali hanya beberapa orang saja yang dihitung jumlahnya. Karena
kegemaran pada minuman yang memabukkan, merupakan hasil buatan mereka.
Salah satu cara mereka meminum arak adalah dengan meminum bersama-sama dalam
suatu pertemuan, sambil berjudi dan memakan daging unta. Tidak heran jika sebagian dari
sahabat Rasulullah SAW pada masa awal datangnya islam dan ayat larangan meminum
khamar belum diturunkan, banyak yang masih suka meminum minuman keras akibat dari
kebiasaan mereka pada masa jahilliah.
Judi merupakan salah stau permainan yang sangat disukai oleh umumnya bangsa
Arab pada massa sebelum Islam. Perjudian yang mereka lakukan dengan manjadikan unta
sebagai taruhannya. Sehingga terkadang, hingga berpuluh-puluh unta jadi taruhan. Orang
yang tidak suka berjudi oleh mereka di pandang seorang yang kikir yang biasa dinamakan
barm.Orang yang seperti itu akan dipandang rendah, sehingga setiap orang yang menikah
dengannya itu juga dipandang hina.
3
Tidak hanya memiliki kebiasaan berjudi dan minum khamar, tetapi juga memiliki
kebiasaan perzinahan. Perzinahan yang dilakukan oleh laki-laki dan peempuan dianggap
hal yang biasa pada saat itu. Mayoritas orang Arab pada massa itu melakukannya.
Para perempuan pelacur dengan terang-terangan membuka kedai pelacuran dan
mereka memasang bendera didepan rumahnya sebagai tanda. Hamba sahaya di jadikan
mata pencahatian, mereka disuruh menjual kehormatannya, lalu upah yang diterima di
setorkan kepa tuannya.Pencurian dan perampokan bagi bangsa Arab pada massa itu juga
merupakan hal yang dianggap biasa. Bahkan tidak hanya kaum laki-laki yang melakukan
hal semacam itu, kaum perempuan juga melakukannya.
Dalam urusan makan dan minuman, masyarakat Arab pada saat itu umunya tidak ada
hal-hal yang dianggap kotor dan jijik. Pada saat itu bangsa Arab sangat kotor dalam hal
makanan. Bangsa Arab pada massa itu dikenal sangat kejam hingga melampaui batas
perikemanusiaan. Terhadap sesama manusia berlaku kejam, bahkan anak perempuan
dikubur hidup-hidup didalam tanah dan adakalanya ditaruh disatu tempat seperti tong. Lalu
diluncurkan dari tempat yang tinggi.
Pada massa itu, tidak ada aspek politik. Mereka menggunakan sistem kabilah-kabilah,
dan setiap kabilahnya memiliki satu orang pemimpin. Tidak ada kekuasaan yang menyatu
kabilah-kabilah ini. Sistem kabilah ini tidak mengikat kepada masyarakatnya. Sehingga
pada saat ini, terjadi ketidak teraturan dan ketertiban pada bangsa Arab massa itu sebelum
Islam.
Karaktarestik orang Arab adalah bangga dan sensitif. Bangga karena bangsa Arab
memiliki sastra yang terkenal, kejayaan sejarah Arab, dan mahkota bumi pada masa klasik
dan bahasa Arab sebagai bahasa ibu yang terbaik diantara bahasa-bahasa lain di dunia.
Dalam bidang hukum, Mustafa Sa’id Al-Khinn sebagaimana dikutip oleh Jaih Mubarok
menyebutkan bahwa bangsa Arab pra-Islam menjadikan adat sebagai hukum dengan
berbagai bentuknya. 1
1 Juhaya S. Praja, Sejarah Hukum Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), h. 45
4
Sebelum datangnya Islam masyarakat arab telah mengetahui ke-Esaan Allah SWT.
Dan lebih tegas, mereka sudah mengikuti agama yang menuhankan Allah SWT. Karena
pada umumnya sejak beberapa tahun yang lampau, sebelum Nabi Muhammad diutus, sudah
kerap kali kedatangan dakwah dari para nabi utusan Allah, yang menyampaikan seruan
kepada mereka supaya menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa semata-mata. Dalam
Al–Qur’an surat An-Najm ayat 20-21 dan Az-Zuhruf ayat 87 menyebutkan bahwa
sebenarnya mereka masih mempercayai ke-Esaan Allah SWT sebagai pencipta, pengatur
dan pemelihara alam semesta. Jika ditanyakan kepada orang Arab, mengapa menyembah
patung dan berhala, mereka menjawab bahwa semua itu dilakukan demi mendekatkan diri
kepada Allah SWT sang pencipta.
Daerah Arab dikenal sebagai pulau dan dinamakan dengan Jaziratul Arabiyah.
Karena Sebelah barat daerah arab dibatasi oleh laut merah, sebelah timur dibtasi Teluk
Persia dan laut oman atau sungai Trigris dan Euprhat. Sebelah selatan dibatasi oleh
Samudra Hindia dan sebelah utara dibatasi oleh Gurun Sahara. Jazirah Arab itu lusnya
kurang lebih 1.100.000 mil2 atau farsakh atau 3.156.558 km2. Tanah yang sedemikian
luasnya itu sepertiganya ditutupi oleh lautan pasir, yang diantaranya yang paling besar
adalah yang terjena dengan nama ar-Rabi’il Khaly. Bukan dengan oasir-pasir saja, tetapi
dipenuhi pula dengan batu-batu yang besar atau gunung-gunung batu yang tinggi. Gunung
yang paling terkenal paling besar dan tinggi terkenal dengan nama Jabal as-Sarat. Di
dalam pulau pasir ini tidak sungai yang mengalir karen lembah-lembahnya sebentar berair
dan sebentar kering, airmya mengalir masuk kedalam padang-padang pasir dan sebagian
masuk ke dalam lautan. Daerah seluas itu, didiami oleh kurang lebih 10-12juta jiwa.
B. KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW
Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada Senin, 12 Rabiul Awal, Tahun Gajah, tahun
ketika Abrahah al-Asyram memerangi Makkah dan menghancurkan Ka’bah tapi gagal.
Abrahah dan pasukannya di hancurkan Allah dan dijadikan sebagai tanda kekuasaan-Nya
bagi umat manusia sebagaimana terangkum dalam surat al-fil.
5
Beliau dilahirkan yatim di rumah Abu Thalib dari Bani Hasyim. Ayah beliau,
Abdullah meninggal dunia saat beliau berumur dua bulan dalam kandungan sang ibu,
Aminah bin Wahb. Beliau kemudian diriwat kakeknya, Abdul Muthalib, dan disusui
seorang perempuan dari Bani Sa’d ibn Bakr bernama Halimah bint Abi Dzu’ayb Abdillah
ibn al-Harits.2
Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai pengembala kambing keluarganya dan
kambing penduduk Makkah. Melalui kegiatan pengembangan ini dia menemukan tempat
untuk berfikir dan merenung. Dalam suasana demikian, dia ingin melihat sesuatu di balik
semuanya. Pemikiran dan perenungan ini membuatnya jauh dari segala pemikiran nafsu
duniawi, sehingga ia terhindar dari berbgai mcam nooda yang dapat merusak namanya,
arena itu sejak muda ia sudah dijuluki al-amin, orang yang terpaercayaa.
Pada usia yang kedua puluh lima, Muhammad berangakat ke Syria membawa barang
dagangan saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, Khadijah. Dalam
perdagangan ini, Muhammad memperoleh laba yang besar. Khadijah kemudaian
melamarnya. Lamaran itu diterima dan perkawinan segera dilaksanakan. Ketika itu
Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah 40 tahun. Dalam perkembangan selanjutnya,
Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam dan banyak membantu nabi dalam
perjuangan menyebarkan Islam.
Pada malam Senin 17 Ramadhan tahun 13 sebelum Hijrah bertepatan dengan 6
Agustus 610 M, selagi Muhammad berkhalwat di gua Hira, Jibril menyampaikan wahyu
pertama:
( َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫ْم‬‫س‬‫ا‬ِ‫ب‬ْ‫أ‬ َ‫ر‬ْ‫اق‬1( ٍ‫ق‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ان‬َ‫س‬ْ‫ن‬ِْ‫اْل‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ )2( ُ‫م‬َ‫ر‬ْ‫ك‬َ ْ‫اْل‬ َ‫ُّك‬‫ب‬َ‫ر‬َ‫و‬ْ‫أ‬ َ‫ر‬ْ‫اق‬ )3‫ا‬ِ‫ب‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ )( ِ‫م‬َ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫ل‬4)
( ْ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ان‬َ‫س‬ْ‫ن‬ِْ‫اْل‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫ع‬5(
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu itu Maha Mulia. Da
2 Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Buku Pintar Sejarh Islam, Jejak Langkah Peradaban Islam
dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, (Jakarta: Zaman, 2014), h.21-22
6
telah mengajar denagn Qalam. Dia telah mengajar mausia apa yang tidak
mereka ketahui. (QS. Al-alaq: 1-5).
Setelah wahyu pertama itu datang, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lam,
sementara Nabi Muhammad menentikannya dan selalu datang ke gua Hira’. Dalam keadaan
menanti itulah turun wahtu yang membawa perintah kepadanya. Wahyu itu berbunyi
sebagai berikut:
( ُ‫ر‬ِ‫ث‬َّ‫د‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫يا‬1)( ْ‫ر‬ِ‫ذ‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ق‬2)( ْ‫ر‬ِ‫ب‬َ‫ك‬َ‫ف‬ َ‫َّك‬‫ب‬َ‫ر‬َ‫و‬3)( ْ‫ر‬ِ‫ه‬َ‫ط‬َ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫ب‬‫يا‬ِ‫ث‬َ‫و‬4)( ْ‫ُر‬‫ج‬ْ‫ه‬‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ْز‬‫ج‬ُّ‫الر‬ َ‫و‬5ُ‫ر‬ِ‫ث‬ْ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬ُ‫ن‬ْ‫م‬َ‫ت‬ ‫ال‬َ‫)و‬
(6)( ْ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫ص‬‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ِ‫ل‬َ‫و‬7)
Hai orang yang berselimut, bangun, dan beri ingatlah. Hendaklah engakau
besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakainmu, tinggalkanlah perbuatan dosa,
dan janganlah engkau memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang
lebih banyak dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah (Al-
Muddatstsir: 1-7).
Nabi Muhammad lahir dari kalangan kaum Quraisy terkemuka. Beliau menyiarkan
ajaran agama Islam pertama kali di Kota Makkah selama kurun waktu sebelas tahun.
Setelah di Makkah, beliau kemudian hijrah ke Madinah bersama dengan kaum Muslim
lainnya. Sesampainya disana, beliau mendapatkan sambutan hangat dari penduduk
Madinah sehingga disamping menjadi agamawan (rasul) beliau juga menjadi tokoh
masyarakat yang dapat meletakkan dasar-dasar kemasyarakatan dalam mencapai
terbentuknya penduduk yang tamaddun.
Rentang waktu pendirian dan pembentukan hukum Islam pada masa Rasulullah
SAW, di mulai sejak diutusnya Rasulullah SAW pada tahun 610M hingga wafatnya
Rasulullah. Jadi, secara keseluruhan fase ini berlangsung selama dua puluh tiga tahun.
TARIKH TASYRI’ PADA MASA RASULULLAH SAW
Nabi Muhammad adalah seseorang manusia revolusioner sejati. Keberhasilannya
mengubah pola kehidupan masyarakat Arab hingga belahan dunia dalam berbagai aspek
7
kehidupan.3 Pembentukan hukum Islam pada masa Nabi Muhammad SAW terbagi menjadi
dua periode: Periode Mekkah dan Periode Madinah.
A. PERIODE MEKKAH
Rasulullah SAW melaksanakan dakwah di Mekkah selama kurang lebih 13 tahun.
Dalam periode ini, nabi telah mencurahkan perhatiannya untuk memperbaiki kepercayaan
masyarakat Arab dengan menanamkan dan memperhamba diri kepada Allah. Oleh karena
itu, ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah sebelum hijrah berisi tentang larangan
untuk menyekutukan Tuhan, dan menyeru mereka dengan menerangkan para nabi
terdahulu dan sejarah umat-umat yang lalu, mengajarkan mereka untuk meninggalkan
tradisi-tradisi buruk yang diwariskan oleh nenek moyang. Oleh sebab itu, kebanyakan ayat
Makiyah berisikan hal-hal yang berkaitan dengan akidah dan keyakinan, akhlak dan sejarah
masa lalu.4
Wahyu pada periode ini turun untuk memberikan petunjuk dan arahan kepada
manusia kepada dua perkara utama5:
a. Mengokohkan akidah yang benar dalam jiwa atas dasar iman kepada Allah, beriman
kepada Malaikat, Kitab-Kitab, Rasul dan Hari Akhir.
b. Membentuk akhlak agar manusia memiliki sifat yang mulia dan menjauhkan sifat
tercela. Al-qur’an memerintahkan berkata jujur, menepati janji adil, saling tolong-
menolong, memuliakan tetangga. Selain itu Al-qur’an juga melarang dari akhlak tercela.
Seperti berdusta, menipu, ingkar janji, berbuat zalim, menganiaya dan perilaku lain yang
dianggap melampaui batas.
Namun, Rasulullah SAW tidak mendapatkan tempat di hati masyarakat Mekkah.
Beliau telah menjumpai bermacam-macam hal yang menyakitkan dan bermacam-macam
3 Abdul Majid Khon, IkhtisarTarikh Tasyri’ : Sejarah Pembinaan Hukum Islam dari Msa ke Masa, (Jakarta:
Amzah, 2013), h.15
4 Dedi Supriyadi, Sejarah Hukum Islam (dari Kawasan Jazirah Arab Sampai Indonesia), (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2010), h. 61-62
5Rasyad Hasan Khalil, Tarikh Tasyri’, ( Jakarta : AMZAH Sinar Grafika Offset, 2015 ), h. 42
8
fitnah.Orang-orang musyrik menghalangi penduduk Mekkah mendengarkan Al-Qur’an,
dan menerima ajakan Rasulullah dengan kedustaan yang mereka perbuat.
Orang-orang Mekkah (yang masuk Islam) terpaksa meninggalkan Mekkah Menuju
Habsyi dengan melarikan diri demi agama, karena pada saat itu mereka tidak mempunyai
kekuatan apapun. Adapun ciri masyarakat pada fase Mekkah sebagai berikut:
1. Jumlah muslim masih minoritas
2. Kekuatan yang dimiliki masih sangat lemah
3. Dikucilkan dari masyarakat Mekkah saat itu
B. PERIODE MADINAH
Periode Yastrib atau Madinah di mulai pada hijrahnya Nabi Muhammad SAW
bersama para sahabat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah (28 Juni 622 M).
Hijrah adalah perpindahan Nabi Muhammad SAWdari Mekkah ke Madinah.
Tujuan hijrahnya beliau beserta para sahabatnya yaitu:
“Menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman dan kekerasan kaum
kafir Quraisy. agar mendapat keamanan dan kebebasan dalam beribadah serta berda’wah”
(QS. An-Nahl, 16:41-42 ).
Pada peiode Madinah disyari’atkan hukum kemasyarakatan yang mencakup
muamalah, ijtihad, jinayah, mawaris, wasiat, talak, sumpah, dan peradilan. Keitka Nabi
menetap di Madinah, hukum-hukum amaliah dan kemasyarakatn mulai ditetapkan. Periode
ini berlangsung selama sepuluh tahun dan disebut dengan fase pembentukan undang-
undang.6
Pada periode Madinah ini membahas masalah yang berkaitan dengan masalah hukum.
Hukum itu akan dapat dilaksanakan bila dilindungi oleh kekuatan politik. Dalam periode
6 Abdul Majid Khon, IkhtisarTarikh Tasyri’ : Sejarah Pembinaan Hukum Islam dari Msa ke Masa, (Jakarta:
Amzah, 2013), h.23
9
Madinah, kekuatan politik itu sudah dibangun dengan disepakatinya piagam Madinah
dengan mengukuhkan Nabi sebagai kepala negara.7
Pada saat Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau disambut dengan meriah oleh pengikut-
pengikutnya, selain itu umat muslim sudah bisa meninggalkan aqidah lamanya. Ciri-ciri
masyarakat fase Madinah sebagai berikut8:
1. Jumlahnya telah banyak serta berkualitas
2. Mengeliminasi permusuhan dalam rangka mengesakan Allah SWT
3. Telah adanya syariat Islam untuk mencapai kebaikan dalam masyarakat
4. Membentuk aturan damai dalam perang
Pada periode ini Islam sudah kuat dan berkembang dengan pesatnya, jumlah umat
Islam pun sudah betambah banyak dan mereka sudah memiliki suatu pemerintahan yang
gilang gemilang. keadaan inilah yang mendorong perlunya mengadakan tasyri’ dan
pembentukan undang-undang untuk mengatur perhubungan antara individu dari suatu
bangsa dengan bangsa lainnya, dan untuk mengatur pula perhubungan mereka dengan
bangsa yang bukan Islam baik di waktu damai maupun perang.
Ada tiga aspek yang perlu dijelaskan dari proses perkembangan syariat pada periode ini:
1. Metode Nabi dalam menerangkan hukum. Dalam banyak hal syariat Islam Turun
secara global nabi sendiri tidak menjelaskan apakah perbuatannya itu wajib atau
sunnah, bagaimana syarat dan rukunnya dan lain sebagainya. Seperti ketika nabi
salat para sahabat melihat salat nabi dan mereka mengikutinya tanpa menanyakan
syarat dan rukunnya.
2. kerangka hukum syariat. Ada hukum yang disyariatkan untuk suatu persoalan yang
dihadapi oleh masyarakat, seperti bolehkah menggauli istri ketika mereka sedang
haid, bolehkah berperang pada bulan haji. Dan ada pula yang disyariatkan tanpa
7 Yayan Sopyan, Tarikh Tasyri’ Sejarah Pembentukan HukumIslam (Depok: Gramata Publishing, 2010),
h.61
8 Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan HukumIslam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2003),
h.22-23
10
didahului oleh pertanyaan dari sahabat atau tidak ada kaitannya dengan persoalan
yang mereka hadapi, termasuk didalamnya adalah masalah ibadah dan beberapa hal
yang berkaitan dengan muamalat.
3. turunnya syariat secara bertahap (periodik). Maksudnya pembentukan kondisi
masyarakat yang layak dan Siap dan menerima Islam harus menjadi prioritas yang
diutamakan.
Dasar kehidupan masyakat periode Madinnah:
a) pembangunan mensjid
Rasulullah SAW memperkokoh hubungan masyarakat dengan membangun mesjid.
Mesjid menjadi sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin. Selain itu,
mesjid juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
Ketika Rasulullah SAW menetap di Yastrib, penduduknya terdiri dari umat islam,
umat yahudi, dan orang-orang arab yang belum masuk islam. Dalam sebuah
Piagam Yastrib mengandung 32 pasal yang menyentuh segenap aspek kehidupan
(akidah, akhlak, kebijakan, undang-undang, dll).
b) membangun ukhuwah Islamiyah
Nabi mempersaudarakan antara golongan muhajirin (orang-orang yang hijrah dari
Mekah ke Madinah), dengan golongan anshar (penduduk Madinah yang sudah
masuk Islam dan ikut membantu perjuangan kaum muhajirin tersebut). Dengan
denikian diharapkan setiap muslim memiliki keterikatan emosiaonal dalam suatu
persaudaraan dan kekeluargaan. Strategi yang dilakukan oleh Rasulullah SAW
seperti ini, berarti Rasulullah SAW menciptakan persaudaraan yang baru, yaitu
persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan darah.
c) memberikan kebebasan beragama. Hubungan persahabatan yang baik dengan
pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam. Di Madinah, disamping orang-orang
arab Islam, juga terdapat golongan masyarakat Yahudi dan juga orang-orang Arab
yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Baik muslim maupun yang
11
lain seharusnya percaya, bahwa barang siapa menerima pimpinan Allah dan sudah
masuk kedalam agama Allah, akan terlindung dari gangguan. Bagi orang yang
sudah beriman akan bertambah kuat keimanannya, sedangkan bagi yang masih
ragu-ragu atau masih takut-takut khawatir dan lemah, akan segera pula menerima
imannya atas izin Allah swt. Pikiran inilah yang mula-mula meyakinkan
Muhammad Rasulullah SAW tinggal di Madinah. Maka ke arah politik
pemerintahan dan seluruh sektor kehidupannya ditujukan, tujuan dalam cakupan
yang luas yaitu yang bisa memberikan jawaban dari setiap permasalahan,
memberikan ketenangan jiwa bagi mereka yang menganut agamanya masing-
masing dalam cakupan tujuan yang lebih sempit. Agar stabilitas masyarakat dan
negara dapat diwujudkan dengan baik ditengah-tengan kemajemukan ini, maka
Rasulullah SAW sebagai kepala negara mengadakan ikatan perjanjian dengan
mereka. Sebuah piagam yang menjamin kebebasan beragama, setiap orang memiliki
hak dan kebebasan dalam bidang politik dan keagamaan, kemerdekaan beragma
terjamin dan seluruh anggota masyarakat berkewajiban mempertahankan keamanan
negara tersebut dari serangan luar. Dalam perjanjian itu jelas disebutkan bahwa
Rasulullah menjadi kepala pemerintahan karena sejauh menyangkut peraturan dan
tata tertib umum, maka otoritas mutlak diberikan kepada beliau SAW. Dalam
bidang sosial, beliau juga meletakkan dasar persamaan antar sesama manusia.
d) hidup damai dan berdampingan dalam lingkungan sosial dan negara. Rasulullah
SAW sangat mendambakan perdamaian, dan tidak menyukai peperangan. Dalam
hal ini beliau sangat cermat dalam menyikapinya. Beliau SAW tidak akan
menempuh jalan perang selama masih bisa di rundingkan untuk mendapatkan jalan
keluar yang sama-sama menguntungkan. Nabi Muhammad SAW tidak akan
memilih jalan perang, kecuali dalam keadaan terdesak, terpaksa untuk membela
kebebasan, membela agama dan kepercayaan. Rasulullah SAW mengizinkan umat
Islam berperang dengan dua alasan: pertama, untuk mempertahankan diri dan
12
melindungi hak miliknya. Kedua, menjaga keselamatan dalam penyebaran
kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang / golongan yang
menghalanginya.
e) penguatan dalam bidang ekonomi. Kalau masjid tempat beribadah kaitannya
dengan ukhrawi, maka pasar adalah tempat atau pusat ekonomi melalui
perdagangan yang sudah diajarkan tata cara dan normanya oleh Rasulullah SAW,
pemberdayaan ekonomi di Madinah pada waktu itu juga melalui bidang pertanian,
bekerjasama antara kaum pendatang dengan kaum pribumi yang menjadi pemilik
tanah-tanah pertanian tersebut.
Pada fase ini kekuasaan hukum didasarkan kepada Rasulullah SAW secara langsung
tanpa campur tangan orang lain. Sementara sumber yang digunakan adalah wahyu, baik
yang matlu al-Qur’an ataupun ghoiru matlu yaitu Sunnah, sehingga pada masa ini belum
pernah terjadi perselisihan dalam hukum. Dan kebanyakan dari ayat-ayat yang diturunkan
berkenaan atau sesuai dengan suatu peristiwa atau menjadi jawaban dari pertanyaan. Oleh
karena itu, pada fase ini Islam telah terbina menjadi satu kekuatan dalam pemerintahan.
Dan sumber hukum bukan hanya al-Qur’an dan Hadist tetapi telah diakui bahwa nabi
berijtihad dalam sebagian hukum mengakui ijtihad sahabat dari sebagian yang lain.9Orang
Islam sudah memiliki moral yang kuat, akidah yang mapan serta akhlak yang baik, dimana
hal tersebut akan menjadi landasan yang kokoh dalam nelaksanakan tugas-tugas baik
mengenai agama ataupun negara.
C. SUMBER TASYRI’ PADA MASA RASULULLAH SAW
Sumber atau kekuasaan tasyri’ pada periode ini di pegang oleh Rasulullah sendiri
dan tidak seorang pun yang boleh menentukan hukum suatu masalah, baik untuk dirinya
sendiri maupun untuk orang lain. Dengan adanya Rasulullah segala permasalahan dengan
mudahnya mereka mengembalikan kepada beliau, maka tidak seorang pun dari mereka
9 Roibin, Tasyri’ dalam Lintasan Sejarah (Telaah Sosio Historis Atas Kondisi Tasyri’ Islam), (Malang:
Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Malang, 2007), h. 19-20
13
berani berfatwa dengan hasil ijtihadnya sendiri. Bahkan jika mereka dalam menghadapi
sesuatu peristiwa atau terjadi persengketaan, mereka langsung mengembalikan persoalan
itu kepada Rasulullah dan beliaulah yang selanjutnya akan memberikan fatwa kepada
mereka, menyelesaikan sengketa, dan menjawab pertanyaan dari masalah yang mereka
tanyakan.
Al-Qur’an Surat an-Nisa’: 59 disebutkan bahwa setiap muslim wajib mengikuti
kehendak Allah, kehendak Rasul dan kehendak ulil ‘amri yakni orang yang mempunyai
“kekuasaan” berupa ilmu pengetahuan untuk mengalirkan ajaran hukum Islam dari dua
sumber utamanya yakni al-Qur’an, as-Sunnah, dan ijma’ Nabi Muhammad.
1. Al-Qur’an
Al-Kitab atau al-qur’an adalah suatu kitab yang sudah diknal, dan diturunkan
kepada Muhammad SAW dengan berkelompok-kelompok sejak dari malam
tanggal 17 Ramadhan tahun 41 kelahiran beliau. Beliau di beri wahayu ketika
sedang bertahannuts di gua Hira’.10 Wahyu yang pertama kali diturunkan ialah
surah al-Alaq : 1-5.
Secara garis besar besar, tasri’ di dalam al-Qur’an berisikan tiga hal, yaitu:
perintah, larangan dan pilihan. 11
a. Perintah : adanya tuntutan melakukan sesuatu
b. Larangan : adantan tuntutan untuk meninggalkan sesuatu
c. Pilihan : adanya keleluasaan untuk mengerjakan atau meninggalkan
sesuatu.
Al-Qur’an berasal dari kata qaraa (membaca) berubah menjadi kata benda qur’an
berarti bacaan. Al-qur’an merupakan wahyu yang berfungsi sebagai mukjizat bagi
10 Hudari Bik, Terjemahan Tarikh Tasyri’ al-Islami (Sejarah Pembinaan Hukum Islam), (Semarang: Bik,
1980), h.5
11 Abdul Majid Khon, IkhtisarTarikh Tasyri’ : Sejarah Pembinaan Hukum Islam dari Msa ke Masa, (Jakarta:
Amzah, 2013), h.31
14
Muhammad, yang harus disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman hidup dan
sebagai penyempurna kitab-kitab Allah SWT sebelumnya.
Allah SWT menetapkan bahwa Alquran tidak turun kepada Rasulullah SAW
sekaligus. Namun, al-Qu’an diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan
keadaan dan problematika yang terjadi. Selain itu al-Qur’an juga tidak turun
dengan jumlah ayat yang terbatas namun ia turun berbeda beda, terkadang ia turun
dalam satu surah secara sempurna dan terkadang hanya sepuluh ayat, atau lima
atau bahkan satu ayat atau penggalan dari satu ayat.
Al-Qur’an adalah kitab suci Allah kepada Nabi Muhammad SAW,
“akomadatif”terhadap hokum yang hidup dan berkembang di masyarakt Arab pra-
Islam. Dalam al-Qur’an terdapat tawaran perbaikan yang berupa pembatalan dan
perubahan, salah satunya adalah12:
 Hukum poligami
Perkawinan telah dilakukan manusia sebelum al-Qur’an diturunkan. George
Whitecroos Paton (1955 : 438) menjelaskan bahwa pada awalnya, manusia
melakukan persetubuhan secara bebas tanpa ada paksaan. Pada fase kedua
dilakukan melalui perkawinan poliandri, yaitu seorang perempuan memiliki
banyak suami: fase ketiga adalah poligini, yaitu seorang suami memiliki banyak
istri: dan yang terakhir adalah monogami, yaitu seorang laki-laki hanya
memiliki seorang istri dan sebaliknya seorang istri memiliki seorang suami.
Perkawinan masyarakat beradap adalah monogamy, yaitu seorang laki-laki
memiliki satu orang istri dan sebaliknya. Di dunia islam, pendapat yang
mengatakan bahwa semangat al-Qur’an itu monogami.
12Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan HukumIslam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2003),
h.24
15
Tawaran perubahan yang terdapat dalam al-Qur’an adalah pernikahan poligini,
poliandri dihramkan dengan jumlah istri yang dibatasi, yaitu empat orang (QS
an-Nisa’/4:3)
Masa turunnya al-Qur’an terbagi menjadi dua bagian yang berbeda-beda yaitu13:
a. Masa beliau SAW diam di Mekkah yakni selama 12 tahun 15 bulan 3 hari
yaitu 18 Ramadhan tahun 41 sampai dengan awal bulan Rabi’ul Awwal tahun
54 dari kelahiran beliau. Ayat-ayat al-Qur’an yang turun pada masa itu disebut
Makiyyah.
b. Masa sesudah hijrah beliau yakni selam 9 tahun 9 bulan dan 9 hari yaitu dari
awal Rabi’ul Awwal 54 sampai dengan 9 Dzul Hijjah tahun 63 dari kelahiran
beliau, atau tahun 10 Hijriyyah. Ayat-ayat al-Qur’an yang turun pada masa itu
disebut Madaniyyah.
Jumlah hukum-hukum didalam al-Qur’an. Al-Qur’an memuat atas bermacam-
macam perbuatan mukallaf:
 Pergaulan antara Allah dn hamba, yaitu ibadah yang tidak sah kecuali dengan
niat. Sebagiannya ibadah semata-mata yaitu shalat dan puasa, sebagiannya
ibadah harta yaitu zakat, sebagiannya ibadah badan serta sosial yaitu haji.
Empat ibadah ini sesudah iman dianngap sebagai asa (dasar) agama islam.
 Pergaulan antara sesama manusia yaitu:
a) Pekerjaan untuk mengamankan da’wah yaitu jihad
b) Pekerjaan untuk membina rumah tangga, yaitu sesuatu yang berhubungan
dengan perjodohan, perceraian, keturunan dan warisan
c) Pekerjaan untuk pergaulan anatara manusia, baik jual beli, sewa-menyewa
dan sebagainya (muamalat)
13 Hudari Bik, Terjemahan Tarikh Tasyri’ al-Islami (Sejarah Pembinaan Hukum Islam), (Semarang: Bik,
1980), h.12
16
d) Pekerjaan untuk menerangkan siksaan atas tindak pidana, yaitu qishsas dan
had.
Rasulullah SAW berangsur-angsur dalam membina hukum. Membina hukum
akan didapati pokoklain yaitu global kemudian detail. Ini akan terlihat jelas mana
kala membandingkan antara pembinaan hukum menuruk Makki dan Madani.
Pembinaan hukum menurut Makki adalah global (garis besarnya) hanya saja al-
Qur’an mengemukakan hukum-hukum secara detail (terperinci). Adapun
pembinaan hukum dibandingkan dengan Makki lebih-lebih yang berhubungan
dengan kebendaan. Oleh karena itu, kita melihat bahwa sebagian besar ayat-ayat
yang dari padanya diistimbatkan hukum-hukum adalah Madaniyah sedang ayat-
ayat Makiyyah hanya (menerangkan) hukum-hukum yang memelihara akidah
seperti haramnya sembelih-sembelihan yang tidak disbutkan nama Allah
atasnya.14
2. As-Sunnah
As-Sunnah adalah sumber hokum islam kedua setelah al-Qur’an. Menurut
ulama ahli ushul, hadis adalah “segala perkataan, segala perbuatan, dan segala
ketetapan Nabi Mummad SAW, yang berkaitan dengan hokum”.15
As-sunnah berfungsi sebagai penjelas ayat yang diturunkan secara global
sebagaimana dalam firman Allah; Dan dirikanlah sholat. Ini adalah nash global
dalam pensyariatan sholat. Sedangkan dari segi waktu, jumlah rekaat dan
rukunnya semua dijelaskan oleh As-sunnah dengan sabda rasul; sholatlah
sebagaimana kalian melihat saya sholat.
14 Hudari Bik, Terjemahan Tarikh Tasyri’ al-Islami (Sejarah Pembinaan Hukum Islam), (Semarang: Bik,
1980), h.40
15 Muhammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta:
PT Grafindo Persada, 2005), h.97
17
Jika demikian maka sunnah itu adalah penjelas al-Qur’an menjelaskan
globalnya, membatasi kemutlakannya, dan menta’wili kesamarannya. Didalam
as- sunnah tidak ada sesuatu kecuali al-Qur’an telah menunjukkan pengertiannya
dengan penunjukkan (dilalah) global (ijmaliyah) atau terperinci (tafsiliyah).16
Ketentuan hukum dalam hadis, dalam hubungannya dengan al-Qur’an ada tiga
macam:
Pertama: hadis memuat hukum yang sesuai dengan hukum yang ada dalam al-
Qur’an. Dalam hal ini hadis memperkuat hukum yang ada dalam al-Qur’an atau
mengulangi apa yang dikatakan dalam al-Qur’an, sehingga suatu perbuatan
mempunyai dua sumber sekaligus
Kedua : hadis memuat hukum yang menjelaskan hukum yang ada dalam al-
Qur’an
Ketiga: hadis memuat hukum baru yang tidak disebutkan dalam al-Qur’an secara
jelas. Dalam hal ini seolah-olah Nabi menetapkan hukum sendiri. Pada
hakikatnya Nabi menjeaslkan apa yang disinggung di dalam al-Qur’an.
Memahami kedudukan as-Sunnah dalam hubungannya dengan al-Kitab dimana
as-Sunnahitu diterima oleh para sahabat waktu mereka berkumpul atau di waktu
mereka terpencar.17
Dari segi periwayatan ulama Hanafiyyah membagi hadis menjadi tiga:
Hadist Mutawatir : hadis yang diriwayatkan dari Nabi SAW. Pada masa sahabat,
tabi’in, tabi’tabi’in, oleh orang banyak dan tidak mungkin mereka berdusta.
Hadist Masyhur : hadist yang diriwayatkan dari Nabi SAW. Pada masa sahat
oleh orang banyak tetapi tidak sampai batasan mutawatir.
16 Hudari Bik, Terjemahan Tarikh Tasyri’ al-Islami (Sejarah Pembinaan Hukum Islam), (Semarang: Bik,
1980), h.73
17 Hudari Bik, Terjemahan Tarikh Tasyri’ al-Islami (Sejarah Pembinaan Hukum Islam), (Semarang: Bik,
1980), h.80
18
Hadist Ahad : hadist yang diriwayatkan dari Nabi SAW. Pada masa sahabat
tabi’in, tabi’tabi’in, oleh orang oleh orang yang jumlahnya tidak sampai batas
mutawatir.
Penggolongan hadis tersebut berkaitan dengan kedudukannya sebagai
sumber hukum. Hadis mutawatir menimbulkan keyakinan tentang kebenaran
isinya dan harus diikuti. Oleh karena itu, jumlah periwayatan adalah jaminan
tidak adanya kesepakatan untuk berdusta, maka hadis mutawatir tidak menjadi
objek pembicaraan ilmu hadis dari segi kualitasnya maqbul (diterima sebagai
sumber hukum) atau mardud (ditolak menjadi sumber hokum). Pembicaraan
tentang kualitas hadis berlaku pada hadis ahad. Hadist ahad yang shahih dan
hadist ahad yang hasan nilainya maqbul (diterima sebgai sumber hokum),
sedaangkan hadist ahad yang dhaif nilainya mardud (ditolak sebagai sumber
hokum).18
D. IJTIHAD NABI DAN SAHABAT
Pada saat Rasulullah masih hidup, penentuan hukum berdasarkan atas dua sumber
yaitu wahyu Allah dan ijtihad Rasulullah SAW. Terjadinya suatu peristiwa yang
menghendaki adanya hukum dapat timbul karena adanya suatu pertanyaan atau perselisihan
bahkan atas permintaan Rasul, maka Allah mewahyukan kepada Rasul-Nya ayat-ayat al-
Qur’an yang menjelaskan hukum yang dikehendaki untuk disampaikan kepada umatnya.19
Para ulama berikhtilaf tentang ijtihad Nabi Muhammad SAW terhadap sesuatu yang
tidak ada ketentuan nash dari Allah. Ulama berbeda pendapat mengenai apakah Nabi
Muhammad SAW diperbolehkan menetapkan hukum yang tidak ada nashnya atau tidak.
Ulama Hanafiyyah berpendapat bahwa apabila Nabi dihadapkan pada suatu peristiwa
18 Jazuni, Legislasi HokumIslam di Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2005), h. 29
19 Roibin, Tasyri’ dalam Lintasan Sejarah (Telaah Sosio Historis Atas Kondisi Tasyri’ Islam), (Malang:
Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Malang, 2007), h. 19-20
19
hukum, beliau menunggu wahyu. Jika ternyata tidak ada wahyu mengenai hal tersebut,
maka Nabi berijtihad.
Ulama Asy’ariyyah, Mu’tazilah, dan Mutakallimin (ahli teologi) berpendapat bahwa
Rasulullah SAW tidak melakuan ijtihad dalam menetapkan hukum-hukum syari’at yang
berkenaan dengan hal-hal yang behubungan dengan halal dan haram. Menurut mereka,
Nabi berijtihad untuk hal-hal yang berhubungan dengan peperangan saja.20
‘Abd al-Jalil ‘Isa mengungkapkan beberapa contoh ijtihad yang dilakukan Nabi
Muhammad SAW, diantaranya sebagai berikut21:
a. Ketika ditanya tentang cara memperlakukan anak-anak Musyrikin yang ikut
dalam berperang, Nabi Muhammad SAW menjawab, “mereka diperlakukan
seperti bapak-bapaknya.”
b. Qiblat umat Islam sebelum ditetapkan oleh Allah SWT adalah Bai al-Maqdis.
Umat Islam shalat menghadap ke Bait al-Maqdis selama 16 atau 17 bulan. Shalat
ke Bait al-Maqdis adalah ijtihad Nabi Muhammad SAW.
c. ‘Abd Allah ibn Ubai (tokoh munafik) datang kepada NBI Muhammad SAW dan
kemudian nabi Muhammad SAW memohon kepada Allah agar ‘Abd Allah ibn
Ubai diampuni. Disamping itu, Nabi Muhammad SAW memohon kepada Allah
agar ‘Abd Allah ibn Ubai diberi petunjuk oleh Allah. Kemudian Allah berfirman
“kamu memohonkan ampun bagi mereka (orang-orang munafik) atau kamu tidak
memohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja).” (QS. at-Taubah: 80)
Demikian beberapa contoh ijtihad yang dikemukakan oleh ‘Abd al-Jalil ‘Isa dan
Muhammad Salam Madkur. Karena melakukan ijtihad, Nabi Muhammad SAW
