SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
NAMA :BINTI ULFA, S.KH
NIM : 1702101020093
ADJUVANT
 Adjuvant berasal dari bahasa latin adjuvare, yang berarti membantu atau
untuk meningkatkan.
 Menurut Hadie, dkk. (2010) adjuvant adalah substansi yang apabila
ditambahkan ke dalam vaksin akan meningkatkan respon imun dan
meningkatkan efektifitas vaksin, serta dapat melipatgandakan produksi sel-
sel imun yang terutama berperan dalam sistem kekebalan non spesifik.
 Baratawidjaja dan Iris, 2009, menyebutkan bahwa Adjuvant adalah bahan
yang berbeda dari antigen yang ditambahkan ke vaksin untuk meningkatkan
respon imun, aktivasi sel T melalui peningkatan akumulasi APC di tempat
terpapar antigen dan ekspresi kostimulator dan sitokin aleh APC.
PENGERTIAN
untuk meeningkatkan system imun serta menambah
lamanya perlindungan terhadap suatu infeksi penyakit
meningkatkan respon kekebalan pada imunologis
individu (baik respon seluler dan humoral)
untuk mengurangi pemberian vaksin berulang untuk
mengurangi biaya vaksin
FUNGSI
 Membuat depot antigen dan melepas antigen sedikit demi
sedikit sehingga memperpanjang pajanan antigen dengan
system imun
 Memepertahankan integritas antigen
 Mempunyai sasaran APC
 Menginduksi CTL/Tc
 Memacu respon imun dengan afiitas tinggi
 Mempunyai kapasitas untuk menginterpensi system imun yang
selektif (sel B dan sel T).
SIFAT ADJUVANT
 Aluminium potasium sulfat yang biasa
disingkat dengan Alum (Kal(SO4)2)
 Aluminium hidroksida (Al(OH)3)
 Freud’s Complete Adjuvant (FCA) dan Freud’s
Incomplete Adjuvant (FIA)
 Imunostimulating complexs (Iscoms)
CONTOHADJUVANT
 sangat mudah larut dalam air .
 KAl(SO4)2 menyebabkan terjadinya ikatan antigen melalui gaya
elektrostatik dengan interaksi ikatan hydrogen yang saling tarik
menarik sehingga memperlambat pengancuran antigen oleh
makrofag.
 Dari hasil penelitian, KAl(SO4)2 memiliki tingkat imunogenisitas
yang lebih tinggi dibandingkan dengan Al(OH)3 dikarenakan
KAl(SO4)2 memiliki sifat garam-garaman yang larut di dalam air
dibandingkan Al(OH)3 yang bersifat hidropobik.
 Hal ini menyebabkan KAl(SO4)2 mudah diikat dan diangkut dalam
limpa ke darah, kemudian diekskresikan menuju ginjal. KAl(SO4)2
lebih cepat didistribusikan ke jaringan-jaringan, dan memiliki tingkat
penyebaran dan penyerapan yang lebih cepat dibandingkan Al(OH)3.
ADJUVANT JENIS KAL(SO4)2
Adjuvan jenis AL(OH) termasuk adjuvan tradisional yang berperan
membentuk kantong atau depo antigen sehingga antigen vaksin dikeluarkan
secara perlahan untuk memicu respon imun yang lebih lama, pencampuran
vaksin dengan adjuvant ini akan memicu timbulnya granuloma yang kaya
magropag.
 berikatan dengan antigen, antigen akan dilepaskan secara perlahan-lahan
seiring dengan adanya perubahan pH.
 Adjuvant ini dapat meningkatkan antigen melalui gaya elektrostatik.
 dapat meningkatkan titer antibodi hingga 3-4 minggu setelah disuntikan
namun akan menurun setelahnya, dengan penyuntikan ulang (booster) dapat
memperpanjang respn antibodi.
 Al(OH)3 tidak dapat bereaksi secara sederhana dengan air dan tidak dapat
larut dalam air walaupun masih mengandung ion oksida, tetapi terlalu
kuat berada dalam kisi padatan untuk bereaksi dengan air.
ADJUVANT JENIS AL(OH)3
Adjuvan Freund adalah larutan antigen yang
