2. Adjuvant berasal dari bahasa latin adjuvare, yang berarti membantu atau
untuk meningkatkan.
Menurut Hadie, dkk. (2010) adjuvant adalah substansi yang apabila
ditambahkan ke dalam vaksin akan meningkatkan respon imun dan
meningkatkan efektifitas vaksin, serta dapat melipatgandakan produksi sel-
sel imun yang terutama berperan dalam sistem kekebalan non spesifik.
Baratawidjaja dan Iris, 2009, menyebutkan bahwa Adjuvant adalah bahan
yang berbeda dari antigen yang ditambahkan ke vaksin untuk meningkatkan
respon imun, aktivasi sel T melalui peningkatan akumulasi APC di tempat
terpapar antigen dan ekspresi kostimulator dan sitokin aleh APC.
PENGERTIAN
3. untuk meeningkatkan system imun serta menambah
lamanya perlindungan terhadap suatu infeksi penyakit
meningkatkan respon kekebalan pada imunologis
individu (baik respon seluler dan humoral)
untuk mengurangi pemberian vaksin berulang untuk
mengurangi biaya vaksin
FUNGSI
4. Membuat depot antigen dan melepas antigen sedikit demi
sedikit sehingga memperpanjang pajanan antigen dengan
system imun
Memepertahankan integritas antigen
Mempunyai sasaran APC
Menginduksi CTL/Tc
Memacu respon imun dengan afiitas tinggi
Mempunyai kapasitas untuk menginterpensi system imun yang
selektif (sel B dan sel T).
SIFAT ADJUVANT
5. Aluminium potasium sulfat yang biasa
disingkat dengan Alum (Kal(SO4)2)
Aluminium hidroksida (Al(OH)3)
Freud’s Complete Adjuvant (FCA) dan Freud’s
Incomplete Adjuvant (FIA)
Imunostimulating complexs (Iscoms)
CONTOHADJUVANT
6. sangat mudah larut dalam air .
KAl(SO4)2 menyebabkan terjadinya ikatan antigen melalui gaya
elektrostatik dengan interaksi ikatan hydrogen yang saling tarik
menarik sehingga memperlambat pengancuran antigen oleh
makrofag.
Dari hasil penelitian, KAl(SO4)2 memiliki tingkat imunogenisitas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan Al(OH)3 dikarenakan
KAl(SO4)2 memiliki sifat garam-garaman yang larut di dalam air
dibandingkan Al(OH)3 yang bersifat hidropobik.
Hal ini menyebabkan KAl(SO4)2 mudah diikat dan diangkut dalam
limpa ke darah, kemudian diekskresikan menuju ginjal. KAl(SO4)2
lebih cepat didistribusikan ke jaringan-jaringan, dan memiliki tingkat
penyebaran dan penyerapan yang lebih cepat dibandingkan Al(OH)3.
ADJUVANT JENIS KAL(SO4)2
7. Adjuvan jenis AL(OH) termasuk adjuvan tradisional yang berperan
membentuk kantong atau depo antigen sehingga antigen vaksin dikeluarkan
secara perlahan untuk memicu respon imun yang lebih lama, pencampuran
vaksin dengan adjuvant ini akan memicu timbulnya granuloma yang kaya
magropag.
berikatan dengan antigen, antigen akan dilepaskan secara perlahan-lahan
seiring dengan adanya perubahan pH.
Adjuvant ini dapat meningkatkan antigen melalui gaya elektrostatik.
dapat meningkatkan titer antibodi hingga 3-4 minggu setelah disuntikan
namun akan menurun setelahnya, dengan penyuntikan ulang (booster) dapat
memperpanjang respn antibodi.
Al(OH)3 tidak dapat bereaksi secara sederhana dengan air dan tidak dapat
larut dalam air walaupun masih mengandung ion oksida, tetapi terlalu
kuat berada dalam kisi padatan untuk bereaksi dengan air.