kemungkinan salah dalam ijtihadnya. Dalam menanggapi hal ini, ulama berbeda pendapat.
Menurut al-Syafi’iyyah, Nabi Muhammad SAW tidak akan salah dalam berijtihad,
20 Abdul Majid Khon, IkhtisarTarikh Tasyri’ : Sejarah Pembinaan Hukum Islam dari Msa ke Masa, (Jakarta:
Amzah, 2013), h.41
21 Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan HukumIslam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2003),
h.30-33
20
sedangkan al-Juba’I dan Mu’tazilah berpendapat bahwa Nabi Muhammad SAW bisa salah
dalam berijtihad kemudian ditegur oleh Allah atau sahabat.
Contoh lain baginda berijtihad adalah ketika beliau memberikan izin kepada orang-
orang munafik yang meminta izin untuk tidak turun berpartisipasi dalam perang tabuk,
maka turunlah ayat:
َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ب‬ِ‫ذ‬‫َا‬‫ك‬‫ال‬ َ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ت‬َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫َق‬‫د‬َ‫ص‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫َّن‬‫ي‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ذ‬َ‫أ‬ َ‫م‬ِ‫ل‬ َ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ا‬َ‫ف‬َ‫ع‬
Artinya: Semoga Allah memaafkanmu, mengapa kamu memberi izin kepada mereka
sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar dan sebelum kamu ketehaui orang-orang
yang bersdusta?.(Q.S. At-Taubah 9 : 43 )
Dari sini jelaslah bahwa Ijtihad Nabi memang terjadi dalam perkara yang tidak
adanash-nya, dan semua ijtihad ini dikelilingi oleh wahyu dari segala sisi, jika baginda
salah dalam ijtihadnya maka wahyu tidak akan membirakannya begitu saja tetapi akan
meluruskannya.22
E. IJTIHAD SAHABAT PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW
Diantara sahabat yang melakukan ijtihad pada zaman Nabi Muhammad SAW adalah
mereka yang diutus untuk menjadi qadhi atau hakim. Diantaranya:
 ‘Ali ibn Abi Thalib yang diutus oleh Rasulullah SAW untuk menjadi hakim di
Yaman.
 Mu’adz ibn Jabal yang diutus oleh Nabi SAW menjadi hakim di Yaman.
 Khuzaifah al-Yamani yang diutus oleh Nabi SAW untuk menyelesaikan sengketa
dinding antara tetangga masing-masing mengaku bahwa dinding itu miliknya.
Diantara ijtihad sahabat yang dilakukan pada zaman nabi Muhammad SAW adalah
sebagai berikut:
 Dua orang sahabat melakukan perjalanan. Ketika waktu shalat tiba, mereka tidak
mendpatkan air untuk berwudhu, keduanya bertayamum dan kemudian shalat.
Setelah shalat selesai, mereka mendapatkan air. Seorang sahabat berwudhu dan
22 Rasyad Hasan Khalil, Tarikh Tasyri’, ( Jakarta : AMZAH Sinar Grafika Offset, 2015 ), h.48
21
kemudian kembali lagi shalat. Sedangkan sahabat satunya lagi tidak. Kemudian
keduanya datang kepada Rasulullah SAW da menceritakan pengalamannya.
Kepada yang tidak berwudhu dan tidak mengerjakan shalat, Nabi SAW “Ashabta
al-Sunnah : engkau mengerjakan sesuai sunnah”. Sedangkan kepada sahabat yang
berwudhu dan mengerjakan shalat, Nabi SAW bersabda, “al-Ajr marratain :
engkau mendapatkan pahala dua kali”.23
F. PEMEGANG WEWENANG TASYRI’
Tasyri’ pada masa Rasulullah meninggalkan berbagai perundang-undangan yang
diambil dari nash al-Qur’an dan Hadist. Tidak seluruh umat Islam pada waktu itu mampu
memahami hukum-hukumyang ada. Hal ini disebabkan faktor-faktor berikut:
1. Diantara umat Islam ada yang masih awam yang tidak mampu memahami
nash-nash.
2. Materi perundang-undangan dari nash tidak tersebr secara luas di kalangan
kaum muslimin, mengingat al-Qur’an baru ditulis dan dikodifikasika
bertahun-tahun setelah turunnya. Demikian juga hadis belum dibukukan.
3. Banyak permasalahan yang sebelumnya tidak pernah terjadi pada masa
Rasulullah.
Berdasarkan faktor-faktor diatas, para sahabat bangkit memegang wewennag tasyri’
untuk memberikan penjelasan atau penafsiran kepada kaum muslimin tentang hal hal
terkait.
Adapun cara ijtihad yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan hukum dengan dasar ra’yu perorangan (Ijtihad Fardi)
2. Menetapkan hukum dengan dasar mengadakan ijma’ (Ijtihad Jama’i)
23 Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan HukumIslam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2003),
h.33-34
22
Para sahabat yang memegang ijtihad pada periode ini, menetapkan hukum dengan
dalil-dalil melalui al-Qur’an dan as-Sunnah, sesudah mereka selidiki secara benar-benar
baru mereka menggunakan penyelidikan akal dan memakai keputusan yang sempurna.
Keputusan dan fatwa dari ijtihad para sahabt hanya bersifatkan penerapan hukum dan
bukan bersifat pembentukan hukum (Tasyri’). Dengan pengertian bahwa semua ijtihad para
sahabat tersebut bukanlah menjadi undang-undang yang mengikat bagi kaum muslimin,
kecuali kalau sudah mendapatkan ikrar (legalisari) dari Rasulullah SAW.
Periode Rasulullah SAW ini sumber-sumber dalam penetapan atau pembinaan hukum
ada dua : wahyu dan ijtihad Rasulullah SAW, sedangkan ijtihad para sahabat pada waktu itu
tidak dapat dijadikan dasar yang mutlak kecuali ada pengakuan dari Rasulullah SAW
sendiri.
Adapun al-Qur’an sebagai sumber (dasar) pokok dalam penetapan hukum, karena
berdasarkan pernyataan dalam al-Qur’an itu diantaranya sebagai berikut :
QS. An-Nisa’ : 105
“sesungguhnya kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa
kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah
Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang
yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.”
Adapun cara atau metode pembentukan hukum periode ini adalah berdasarkan suatu
problem untuk ditentukan hukumnya. Untuk itu Rasulullah SAW harus menunggu
beberapa waktu jelang wahyu dari Allah SWT sebagai jawaban problem yang dimaksud.
Tapi jika wahyu yang diharapkan tidak kunjung datang, maka Rasulullah berijtihad sendiri
ataupun bermusyawarah dengan sahabat.
G. WAFATNYA RASULULLAH SAW
Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan
Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan
mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai
23
umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan
bertakwalah kepada-Nya. Ku wariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang
siapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku,
akan bersama-sama masuk surga bersama aku." Khutbah singkat itu diakhiri dengan
pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu.
Rasulullah menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 634 M (Senin, 12 Rabiul
Awal).24
24 Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Buku Pintar Sejarh Islam, Jejak Langkah Peradaban Islam
dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, (Jakarta: Zaman, 2014), h.23
24
DAFTAR PUSTAKA
A.Ibrahim, Qasim dan Muhammad A. Saleh. Buku Pintar Sejarh Islam, Jejak Langkah
Peradaban Islam dari Masa Nabi Hingga Masa Kini. Jakarta: Zaman. 2014.
Bik, Hudari. Terjemahan Tarikh Tasyri’ al-Islami (Sejarah Pembinaan Hukum Islam).
Semarang: Daarul Ihya. 1980.
Daud Ali, Muhammad. Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di
Indonesia. Jakarta: PT Grafindo Persada. 2005.
HasanKhalil, Rasyad. Tarikh Tasyri’. Jakarta : AMZAH Sinar Grafika Offset. 2015.
Jazuni. Legislasi Hokum Islam di Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2005.
Mahmudunnasir. Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Terj. Adang Afandi). Bandung: PT
Remaja Rosda Karya. 2005.
Majid Khon, Abdul. Ikhtisar Tarikh Tasyri’ : Sejarah Pembinaan Hukum Islam dari Msa
ke Masa. Jakarta: Amzah. 2013.
Mubarok, Jaih. Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset. 2003.
Roibin. Tasyri’ dalam Lintasan Sejarah (Telaah Sosio Historis Atas Kondisi Tasyri’ Islam).
Malang: Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Malang. 2007.
S. Praja, Juhaya. Sejarah Hukum Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. 2010.
Supriyadi, Dedi. Sejarah Hukum Islam (dari Kawasan Jazirah Arab Sampai Indonesia).
Bandung: CV Pustaka Setia. 2010.
25
TARIKH TASYRI’ PADA MASA
KHULAFAUR RASYIDIN
(ABU BAKAR AS-SHIDIQ & UMAR BIN KHATTAB)
SITI NUR KHOTIMAH
15230032
26
KHALIFAH ABU BAKAR AS-SHIDIQ
Biografi Abu Bakar
Nama lengkap Abu Bakar adalah Abdullah bin Usman bin Amir bin Amru bin
Ka’ab bin Sa’ad bin Tamim , kemudian setelah masuk islam namanya diganti oleh
Rasulullah menjadi Abdullah. Sedangkan nama Abu Bakar adalah nama pemberian dari
kaum muslimin yang artinya bapaknya perawan, dan menyandang gelar As-Shiddiq karena
ia seringkali membenarkan ajaran dakwah Nabi Muhammad SAW.25 Allah Ta’ala pun
menyebut beliau sebagai Ash Shiddiq:
‫المتقون‬ ‫هم‬ ‫أولئك‬ ‫به‬ ‫وصدق‬ ‫بالصدق‬ ‫جاء‬ ‫والذي‬
“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang membenarkannya, mereka
itulah orang-orang yang bertakwa” (QS. Az Zumar: 33)
Nabi SAW bersabda sebagaimana yang telah diriwayatkan dalam Shahih Bukhari:
‫به‬ ‫فرجف‬ ,‫وعثمان‬ ‫وعمر‬ ‫بكر‬ ‫وابو‬ ‫أحدا‬ ‫صعد‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اّلل‬ ‫رضي‬ ‫مالك‬ ‫بن‬ ‫نس‬ ‫أ‬ ‫عن‬‫فقال‬ ‫م‬
‫وشهيدا‬ ‫وصديق‬ ‫نبي‬ ‫عليك‬ ‫نما‬ ‫فإ‬ : ‫أحد‬ ‫اثبت‬.
“Dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menaiki
gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan ‘Utsman. Gunung Uhud pun berguncang.
Nabi lalu bersabda: ‘Diamlah Uhud, di atasmu ada Nabi, Ash Shiddiq (yaitu Abu Bakr) dan
dua orang Syuhada’ (‘Umar dan ‘Utsman)”
Berkaitan dengan hal ini juga, Ummul Mukminin Aisyah r.a meriwayatkan sebuah
hadits yang berisi “tatkala Nabi SAW di-isra’kan ke sebuah Masjidil Aqsha, orang-orang
banyak membicarakan kebenaran cerita Nabi tersebut.bahkan banyak diantara orang-orang
yang sudah masukislam menjadi murtad lagi meskipun sebelumnya mereka telah
mempercayai Nabi Muhammad SAW dan membenarkan ajaran dakwahnya. Akhirnya
beberapa orang menemui Abu Bakar, seraya berkata : “Apakah kamu sudah bertemu
dengan temanmu (Nabi saw.) ?ia mengaku bahwa tadi malam ia telah di-isra’kan ke Baitul
Maqdis!”.Abu Bakar balik bertanya “apakah benar ia (Muhammad saw.) berkata seperti itu
25 Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta:Prajawali Pers, 2008),h. 35
27
?”. orang-orang tersebut menimpali “betul”. Abu Bakar segera membalas “Jika Muhammad
SAW memang berkata seperti itu, ia pasti jujur (benar)”. Para lelaki itu segera
kembalibertanya “jangan-jangan kamu ikut mempercayainya juga, bahwa ia (Muhammad
saw) telah pergi ke Baitul Maqdish tadi malam, lalu kembali pulang sebelum pagi dating!”.
Abu Bakar segera menjawab “betul, aku sungguh akan mempercayainya meskipun
ia (Muhammad) melakukan hal yang lebih aneh lagi. Aku mempercayainya karena adanya
kabar langit yang dating pada setiap harinya.” Karena sikap itulah, Abu bakar diberi gelar
As-shiddiq (orang yang membenarkan ).26
Abu Bakar lahir dikota Makkah pada tahun 573 M (2 Tahun setelah lahirnya Nabi
Muhammad, setelah penyerbuan pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka’bah yang
dipimpin oleh Abrahah dari Yaman), dengan demikian beliau dua tahun lebih muda dari
Nabi SAW. dan wafat tanggal 23 Agustus 634 (21 Jumadil Akhir 13 H). Abu Bakar adalah
putra dari Usman (Abu Quhafa) bin umar bin ka’ab bin said bin taimibin murrah bin ka’ab
bin luayyi bin ghalib bin fahrin attaimi. Sebelum Islam, beliau adalah seorang saudagar
yang tersangat kaya serta yang berasal dari keluarga bangsawan yang sangat dihormati
oleh masyarakat Quraisy. Perihal perawakan Abu Bakar,dari Aisyah dikisahkan bahwa ada
seorang laki-laki yang berkata padanya “sebutkan kepadaku ciri-ciri fisik Abu Bakar itu!”.
Aisyah segera menjawab “ Ia adalah seorang laki-laki yang berkulit putih, kurus, dan kedua
pipinya tipis, serta tulang pipinya agak menonjol. Ia tidak pernah mengikat kainnya dan
dibiarkan menggantung dipinggangnya. Wajahnya selalu berkeringat, kedua matanya agak
cekung, keningnya lonjong, jari-jarinya selalu terbuka.”Itulah ciri-ciri fisik Abu Bakar r.a.
Beliau juga mempunyai sifat sabar, berani, tegas, dan bijaksana.27
Bahkan sebelum memeluk Islam lagi, Abu Bakar telah terkenal sebagai seorang
pembesar Quraisy yang tinggi akhlaknya dan tidak pernah minum arak sebagaimana yang
lazimnya dilakukan oleh pembesar-pembesar Quraisy yang lain. Sebagaimana yang
26 Ahmad Abdul ‘Aal ath-Thahthawi, The Great Leader,(Jakarta:Gema Insani,2009),h. 41-42
27 Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta:Prajawali Pers, 2008),h. 35
28
dikatakan oleh sayyidina Aisyah r.a “Abu Bakar mengharamkan dirinya untuk minum
minuman keras, karena itu, ia belum pernah meminumnya pada zaman jahiliah dulu,
apalagi setelah masuk islam. Karena suatu ketika, Abu Bakar pernah berpapasan dengan
seseorang yang sedang mabuk yamg meletakkan tangannya diatas kotoran lalu
mengambilnya untuk didmasukkan kedalam mulutnya sendiri. Namun ketika si orang
mabuk itu mencium bau tidak sedap dari kotoran yang diambilnya, barulah ia membuang
kotoran tersebut. Lantas Abu Bakar berkomentar, “orang ini sungguh tidak menyadari apa
yang sedang diperbuatnya dan barulah ketika orang mabuk ini mencium bau tidak sedap
dari kotoran itu, ia baru membuang kotoran tersebut”.
Suatu ketika, seorang pernah bertanya kepada Abu Bakar r.a “ apakah anda pernah
minum minuman keras pada zaman jahiliah dulu?”. Abu Bakar r.a menjawab “aku
berlindung kepada Allah dari melakukannya”. Kemudian ia ditanya lagi, “ Memangnya
kenapa?”. Abu bakar r.a menjawab: “aku berusaha untuk menjaga harga diriku dan
melindungi kepribadianku, karena orang yang minum-minuman keras maka iaakan
kehilangan harga diri dan kepribadiannya.”28
Kepribadian Abu Bakar Ash – Shiddiq
Sebelum masuk Islam, Abu Bakar sudah terkenal sebagai seseorang yang
memiliki kepribadian yang bersih. walaupun dia lahir dari keluarga bangsawan yang pada
saat itu yang sangat gemar berpesta pora, berjudi, meminum minuman keras, dan berzina.
Abu bakar tidak pernah meniru kebiasaan buruk bangsa Arab pada umumnya saat itu. Abu
bakar merupakan orang yang selalu merindukan kebenaran. Beliau selalu bergaul dengan
orang-orang yang ahli dalam kitab suci, seperti Waraqah bin Naufal, Qus bin sa'idah, dan
zaid bin Naufal. Oleh sebab itu, walaupun agama islam belum terlahir saat itu, abu bakar
tidak menyembah berhala seperti yang dilakukan bangsa Arab pada umumnya saat itu.
Sebagai seorang keturunan bangsawan, Abu Bakar terkenal sebagai seorang yang pandai
bergaul, peramah, dan suka menolong orang. Rumah Abu Bakar senantiasa dikunjungi
28 Ahmad Abdul ‘Aal ath-Thahthawi, The Great Leader,(Jakarta:Gema Insani,2009),h.42-43
29
orang, tidak hanya karena dia seorang pedagang dan keahliannya dalam ilmu nasab, tetapi
karena keramahan dan sopan santunnya serta sifatnya yang suka menolong orang. Selain
sebagai bangsawan,
Suatu hari Abu Bakar ash-shiddiq keluar dari rumahnya hendak mencari Nabi
SAW, dan pada zaman jahiiliyyah Abu Bakar adalah sahabat Nabi saw. Ketika itu ia sudah
bertemu Nabi saw., ia berkata “Abu Qoshim, aku tidak melihatmu berada dimajelis
kaummu dan mereka menuduhmu telah mencela tuhan-tuhan dan nenek moyang mereka.”
Rasulullahsegera menjawabnya dengan bersabda : “Aku adalah Rasulullah dan aku
mengajakmu untuk memeluk agama Allah.” Setelah Rasulullah selesai bersabda, Abu
Bakar pun masuk Islam. Selanjutnya, Rasulullah beranjak pergi dari hadapan abu bakar
menuju daerah yang terletak diantara gunung yang mengelilingi Mekah. Setelah berbincang
dengan Rasulullah, Abu Bakar segera menemui Ustman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah,
Zubair bin Awwam, dan sa’ad bin Abi Waqash, lalu mereka semuanya masuk islam.
Keesokannya, Abu Bakar r.a datang lagi dengan membawa serta Ustman bin Madz’un, Abu
Ubaidah al-jarrah, Absurrahman bin Auf, Abu Salamah bin Abdul Asad, dan al-arqam bin
abil Arqam r.a., mereka semuanya masuk ke dalam agama Islam. 29
Setelah Abu Bakar masuk Islam serta ikut berjuang bersama Nabi Muhammad
SAW, dalam menyiarkan agama islam, Sifat dan kepribadiannya yang mulia tersebut tidak
surut atau berkurang, akan tetapi semakin meningkat. Muncul pada diri Abu Bakar sifat
rela berkorban yang sangat tinggi demi kepentingan agama islam. Hampir seluruh harta
kekayaannya ia relakan dan ia korbankan untuk membantu perjuangan nabi dalam
menyiarkan agama islam. Tidak Hanya pada harta bendanya saja, bahkan jiwa dan raganya
pun ia relakan untuk membantu perjuangan nabi. Oleh sebab itu, abu bakar tidak pernah
absen dalam berbagai peperangan, mendampingi, membantu dan melindungi rasulullah.30
29 Ahmad Abdul ‘Aal ath-Thahthawi, The Great Leader,(Jakarta:Gema Insani,2009),h.55-56
30 Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta:Prajawali Pers, 2008),h.36
30
Proses Pengangkatan Abu Bakar Menjadi Khalifah
Proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah berlangsung dramatis. Setelah
Rasulullah wafat, kaum muslim di Madinah, berusaha untuk mencari penggantinya. Ketika
kaum muhajirin dan ansar berkumpul di Saqifah bani Sa’idah terjadi perdebatan tentang
calon khalifah. Masing-masing mengajukan argumentasinya tentang siapa yang berhak
sebagai khalifah. Salah satu pemuka Kaum anshar berdiri “wahai orang-orang muhajirin,
sesungguhnya Rasulullah jika menempatkan seseorang dari kalian maka dia akan
senantiasa mengambil dari kami sebagai teman. Maka kami melihat bahwa pemerintahan
ini hendaknya diperintah oleh dua orang, seseorang dari kami dan seseorang dari
kalian”.sehingga mereka (kaum anshor) mencalonkan Said bin Ubaidillah, seorang pemuka
dari suku al-Khajraj sebagai pengganti nabi.
Dalam kondisi tersebut Abu Bakar, Umar, dan Abu Ubaidah bergegas
menyampaikan pendirian kaum muhajirin, yaitu agar menetapkan pemimpin dari kalangan
Quraisy. Akan tetapi hal tersebut mendapat perlawanan keras dari al-Hubab bin munzir
(kaum Anshar). Di tengah perdebatan tersebut Abu Bakar mengajukan dua calon khalifah
yaitu Abu Ubaidah bin Zahrah dan Umar bin Khattab, namun kedua tokoh ini menolak
usulan tersebut, karena menurut Umar seseorang yang cocok menjadi khalifah adalah Abu
Bakar As-Shiddiq, hal ini berdasarkan karena Rasulullah pernah meminta abu bakar untuk
menggantikannya menjadi Imam dalam sholat subuh. Sehingga keduanya 31
Ibnu sa’ad juga meriwayatkan dari Muhammad bahwa Abu Bakar berkata kepada
Umar “bentangkan tanganmu agar aku bisa membaiatmu”, umar berkata kepadanya “
engkau jauh lebih baik dariku!”. Abu Bakar berkata “kau lebih kuat dariku!”. Dia
mengulang-ulang kata tersebut , kemudian Umar berkata, “Sesungguhnya kekuatanku
adalah untukmu bersama keutaanmu.” Lalu diapun membaiatnya dan mengangkat tangan
Abu Bakar.
31 As-Suyuthi; Penerjemah : Samson Rahman, Tarikh Khulafa’,(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003),h. 75
31
Abu Bakar menjalani bai’at sebanyak dua kali, hal ini dikarenakan ada beberapa
orang yang belum meberikan ikrar, seperti Ali bin Abi Thalib, Abbas bin Abdul Muthalib,
Fadl bin al-Abbas, Zubair bin al-Awwam bin al-Ash, Khalid bin Sa’id, Miqdad bin Amir,
Salman al-Farisi, Abu Zar al-Gifari, Amma bin Yasir, Bara bin Azib dan Ubai bin Ka’ab.
Pembai’atan pertama berlangsung di Saqifah bani Sa’idah dan pembai’atan yang kedua
berlangsung di Masjid Nabawi. Dan setelah didapatkan kesepakatan dalam proses
pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah, kemudian ia berpidato yang isinya berupa
prinsip-prinsip kekuasaan demokratis yang selayaknya dimiliki oleh seorang pemimpin
negara.32
Kepemimpinan Abu Bakar As-Shiddiq
Abu Bakar memangku jabatan khalifah selama dua tahun lebih 3 bulan 10 hari,
yang dihabiskannya terutama untuk mengatasi berbagai masalah dalam negeri yang
muncul akibat wafatnya Nabi . Terpilihnya Abu Bakar telah membangun kembali
kesadaran dan tekad umat untuk bersatu melanjutkan tugas mulia Nabi, ia menyadari
kekuatan kepemimpinannya bertumpu pada komunitas yang bersatu ini, yang pertama kali
menjadi perhatian khalifah adalah merealisasikan keinginan Nabi yang hampir tidak
terlaksana, yaitu mengirimkan ekspedisi ke perbatasan Suriah dibawah pimpinan Usamah,
Hal tersebut dilakukan untuk membalas pembunuhan ayahnya, zaid, dan kerugian yang
diderita oleh umat Islam dalam perang Mut’ah. Sebagian Sahabat menentang keras rencana
ini, tetapi khalifah tidak peduli . Nyatanya ekspedisi itu sukses dan membawa pengaruh
positif bagi umat Islam, khususnya di dalam membangkitkan kepercayaan dari mereka yang
nyaris pudar.33
Pada masa kepemimpinan Abu Bakar , pemerintah Islam banyak mengalami ujian atau
cobaan baik internal maupun eksternal yang dapat mengancam berlangsungnya kelestarian
agama Islam. Sejumlah masalah yang muncul diantaranya:
32 As-Suyuthi; Penerjemah : Samson Rahman, Tarikh Khulafa’,(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003),h.76-78
33 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,(jakarta:Amzah,2009),h. 94
32
a. Ridah atau munculnya orang-orang murtad disebabkan oleh keyakinan mereka
terhadap ajaran Islam yang begitu mantap dan wafatnya Rasulullah SAW
menggoyahkan keimanan mereka.
b. Munculnya beberapa kafir yang menyatakan dirinya sebagai Nabi,diantaranya yaitu
Musailamah Al-Kadzab, Tulaihah bin Khuwailid dari Bani As’ad, Saj’ah
Tamimiyah dari Bani Yarbu, dan Aswad Al-Ansi dari Yaman.
c. Munculnya orang-orang yang ingkar membayar zakat serta sejumlah
pemberontakan kecil yang merupakan bibit-bibit perpecahan.
Namun berkat dari kepiaiwan sang khalifah semua cobaan yang dihadapi dapat
diselesaikan dengan baik. Kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar,
sebagaimana pada masa Nabi Muhammad SAW, yaitu bersifat sentral,kekuasaan
legislative, eksekutif dan yudisial terpusat ditangan khalifah. Selain menjalankan roda
pemerintahan, Khalifah juga melaksanakan hukum yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Selain itu Abu Bakar juga selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya untuk
bermusyawarah ketika menghadapi permasalahan yang tidak ada hukumnya di dalam Al-
Qur’an dan Hadits Nabi. Abu Bakar selalu menyediakan kesempatan bagi kaum muslimin
untuk berunding dan menentukan pilihan, inilah peradaban berpolitik dan bernegara beliau.
Beliau adalah salah seorang yang mempunyai sikap demokratis, dengan tetap berpedoman
pada Al-Qur’an dan Hadits.34
Kontribusi Abu Bakar Terhadap Islam
Kontribusi Abu Bakar terhadap Islam sangatlah besar, diantaranya yang terpenting
adalah:
1. Menumpas Nabi Palsu
34 Muhammad Khalid, Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari karakteristik Perihidup Khalifah
Rasulullah,(Bandung:Diponegoro,1985),h. 25
33
Selama tahun-tahun terakhir kehidupan Nabi Muhammad SAW, telah
muncul Nabi-nabi palsu diwilayah jazirah Arab bagian selatan dan tengah. Yang
pertama mengaku dirinya memegang peran kenabian muncul di Yaman, ia bernama
Aswad Al-Ansi. Berikutnya ialah Musailamah Al-Kadzab, yang menyatakan bahwa
Nabi Muahammad telah mengangkat dirinya sebagai mitra (patner) didalam
kenabian. Penganggap lainnya adalah Tulaihah dan Sajjah Ibnu Haris, seorang
wanita dari Arab Tengah. Dalam menumpas nabi-nabi palsu tersebut Abu Bakar
menugaskan pasukan islam untuk menumpas mereka dan pengikut-pengikutnya.
Penumpasan itu berhasil oleh dengan gemilang dibawah pimpinan Panglima Khalid
bin Walid. Musailamah dibunuh Washy, Al-Aswad di bunuh oleh istrinya sendiri,
Thulaihah dan Saj’ah lari dan menyembunyikan diri. 35
2. Menghadapi Kaum yang Ingkar Zakat
Adapun orang-orang yang yang tidak mau membayar zakat karena mereka
mengira bahwa zakat adalah serupa dengan pajak yang dipaksakan dan
penyerahannya ke perbendaharaan pusat di Madinah yang sama artinya dengan
‘penurunan kekuasaan’; suatu sikap yang tidak disukai oleh suku-suku Arab karena
bertentangan dengan karakter mereka yang independen. Alasan lainnya ialah –dan
menempati golongan terbesar-disebabkan karena kesalahan memahami ayat Al-
Qur’an yang menerangkan mekanisme pemungutan zakat (Surah At-Taubah :301).
Mereka menduga bahwa hanya nabi yang berhak memungut zakat, yang dengan itu
kesalahan seseorang dapat dihapus dan dibersihkan.
3. Memerangi Kaum Murtad
Akibat lain dari wafatnya Rasululah adalah hengkangnya beberapa orang
arab dari ikatan Islam. Mereka melepaskan ikatan kesetiaan dengan menolak
memberikan baiat kepada khalifah yang baru dan bahkan menentang agama Islam.
Karena mereka menganggap bahwa perjanjian-perjanjian yang dibuat bersama
35 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,(jakarta:Amzah,2009),h.95
34
Rasulullah ketika masih hidup dengan sendirinya akan batal disebabkan Rasulullah
wafat.
Dalam memerangi kaum murtad Abu Bakar membentuk 11 kelompok, dan
memilih sahabat-sahabat senior untuk memimpin pasukan. Misalnya Khalid bin
Walid , Khalid berqngkat dengan pasukannya untuk memerangi bani Asas,
Ghathfan, dan Amir. Pihak musuh dipimpin oleh Thulaihah bin Khuwailid Al-
Asadi. Khalid menyambut mereka di sumur Buzakhah dan menghajar mereka
hingga akhirnya mereka kalah dan bertaubat. Kemudian Khalid berangkat ke
tempat-tempat Bani Yarbu’ Bani Tamim. Disana terdapat Malik bin Nuwairah dan
para pengikutnya, Khalid pun memerangi mereka dan akhirnya Malik tewas. 36
4. Pengumpulan Al-Qur’an
Dalam memerangi kaum murtad, dari kalangan kaum muslimin banyak
Hafizh (penghafal Al-Qur’an) yang tewas. Dikarenakan merupakan penghafal
bagian-bagian Al-Qur’an, Umar cemas jika angka kematian itu bertambah, yang
berarti berarti beberapa bagian lagi dari Al-Qur’an akan musnah, oleh karena itu, ia
menasihati Abu Bakar untuk membuat suatu kumpulan Al-Qur’an. Mulanya
khalifah Abu Bakar gak ragu untuk melakukan tugas ini, karena tidak menerima
otoritas dari nabi, tetapi kemudian ia memberikan persetujuan dan menugaskan Zaid
bin Tsabit. Menurut Jalaluddin As-Suyuti bahwa pengumpulan Al-Qur’an ini
termasuk salah satu jasa besar dari Khalifah Abu Bakar.37
Lembaran-lembaran ayat Al-Qur’an yang telah dikumpulkan, disimpan oleh
Abu Bakar hingga beliau wafat, kemudian disimpan oleh Umar hingga beliau wafat,
dan akhirnya disimpan di rumah Hafshah binti Umar r.a. pengumpulan Al-Qur’an
pada zaman Abu Bakar dilakukan dengan cara mengumpulakn ayat-ayat Al-Qur’an
36 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,(jakarta:Amzah,2009),h.95-96
37 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,(jakarta:Amzah,2009),h.96
35
yang ditulis di tulang, pelepah kayu, kurma, dan batu. Kemudian disalin oleh Zaid
bin Tsabit diatas kulit hewan yang telah di samak.38
5. Memperkuat Wilayah Perbatasan Islam
Sesudah memulihkan ketertiban diluar negeri, Abu Bakar lalu mengalihkan
perhatiannya untuk memperkuat perbatasan dengan wilayah Persia dan Bizantium,
yang akhirnya menjurus kepada serangkaian peperangan melawan kedua kekaisaran
itu. 39
Tentara Islam dibawah pimpinan Musanna dan Khalid bin Walid dikirim ke
Irak dan menaklukkan Hirah. Sedangkan ke Syiria, suatu negara di utara Arab yang
dikuasai Romawi Timur (Bizantium), Abu Bakar mengutus empat panglima, yaitu :
Abu Ubaidah, Yazid bin Abi Sufyan, Amr bin Ash dan Syurahbil. Ekspedisi ke
Syiria ini memang sangat besar artinya dalam konstalasi politik umat Islam karena
daerah protektorat itu merupakan front terdepan wilayah kekuasaan islam dengan
Romawi Timur. Dengan bergolaknya tanah Arab pada saat menjelang dan sesudah
wafatnya Nabi, impian bangsa Romawi untuk menghancurkan dan menguasai
agama Islam hidup kembali. Mereka menyokong sepenuhnya pergolakan itu serta
melindungi orang-orang yang berani berbuat maker terhadap Pemerintahan
Madinah. Dalam peristiwa Mut’ah, bangsa Romawi bersekongkol dengan suku-
suku Arab pedalaman (Badu’i) dan orang Persia memberikan dukungan yang aktif
kepada mereka untuk melawan kaum muslimin.
Faktor penting lainnya dari pengiriman pasukan besar-besaran ke Syiria ini
sehingga dipimpin oleh empat panglima sekaligus adalah karena umat Islam Arab
memandang Syiria sebagai bagian integral dari semenanjung Arab. Negeri itu
didiami oleh suku bangsa Arab yang berbicara menggunakan bahasa Arab. Dengan
Demikian, baik untuk keamanan umat Islam (Arab ) maupun untuk pertalian
38 Jaih Mubarrok, Sejarah Peradaban Islam,(Bandung: Pustaka Bani Quraisy,2004),h. 47
39 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,(jakarta:Amzah,2009),h.97
36
nasional dengan orang-orang Syiria dalah sangat penting bagi kaum muslimin
(Arab). 40
Berakhirnya Kepemimpinan Abu Bakar
Setelah pemerintahannya 2 Tahun 3 bulan 10 hari (11-13/632-634 M), Khalifah
Abu Bakar Wafat pada tanggal 22 Jumadil Akhir tahun 13 H/22 Agustus 634 M.
Saif dan Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Umar, dia berkata : “ Penyebab
kematian Abu Bakar adalah sama dengan kematian Rasulullah. Dia itu sangat sedih, hingga
badannya kurus dan akhirnya meninggal.”
Al-Wqidi dan Al-Hakim meriwayatkan dari Aisyah, dia berkata “ Awal sakit
ayahku, Abu Bakar ialah pada saat dia mandi pada hari senin tanggal 7 Jumadil Akhir.
Kemudian dia merasa kedinginan seharian. Dia terserang demam selama 15 hari dan tidak
bisa menghadiri shalat jama’ah. Dia (Abu Bakar) meninggal pada malam selasa tanggal 22
Jumadil Akhir tahun ke 13 Hijriyah dalam usia 63 tahun.41 Jenazahnya dimandikan oleh
Istrinya , Asma bin Umais, sesuai dengan wasiatnya dan dimakamkan disamping
Rasulullah SAW. Adapun kepalanya berada sejajar dengan dua lengan Rasululah SAW.
Jenazahnya dishalati oleh penggantinya, yaitu Umar bin Khattab r.a dan orang yang turun
ke laing kuburnya adalah Umar, Utsman, Thalhah, dan Anaknya, Abdurrahman, sedang
liang lahatnya menempel dengan makam Rasulullah SAW.42
KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB
Biografi Khalifah Umar bin Khattab dan Kepribadiannya
Khalifah Umar bin Khattab (583-644 M/13-23 H) memiliki nama lengkap Umar
bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza bin Ribbah bin Abdillah binQart bin Razail bin ‘Adi
bin Ka’ab bin Lu’ay dari suku Quraisy keturunan Bani ‘Adi; salah satu suku yang
40 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,(jakarta:Amzah,2009),h.97
41 Imam As-Suyuthi; penerjemah: Samson Rahman, Tarikh Khulafa’,(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar),h. 89
42 Ahmad Abdul ‘Aal ath-Thahthawi, The Great Leader,(Jakarta:Gema Insani,2009),h.147-148
37
terpandang mulia. Umar adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Beliau
lahir di kota Makkah tahun 40 SH atau 583 M, 4 tahun setelah kelahiran Rasulullah SAW.
Ia adalah seorang yang berbudi luhur, fasih, dan adil serta pemberani. Ia ikut memelihara
ternak ayahnya, dan berdagang hinga ke Syiria, ia juga dipercayai oleh suku bangsanya
(Quraisy) untuk berunding dan mewakilinya jika ada persoalan dengan susku-suku yang
lain. Umar masuk Islam pada tahun ke lima setelah kenabian.43
Suatu hari orang-orang quraisy berkumpul dan bermusyawarah untuk menetukan
siapa yang akan membunuh Muhammad SAW, lalu Umar bin Khattab menawarkan diri
“biar aku saja yang melakukannya”. Orang-orang pun menimpali, “baiklah, kamu cock
melakukannya”. Kemudian pada hari yang sangat panas, Umar keluar sambil menghunus
pedangnya untuk mencari Rasululah SAW, dan beberapa sahabatnya yaitu Abu Bakar, Ali,
dan Hamzah r.a yang masih tetap tingal bersama Rasulullah SAW di mekkah dan tidak ikut
hijrah ke Habsyah. Orang-orang Quraisy menginformasikan bahwa Rasulullah dan apara
sahabatnya itu biasa berkumpul di rumah Al-Arqam, di bawah bukit shofa. Ditengah
perjalanan, Nu’aim bin Abdullah an-Nahham berpapasan dengan Umar dan langsung
bertanya “ Umar, kamu hendak pergi kemana?”. Umar menjawab, “ Aku sedang mencari
orang sesat yang telah mengganggu ketenangan kaum Quraisy, membodohi mimpi-mimpi
mereka, menghina agama mereka, dan mencuri tuhan-tuhan mereka, karena itu aku ingin
membunuhnya,” Lantas Nu’aim balas berkata: “alangkah buruknya langkahmu ini, Umar,
nafsumu telah mengalahkan dirimu. Kamu telah berlebihan dan kamu ingin
menghancurkan bani ‘Adiy, apa kamu kira bani Abdi Manaf akan membiarkanmu berjalan
di muka bumi kalau sampai kamu berhasil membunuh Muhammad?” keduanya bertengkar
sampai suara mereka meninggi, lau Umar berkata : ‘aku merasa kamu telah memihaknya,
kalau sampai aku mengetahuinya, niscaya kamulah orang pertama yang akan aku bunuh,”
ketika Nu’aim melihat Umar tetap pada pendiriannya, ia pun berkata : “ aku beri tahu
kepadamu bahwa keluargamu dan keluarga iparmu sendiri telah masuk Islam dan mereka
43 Departemen Agama, Ensiklopedi Islam,(Jakarta: Departemen Agama,1993),jilid ke III,h. 1256
38
telah meninggalkanmu. Kesesatanmu tidak bisa mencegah semua itu terjadi.” Ketika umar
mendengar kata-kata Nu’aim, ia langsung balik bertanya , “Siapa saja?” Nu’aim segera
menjawab, “adik iparmu, sepupumu, dan adik perempuanmu.” Mendengar berita tersebut
umar terkejut dan langsung menumu rumah adiknya Fatimah. Di rumah adiknya uamr
mendapati saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al-Qur’an (Surah At-Thaha), ia menjadi
marah dengan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika melihat saudaranya berdarah
oleh pukulannya, iapun menjadi iba, kemudian bacaan tersebut dilihat dan dibacanya, dan