diemulsi dalam minyak mineral dan digunakan
sebagai imunopotensiator (booster). Bentuk
lengkap
Freund's Complete Adjuvant (FCA atau CFA)
terdiri dari mycobacteria yang tidak aktif dan
kering (biasanya M. tuberculosis),
FCA
(FIA atau IFA)=Freud’s Incomplete Adjuvant bentuk tidak lengkap
tidak memiliki komponen mikobakteri (karenanya hanya air dalam
emulsi minyak).
Emulsi air dalam minyak tanpa Mycobacterium, Meningkatkan
respon imun, Biasanya digunakan untuk dorongan berikutnya
setelah injeksi awal dengan FCA.
Kerugian: sulit bercampur dengan imunogen Ini dinamai oleh
Jules T. Freund.
FIA
FCA dan FIA memiliki 3 mekanisme yaitu:
 Menstabilkan antigen dengan
memperlambat penghancurannya
 transportasi antigen ke sel-sel efektor
kekebalan tubuh
 berinteraksi dengan antigen, fagosit,
makrofag, dan sel dendritik
Perbedaan CFA dan IFA terdapat pada komposisi
bahan penyusun di mana dalam satu mL CFA terkandung
satu mg bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam bentuk heat-
killed/dried; 0.85 ml paraffin oil; dan 0.15 ml mannide
monooleate, Bakteri M. tuberculosis tidak terdapat pada IFA.
Kelebihan M.tuberculosis adalah dinding sel tebal,
termasuk bakteri yang imunogenik dan lebih tahan pada
kondisi asam. Salah satu upaya untuk meningkatkan
efektivitas vaksinasi untuk mempercepat peningkatan
titer antibodi adalah dengan penggunaan adjuvan pada
vaksin.
Merupakan adjuvant modern yang baru dikembangkan di decade 90-
an. Adjuvan ini kompleks yang stabil dan mengandung kolestrol,
fosfolopid, saponin, quill A dari tanaman Quillaia saponaaria Molina,
dan antigen.
 efektif dalam mengarahkan antigen dan APC serta memicu
produksi sitokin dan molekul yang ko-stimulator.
 dapat memicu antibody humoral baik sistemik maiupun local pada
mukosaa serta kekebalan berprantara sel, dengan dosis antigen
yang rendah.
 Adjuvant ini telah banyak dicoba untuk adjuvant hewan, sedangkan
penggunaan untuk manusia masih dalam tahap percobaan.
IMUNOSTIMULATING COMPLEXS (ISCOMS)
Adjuvant yang ditambahkan ke dalam vaksin akan membantu
pemindahan antigen ke sel T di mana mereka dapat dikenali oleh
sel T. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan aktivitas sel T
meningkat. Sel T mengekspresikan antigen tersebut ke reseptor
khusus yang dikenali sebagai kompleks histokompatibilitas utama
Major histocompatibility complex (MHC).
Lalu antigen tersebut dibawa menuju limpa, di limpa akan
terjadi pelepasan sitokinin membentuk sel B Dalam proses ini
adjuvant juga menginduksi pelepasan sitokin inflamasi yang tidak
hanya merekrut sel B dan T pada situs infeksi tetapi juga
meningkatkan aktivitas transkripsi yang menyebabkan
peningkatan dari sel-sel kekebalan tubuh secara keseluruhan.
MEKANISMEKERJAADJUVANT
Sitokinin juga akan memperluas populasi sel darah seperti limposit,
monosit, neutropil, dan makrofag (Anderson, 1997). Sel B sebagian melakukan
poliferasi atau memperbanyak diri dan sebagian lagi berdiferensiasi menjadi
sel plasma dan sel B memori sebagai sistem kekebalan humoral (Firdaus,
2004).
Adjuvant dapat memberikan perlindungan fisik terhadap antigen yang
akan memperlambat proses penghancuran dalam tubuh. Sehingga pada
akhirnya adjuvant diyakini dapat meningkatkan kualitas respon dari kekebalan
antibodi yang dihasilkan (Hadie dkk., 2010).
LANJUTAN
Adjuvant