ADJUVANT JENIS AL(OH)3
8. Adjuvan Freund adalah larutan antigen yang
diemulsi dalam minyak mineral dan digunakan
sebagai imunopotensiator (booster). Bentuk
lengkap
Freund's Complete Adjuvant (FCA atau CFA)
terdiri dari mycobacteria yang tidak aktif dan
kering (biasanya M. tuberculosis),
FCA
9. (FIA atau IFA)=Freud’s Incomplete Adjuvant bentuk tidak lengkap
tidak memiliki komponen mikobakteri (karenanya hanya air dalam
emulsi minyak).
Emulsi air dalam minyak tanpa Mycobacterium, Meningkatkan
respon imun, Biasanya digunakan untuk dorongan berikutnya
setelah injeksi awal dengan FCA.
Kerugian: sulit bercampur dengan imunogen Ini dinamai oleh
Jules T. Freund.
FIA
10. FCA dan FIA memiliki 3 mekanisme yaitu:
Menstabilkan antigen dengan
memperlambat penghancurannya
transportasi antigen ke sel-sel efektor
kekebalan tubuh
berinteraksi dengan antigen, fagosit,
makrofag, dan sel dendritik
11. Perbedaan CFA dan IFA terdapat pada komposisi
bahan penyusun di mana dalam satu mL CFA terkandung
satu mg bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam bentuk heat-
killed/dried; 0.85 ml paraffin oil; dan 0.15 ml mannide
monooleate, Bakteri M. tuberculosis tidak terdapat pada IFA.
Kelebihan M.tuberculosis adalah dinding sel tebal,
termasuk bakteri yang imunogenik dan lebih tahan pada
kondisi asam. Salah satu upaya untuk meningkatkan
efektivitas vaksinasi untuk mempercepat peningkatan
titer antibodi adalah dengan penggunaan adjuvan pada
vaksin.
12. Merupakan adjuvant modern yang baru dikembangkan di decade 90-
an. Adjuvan ini kompleks yang stabil dan mengandung kolestrol,
fosfolopid, saponin, quill A dari tanaman Quillaia saponaaria Molina,
dan antigen.
efektif dalam mengarahkan antigen dan APC serta memicu
produksi sitokin dan molekul yang ko-stimulator.
dapat memicu antibody humoral baik sistemik maiupun local pada
mukosaa serta kekebalan berprantara sel, dengan dosis antigen
yang rendah.
Adjuvant ini telah banyak dicoba untuk adjuvant hewan, sedangkan
penggunaan untuk manusia masih dalam tahap percobaan.
IMUNOSTIMULATING COMPLEXS (ISCOMS)
13. Adjuvant yang ditambahkan ke dalam vaksin akan membantu
pemindahan antigen ke sel T di mana mereka dapat dikenali oleh
sel T. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan aktivitas sel T
meningkat. Sel T mengekspresikan antigen tersebut ke reseptor
khusus yang dikenali sebagai kompleks histokompatibilitas utama
Major histocompatibility complex (MHC).
Lalu antigen tersebut dibawa menuju limpa, di limpa akan
terjadi pelepasan sitokinin membentuk sel B Dalam proses ini
adjuvant juga menginduksi pelepasan sitokin inflamasi yang tidak
hanya merekrut sel B dan T pada situs infeksi tetapi juga
meningkatkan aktivitas transkripsi yang menyebabkan
peningkatan dari sel-sel kekebalan tubuh secara keseluruhan.
MEKANISMEKERJAADJUVANT
14. Sitokinin juga akan memperluas populasi sel darah seperti limposit,
monosit, neutropil, dan makrofag (Anderson, 1997). Sel B sebagian melakukan
poliferasi atau memperbanyak diri dan sebagian lagi berdiferensiasi menjadi
sel plasma dan sel B memori sebagai sistem kekebalan humoral (Firdaus,
2004).
Adjuvant dapat memberikan perlindungan fisik terhadap antigen yang
akan memperlambat proses penghancuran dalam tubuh. Sehingga pada
akhirnya adjuvant diyakini dapat meningkatkan kualitas respon dari kekebalan
antibodi yang dihasilkan (Hadie dkk., 2010).
LANJUTAN