SlideShare a Scribd company logo
1 of 71
Ikatan Kimia dan Struktur 
Molekul 
By LB & DW_Kimia ITB
Konfigurasi Gas Mulia 
Gas mulia memiliki kestabilan kimia dan ditemukan 
sebagai molekul monoatomik. 
Kecuali helium, konfigurasi elektron gas mulia sama, 
yaitu terdapat 8 elektron pada kulit terluar (elektron 
valensi dan sangat stabil. 
Valensi 
By LB & DW_Kimia ITB
Aturan Oktet 
Atom bersifat paling stabil apabila pada kulit 
terluarnya terisi atau kosong oleh elektron. 
Kecuali untuk H dan He, kulit terluar yang terisi oleh 
8 elektron disebut memunuhi kaidah Oktet. 
Atom-atom akan mengalami: 
Menerima atau melepaskan (senyawa ion) 
Pemakaian bersama (senyawa kovalen) 
elektron agar memenuhi kaidah oktet, yaitu kulit 
terluarnya terisi penuh atau kosong untuk mencapai 
kestabilan. 
By LB & DW_Kimia ITB
Ikatan Ion 
Ikatan ion terbentuk akibat adanya gaya tarik 
elektrostatik antara ion-ion bermuatan positif dengan 
yang bermuatan negatif. 
Ikatan ion biasanya terbentuk antara logam reaktif 
dengan unsur non logam. 
By LB & DW_Kimia ITB
Senyawa Ion 
Tidak berada sebagai molekul tersendiri 
Cenderung membentuk kristal 
Ion-ion bersentuhan dengan ion lainnya dalam 
struktur kristalnya. 
Rumus molekulnya merupakan jumlah rata-rata ion-ion 
penyusunnya dalam struktur kristalnya. 
Contoh: NaCl (natrium klorida, garam dapur) 
By LB & DW_Kimia ITB
Logam-logam Bermuatan Banyak 
Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +1 
Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +2 
Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +3. Tl 
juga memiliki bilangan oksidasi +1. 
By LB & DW_Kimia ITB
Logam-logam Bermuatan Banyak 
Semua Logam dan semilogam memiliki bilangan 
oksidasi +2 dan +4 
Semua Logam dan semilogam memiliki bilangan 
oksidasi +3 dan +5 
Semua Logam dan semilogam memiliki bilangan 
oksidasi +4 dan +6, kecuali Po hanya memiliki 
bilangan oksidasi +2. 
By LB & DW_Kimia ITB
Mengapa Hal ini Terjadi? 
Adanya perbedaan energi antara subtingkat energi p dan s, 
dimana energi suborbital p lebih besar. 
Logam memiliki kemampuan untuk melepaskan elektron pada 
suborbital p atau semua elektron pada kulit terluarnya. 
Kesimpulan: adanya perbedaan subtingkat energi dan 
kemampuan melepaskan elektron menyebabkan terbentuknya 
dua kemungkinan bilangan oksidasi pada banyak unsur. 
By LB & DW_Kimia ITB
Logam Transisi 
Ingat, unsur-unsur logam transisi memiliki elektron 
yang mengisi kulit bagian dalam sehingga hampir 
semua memiliki konfigurasi elektron ns2. 
Muatan ion logam transisi yang perlu diingat: 
Semua Group IIIB: 3+ 
Ni, Zn, Cd: 2+ 
Ag: 1+ 
Lantanida dan Aktinida: 3+ 
Unsur lainnya mampu membentuk dua atau lebih kation. 
By LB & DW_Kimia ITB
Mengapa Sebagian Besar Logam Transisi 
membentuk dua atau lebih kation? 
Ketika logam memiliki elektron pada suborbital d, maka 
elektron-elektron ini potensial untuk dilepaskan dalam 
membentuk kation logam. 
Contoh: 
Fe melepaskan dua elektron 4s membentuk Fe2+ dan dapat 
melepaskan dua elektron 4s dan satu elektron 3d membentuk 
Fe3+. 
Cu melepaskan satu elektron 4s membentuk Cu+ dan melepaskan 
satu elektron 4s dan satu elektron 3d membentuk Cu2+ 
By LB & DW_Kimia ITB
Energi Pembentukan Ikatan Ion 
Lingkar Born-Haber 
Merupakan aplikasi Hukum Hess yang menunjukkan semua 
tahap yang terlibat dalam pembentukan suatu senyawa 
Lingkar Born-Haber digunakan untuk menghitung energi kisi 
yang sulit diukur secara percobaan. 
Energi Kisi 
Adalah energi yang dibutuhkan untuk memisahkan ion-ion dari 
suatu padatan ion sampai pada jarak yang tak terhingga. 
By LB & DW_Kimia ITB
Energi Pembentukan Ikatan Ion 
Contoh: Pembentukan 
Natrium Klorida 
Tahap-tahap: 
Penguapan Natrium 
Dekomposisi molekul klor 
Ionisasi Natrium 
Penambahan elektron pada 
klor 
Pembentukan padatan NaCl 
By LB & DW_Kimia ITB
Energi Pembentukan Ikatan Ion 
By LB & DW_Kimia ITB
Energi Kisi 
Semakin tinggi energi kisi, semakin kuat gaya tarik 
antara ion-ion. 
Energi Kisi 
Senyawa 
By LB & DW_Kimia ITB
Struktur Lewis 
Ditemukan oleh G.N. Lewis, untuk 
membantu menyusun elektron-elektron 
di sekitar atom, ion dan molekul. 
Struktur Lewis terutama digunakan 
untuk menggambarkan senyawa dari 
unsur-unsur blok-s dan blok-p. 
Aturan Umum: 
Gambarkan lambang atom 
Setiap kotak pada gambar di samping 
dapat terisi maksimal dua elektron 
Hitung jumlah elektron valensi atom 
Isilah kotak-kotak di sekeliling 
lambang atom – jangan membuat 
pasangan-pasangan elektron dulu 
kecuali diperlukan. 
By LB & DW_Kimia ITB
Struktur Lewis 
Contoh: Struktur Lewis untuk Oksigen: 
Struktur Lewis untuk unsur-unsur periode kedua: 
By LB & DW_Kimia ITB
Struktur Lewis dan Pembentukan NaCl 
Elektron dari Na bergerak menuju Cl, sehingga 
keduanya memenuhi aturan oktet: 
Na menjadi Na+ - suatu kation 
Cl menjadi Cl- - suatu anion 
Muatan + dan – saling tarik menarik membentuk 
ikatan ion 
By LB & DW_Kimia ITB
Ikatan Kovalen dan Tipe Elektron 
Pasangan elektron Ikatan: 
Dua elektron yang dipakai bersama oleh dua atom membentuk 
Ikatan Kovalen. 
Pasangan elektron bebas: 
Pasangan elektron yang tidak dipakai bersama oleh dua atom 
disebut elektron non ikatan. 
By LB & DW_Kimia ITB 
Pasangan 
elektron 
bebas 
Pasangan 
elektron 
ikatan
Ikatan Kovalen Nonpolar dan polar 
Ketika dua atom saling memakai pasangan elektron 
ikatan sama banyak 
Ikatan kovalen terbentuk ketika pasangan elektron 
yand dibagi tidak sama banyak 
By LB & DW_Kimia ITB
Molekul Polar 
Elektron dalam suatu ikatan kovalen jarang yang 
sama banyak. 
Pemakaian bersama elektron yang tidak sama 
menghasilkan ikatan polar 
• Sedikit bermuatan positif 
• Keelektronegatifan lebih 
kecil 
• Sedikit bermuatan negatif 
• Keelektronegatifan lebih 
besar 
By LB & DW_Kimia ITB
Keelektronegatifan 
Kemampuan suatu atom untuk terikat pada atom lain 
atau untuk menarik elektron pada dirinya. 
• Berhubungan dengan energi ionisasi dan afinitas 
elektron 
•Tidak dapat diukur secara langsung 
•Nilainya tidak memiliki satuan karena bersifat relatif 
terhadap satu sama lain 
•Nilainya bervariasi untuk tiap senyawa tapi tetap 
berguna untuk dipakai meramalkan sifat secara 
kualitatif 
By LB & DW_Kimia ITB
Keelektronegatifan 
Keelektronegatifan 
merupakan sifat periodik 
By LB & DW_Kimia ITB
Keelektronegatifan 
Kemampuan relatif suatu unsur 
untuk menarik elektron dari atom 
lain. 
Semakin besar perbedaan 
keelektronegatifan antara dua 
atom yang berkatan, semakin 
polar ikatannya. 
Jika perbedaan keelektronegatifan 
cukup besar, elektron ditransfer 
dari atom yang kurang 
elektronegatif kepada atom yang 
lebih elektronegatif – Ikatan Ion 
Jika perbedaan keelektronegatifan 
tidak besar, maka ikatannya 
menjadi nonpolar. 
By LB & DW_Kimia ITB
Keelektronegatifan 
