SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
SUB GROUP I
Leptospirosis dikenal sebagai penyakit zoonosis akut yang disebabkan oleh
bakteri leptospira dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat
menyebabkan kematian (WHO, 2009).
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi Leptospira
spp. semua serotipe. Leptospirosis juga dikenal dengan nama flood fever atau
demam banjir karena sering menyebabkan terjadinya wabah pada saat banjir
(Rampengan, 2016).
PENDAHULUAN
Leptospirosis disebabkan oleh
bakteri Leptospira yang berbentuk
spiral, tipis, lentur dengan panjang
10-20 tm dan tebal 0,1 gin serta
memiliki dua lapis membran.
Kedua ujungnya mempunyai kait
berupa flagelum periplasmik.
Bergerak aktif maju mundur
dengan gerakan memutar
sepanjang sumbunya .
ETIOLOGI
Penularan leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang tersebar
diseluruh dunia dan ditransmisikan baik secara langsung ataupun tidak
langsung dari binatang ke manusia (zoonosis). Leptospira dapat hidup beberapa
waktu dalam air dan alam terbuka. Iklim yang sesuai untuk perkembangan
leptospira ialah udara hangat (25oC), tanah basah/ lembab, dan pH tanah 6,2-
8. Leptospira dapat bertahan hidup di tanah yang sesuai sampai 43 hari dan di
dalam air dapat hidup berminggu-minggu lamanya. Hal ini dapat dijumpai
sepanjang tahun di negara tropis sehingga kejadian leptospirosis lebih banyak
1000 kali dibandingkan negara sub-tropis, dengan risiko penyakit yang lebih
berat.
EPIDEMIOLOGI
pada anjing
L. canicola,
L. icterohaemorrhagiae,
L. pomona,
L. grippotyphosa,
L. copenhagenii,
L. australis,
L. autumnalis,
L. ballum, and
L. bataviae
PENYEBAB LEPSPIROSIS
sedangkan penyebab Leptospirosis pada kucing
yaitu
L. canicola,
L. grippotyphosa,
L. pomona, and
L. bataviae (Tilley dan Smith, 2016).
Gejala dan tanda leptospirosis yang non patognomonik seperti demam, nyeri
kepala, mual, dan muntah sering dianggap sebagai penyakit infeksi virus.
Pada anak anjing, lebih rentan terinfeksi leptospirosis dibandingkan anjing dewasa
apalagi bagi anjing yang belum divaksin memiliki tingkat kerentanan yang lebih
tinggi untuk terinfeksis (Prasetyo dkk., 2018).
Gejala lain penyakit ini sangat bervariasi mulai dari
1. demam,
2. ikterus,
3. hemoglobinuria,
4. pada hewan yang bunting dapat terjadi abortus dan janin lahir mati, bahkan
dapat menyebabkan kematian penderitanya.
Tingkat keganasan serangan leptospirosis tergantung dari serovar Leptospira dan
spesies hewan yang terinfeksi pada daerah tertentu (Rampengan, 2016).
GEJALA KLINIS
1. Polymerase chain reaction (PCR)
2. Immunuofluorescence
Ada dua uji serologis yang biasa digunakan yaitu
1. Microscopic Agglutination Test (MAT) dan
2. Enzyme-Linked Immuno sorbent Assay (ELISA) (Kusmiyati dkk., 2005).
DIAGNOSA
• bakteremia /keracunan darah
• Canine hepatitis virus
• neoplasia hati
• Toksoplasmosis
• Neoplasia ginjal;
• Batu ginjal (Tilley dan Smith, 2016).
DIFFERENSIAL DIAGNOSA
Terapi yang dapat diberikan pada penderita leptospirosis berupa terapi
1. kausatif dan
2. suportif.
Terapi cairan pada penderita leptospira dimaksudkan untuk menangani
dehidrasi yang terjadi akibat anoreksia dan muntah. Dehidrasi, shock, dan
gangguan keseimbangan elektrolit dilakukan penanganan dengan memberikan
fluid terapi berupa ringer laktat. Jika terjadi pendarahan parah maka
dilakukan transfusi darah Kematian diduga akibat dari infeksi hepatorenal dan
komplikasi bakteri leptospira yang menyerang beberapa organ. Angka
mortalitas leptospirosis pada anjing mencapai 10-15% (Major et al., 2014).
Kematian paling sering terjadi akibat gagal ginjal, perdarahan dan ARDS
(Acute Respira-tory Distress Syndrome) (Prasetyo dkk., 2018, Tilley dan Smith,
2016).
TERAPI
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksin. Vaksin Leptospira
pada anjing beredar di Indonesia terdiri atas dua macam serovar yaitu L.
canicola dan L. ichterohemorrhagiae. Vaksin diberikan pada anjing saat berumur 12
minggu dan diulang saat anjing berumur 14-16 minggu. Sistem kekebalan
sesudah vaksin bertahan selama 6 bulan, sehingga anjing perlu divaksin
kembali setiap 6 bulan (Adelman, 2007).
Kontrol lingkungan juga sangat perlu diperhatikan, seperti populasi rodensia
di sekitar tempat tinggal, kebersihan lingkungan dan air yang digunakan untuk
kebutuhan.
PENCEGAHAN
LEPTO