More Related Content

What's hot

Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol PalmitatPerhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
zipiklan
 
Aplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaAplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basa
Uda TrooPer
 
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
UIN Alauddin Makassar
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
tristyanto
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
wd_amaliah
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
yassintaeka
 

What's hot (20)

Percobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD airPercobaan v analisa COD air
Percobaan v analisa COD air
 
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol PalmitatPerhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
Perhitungan Dosis dan Takaran Terkecil Sediaan Suspensi Kloramfenikol Palmitat
 
Perhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
Perhitungan Pembuatan Larutan PereaksiPerhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
Perhitungan Pembuatan Larutan Pereaksi
 
Aplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basaAplikasi titrasi-asam-basa
Aplikasi titrasi-asam-basa
 
Spektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan AtomSpektrofotometer Serapan Atom
Spektrofotometer Serapan Atom
 
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
Kelompok 2 prak-ask PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT PADA CUKA PASAR MENGGUNAKAN ...
 
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
Bab v kelarutan (Farmasi Fisika)
 
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormonlaporan, alkaloid, anstetik, hormon
laporan, alkaloid, anstetik, hormon
 
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyalaCara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
Cara uji timbal (pb) dengan spektrofotometer serapan atom (ssa) nyala
 
Laporan farfis stabilitas
Laporan farfis stabilitasLaporan farfis stabilitas
Laporan farfis stabilitas
 
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
 
Materi imun MHC
Materi imun MHCMateri imun MHC
Materi imun MHC
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptPresentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
 
Pemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologiPemeriksan laboratorium imunologi
Pemeriksan laboratorium imunologi
 
titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri titrasi pengendapan Argentometri
titrasi pengendapan Argentometri
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Sistem komplemen
Sistem komplemenSistem komplemen
Sistem komplemen
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 

Similar to Adjuvant

UEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdf
UEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdfUEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdf
UEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdf
RoniRiau
 
Mucosal immune system of the gastrointestinal tract
Mucosal immune system of the gastrointestinal tractMucosal immune system of the gastrointestinal tract
Mucosal immune system of the gastrointestinal tract
Hari Subagiyo
 

Similar to Adjuvant (20)

BIOLOGI_KELOMPOK 2B.pptx
BIOLOGI_KELOMPOK 2B.pptxBIOLOGI_KELOMPOK 2B.pptx
BIOLOGI_KELOMPOK 2B.pptx
 
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotikvaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
vaksin, antibodi monoklonal, antibodi dan antibiotik
 
Immunologi: Hipersensitivitas
Immunologi: Hipersensitivitas Immunologi: Hipersensitivitas
Immunologi: Hipersensitivitas
 
Biokimia Sistem Imunologi
Biokimia Sistem ImunologiBiokimia Sistem Imunologi
Biokimia Sistem Imunologi
 
KEL 2. IMUNOLOGI (1)..pptx
KEL 2. IMUNOLOGI (1)..pptxKEL 2. IMUNOLOGI (1)..pptx
KEL 2. IMUNOLOGI (1)..pptx
 
Imunologi
ImunologiImunologi
Imunologi
 
VAKSIN-ida.pptx
VAKSIN-ida.pptxVAKSIN-ida.pptx
VAKSIN-ida.pptx
 
PK BD GARD - MS.pdf
PK BD GARD - MS.pdfPK BD GARD - MS.pdf
PK BD GARD - MS.pdf
 
pengaruh vitamin c terhadap efikasi vaksin sel utuh pada ikan nila terhadap p...
pengaruh vitamin c terhadap efikasi vaksin sel utuh pada ikan nila terhadap p...pengaruh vitamin c terhadap efikasi vaksin sel utuh pada ikan nila terhadap p...
pengaruh vitamin c terhadap efikasi vaksin sel utuh pada ikan nila terhadap p...
 
UEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdf
UEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdfUEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdf
UEU-Course-23751-PPT 14 - Vaksin (Pertemuan ke-14).pdf
 
Mucosal immune system of the gastrointestinal tract
Mucosal immune system of the gastrointestinal tractMucosal immune system of the gastrointestinal tract
Mucosal immune system of the gastrointestinal tract
 
Imunitas .
Imunitas .Imunitas .
Imunitas .
 
Vaksin rekombinan
Vaksin rekombinanVaksin rekombinan
Vaksin rekombinan
 
Algae resume
Algae resumeAlgae resume
Algae resume
 
ISTEM IMUN.pptx
ISTEM IMUN.pptxISTEM IMUN.pptx
ISTEM IMUN.pptx
 
Ppt bioteknologi Vaksin
Ppt bioteknologi VaksinPpt bioteknologi Vaksin
Ppt bioteknologi Vaksin
 
RESISTENSI.pptx
RESISTENSI.pptxRESISTENSI.pptx
RESISTENSI.pptx
 
Pembahasan acara 4
Pembahasan acara 4Pembahasan acara 4
Pembahasan acara 4
 
MAKALAH Kel 2 Biore (3).docx
MAKALAH Kel 2 Biore (3).docxMAKALAH Kel 2 Biore (3).docx
MAKALAH Kel 2 Biore (3).docx
 
zat gizi dengan imunitas
zat gizi dengan imunitaszat gizi dengan imunitas
zat gizi dengan imunitas
 