Tentukan perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom 
terikat dalam senyawa berikut. 
Jawab: 
By LB & DW_Kimia ITB
Contoh menggambar Struktur Lewis 
Contoh: CO2 
Tahap 1: gambarkan setiap struktur yang mungkin. Gambar 
garis mewakili sepasang elektron ikatan. 
Tahap 2: Tentukan jumlah total elektron valensi 
CO2 1 karbon x 4 elektron = 4 
2 oksigen x 6 elektron = 12 
Total elektron = 16 
Tahap 3: cobalah untuk memenuhi aturan oktet untuk tiap 
atom, buatlah ikatan rangkap bila perlu. 
By LB & DW_Kimia ITB
Contoh menggambar Struktur Lewis 
Susunan ini membutuhkan 
terlalu banyak elektron 
Bagaimana dengan membuat ikatan 
rangkap? 
Ternyata bisa! 
Adalah ikatan rangkap yang 
sama dengan 4 elektron 
By LB & DW_Kimia ITB
Ikatan Rangkap 
Bagaimana cara mengetahui bahwa ikatan rangkap 
benar-benar ada? Caranya dengan melihat 
perbedaan energi ikatan dan panjang ikatannya! 
By LB & DW_Kimia ITB 
Tipe 
ikatan 
Orde 
ikatan 
Panjang 
pm 
Energi ikatan 
Kj/mol
Muatan Formal 
Tujuan: untuk menunjukkan distribusi kerapatan elektron rata-rata 
dalam suatu molekul atau ion poliatom. 
Tandai tiap atom setengah jumlah elektron yang digunakan untuk 
berikatan. 
Tandai pula tiap atom semua elektron bebas yang dimilikya. 
Kurangi jumlah elektron pada tiap atom dengan jumlah elektron 
valensi setiap atom tunggal dalam unsurnya. 
By LB & DW_Kimia ITB 
Contoh: CO2 
Untuk tiap atom oksigen: 
4 elektron dari pasangan elektron bebas 
2 elektron dari ikatan 
Total: 6 elektron 
Muatan formal: 6 - 6 = 0 
Untuk atom karbon: 
4 elektron dari ikatan 
Total: 4 elektron 
Muatan formal: 4 – 4 = 0
Muatan Formal 
By LB & DW_Kimia ITB 
Contoh lain: CO 
Untuk Oksigen: 
2 elektron dari pasangan elektron bebas 
3 elektron dari pasangan elektron ikatan 
Total: 5 elektron 
Muatan formal: 6 – 5 = +1 
Untuk Karbon: 
2 elektron dari pasangan elektron bebas 
3 elektron dari pasangan elektron ikatan 
Total = 5 elektron 
Muatan formal = 4 – 5 = -1
Struktur Resonansi 
Seringkali ditemukan dua atau lebih struktur Lewis untuk suatu molekul: 
Masing-masing memenuhi aturan oktet 
Memiliki jumlah ikatan yang sama 
Memiliki tipe ikatan yang sama. 
Contoh: molekul SO2, mana yang benar? 
Keduanya benar dan merupakan struktur resonansi dari SO2 yang 
masing-masing memiliki ikatan rata-rata 1,5 antara atom S dan O. 
By LB & DW_Kimia ITB
Struktur Resonansi 
Contoh molekul yang juga memiliki struktur 
resonansi: Benzen, C6H6. 
Semua ikatan pada benzen sama panjang. 
By LB & DW_Kimia ITB
Penyimpangan Aturan Oktet 
Tidak semua senyawa sesuai aturan oktet 
Terdapat tiga pengecualian yang menyimpang: 
Spesi yang memiliki lebih dari 8 elektron di sekitar satu atom, yaitu 
untuk unsur-unsur pada periode ketiga atau lebih, karena orbital d 
ikut terlibat dalam membentuk ikatan. Contoh: 
5 pasang elektron di sekitar P dalam PF5, 5 pasang elektron di sekitar S 
dalam SF4, 6 pasang elektron di sekitar S dalam SF6. 
Spesi yang memiliki elektron lebih sedikit daripada 8 elektron di 
sekitar satu atom. Berilium dan Boron akan membentuk senyawa 
yang memiliki jumlah elektron kurang dari 8 di sekitar mereka. 
Spesi dengan jumlah elektron total ganjil. 
By LB & DW_Kimia ITB
Spesi yang memiliki lebih dari 8 elektron di 
sekitar satu atom 
By LB & DW_Kimia ITB 
Contoh: SO4 
2- 
1. Tuliskan susunan atom-atom yang 
mungkin 
2. Hitung jumlah total elektron: 6 atom 
dari S, 4 x 6 dari O dan 2 dari 
muatan. Total = 32 
3. Susun elektron di sekitar atom-atom 
pada SO4 
2-.
Spesi yang memiliki kurang dari 8 elektron di 
sekitar satu atom 
Spesi Miskin Elektron: spesi selain hidrogen dan 
helium yang memiliki kurang dari elektron valinsi 8. 
Biasanya spesi seperti ini merupakan spesi yang 
sangat reaktif. 
By LB & DW_Kimia ITB
Spesi dengan jumlah elektron total ganjil 
Terdapat sedikit spesi yang memiliki total jumlah elektron 
valensinya ganjil, artinya terdapat satu elektron tak 
berpasangan yang sangat reaktif. 
Radikal adalah spesi yang memiliki satu atau lebih elektron 
yang tak berpasangan. Spesi ini berperan penting dalam proses 
penuaan dan penyebaran kanker. 
Contoh: Nitrogen monoksida, NO. Senyawa ini dikenal juga 
sebagai asam nitrit, memiliki total elektron valensi 11: 6 dari 
oksigen, 5 dari nitrogen. Struktur Lewis NO: 
By LB & DW_Kimia ITB
Bentuk Molekul dan Ion Poliatom 
Molekul dan ion poliatom tidak semuanya merupakan 
struktur yang datar. 
Terdapat banyak molekul dan ion poliatom memiliki 
struktur 3 dimensi yang mempengaruhi sifat-sifat 
fisika dan kimianya. 
Beberapa model digunakan untuk membantu 
meramalkan dan menggambarkan bentuk geometri 
molekul. 
Salah satu model moelkul adalah VSEPR (Valence 
Shell Electron Pair Repulsion) atau teori tolakan 
pasangan elektron valensi. 
By LB & DW_Kimia ITB
Model VSEPR 
Menurut model VSEPR, untuk unsur-unsur golongan 
utama, pasangan elektron harus pada posisi sejauh 
mungkin dari pasangan elektron lain. Hal ini terjadi 
dalam ruang 3 dimensi. 
Elektron ikatan dan pasangan elektron bebas akan 
menempati ruang dengan pasangan elektron 
memakan ruang lebih banyak. 
Geometri molekul berdasarkan jumlah total pasangan 
elektron atau total bilangan koordinasi. 
By LB & DW_Kimia ITB
Bentuk Molekul VSEPR 
By LB & DW_Kimia ITB
Geometri Molekul 
Molekul memiliki bentuk spesifik: 
Ditentukan oleh jumlah pasangan elektron di sekitar atom 
pusat 
Semua pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron 
bebas dihitung 
Ikatan rangkap diperlakukan sama dengan ikatan tunggal 
untuk bentuk geometri. 
Geometri molekul mempengaruhi kepolaran dan 
kelarutan dalam pelarut tertentu. 
By LB & DW_Kimia ITB
Beberapa Bentuk Geometri 
By LB & DW_Kimia ITB 
Bentuk 
Pasangan e- di sekitar 
atom pusat Contoh
Linier, CO2 Bengkok, H2O 
By LB & DW_Kimia ITB 
Tetrahedral, CH4 
Trigonal planar, BCl3 
Piramid, NH3
Geometri Molekul Berbasis Tetrahedral 
Bengkok 
Bengkok dan pyramidal 
adalah tetrahedral juga, 
tapi beberapa pasangan 
elektron tidak terikat 
By LB & DW_Kimia ITB
Geometri Molekul 
Bentuk geometri lainnya: 
Lima ikatan atau pasangan elektron bebas: 
Trigonal bipiramida 
Seesaw 
Bentuk-T 
Linier 
Enam ikatan atau pasangan elektron bebas: 
Oktahedral 
Segiempat piramida 
Segiempat planar 
By LB & DW_Kimia ITB
Bentuk VSEPR 
By LB & DW_Kimia ITB
Oktahedral Segiempat planar 
Trigonal bipiramida 
By LB & DW_Kimia ITB
Geometri Molekul 
Jika molekul makin besar, aturan geometri molekul 
masih tetap berlaku 
By LB & DW_Kimia ITB 
Etana
Geometri Molekul Polar 
Untuk molekul bersifat polar, syaratnya: 
Ikatannya polar 
Geometri molekul sesuai dan mendukung kepolarannya 
By LB & DW_Kimia ITB
Molekul Polar dan Nonpolar 
Kepolaran merupakan sifat penting suatu molekul 
Mempengaruhi sifat fisik seperti titik leleh, titik didih dan kelarutan 