More Related Content

What's hot

Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportPhil Adit R
 
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputumProsedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputumBambang Fadhil
 
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptxLaporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptxrusmia5
 
Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)nadia hasanah
 
Persamaan dan perbedaan antara hipersensitifitas tipe i dan yang lainnya
Persamaan dan perbedaan antara hipersensitifitas tipe i dan yang lainnyaPersamaan dan perbedaan antara hipersensitifitas tipe i dan yang lainnya
Persamaan dan perbedaan antara hipersensitifitas tipe i dan yang lainnyaOperator Warnet Vast Raha
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliArini Utami
 
Soal kedokteran tropis 2012
Soal kedokteran tropis 2012Soal kedokteran tropis 2012
Soal kedokteran tropis 2012Rasy Alzi
 
Melakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leedMelakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leedDasuki Suke
 
mekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinmekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinhanarisha
 
Responsi sirosis hati rkg
Responsi sirosis hati  rkgResponsi sirosis hati  rkg
Responsi sirosis hati rkgRudy Kg
 

What's hot (20)

Thalasemia Case Report
Thalasemia Case ReportThalasemia Case Report
Thalasemia Case Report
 
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputumProsedur pengambilan spesimen kultur sputum
Prosedur pengambilan spesimen kultur sputum
 
Yellow fever
Yellow feverYellow fever
Yellow fever
 
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptxLaporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
Campak
CampakCampak
Campak
 
Referat 2
Referat 2Referat 2
Referat 2
 
Blood gas analyzer
Blood gas analyzerBlood gas analyzer
Blood gas analyzer
 
Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit (sel darah merah)
 
Persamaan dan perbedaan antara hipersensitifitas tipe i dan yang lainnya
Persamaan dan perbedaan antara hipersensitifitas tipe i dan yang lainnyaPersamaan dan perbedaan antara hipersensitifitas tipe i dan yang lainnya
Persamaan dan perbedaan antara hipersensitifitas tipe i dan yang lainnya
 
Leukosit 2
Leukosit 2Leukosit 2
Leukosit 2
 
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coliEntamoeba hystolitica & entamoeba coli
Entamoeba hystolitica & entamoeba coli
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Pulex irritans
Pulex irritansPulex irritans
Pulex irritans
 
Soal kedokteran tropis 2012
Soal kedokteran tropis 2012Soal kedokteran tropis 2012
Soal kedokteran tropis 2012
 
Hematologi
HematologiHematologi
Hematologi
 
Melakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leedMelakukan test rumple leed
Melakukan test rumple leed
 
mekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinmekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubin
 
Responsi sirosis hati rkg
Responsi sirosis hati  rkgResponsi sirosis hati  rkg
Responsi sirosis hati rkg
 

Similar to LEPTO

Makalah salmonela
Makalah salmonelaMakalah salmonela
Makalah salmonelaWarnet Raha
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoidFELIXDEO
 
Malaria presentation
Malaria presentationMalaria presentation
Malaria presentationZilla Liani
 
Mikrobiologi lia kusumawati
Mikrobiologi lia kusumawatiMikrobiologi lia kusumawati
Mikrobiologi lia kusumawatiDickdick Maulana
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosisdanivita
 
PPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptx
PPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptxPPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptx
PPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptxkristyagaki
 
Malaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptx
Malaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptxMalaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptx
Malaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptxFaishal39
 
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilanImunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilanIma Septia
 