ia pun terguncang dengan isi Al-Qur’an tersebut.
Umar langsung menuju ke tempat Rasulullah dan sahabatanya berkumpul . ketika
mengetahui yang datang umar, para sahabat Nabi diliputi rasa takut, dan khawatir kalau
umar kan membunuh Rasulullah dan mereka tidak mampu berbuat apa-apa.44
Kedatangan Umar pun diketahui oleh Rasulullah yang dihadapi oleh beliau dengan
senyuman, sedangkan semua sahabat tegang, tiba-tiab yang muncul dari mulut umaradalah
ucapan syahadat untuk memeluk islam hari itu juga. Kegembiraan terpancar dari wajah
sahabat-sahabat Rasulullah. Seseorang yang begitu disegani, ditakuti, dan dihormati, di
Mekkah masuk ke dalam barisan Islam, pemuka Quraisy naik pitam dengan kejadian ini.
Sedangkan Rasululah bersyukur dengan islamnya Umar. Menurut Riwayat Umar masuk
Islam setelah masuk islamnya 40 laki-laki dan 11 perempuan atau orang ke-52 yang masuk
Islam; namun ada juga yang betrependapat Umar adalah orang yang ke-40 masuk Islam.
Umar adalah salah seorang yang ikut serta pada peristiwa hijrah ke Yatsrib
(Madinah) pada tahun 622 M. Ia terlibat pada perang badar, uhud, khaybar, serta
penyerangan Syiria. Ia adalah salah seorang sahabat dekat Nabi Muhammad SAW. Dan
pada tahun 625 beliau bukan hanya sahabat Nabi saja sebab putrinya (Hafshah) menikah
dengan Nabi Muhammad SAW. Umar terkenal dengan gelarnya Al-Faruq dan Kunyahnya
Abu Hafsh.45
44 Ahmad Abdul ‘Aal ath-Thahthawi, The Great Leader,(Jakarta:Gema Insani,2009),h.152-156
45 Taufiq Djamin, Tragedi Pembunuhan 3 Khalifah, (Yogyakarta:Pinus,2009),h.58
39
Khalifah Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi
rakyatnya karena perhatian dan tanggung jawabnya yang luar biasa pada rakyatnya. Salah
satu kebiasaannya adalah melakukan pengawasan langsung dan sendirian berkeliling kota
mengawasi kehidupan rakyatnya. Dalam banyak hal Umar bin Khattab dikenal sebagai
tokoh yang sangat bijaksana dan kreatif, bahkan genius, beberapa keunggulan yang dimiliki
Umar, membuat kedudukannya semakin dihormati dikalangan masyarakat Arab, sehingga
kaum Quraisy member gelar “ Singa Padang Pasir “, dan karena kecerdasan dan kecepatan
dalam berfikirnya, ia juga dijuluki “Abu Faiz”.
Umar bin Khattab menyebut dirinya “Khaifah Khalifat Rasulillah” (Pengganti dari
pengganti Rasululah ). Ia juga mendapat gelar Amir Al-Mukminin (Komandan orang-orang
beriman) sehubungan dengan penaklukan-penaklukan yang berlangsung pada masa
Pemerintahannya.46
Proses Pengangkatan Khalifah Umar bin Khattab
Khalifah Umar bin Khattab diangkat menjadi Khalifah melalui penunjukkan yang
dilakukan Khalifah Abu Bakar setelah mendapatkan persetujuan dari para sahabat besar.
Hal ini dilakukan khalifah guna menghindari pertikaian politik antara umat Islam sendiri.
Beliau khawatir kalau pengangkatan itu dilakukan melalui proses pemilihan seperti pada
masanya, maka situasinya akan menjadi keruh karena kemungkinan terdapat banyak
kepentingan yang ada diantara mereka yang membuat negara menjadi tidak stabil, sehingga
pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Islam akan terhambat.
Sebelum meninggal dunia Abu Bakar telah menunjuk Umar bin Khattab menjadi
penerusnya. Penunjukan ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya perselisihan
dikalangan umat Islam. Sebelum Abu Bakar meninggal beliau bermusyawarah dengan para
sahabat yakni Abdurrahman bin ‘Auf, Utsman bin Affan, Usaid bin Hudair al-Anshari, Said
bin Zaid, Thalhah bin Ubaidillah tentang pengganti beliau sebagai khalifah. Pada saat itu
46 Mun’im Majeed, Tarikh Al-Hadarah Al-Islamiyah, (Mesir;Angelo,1965),h. 28
40
Abu Bakar berwasiat kepada para sahabat bahwa yang ayak untuk menggantikan dirinya
sebagai khalifah adalah Umar bin Khattab, maka para sahabat pun sepakat untuk
mengangkat Umar bin Khattab sebagai khalifah menggantikan Abu Bakar r.a. penunjukkan
ini juga berdasarkan pada kenangan beliau tentang pertentangan yang terjadi antara kaum
Muhajirin dan Anshor. Dia khawatir kalau tidak segera menunjuk pengganti dan ajal segera
datang, akan timbul pertentangan di kalangan umat Islam yang mungkin dapat lebih parah
daripada ketika Nabi wafat dulu. 47
Al-Waqidi meriwayatkan dari berbagai jalur periwayatan, bahwa tatkala Abu Bakar
merasa ajalanya telah dekat, dia memanggil Abdurr Rahman bin A’uf, Utsman bin Affan,
Usaid bin Hudair al-Anshari, Said bin Zaid, Thalhah bin Ubaidillah untuk bermusyawarah
dan memanggil Utsman untuk menulis wasiatnya yang berbunyi :
“Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.”
Ini adalah wasiat kepada kaum muslimin, dari saya Abu Bakar saya telah
mengangkat Umar sebagi khalifah setelahku untuk kalian, maka dengarkanlah dan turuti
dia, saya membuat dia menjadi penguasa atas kalian semata-mata untuk kebaikan kalian.
setelah itu wasiat itu dibacakan dihadapan seluruh kaum muslimin dan mereka
mengakuinya serta tunduk dan mematuhi wasiat tersebut. Kemudian orang-orang yang
hadir ditempat itu membaiatnya dan mereka sama-sama lega dan rela terhadap Abu Bakar
kemudian memanggil Umar sendirian. Dia(Abu Bakar ) memberi nasihat kepadanya,
kemudian uamr keluar dari kamarnya, dan Abu Bakar mengangkat tangan Umar seraya
berdo’a “ Ya Allah , saya telah menjatuhkan pilihanku untuk kesejahteraan kaum muslimin
dan dengan harapan untuk menghilangkan percecokan yang mungkin muncul diantara
mereka. Mengenai apa yang saya lakukan, Engkaulah yang paling tahu. Setelah
pertimbangan yang matang, saya telah menjatuhkan pilihan kepada orang yang saya anggap
paling mengikuti jalan yang lurus, perintah-Mu telah saya keluarkan dan saya amankan
47 Syed Mahmudunnasir,Islam Konsepsi dan Sejarahnya,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset,2005),h.
145
41
semua itu kepada-Mu. Mereka adalah hamba-Mu dan semuanya berada dalam genggaman
kekuasaan-Mu. Ya Allah, jagalah pemimpin mereka agar berjalan di jalan yang lurus dan
saya mohon kepada-Mu jadikanlah penggantiku menjadi khalifah yang mendapatkan
petunjuk dan memberikan kedamaian.48
Kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab
Penyebaran dan kemajuan Islam meningkat pesat pada saat berada dalam
kepemimpina Umar bin Khattab. Umar merupakan sosok yang berjiwa besar, menghormati
perbedaan pendapat, memandang semua manusia adalah sama dan berprinsip yang
membedakan adalah kadar taqwanya kepada Allah SWT. Umar dikenal sebagai pemimpon
yang sederhana, juga memperhatiakn nasib rakyatnya dengan sungguh-sungguh. Dan masih
banyak lagi yang merupakan contoh dan teladan dari sifat-sifat beliau yang langka bagi
umat Islam. Kompleksitas jiwa yang berawal dari kesadaran akan amanah dan tanggung
jawab. Serigala dimedan Perang ini menyuguhkan jiwa dan raganya karena ketaatan dan
ketakutannya kepada Allah untuk kemaslahatan kaum Muslimin.
Masa pemerintahan Umar adalah masa perang dan penaklukan, dengan kemenangan
yang selalu berada di pihak Muslimin. Kedaulatan mereka meluas sampai mendekati
Afghanistan dan Cina disebelah Timur, Anatolia dan Laut Kaspia di Utara, Tunis dan
sekitarnya di Afrika Utara di bagian barat, dan kawasan Nubia di Selatan. Politik Umar
ialah hendak menggabungkan semua ras Arab ke dalam satu kesatuan yang membentang
dari Teluk Aden diselatan sampai ke Ujung Utara dipedalam Samawah-Irak dan Syam
termasuk ke dalam kesatuan itu.
Dalam beberapa hal khalifah Umar berbeda pendapat dengan Rasululah SAW, dan
beberapa pendapatnya kemudian dibenarkan oleh Al-Qur’an, seperti halnya dengan
masalah tawanan perang badar. Di samping itu, keteguhan imannya kepada Allah dan
Rasulnya membuatnya sebagai muslim pertama yang tunduk jika wahyu turun kendati
berlawanan dengan pendapatnya, dan yang pertama pula meneladani Rasululah, jika ada
48 Imam As-Suyuthi; penerjemah: Samson Rahman, Tarikh Khulafa’,(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar),h.91
42
suatu masalah dalam pengalamannya. Umar juga banyak berebeda dengan Abu Bakar,
selama masa ke khalifahannya, kalau Abu Bakar bersikeras dengan peendapatnya, Umar
pun tunduk, sebab Abu Bakar adalah orang yang bertanggung jawab. Tetapai ketaatannya
itun tak pernah sampai menghilangkan kepribadiannya. Dalam meneladani Rasulullah ia
tidak melupakan pula untuk membedakan antara sunnah Rasulullah SAW yang berlaku
abadi dengan peristiwa-peristiwa yang berlaku sementara. Ia masih akan mengoreksinya
dan meminta mempertimbangkan kembali tanpa menganggap hal itu aneh. 49
Sesudah Umar menggantikan Khalifah Abu Bakar, yang menjadi perhatiannya ialah
memperkukuh kesatuan dan menegakkan dasar-dasarnya. Pemikiran itu telah memberikan
arah kepadanya bahwa kesatuan itu tidak akan bersih kecuali harus dibersihkan terlebih
dahuliu dari segala cacat, yakni semua orang Arab itu harus bersatu dalam kesatuan tanah
air dan akidah, sama halnya seperti dalam bahasa mereka. Kelompok-kelompok Yahudi
dan Nasrani masih tetap berkuasa di Semenanjung itu.
Pada masa Umar, pemerintah Islam adalah pemerintahan adidaya. Islam datang
membawa keadilan dan kedamaian. Banyak daerah-daerah dan wilayah demi wilayah dapat
takluk di tangan Umar. Umarpun selalu dinamis dalam hal ubudiyyah asalkan tidak
bertentangan dengan apa yang diajarkan Rasul khususnya yang bertaklif hukum sunnah,
sehingga pada bulan Ramadhan 14 H Umar menghimpun orang-orang untuk shalat Tarawih
berjama’ah 20 raka’at yang mana hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Walaupun
semua bid’ah adalah sesat namun apa yang dilakukan Umar dihukumi dengan dalil ini,
“Ikutlah sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin”.
Dalam menjabat sebagai Khalifah dapat disimpulkan beberapa hasil kerja beliau yaitu :
a. Khalifah Umar adalah Khalifah pertama yang menggelari dirinya sebagai Amirul
Mu’minin
b. Orang pertama yang mebentuk kantor kementrian, ada kantor tentara, kantor
distribusi, pengiriman surat melalui kurir dan membuat mata uang.
49 Muhammad Husain Haekal, Umar bin Khattab,(Jakarta: Litera AntarNusa,2000),h. 636
43
c. Orang pertama yang membuat penanggalan Islam dengan menjadikan awal hijrah
Rasulullah sebagai awalnya.
d. Melakukan perluasan Masjidil Haram
e. Membentuk departemen dan membagi daerah kekuasaan Islam menjadi 8 Provinsi
f. Membentuk kepala Distrik yang disebut ‘Amil50
Kontribusi Khalifah Umar bin Khattab
Ada beberapa perkembangan peradaban islam pada masa Khalifah Umar bin
Khattab, yang meliputi Sistem Pemerintahan (Politik), ilmu pengetahuan, sosial, seni, dan
agama.
1. Perkembangan Politik
Pada masa Kholifah Umar bin Khattab, kondisi politik Islam dalam keadaan
stabil, usaha perluasan wilayah Islam memperoleh hasil yang gemilang. Karena
perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera mengatur administrasi negara dan
mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia. Perluasan
penyebaran Islam ke Persia sudah dimulai oleh Khalid bin Walid pada masa Khalifah
Abu Bakar, kemudian dilanjutkan oleh Umar. Tetapi dalam usahanya itu tidak sedikit
tantangan yang dihadapinya bahkan sampai menjadi peperangan51
Administrasi pemerintahan diatur menjadi 8 propinsi, Makkah, Madinah, Syria,
Jazirah Bashrah, Kuffah, Palestina, dan Mesir. Pada masa Umar bin Khattab mulai
dirintis tata cara struktur pemerintahan yang bercorak desentralisasi. Mulai sejak masa
Umar pemerintahan dikelola oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Karena
telah banyak daerah yang dikuasai Islam maka sangat membutuhkan penataan
administrasi pemerintahan, maka khalifah umar membentuk lembaga pengadilan,
dimana kekuasaan seorang hakim (yudikatif) terlepas dari pengaruh badan
pemerintahan ( eksekutif). Adapyn hakim yang ditunjuk oleh Umar adalah seorang
50 Muhammad Husain Haekal, Umar bin Khattab,(Jakarta: Litera AntarNusa,2000),h.642
51 Ari Setiawan, Islam dimasa Umar bin Khattab,(Jakarta: Hijri Pustaka,2002),h. 4
44
yang mempunyai reputasi yang baik dan mempunyai integritas dan kepribadian yang
luhur. Zaid bin Tsabit ditetapkan sebagai Qadhi di Madinah, Ka’ab bin Sur al-Azdi
sebagai Qadhi di Bashrah, Ubadah bin Shamit sebagai Qadhi di Palestina, Abdullah bin
Mas’ud sebagai Qadhi di Kuffah.
Pada masa Umar bin Khattab juga mulai berkembang suatu lembaga formal
yang disebut lembaga penerangan dan pembinaan hukum Islam. Dimasa ini juga mulai
terbentuk sistem atau badan kemiliteran.dan pada masa khalifah Umar juga ekspansi
militer Islam meliputi daerah Arabia, Syiria, Mesir, dan Persia. Sehingga umar
berusaha mengadakan penyusunan pemerintahan Islam dan peraturan pemerintahan
yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Pada masa Umar bin Khattab, kekuasaan Islam sudah semakin luas. Persoalan-
persoalan yang dihadapi masing-masing daerah ditaklukkan berebeda-beda. Banyak
pengalaman dan ilmu yang diperoleh di daerah yang ditaklukkan oleh khalifah Umar
bin Khattab, misalnya saja penaklukkan Persia, langkag-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Membagi wilayah-wilayah taklukkan yang luas menjadi beberapa
provinsi
b. Menyusun tata atauran dan tata tertib pengaturan administrasi negara
c. Dibuat beberapa jawatan-jawatan dalam mengatur pemerintahan.
Jawatan-jawatan tersebut anataralain : jawatan POS, jawatan
pengawasan timbangan, takaran, jawatan pertahanan negara, Baitul Mal,
dan sebagainya.52
2. Perkembangan Ekonomi
Pada masa pemerintahan Khalifah Umar telah diatur dan ditertibkan sistem
pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan
lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban,
52 Ari Setiawan, Islam dimasa Umar bin Khattab,(Jakarta: Hijri Pustaka,2002),h.5
45
jawatan kepolisisan dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan Umum. Umar juga
mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan mebuat tahun hijriyah. Dn
menghapus zakat bagi para Muallaf. Ada beberapa kemajuan dibidang ekonomi antara
lain :
a. Al-Kharaj
Kaum Muslimin diberi hak menguasai tanah dan segala sesuatu yang
didapat dengan peperangan. Umar mengubah peraturan ini, tanah-tanah itu harus
tetap dalam tangan pemiliknya semula, tetapi bertalian dengan ini diadakan pajak
tanah ( Al-Kharaj).
b. Ghanimah
Semua harta rampasan perang (Ghanimah) dimasukkan kedalam Baitul Maal
sebagai salah satu pemasukan negara untuk membantu rakyat. Ketika itu, peran
diwanul jund, sangat berarti dalam mengelola harta tersebut.
c. Pemerataan zakat
Umar bin Khattab juga melakukan pemerataan terhadap rakyatnya dan
meninjau kembali bagian-bagian zakat yang diperuntukkan kepada orang-orang
yang diperjinakkan hatinya ( Al-muallafatu qulubuhum).
d. Lembaga perpajakan
Ketika wilayah kekuasaan Islam telah meliputi wilayah Persia, irak, dan Syiria
serta Mesir sudah barang tentu yang menjadi persoalan adalah pembiayaan, baik yang
menyangkut biaya rutin pemerintah maupun biaya tentara yang terus berjuang
menyebarkan Islam ke wilayah tetangga lainnya. Oleh karena itu, dalam kontek ini Ibnu
Khadim mengatakan bahwa Institusi perpajakan merupakan kebutuhan bagi kekuasaan
raja yang mengatur pemasukan dan pengeluaran. 53
3. Perkembangan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan
53 Muhammad Husein Haikal, Umar bin Khattab,sebuah telaah mendalam tentang pertumbuhan islamdan
kedaulatannya dimasa itu,(Bogor: Pustaka Lintera AntarNusa,2002),h. 45
46
Berkaitan dengan masalah pendidikan ini, khalifah Umar bin Khattab
merupakan seorang pendidik yang melakukan penyuluhan pendidikan di Kota
Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di masjid-masjid dan pasar serta
mengangkat dan merujuk guru-guru untuk tiap-tiap daerah yang ditaklukkan itu,
mereka bertugas mengajarkan isi al-Qur’an dan ajaran islam lainnya seperti fiqih
kepada penduduk yang baru masuk Islam.
Kemudian pendidikan yang dikembangkan pada massa Khalifah Umar bin
Khattab adalah pendidikan dari tingkat SD ( Kuttab) sampai dengan Perguruan Tinggi
(Halaqah ). Proses belajar mengajar dilakukan di masjid-amasjid, bentuknya tentu saja
tidak seperti dewasa ini, para mahasiswa duduk melingkar (Halaqah) di masjid, materi
perkuliahan pada awalnya adalah pelajaran tentang Al-Qur’an dan Hadits.
Perkembangan berikutnya perkuliahan ditambah dengan ilmu-ilmu lainnya seperti
tafsir, fiqih, dan ilmu kalam (Keimanan), Bahasa Arab dan Saatra. Untuk pendidikan
sekolah dasar penyelenggaraannya dikuttab-kuttab. Materi pendidikannya selain seperti
disebutkan diatas masih ditambah lagi dengan pelajaran agama.54
Ilmu –ilmu pengetahuan yang berkembang dan tokoh-tokoh yang mengajarkan dan
memperkenalnya adalah :
1. Al-Qur’an, hafalan dan bacaan Qira’ah. Tokoh perintis dan yang
mengembangkan adalah Khabbab, Abdullah bin Mas’ud
2. Ilmu tafsir, tokoh perintisnya antara lain :Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin
Mas’ud
3. Ilmu Fiqih, tokoh pengembangnya antara lain : Abdullah bin Mas’ud, Mu’adz,
Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Abbas, dan Abu Musa Al-Asy’ari
4. Ilmu Hadits, tokoh pengembangannya antara lain: siti Aisyah, Abu Hurairah,
Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, dan Anas bin Malik.
54 Muhammad Husein Haikal, Umar bin Khattab,sebuah telaah mendalam tentang pertumbuhan islamdan
kedaulatannya dimasa itu,(Bogor: Pustaka Lintera AntarNusa,2002),h.47
47
5. Ilmu Bahasa, tokoh pengembangnya antara lain :Zaid bin Tsabit
4. Perkembangan Sosial
Pada masa Khalifah Umar bin Khattab ahli al-dzimmah yaitu penduduk yang
memeluk agama selain Islam dan berdiam diwilayah kekuasaan Islam. Al-dzimmah
terdiri dari pemeluk yahudi, Nasrani, dan Majusi. Mereka mendapat perhatian,
pelayanan serta perlindungan pada masa Umar. Dengan membuat perjanjian yang
antara lain berbunyi :
“keharusan orang-orang Nasrani menyiapkan akomodasi dan konsumsi bagi para
tentara Muslim yang memasuki kota mereka, selama tiga hari berturut-turut.”
Pada masa kepemimpinannya, Khalifah Umar sangat memperhatikan kepada
keadaan sekitarnya, seperti : kaum kafir, miskin, dan anak yatim piatu,m juga
mendapat perhatian yang besar dari beliau.
5. Perkembangan Agama
Di zaman Umar, geombang ekspansi pertama terjadi : ibu kota Syiria,
damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah
di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syiria jatuh ke bawah kekuasaan Islam.
Dengan memakai Syiria sebagai basis, ekspansi diteruskam ke Mesir dibawah
pimpinan Amr bin Ash dan Irak dibawah piumpinan Sa’ad bin Abi Waqqash.
Iskandarian, ibu kota Mesir, ditaklukkan tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh
ke bawah kekuasaan Islam.
Keadaan Islam pada masa Khalifah Umar sudah mulai kondusif, dikarenakan
kepemimpinannya yang loyal, adil, dan bijaksana,. Pada masa ini Islam mulai merambah
ke dunia luar, yaitu : dengan menaklukkan negara-negara yang kuat, agar islam dapat
tersebar ke penjuru dunia.55
6. Perkembangan Dakwah
55 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:PT Rajagrafindo Persada,2008),h.37
48
Dakwah Islam secara bergantian dilakukan oleh para Khakifah dengan
oerjuangan yang berat dan keimanan yang kokoh. Islam disebarkan keseluruh penjuru
mata angin. Ke timur sampai ke Persia, ke sebelah uata Dakwah Islam mencapai ke
negeri Syiria, sedangkan ke bagian barat mencapai negeri Syiria. Sedangkan ke bagian
barat mencapai negeri mesir. Pada masa Khukafaur Rasyidin Dakwah Islam bukan saja
dengan jalan membebaskan wilayah dari kekuasaan orang-orang kafir tapi juga dengan
memberikan penerangan-penerangan melalui para Da’I dan Mubaligh.56
Sumber Tasyri’ Pada Masa Khalifah Umar bin Khatab
a. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
dengan lafadz dan maknanya. Para sahabat tidak pernah mendahului Al-Qur’an,
karena ini adalah sumber pertama bagi penentuan aqidah Islam, akhlak yang mulia,
dan hukum-hukum amal perbuatan termasuk juga bahasa.
Adapun manhaj para sahabat dalam mengistinbatkan Al-Qur’an adalah
sebagai berikut : jika ada masalah muncul dan memang sudah ada hukumnya serta
kandungan dalil yang tepat, maka mereka akan mengambil dalil ini tanpa
bermusyawarah dengan siapapun dan tidak ada perdebatan sama sekali diantara
mereka.
b. Al-Hadits
Para sahabat selalu kembali dan mengacu kepada Hadits dalam
mengistinbstkan hukum ketika tidak menemukan nash dalam Al-Qur’an, karena
Hadits adalah sumber hukum ke dua setelah Al-Qur’an.
Adapun cara sahabat dalam mengamalkan Hadits pada zaman ini nadalaha
jika ada Hadits dan perawinya yakin karena ia mengetahuinya, atau karena
perawinya bisa dipercaya atau ada yang memberi persaksian dan tidak diketahui dia
sudah meninggal sebelum periwayatan, atau tidak ada yang menentangnya maka
56 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:PT Rajagrafindo Persada,2008),h.39
49
dalam keadaan ini mereka tidak akan ragu-ragu untuk menerima dan memgamalkan
dan berfatwa dengannya.
c. Ijtihad Sahabat
jika dalam suatu permasalahan yang muncul itu tidak ditemukan hukumnya
dalam Al-Qur’an dan Hadits, maka para sahabat pun berijtihad dengan
menggunakan Ra’yu /buah pemikiran mereka. Ijtihad adalah mencurahkan segenap
kesungguhan dalam penggalian hukum syar’i yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Al-Hadits yang telah ditetapkan sebagai dalil huku. Ijtihad yang dilakukan para
sahabat dalam periode ini biasanya menggunakan metode ijma’ /Qiyas baru
kemudian maslahah. Ijma’ terjadi secara jama’i terhadap suatu permasalahan,
namun pada masa ini ijma’ tidak harus dalam suatu acara yang formal, namun bisa
berebentuk diskusi/tanya jawab antara dua orang sahabat atau lebih, yang walaupun
biasanya masing-masing punya metode sendiri-sendiri sehingga jarang sekali terjadi
penyatuan pendapat, namun perbedaan ini tidak sampai menimbulkan konflik
dikalangan umat Islam itu sendiri, hal ini malah mampu menambah tsarwah
fiqhiyyah mereka.
Contoh Ijtihad Pada Masa Khulafaur Rasyidin
a. Tentang Satu Orang Yang di bunuh Oleh beberapa Orang
Pada masa khalifah Umar bin Al-Khattab, khalifah Ke-2 setelah Abu Bakar,
terjadi suatu peristiwa hukum berupa pembunuhan massal, atau pembunuhan yang
dilakukan oleh beberapa orang sekaligus terhadap satu orang, bagaimana
hukumnya?.ketika dihadapkan pada masalah tersebut, umar merasa bimbang,
kemudian diapun mendiskusikannya dengan Ali bin Abi Thalib, maka Ali bertanya
: “Apa pendapatmu, jika ada sekelompok orang yang bersama-sama mencuri Unta,
apakah engkau akan memotong tangan mereka semua?”. “ya”. Jawab Umar. Ali pun
berkata: “begitulah.....”, kemudian atas dasar pola pikir/analogi tersebut, maka umar
50
menetapkan hukum bagi mereka, “andaikata penduduk Shan’a itu semua bersama-
sama membunuh pria itu, sungguh aku akan memebunuh mereka semua.”
b. Tentang Pencuri Dalam Masa Paceklik
Khalifah Umar tidakm menghukum potong tangan seorang pencuri yang
mencuri makanan di musim paceklik karena mempertimbangkan kemaslahatan
umat, disamping bahwa memelihara nafs (jiwa) itu lebih didahulukan daripada
memelihara mal (harta). Jadi, perlindungan terhadap nyawa manusia saat itu lebih
dipentingkan daripada harta.
Wafatnya Khalifah Umar bin Khattab
Sebelum Matahari terbit hari Rabu itu, tanggal 4 Dzulhijah tahun ke-23 H
Umar keluar dari rumahnya dan hendak mengimamai shalat shubuh. Saat itu tanda-
tanda fajar sudah mulai tampak. Baru sja ia mulai niat shalat hendak bertakbir tiba-
tiba muncul seorang laki-laki didepannya berhadap-hadapan dan menikamnya
dengan Khanjar tiga atau enam kali. Umar merasakan panasnya senjata itu dalam
dirinya, ia menoleh kepada jamaah lain dan membentangkan tangannya seraya
berkata : “kejarlah Anjing itu, dia telah membunuhku!” dan anjing itu Abu Lu’luah
Fairuz, budak Al-Mughfirah. Fairuz ini adalah salah seorang warga Persia yang
masuk Islamsetelah Persia ditaklukkan Umar. Dia orang Persia yang tertawan di
Nawahand, yang kemudian menjadi milik al-Mughfirah bin Syu’bah.
Kedatangannya sengaja hendak membunuh umar di pagi buta itu. Ia bersembunyi
disalah satu masjid. Begitu shalat dimulai ia langsung bertindak, orang gampar dan
kacau, gelisah mendengar itu, ia menikam ke kanan kiri hingga da dua belas orang
yang kena tikam, enam orang meninggal. Yakin dirinya pasti akan dibunuh, Fairuz
bunuh diri dengan Khanjar / sebilah belati beracun yang digunakannya menikam
Amirul mukminin.
Pembunuhan ini menurut sebagian orang , konon dilatarbelakangi dendam
pribadi Fairuz terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan persia oleh
51
Umar, yang saat itu merupakan Negara digdaya. Namun ada yang berependapat
bahwa pembunuhan ini dilatarbelakangi oleh sebagian orang munafik yang
menginginkan Islam runtuh yang lama kelamaan semakin besar saja daerah
wilayahnya setelah dikembangkan oleh Umar. Posisi uamt Islam kala itu berada
tepat pada puncak kejayaan dengan menguasai sebagian bear wilayah yang dulunya
dikuasai oleh dua Negara adidaya, yaitu Persia dan Romawi.57
Al-Waqidi berkata: “Aku diberi tahukan Abu Bakar bin Ismail bin
Muhammad bin Sa’ad dari ayahnya dia berkata : “Umar ditikam pada hari Rabu 25
Dzulhijah tahun 23 H, Masa kepemimpinannya selama 10 tahun 5 bulan 21 malam,
sementara pelantikan Usman terjadi pada hari senin tanggal 3 Muharram, ketika aku
sebutkan hal ini pada Utsman bin Akhnas, dia berkata: “engkau keliru”. Umar wafat
25 Dzulhijah dan Utsman dilantik pada malam terakhir dari bulan Dzulhijah.
Dengan demikian, ia memulai kekhalifahannya pada awal bulan Muharram tahun
24 H.”58
57 Taufiq Djamidin, Tragedi Pembunuhan 3 Khalifah,(Yogyakarta:Pinus,2009),h.65
58 Taufiq Djamidin, Tragedi Pembunuhan 3 Khalifah,(Yogyakarta:Pinus,2009),h. 65
52
DAFTAR PUSTAKA
Abdul , Ahmad ‘Aal ath-Thahthawi.2009. The Great Leader, Jakarta:Gema Insani.
As-Suyuthi; Penerjemah : Samson Rahman.2003. Tarikh Khulafa’, Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.
Badri, Yatim. 2008. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:Prajawali Pers.
Djamin, Taufiq. 2009, Tragedi Pembunuhan 3 Khalifah. Yogyakarta:Pinus
Departemen Agama,1993, Ensiklopedi Islam. Jakarta: Departemen Agama.
Husein, Muhammad Haikal. 2002. Umar bin Khattab, sebuah telaah mendalam tentang
pertumbuhan islam dan kedaulatannya dimasa itu. Bogor: Pustaka Lintera Antar Nusa.
Khalid ,Muhammad ,1985. Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari karakteristik
Perihidup Khalifah Rasulullah. Bandung:Diponegoro
Mahmudunnasir, Syed. 2005. Islam Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung:PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Majeed, Mun’im.1965. Tarikh Al-Hadarah Al-Islamiyah. Mesir;Angelo
Mubarrok, Jaih. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Munir, Samsul Amin,2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:Amzah.
Setiawan,Ari. 2002. Islam dimasa Umar bin Khattab. Jakarta: Hijri Pustaka.
Yatim,Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:PT Rajagrafindo Persada.
53
TARIKH TASYRI’ PADA MASA
KHULAFAUR RASYIDIN
(UTSMAN BIN AFFAN)
QURROTA A’YUN
152300
54
BIOGRAFI UTSMAN BIN AFFAN
Nasab dan turunan Ustman bin Affan
Ustman Bin Affan adalah khalifah ketiga sesudah Umar bin Khatab, beliau lahir di
Taif, Saudi Arabia sekitar tahun 574-656 dhulhijjah pada 35 H. Nama lengkapnya adalah
Ustman bin Affan bin Abil Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin
Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwa’i bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin
Adnan.
Utsman biasa dipanggil dengan sebutan “ Abu Abdillah atau Abu Amr atau Abu
Laila”, adapun sebutan lain beliau adalah “ Dzun Nurain” yang artinya yang memiliki dua
cahaya, karena Nabi menikahkannya dengan dua orang putrinya, yaitu yang pertama kali
dengan Ruqayyah dan sesudah wafatnya Ruqayyah saat perang badar maka dinikahkanlah
oleh nabi dengan putrinya yang bernama Ummu Kultsum.59
Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, yaitu sesudah Islamnya Ali bin Abi
Thalib dan Zaid bin Haristah. Beliau adalah salah satu sahabat besar dan utama Nabi
Muhammad SAW, serta termasuk pula golongan as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-
orang terdahulu Islam dan beriman.
Pengangkatan Utsman bin Affan menjadi Khalifah
Di waktu Umar kena tikam, beliau tidak bermaksud mengangkat penggantinya,
karena pada waktu itu keadaan Islam telah stabil, belatentara Islam telah mendapat
kemenangan, tetapi kaum muslimin khawatir kalau-kalau terjadi perpecahan sesudah
Umar bin Khatab meninggal dunia, karena itu mereka mengusulkan agar Umar menunjuk
siapa yang akan menjadi pengganti beliau.60
59 Imam Munawwir, Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari Masa ke Masa,( Surabaya: PT
Bina Ilmu, 1983).h.86
60 Rasul Ja’fariyan, Sejarah Khilafah,(Jakarta:Al-Huda,2006).h.175
55
Jelaslah Umar ragu-ragu hendak memilih siapa, akhirnya beliau mengambil jalan
tengah, antara menunjuk atau tidak, beliau mencalonkan enam orang sahabat Rasulullah
yang telah diberi kabar gembira untuk masuk surga, dan mereka adalah orang-orang yang
paling baik.
Orang yang berenam itu adalah: Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah,
Zubair ibnu ‘Awwam, Sa’ad ibnu Abi Waqqash dan Abdur Rahman ibnu ‘Auf. Dan Salah
seorang dari putra beliau yaitu Abdullah ikut ditambahkan kepada sahabat-sahabat berenam
itu.
Setelah Umar berpulang ke Rahmatullah, maka sahabat yang berenam itu berkumpul
untuk bermusyawarah. Abdurrahman bin ‘Auf ditugaskan untuk bermusyawarah dengan
kaum muslim dan sahabat-sahabat berenam itu.
Usul Abdurrahman diterima oleh para sahabat, dan diadakanlah perjanjian, sahabat-
sahabat berjanji memenuhi apa yang diusulkan oleh Abdurrahman dan ia berjanji untuk
berlaku adil dan benar. Dari permusyawaratan itu dapatlah mereka mengambil kesimpulan
bahwa pendapat tertuju kepada Ustman dan Ali. Maka dipilihlah Ustman bin Affan karena
Ustman lebih tua dari pada Ali dan perilakunya pun lunak.61
Para ulama sejarah berselisih pendapat tentang penentuan hari dibai’atnya Utsman
bin Affan. Al-Waqidi meriwayatkan dari guru-gurunya bahwa beliau dibai’at pada senin
dua puluh tiga Dzulhijjah dan memgang jabatan Khalifah mulai bulan Muharram tahun dua
puluh empat Hijriyah. Ini adalah pendapat yang aneh.62
Saif bin Umar meriwayatkan dari Umar bin Sybbah dari Amir asy-Sya’bi bahwa ia
berkata “Dewan Syura bersepakat memilih Utsman bin Affan pada tanggal 3 Muharram
tahun 24 Hijriyah. Ketika itu telah masuk waktu sholat ashar dan adzan dikumandangkan
oleh Shuhaib. Berkumpullah manusia antar adzan dan iqamat, kemudian beliau keluar dan
mengimami sholat mereka. Kemudian mereka menambahkan hadiah yang diberikan kepada
61 Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam,(Jakarta:PT Al Husna Baru, 2003).h.230
62 Ibnu Katsir, Al-Bidayah Wannihayah,(Jakarta:Darul Haq,2004).h.341
56
masyarakat sebanyak seratus, lalu mengutus delegasi ke seluruh pelosok. Beliau adalah
orang yang pertama melakukan hal tersebut.
Ibnu Katsir berkata “dari konteks yang telah kita sebutkan bahwa baiat tersebut
dilakukan sebelum tergelincirnya matahari dan pembaiatan belum selesai kecuali setelah
dzuhur di masjid Nabawi. Shalat pertama yang imami oleh Utsman bin Affan adalah Sholat
ashar sebagaimana yang telah disebutkan oleh asy-Sya’bi dan lain-lain.
Khutbah Utsman bin Affan pertama kali di hadapan kaum muslimin, sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Saif bin Umar dari Badr bin Utsamn dari pamannya berkata “
ketika dewan syura membaiat Utsman bin Affan, dengan keadaan orang yang paling pedih
sedih diantara mereka, beliau keluar dan menaiki mimbar Rasulullah dan memberikan
khutbahnya kepada banyak orang. Beliau memulai dengan memuji Allah SWT dan
bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan berkata “sesungguhnya kalian berada di
kampung persinggahan dan sedang berada pada sisa-sisa usia maka segeralah melakukan
kebaikan yang mampu kalian lakukan. Kalian telah diberi waktu pagi dan sore hari.
Ketahuilah bahwa dunia dilapisi dengan tipu daya oleh karena itu maka janganlah sekali-
kali kehidupan dunia memperdayakan kalian, dan jangan pula penipu (setan)
memperdayakan kamu dalam mentaati Allah. Ambillah pelajaran dari kejadian masa yang
pernah lalai terhadap kalian. Mana anak-anak dunia dan temannya yang terpengaruh
dengan dunia akan menghabiskan usianya untuk bersenang-senang. Tidaklah mereka
menjauhi semua itu!! Buanglah dunia sebagaimana Allah membuangnya, carilah akhirat
karena sesungguhnya Allah telah membuat permisalan dengan yang lebih baik”
Ibnu katsir berkata “khutbah ini disampaikan setelah sholat Ashar atau sebelum
tergelincirnya matahari dan Abdurahman duduk ditangga mimbar yang paling atas. Yang
lebih mendekati kebenaran adalah yang kedua yakni sebelum tergelincirnya matahari.
Allahu a’lam. Ketika berkhutnah Abu bakar berdiri dibawah anak tangga mimbar yang
biasa di pakai Rasulullah untuk berdiri. Ketika Umar menjadi Khalifah beliau berdiri di
bawah anak tangga yang biasa di pakai Abu bakar, ketika Utsman bin Affan menjadi
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH
TARIKH TASYRI' RASULULLAH

