SlideShare a Scribd company logo
1 of 71
Download to read offline
Valensi
!
" "
!
# $
% &
' % &
#
%
(
)
#
* + # #
) $ , ) &
- # . .
Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +1
Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +2
Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +3. Tl
juga memiliki bilangan oksidasi +1.
- # . .
Semua Logam dan semilogam memiliki bilangan
oksidasi +2 dan +4
Semua Logam dan semilogam memiliki bilangan
oksidasi +3 dan +5
Semua Logam dan semilogam memiliki bilangan
oksidasi +4 dan +6, kecuali Po hanya memiliki
bilangan oksidasi +2.
Mengapa Hal ini Terjadi?
-
$
- (
Ingat, unsur-unsur logam transisi memiliki elektron
yang mengisi kulit bagian dalam sehingga hampir
semua memiliki konfigurasi elektron ns2.
Muatan ion logam transisi yang perlu diingat:
Semua Group IIIB: 3+
Ni, Zn, Cd: 2+
Ag: 1+
Lantanida dan Aktinida: 3+
Unsur lainnya mampu membentuk dua atau lebih kation.
Mengapa Sebagian Besar Logam Transisi
membentuk dua atau lebih kation?
#
) $
/ 0 /12
0 3
/32
) 0 ) 2
0 3 ) 12
Energi Pembentukan Ikatan Ion
" " +
%
- . #"
#
+
Energi Pembentukan Ikatan Ion
Contoh: Pembentukan
Natrium Klorida
Tahap-tahap:
Penguapan Natrium
Dekomposisi molekul klor
Ionisasi Natrium
Penambahan elektron pada
klor
Pembentukan padatan NaCl
Energi Pembentukan Ikatan Ion
4
#
Energi Kisi
Senyawa
Struktur Lewis
Ditemukan oleh G.N. Lewis, untuk
membantu menyusun elektron-elektron
di sekitar atom, ion dan molekul.
Struktur Lewis terutama digunakan
untuk menggambarkan senyawa dari
unsur-unsur blok-s dan blok-p.
Aturan Umum:
Gambarkan lambang atom
Setiap kotak pada gambar di samping
dapat terisi maksimal dua elektron
Hitung jumlah elektron valensi atom
Isilah kotak-kotak di sekeliling
lambang atom – jangan membuat
pasangan-pasangan elektron dulu
kecuali diperlukan.
Struktur Lewis
) $ -% ! $
-% # $
Struktur Lewis dan Pembentukan NaCl
Elektron dari Na bergerak menuju Cl, sehingga
keduanya memenuhi aturan oktet:
Na menjadi Na+ - suatu kation
Cl menjadi Cl−−−− - suatu anion
Muatan + dan – saling tarik menarik membentuk
ikatan ion
Ikatan Kovalen dan Tipe Elektron
Pasangan elektron Ikatan:
Dua elektron yang dipakai bersama oleh dua atom membentuk
Ikatan Kovalen.
Pasangan elektron bebas:
Pasangan elektron yang tidak dipakai bersama oleh dua atom
disebut elektron non ikatan.
Pasangan
elektron
bebas
Pasangan
elektron
ikatan
Ikatan Kovalen Nonpolar dan polar
Ketika dua atom saling memakai pasangan elektron
ikatan sama banyak
Ikatan kovalen terbentuk ketika pasangan elektron
yand dibagi tidak sama banyak
Molekul Polar
Elektron dalam suatu ikatan kovalen jarang yang
sama banyak.
Pemakaian bersama elektron yang tidak sama
menghasilkan ikatan polar
• Sedikit bermuatan positif
• Keelektronegatifan lebih
kecil
• Sedikit bermuatan negatif
• Keelektronegatifan lebih
besar
Kemampuan suatu atom untuk terikat pada atom lain
atau untuk menarik elektron pada dirinya.
• Berhubungan dengan energi ionisasi dan afinitas
elektron
•Tidak dapat diukur secara langsung
•Nilainya tidak memiliki satuan karena bersifat relatif
terhadap satu sama lain
•Nilainya bervariasi untuk tiap senyawa tapi tetap
berguna untuk dipakai meramalkan sifat secara
kualitatif
Keelektronegatifan
merupakan sifat periodik
Keelektronegatifan
Kemampuan relatif suatu unsur
untuk menarik elektron dari atom
lain.