Sifat kimia bergantung pada kepolaran 
Momen Dipol, m, merupakan ukuran kuantitas kepolaran molekul 
Sifat ini dapat diukur dengan menempatkan molekul dalam 
suatu medan listrik. Molekul polar akan tersusun sesuaiarus 
listrik, ketika medan dinyalakan, molekul nonpolar tidak. 
By LB & DW_Kimia ITB
Molekul Polar dan Nonpolar 
Kebanyakan ikatan yang terbentuk antara atom-atom dari 
unsur berbeda dalam molekul adalah polar, tapi tidak berarti 
molekul itu menjadi bersifat polar 
Keelektronegatifan: 
Oksigen = 3,5 
Karbon = 2,5 
Perbedaan = 1,0 
(ikatan polar) 
Perbedaan keelektronegatifan menunjukkan bahwa ikatan 
C-O menjadi polar dengan elektron-elektronnya lebih tertarik 
ke arah oksigen. Namun karena geometrinya, gaya tarik ini 
sama besar ke arah yang berlawanan, sehingga molekul 
CO2 bersifat nonpolar. 
By LB & DW_Kimia ITB
Molekul Polar dan Nonpolar 
Agar molekul menjadi polar, pengaruh kepolaran ikatan 
tidak boleh saling meniadakan. 
Salah satu caranya adalah mendapatkan geometri yang 
tidak simetri, contohnya molekul air. 
Perbedaan 
Keelektronegatifan = 1,3 
Dalam molekul air, pengaruh ikatan polar tidak saling 
meiadakan, sehingga molekulnya bersifat polar. 
By LB & DW_Kimia ITB
Molekul Polar dan Nonpolar 
Molekul disebut nonpolar jika atom pusatnya 
tersubstitusi secara simetris oleh atom-atom sejenis. 
Contoh: CO2, CH4, CCl4. 
Molekul dikatakan polar apabila geometrinya tidak 
simetris. Contoh: H2O, NH3, CH2Cl2. 
Derajat kepolaran adalah fungsi dari jumlah dan tipe 
ikatan polar dan geometri. 
By LB & DW_Kimia ITB
Teori Ikatan 
Dua metode yang digunakan untuk mengambarkan 
ikatan antar atom-atom: 
Metode Ikatan Valensi 
Ikatan diasumsikan dibentuk dari saling tumpangsuh antara 
orbital-orbital atom. 
Metode Orbital Molekul 
Ketika atom-atom membentuk senyawa, orbital-orbitalnya saling 
bergabung membentuk orbital baru yaitu orbital molekul. 
By LB & DW_Kimia ITB
Metode IkatanValensi 
Berdasarkan model ini, ikatan H-H 
terbentuk sebagai hasil overlap antara 
orbital 1dari tiap atom. 
s Orbital hibrid diperlukan untuk geometri 
molekul. Contoh: Karbon, konfigurasi 
elektron terluar: 2s2 2p1 2p1. 
x 
y 
Karbon membentuk empat ikatan yang 
sama. 
Dari konfigurasi terlihat hanya ada 2 
ikatan yang mungkin terbentuk dan 
tidak akan membentuk tetrahedral, 
namun ternyata bisa. 
Hal ini terjadi karena kedua orbital 
semula mengalami penggabungan 
pada tingkat energi yang sama - 
Hibridisasi 
By LB & DW_Kimia ITB 
Molekul H2 
Hibridisasi orbital 2s dan 2p pada Karbon
Hibridisasi 
Pada karbon yang memiliki 4 ikatan tunggal, 
semua orbitalnya memiliki hibrid: 
25% karakter s dan 75% karakter p 
By LB & DW_Kimia ITB
Etana, CH3CH3 
Ikatan a – 
 terbentuk dari 
overlap pada 
ujung. 
Molekul dapat 
berotasi pasa 
ikatan tunggalnya 
By LB & DW_Kimia ITB
Etana, CH3CH3 Rotasi pada ikatan tunggal 
Rotasi pada ikatan tunggal 
By LB & DW_Kimia ITB
Orbital Hibrid sp2 
Untuk ikatan ganda, tipe orbitalnya memiliki orbital 
hibrid sp2 yang dihasilkan dari penggabungan satu 
orbital s dan 2 orbital p. Satu orbital p tidak 
bergabung. 
Tak terhibridisasi Terhibridisasi 
By LB & DW_Kimia ITB
Orbital Hibrid sp2 
Orbital p yang tak terhibridisasi dapat melakukan 
overlap, menghasilkan pembentukan ikatan yang 
kedua – ikatan p. 
ikatan p adalah overlap 
tepi yang terjadi pada 
bagian permukaan atas 
dan bawah suatu 
molekul. Ikatan ini tak 
memungkinkan molekul 
untuk berotasi pada 
ikatan 
By LB & DW_Kimia ITB
Etena Ikatan dalam Etena 
By LB & DW_Kimia ITB
Ikatan dalam Etena 
By LB & DW_Kimia ITB
Orbital Hibrid sp 
Ikatan rangkap tiga orbitalnya memiliki orbital 
hibrid sp yang dihasilkan dari penggabungan satu 
orbital s dan 1 orbital p. dua orbital p tidak 
bergabung. 
Tak terhibridisasi Terhibridisasi 
By LB & DW_Kimia ITB
Orbital Hibrid sp 
Sekarang terdapat dua orbital 
p yang mampu membentuk 
ikatan p 
By LB & DW_Kimia ITB
Etuna Ikatan dalam Etuna 
By LB & DW_Kimia ITB
Ikatan dalam Etuna 
By LB & DW_Kimia ITB
Orbital Hibrid Lainnya 
Orbital d dapat ikut terlibat dalam pembentukan 
orbital hibrid 
Hibrid Bentuk 
Linier 
Trigonal Planar 
Tetrahedral 
Trigonal bipiramida 
Oktahedral 
By LB & DW_Kimia ITB
Metode Orbital Molekul 
Ketika orbital-orbital atom bergabung membentuk orbital 
molekul, jumlah orbital molekul yang terbentuk harus sama 
dengan jumlah orbital atom yang bergabung. 
Contoh: H2 . Dua orbital 1s akan bergabung membentuk dua 
orbital molekul. Energi total dari orbital baru sama dengan 
energi kedua orbital 1s semula, namun dapat terpisah pada 
tingkat energi berbeda. Berikut bentuk orbital molekul H2. 
Bentuk Orbital 
By LB & DW_Kimia ITB
Orbital Molekul 
Ketika dua orbital atom bergabung, terdapat 5 tipe orbital 
molekul yang dihasilkan: 
Orbital Ikatan - s atau p: Energinya lebih rendah daripada 
orbital atom dan kerapatan elektron saling overlap. 
Orbital Antiikatan - s* atau p*: Eberginya lebih tinggi 
daripada orbital atom dan kerapatan elektron tidak terjadi 
overlap 
Orbital nonikatan – n: Pasangan elektron tak terlibat dalam 
ikatan. 
By LB & DW_Kimia ITB
Molekul Diatom Homonuklir 
Molekul-molekul ini adalam molekul diatom sederhan yang 
terdiri atas atom-atom unsur yang sama. 
Diagram energi untuk tipe molekul ini sama dengan molekul H2 
Contoh: molekul He2. Pada gambar berikut, diagram energi He2 
terlihat orbital ikatan dan antiikatan akan terisi. Hasilnya 
molekul ini lebih tidak stabil daripada atom He, sehingga ikatan 
tak akan terbentuk. 
By LB & DW_Kimia ITB
Orbital Ikatan Molekul 
Agar suatu molekul stabil, harus 
terdapat lebih banyak elektron 
pada orbital ikatan daripada 
orbital antiikatan. Ikatan yang 
terbentuk akan memiliki energi 
lebih rendah sehingga lebih 
stabil. Orbital ikatan dan 
antiikatan untuk ikatan s dan p 
harus dipertimbangkan. 
Perhatikan diagram orbital 
molekul untuk O2. Setiap atom O 
memiliki 8 elektron, sehingga total 
elektron dalam O2 adalah 16. 
Jumlah elektron dalam orbital 
ikatan lebih banyak daripada 
orbital antiikatan, sehingga 
terbentuk ikatan stabil. 
By LB & DW_Kimia ITB
Molekul Diatom Heteronuklir 
Diagram orbital molekul menjadi lebih kompleks untuk ikatan 
antara dua tom tak sama. Tingkat energi atom tidak sama dan 
terdapat perbedaan jumlah elektron. Contoh: molekul NO. 
By LB & DW_Kimia ITB
Delokalisasi Elektron 
Diagram MO untuk spesi poliatom sering disederhanakan 
dengan asumsi bahwa semua orbital s dan p terlokalisasi, 
saling berbagi diantara dua atom tertentu. 
Struktur resonansi membutuhkan elektron dalam beberapa 
orbital p mengalami delokalisasi. 
Delokalisasi: pergerakan bebas di sekitar tiga atau lebih atom. 
Contoh: Benzen, C6H6, semua panjang ikatan dalam benzen 
sama dengan orde ikatan 1,5. 
By LB & DW_Kimia ITB