More Related Content

What's hot

istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahistihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahMarhamah Saleh
 
penghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanpenghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanKeonk Hawk
 
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'Marhamah Saleh
 
Ppt kondifikasi hadist
Ppt kondifikasi hadist Ppt kondifikasi hadist
Ppt kondifikasi hadist qoida malik
 
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinmbahkelip
 
Power Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqPower Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqmawardi ardi
 
Fiqih - Syar'u man qablana
Fiqih - Syar'u man qablanaFiqih - Syar'u man qablana
Fiqih - Syar'u man qablanaRisma Amalia
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARIarfian kurniawan
 
Periodisasi Sejarah Islam
Periodisasi Sejarah IslamPeriodisasi Sejarah Islam
Periodisasi Sejarah Islamizzulislam_id
 
Saddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahSaddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahMahrus Ali
 
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalPara Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalRatih Aini
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabihMarhamah Saleh
 
PP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquranPP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquranqoida malik
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Marhamah Saleh
 

What's hot (20)

istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalahistihsan, istishhab, mashlahah mursalah
istihsan, istishhab, mashlahah mursalah
 
penghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraanpenghimpun dan pembukuan al quraan
penghimpun dan pembukuan al quraan
 
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'Presentasi  terminologi Tarikh Tayri'
Presentasi terminologi Tarikh Tayri'
 
Ppt kondifikasi hadist
Ppt kondifikasi hadist Ppt kondifikasi hadist
Ppt kondifikasi hadist
 
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAMMASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
MASYARAKAT ARAB PRA ISLAM
 
Ilmu Kalam
Ilmu KalamIlmu Kalam
Ilmu Kalam
 
PPT Masa Bani umayyah
PPT Masa Bani umayyahPPT Masa Bani umayyah
PPT Masa Bani umayyah
 
Khulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidinKhulafaur rasyidin
Khulafaur rasyidin
 
Power Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiqPower Point Abu bakar assyiddiq
Power Point Abu bakar assyiddiq
 
Fiqih - Syar'u man qablana
Fiqih - Syar'u man qablanaFiqih - Syar'u man qablana
Fiqih - Syar'u man qablana
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
Periodisasi Sejarah Islam
Periodisasi Sejarah IslamPeriodisasi Sejarah Islam
Periodisasi Sejarah Islam
 
Saddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ahSaddu al dzari'ah
Saddu al dzari'ah
 
Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)
Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)
Takhrij Hadits Ulumul Hadits (Lanjutan)
 
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir TerkenalPara Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
Para Mufassirun dan Kitab Tafsir Terkenal
 
Hadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan DiroyahHadist Riwayah dan Diroyah
Hadist Riwayah dan Diroyah
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
 
PP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquranPP PSI1D Sejarah penulisan alquran
PP PSI1D Sejarah penulisan alquran
 
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
Presentasi Ushul Fiqh (Hukum Taklifi & Wadh'i)
 
Amar nahi
Amar nahiAmar nahi
Amar nahi
 

Similar to TARIKH TASYRI' RASULULLAH

siroh-nabawiyah-tinta-emas-perjalanan.pdf
siroh-nabawiyah-tinta-emas-perjalanan.pdfsiroh-nabawiyah-tinta-emas-perjalanan.pdf
siroh-nabawiyah-tinta-emas-perjalanan.pdfRuqyahMadiun
 
ppt Kelompok 2 SKI.pptx
ppt Kelompok 2 SKI.pptxppt Kelompok 2 SKI.pptx
ppt Kelompok 2 SKI.pptxnofrimon2
 
Arab pra islam
Arab pra islamArab pra islam
Arab pra islamThina Sasi
 
ASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptx
ASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptxASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptx
ASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptxFauzanSyahputra4
 
KISAH NABI MUHAMMAD SAW
KISAH NABI MUHAMMAD SAWKISAH NABI MUHAMMAD SAW
KISAH NABI MUHAMMAD SAWRinaldi Julian
 
Tasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islamTasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islamMarhamah Saleh
 
Bangsa arab sebelum islam
Bangsa arab sebelum islamBangsa arab sebelum islam
Bangsa arab sebelum islamhasibulkhoir
 
SEJARAH T4 KBSM Bab 4 - Kemunculan Tamadun Islam dan Perkembangannya di Makkah
SEJARAH T4 KBSM Bab 4 - Kemunculan Tamadun Islam dan Perkembangannya di MakkahSEJARAH T4 KBSM Bab 4 - Kemunculan Tamadun Islam dan Perkembangannya di Makkah
SEJARAH T4 KBSM Bab 4 - Kemunculan Tamadun Islam dan Perkembangannya di MakkahFasyah Tutor
 
sirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptx
sirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptxsirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptx
sirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptxroyyanmubarok1
 
1. Materi Ajar Kelas X Bab 7 Dakwah Nabi di Makkah.pdf
1. Materi Ajar Kelas X Bab 7 Dakwah Nabi di Makkah.pdf1. Materi Ajar Kelas X Bab 7 Dakwah Nabi di Makkah.pdf
1. Materi Ajar Kelas X Bab 7 Dakwah Nabi di Makkah.pdfAbuSyami
 
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)livia_meidy
 
Dakwah mekah fix copy
Dakwah mekah fix   copyDakwah mekah fix   copy
Dakwah mekah fix copypuputrahmats
 
Keteladanan rasulullah saw periode mekkah
Keteladanan rasulullah saw periode mekkahKeteladanan rasulullah saw periode mekkah
Keteladanan rasulullah saw periode mekkahdionadya p
 
Dakwah Rasulullah Periode Mekah
Dakwah Rasulullah Periode MekahDakwah Rasulullah Periode Mekah
Dakwah Rasulullah Periode MekahNabila Arifannisa
 