More from ulfa ulfa

More from ulfa ulfa (6)

Pyometra pada sapi
Pyometra pada sapiPyometra pada sapi
Pyometra pada sapi
 
Ovariectomy pada anjing
Ovariectomy pada anjingOvariectomy pada anjing
Ovariectomy pada anjing
 
Leptospirosis pada anjing
Leptospirosis pada anjingLeptospirosis pada anjing
Leptospirosis pada anjing
 
Ovariectomy in dog
Ovariectomy in dogOvariectomy in dog
Ovariectomy in dog
 
infectious bursal disease
 infectious bursal disease infectious bursal disease
infectious bursal disease
 
Pimosis dan parapimosis
Pimosis dan parapimosisPimosis dan parapimosis
Pimosis dan parapimosis
 

Recently uploaded

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
dheaprs
 

Recently uploaded (20)

Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Adjuvant

  • 1. NAMA :BINTI ULFA, S.KH NIM : 1702101020093 ADJUVANT
  • 2.  Adjuvant berasal dari bahasa latin adjuvare, yang berarti membantu atau untuk meningkatkan.  Menurut Hadie, dkk. (2010) adjuvant adalah substansi yang apabila ditambahkan ke dalam vaksin akan meningkatkan respon imun dan meningkatkan efektifitas vaksin, serta dapat melipatgandakan produksi sel- sel imun yang terutama berperan dalam sistem kekebalan non spesifik.  Baratawidjaja dan Iris, 2009, menyebutkan bahwa Adjuvant adalah bahan yang berbeda dari antigen yang ditambahkan ke vaksin untuk meningkatkan respon imun, aktivasi sel T melalui peningkatan akumulasi APC di tempat terpapar antigen dan ekspresi kostimulator dan sitokin aleh APC. PENGERTIAN
  • 3. untuk meeningkatkan system imun serta menambah lamanya perlindungan terhadap suatu infeksi penyakit meningkatkan respon kekebalan pada imunologis individu (baik respon seluler dan humoral) untuk mengurangi pemberian vaksin berulang untuk mengurangi biaya vaksin FUNGSI
  • 4.  Membuat depot antigen dan melepas antigen sedikit demi sedikit sehingga memperpanjang pajanan antigen dengan system imun  Memepertahankan integritas antigen  Mempunyai sasaran APC  Menginduksi CTL/Tc  Memacu respon imun dengan afiitas tinggi  Mempunyai kapasitas untuk menginterpensi system imun yang selektif (sel B dan sel T). SIFAT ADJUVANT
  • 5.  Aluminium potasium sulfat yang biasa disingkat dengan Alum (Kal(SO4)2)  Aluminium hidroksida (Al(OH)3)  Freud’s Complete Adjuvant (FCA) dan Freud’s Incomplete Adjuvant (FIA)  Imunostimulating complexs (Iscoms) CONTOHADJUVANT
  • 6.  sangat mudah larut dalam air .  KAl(SO4)2 menyebabkan terjadinya ikatan antigen melalui gaya elektrostatik dengan interaksi ikatan hydrogen yang saling tarik menarik sehingga memperlambat pengancuran antigen oleh makrofag.  Dari hasil penelitian, KAl(SO4)2 memiliki tingkat imunogenisitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan Al(OH)3 dikarenakan KAl(SO4)2 memiliki sifat garam-garaman yang larut di dalam air dibandingkan Al(OH)3 yang bersifat hidropobik.  Hal ini menyebabkan KAl(SO4)2 mudah diikat dan diangkut dalam limpa ke darah, kemudian diekskresikan menuju ginjal. KAl(SO4)2 lebih cepat didistribusikan ke jaringan-jaringan, dan memiliki tingkat penyebaran dan penyerapan yang lebih cepat dibandingkan Al(OH)3. ADJUVANT JENIS KAL(SO4)2
  • 7. Adjuvan jenis AL(OH) termasuk adjuvan tradisional yang berperan membentuk kantong atau depo antigen sehingga antigen vaksin dikeluarkan secara perlahan untuk memicu respon imun yang lebih lama, pencampuran vaksin dengan adjuvant ini akan memicu timbulnya granuloma yang kaya magropag.  berikatan dengan antigen, antigen akan dilepaskan secara perlahan-lahan seiring dengan adanya perubahan pH.  Adjuvant ini dapat meningkatkan antigen melalui gaya elektrostatik.  dapat meningkatkan titer antibodi hingga 3-4 minggu setelah disuntikan namun akan menurun setelahnya, dengan penyuntikan ulang (booster) dapat memperpanjang respn antibodi.  Al(OH)3 tidak dapat bereaksi secara sederhana dengan air dan tidak dapat larut dalam air walaupun masih mengandung ion oksida, tetapi terlalu kuat berada dalam kisi padatan untuk bereaksi dengan air. ADJUVANT JENIS AL(OH)3