More Related Content

What's hot

Teori orbital molekul
Teori orbital molekulTeori orbital molekul
Teori orbital molekulHarewood Jr.
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docx
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docxLkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docx
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docxmonggaviranita
 
Tata nama senyawa kompleks
Tata nama senyawa kompleksTata nama senyawa kompleks
Tata nama senyawa kompleksAli Husni
 
GOLONGAN 9 DAN 10 B
GOLONGAN 9 DAN 10 BGOLONGAN 9 DAN 10 B
GOLONGAN 9 DAN 10 BErli fharida
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
 
Rpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika Septiani
Rpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika SeptianiRpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika Septiani
Rpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika SeptianiBronika Septiani Sianturi
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)Farikha Uly
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3yunita97544748
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
Penggolongan kristal
Penggolongan kristalPenggolongan kristal
Penggolongan kristalIda Farida Ch
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroFransiska Puteri
 
rpp kimia kelas x bab 2 struktur atom
rpp kimia kelas x bab 2 struktur atomrpp kimia kelas x bab 2 struktur atom
rpp kimia kelas x bab 2 struktur atommegalestarieffendi
 
209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasi
209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasi209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasi
209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasiGiea Yueriza Gifella
 

What's hot (20)

Teori Ikatan Valensi
Teori Ikatan ValensiTeori Ikatan Valensi
Teori Ikatan Valensi
 
Teori orbital molekul
Teori orbital molekulTeori orbital molekul
Teori orbital molekul
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docx
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docxLkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docx
Lkpd ppl ikatan kimia pertemuan 1 (mg)docx
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
Tata nama senyawa kompleks
Tata nama senyawa kompleksTata nama senyawa kompleks
Tata nama senyawa kompleks
 