Bab 8 tamadun islam dan sumbangannya (2)
Bab 8 tamadun islam dan sumbangannya (2)Bab 8 tamadun islam dan sumbangannya (2)
Bab 8 tamadun islam dan sumbangannya (2)Sharifah Ali
 

Similar to TARIKH TASYRI' RASULULLAH (20)

siroh-nabawiyah-tinta-emas-perjalanan.pdf
siroh-nabawiyah-tinta-emas-perjalanan.pdfsiroh-nabawiyah-tinta-emas-perjalanan.pdf
siroh-nabawiyah-tinta-emas-perjalanan.pdf
 
Sirah Nabawiyah.pptx
Sirah Nabawiyah.pptxSirah Nabawiyah.pptx
Sirah Nabawiyah.pptx
 
ppt Kelompok 2 SKI.pptx
ppt Kelompok 2 SKI.pptxppt Kelompok 2 SKI.pptx
ppt Kelompok 2 SKI.pptx
 
Arab pra islam
Arab pra islamArab pra islam
Arab pra islam
 
ASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptx
ASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptxASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptx
ASAL-USUL MASYARAKAT ARAB SEBELUM ISLAM.pptx
 
Kisah Nabi Muhammad Saw
Kisah Nabi Muhammad SawKisah Nabi Muhammad Saw
Kisah Nabi Muhammad Saw
 
KISAH NABI MUHAMMAD SAW
KISAH NABI MUHAMMAD SAWKISAH NABI MUHAMMAD SAW
KISAH NABI MUHAMMAD SAW
 
Bab i1
Bab i1Bab i1
Bab i1
 
Tasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islamTasyri' arab pra islam
Tasyri' arab pra islam
 
Bangsa arab sebelum islam
Bangsa arab sebelum islamBangsa arab sebelum islam
Bangsa arab sebelum islam
 
SEJARAH T4 KBSM Bab 4 - Kemunculan Tamadun Islam dan Perkembangannya di Makkah
SEJARAH T4 KBSM Bab 4 - Kemunculan Tamadun Islam dan Perkembangannya di MakkahSEJARAH T4 KBSM Bab 4 - Kemunculan Tamadun Islam dan Perkembangannya di Makkah
SEJARAH T4 KBSM Bab 4 - Kemunculan Tamadun Islam dan Perkembangannya di Makkah
 
sirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptx
sirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptxsirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptx
sirahnabawiyah-230409004024-17014127 (1) - Copy.pptx
 
1. Materi Ajar Kelas X Bab 7 Dakwah Nabi di Makkah.pdf
1. Materi Ajar Kelas X Bab 7 Dakwah Nabi di Makkah.pdf1. Materi Ajar Kelas X Bab 7 Dakwah Nabi di Makkah.pdf
1. Materi Ajar Kelas X Bab 7 Dakwah Nabi di Makkah.pdf
 
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
Agama islam dakwah nabi muhammad saw kelas x (10)
 
Dakwah mekah fix copy
Dakwah mekah fix   copyDakwah mekah fix   copy
Dakwah mekah fix copy
 
Keteladanan rasulullah saw periode mekkah
Keteladanan rasulullah saw periode mekkahKeteladanan rasulullah saw periode mekkah
Keteladanan rasulullah saw periode mekkah
 
Dakwah rasulullah periode mekkah
Dakwah rasulullah periode mekkahDakwah rasulullah periode mekkah
Dakwah rasulullah periode mekkah
 
Dakwah Rasulullah Periode Mekah
Dakwah Rasulullah Periode MekahDakwah Rasulullah Periode Mekah
Dakwah Rasulullah Periode Mekah
 
Bab 8 tamadun islam dan sumbangannya (2)
Bab 8 tamadun islam dan sumbangannya (2)Bab 8 tamadun islam dan sumbangannya (2)
Bab 8 tamadun islam dan sumbangannya (2)
 
Dakwah rasulullah SAW
Dakwah rasulullah SAWDakwah rasulullah SAW
Dakwah rasulullah SAW
 

More from Izzatul Ulya

Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)Izzatul Ulya
 
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaIzzatul Ulya
 
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinSistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinIzzatul Ulya
 
Sejarah Konstitusi: Yunani - Modern
Sejarah Konstitusi: Yunani - ModernSejarah Konstitusi: Yunani - Modern
Sejarah Konstitusi: Yunani - ModernIzzatul Ulya
 
Locus Delictie dalam Hukum Pidana
Locus Delictie dalam Hukum PidanaLocus Delictie dalam Hukum Pidana
Locus Delictie dalam Hukum PidanaIzzatul Ulya
 
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap Islam
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap IslamParadigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap Islam
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap IslamIzzatul Ulya
 
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Izzatul Ulya
 
Imam ahmad bin hambal
Imam ahmad bin hambalImam ahmad bin hambal
Imam ahmad bin hambalIzzatul Ulya
 
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Izzatul Ulya
 
Belajar Bahasa Turki
Belajar Bahasa TurkiBelajar Bahasa Turki
Belajar Bahasa TurkiIzzatul Ulya
 

More from Izzatul Ulya (10)

Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)Peraturan Daerah (Perda)
Peraturan Daerah (Perda)
 
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara PidanaSurat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
Surat Dakwaan dalam Hukum Acara Pidana
 
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur RasyidinSistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
Sistem Pemerintahan Pada Masa Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin
 
Sejarah Konstitusi: Yunani - Modern
Sejarah Konstitusi: Yunani - ModernSejarah Konstitusi: Yunani - Modern
Sejarah Konstitusi: Yunani - Modern
 
Locus Delictie dalam Hukum Pidana
Locus Delictie dalam Hukum PidanaLocus Delictie dalam Hukum Pidana
Locus Delictie dalam Hukum Pidana
 
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap Islam
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap IslamParadigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap Islam
Paradigma Sekularistik dan Pengaruh Terhadap Islam
 
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
Fiqh Muamalah - Pinjam Meminjam ('Ariyah)
 
Imam ahmad bin hambal
Imam ahmad bin hambalImam ahmad bin hambal
Imam ahmad bin hambal
 
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
Lembaga Perwakilan Rakyat Menurut UUD 1945
 
Belajar Bahasa Turki
Belajar Bahasa TurkiBelajar Bahasa Turki
Belajar Bahasa Turki
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