Makalah penanganan malaria
Makalah penanganan malariaMakalah penanganan malaria
Makalah penanganan malariaWarnet Raha
 
PPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptx
PPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptxPPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptx
PPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptxkristyagaki
 

Similar to LEPTO (20)

Spirochete
SpirocheteSpirochete
Spirochete
 
Makalah salmonela
Makalah salmonelaMakalah salmonela
Makalah salmonela
 
LAPORAN KASUS.pptx
LAPORAN KASUS.pptxLAPORAN KASUS.pptx
LAPORAN KASUS.pptx
 
194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid194982607 demam-tifoid
194982607 demam-tifoid
 
Malaria presentation
Malaria presentationMalaria presentation
Malaria presentation
 
Askep malaria
Askep malariaAskep malaria
Askep malaria
 
Askep malaria
Askep malariaAskep malaria
Askep malaria
 
Lepra
LepraLepra
Lepra
 
Mikrobiologi lia kusumawati
Mikrobiologi lia kusumawatiMikrobiologi lia kusumawati
Mikrobiologi lia kusumawati
 
Isi blok 12
Isi blok 12Isi blok 12
Isi blok 12
 
Toksoplasmosis
ToksoplasmosisToksoplasmosis
Toksoplasmosis
 
PPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptx
PPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptxPPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptx
PPT SARPUS IKA YANG BARU(1).pptx
 
Leptospirosis
Leptospirosis Leptospirosis
Leptospirosis
 
demam tifoid amee
demam tifoid ameedemam tifoid amee
demam tifoid amee
 
Tbc
TbcTbc
Tbc
 
Malaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptx
Malaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptxMalaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptx
Malaria, Leptospirosis, dan Toxoplasma.pptx
 
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilanImunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
Imunopatogenesis dan pemeriksaan laboratorium toxoplasmosis dalam kehamilan
 
REFERAT TORCH
REFERAT TORCHREFERAT TORCH
REFERAT TORCH
 
Makalah penanganan malaria
Makalah penanganan malariaMakalah penanganan malaria
Makalah penanganan malaria
 
PPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptx
PPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptxPPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptx
PPT_SARPUS_IKA_YANG_BARU(2).pptx
 

More from ulfa ulfa

Pyometra pada sapi
Pyometra pada sapiPyometra pada sapi
Pyometra pada sapiulfa ulfa
 
Ovariectomy pada anjing
Ovariectomy pada anjingOvariectomy pada anjing
Ovariectomy pada anjingulfa ulfa
 
Ovariectomy in dog
Ovariectomy in dogOvariectomy in dog
Ovariectomy in dogulfa ulfa
 
infectious bursal disease
 infectious bursal disease infectious bursal disease
infectious bursal diseaseulfa ulfa
 
Pimosis dan parapimosis
Pimosis dan parapimosisPimosis dan parapimosis
Pimosis dan parapimosisulfa ulfa
 

More from ulfa ulfa (6)

Pyometra pada sapi
Pyometra pada sapiPyometra pada sapi
Pyometra pada sapi
 
Ovariectomy pada anjing
Ovariectomy pada anjingOvariectomy pada anjing
Ovariectomy pada anjing
 
Ovariectomy in dog
Ovariectomy in dogOvariectomy in dog
Ovariectomy in dog
 
Adjuvant
AdjuvantAdjuvant
Adjuvant
 
infectious bursal disease
 infectious bursal disease infectious bursal disease
infectious bursal disease
 
Pimosis dan parapimosis
Pimosis dan parapimosisPimosis dan parapimosis
Pimosis dan parapimosis
 

Recently uploaded

Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 

Recently uploaded (20)

Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 

LEPTO

  • 2. Leptospirosis dikenal sebagai penyakit zoonosis akut yang disebabkan oleh bakteri leptospira dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan kematian (WHO, 2009). Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi Leptospira spp. semua serotipe. Leptospirosis juga dikenal dengan nama flood fever atau demam banjir karena sering menyebabkan terjadinya wabah pada saat banjir (Rampengan, 2016). PENDAHULUAN
  • 3. Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang berbentuk spiral, tipis, lentur dengan panjang 10-20 tm dan tebal 0,1 gin serta memiliki dua lapis membran. Kedua ujungnya mempunyai kait berupa flagelum periplasmik. Bergerak aktif maju mundur dengan gerakan memutar sepanjang sumbunya . ETIOLOGI
  • 4. Penularan leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang tersebar diseluruh dunia dan ditransmisikan baik secara langsung ataupun tidak langsung dari binatang ke manusia (zoonosis). Leptospira dapat hidup beberapa waktu dalam air dan alam terbuka. Iklim yang sesuai untuk perkembangan leptospira ialah udara hangat (25oC), tanah basah/ lembab, dan pH tanah 6,2- 8. Leptospira dapat bertahan hidup di tanah yang sesuai sampai 43 hari dan di dalam air dapat hidup berminggu-minggu lamanya. Hal ini dapat dijumpai sepanjang tahun di negara tropis sehingga kejadian leptospirosis lebih banyak 1000 kali dibandingkan negara sub-tropis, dengan risiko penyakit yang lebih berat. EPIDEMIOLOGI
  • 5. pada anjing L. canicola, L. icterohaemorrhagiae, L. pomona, L. grippotyphosa, L. copenhagenii, L. australis, L. autumnalis, L. ballum, and L. bataviae PENYEBAB LEPSPIROSIS sedangkan penyebab Leptospirosis pada kucing yaitu L. canicola, L. grippotyphosa, L. pomona, and L. bataviae (Tilley dan Smith, 2016).
  • 6.
  • 7. Gejala dan tanda leptospirosis yang non patognomonik seperti demam, nyeri kepala, mual, dan muntah sering dianggap sebagai penyakit infeksi virus. Pada anak anjing, lebih rentan terinfeksi leptospirosis dibandingkan anjing dewasa apalagi bagi anjing yang belum divaksin memiliki tingkat kerentanan yang lebih tinggi untuk terinfeksis (Prasetyo dkk., 2018). Gejala lain penyakit ini sangat bervariasi mulai dari 1. demam, 2. ikterus, 3. hemoglobinuria, 4. pada hewan yang bunting dapat terjadi abortus dan janin lahir mati, bahkan dapat menyebabkan kematian penderitanya. Tingkat keganasan serangan leptospirosis tergantung dari serovar Leptospira dan spesies hewan yang terinfeksi pada daerah tertentu (Rampengan, 2016). GEJALA KLINIS
  • 8. 1. Polymerase chain reaction (PCR) 2. Immunuofluorescence Ada dua uji serologis yang biasa digunakan yaitu 1. Microscopic Agglutination Test (MAT) dan 2. Enzyme-Linked Immuno sorbent Assay (ELISA) (Kusmiyati dkk., 2005). DIAGNOSA
  • 9. • bakteremia /keracunan darah • Canine hepatitis virus • neoplasia hati • Toksoplasmosis • Neoplasia ginjal; • Batu ginjal (Tilley dan Smith, 2016). DIFFERENSIAL DIAGNOSA
  • 10. Terapi yang dapat diberikan pada penderita leptospirosis berupa terapi 1. kausatif dan 2. suportif. Terapi cairan pada penderita leptospira dimaksudkan untuk menangani dehidrasi yang terjadi akibat anoreksia dan muntah. Dehidrasi, shock, dan gangguan keseimbangan elektrolit dilakukan penanganan dengan memberikan fluid terapi berupa ringer laktat. Jika terjadi pendarahan parah maka dilakukan transfusi darah Kematian diduga akibat dari infeksi hepatorenal dan komplikasi bakteri leptospira yang menyerang beberapa organ. Angka mortalitas leptospirosis pada anjing mencapai 10-15% (Major et al., 2014). Kematian paling sering terjadi akibat gagal ginjal, perdarahan dan ARDS (Acute Respira-tory Distress Syndrome) (Prasetyo dkk., 2018, Tilley dan Smith, 2016). TERAPI
  • 11. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksin. Vaksin Leptospira pada anjing beredar di Indonesia terdiri atas dua macam serovar yaitu L. canicola dan L. ichterohemorrhagiae. Vaksin diberikan pada anjing saat berumur 12 minggu dan diulang saat anjing berumur 14-16 minggu. Sistem kekebalan sesudah vaksin bertahan selama 6 bulan, sehingga anjing perlu divaksin kembali setiap 6 bulan (Adelman, 2007). Kontrol lingkungan juga sangat perlu diperhatikan, seperti populasi rodensia di sekitar tempat tinggal, kebersihan lingkungan dan air yang digunakan untuk kebutuhan. PENCEGAHAN