GOLONGAN 9 DAN 10 B
GOLONGAN 9 DAN 10 BGOLONGAN 9 DAN 10 B
GOLONGAN 9 DAN 10 B
 
Ppt konduktometri
Ppt konduktometriPpt konduktometri
Ppt konduktometri
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
 
Rpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika Septiani
Rpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika SeptianiRpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika Septiani
Rpp Elektrolit & Non Elektrolit || Bronika Septiani
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Sintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogenSintesis gas hidrogen
Sintesis gas hidrogen
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
 
Spektroskopi NMR
Spektroskopi NMRSpektroskopi NMR
Spektroskopi NMR
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
Penggolongan kristal
Penggolongan kristalPenggolongan kristal
Penggolongan kristal
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektroITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 5 spektro
 
rpp kimia kelas x bab 2 struktur atom
rpp kimia kelas x bab 2 struktur atomrpp kimia kelas x bab 2 struktur atom
rpp kimia kelas x bab 2 struktur atom
 
209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasi
209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasi209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasi
209109096 4 bab-ii-metode-kimia-komputasi
 

Similar to Ikatan Kimia dan Struktur Molekul

Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,SetyaAyuAprilia2
 
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritasIkatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritasFahmi Hidayat
 
Ikatan Kimia 1.pdf
Ikatan Kimia 1.pdfIkatan Kimia 1.pdf
Ikatan Kimia 1.pdfCHakun1999
 
4-ikatan-kimia-dan-struktur-molekul.pptx
4-ikatan-kimia-dan-struktur-molekul.pptx4-ikatan-kimia-dan-struktur-molekul.pptx
4-ikatan-kimia-dan-struktur-molekul.pptxmuktarmaulana1
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptDewiMarhelly3
 
IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptIKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptDiyas16
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptSurtini5
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptangga678964
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptRizaUmmami3
 
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnajaZidniAzizati1
 
Materi ikatan kimia doc
Materi ikatan kimia docMateri ikatan kimia doc
Materi ikatan kimia docMimi Yeni
 
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...yustinatyas
 
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptxPOWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptxMuhammadAndre28
 
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptxPOWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptxanadiana18
 

Similar to Ikatan Kimia dan Struktur Molekul (20)

5. ikatankimia
5. ikatankimia5. ikatankimia
5. ikatankimia
 
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritasIkatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
 
Ikatan Kimia 1.pdf
Ikatan Kimia 1.pdfIkatan Kimia 1.pdf
Ikatan Kimia 1.pdf
 
4-ikatan-kimia-dan-struktur-molekul.pptx
4-ikatan-kimia-dan-struktur-molekul.pptx4-ikatan-kimia-dan-struktur-molekul.pptx
4-ikatan-kimia-dan-struktur-molekul.pptx
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.pptIKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
4. IKATAN KIMIA mkansbsjnajanjanajnajnaja
 
ikatankimianfikatankimianf__.pdf
ikatankimianfikatankimianf__.pdfikatankimianfikatankimianf__.pdf
ikatankimianfikatankimianf__.pdf
 
Materi ikatan kimia doc
Materi ikatan kimia docMateri ikatan kimia doc
Materi ikatan kimia doc
 
2 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia12 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia1
 
Materi Ikatan kimia
Materi Ikatan kimiaMateri Ikatan kimia
Materi Ikatan kimia
 
Ikatan Kimia
Ikatan KimiaIkatan Kimia
Ikatan Kimia
 
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam g...
 
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptxPOWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
 
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptxPOWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
 