TARIKH TASYRI' RASULULLAH

  • 1. 1 TARIKH TASYRI’ PADA MASA RASULULLAH SAW AYU AZKIAH 15230013
  • 2. 2 KONDISI BANGSA ARAB PRA-ISLAM A. KONDISI BANGSA ARAB PRA-ISLAM Sejarah perkembangan penduduk Arab tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan Islam. Bangsa Arab adalah suatau bangsa yang diasuh dan dibesarkan oleh Islam. Sebaliknya Islam juga merupakan agama yang perkembangannya dipengaruhi pearadaban bangsa Arab. Lingkungan alam dimana suatu bangsa hidup serta berkembang memiliki pengaruh yang besar dalam pemabentukan tingkah laku masyarakat, ekonomi, sosial, adat istiadat, serta budaya pada bangsa tersebut. Bangsa Arab sangat kental dengan kebudayaan mereka yang tidak memiliki akidah. Beberapa kebiasaan yang berkaitan dengan moral bangsa Arab sebelum datangnya Islam. Bangsa Arab pada masa itu suka sekali meminum tuak atau arak. Kebiasaan ini menjadi merata, kecuali hanya beberapa orang saja yang dihitung jumlahnya. Karena kegemaran pada minuman yang memabukkan, merupakan hasil buatan mereka. Salah satu cara mereka meminum arak adalah dengan meminum bersama-sama dalam suatu pertemuan, sambil berjudi dan memakan daging unta. Tidak heran jika sebagian dari sahabat Rasulullah SAW pada masa awal datangnya islam dan ayat larangan meminum khamar belum diturunkan, banyak yang masih suka meminum minuman keras akibat dari kebiasaan mereka pada masa jahilliah. Judi merupakan salah stau permainan yang sangat disukai oleh umumnya bangsa Arab pada massa sebelum Islam. Perjudian yang mereka lakukan dengan manjadikan unta sebagai taruhannya. Sehingga terkadang, hingga berpuluh-puluh unta jadi taruhan. Orang yang tidak suka berjudi oleh mereka di pandang seorang yang kikir yang biasa dinamakan barm.Orang yang seperti itu akan dipandang rendah, sehingga setiap orang yang menikah dengannya itu juga dipandang hina.
  • 3. 3 Tidak hanya memiliki kebiasaan berjudi dan minum khamar, tetapi juga memiliki kebiasaan perzinahan. Perzinahan yang dilakukan oleh laki-laki dan peempuan dianggap hal yang biasa pada saat itu. Mayoritas orang Arab pada massa itu melakukannya. Para perempuan pelacur dengan terang-terangan membuka kedai pelacuran dan mereka memasang bendera didepan rumahnya sebagai tanda. Hamba sahaya di jadikan mata pencahatian, mereka disuruh menjual kehormatannya, lalu upah yang diterima di setorkan kepa tuannya.Pencurian dan perampokan bagi bangsa Arab pada massa itu juga merupakan hal yang dianggap biasa. Bahkan tidak hanya kaum laki-laki yang melakukan hal semacam itu, kaum perempuan juga melakukannya. Dalam urusan makan dan minuman, masyarakat Arab pada saat itu umunya tidak ada hal-hal yang dianggap kotor dan jijik. Pada saat itu bangsa Arab sangat kotor dalam hal makanan. Bangsa Arab pada massa itu dikenal sangat kejam hingga melampaui batas perikemanusiaan. Terhadap sesama manusia berlaku kejam, bahkan anak perempuan dikubur hidup-hidup didalam tanah dan adakalanya ditaruh disatu tempat seperti tong. Lalu diluncurkan dari tempat yang tinggi. Pada massa itu, tidak ada aspek politik. Mereka menggunakan sistem kabilah-kabilah, dan setiap kabilahnya memiliki satu orang pemimpin. Tidak ada kekuasaan yang menyatu kabilah-kabilah ini. Sistem kabilah ini tidak mengikat kepada masyarakatnya. Sehingga pada saat ini, terjadi ketidak teraturan dan ketertiban pada bangsa Arab massa itu sebelum Islam. Karaktarestik orang Arab adalah bangga dan sensitif. Bangga karena bangsa Arab memiliki sastra yang terkenal, kejayaan sejarah Arab, dan mahkota bumi pada masa klasik dan bahasa Arab sebagai bahasa ibu yang terbaik diantara bahasa-bahasa lain di dunia. Dalam bidang hukum, Mustafa Sa’id Al-Khinn sebagaimana dikutip oleh Jaih Mubarok menyebutkan bahwa bangsa Arab pra-Islam menjadikan adat sebagai hukum dengan berbagai bentuknya. 1 1 Juhaya S. Praja, Sejarah Hukum Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), h. 45
  • 4. 4 Sebelum datangnya Islam masyarakat arab telah mengetahui ke-Esaan Allah SWT. Dan lebih tegas, mereka sudah mengikuti agama yang menuhankan Allah SWT. Karena pada umumnya sejak beberapa tahun yang lampau, sebelum Nabi Muhammad diutus, sudah kerap kali kedatangan dakwah dari para nabi utusan Allah, yang menyampaikan seruan kepada mereka supaya menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa semata-mata. Dalam Al–Qur’an surat An-Najm ayat 20-21 dan Az-Zuhruf ayat 87 menyebutkan bahwa sebenarnya mereka masih mempercayai ke-Esaan Allah SWT sebagai pencipta, pengatur dan pemelihara alam semesta. Jika ditanyakan kepada orang Arab, mengapa menyembah patung dan berhala, mereka menjawab bahwa semua itu dilakukan demi mendekatkan diri kepada Allah SWT sang pencipta. Daerah Arab dikenal sebagai pulau dan dinamakan dengan Jaziratul Arabiyah. Karena Sebelah barat daerah arab dibatasi oleh laut merah, sebelah timur dibtasi Teluk Persia dan laut oman atau sungai Trigris dan Euprhat. Sebelah selatan dibatasi oleh Samudra Hindia dan sebelah utara dibatasi oleh Gurun Sahara. Jazirah Arab itu lusnya kurang lebih 1.100.000 mil2 atau farsakh atau 3.156.558 km2. Tanah yang sedemikian luasnya itu sepertiganya ditutupi oleh lautan pasir, yang diantaranya yang paling besar adalah yang terjena dengan nama ar-Rabi’il Khaly. Bukan dengan oasir-pasir saja, tetapi dipenuhi pula dengan batu-batu yang besar atau gunung-gunung batu yang tinggi. Gunung yang paling terkenal paling besar dan tinggi terkenal dengan nama Jabal as-Sarat. Di dalam pulau pasir ini tidak sungai yang mengalir karen lembah-lembahnya sebentar berair dan sebentar kering, airmya mengalir masuk kedalam padang-padang pasir dan sebagian masuk ke dalam lautan. Daerah seluas itu, didiami oleh kurang lebih 10-12juta jiwa. B. KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada Senin, 12 Rabiul Awal, Tahun Gajah, tahun ketika Abrahah al-Asyram memerangi Makkah dan menghancurkan Ka’bah tapi gagal. Abrahah dan pasukannya di hancurkan Allah dan dijadikan sebagai tanda kekuasaan-Nya bagi umat manusia sebagaimana terangkum dalam surat al-fil.
  • 5. 5 Beliau dilahirkan yatim di rumah Abu Thalib dari Bani Hasyim. Ayah beliau, Abdullah meninggal dunia saat beliau berumur dua bulan dalam kandungan sang ibu, Aminah bin Wahb. Beliau kemudian diriwat kakeknya, Abdul Muthalib, dan disusui seorang perempuan dari Bani Sa’d ibn Bakr bernama Halimah bint Abi Dzu’ayb Abdillah ibn al-Harits.2 Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai pengembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Melalui kegiatan pengembangan ini dia menemukan tempat untuk berfikir dan merenung. Dalam suasana demikian, dia ingin melihat sesuatu di balik semuanya. Pemikiran dan perenungan ini membuatnya jauh dari segala pemikiran nafsu duniawi, sehingga ia terhindar dari berbgai mcam nooda yang dapat merusak namanya, arena itu sejak muda ia sudah dijuluki al-amin, orang yang terpaercayaa. Pada usia yang kedua puluh lima, Muhammad berangakat ke Syria membawa barang dagangan saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, Khadijah. Dalam perdagangan ini, Muhammad memperoleh laba yang besar. Khadijah kemudaian melamarnya. Lamaran itu diterima dan perkawinan segera dilaksanakan. Ketika itu Muhammad berusia 25 tahun dan Khadijah 40 tahun. Dalam perkembangan selanjutnya, Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam dan banyak membantu nabi dalam perjuangan menyebarkan Islam. Pada malam Senin 17 Ramadhan tahun 13 sebelum Hijrah bertepatan dengan 6 Agustus 610 M, selagi Muhammad berkhalwat di gua Hira, Jibril menyampaikan wahyu pertama: ( َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫ْم‬‫س‬‫ا‬ِ‫ب‬ْ‫أ‬ َ‫ر‬ْ‫اق‬1( ٍ‫ق‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ان‬َ‫س‬ْ‫ن‬ِْ‫اْل‬ َ‫ق‬َ‫ل‬َ‫خ‬ )2( ُ‫م‬َ‫ر‬ْ‫ك‬َ ْ‫اْل‬ َ‫ُّك‬‫ب‬َ‫ر‬َ‫و‬ْ‫أ‬ َ‫ر‬ْ‫اق‬ )3‫ا‬ِ‫ب‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ )( ِ‫م‬َ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫ل‬4) ( ْ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ان‬َ‫س‬ْ‫ن‬ِْ‫اْل‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫ع‬5( Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu itu Maha Mulia. Da 2 Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Buku Pintar Sejarh Islam, Jejak Langkah Peradaban Islam dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, (Jakarta: Zaman, 2014), h.21-22
  • 6. 6 telah mengajar denagn Qalam. Dia telah mengajar mausia apa yang tidak mereka ketahui. (QS. Al-alaq: 1-5). Setelah wahyu pertama itu datang, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lam, sementara Nabi Muhammad menentikannya dan selalu datang ke gua Hira’. Dalam keadaan menanti itulah turun wahtu yang membawa perintah kepadanya. Wahyu itu berbunyi sebagai berikut: ( ُ‫ر‬ِ‫ث‬َّ‫د‬ُ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُّ‫ي‬َ‫أ‬ ‫يا‬1)( ْ‫ر‬ِ‫ذ‬ْ‫ن‬َ‫أ‬َ‫ف‬ ْ‫م‬ُ‫ق‬2)( ْ‫ر‬ِ‫ب‬َ‫ك‬َ‫ف‬ َ‫َّك‬‫ب‬َ‫ر‬َ‫و‬3)( ْ‫ر‬ِ‫ه‬َ‫ط‬َ‫ف‬ َ‫ك‬َ‫ب‬‫يا‬ِ‫ث‬َ‫و‬4)( ْ‫ُر‬‫ج‬ْ‫ه‬‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ْز‬‫ج‬ُّ‫الر‬ َ‫و‬5ُ‫ر‬ِ‫ث‬ْ‫ك‬َ‫ت‬ْ‫س‬َ‫ت‬ ْ‫ن‬ُ‫ن‬ْ‫م‬َ‫ت‬ ‫ال‬َ‫)و‬ (6)( ْ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫ص‬‫ا‬َ‫ف‬ َ‫ك‬ِ‫ب‬َ‫ر‬ِ‫ل‬َ‫و‬7) Hai orang yang berselimut, bangun, dan beri ingatlah. Hendaklah engakau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakainmu, tinggalkanlah perbuatan dosa, dan janganlah engkau memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah (Al- Muddatstsir: 1-7). Nabi Muhammad lahir dari kalangan kaum Quraisy terkemuka. Beliau menyiarkan ajaran agama Islam pertama kali di Kota Makkah selama kurun waktu sebelas tahun. Setelah di Makkah, beliau kemudian hijrah ke Madinah bersama dengan kaum Muslim lainnya. Sesampainya disana, beliau mendapatkan sambutan hangat dari penduduk Madinah sehingga disamping menjadi agamawan (rasul) beliau juga menjadi tokoh masyarakat yang dapat meletakkan dasar-dasar kemasyarakatan dalam mencapai terbentuknya penduduk yang tamaddun. Rentang waktu pendirian dan pembentukan hukum Islam pada masa Rasulullah SAW, di mulai sejak diutusnya Rasulullah SAW pada tahun 610M hingga wafatnya Rasulullah. Jadi, secara keseluruhan fase ini berlangsung selama dua puluh tiga tahun. TARIKH TASYRI’ PADA MASA RASULULLAH SAW Nabi Muhammad adalah seseorang manusia revolusioner sejati. Keberhasilannya mengubah pola kehidupan masyarakat Arab hingga belahan dunia dalam berbagai aspek
  • 7. 7 kehidupan.3 Pembentukan hukum Islam pada masa Nabi Muhammad SAW terbagi menjadi dua periode: Periode Mekkah dan Periode Madinah. A. PERIODE MEKKAH Rasulullah SAW melaksanakan dakwah di Mekkah selama kurang lebih 13 tahun. Dalam periode ini, nabi telah mencurahkan perhatiannya untuk memperbaiki kepercayaan masyarakat Arab dengan menanamkan dan memperhamba diri kepada Allah. Oleh karena itu, ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah sebelum hijrah berisi tentang larangan untuk menyekutukan Tuhan, dan menyeru mereka dengan menerangkan para nabi terdahulu dan sejarah umat-umat yang lalu, mengajarkan mereka untuk meninggalkan tradisi-tradisi buruk yang diwariskan oleh nenek moyang. Oleh sebab itu, kebanyakan ayat Makiyah berisikan hal-hal yang berkaitan dengan akidah dan keyakinan, akhlak dan sejarah masa lalu.4 Wahyu pada periode ini turun untuk memberikan petunjuk dan arahan kepada manusia kepada dua perkara utama5: a. Mengokohkan akidah yang benar dalam jiwa atas dasar iman kepada Allah, beriman kepada Malaikat, Kitab-Kitab, Rasul dan Hari Akhir. b. Membentuk akhlak agar manusia memiliki sifat yang mulia dan menjauhkan sifat tercela. Al-qur’an memerintahkan berkata jujur, menepati janji adil, saling tolong- menolong, memuliakan tetangga. Selain itu Al-qur’an juga melarang dari akhlak tercela. Seperti berdusta, menipu, ingkar janji, berbuat zalim, menganiaya dan perilaku lain yang dianggap melampaui batas. Namun, Rasulullah SAW tidak mendapatkan tempat di hati masyarakat Mekkah. Beliau telah menjumpai bermacam-macam hal yang menyakitkan dan bermacam-macam 3 Abdul Majid Khon, IkhtisarTarikh Tasyri’ : Sejarah Pembinaan Hukum Islam dari Msa ke Masa, (Jakarta: Amzah, 2013), h.15 4 Dedi Supriyadi, Sejarah Hukum Islam (dari Kawasan Jazirah Arab Sampai Indonesia), (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), h. 61-62 5Rasyad Hasan Khalil, Tarikh Tasyri’, ( Jakarta : AMZAH Sinar Grafika Offset, 2015 ), h. 42
  • 8. 8 fitnah.Orang-orang musyrik menghalangi penduduk Mekkah mendengarkan Al-Qur’an, dan menerima ajakan Rasulullah dengan kedustaan yang mereka perbuat. Orang-orang Mekkah (yang masuk Islam) terpaksa meninggalkan Mekkah Menuju Habsyi dengan melarikan diri demi agama, karena pada saat itu mereka tidak mempunyai kekuatan apapun. Adapun ciri masyarakat pada fase Mekkah sebagai berikut: 1. Jumlah muslim masih minoritas 2. Kekuatan yang dimiliki masih sangat lemah 3. Dikucilkan dari masyarakat Mekkah saat itu B. PERIODE MADINAH Periode Yastrib atau Madinah di mulai pada hijrahnya Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun pertama hijriah (28 Juni 622 M). Hijrah adalah perpindahan Nabi Muhammad SAWdari Mekkah ke Madinah. Tujuan hijrahnya beliau beserta para sahabatnya yaitu: “Menyelamatkan diri dan umat Islam dari tekanan, ancaman dan kekerasan kaum kafir Quraisy. agar mendapat keamanan dan kebebasan dalam beribadah serta berda’wah” (QS. An-Nahl, 16:41-42 ). Pada peiode Madinah disyari’atkan hukum kemasyarakatan yang mencakup muamalah, ijtihad, jinayah, mawaris, wasiat, talak, sumpah, dan peradilan. Keitka Nabi menetap di Madinah, hukum-hukum amaliah dan kemasyarakatn mulai ditetapkan. Periode ini berlangsung selama sepuluh tahun dan disebut dengan fase pembentukan undang- undang.6 Pada periode Madinah ini membahas masalah yang berkaitan dengan masalah hukum. Hukum itu akan dapat dilaksanakan bila dilindungi oleh kekuatan politik. Dalam periode 6 Abdul Majid Khon, IkhtisarTarikh Tasyri’ : Sejarah Pembinaan Hukum Islam dari Msa ke Masa, (Jakarta: Amzah, 2013), h.23
  • 9. 9 Madinah, kekuatan politik itu sudah dibangun dengan disepakatinya piagam Madinah dengan mengukuhkan Nabi sebagai kepala negara.7 Pada saat Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau disambut dengan meriah oleh pengikut- pengikutnya, selain itu umat muslim sudah bisa meninggalkan aqidah lamanya. Ciri-ciri masyarakat fase Madinah sebagai berikut8: 1. Jumlahnya telah banyak serta berkualitas 2. Mengeliminasi permusuhan dalam rangka mengesakan Allah SWT 3. Telah adanya syariat Islam untuk mencapai kebaikan dalam masyarakat 4. Membentuk aturan damai dalam perang Pada periode ini Islam sudah kuat dan berkembang dengan pesatnya, jumlah umat Islam pun sudah betambah banyak dan mereka sudah memiliki suatu pemerintahan yang gilang gemilang. keadaan inilah yang mendorong perlunya mengadakan tasyri’ dan pembentukan undang-undang untuk mengatur perhubungan antara individu dari suatu bangsa dengan bangsa lainnya, dan untuk mengatur pula perhubungan mereka dengan bangsa yang bukan Islam baik di waktu damai maupun perang. Ada tiga aspek yang perlu dijelaskan dari proses perkembangan syariat pada periode ini: 1. Metode Nabi dalam menerangkan hukum. Dalam banyak hal syariat Islam Turun secara global nabi sendiri tidak menjelaskan apakah perbuatannya itu wajib atau sunnah, bagaimana syarat dan rukunnya dan lain sebagainya. Seperti ketika nabi salat para sahabat melihat salat nabi dan mereka mengikutinya tanpa menanyakan syarat dan rukunnya. 2. kerangka hukum syariat. Ada hukum yang disyariatkan untuk suatu persoalan yang dihadapi oleh masyarakat, seperti bolehkah menggauli istri ketika mereka sedang haid, bolehkah berperang pada bulan haji. Dan ada pula yang disyariatkan tanpa 7 Yayan Sopyan, Tarikh Tasyri’ Sejarah Pembentukan HukumIslam (Depok: Gramata Publishing, 2010), h.61 8 Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan HukumIslam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2003), h.22-23
  • 10. 10 didahului oleh pertanyaan dari sahabat atau tidak ada kaitannya dengan persoalan yang mereka hadapi, termasuk didalamnya adalah masalah ibadah dan beberapa hal yang berkaitan dengan muamalat. 3. turunnya syariat secara bertahap (periodik). Maksudnya pembentukan kondisi masyarakat yang layak dan Siap dan menerima Islam harus menjadi prioritas yang diutamakan. Dasar kehidupan masyakat periode Madinnah: a) pembangunan mensjid Rasulullah SAW memperkokoh hubungan masyarakat dengan membangun mesjid. Mesjid menjadi sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin. Selain itu, mesjid juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Ketika Rasulullah SAW menetap di Yastrib, penduduknya terdiri dari umat islam, umat yahudi, dan orang-orang arab yang belum masuk islam. Dalam sebuah Piagam Yastrib mengandung 32 pasal yang menyentuh segenap aspek kehidupan (akidah, akhlak, kebijakan, undang-undang, dll). b) membangun ukhuwah Islamiyah Nabi mempersaudarakan antara golongan muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah), dengan golongan anshar (penduduk Madinah yang sudah masuk Islam dan ikut membantu perjuangan kaum muhajirin tersebut). Dengan denikian diharapkan setiap muslim memiliki keterikatan emosiaonal dalam suatu persaudaraan dan kekeluargaan. Strategi yang dilakukan oleh Rasulullah SAW seperti ini, berarti Rasulullah SAW menciptakan persaudaraan yang baru, yaitu persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan darah. c) memberikan kebebasan beragama. Hubungan persahabatan yang baik dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam. Di Madinah, disamping orang-orang arab Islam, juga terdapat golongan masyarakat Yahudi dan juga orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Baik muslim maupun yang
  • 11. 11 lain seharusnya percaya, bahwa barang siapa menerima pimpinan Allah dan sudah masuk kedalam agama Allah, akan terlindung dari gangguan. Bagi orang yang sudah beriman akan bertambah kuat keimanannya, sedangkan bagi yang masih ragu-ragu atau masih takut-takut khawatir dan lemah, akan segera pula menerima imannya atas izin Allah swt. Pikiran inilah yang mula-mula meyakinkan Muhammad Rasulullah SAW tinggal di Madinah. Maka ke arah politik pemerintahan dan seluruh sektor kehidupannya ditujukan, tujuan dalam cakupan yang luas yaitu yang bisa memberikan jawaban dari setiap permasalahan, memberikan ketenangan jiwa bagi mereka yang menganut agamanya masing- masing dalam cakupan tujuan yang lebih sempit. Agar stabilitas masyarakat dan negara dapat diwujudkan dengan baik ditengah-tengan kemajemukan ini, maka Rasulullah SAW sebagai kepala negara mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka. Sebuah piagam yang menjamin kebebasan beragama, setiap orang memiliki hak dan kebebasan dalam bidang politik dan keagamaan, kemerdekaan beragma terjamin dan seluruh anggota masyarakat berkewajiban mempertahankan keamanan negara tersebut dari serangan luar. Dalam perjanjian itu jelas disebutkan bahwa Rasulullah menjadi kepala pemerintahan karena sejauh menyangkut peraturan dan tata tertib umum, maka otoritas mutlak diberikan kepada beliau SAW. Dalam bidang sosial, beliau juga meletakkan dasar persamaan antar sesama manusia. d) hidup damai dan berdampingan dalam lingkungan sosial dan negara. Rasulullah SAW sangat mendambakan perdamaian, dan tidak menyukai peperangan. Dalam hal ini beliau sangat cermat dalam menyikapinya. Beliau SAW tidak akan menempuh jalan perang selama masih bisa di rundingkan untuk mendapatkan jalan keluar yang sama-sama menguntungkan. Nabi Muhammad SAW tidak akan memilih jalan perang, kecuali dalam keadaan terdesak, terpaksa untuk membela kebebasan, membela agama dan kepercayaan. Rasulullah SAW mengizinkan umat Islam berperang dengan dua alasan: pertama, untuk mempertahankan diri dan
  • 12. 12 melindungi hak miliknya. Kedua, menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-orang / golongan yang menghalanginya. e) penguatan dalam bidang ekonomi. Kalau masjid tempat beribadah kaitannya dengan ukhrawi, maka pasar adalah tempat atau pusat ekonomi melalui perdagangan yang sudah diajarkan tata cara dan normanya oleh Rasulullah SAW, pemberdayaan ekonomi di Madinah pada waktu itu juga melalui bidang pertanian, bekerjasama antara kaum pendatang dengan kaum pribumi yang menjadi pemilik tanah-tanah pertanian tersebut. Pada fase ini kekuasaan hukum didasarkan kepada Rasulullah SAW secara langsung tanpa campur tangan orang lain. Sementara sumber yang digunakan adalah wahyu, baik yang matlu al-Qur’an ataupun ghoiru matlu yaitu Sunnah, sehingga pada masa ini belum pernah terjadi perselisihan dalam hukum. Dan kebanyakan dari ayat-ayat yang diturunkan berkenaan atau sesuai dengan suatu peristiwa atau menjadi jawaban dari pertanyaan. Oleh karena itu, pada fase ini Islam telah terbina menjadi satu kekuatan dalam pemerintahan. Dan sumber hukum bukan hanya al-Qur’an dan Hadist tetapi telah diakui bahwa nabi berijtihad dalam sebagian hukum mengakui ijtihad sahabat dari sebagian yang lain.9Orang Islam sudah memiliki moral yang kuat, akidah yang mapan serta akhlak yang baik, dimana hal tersebut akan menjadi landasan yang kokoh dalam nelaksanakan tugas-tugas baik mengenai agama ataupun negara. C. SUMBER TASYRI’ PADA MASA RASULULLAH SAW Sumber atau kekuasaan tasyri’ pada periode ini di pegang oleh Rasulullah sendiri dan tidak seorang pun yang boleh menentukan hukum suatu masalah, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Dengan adanya Rasulullah segala permasalahan dengan mudahnya mereka mengembalikan kepada beliau, maka tidak seorang pun dari mereka 9 Roibin, Tasyri’ dalam Lintasan Sejarah (Telaah Sosio Historis Atas Kondisi Tasyri’ Islam), (Malang: Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Malang, 2007), h. 19-20
  • 13. 13 berani berfatwa dengan hasil ijtihadnya sendiri. Bahkan jika mereka dalam menghadapi sesuatu peristiwa atau terjadi persengketaan, mereka langsung mengembalikan persoalan itu kepada Rasulullah dan beliaulah yang selanjutnya akan memberikan fatwa kepada mereka, menyelesaikan sengketa, dan menjawab pertanyaan dari masalah yang mereka tanyakan. Al-Qur’an Surat an-Nisa’: 59 disebutkan bahwa setiap muslim wajib mengikuti kehendak Allah, kehendak Rasul dan kehendak ulil ‘amri yakni orang yang mempunyai “kekuasaan” berupa ilmu pengetahuan untuk mengalirkan ajaran hukum Islam dari dua sumber utamanya yakni al-Qur’an, as-Sunnah, dan ijma’ Nabi Muhammad. 1. Al-Qur’an Al-Kitab atau al-qur’an adalah suatu kitab yang sudah diknal, dan diturunkan kepada Muhammad SAW dengan berkelompok-kelompok sejak dari malam tanggal 17 Ramadhan tahun 41 kelahiran beliau. Beliau di beri wahayu ketika sedang bertahannuts di gua Hira’.10 Wahyu yang pertama kali diturunkan ialah surah al-Alaq : 1-5. Secara garis besar besar, tasri’ di dalam al-Qur’an berisikan tiga hal, yaitu: perintah, larangan dan pilihan. 11 a. Perintah : adanya tuntutan melakukan sesuatu b. Larangan : adantan tuntutan untuk meninggalkan sesuatu c. Pilihan : adanya keleluasaan untuk mengerjakan atau meninggalkan sesuatu. Al-Qur’an berasal dari kata qaraa (membaca) berubah menjadi kata benda qur’an berarti bacaan. Al-qur’an merupakan wahyu yang berfungsi sebagai mukjizat bagi 10 Hudari Bik, Terjemahan Tarikh Tasyri’ al-Islami (Sejarah Pembinaan Hukum Islam), (Semarang: Bik, 1980), h.5 11 Abdul Majid Khon, IkhtisarTarikh Tasyri’ : Sejarah Pembinaan Hukum Islam dari Msa ke Masa, (Jakarta: Amzah, 2013), h.31
  • 14. 14 Muhammad, yang harus disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman hidup dan sebagai penyempurna kitab-kitab Allah SWT sebelumnya. Allah SWT menetapkan bahwa Alquran tidak turun kepada Rasulullah SAW sekaligus. Namun, al-Qu’an diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dengan keadaan dan problematika yang terjadi. Selain itu al-Qur’an juga tidak turun dengan jumlah ayat yang terbatas namun ia turun berbeda beda, terkadang ia turun dalam satu surah secara sempurna dan terkadang hanya sepuluh ayat, atau lima atau bahkan satu ayat atau penggalan dari satu ayat. Al-Qur’an adalah kitab suci Allah kepada Nabi Muhammad SAW, “akomadatif”terhadap hokum yang hidup dan berkembang di masyarakt Arab pra- Islam. Dalam al-Qur’an terdapat tawaran perbaikan yang berupa pembatalan dan perubahan, salah satunya adalah12:  Hukum poligami Perkawinan telah dilakukan manusia sebelum al-Qur’an diturunkan. George Whitecroos Paton (1955 : 438) menjelaskan bahwa pada awalnya, manusia melakukan persetubuhan secara bebas tanpa ada paksaan. Pada fase kedua dilakukan melalui perkawinan poliandri, yaitu seorang perempuan memiliki banyak suami: fase ketiga adalah poligini, yaitu seorang suami memiliki banyak istri: dan yang terakhir adalah monogami, yaitu seorang laki-laki hanya memiliki seorang istri dan sebaliknya seorang istri memiliki seorang suami. Perkawinan masyarakat beradap adalah monogamy, yaitu seorang laki-laki memiliki satu orang istri dan sebaliknya. Di dunia islam, pendapat yang mengatakan bahwa semangat al-Qur’an itu monogami. 12Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan HukumIslam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2003), h.24
  • 15. 15 Tawaran perubahan yang terdapat dalam al-Qur’an adalah pernikahan poligini, poliandri dihramkan dengan jumlah istri yang dibatasi, yaitu empat orang (QS an-Nisa’/4:3) Masa turunnya al-Qur’an terbagi menjadi dua bagian yang berbeda-beda yaitu13: a. Masa beliau SAW diam di Mekkah yakni selama 12 tahun 15 bulan 3 hari yaitu 18 Ramadhan tahun 41 sampai dengan awal bulan Rabi’ul Awwal tahun 54 dari kelahiran beliau. Ayat-ayat al-Qur’an yang turun pada masa itu disebut Makiyyah. b. Masa sesudah hijrah beliau yakni selam 9 tahun 9 bulan dan 9 hari yaitu dari awal Rabi’ul Awwal 54 sampai dengan 9 Dzul Hijjah tahun 63 dari kelahiran beliau, atau tahun 10 Hijriyyah. Ayat-ayat al-Qur’an yang turun pada masa itu disebut Madaniyyah. Jumlah hukum-hukum didalam al-Qur’an. Al-Qur’an memuat atas bermacam- macam perbuatan mukallaf:  Pergaulan antara Allah dn hamba, yaitu ibadah yang tidak sah kecuali dengan niat. Sebagiannya ibadah semata-mata yaitu shalat dan puasa, sebagiannya ibadah harta yaitu zakat, sebagiannya ibadah badan serta sosial yaitu haji. Empat ibadah ini sesudah iman dianngap sebagai asa (dasar) agama islam.  Pergaulan antara sesama manusia yaitu: a) Pekerjaan untuk mengamankan da’wah yaitu jihad b) Pekerjaan untuk membina rumah tangga, yaitu sesuatu yang berhubungan dengan perjodohan, perceraian, keturunan dan warisan c) Pekerjaan untuk pergaulan anatara manusia, baik jual beli, sewa-menyewa dan sebagainya (muamalat) 13 Hudari Bik, Terjemahan Tarikh Tasyri’ al-Islami (Sejarah Pembinaan Hukum Islam), (Semarang: Bik, 1980), h.12
  • 16. 16 d) Pekerjaan untuk menerangkan siksaan atas tindak pidana, yaitu qishsas dan had. Rasulullah SAW berangsur-angsur dalam membina hukum. Membina hukum akan didapati pokoklain yaitu global kemudian detail. Ini akan terlihat jelas mana kala membandingkan antara pembinaan hukum menuruk Makki dan Madani. Pembinaan hukum menurut Makki adalah global (garis besarnya) hanya saja al- Qur’an mengemukakan hukum-hukum secara detail (terperinci). Adapun pembinaan hukum dibandingkan dengan Makki lebih-lebih yang berhubungan dengan kebendaan. Oleh karena itu, kita melihat bahwa sebagian besar ayat-ayat yang dari padanya diistimbatkan hukum-hukum adalah Madaniyah sedang ayat- ayat Makiyyah hanya (menerangkan) hukum-hukum yang memelihara akidah seperti haramnya sembelih-sembelihan yang tidak disbutkan nama Allah atasnya.14 2. As-Sunnah As-Sunnah adalah sumber hokum islam kedua setelah al-Qur’an. Menurut ulama ahli ushul, hadis adalah “segala perkataan, segala perbuatan, dan segala ketetapan Nabi Mummad SAW, yang berkaitan dengan hokum”.15 As-sunnah berfungsi sebagai penjelas ayat yang diturunkan secara global sebagaimana dalam firman Allah; Dan dirikanlah sholat. Ini adalah nash global dalam pensyariatan sholat. Sedangkan dari segi waktu, jumlah rekaat dan rukunnya semua dijelaskan oleh As-sunnah dengan sabda rasul; sholatlah sebagaimana kalian melihat saya sholat. 14 Hudari Bik, Terjemahan Tarikh Tasyri’ al-Islami (Sejarah Pembinaan Hukum Islam), (Semarang: Bik, 1980), h.40 15 Muhammad Daud Ali, Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2005), h.97
  • 17. 17 Jika demikian maka sunnah itu adalah penjelas al-Qur’an menjelaskan globalnya, membatasi kemutlakannya, dan menta’wili kesamarannya. Didalam as- sunnah tidak ada sesuatu kecuali al-Qur’an telah menunjukkan pengertiannya dengan penunjukkan (dilalah) global (ijmaliyah) atau terperinci (tafsiliyah).16 Ketentuan hukum dalam hadis, dalam hubungannya dengan al-Qur’an ada tiga macam: Pertama: hadis memuat hukum yang sesuai dengan hukum yang ada dalam al- Qur’an. Dalam hal ini hadis memperkuat hukum yang ada dalam al-Qur’an atau mengulangi apa yang dikatakan dalam al-Qur’an, sehingga suatu perbuatan mempunyai dua sumber sekaligus Kedua : hadis memuat hukum yang menjelaskan hukum yang ada dalam al- Qur’an Ketiga: hadis memuat hukum baru yang tidak disebutkan dalam al-Qur’an secara jelas. Dalam hal ini seolah-olah Nabi menetapkan hukum sendiri. Pada hakikatnya Nabi menjeaslkan apa yang disinggung di dalam al-Qur’an. Memahami kedudukan as-Sunnah dalam hubungannya dengan al-Kitab dimana as-Sunnahitu diterima oleh para sahabat waktu mereka berkumpul atau di waktu mereka terpencar.17 Dari segi periwayatan ulama Hanafiyyah membagi hadis menjadi tiga: Hadist Mutawatir : hadis yang diriwayatkan dari Nabi SAW. Pada masa sahabat, tabi’in, tabi’tabi’in, oleh orang banyak dan tidak mungkin mereka berdusta. Hadist Masyhur : hadist yang diriwayatkan dari Nabi SAW. Pada masa sahat oleh orang banyak tetapi tidak sampai batasan mutawatir. 16 Hudari Bik, Terjemahan Tarikh Tasyri’ al-Islami (Sejarah Pembinaan Hukum Islam), (Semarang: Bik, 1980), h.73 17 Hudari Bik, Terjemahan Tarikh Tasyri’ al-Islami (Sejarah Pembinaan Hukum Islam), (Semarang: Bik, 1980), h.80
  • 18. 18 Hadist Ahad : hadist yang diriwayatkan dari Nabi SAW. Pada masa sahabat tabi’in, tabi’tabi’in, oleh orang oleh orang yang jumlahnya tidak sampai batas mutawatir. Penggolongan hadis tersebut berkaitan dengan kedudukannya sebagai sumber hukum. Hadis mutawatir menimbulkan keyakinan tentang kebenaran isinya dan harus diikuti. Oleh karena itu, jumlah periwayatan adalah jaminan tidak adanya kesepakatan untuk berdusta, maka hadis mutawatir tidak menjadi objek pembicaraan ilmu hadis dari segi kualitasnya maqbul (diterima sebagai sumber hukum) atau mardud (ditolak menjadi sumber hokum). Pembicaraan tentang kualitas hadis berlaku pada hadis ahad. Hadist ahad yang shahih dan hadist ahad yang hasan nilainya maqbul (diterima sebgai sumber hokum), sedaangkan hadist ahad yang dhaif nilainya mardud (ditolak sebagai sumber hokum).18 D. IJTIHAD NABI DAN SAHABAT Pada saat Rasulullah masih hidup, penentuan hukum berdasarkan atas dua sumber yaitu wahyu Allah dan ijtihad Rasulullah SAW. Terjadinya suatu peristiwa yang menghendaki adanya hukum dapat timbul karena adanya suatu pertanyaan atau perselisihan bahkan atas permintaan Rasul, maka Allah mewahyukan kepada Rasul-Nya ayat-ayat al- Qur’an yang menjelaskan hukum yang dikehendaki untuk disampaikan kepada umatnya.19 Para ulama berikhtilaf tentang ijtihad Nabi Muhammad SAW terhadap sesuatu yang tidak ada ketentuan nash dari Allah. Ulama berbeda pendapat mengenai apakah Nabi Muhammad SAW diperbolehkan menetapkan hukum yang tidak ada nashnya atau tidak. Ulama Hanafiyyah berpendapat bahwa apabila Nabi dihadapkan pada suatu peristiwa 18 Jazuni, Legislasi HokumIslam di Indonesia, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2005), h. 29 19 Roibin, Tasyri’ dalam Lintasan Sejarah (Telaah Sosio Historis Atas Kondisi Tasyri’ Islam), (Malang: Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Malang, 2007), h. 19-20
  • 19. 19 hukum, beliau menunggu wahyu. Jika ternyata tidak ada wahyu mengenai hal tersebut, maka Nabi berijtihad. Ulama Asy’ariyyah, Mu’tazilah, dan Mutakallimin (ahli teologi) berpendapat bahwa Rasulullah SAW tidak melakuan ijtihad dalam menetapkan hukum-hukum syari’at yang berkenaan dengan hal-hal yang behubungan dengan halal dan haram. Menurut mereka, Nabi berijtihad untuk hal-hal yang berhubungan dengan peperangan saja.20 ‘Abd al-Jalil ‘Isa mengungkapkan beberapa contoh ijtihad yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, diantaranya sebagai berikut21: a. Ketika ditanya tentang cara memperlakukan anak-anak Musyrikin yang ikut dalam berperang, Nabi Muhammad SAW menjawab, “mereka diperlakukan seperti bapak-bapaknya.” b. Qiblat umat Islam sebelum ditetapkan oleh Allah SWT adalah Bai al-Maqdis. Umat Islam shalat menghadap ke Bait al-Maqdis selama 16 atau 17 bulan. Shalat ke Bait al-Maqdis adalah ijtihad Nabi Muhammad SAW. c. ‘Abd Allah ibn Ubai (tokoh munafik) datang kepada NBI Muhammad SAW dan kemudian nabi Muhammad SAW memohon kepada Allah agar ‘Abd Allah ibn Ubai diampuni. Disamping itu, Nabi Muhammad SAW memohon kepada Allah agar ‘Abd Allah ibn Ubai diberi petunjuk oleh Allah. Kemudian Allah berfirman “kamu memohonkan ampun bagi mereka (orang-orang munafik) atau kamu tidak memohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja).” (QS. at-Taubah: 80) Demikian beberapa contoh ijtihad yang dikemukakan oleh ‘Abd al-Jalil ‘Isa dan Muhammad Salam Madkur. Karena melakukan ijtihad, Nabi Muhammad SAW kemungkinan salah dalam ijtihadnya. Dalam menanggapi hal ini, ulama berbeda pendapat. Menurut al-Syafi’iyyah, Nabi Muhammad SAW tidak akan salah dalam berijtihad, 20 Abdul Majid Khon, IkhtisarTarikh Tasyri’ : Sejarah Pembinaan Hukum Islam dari Msa ke Masa, (Jakarta: Amzah, 2013), h.41 21 Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan HukumIslam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2003), h.30-33