Semakin besar perbedaan
keelektronegatifan antara dua
atom yang berkatan, semakin
polar ikatannya.
Jika perbedaan keelektronegatifan
cukup besar, elektron ditransfer
dari atom yang kurang
elektronegatif kepada atom yang
lebih elektronegatif – Ikatan Ion
Jika perbedaan keelektronegatifan
tidak besar, maka ikatannya
menjadi nonpolar.
Keelektronegatifan
Tentukan perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom
terikat dalam senyawa berikut.
Jawab:
Contoh menggambar Struktur Lewis
Contoh: CO2
Tahap 1: gambarkan setiap struktur yang mungkin. Gambar
garis mewakili sepasang elektron ikatan.
Tahap 2: Tentukan jumlah total elektron valensi
CO2 1 karbon x 4 elektron = 4
2 oksigen x 6 elektron = 12
Total elektron = 16
Tahap 3: cobalah untuk memenuhi aturan oktet untuk tiap
atom, buatlah ikatan rangkap bila perlu.
Contoh menggambar Struktur Lewis
Susunan ini membutuhkan
terlalu banyak elektron
Bagaimana dengan membuat ikatan
rangkap?
Ternyata bisa!
Adalah ikatan rangkap yang
sama dengan 4 elektron
Ikatan Rangkap
Bagaimana cara mengetahui bahwa ikatan rangkap
benar-benar ada? Caranya dengan melihat
perbedaan energi ikatan dan panjang ikatannya!
Tipe
ikatan
Orde
ikatan
Panjang
pm
Energi ikatan
Kj/mol
Muatan Formal
Tujuan: untuk menunjukkan distribusi kerapatan elektron rata-rata
dalam suatu molekul atau ion poliatom.
Tandai tiap atom setengah jumlah elektron yang digunakan untuk
berikatan.
Tandai pula tiap atom semua elektron bebas yang dimilikya.
Kurangi jumlah elektron pada tiap atom dengan jumlah elektron
valensi setiap atom tunggal dalam unsurnya.
Contoh: CO2
Untuk tiap atom oksigen:
4 elektron dari pasangan elektron bebas
2 elektron dari ikatan
Total: 6 elektron
Muatan formal: 6 - 6 = 0
Untuk atom karbon:
4 elektron dari ikatan
Total: 4 elektron
Muatan formal: 4 – 4 = 0
Muatan Formal
Contoh lain: CO
Untuk Oksigen:
2 elektron dari pasangan elektron bebas
3 elektron dari pasangan elektron ikatan
Total: 5 elektron
Muatan formal: 6 – 5 = +1
Untuk Karbon:
2 elektron dari pasangan elektron bebas
3 elektron dari pasangan elektron ikatan
Total = 5 elektron
Muatan formal = 4 – 5 = -1
Struktur Resonansi
Seringkali ditemukan dua atau lebih struktur Lewis untuk suatu
molekul:
Masing-masing memenuhi aturan oktet
Memiliki jumlah ikatan yang sama
Memiliki tipe ikatan yang sama.
Contoh: molekul SO2, mana yang benar?
Keduanya benar dan merupakan struktur resonansi dari SO2 yang
masing-masing memiliki ikatan rata-rata 1,5 antara atom S dan O.
Struktur Resonansi
Contoh molekul yang juga memiliki struktur
resonansi: Benzen, C6H6.
Semua ikatan pada benzen sama panjang.
Penyimpangan Aturan Oktet
Tidak semua senyawa sesuai aturan oktet
Terdapat tiga pengecualian yang menyimpang:
Spesi yang memiliki lebih dari 8 elektron di sekitar satu atom, yaitu
untuk unsur-unsur pada periode ketiga atau lebih, karena orbital d
ikut terlibat dalam membentuk ikatan. Contoh:
5 pasang elektron di sekitar P dalam PF5, 5 pasang elektron di sekitar
S dalam SF4, 6 pasang elektron di sekitar S dalam SF6.