  • 8. Adjuvan Freund adalah larutan antigen yang diemulsi dalam minyak mineral dan digunakan sebagai imunopotensiator (booster). Bentuk lengkap Freund's Complete Adjuvant (FCA atau CFA) terdiri dari mycobacteria yang tidak aktif dan kering (biasanya M. tuberculosis), FCA
  • 9. (FIA atau IFA)=Freud’s Incomplete Adjuvant bentuk tidak lengkap tidak memiliki komponen mikobakteri (karenanya hanya air dalam emulsi minyak). Emulsi air dalam minyak tanpa Mycobacterium, Meningkatkan respon imun, Biasanya digunakan untuk dorongan berikutnya setelah injeksi awal dengan FCA. Kerugian: sulit bercampur dengan imunogen Ini dinamai oleh Jules T. Freund. FIA
  • 10. FCA dan FIA memiliki 3 mekanisme yaitu:  Menstabilkan antigen dengan memperlambat penghancurannya  transportasi antigen ke sel-sel efektor kekebalan tubuh  berinteraksi dengan antigen, fagosit, makrofag, dan sel dendritik
  • 11. Perbedaan CFA dan IFA terdapat pada komposisi bahan penyusun di mana dalam satu mL CFA terkandung satu mg bakteri Mycobacterium tuberculosis dalam bentuk heat- killed/dried; 0.85 ml paraffin oil; dan 0.15 ml mannide monooleate, Bakteri M. tuberculosis tidak terdapat pada IFA. Kelebihan M.tuberculosis adalah dinding sel tebal, termasuk bakteri yang imunogenik dan lebih tahan pada kondisi asam. Salah satu upaya untuk meningkatkan efektivitas vaksinasi untuk mempercepat peningkatan titer antibodi adalah dengan penggunaan adjuvan pada vaksin.
  • 12. Merupakan adjuvant modern yang baru dikembangkan di decade 90- an. Adjuvan ini kompleks yang stabil dan mengandung kolestrol, fosfolopid, saponin, quill A dari tanaman Quillaia saponaaria Molina, dan antigen.  efektif dalam mengarahkan antigen dan APC serta memicu produksi sitokin dan molekul yang ko-stimulator.  dapat memicu antibody humoral baik sistemik maiupun local pada mukosaa serta kekebalan berprantara sel, dengan dosis antigen yang rendah.  Adjuvant ini telah banyak dicoba untuk adjuvant hewan, sedangkan penggunaan untuk manusia masih dalam tahap percobaan. IMUNOSTIMULATING COMPLEXS (ISCOMS)
  • 13. Adjuvant yang ditambahkan ke dalam vaksin akan membantu pemindahan antigen ke sel T di mana mereka dapat dikenali oleh sel T. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan aktivitas sel T meningkat. Sel T mengekspresikan antigen tersebut ke reseptor khusus yang dikenali sebagai kompleks histokompatibilitas utama Major histocompatibility complex (MHC). Lalu antigen tersebut dibawa menuju limpa, di limpa akan terjadi pelepasan sitokinin membentuk sel B Dalam proses ini adjuvant juga menginduksi pelepasan sitokin inflamasi yang tidak hanya merekrut sel B dan T pada situs infeksi tetapi juga meningkatkan aktivitas transkripsi yang menyebabkan peningkatan dari sel-sel kekebalan tubuh secara keseluruhan. MEKANISMEKERJAADJUVANT
  • 14. Sitokinin juga akan memperluas populasi sel darah seperti limposit, monosit, neutropil, dan makrofag (Anderson, 1997). Sel B sebagian melakukan poliferasi atau memperbanyak diri dan sebagian lagi berdiferensiasi menjadi sel plasma dan sel B memori sebagai sistem kekebalan humoral (Firdaus, 2004). Adjuvant dapat memberikan perlindungan fisik terhadap antigen yang akan memperlambat proses penghancuran dalam tubuh. Sehingga pada akhirnya adjuvant diyakini dapat meningkatkan kualitas respon dari kekebalan antibodi yang dihasilkan (Hadie dkk., 2010). LANJUTAN