  • 20. 20 sedangkan al-Juba’I dan Mu’tazilah berpendapat bahwa Nabi Muhammad SAW bisa salah dalam berijtihad kemudian ditegur oleh Allah atau sahabat. Contoh lain baginda berijtihad adalah ketika beliau memberikan izin kepada orang- orang munafik yang meminta izin untuk tidak turun berpartisipasi dalam perang tabuk, maka turunlah ayat: َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ب‬ِ‫ذ‬‫َا‬‫ك‬‫ال‬ َ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ت‬َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫َق‬‫د‬َ‫ص‬ َ‫ْن‬‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ال‬ َ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫َّن‬‫ي‬َ‫ب‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ت‬ْ‫ن‬ِ‫ذ‬َ‫أ‬ َ‫م‬ِ‫ل‬ َ‫ك‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ا‬َ‫ف‬َ‫ع‬ Artinya: Semoga Allah memaafkanmu, mengapa kamu memberi izin kepada mereka sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar dan sebelum kamu ketehaui orang-orang yang bersdusta?.(Q.S. At-Taubah 9 : 43 ) Dari sini jelaslah bahwa Ijtihad Nabi memang terjadi dalam perkara yang tidak adanash-nya, dan semua ijtihad ini dikelilingi oleh wahyu dari segala sisi, jika baginda salah dalam ijtihadnya maka wahyu tidak akan membirakannya begitu saja tetapi akan meluruskannya.22 E. IJTIHAD SAHABAT PADA MASA NABI MUHAMMAD SAW Diantara sahabat yang melakukan ijtihad pada zaman Nabi Muhammad SAW adalah mereka yang diutus untuk menjadi qadhi atau hakim. Diantaranya:  ‘Ali ibn Abi Thalib yang diutus oleh Rasulullah SAW untuk menjadi hakim di Yaman.  Mu’adz ibn Jabal yang diutus oleh Nabi SAW menjadi hakim di Yaman.  Khuzaifah al-Yamani yang diutus oleh Nabi SAW untuk menyelesaikan sengketa dinding antara tetangga masing-masing mengaku bahwa dinding itu miliknya. Diantara ijtihad sahabat yang dilakukan pada zaman nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut:  Dua orang sahabat melakukan perjalanan. Ketika waktu shalat tiba, mereka tidak mendpatkan air untuk berwudhu, keduanya bertayamum dan kemudian shalat. Setelah shalat selesai, mereka mendapatkan air. Seorang sahabat berwudhu dan 22 Rasyad Hasan Khalil, Tarikh Tasyri’, ( Jakarta : AMZAH Sinar Grafika Offset, 2015 ), h.48
  • 21. 21 kemudian kembali lagi shalat. Sedangkan sahabat satunya lagi tidak. Kemudian keduanya datang kepada Rasulullah SAW da menceritakan pengalamannya. Kepada yang tidak berwudhu dan tidak mengerjakan shalat, Nabi SAW “Ashabta al-Sunnah : engkau mengerjakan sesuai sunnah”. Sedangkan kepada sahabat yang berwudhu dan mengerjakan shalat, Nabi SAW bersabda, “al-Ajr marratain : engkau mendapatkan pahala dua kali”.23 F. PEMEGANG WEWENANG TASYRI’ Tasyri’ pada masa Rasulullah meninggalkan berbagai perundang-undangan yang diambil dari nash al-Qur’an dan Hadist. Tidak seluruh umat Islam pada waktu itu mampu memahami hukum-hukumyang ada. Hal ini disebabkan faktor-faktor berikut: 1. Diantara umat Islam ada yang masih awam yang tidak mampu memahami nash-nash. 2. Materi perundang-undangan dari nash tidak tersebr secara luas di kalangan kaum muslimin, mengingat al-Qur’an baru ditulis dan dikodifikasika bertahun-tahun setelah turunnya. Demikian juga hadis belum dibukukan. 3. Banyak permasalahan yang sebelumnya tidak pernah terjadi pada masa Rasulullah. Berdasarkan faktor-faktor diatas, para sahabat bangkit memegang wewennag tasyri’ untuk memberikan penjelasan atau penafsiran kepada kaum muslimin tentang hal hal terkait. Adapun cara ijtihad yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan hukum dengan dasar ra’yu perorangan (Ijtihad Fardi) 2. Menetapkan hukum dengan dasar mengadakan ijma’ (Ijtihad Jama’i) 23 Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan HukumIslam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2003), h.33-34
  • 22. 22 Para sahabat yang memegang ijtihad pada periode ini, menetapkan hukum dengan dalil-dalil melalui al-Qur’an dan as-Sunnah, sesudah mereka selidiki secara benar-benar baru mereka menggunakan penyelidikan akal dan memakai keputusan yang sempurna. Keputusan dan fatwa dari ijtihad para sahabt hanya bersifatkan penerapan hukum dan bukan bersifat pembentukan hukum (Tasyri’). Dengan pengertian bahwa semua ijtihad para sahabat tersebut bukanlah menjadi undang-undang yang mengikat bagi kaum muslimin, kecuali kalau sudah mendapatkan ikrar (legalisari) dari Rasulullah SAW. Periode Rasulullah SAW ini sumber-sumber dalam penetapan atau pembinaan hukum ada dua : wahyu dan ijtihad Rasulullah SAW, sedangkan ijtihad para sahabat pada waktu itu tidak dapat dijadikan dasar yang mutlak kecuali ada pengakuan dari Rasulullah SAW sendiri. Adapun al-Qur’an sebagai sumber (dasar) pokok dalam penetapan hukum, karena berdasarkan pernyataan dalam al-Qur’an itu diantaranya sebagai berikut : QS. An-Nisa’ : 105 “sesungguhnya kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.” Adapun cara atau metode pembentukan hukum periode ini adalah berdasarkan suatu problem untuk ditentukan hukumnya. Untuk itu Rasulullah SAW harus menunggu beberapa waktu jelang wahyu dari Allah SWT sebagai jawaban problem yang dimaksud. Tapi jika wahyu yang diharapkan tidak kunjung datang, maka Rasulullah berijtihad sendiri ataupun bermusyawarah dengan sahabat. G. WAFATNYA RASULULLAH SAW Ada sebuah kisah tentang totalitas cinta yang dicontohkan Allah lewat kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, meski langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbata memberikan petuah, "Wahai
  • 23. 23 umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Ku wariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku." Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang teduh menatap sahabatnya satu persatu. Rasulullah menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 634 M (Senin, 12 Rabiul Awal).24 24 Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh, Buku Pintar Sejarh Islam, Jejak Langkah Peradaban Islam dari Masa Nabi Hingga Masa Kini, (Jakarta: Zaman, 2014), h.23
  • 24. 24 DAFTAR PUSTAKA A.Ibrahim, Qasim dan Muhammad A. Saleh. Buku Pintar Sejarh Islam, Jejak Langkah Peradaban Islam dari Masa Nabi Hingga Masa Kini. Jakarta: Zaman. 2014. Bik, Hudari. Terjemahan Tarikh Tasyri’ al-Islami (Sejarah Pembinaan Hukum Islam). Semarang: Daarul Ihya. 1980. Daud Ali, Muhammad. Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: PT Grafindo Persada. 2005. HasanKhalil, Rasyad. Tarikh Tasyri’. Jakarta : AMZAH Sinar Grafika Offset. 2015. Jazuni. Legislasi Hokum Islam di Indonesia. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. 2005. Mahmudunnasir. Islam Konsepsi dan Sejarahnya (Terj. Adang Afandi). Bandung: PT Remaja Rosda Karya. 2005. Majid Khon, Abdul. Ikhtisar Tarikh Tasyri’ : Sejarah Pembinaan Hukum Islam dari Msa ke Masa. Jakarta: Amzah. 2013. Mubarok, Jaih. Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 2003. Roibin. Tasyri’ dalam Lintasan Sejarah (Telaah Sosio Historis Atas Kondisi Tasyri’ Islam). Malang: Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Malang. 2007. S. Praja, Juhaya. Sejarah Hukum Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. 2010. Supriyadi, Dedi. Sejarah Hukum Islam (dari Kawasan Jazirah Arab Sampai Indonesia). Bandung: CV Pustaka Setia. 2010.
  • 25. 25 TARIKH TASYRI’ PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN (ABU BAKAR AS-SHIDIQ & UMAR BIN KHATTAB) SITI NUR KHOTIMAH 15230032
  • 26. 26 KHALIFAH ABU BAKAR AS-SHIDIQ Biografi Abu Bakar Nama lengkap Abu Bakar adalah Abdullah bin Usman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Tamim , kemudian setelah masuk islam namanya diganti oleh Rasulullah menjadi Abdullah. Sedangkan nama Abu Bakar adalah nama pemberian dari kaum muslimin yang artinya bapaknya perawan, dan menyandang gelar As-Shiddiq karena ia seringkali membenarkan ajaran dakwah Nabi Muhammad SAW.25 Allah Ta’ala pun menyebut beliau sebagai Ash Shiddiq: ‫المتقون‬ ‫هم‬ ‫أولئك‬ ‫به‬ ‫وصدق‬ ‫بالصدق‬ ‫جاء‬ ‫والذي‬ “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan yang membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa” (QS. Az Zumar: 33) Nabi SAW bersabda sebagaimana yang telah diriwayatkan dalam Shahih Bukhari: ‫به‬ ‫فرجف‬ ,‫وعثمان‬ ‫وعمر‬ ‫بكر‬ ‫وابو‬ ‫أحدا‬ ‫صعد‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ‫النبي‬ ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اّلل‬ ‫رضي‬ ‫مالك‬ ‫بن‬ ‫نس‬ ‫أ‬ ‫عن‬‫فقال‬ ‫م‬ ‫وشهيدا‬ ‫وصديق‬ ‫نبي‬ ‫عليك‬ ‫نما‬ ‫فإ‬ : ‫أحد‬ ‫اثبت‬. “Dari Anas bin Malik Radhiallahu’anhu bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam menaiki gunung Uhud bersama Abu Bakar, Umar dan ‘Utsman. Gunung Uhud pun berguncang. Nabi lalu bersabda: ‘Diamlah Uhud, di atasmu ada Nabi, Ash Shiddiq (yaitu Abu Bakr) dan dua orang Syuhada’ (‘Umar dan ‘Utsman)” Berkaitan dengan hal ini juga, Ummul Mukminin Aisyah r.a meriwayatkan sebuah hadits yang berisi “tatkala Nabi SAW di-isra’kan ke sebuah Masjidil Aqsha, orang-orang banyak membicarakan kebenaran cerita Nabi tersebut.bahkan banyak diantara orang-orang yang sudah masukislam menjadi murtad lagi meskipun sebelumnya mereka telah mempercayai Nabi Muhammad SAW dan membenarkan ajaran dakwahnya. Akhirnya beberapa orang menemui Abu Bakar, seraya berkata : “Apakah kamu sudah bertemu dengan temanmu (Nabi saw.) ?ia mengaku bahwa tadi malam ia telah di-isra’kan ke Baitul Maqdis!”.Abu Bakar balik bertanya “apakah benar ia (Muhammad saw.) berkata seperti itu 25 Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta:Prajawali Pers, 2008),h. 35
  • 27. 27 ?”. orang-orang tersebut menimpali “betul”. Abu Bakar segera membalas “Jika Muhammad SAW memang berkata seperti itu, ia pasti jujur (benar)”. Para lelaki itu segera kembalibertanya “jangan-jangan kamu ikut mempercayainya juga, bahwa ia (Muhammad saw) telah pergi ke Baitul Maqdish tadi malam, lalu kembali pulang sebelum pagi dating!”. Abu Bakar segera menjawab “betul, aku sungguh akan mempercayainya meskipun ia (Muhammad) melakukan hal yang lebih aneh lagi. Aku mempercayainya karena adanya kabar langit yang dating pada setiap harinya.” Karena sikap itulah, Abu bakar diberi gelar As-shiddiq (orang yang membenarkan ).26 Abu Bakar lahir dikota Makkah pada tahun 573 M (2 Tahun setelah lahirnya Nabi Muhammad, setelah penyerbuan pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka’bah yang dipimpin oleh Abrahah dari Yaman), dengan demikian beliau dua tahun lebih muda dari Nabi SAW. dan wafat tanggal 23 Agustus 634 (21 Jumadil Akhir 13 H). Abu Bakar adalah putra dari Usman (Abu Quhafa) bin umar bin ka’ab bin said bin taimibin murrah bin ka’ab bin luayyi bin ghalib bin fahrin attaimi. Sebelum Islam, beliau adalah seorang saudagar yang tersangat kaya serta yang berasal dari keluarga bangsawan yang sangat dihormati oleh masyarakat Quraisy. Perihal perawakan Abu Bakar,dari Aisyah dikisahkan bahwa ada seorang laki-laki yang berkata padanya “sebutkan kepadaku ciri-ciri fisik Abu Bakar itu!”. Aisyah segera menjawab “ Ia adalah seorang laki-laki yang berkulit putih, kurus, dan kedua pipinya tipis, serta tulang pipinya agak menonjol. Ia tidak pernah mengikat kainnya dan dibiarkan menggantung dipinggangnya. Wajahnya selalu berkeringat, kedua matanya agak cekung, keningnya lonjong, jari-jarinya selalu terbuka.”Itulah ciri-ciri fisik Abu Bakar r.a. Beliau juga mempunyai sifat sabar, berani, tegas, dan bijaksana.27 Bahkan sebelum memeluk Islam lagi, Abu Bakar telah terkenal sebagai seorang pembesar Quraisy yang tinggi akhlaknya dan tidak pernah minum arak sebagaimana yang lazimnya dilakukan oleh pembesar-pembesar Quraisy yang lain. Sebagaimana yang 26 Ahmad Abdul ‘Aal ath-Thahthawi, The Great Leader,(Jakarta:Gema Insani,2009),h. 41-42 27 Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta:Prajawali Pers, 2008),h. 35
  • 28. 28 dikatakan oleh sayyidina Aisyah r.a “Abu Bakar mengharamkan dirinya untuk minum minuman keras, karena itu, ia belum pernah meminumnya pada zaman jahiliah dulu, apalagi setelah masuk islam. Karena suatu ketika, Abu Bakar pernah berpapasan dengan seseorang yang sedang mabuk yamg meletakkan tangannya diatas kotoran lalu mengambilnya untuk didmasukkan kedalam mulutnya sendiri. Namun ketika si orang mabuk itu mencium bau tidak sedap dari kotoran yang diambilnya, barulah ia membuang kotoran tersebut. Lantas Abu Bakar berkomentar, “orang ini sungguh tidak menyadari apa yang sedang diperbuatnya dan barulah ketika orang mabuk ini mencium bau tidak sedap dari kotoran itu, ia baru membuang kotoran tersebut”. Suatu ketika, seorang pernah bertanya kepada Abu Bakar r.a “ apakah anda pernah minum minuman keras pada zaman jahiliah dulu?”. Abu Bakar r.a menjawab “aku berlindung kepada Allah dari melakukannya”. Kemudian ia ditanya lagi, “ Memangnya kenapa?”. Abu bakar r.a menjawab: “aku berusaha untuk menjaga harga diriku dan melindungi kepribadianku, karena orang yang minum-minuman keras maka iaakan kehilangan harga diri dan kepribadiannya.”28 Kepribadian Abu Bakar Ash – Shiddiq Sebelum masuk Islam, Abu Bakar sudah terkenal sebagai seseorang yang memiliki kepribadian yang bersih. walaupun dia lahir dari keluarga bangsawan yang pada saat itu yang sangat gemar berpesta pora, berjudi, meminum minuman keras, dan berzina. Abu bakar tidak pernah meniru kebiasaan buruk bangsa Arab pada umumnya saat itu. Abu bakar merupakan orang yang selalu merindukan kebenaran. Beliau selalu bergaul dengan orang-orang yang ahli dalam kitab suci, seperti Waraqah bin Naufal, Qus bin sa'idah, dan zaid bin Naufal. Oleh sebab itu, walaupun agama islam belum terlahir saat itu, abu bakar tidak menyembah berhala seperti yang dilakukan bangsa Arab pada umumnya saat itu. Sebagai seorang keturunan bangsawan, Abu Bakar terkenal sebagai seorang yang pandai bergaul, peramah, dan suka menolong orang. Rumah Abu Bakar senantiasa dikunjungi 28 Ahmad Abdul ‘Aal ath-Thahthawi, The Great Leader,(Jakarta:Gema Insani,2009),h.42-43
  • 29. 29 orang, tidak hanya karena dia seorang pedagang dan keahliannya dalam ilmu nasab, tetapi karena keramahan dan sopan santunnya serta sifatnya yang suka menolong orang. Selain sebagai bangsawan, Suatu hari Abu Bakar ash-shiddiq keluar dari rumahnya hendak mencari Nabi SAW, dan pada zaman jahiiliyyah Abu Bakar adalah sahabat Nabi saw. Ketika itu ia sudah bertemu Nabi saw., ia berkata “Abu Qoshim, aku tidak melihatmu berada dimajelis kaummu dan mereka menuduhmu telah mencela tuhan-tuhan dan nenek moyang mereka.” Rasulullahsegera menjawabnya dengan bersabda : “Aku adalah Rasulullah dan aku mengajakmu untuk memeluk agama Allah.” Setelah Rasulullah selesai bersabda, Abu Bakar pun masuk Islam. Selanjutnya, Rasulullah beranjak pergi dari hadapan abu bakar menuju daerah yang terletak diantara gunung yang mengelilingi Mekah. Setelah berbincang dengan Rasulullah, Abu Bakar segera menemui Ustman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, dan sa’ad bin Abi Waqash, lalu mereka semuanya masuk islam. Keesokannya, Abu Bakar r.a datang lagi dengan membawa serta Ustman bin Madz’un, Abu Ubaidah al-jarrah, Absurrahman bin Auf, Abu Salamah bin Abdul Asad, dan al-arqam bin abil Arqam r.a., mereka semuanya masuk ke dalam agama Islam. 29 Setelah Abu Bakar masuk Islam serta ikut berjuang bersama Nabi Muhammad SAW, dalam menyiarkan agama islam, Sifat dan kepribadiannya yang mulia tersebut tidak surut atau berkurang, akan tetapi semakin meningkat. Muncul pada diri Abu Bakar sifat rela berkorban yang sangat tinggi demi kepentingan agama islam. Hampir seluruh harta kekayaannya ia relakan dan ia korbankan untuk membantu perjuangan nabi dalam menyiarkan agama islam. Tidak Hanya pada harta bendanya saja, bahkan jiwa dan raganya pun ia relakan untuk membantu perjuangan nabi. Oleh sebab itu, abu bakar tidak pernah absen dalam berbagai peperangan, mendampingi, membantu dan melindungi rasulullah.30 29 Ahmad Abdul ‘Aal ath-Thahthawi, The Great Leader,(Jakarta:Gema Insani,2009),h.55-56 30 Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam,(Jakarta:Prajawali Pers, 2008),h.36
  • 30. 30 Proses Pengangkatan Abu Bakar Menjadi Khalifah Proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah berlangsung dramatis. Setelah Rasulullah wafat, kaum muslim di Madinah, berusaha untuk mencari penggantinya. Ketika kaum muhajirin dan ansar berkumpul di Saqifah bani Sa’idah terjadi perdebatan tentang calon khalifah. Masing-masing mengajukan argumentasinya tentang siapa yang berhak sebagai khalifah. Salah satu pemuka Kaum anshar berdiri “wahai orang-orang muhajirin, sesungguhnya Rasulullah jika menempatkan seseorang dari kalian maka dia akan senantiasa mengambil dari kami sebagai teman. Maka kami melihat bahwa pemerintahan ini hendaknya diperintah oleh dua orang, seseorang dari kami dan seseorang dari kalian”.sehingga mereka (kaum anshor) mencalonkan Said bin Ubaidillah, seorang pemuka dari suku al-Khajraj sebagai pengganti nabi. Dalam kondisi tersebut Abu Bakar, Umar, dan Abu Ubaidah bergegas menyampaikan pendirian kaum muhajirin, yaitu agar menetapkan pemimpin dari kalangan Quraisy. Akan tetapi hal tersebut mendapat perlawanan keras dari al-Hubab bin munzir (kaum Anshar). Di tengah perdebatan tersebut Abu Bakar mengajukan dua calon khalifah yaitu Abu Ubaidah bin Zahrah dan Umar bin Khattab, namun kedua tokoh ini menolak usulan tersebut, karena menurut Umar seseorang yang cocok menjadi khalifah adalah Abu Bakar As-Shiddiq, hal ini berdasarkan karena Rasulullah pernah meminta abu bakar untuk menggantikannya menjadi Imam dalam sholat subuh. Sehingga keduanya 31 Ibnu sa’ad juga meriwayatkan dari Muhammad bahwa Abu Bakar berkata kepada Umar “bentangkan tanganmu agar aku bisa membaiatmu”, umar berkata kepadanya “ engkau jauh lebih baik dariku!”. Abu Bakar berkata “kau lebih kuat dariku!”. Dia mengulang-ulang kata tersebut , kemudian Umar berkata, “Sesungguhnya kekuatanku adalah untukmu bersama keutaanmu.” Lalu diapun membaiatnya dan mengangkat tangan Abu Bakar. 31 As-Suyuthi; Penerjemah : Samson Rahman, Tarikh Khulafa’,(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003),h. 75
  • 31. 31 Abu Bakar menjalani bai’at sebanyak dua kali, hal ini dikarenakan ada beberapa orang yang belum meberikan ikrar, seperti Ali bin Abi Thalib, Abbas bin Abdul Muthalib, Fadl bin al-Abbas, Zubair bin al-Awwam bin al-Ash, Khalid bin Sa’id, Miqdad bin Amir, Salman al-Farisi, Abu Zar al-Gifari, Amma bin Yasir, Bara bin Azib dan Ubai bin Ka’ab. Pembai’atan pertama berlangsung di Saqifah bani Sa’idah dan pembai’atan yang kedua berlangsung di Masjid Nabawi. Dan setelah didapatkan kesepakatan dalam proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah, kemudian ia berpidato yang isinya berupa prinsip-prinsip kekuasaan demokratis yang selayaknya dimiliki oleh seorang pemimpin negara.32 Kepemimpinan Abu Bakar As-Shiddiq Abu Bakar memangku jabatan khalifah selama dua tahun lebih 3 bulan 10 hari, yang dihabiskannya terutama untuk mengatasi berbagai masalah dalam negeri yang muncul akibat wafatnya Nabi . Terpilihnya Abu Bakar telah membangun kembali kesadaran dan tekad umat untuk bersatu melanjutkan tugas mulia Nabi, ia menyadari kekuatan kepemimpinannya bertumpu pada komunitas yang bersatu ini, yang pertama kali menjadi perhatian khalifah adalah merealisasikan keinginan Nabi yang hampir tidak terlaksana, yaitu mengirimkan ekspedisi ke perbatasan Suriah dibawah pimpinan Usamah, Hal tersebut dilakukan untuk membalas pembunuhan ayahnya, zaid, dan kerugian yang diderita oleh umat Islam dalam perang Mut’ah. Sebagian Sahabat menentang keras rencana ini, tetapi khalifah tidak peduli . Nyatanya ekspedisi itu sukses dan membawa pengaruh positif bagi umat Islam, khususnya di dalam membangkitkan kepercayaan dari mereka yang nyaris pudar.33 Pada masa kepemimpinan Abu Bakar , pemerintah Islam banyak mengalami ujian atau cobaan baik internal maupun eksternal yang dapat mengancam berlangsungnya kelestarian agama Islam. Sejumlah masalah yang muncul diantaranya: 32 As-Suyuthi; Penerjemah : Samson Rahman, Tarikh Khulafa’,(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2003),h.76-78 33 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,(jakarta:Amzah,2009),h. 94
  • 32. 32 a. Ridah atau munculnya orang-orang murtad disebabkan oleh keyakinan mereka terhadap ajaran Islam yang begitu mantap dan wafatnya Rasulullah SAW menggoyahkan keimanan mereka. b. Munculnya beberapa kafir yang menyatakan dirinya sebagai Nabi,diantaranya yaitu Musailamah Al-Kadzab, Tulaihah bin Khuwailid dari Bani As’ad, Saj’ah Tamimiyah dari Bani Yarbu, dan Aswad Al-Ansi dari Yaman. c. Munculnya orang-orang yang ingkar membayar zakat serta sejumlah pemberontakan kecil yang merupakan bibit-bibit perpecahan. Namun berkat dari kepiaiwan sang khalifah semua cobaan yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik. Kekuasaan yang dijalankan pada masa Khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Nabi Muhammad SAW, yaitu bersifat sentral,kekuasaan legislative, eksekutif dan yudisial terpusat ditangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, Khalifah juga melaksanakan hukum yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Selain itu Abu Bakar juga selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya untuk bermusyawarah ketika menghadapi permasalahan yang tidak ada hukumnya di dalam Al- Qur’an dan Hadits Nabi. Abu Bakar selalu menyediakan kesempatan bagi kaum muslimin untuk berunding dan menentukan pilihan, inilah peradaban berpolitik dan bernegara beliau. Beliau adalah salah seorang yang mempunyai sikap demokratis, dengan tetap berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadits.34 Kontribusi Abu Bakar Terhadap Islam Kontribusi Abu Bakar terhadap Islam sangatlah besar, diantaranya yang terpenting adalah: 1. Menumpas Nabi Palsu 34 Muhammad Khalid, Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari karakteristik Perihidup Khalifah Rasulullah,(Bandung:Diponegoro,1985),h. 25
  • 33. 33 Selama tahun-tahun terakhir kehidupan Nabi Muhammad SAW, telah muncul Nabi-nabi palsu diwilayah jazirah Arab bagian selatan dan tengah. Yang pertama mengaku dirinya memegang peran kenabian muncul di Yaman, ia bernama Aswad Al-Ansi. Berikutnya ialah Musailamah Al-Kadzab, yang menyatakan bahwa Nabi Muahammad telah mengangkat dirinya sebagai mitra (patner) didalam kenabian. Penganggap lainnya adalah Tulaihah dan Sajjah Ibnu Haris, seorang wanita dari Arab Tengah. Dalam menumpas nabi-nabi palsu tersebut Abu Bakar menugaskan pasukan islam untuk menumpas mereka dan pengikut-pengikutnya. Penumpasan itu berhasil oleh dengan gemilang dibawah pimpinan Panglima Khalid bin Walid. Musailamah dibunuh Washy, Al-Aswad di bunuh oleh istrinya sendiri, Thulaihah dan Saj’ah lari dan menyembunyikan diri. 35 2. Menghadapi Kaum yang Ingkar Zakat Adapun orang-orang yang yang tidak mau membayar zakat karena mereka mengira bahwa zakat adalah serupa dengan pajak yang dipaksakan dan penyerahannya ke perbendaharaan pusat di Madinah yang sama artinya dengan ‘penurunan kekuasaan’; suatu sikap yang tidak disukai oleh suku-suku Arab karena bertentangan dengan karakter mereka yang independen. Alasan lainnya ialah –dan menempati golongan terbesar-disebabkan karena kesalahan memahami ayat Al- Qur’an yang menerangkan mekanisme pemungutan zakat (Surah At-Taubah :301). Mereka menduga bahwa hanya nabi yang berhak memungut zakat, yang dengan itu kesalahan seseorang dapat dihapus dan dibersihkan. 3. Memerangi Kaum Murtad Akibat lain dari wafatnya Rasululah adalah hengkangnya beberapa orang arab dari ikatan Islam. Mereka melepaskan ikatan kesetiaan dengan menolak memberikan baiat kepada khalifah yang baru dan bahkan menentang agama Islam. Karena mereka menganggap bahwa perjanjian-perjanjian yang dibuat bersama 35 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,(jakarta:Amzah,2009),h.95
  • 34. 34 Rasulullah ketika masih hidup dengan sendirinya akan batal disebabkan Rasulullah wafat. Dalam memerangi kaum murtad Abu Bakar membentuk 11 kelompok, dan memilih sahabat-sahabat senior untuk memimpin pasukan. Misalnya Khalid bin Walid , Khalid berqngkat dengan pasukannya untuk memerangi bani Asas, Ghathfan, dan Amir. Pihak musuh dipimpin oleh Thulaihah bin Khuwailid Al- Asadi. Khalid menyambut mereka di sumur Buzakhah dan menghajar mereka hingga akhirnya mereka kalah dan bertaubat. Kemudian Khalid berangkat ke tempat-tempat Bani Yarbu’ Bani Tamim. Disana terdapat Malik bin Nuwairah dan para pengikutnya, Khalid pun memerangi mereka dan akhirnya Malik tewas. 36 4. Pengumpulan Al-Qur’an Dalam memerangi kaum murtad, dari kalangan kaum muslimin banyak Hafizh (penghafal Al-Qur’an) yang tewas. Dikarenakan merupakan penghafal bagian-bagian Al-Qur’an, Umar cemas jika angka kematian itu bertambah, yang berarti berarti beberapa bagian lagi dari Al-Qur’an akan musnah, oleh karena itu, ia menasihati Abu Bakar untuk membuat suatu kumpulan Al-Qur’an. Mulanya khalifah Abu Bakar gak ragu untuk melakukan tugas ini, karena tidak menerima otoritas dari nabi, tetapi kemudian ia memberikan persetujuan dan menugaskan Zaid bin Tsabit. Menurut Jalaluddin As-Suyuti bahwa pengumpulan Al-Qur’an ini termasuk salah satu jasa besar dari Khalifah Abu Bakar.37 Lembaran-lembaran ayat Al-Qur’an yang telah dikumpulkan, disimpan oleh Abu Bakar hingga beliau wafat, kemudian disimpan oleh Umar hingga beliau wafat, dan akhirnya disimpan di rumah Hafshah binti Umar r.a. pengumpulan Al-Qur’an pada zaman Abu Bakar dilakukan dengan cara mengumpulakn ayat-ayat Al-Qur’an 36 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,(jakarta:Amzah,2009),h.95-96 37 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,(jakarta:Amzah,2009),h.96
  • 35. 35 yang ditulis di tulang, pelepah kayu, kurma, dan batu. Kemudian disalin oleh Zaid bin Tsabit diatas kulit hewan yang telah di samak.38 5. Memperkuat Wilayah Perbatasan Islam Sesudah memulihkan ketertiban diluar negeri, Abu Bakar lalu mengalihkan perhatiannya untuk memperkuat perbatasan dengan wilayah Persia dan Bizantium, yang akhirnya menjurus kepada serangkaian peperangan melawan kedua kekaisaran itu. 39 Tentara Islam dibawah pimpinan Musanna dan Khalid bin Walid dikirim ke Irak dan menaklukkan Hirah. Sedangkan ke Syiria, suatu negara di utara Arab yang dikuasai Romawi Timur (Bizantium), Abu Bakar mengutus empat panglima, yaitu : Abu Ubaidah, Yazid bin Abi Sufyan, Amr bin Ash dan Syurahbil. Ekspedisi ke Syiria ini memang sangat besar artinya dalam konstalasi politik umat Islam karena daerah protektorat itu merupakan front terdepan wilayah kekuasaan islam dengan Romawi Timur. Dengan bergolaknya tanah Arab pada saat menjelang dan sesudah wafatnya Nabi, impian bangsa Romawi untuk menghancurkan dan menguasai agama Islam hidup kembali. Mereka menyokong sepenuhnya pergolakan itu serta melindungi orang-orang yang berani berbuat maker terhadap Pemerintahan Madinah. Dalam peristiwa Mut’ah, bangsa Romawi bersekongkol dengan suku- suku Arab pedalaman (Badu’i) dan orang Persia memberikan dukungan yang aktif kepada mereka untuk melawan kaum muslimin. Faktor penting lainnya dari pengiriman pasukan besar-besaran ke Syiria ini sehingga dipimpin oleh empat panglima sekaligus adalah karena umat Islam Arab memandang Syiria sebagai bagian integral dari semenanjung Arab. Negeri itu didiami oleh suku bangsa Arab yang berbicara menggunakan bahasa Arab. Dengan Demikian, baik untuk keamanan umat Islam (Arab ) maupun untuk pertalian 38 Jaih Mubarrok, Sejarah Peradaban Islam,(Bandung: Pustaka Bani Quraisy,2004),h. 47 39 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,(jakarta:Amzah,2009),h.97
  • 36. 36 nasional dengan orang-orang Syiria dalah sangat penting bagi kaum muslimin (Arab). 40 Berakhirnya Kepemimpinan Abu Bakar Setelah pemerintahannya 2 Tahun 3 bulan 10 hari (11-13/632-634 M), Khalifah Abu Bakar Wafat pada tanggal 22 Jumadil Akhir tahun 13 H/22 Agustus 634 M. Saif dan Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Umar, dia berkata : “ Penyebab kematian Abu Bakar adalah sama dengan kematian Rasulullah. Dia itu sangat sedih, hingga badannya kurus dan akhirnya meninggal.” Al-Wqidi dan Al-Hakim meriwayatkan dari Aisyah, dia berkata “ Awal sakit ayahku, Abu Bakar ialah pada saat dia mandi pada hari senin tanggal 7 Jumadil Akhir. Kemudian dia merasa kedinginan seharian. Dia terserang demam selama 15 hari dan tidak bisa menghadiri shalat jama’ah. Dia (Abu Bakar) meninggal pada malam selasa tanggal 22 Jumadil Akhir tahun ke 13 Hijriyah dalam usia 63 tahun.41 Jenazahnya dimandikan oleh Istrinya , Asma bin Umais, sesuai dengan wasiatnya dan dimakamkan disamping Rasulullah SAW. Adapun kepalanya berada sejajar dengan dua lengan Rasululah SAW. Jenazahnya dishalati oleh penggantinya, yaitu Umar bin Khattab r.a dan orang yang turun ke laing kuburnya adalah Umar, Utsman, Thalhah, dan Anaknya, Abdurrahman, sedang liang lahatnya menempel dengan makam Rasulullah SAW.42 KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB Biografi Khalifah Umar bin Khattab dan Kepribadiannya Khalifah Umar bin Khattab (583-644 M/13-23 H) memiliki nama lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza bin Ribbah bin Abdillah binQart bin Razail bin ‘Adi bin Ka’ab bin Lu’ay dari suku Quraisy keturunan Bani ‘Adi; salah satu suku yang 40 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,(jakarta:Amzah,2009),h.97 41 Imam As-Suyuthi; penerjemah: Samson Rahman, Tarikh Khulafa’,(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar),h. 89 42 Ahmad Abdul ‘Aal ath-Thahthawi, The Great Leader,(Jakarta:Gema Insani,2009),h.147-148
  • 37. 37 terpandang mulia. Umar adalah khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Beliau lahir di kota Makkah tahun 40 SH atau 583 M, 4 tahun setelah kelahiran Rasulullah SAW. Ia adalah seorang yang berbudi luhur, fasih, dan adil serta pemberani. Ia ikut memelihara ternak ayahnya, dan berdagang hinga ke Syiria, ia juga dipercayai oleh suku bangsanya (Quraisy) untuk berunding dan mewakilinya jika ada persoalan dengan susku-suku yang lain. Umar masuk Islam pada tahun ke lima setelah kenabian.43 Suatu hari orang-orang quraisy berkumpul dan bermusyawarah untuk menetukan siapa yang akan membunuh Muhammad SAW, lalu Umar bin Khattab menawarkan diri “biar aku saja yang melakukannya”. Orang-orang pun menimpali, “baiklah, kamu cock melakukannya”. Kemudian pada hari yang sangat panas, Umar keluar sambil menghunus pedangnya untuk mencari Rasululah SAW, dan beberapa sahabatnya yaitu Abu Bakar, Ali, dan Hamzah r.a yang masih tetap tingal bersama Rasulullah SAW di mekkah dan tidak ikut hijrah ke Habsyah. Orang-orang Quraisy menginformasikan bahwa Rasulullah dan apara sahabatnya itu biasa berkumpul di rumah Al-Arqam, di bawah bukit shofa. Ditengah perjalanan, Nu’aim bin Abdullah an-Nahham berpapasan dengan Umar dan langsung bertanya “ Umar, kamu hendak pergi kemana?”. Umar menjawab, “ Aku sedang mencari orang sesat yang telah mengganggu ketenangan kaum Quraisy, membodohi mimpi-mimpi mereka, menghina agama mereka, dan mencuri tuhan-tuhan mereka, karena itu aku ingin membunuhnya,” Lantas Nu’aim balas berkata: “alangkah buruknya langkahmu ini, Umar, nafsumu telah mengalahkan dirimu. Kamu telah berlebihan dan kamu ingin menghancurkan bani ‘Adiy, apa kamu kira bani Abdi Manaf akan membiarkanmu berjalan di muka bumi kalau sampai kamu berhasil membunuh Muhammad?” keduanya bertengkar sampai suara mereka meninggi, lau Umar berkata : ‘aku merasa kamu telah memihaknya, kalau sampai aku mengetahuinya, niscaya kamulah orang pertama yang akan aku bunuh,” ketika Nu’aim melihat Umar tetap pada pendiriannya, ia pun berkata : “ aku beri tahu kepadamu bahwa keluargamu dan keluarga iparmu sendiri telah masuk Islam dan mereka 43 Departemen Agama, Ensiklopedi Islam,(Jakarta: Departemen Agama,1993),jilid ke III,h. 1256