Recently uploaded

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

Ikatan Kimia dan Struktur Molekul

  • 1. Ikatan Kimia dan Struktur Molekul By LB & DW_Kimia ITB
  • 2. Konfigurasi Gas Mulia Gas mulia memiliki kestabilan kimia dan ditemukan sebagai molekul monoatomik. Kecuali helium, konfigurasi elektron gas mulia sama, yaitu terdapat 8 elektron pada kulit terluar (elektron valensi dan sangat stabil. Valensi By LB & DW_Kimia ITB
  • 3. Aturan Oktet Atom bersifat paling stabil apabila pada kulit terluarnya terisi atau kosong oleh elektron. Kecuali untuk H dan He, kulit terluar yang terisi oleh 8 elektron disebut memunuhi kaidah Oktet. Atom-atom akan mengalami: Menerima atau melepaskan (senyawa ion) Pemakaian bersama (senyawa kovalen) elektron agar memenuhi kaidah oktet, yaitu kulit terluarnya terisi penuh atau kosong untuk mencapai kestabilan. By LB & DW_Kimia ITB
  • 4. Ikatan Ion Ikatan ion terbentuk akibat adanya gaya tarik elektrostatik antara ion-ion bermuatan positif dengan yang bermuatan negatif. Ikatan ion biasanya terbentuk antara logam reaktif dengan unsur non logam. By LB & DW_Kimia ITB
  • 5. Senyawa Ion Tidak berada sebagai molekul tersendiri Cenderung membentuk kristal Ion-ion bersentuhan dengan ion lainnya dalam struktur kristalnya. Rumus molekulnya merupakan jumlah rata-rata ion-ion penyusunnya dalam struktur kristalnya. Contoh: NaCl (natrium klorida, garam dapur) By LB & DW_Kimia ITB
  • 6. Logam-logam Bermuatan Banyak Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +1 Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +2 Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +3. Tl juga memiliki bilangan oksidasi +1. By LB & DW_Kimia ITB
  • 7. Logam-logam Bermuatan Banyak Semua Logam dan semilogam memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4 Semua Logam dan semilogam memiliki bilangan oksidasi +3 dan +5 Semua Logam dan semilogam memiliki bilangan oksidasi +4 dan +6, kecuali Po hanya memiliki bilangan oksidasi +2. By LB & DW_Kimia ITB
  • 8. Mengapa Hal ini Terjadi? Adanya perbedaan energi antara subtingkat energi p dan s, dimana energi suborbital p lebih besar. Logam memiliki kemampuan untuk melepaskan elektron pada suborbital p atau semua elektron pada kulit terluarnya. Kesimpulan: adanya perbedaan subtingkat energi dan kemampuan melepaskan elektron menyebabkan terbentuknya dua kemungkinan bilangan oksidasi pada banyak unsur. By LB & DW_Kimia ITB
  • 9. Logam Transisi Ingat, unsur-unsur logam transisi memiliki elektron yang mengisi kulit bagian dalam sehingga hampir semua memiliki konfigurasi elektron ns2. Muatan ion logam transisi yang perlu diingat: Semua Group IIIB: 3+ Ni, Zn, Cd: 2+ Ag: 1+ Lantanida dan Aktinida: 3+ Unsur lainnya mampu membentuk dua atau lebih kation. By LB & DW_Kimia ITB
  • 10. Mengapa Sebagian Besar Logam Transisi membentuk dua atau lebih kation? Ketika logam memiliki elektron pada suborbital d, maka elektron-elektron ini potensial untuk dilepaskan dalam membentuk kation logam. Contoh: Fe melepaskan dua elektron 4s membentuk Fe2+ dan dapat melepaskan dua elektron 4s dan satu elektron 3d membentuk Fe3+. Cu melepaskan satu elektron 4s membentuk Cu+ dan melepaskan satu elektron 4s dan satu elektron 3d membentuk Cu2+ By LB & DW_Kimia ITB
  • 11. Energi Pembentukan Ikatan Ion Lingkar Born-Haber Merupakan aplikasi Hukum Hess yang menunjukkan semua tahap yang terlibat dalam pembentukan suatu senyawa Lingkar Born-Haber digunakan untuk menghitung energi kisi yang sulit diukur secara percobaan. Energi Kisi Adalah energi yang dibutuhkan untuk memisahkan ion-ion dari suatu padatan ion sampai pada jarak yang tak terhingga. By LB & DW_Kimia ITB
  • 12. Energi Pembentukan Ikatan Ion Contoh: Pembentukan Natrium Klorida Tahap-tahap: Penguapan Natrium Dekomposisi molekul klor Ionisasi Natrium Penambahan elektron pada klor Pembentukan padatan NaCl By LB & DW_Kimia ITB
  • 13. Energi Pembentukan Ikatan Ion By LB & DW_Kimia ITB
  • 14. Energi Kisi Semakin tinggi energi kisi, semakin kuat gaya tarik antara ion-ion. Energi Kisi Senyawa By LB & DW_Kimia ITB
  • 15. Struktur Lewis Ditemukan oleh G.N. Lewis, untuk membantu menyusun elektron-elektron di sekitar atom, ion dan molekul. Struktur Lewis terutama digunakan untuk menggambarkan senyawa dari unsur-unsur blok-s dan blok-p. Aturan Umum: Gambarkan lambang atom Setiap kotak pada gambar di samping dapat terisi maksimal dua elektron Hitung jumlah elektron valensi atom Isilah kotak-kotak di sekeliling lambang atom – jangan membuat pasangan-pasangan elektron dulu kecuali diperlukan. By LB & DW_Kimia ITB
  • 16. Struktur Lewis Contoh: Struktur Lewis untuk Oksigen: Struktur Lewis untuk unsur-unsur periode kedua: By LB & DW_Kimia ITB
  • 17. Struktur Lewis dan Pembentukan NaCl Elektron dari Na bergerak menuju Cl, sehingga keduanya memenuhi aturan oktet: Na menjadi Na+ - suatu kation Cl menjadi Cl- - suatu anion Muatan + dan – saling tarik menarik membentuk ikatan ion By LB & DW_Kimia ITB
  • 18. Ikatan Kovalen dan Tipe Elektron Pasangan elektron Ikatan: Dua elektron yang dipakai bersama oleh dua atom membentuk Ikatan Kovalen. Pasangan elektron bebas: Pasangan elektron yang tidak dipakai bersama oleh dua atom disebut elektron non ikatan. By LB & DW_Kimia ITB Pasangan elektron bebas Pasangan elektron ikatan
  • 19. Ikatan Kovalen Nonpolar dan polar Ketika dua atom saling memakai pasangan elektron ikatan sama banyak Ikatan kovalen terbentuk ketika pasangan elektron yand dibagi tidak sama banyak By LB & DW_Kimia ITB
  • 20. Molekul Polar Elektron dalam suatu ikatan kovalen jarang yang sama banyak. Pemakaian bersama elektron yang tidak sama menghasilkan ikatan polar • Sedikit bermuatan positif • Keelektronegatifan lebih kecil • Sedikit bermuatan negatif • Keelektronegatifan lebih besar By LB & DW_Kimia ITB
  • 21. Keelektronegatifan Kemampuan suatu atom untuk terikat pada atom lain atau untuk menarik elektron pada dirinya. • Berhubungan dengan energi ionisasi dan afinitas elektron •Tidak dapat diukur secara langsung •Nilainya tidak memiliki satuan karena bersifat relatif terhadap satu sama lain •Nilainya bervariasi untuk tiap senyawa tapi tetap berguna untuk dipakai meramalkan sifat secara kualitatif By LB & DW_Kimia ITB
  • 22. Keelektronegatifan Keelektronegatifan merupakan sifat periodik By LB & DW_Kimia ITB
  • 23. Keelektronegatifan Kemampuan relatif suatu unsur untuk menarik elektron dari atom lain. Semakin besar perbedaan keelektronegatifan antara dua atom yang berkatan, semakin polar ikatannya. Jika perbedaan keelektronegatifan cukup besar, elektron ditransfer dari atom yang kurang elektronegatif kepada atom yang lebih elektronegatif – Ikatan Ion Jika perbedaan keelektronegatifan tidak besar, maka ikatannya menjadi nonpolar. By LB & DW_Kimia ITB