Spesi yang memiliki elektron lebih sedikit daripada 8 elektron di
sekitar satu atom. Berilium dan Boron akan membentuk senyawa
yang memiliki jumlah elektron kurang dari 8 di sekitar mereka.
Spesi dengan jumlah elektron total ganjil.
Spesi yang memiliki lebih dari 8 elektron di
sekitar satu atom
Contoh: SO4
2-
1. Tuliskan susunan atom-atom yang
mungkin
2. Hitung jumlah total elektron: 6 atom
dari S, 4 x 6 dari O dan 2 dari
muatan. Total = 32
3. Susun elektron di sekitar atom-atom
pada SO4
2-.
Spesi yang memiliki kurang dari 8 elektron di
sekitar satu atom
Spesi Miskin Elektron: spesi selain hidrogen dan
helium yang memiliki kurang dari elektron valinsi 8.
Biasanya spesi seperti ini merupakan spesi yang
sangat reaktif.
Spesi dengan jumlah elektron total ganjil
Terdapat sedikit spesi yang memiliki total jumlah elektron
valensinya ganjil, artinya terdapat satu elektron tak
berpasangan yang sangat reaktif.
Radikal adalah spesi yang memiliki satu atau lebih elektron
yang tak berpasangan. Spesi ini berperan penting dalam proses
penuaan dan penyebaran kanker.
Contoh: Nitrogen monoksida, NO. Senyawa ini dikenal juga
sebagai asam nitrit, memiliki total elektron valensi 11: 6 dari
oksigen, 5 dari nitrogen. Struktur Lewis NO:
Bentuk Molekul dan Ion Poliatom
Molekul dan ion poliatom tidak semuanya merupakan
struktur yang datar.
Terdapat banyak molekul dan ion poliatom memiliki
struktur 3 dimensi yang mempengaruhi sifat-sifat
fisika dan kimianya.
Beberapa model digunakan untuk membantu
meramalkan dan menggambarkan bentuk geometri
molekul.
Salah satu model moelkul adalah VSEPR (Valence
Shell Electron Pair Repulsion) atau teori tolakan
pasangan elektron valensi.
Model VSEPR
Menurut model VSEPR, untuk unsur-unsur golongan
utama, pasangan elektron harus pada posisi sejauh
mungkin dari pasangan elektron lain. Hal ini terjadi
dalam ruang 3 dimensi.
Elektron ikatan dan pasangan elektron bebas akan
menempati ruang dengan pasangan elektron
memakan ruang lebih banyak.
Geometri molekul berdasarkan jumlah total pasangan
elektron atau total bilangan koordinasi.
Bentuk Molekul VSEPR
Geometri Molekul
Molekul memiliki bentuk spesifik:
Ditentukan oleh jumlah pasangan elektron di sekitar atom
pusat
Semua pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron
bebas dihitung
Ikatan rangkap diperlakukan sama dengan ikatan tunggal
untuk bentuk geometri.
Geometri molekul mempengaruhi kepolaran dan
kelarutan dalam pelarut tertentu.
Beberapa Bentuk Geometri
Bentuk
Pasangan e- di sekitar
atom pusat Contoh
Tetrahedral, CH4
Trigonal planar, BCl3
Linier, CO2 Bengkok, H2O
Piramid, NH3
Geometri Molekul Berbasis Tetrahedral
Bengkok dan pyramidal
adalah tetrahedral juga,
tapi beberapa pasangan
elektron tidak terikat
Bengkok
Geometri Molekul
Bentuk geometri lainnya:
Lima ikatan atau pasangan elektron bebas:
Trigonal bipiramida
Seesaw
Bentuk-T
Linier
Enam ikatan atau pasangan elektron bebas:
Oktahedral
Segiempat piramida
Segiempat planar
Bentuk VSEPR
Oktahedral Segiempat planar
Trigonal bipiramida
Geometri Molekul
Jika molekul makin besar, aturan geometri molekul
masih tetap berlaku
Etana
Geometri Molekul Polar
Untuk molekul bersifat polar, syaratnya:
Ikatannya polar
Geometri molekul sesuai dan mendukung kepolarannya
Molekul Polar dan Nonpolar
Kepolaran merupakan sifat penting suatu molekul
Mempengaruhi sifat fisik seperti titik leleh, titik didih dan kelarutan
Sifat kimia bergantung pada kepolaran
Momen Dipol, µ, merupakan ukuran kuantitas kepolaran molekul
Sifat ini dapat diukur dengan menempatkan molekul dalam
suatu medan listrik. Molekul polar akan tersusun sesuaiarus
listrik, ketika medan dinyalakan, molekul nonpolar tidak.