  • 38. 38 telah meninggalkanmu. Kesesatanmu tidak bisa mencegah semua itu terjadi.” Ketika umar mendengar kata-kata Nu’aim, ia langsung balik bertanya , “Siapa saja?” Nu’aim segera menjawab, “adik iparmu, sepupumu, dan adik perempuanmu.” Mendengar berita tersebut umar terkejut dan langsung menumu rumah adiknya Fatimah. Di rumah adiknya uamr mendapati saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al-Qur’an (Surah At-Thaha), ia menjadi marah dengan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya, iapun menjadi iba, kemudian bacaan tersebut dilihat dan dibacanya, dan ia pun terguncang dengan isi Al-Qur’an tersebut. Umar langsung menuju ke tempat Rasulullah dan sahabatanya berkumpul . ketika mengetahui yang datang umar, para sahabat Nabi diliputi rasa takut, dan khawatir kalau umar kan membunuh Rasulullah dan mereka tidak mampu berbuat apa-apa.44 Kedatangan Umar pun diketahui oleh Rasulullah yang dihadapi oleh beliau dengan senyuman, sedangkan semua sahabat tegang, tiba-tiab yang muncul dari mulut umaradalah ucapan syahadat untuk memeluk islam hari itu juga. Kegembiraan terpancar dari wajah sahabat-sahabat Rasulullah. Seseorang yang begitu disegani, ditakuti, dan dihormati, di Mekkah masuk ke dalam barisan Islam, pemuka Quraisy naik pitam dengan kejadian ini. Sedangkan Rasululah bersyukur dengan islamnya Umar. Menurut Riwayat Umar masuk Islam setelah masuk islamnya 40 laki-laki dan 11 perempuan atau orang ke-52 yang masuk Islam; namun ada juga yang betrependapat Umar adalah orang yang ke-40 masuk Islam. Umar adalah salah seorang yang ikut serta pada peristiwa hijrah ke Yatsrib (Madinah) pada tahun 622 M. Ia terlibat pada perang badar, uhud, khaybar, serta penyerangan Syiria. Ia adalah salah seorang sahabat dekat Nabi Muhammad SAW. Dan pada tahun 625 beliau bukan hanya sahabat Nabi saja sebab putrinya (Hafshah) menikah dengan Nabi Muhammad SAW. Umar terkenal dengan gelarnya Al-Faruq dan Kunyahnya Abu Hafsh.45 44 Ahmad Abdul ‘Aal ath-Thahthawi, The Great Leader,(Jakarta:Gema Insani,2009),h.152-156 45 Taufiq Djamin, Tragedi Pembunuhan 3 Khalifah, (Yogyakarta:Pinus,2009),h.58
  • 39. 39 Khalifah Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang sangat disayangi rakyatnya karena perhatian dan tanggung jawabnya yang luar biasa pada rakyatnya. Salah satu kebiasaannya adalah melakukan pengawasan langsung dan sendirian berkeliling kota mengawasi kehidupan rakyatnya. Dalam banyak hal Umar bin Khattab dikenal sebagai tokoh yang sangat bijaksana dan kreatif, bahkan genius, beberapa keunggulan yang dimiliki Umar, membuat kedudukannya semakin dihormati dikalangan masyarakat Arab, sehingga kaum Quraisy member gelar “ Singa Padang Pasir “, dan karena kecerdasan dan kecepatan dalam berfikirnya, ia juga dijuluki “Abu Faiz”. Umar bin Khattab menyebut dirinya “Khaifah Khalifat Rasulillah” (Pengganti dari pengganti Rasululah ). Ia juga mendapat gelar Amir Al-Mukminin (Komandan orang-orang beriman) sehubungan dengan penaklukan-penaklukan yang berlangsung pada masa Pemerintahannya.46 Proses Pengangkatan Khalifah Umar bin Khattab Khalifah Umar bin Khattab diangkat menjadi Khalifah melalui penunjukkan yang dilakukan Khalifah Abu Bakar setelah mendapatkan persetujuan dari para sahabat besar. Hal ini dilakukan khalifah guna menghindari pertikaian politik antara umat Islam sendiri. Beliau khawatir kalau pengangkatan itu dilakukan melalui proses pemilihan seperti pada masanya, maka situasinya akan menjadi keruh karena kemungkinan terdapat banyak kepentingan yang ada diantara mereka yang membuat negara menjadi tidak stabil, sehingga pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Islam akan terhambat. Sebelum meninggal dunia Abu Bakar telah menunjuk Umar bin Khattab menjadi penerusnya. Penunjukan ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya perselisihan dikalangan umat Islam. Sebelum Abu Bakar meninggal beliau bermusyawarah dengan para sahabat yakni Abdurrahman bin ‘Auf, Utsman bin Affan, Usaid bin Hudair al-Anshari, Said bin Zaid, Thalhah bin Ubaidillah tentang pengganti beliau sebagai khalifah. Pada saat itu 46 Mun’im Majeed, Tarikh Al-Hadarah Al-Islamiyah, (Mesir;Angelo,1965),h. 28
  • 40. 40 Abu Bakar berwasiat kepada para sahabat bahwa yang ayak untuk menggantikan dirinya sebagai khalifah adalah Umar bin Khattab, maka para sahabat pun sepakat untuk mengangkat Umar bin Khattab sebagai khalifah menggantikan Abu Bakar r.a. penunjukkan ini juga berdasarkan pada kenangan beliau tentang pertentangan yang terjadi antara kaum Muhajirin dan Anshor. Dia khawatir kalau tidak segera menunjuk pengganti dan ajal segera datang, akan timbul pertentangan di kalangan umat Islam yang mungkin dapat lebih parah daripada ketika Nabi wafat dulu. 47 Al-Waqidi meriwayatkan dari berbagai jalur periwayatan, bahwa tatkala Abu Bakar merasa ajalanya telah dekat, dia memanggil Abdurr Rahman bin A’uf, Utsman bin Affan, Usaid bin Hudair al-Anshari, Said bin Zaid, Thalhah bin Ubaidillah untuk bermusyawarah dan memanggil Utsman untuk menulis wasiatnya yang berbunyi : “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.” Ini adalah wasiat kepada kaum muslimin, dari saya Abu Bakar saya telah mengangkat Umar sebagi khalifah setelahku untuk kalian, maka dengarkanlah dan turuti dia, saya membuat dia menjadi penguasa atas kalian semata-mata untuk kebaikan kalian. setelah itu wasiat itu dibacakan dihadapan seluruh kaum muslimin dan mereka mengakuinya serta tunduk dan mematuhi wasiat tersebut. Kemudian orang-orang yang hadir ditempat itu membaiatnya dan mereka sama-sama lega dan rela terhadap Abu Bakar kemudian memanggil Umar sendirian. Dia(Abu Bakar ) memberi nasihat kepadanya, kemudian uamr keluar dari kamarnya, dan Abu Bakar mengangkat tangan Umar seraya berdo’a “ Ya Allah , saya telah menjatuhkan pilihanku untuk kesejahteraan kaum muslimin dan dengan harapan untuk menghilangkan percecokan yang mungkin muncul diantara mereka. Mengenai apa yang saya lakukan, Engkaulah yang paling tahu. Setelah pertimbangan yang matang, saya telah menjatuhkan pilihan kepada orang yang saya anggap paling mengikuti jalan yang lurus, perintah-Mu telah saya keluarkan dan saya amankan 47 Syed Mahmudunnasir,Islam Konsepsi dan Sejarahnya,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset,2005),h. 145
  • 41. 41 semua itu kepada-Mu. Mereka adalah hamba-Mu dan semuanya berada dalam genggaman kekuasaan-Mu. Ya Allah, jagalah pemimpin mereka agar berjalan di jalan yang lurus dan saya mohon kepada-Mu jadikanlah penggantiku menjadi khalifah yang mendapatkan petunjuk dan memberikan kedamaian.48 Kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab Penyebaran dan kemajuan Islam meningkat pesat pada saat berada dalam kepemimpina Umar bin Khattab. Umar merupakan sosok yang berjiwa besar, menghormati perbedaan pendapat, memandang semua manusia adalah sama dan berprinsip yang membedakan adalah kadar taqwanya kepada Allah SWT. Umar dikenal sebagai pemimpon yang sederhana, juga memperhatiakn nasib rakyatnya dengan sungguh-sungguh. Dan masih banyak lagi yang merupakan contoh dan teladan dari sifat-sifat beliau yang langka bagi umat Islam. Kompleksitas jiwa yang berawal dari kesadaran akan amanah dan tanggung jawab. Serigala dimedan Perang ini menyuguhkan jiwa dan raganya karena ketaatan dan ketakutannya kepada Allah untuk kemaslahatan kaum Muslimin. Masa pemerintahan Umar adalah masa perang dan penaklukan, dengan kemenangan yang selalu berada di pihak Muslimin. Kedaulatan mereka meluas sampai mendekati Afghanistan dan Cina disebelah Timur, Anatolia dan Laut Kaspia di Utara, Tunis dan sekitarnya di Afrika Utara di bagian barat, dan kawasan Nubia di Selatan. Politik Umar ialah hendak menggabungkan semua ras Arab ke dalam satu kesatuan yang membentang dari Teluk Aden diselatan sampai ke Ujung Utara dipedalam Samawah-Irak dan Syam termasuk ke dalam kesatuan itu. Dalam beberapa hal khalifah Umar berbeda pendapat dengan Rasululah SAW, dan beberapa pendapatnya kemudian dibenarkan oleh Al-Qur’an, seperti halnya dengan masalah tawanan perang badar. Di samping itu, keteguhan imannya kepada Allah dan Rasulnya membuatnya sebagai muslim pertama yang tunduk jika wahyu turun kendati berlawanan dengan pendapatnya, dan yang pertama pula meneladani Rasululah, jika ada 48 Imam As-Suyuthi; penerjemah: Samson Rahman, Tarikh Khulafa’,(Jakarta: Pustaka Al-Kautsar),h.91
  • 42. 42 suatu masalah dalam pengalamannya. Umar juga banyak berebeda dengan Abu Bakar, selama masa ke khalifahannya, kalau Abu Bakar bersikeras dengan peendapatnya, Umar pun tunduk, sebab Abu Bakar adalah orang yang bertanggung jawab. Tetapai ketaatannya itun tak pernah sampai menghilangkan kepribadiannya. Dalam meneladani Rasulullah ia tidak melupakan pula untuk membedakan antara sunnah Rasulullah SAW yang berlaku abadi dengan peristiwa-peristiwa yang berlaku sementara. Ia masih akan mengoreksinya dan meminta mempertimbangkan kembali tanpa menganggap hal itu aneh. 49 Sesudah Umar menggantikan Khalifah Abu Bakar, yang menjadi perhatiannya ialah memperkukuh kesatuan dan menegakkan dasar-dasarnya. Pemikiran itu telah memberikan arah kepadanya bahwa kesatuan itu tidak akan bersih kecuali harus dibersihkan terlebih dahuliu dari segala cacat, yakni semua orang Arab itu harus bersatu dalam kesatuan tanah air dan akidah, sama halnya seperti dalam bahasa mereka. Kelompok-kelompok Yahudi dan Nasrani masih tetap berkuasa di Semenanjung itu. Pada masa Umar, pemerintah Islam adalah pemerintahan adidaya. Islam datang membawa keadilan dan kedamaian. Banyak daerah-daerah dan wilayah demi wilayah dapat takluk di tangan Umar. Umarpun selalu dinamis dalam hal ubudiyyah asalkan tidak bertentangan dengan apa yang diajarkan Rasul khususnya yang bertaklif hukum sunnah, sehingga pada bulan Ramadhan 14 H Umar menghimpun orang-orang untuk shalat Tarawih berjama’ah 20 raka’at yang mana hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Walaupun semua bid’ah adalah sesat namun apa yang dilakukan Umar dihukumi dengan dalil ini, “Ikutlah sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin”. Dalam menjabat sebagai Khalifah dapat disimpulkan beberapa hasil kerja beliau yaitu : a. Khalifah Umar adalah Khalifah pertama yang menggelari dirinya sebagai Amirul Mu’minin b. Orang pertama yang mebentuk kantor kementrian, ada kantor tentara, kantor distribusi, pengiriman surat melalui kurir dan membuat mata uang. 49 Muhammad Husain Haekal, Umar bin Khattab,(Jakarta: Litera AntarNusa,2000),h. 636
  • 43. 43 c. Orang pertama yang membuat penanggalan Islam dengan menjadikan awal hijrah Rasulullah sebagai awalnya. d. Melakukan perluasan Masjidil Haram e. Membentuk departemen dan membagi daerah kekuasaan Islam menjadi 8 Provinsi f. Membentuk kepala Distrik yang disebut ‘Amil50 Kontribusi Khalifah Umar bin Khattab Ada beberapa perkembangan peradaban islam pada masa Khalifah Umar bin Khattab, yang meliputi Sistem Pemerintahan (Politik), ilmu pengetahuan, sosial, seni, dan agama. 1. Perkembangan Politik Pada masa Kholifah Umar bin Khattab, kondisi politik Islam dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah Islam memperoleh hasil yang gemilang. Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera mengatur administrasi negara dan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia. Perluasan penyebaran Islam ke Persia sudah dimulai oleh Khalid bin Walid pada masa Khalifah Abu Bakar, kemudian dilanjutkan oleh Umar. Tetapi dalam usahanya itu tidak sedikit tantangan yang dihadapinya bahkan sampai menjadi peperangan51 Administrasi pemerintahan diatur menjadi 8 propinsi, Makkah, Madinah, Syria, Jazirah Bashrah, Kuffah, Palestina, dan Mesir. Pada masa Umar bin Khattab mulai dirintis tata cara struktur pemerintahan yang bercorak desentralisasi. Mulai sejak masa Umar pemerintahan dikelola oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Karena telah banyak daerah yang dikuasai Islam maka sangat membutuhkan penataan administrasi pemerintahan, maka khalifah umar membentuk lembaga pengadilan, dimana kekuasaan seorang hakim (yudikatif) terlepas dari pengaruh badan pemerintahan ( eksekutif). Adapyn hakim yang ditunjuk oleh Umar adalah seorang 50 Muhammad Husain Haekal, Umar bin Khattab,(Jakarta: Litera AntarNusa,2000),h.642 51 Ari Setiawan, Islam dimasa Umar bin Khattab,(Jakarta: Hijri Pustaka,2002),h. 4
  • 44. 44 yang mempunyai reputasi yang baik dan mempunyai integritas dan kepribadian yang luhur. Zaid bin Tsabit ditetapkan sebagai Qadhi di Madinah, Ka’ab bin Sur al-Azdi sebagai Qadhi di Bashrah, Ubadah bin Shamit sebagai Qadhi di Palestina, Abdullah bin Mas’ud sebagai Qadhi di Kuffah. Pada masa Umar bin Khattab juga mulai berkembang suatu lembaga formal yang disebut lembaga penerangan dan pembinaan hukum Islam. Dimasa ini juga mulai terbentuk sistem atau badan kemiliteran.dan pada masa khalifah Umar juga ekspansi militer Islam meliputi daerah Arabia, Syiria, Mesir, dan Persia. Sehingga umar berusaha mengadakan penyusunan pemerintahan Islam dan peraturan pemerintahan yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Pada masa Umar bin Khattab, kekuasaan Islam sudah semakin luas. Persoalan- persoalan yang dihadapi masing-masing daerah ditaklukkan berebeda-beda. Banyak pengalaman dan ilmu yang diperoleh di daerah yang ditaklukkan oleh khalifah Umar bin Khattab, misalnya saja penaklukkan Persia, langkag-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Membagi wilayah-wilayah taklukkan yang luas menjadi beberapa provinsi b. Menyusun tata atauran dan tata tertib pengaturan administrasi negara c. Dibuat beberapa jawatan-jawatan dalam mengatur pemerintahan. Jawatan-jawatan tersebut anataralain : jawatan POS, jawatan pengawasan timbangan, takaran, jawatan pertahanan negara, Baitul Mal, dan sebagainya.52 2. Perkembangan Ekonomi Pada masa pemerintahan Khalifah Umar telah diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, 52 Ari Setiawan, Islam dimasa Umar bin Khattab,(Jakarta: Hijri Pustaka,2002),h.5
  • 45. 45 jawatan kepolisisan dibentuk. Demikian pula jawatan pekerjaan Umum. Umar juga mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan mebuat tahun hijriyah. Dn menghapus zakat bagi para Muallaf. Ada beberapa kemajuan dibidang ekonomi antara lain : a. Al-Kharaj Kaum Muslimin diberi hak menguasai tanah dan segala sesuatu yang didapat dengan peperangan. Umar mengubah peraturan ini, tanah-tanah itu harus tetap dalam tangan pemiliknya semula, tetapi bertalian dengan ini diadakan pajak tanah ( Al-Kharaj). b. Ghanimah Semua harta rampasan perang (Ghanimah) dimasukkan kedalam Baitul Maal sebagai salah satu pemasukan negara untuk membantu rakyat. Ketika itu, peran diwanul jund, sangat berarti dalam mengelola harta tersebut. c. Pemerataan zakat Umar bin Khattab juga melakukan pemerataan terhadap rakyatnya dan meninjau kembali bagian-bagian zakat yang diperuntukkan kepada orang-orang yang diperjinakkan hatinya ( Al-muallafatu qulubuhum). d. Lembaga perpajakan Ketika wilayah kekuasaan Islam telah meliputi wilayah Persia, irak, dan Syiria serta Mesir sudah barang tentu yang menjadi persoalan adalah pembiayaan, baik yang menyangkut biaya rutin pemerintah maupun biaya tentara yang terus berjuang menyebarkan Islam ke wilayah tetangga lainnya. Oleh karena itu, dalam kontek ini Ibnu Khadim mengatakan bahwa Institusi perpajakan merupakan kebutuhan bagi kekuasaan raja yang mengatur pemasukan dan pengeluaran. 53 3. Perkembangan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan 53 Muhammad Husein Haikal, Umar bin Khattab,sebuah telaah mendalam tentang pertumbuhan islamdan kedaulatannya dimasa itu,(Bogor: Pustaka Lintera AntarNusa,2002),h. 45
  • 46. 46 Berkaitan dengan masalah pendidikan ini, khalifah Umar bin Khattab merupakan seorang pendidik yang melakukan penyuluhan pendidikan di Kota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di masjid-masjid dan pasar serta mengangkat dan merujuk guru-guru untuk tiap-tiap daerah yang ditaklukkan itu, mereka bertugas mengajarkan isi al-Qur’an dan ajaran islam lainnya seperti fiqih kepada penduduk yang baru masuk Islam. Kemudian pendidikan yang dikembangkan pada massa Khalifah Umar bin Khattab adalah pendidikan dari tingkat SD ( Kuttab) sampai dengan Perguruan Tinggi (Halaqah ). Proses belajar mengajar dilakukan di masjid-amasjid, bentuknya tentu saja tidak seperti dewasa ini, para mahasiswa duduk melingkar (Halaqah) di masjid, materi perkuliahan pada awalnya adalah pelajaran tentang Al-Qur’an dan Hadits. Perkembangan berikutnya perkuliahan ditambah dengan ilmu-ilmu lainnya seperti tafsir, fiqih, dan ilmu kalam (Keimanan), Bahasa Arab dan Saatra. Untuk pendidikan sekolah dasar penyelenggaraannya dikuttab-kuttab. Materi pendidikannya selain seperti disebutkan diatas masih ditambah lagi dengan pelajaran agama.54 Ilmu –ilmu pengetahuan yang berkembang dan tokoh-tokoh yang mengajarkan dan memperkenalnya adalah : 1. Al-Qur’an, hafalan dan bacaan Qira’ah. Tokoh perintis dan yang mengembangkan adalah Khabbab, Abdullah bin Mas’ud 2. Ilmu tafsir, tokoh perintisnya antara lain :Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Mas’ud 3. Ilmu Fiqih, tokoh pengembangnya antara lain : Abdullah bin Mas’ud, Mu’adz, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Abbas, dan Abu Musa Al-Asy’ari 4. Ilmu Hadits, tokoh pengembangannya antara lain: siti Aisyah, Abu Hurairah, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, dan Anas bin Malik. 54 Muhammad Husein Haikal, Umar bin Khattab,sebuah telaah mendalam tentang pertumbuhan islamdan kedaulatannya dimasa itu,(Bogor: Pustaka Lintera AntarNusa,2002),h.47
  • 47. 47 5. Ilmu Bahasa, tokoh pengembangnya antara lain :Zaid bin Tsabit 4. Perkembangan Sosial Pada masa Khalifah Umar bin Khattab ahli al-dzimmah yaitu penduduk yang memeluk agama selain Islam dan berdiam diwilayah kekuasaan Islam. Al-dzimmah terdiri dari pemeluk yahudi, Nasrani, dan Majusi. Mereka mendapat perhatian, pelayanan serta perlindungan pada masa Umar. Dengan membuat perjanjian yang antara lain berbunyi : “keharusan orang-orang Nasrani menyiapkan akomodasi dan konsumsi bagi para tentara Muslim yang memasuki kota mereka, selama tiga hari berturut-turut.” Pada masa kepemimpinannya, Khalifah Umar sangat memperhatikan kepada keadaan sekitarnya, seperti : kaum kafir, miskin, dan anak yatim piatu,m juga mendapat perhatian yang besar dari beliau. 5. Perkembangan Agama Di zaman Umar, geombang ekspansi pertama terjadi : ibu kota Syiria, damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syiria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai Syiria sebagai basis, ekspansi diteruskam ke Mesir dibawah pimpinan Amr bin Ash dan Irak dibawah piumpinan Sa’ad bin Abi Waqqash. Iskandarian, ibu kota Mesir, ditaklukkan tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Keadaan Islam pada masa Khalifah Umar sudah mulai kondusif, dikarenakan kepemimpinannya yang loyal, adil, dan bijaksana,. Pada masa ini Islam mulai merambah ke dunia luar, yaitu : dengan menaklukkan negara-negara yang kuat, agar islam dapat tersebar ke penjuru dunia.55 6. Perkembangan Dakwah 55 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:PT Rajagrafindo Persada,2008),h.37
  • 48. 48 Dakwah Islam secara bergantian dilakukan oleh para Khakifah dengan oerjuangan yang berat dan keimanan yang kokoh. Islam disebarkan keseluruh penjuru mata angin. Ke timur sampai ke Persia, ke sebelah uata Dakwah Islam mencapai ke negeri Syiria, sedangkan ke bagian barat mencapai negeri Syiria. Sedangkan ke bagian barat mencapai negeri mesir. Pada masa Khukafaur Rasyidin Dakwah Islam bukan saja dengan jalan membebaskan wilayah dari kekuasaan orang-orang kafir tapi juga dengan memberikan penerangan-penerangan melalui para Da’I dan Mubaligh.56 Sumber Tasyri’ Pada Masa Khalifah Umar bin Khatab a. Al-Qur’an Al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan lafadz dan maknanya. Para sahabat tidak pernah mendahului Al-Qur’an, karena ini adalah sumber pertama bagi penentuan aqidah Islam, akhlak yang mulia, dan hukum-hukum amal perbuatan termasuk juga bahasa. Adapun manhaj para sahabat dalam mengistinbatkan Al-Qur’an adalah sebagai berikut : jika ada masalah muncul dan memang sudah ada hukumnya serta kandungan dalil yang tepat, maka mereka akan mengambil dalil ini tanpa bermusyawarah dengan siapapun dan tidak ada perdebatan sama sekali diantara mereka. b. Al-Hadits Para sahabat selalu kembali dan mengacu kepada Hadits dalam mengistinbstkan hukum ketika tidak menemukan nash dalam Al-Qur’an, karena Hadits adalah sumber hukum ke dua setelah Al-Qur’an. Adapun cara sahabat dalam mengamalkan Hadits pada zaman ini nadalaha jika ada Hadits dan perawinya yakin karena ia mengetahuinya, atau karena perawinya bisa dipercaya atau ada yang memberi persaksian dan tidak diketahui dia sudah meninggal sebelum periwayatan, atau tidak ada yang menentangnya maka 56 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta:PT Rajagrafindo Persada,2008),h.39
  • 49. 49 dalam keadaan ini mereka tidak akan ragu-ragu untuk menerima dan memgamalkan dan berfatwa dengannya. c. Ijtihad Sahabat jika dalam suatu permasalahan yang muncul itu tidak ditemukan hukumnya dalam Al-Qur’an dan Hadits, maka para sahabat pun berijtihad dengan menggunakan Ra’yu /buah pemikiran mereka. Ijtihad adalah mencurahkan segenap kesungguhan dalam penggalian hukum syar’i yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits yang telah ditetapkan sebagai dalil huku. Ijtihad yang dilakukan para sahabat dalam periode ini biasanya menggunakan metode ijma’ /Qiyas baru kemudian maslahah. Ijma’ terjadi secara jama’i terhadap suatu permasalahan, namun pada masa ini ijma’ tidak harus dalam suatu acara yang formal, namun bisa berebentuk diskusi/tanya jawab antara dua orang sahabat atau lebih, yang walaupun biasanya masing-masing punya metode sendiri-sendiri sehingga jarang sekali terjadi penyatuan pendapat, namun perbedaan ini tidak sampai menimbulkan konflik dikalangan umat Islam itu sendiri, hal ini malah mampu menambah tsarwah fiqhiyyah mereka. Contoh Ijtihad Pada Masa Khulafaur Rasyidin a. Tentang Satu Orang Yang di bunuh Oleh beberapa Orang Pada masa khalifah Umar bin Al-Khattab, khalifah Ke-2 setelah Abu Bakar, terjadi suatu peristiwa hukum berupa pembunuhan massal, atau pembunuhan yang dilakukan oleh beberapa orang sekaligus terhadap satu orang, bagaimana hukumnya?.ketika dihadapkan pada masalah tersebut, umar merasa bimbang, kemudian diapun mendiskusikannya dengan Ali bin Abi Thalib, maka Ali bertanya : “Apa pendapatmu, jika ada sekelompok orang yang bersama-sama mencuri Unta, apakah engkau akan memotong tangan mereka semua?”. “ya”. Jawab Umar. Ali pun berkata: “begitulah.....”, kemudian atas dasar pola pikir/analogi tersebut, maka umar
  • 50. 50 menetapkan hukum bagi mereka, “andaikata penduduk Shan’a itu semua bersama- sama membunuh pria itu, sungguh aku akan memebunuh mereka semua.” b. Tentang Pencuri Dalam Masa Paceklik Khalifah Umar tidakm menghukum potong tangan seorang pencuri yang mencuri makanan di musim paceklik karena mempertimbangkan kemaslahatan umat, disamping bahwa memelihara nafs (jiwa) itu lebih didahulukan daripada memelihara mal (harta). Jadi, perlindungan terhadap nyawa manusia saat itu lebih dipentingkan daripada harta. Wafatnya Khalifah Umar bin Khattab Sebelum Matahari terbit hari Rabu itu, tanggal 4 Dzulhijah tahun ke-23 H Umar keluar dari rumahnya dan hendak mengimamai shalat shubuh. Saat itu tanda- tanda fajar sudah mulai tampak. Baru sja ia mulai niat shalat hendak bertakbir tiba- tiba muncul seorang laki-laki didepannya berhadap-hadapan dan menikamnya dengan Khanjar tiga atau enam kali. Umar merasakan panasnya senjata itu dalam dirinya, ia menoleh kepada jamaah lain dan membentangkan tangannya seraya berkata : “kejarlah Anjing itu, dia telah membunuhku!” dan anjing itu Abu Lu’luah Fairuz, budak Al-Mughfirah. Fairuz ini adalah salah seorang warga Persia yang masuk Islamsetelah Persia ditaklukkan Umar. Dia orang Persia yang tertawan di Nawahand, yang kemudian menjadi milik al-Mughfirah bin Syu’bah. Kedatangannya sengaja hendak membunuh umar di pagi buta itu. Ia bersembunyi disalah satu masjid. Begitu shalat dimulai ia langsung bertindak, orang gampar dan kacau, gelisah mendengar itu, ia menikam ke kanan kiri hingga da dua belas orang yang kena tikam, enam orang meninggal. Yakin dirinya pasti akan dibunuh, Fairuz bunuh diri dengan Khanjar / sebilah belati beracun yang digunakannya menikam Amirul mukminin. Pembunuhan ini menurut sebagian orang , konon dilatarbelakangi dendam pribadi Fairuz terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan persia oleh
  • 51. 51 Umar, yang saat itu merupakan Negara digdaya. Namun ada yang berependapat bahwa pembunuhan ini dilatarbelakangi oleh sebagian orang munafik yang menginginkan Islam runtuh yang lama kelamaan semakin besar saja daerah wilayahnya setelah dikembangkan oleh Umar. Posisi uamt Islam kala itu berada tepat pada puncak kejayaan dengan menguasai sebagian bear wilayah yang dulunya dikuasai oleh dua Negara adidaya, yaitu Persia dan Romawi.57 Al-Waqidi berkata: “Aku diberi tahukan Abu Bakar bin Ismail bin Muhammad bin Sa’ad dari ayahnya dia berkata : “Umar ditikam pada hari Rabu 25 Dzulhijah tahun 23 H, Masa kepemimpinannya selama 10 tahun 5 bulan 21 malam, sementara pelantikan Usman terjadi pada hari senin tanggal 3 Muharram, ketika aku sebutkan hal ini pada Utsman bin Akhnas, dia berkata: “engkau keliru”. Umar wafat 25 Dzulhijah dan Utsman dilantik pada malam terakhir dari bulan Dzulhijah. Dengan demikian, ia memulai kekhalifahannya pada awal bulan Muharram tahun 24 H.”58 57 Taufiq Djamidin, Tragedi Pembunuhan 3 Khalifah,(Yogyakarta:Pinus,2009),h.65 58 Taufiq Djamidin, Tragedi Pembunuhan 3 Khalifah,(Yogyakarta:Pinus,2009),h. 65
  • 52. 52 DAFTAR PUSTAKA Abdul , Ahmad ‘Aal ath-Thahthawi.2009. The Great Leader, Jakarta:Gema Insani. As-Suyuthi; Penerjemah : Samson Rahman.2003. Tarikh Khulafa’, Jakarta: Pustaka Al- Kautsar. Badri, Yatim. 2008. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:Prajawali Pers. Djamin, Taufiq. 2009, Tragedi Pembunuhan 3 Khalifah. Yogyakarta:Pinus Departemen Agama,1993, Ensiklopedi Islam. Jakarta: Departemen Agama. Husein, Muhammad Haikal. 2002. Umar bin Khattab, sebuah telaah mendalam tentang pertumbuhan islam dan kedaulatannya dimasa itu. Bogor: Pustaka Lintera Antar Nusa. Khalid ,Muhammad ,1985. Mengenal Pola Kepemimpinan Umat dari karakteristik Perihidup Khalifah Rasulullah. Bandung:Diponegoro Mahmudunnasir, Syed. 2005. Islam Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung:PT Remaja Rosdakarya Offset. Majeed, Mun’im.1965. Tarikh Al-Hadarah Al-Islamiyah. Mesir;Angelo Mubarrok, Jaih. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Munir, Samsul Amin,2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:Amzah. Setiawan,Ari. 2002. Islam dimasa Umar bin Khattab. Jakarta: Hijri Pustaka. Yatim,Badri. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:PT Rajagrafindo Persada.
  • 53. 53 TARIKH TASYRI’ PADA MASA KHULAFAUR RASYIDIN (UTSMAN BIN AFFAN) QURROTA A’YUN 152300
  • 54. 54 BIOGRAFI UTSMAN BIN AFFAN Nasab dan turunan Ustman bin Affan Ustman Bin Affan adalah khalifah ketiga sesudah Umar bin Khatab, beliau lahir di Taif, Saudi Arabia sekitar tahun 574-656 dhulhijjah pada 35 H. Nama lengkapnya adalah Ustman bin Affan bin Abil Umayyah bin Abdusy Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwa’i bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan. Utsman biasa dipanggil dengan sebutan “ Abu Abdillah atau Abu Amr atau Abu Laila”, adapun sebutan lain beliau adalah “ Dzun Nurain” yang artinya yang memiliki dua cahaya, karena Nabi menikahkannya dengan dua orang putrinya, yaitu yang pertama kali dengan Ruqayyah dan sesudah wafatnya Ruqayyah saat perang badar maka dinikahkanlah oleh nabi dengan putrinya yang bernama Ummu Kultsum.59 Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, yaitu sesudah Islamnya Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haristah. Beliau adalah salah satu sahabat besar dan utama Nabi Muhammad SAW, serta termasuk pula golongan as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang- orang terdahulu Islam dan beriman. Pengangkatan Utsman bin Affan menjadi Khalifah Di waktu Umar kena tikam, beliau tidak bermaksud mengangkat penggantinya, karena pada waktu itu keadaan Islam telah stabil, belatentara Islam telah mendapat kemenangan, tetapi kaum muslimin khawatir kalau-kalau terjadi perpecahan sesudah Umar bin Khatab meninggal dunia, karena itu mereka mengusulkan agar Umar menunjuk siapa yang akan menjadi pengganti beliau.60 59 Imam Munawwir, Mengenal Pribadi 30 Pendekar dan Pemikir Islam dari Masa ke Masa,( Surabaya: PT Bina Ilmu, 1983).h.86 60 Rasul Ja’fariyan, Sejarah Khilafah,(Jakarta:Al-Huda,2006).h.175
  • 55. 55 Jelaslah Umar ragu-ragu hendak memilih siapa, akhirnya beliau mengambil jalan tengah, antara menunjuk atau tidak, beliau mencalonkan enam orang sahabat Rasulullah yang telah diberi kabar gembira untuk masuk surga, dan mereka adalah orang-orang yang paling baik. Orang yang berenam itu adalah: Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Thalhah, Zubair ibnu ‘Awwam, Sa’ad ibnu Abi Waqqash dan Abdur Rahman ibnu ‘Auf. Dan Salah seorang dari putra beliau yaitu Abdullah ikut ditambahkan kepada sahabat-sahabat berenam itu. Setelah Umar berpulang ke Rahmatullah, maka sahabat yang berenam itu berkumpul untuk bermusyawarah. Abdurrahman bin ‘Auf ditugaskan untuk bermusyawarah dengan kaum muslim dan sahabat-sahabat berenam itu. Usul Abdurrahman diterima oleh para sahabat, dan diadakanlah perjanjian, sahabat- sahabat berjanji memenuhi apa yang diusulkan oleh Abdurrahman dan ia berjanji untuk berlaku adil dan benar. Dari permusyawaratan itu dapatlah mereka mengambil kesimpulan bahwa pendapat tertuju kepada Ustman dan Ali. Maka dipilihlah Ustman bin Affan karena Ustman lebih tua dari pada Ali dan perilakunya pun lunak.61 Para ulama sejarah berselisih pendapat tentang penentuan hari dibai’atnya Utsman bin Affan. Al-Waqidi meriwayatkan dari guru-gurunya bahwa beliau dibai’at pada senin dua puluh tiga Dzulhijjah dan memgang jabatan Khalifah mulai bulan Muharram tahun dua puluh empat Hijriyah. Ini adalah pendapat yang aneh.62 Saif bin Umar meriwayatkan dari Umar bin Sybbah dari Amir asy-Sya’bi bahwa ia berkata “Dewan Syura bersepakat memilih Utsman bin Affan pada tanggal 3 Muharram tahun 24 Hijriyah. Ketika itu telah masuk waktu sholat ashar dan adzan dikumandangkan oleh Shuhaib. Berkumpullah manusia antar adzan dan iqamat, kemudian beliau keluar dan mengimami sholat mereka. Kemudian mereka menambahkan hadiah yang diberikan kepada 61 Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam,(Jakarta:PT Al Husna Baru, 2003).h.230 62 Ibnu Katsir, Al-Bidayah Wannihayah,(Jakarta:Darul Haq,2004).h.341
  • 56. 56 masyarakat sebanyak seratus, lalu mengutus delegasi ke seluruh pelosok. Beliau adalah orang yang pertama melakukan hal tersebut. Ibnu Katsir berkata “dari konteks yang telah kita sebutkan bahwa baiat tersebut dilakukan sebelum tergelincirnya matahari dan pembaiatan belum selesai kecuali setelah dzuhur di masjid Nabawi. Shalat pertama yang imami oleh Utsman bin Affan adalah Sholat ashar sebagaimana yang telah disebutkan oleh asy-Sya’bi dan lain-lain. Khutbah Utsman bin Affan pertama kali di hadapan kaum muslimin, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Saif bin Umar dari Badr bin Utsamn dari pamannya berkata “ ketika dewan syura membaiat Utsman bin Affan, dengan keadaan orang yang paling pedih sedih diantara mereka, beliau keluar dan menaiki mimbar Rasulullah dan memberikan khutbahnya kepada banyak orang. Beliau memulai dengan memuji Allah SWT dan bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, dan berkata “sesungguhnya kalian berada di kampung persinggahan dan sedang berada pada sisa-sisa usia maka segeralah melakukan kebaikan yang mampu kalian lakukan. Kalian telah diberi waktu pagi dan sore hari. Ketahuilah bahwa dunia dilapisi dengan tipu daya oleh karena itu maka janganlah sekali- kali kehidupan dunia memperdayakan kalian, dan jangan pula penipu (setan) memperdayakan kamu dalam mentaati Allah. Ambillah pelajaran dari kejadian masa yang pernah lalai terhadap kalian. Mana anak-anak dunia dan temannya yang terpengaruh dengan dunia akan menghabiskan usianya untuk bersenang-senang. Tidaklah mereka menjauhi semua itu!! Buanglah dunia sebagaimana Allah membuangnya, carilah akhirat karena sesungguhnya Allah telah membuat permisalan dengan yang lebih baik” Ibnu katsir berkata “khutbah ini disampaikan setelah sholat Ashar atau sebelum tergelincirnya matahari dan Abdurahman duduk ditangga mimbar yang paling atas. Yang lebih mendekati kebenaran adalah yang kedua yakni sebelum tergelincirnya matahari. Allahu a’lam. Ketika berkhutnah Abu bakar berdiri dibawah anak tangga mimbar yang biasa di pakai Rasulullah untuk berdiri. Ketika Umar menjadi Khalifah beliau berdiri di bawah anak tangga yang biasa di pakai Abu bakar, ketika Utsman bin Affan menjadi