  • 24. Keelektronegatifan Tentukan perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom terikat dalam senyawa berikut. Jawab: By LB & DW_Kimia ITB
  • 25. Contoh menggambar Struktur Lewis Contoh: CO2 Tahap 1: gambarkan setiap struktur yang mungkin. Gambar garis mewakili sepasang elektron ikatan. Tahap 2: Tentukan jumlah total elektron valensi CO2 1 karbon x 4 elektron = 4 2 oksigen x 6 elektron = 12 Total elektron = 16 Tahap 3: cobalah untuk memenuhi aturan oktet untuk tiap atom, buatlah ikatan rangkap bila perlu. By LB & DW_Kimia ITB
  • 26. Contoh menggambar Struktur Lewis Susunan ini membutuhkan terlalu banyak elektron Bagaimana dengan membuat ikatan rangkap? Ternyata bisa! Adalah ikatan rangkap yang sama dengan 4 elektron By LB & DW_Kimia ITB
  • 27. Ikatan Rangkap Bagaimana cara mengetahui bahwa ikatan rangkap benar-benar ada? Caranya dengan melihat perbedaan energi ikatan dan panjang ikatannya! By LB & DW_Kimia ITB Tipe ikatan Orde ikatan Panjang pm Energi ikatan Kj/mol
  • 28. Muatan Formal Tujuan: untuk menunjukkan distribusi kerapatan elektron rata-rata dalam suatu molekul atau ion poliatom. Tandai tiap atom setengah jumlah elektron yang digunakan untuk berikatan. Tandai pula tiap atom semua elektron bebas yang dimilikya. Kurangi jumlah elektron pada tiap atom dengan jumlah elektron valensi setiap atom tunggal dalam unsurnya. By LB & DW_Kimia ITB Contoh: CO2 Untuk tiap atom oksigen: 4 elektron dari pasangan elektron bebas 2 elektron dari ikatan Total: 6 elektron Muatan formal: 6 - 6 = 0 Untuk atom karbon: 4 elektron dari ikatan Total: 4 elektron Muatan formal: 4 – 4 = 0
  • 29. Muatan Formal By LB & DW_Kimia ITB Contoh lain: CO Untuk Oksigen: 2 elektron dari pasangan elektron bebas 3 elektron dari pasangan elektron ikatan Total: 5 elektron Muatan formal: 6 – 5 = +1 Untuk Karbon: 2 elektron dari pasangan elektron bebas 3 elektron dari pasangan elektron ikatan Total = 5 elektron Muatan formal = 4 – 5 = -1
  • 30. Struktur Resonansi Seringkali ditemukan dua atau lebih struktur Lewis untuk suatu molekul: Masing-masing memenuhi aturan oktet Memiliki jumlah ikatan yang sama Memiliki tipe ikatan yang sama. Contoh: molekul SO2, mana yang benar? Keduanya benar dan merupakan struktur resonansi dari SO2 yang masing-masing memiliki ikatan rata-rata 1,5 antara atom S dan O. By LB & DW_Kimia ITB
  • 31. Struktur Resonansi Contoh molekul yang juga memiliki struktur resonansi: Benzen, C6H6. Semua ikatan pada benzen sama panjang. By LB & DW_Kimia ITB
  • 32. Penyimpangan Aturan Oktet Tidak semua senyawa sesuai aturan oktet Terdapat tiga pengecualian yang menyimpang: Spesi yang memiliki lebih dari 8 elektron di sekitar satu atom, yaitu untuk unsur-unsur pada periode ketiga atau lebih, karena orbital d ikut terlibat dalam membentuk ikatan. Contoh: 5 pasang elektron di sekitar P dalam PF5, 5 pasang elektron di sekitar S dalam SF4, 6 pasang elektron di sekitar S dalam SF6. Spesi yang memiliki elektron lebih sedikit daripada 8 elektron di sekitar satu atom. Berilium dan Boron akan membentuk senyawa yang memiliki jumlah elektron kurang dari 8 di sekitar mereka. Spesi dengan jumlah elektron total ganjil. By LB & DW_Kimia ITB
  • 33. Spesi yang memiliki lebih dari 8 elektron di sekitar satu atom By LB & DW_Kimia ITB Contoh: SO4 2- 1. Tuliskan susunan atom-atom yang mungkin 2. Hitung jumlah total elektron: 6 atom dari S, 4 x 6 dari O dan 2 dari muatan. Total = 32 3. Susun elektron di sekitar atom-atom pada SO4 2-.
  • 34. Spesi yang memiliki kurang dari 8 elektron di sekitar satu atom Spesi Miskin Elektron: spesi selain hidrogen dan helium yang memiliki kurang dari elektron valinsi 8. Biasanya spesi seperti ini merupakan spesi yang sangat reaktif. By LB & DW_Kimia ITB
  • 35. Spesi dengan jumlah elektron total ganjil Terdapat sedikit spesi yang memiliki total jumlah elektron valensinya ganjil, artinya terdapat satu elektron tak berpasangan yang sangat reaktif. Radikal adalah spesi yang memiliki satu atau lebih elektron yang tak berpasangan. Spesi ini berperan penting dalam proses penuaan dan penyebaran kanker. Contoh: Nitrogen monoksida, NO. Senyawa ini dikenal juga sebagai asam nitrit, memiliki total elektron valensi 11: 6 dari oksigen, 5 dari nitrogen. Struktur Lewis NO: By LB & DW_Kimia ITB
  • 36. Bentuk Molekul dan Ion Poliatom Molekul dan ion poliatom tidak semuanya merupakan struktur yang datar. Terdapat banyak molekul dan ion poliatom memiliki struktur 3 dimensi yang mempengaruhi sifat-sifat fisika dan kimianya. Beberapa model digunakan untuk membantu meramalkan dan menggambarkan bentuk geometri molekul. Salah satu model moelkul adalah VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) atau teori tolakan pasangan elektron valensi. By LB & DW_Kimia ITB
  • 37. Model VSEPR Menurut model VSEPR, untuk unsur-unsur golongan utama, pasangan elektron harus pada posisi sejauh mungkin dari pasangan elektron lain. Hal ini terjadi dalam ruang 3 dimensi. Elektron ikatan dan pasangan elektron bebas akan menempati ruang dengan pasangan elektron memakan ruang lebih banyak. Geometri molekul berdasarkan jumlah total pasangan elektron atau total bilangan koordinasi. By LB & DW_Kimia ITB
  • 38. Bentuk Molekul VSEPR By LB & DW_Kimia ITB
  • 39. Geometri Molekul Molekul memiliki bentuk spesifik: Ditentukan oleh jumlah pasangan elektron di sekitar atom pusat Semua pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas dihitung Ikatan rangkap diperlakukan sama dengan ikatan tunggal untuk bentuk geometri. Geometri molekul mempengaruhi kepolaran dan kelarutan dalam pelarut tertentu. By LB & DW_Kimia ITB
  • 40. Beberapa Bentuk Geometri By LB & DW_Kimia ITB Bentuk Pasangan e- di sekitar atom pusat Contoh
  • 41. Linier, CO2 Bengkok, H2O By LB & DW_Kimia ITB Tetrahedral, CH4 Trigonal planar, BCl3 Piramid, NH3
  • 42. Geometri Molekul Berbasis Tetrahedral Bengkok Bengkok dan pyramidal adalah tetrahedral juga, tapi beberapa pasangan elektron tidak terikat By LB & DW_Kimia ITB
  • 43. Geometri Molekul Bentuk geometri lainnya: Lima ikatan atau pasangan elektron bebas: Trigonal bipiramida Seesaw Bentuk-T Linier Enam ikatan atau pasangan elektron bebas: Oktahedral Segiempat piramida Segiempat planar By LB & DW_Kimia ITB
  • 44. Bentuk VSEPR By LB & DW_Kimia ITB
  • 45. Oktahedral Segiempat planar Trigonal bipiramida By LB & DW_Kimia ITB
  • 46. Geometri Molekul Jika molekul makin besar, aturan geometri molekul masih tetap berlaku By LB & DW_Kimia ITB Etana
  • 47. Geometri Molekul Polar Untuk molekul bersifat polar, syaratnya: Ikatannya polar Geometri molekul sesuai dan mendukung kepolarannya By LB & DW_Kimia ITB
  • 48. Molekul Polar dan Nonpolar Kepolaran merupakan sifat penting suatu molekul Mempengaruhi sifat fisik seperti titik leleh, titik didih dan kelarutan Sifat kimia bergantung pada kepolaran Momen Dipol, m, merupakan ukuran kuantitas kepolaran molekul Sifat ini dapat diukur dengan menempatkan molekul dalam suatu medan listrik. Molekul polar akan tersusun sesuaiarus listrik, ketika medan dinyalakan, molekul nonpolar tidak. By LB & DW_Kimia ITB
  • 49. Molekul Polar dan Nonpolar Kebanyakan ikatan yang terbentuk antara atom-atom dari unsur berbeda dalam molekul adalah polar, tapi tidak berarti molekul itu menjadi bersifat polar Keelektronegatifan: Oksigen = 3,5 Karbon = 2,5 Perbedaan = 1,0 (ikatan polar) Perbedaan keelektronegatifan menunjukkan bahwa ikatan C-O menjadi polar dengan elektron-elektronnya lebih tertarik ke arah oksigen. Namun karena geometrinya, gaya tarik ini sama besar ke arah yang berlawanan, sehingga molekul CO2 bersifat nonpolar. By LB & DW_Kimia ITB
  • 50. Molekul Polar dan Nonpolar Agar molekul menjadi polar, pengaruh kepolaran ikatan tidak boleh saling meniadakan. Salah satu caranya adalah mendapatkan geometri yang tidak simetri, contohnya molekul air. Perbedaan Keelektronegatifan = 1,3 Dalam molekul air, pengaruh ikatan polar tidak saling meiadakan, sehingga molekulnya bersifat polar. By LB & DW_Kimia ITB
  • 51. Molekul Polar dan Nonpolar Molekul disebut nonpolar jika atom pusatnya tersubstitusi secara simetris oleh atom-atom sejenis. Contoh: CO2, CH4, CCl4. Molekul dikatakan polar apabila geometrinya tidak simetris. Contoh: H2O, NH3, CH2Cl2. Derajat kepolaran adalah fungsi dari jumlah dan tipe ikatan polar dan geometri. By LB & DW_Kimia ITB
  • 52. Teori Ikatan Dua metode yang digunakan untuk mengambarkan ikatan antar atom-atom: Metode Ikatan Valensi Ikatan diasumsikan dibentuk dari saling tumpangsuh antara orbital-orbital atom. Metode Orbital Molekul Ketika atom-atom membentuk senyawa, orbital-orbitalnya saling bergabung membentuk orbital baru yaitu orbital molekul. By LB & DW_Kimia ITB
  • 53. Metode IkatanValensi Berdasarkan model ini, ikatan H-H terbentuk sebagai hasil overlap antara orbital 1dari tiap atom. s Orbital hibrid diperlukan untuk geometri molekul. Contoh: Karbon, konfigurasi elektron terluar: 2s2 2p1 2p1. x y Karbon membentuk empat ikatan yang sama. Dari konfigurasi terlihat hanya ada 2 ikatan yang mungkin terbentuk dan tidak akan membentuk tetrahedral, namun ternyata bisa. Hal ini terjadi karena kedua orbital semula mengalami penggabungan pada tingkat energi yang sama - Hibridisasi By LB & DW_Kimia ITB Molekul H2 Hibridisasi orbital 2s dan 2p pada Karbon
  • 54. Hibridisasi Pada karbon yang memiliki 4 ikatan tunggal, semua orbitalnya memiliki hibrid: 25% karakter s dan 75% karakter p By LB & DW_Kimia ITB
  • 55. Etana, CH3CH3 Ikatan a – terbentuk dari overlap pada ujung. Molekul dapat berotasi pasa ikatan tunggalnya By LB & DW_Kimia ITB
  • 56. Etana, CH3CH3 Rotasi pada ikatan tunggal Rotasi pada ikatan tunggal By LB & DW_Kimia ITB
  • 57. Orbital Hibrid sp2 Untuk ikatan ganda, tipe orbitalnya memiliki orbital hibrid sp2 yang dihasilkan dari penggabungan satu orbital s dan 2 orbital p. Satu orbital p tidak bergabung. Tak terhibridisasi Terhibridisasi By LB & DW_Kimia ITB
  • 58. Orbital Hibrid sp2 Orbital p yang tak terhibridisasi dapat melakukan overlap, menghasilkan pembentukan ikatan yang kedua – ikatan p. ikatan p adalah overlap tepi yang terjadi pada bagian permukaan atas dan bawah suatu molekul. Ikatan ini tak memungkinkan molekul untuk berotasi pada ikatan By LB & DW_Kimia ITB
  • 59. Etena Ikatan dalam Etena By LB & DW_Kimia ITB
  • 60. Ikatan dalam Etena By LB & DW_Kimia ITB
  • 61. Orbital Hibrid sp Ikatan rangkap tiga orbitalnya memiliki orbital hibrid sp yang dihasilkan dari penggabungan satu orbital s dan 1 orbital p. dua orbital p tidak bergabung. Tak terhibridisasi Terhibridisasi By LB & DW_Kimia ITB
  • 62. Orbital Hibrid sp Sekarang terdapat dua orbital p yang mampu membentuk ikatan p By LB & DW_Kimia ITB
  • 63. Etuna Ikatan dalam Etuna By LB & DW_Kimia ITB
  • 64. Ikatan dalam Etuna By LB & DW_Kimia ITB
  • 65. Orbital Hibrid Lainnya Orbital d dapat ikut terlibat dalam pembentukan orbital hibrid Hibrid Bentuk Linier Trigonal Planar Tetrahedral Trigonal bipiramida Oktahedral By LB & DW_Kimia ITB
  • 66. Metode Orbital Molekul Ketika orbital-orbital atom bergabung membentuk orbital molekul, jumlah orbital molekul yang terbentuk harus sama dengan jumlah orbital atom yang bergabung. Contoh: H2 . Dua orbital 1s akan bergabung membentuk dua orbital molekul. Energi total dari orbital baru sama dengan energi kedua orbital 1s semula, namun dapat terpisah pada tingkat energi berbeda. Berikut bentuk orbital molekul H2. Bentuk Orbital By LB & DW_Kimia ITB
  • 67. Orbital Molekul Ketika dua orbital atom bergabung, terdapat 5 tipe orbital molekul yang dihasilkan: Orbital Ikatan - s atau p: Energinya lebih rendah daripada orbital atom dan kerapatan elektron saling overlap. Orbital Antiikatan - s* atau p*: Eberginya lebih tinggi daripada orbital atom dan kerapatan elektron tidak terjadi overlap Orbital nonikatan – n: Pasangan elektron tak terlibat dalam ikatan. By LB & DW_Kimia ITB
  • 68. Molekul Diatom Homonuklir Molekul-molekul ini adalam molekul diatom sederhan yang terdiri atas atom-atom unsur yang sama. Diagram energi untuk tipe molekul ini sama dengan molekul H2 Contoh: molekul He2. Pada gambar berikut, diagram energi He2 terlihat orbital ikatan dan antiikatan akan terisi. Hasilnya molekul ini lebih tidak stabil daripada atom He, sehingga ikatan tak akan terbentuk. By LB & DW_Kimia ITB
  • 69. Orbital Ikatan Molekul Agar suatu molekul stabil, harus terdapat lebih banyak elektron pada orbital ikatan daripada orbital antiikatan. Ikatan yang terbentuk akan memiliki energi lebih rendah sehingga lebih stabil. Orbital ikatan dan antiikatan untuk ikatan s dan p harus dipertimbangkan. Perhatikan diagram orbital molekul untuk O2. Setiap atom O memiliki 8 elektron, sehingga total elektron dalam O2 adalah 16. Jumlah elektron dalam orbital ikatan lebih banyak daripada orbital antiikatan, sehingga terbentuk ikatan stabil. By LB & DW_Kimia ITB
  • 70. Molekul Diatom Heteronuklir Diagram orbital molekul menjadi lebih kompleks untuk ikatan antara dua tom tak sama. Tingkat energi atom tidak sama dan terdapat perbedaan jumlah elektron. Contoh: molekul NO. By LB & DW_Kimia ITB
  • 71. Delokalisasi Elektron Diagram MO untuk spesi poliatom sering disederhanakan dengan asumsi bahwa semua orbital s dan p terlokalisasi, saling berbagi diantara dua atom tertentu. Struktur resonansi membutuhkan elektron dalam beberapa orbital p mengalami delokalisasi. Delokalisasi: pergerakan bebas di sekitar tiga atau lebih atom. Contoh: Benzen, C6H6, semua panjang ikatan dalam benzen sama dengan orde ikatan 1,5. By LB & DW_Kimia ITB