Molekul Polar dan Nonpolar
Kebanyakan ikatan yang terbentuk antara atom-atom dari
unsur berbeda dalam molekul adalah polar, tapi tidak berarti
molekul itu menjadi bersifat polar
Perbedaan keelektronegatifan menunjukkan bahwa ikatan
C-O menjadi polar dengan elektron-elektronnya lebih tertarik
ke arah oksigen. Namun karena geometrinya, gaya tarik ini
sama besar ke arah yang berlawanan, sehingga molekul
CO2 bersifat nonpolar.
Keelektronegatifan:
Oksigen = 3,5
Karbon = 2,5
Perbedaan = 1,0
(ikatan polar)
Molekul Polar dan Nonpolar
Agar molekul menjadi polar, pengaruh kepolaran ikatan
tidak boleh saling meniadakan.
Salah satu caranya adalah mendapatkan geometri yang
tidak simetri, contohnya molekul air.
Dalam molekul air, pengaruh ikatan polar tidak saling
meiadakan, sehingga molekulnya bersifat polar.
Perbedaan
Keelektronegatifan = 1,3
Molekul Polar dan Nonpolar
Molekul disebut nonpolar jika atom pusatnya
tersubstitusi secara simetris oleh atom-atom sejenis.
Contoh: CO2, CH4, CCl4.
Molekul dikatakan polar apabila geometrinya tidak
simetris. Contoh: H2O, NH3, CH2Cl2.
Derajat kepolaran adalah fungsi dari jumlah dan tipe
ikatan polar dan geometri.
Teori Ikatan
Dua metode yang digunakan untuk mengambarkan
ikatan antar atom-atom:
Metode Ikatan Valensi
Ikatan diasumsikan dibentuk dari saling tumpangsuh antara
orbital-orbital atom.
Metode Orbital Molekul
Ketika atom-atom membentuk senyawa, orbital-orbitalnya saling
bergabung membentuk orbital baru yaitu orbital molekul.
Metode IkatanValensi
Berdasarkan model ini, ikatan H-H
terbentuk sebagai hasil overlap antara
orbital 1s dari tiap atom.
Orbital hibrid diperlukan untuk geometri
molekul. Contoh: Karbon, konfigurasi
elektron terluar: 2s2 2px
1 2py
1.
Karbon membentuk empat ikatan yang
sama.
Dari konfigurasi terlihat hanya ada 2
ikatan yang mungkin terbentuk dan
tidak akan membentuk tetrahedral,
namun ternyata bisa.
Hal ini terjadi karena kedua orbital
semula mengalami penggabungan
pada tingkat energi yang sama -
Hibridisasi
Molekul H2
Hibridisasi orbital 2s dan 2p pada Karbon
Hibridisasi
Pada karbon yang memiliki 4 ikatan tunggal,
semua orbitalnya memiliki hibrid:
25% karakter s dan 75% karakter p
Etana, CH3CH3
Ikatan α –
terbentuk dari
overlap pada
ujung.
Molekul dapat
berotasi pasa
ikatan tunggalnya
Etana, CH3CH3
Rotasi pada ikatan tunggal
Rotasi pada ikatan tunggal
Orbital Hibrid sp2
Untuk ikatan ganda, tipe orbitalnya memiliki orbital
hibrid sp2 yang dihasilkan dari penggabungan satu
orbital s dan 2 orbital p. Satu orbital p tidak
bergabung.
Tak terhibridisasi Terhibridisasi
Orbital Hibrid sp2
Orbital p yang tak terhibridisasi dapat melakukan
overlap, menghasilkan pembentukan ikatan yang
kedua – ikatan π.
ikatan π adalah overlap
tepi yang terjadi pada
bagian permukaan atas
dan bawah suatu
molekul. Ikatan ini tak
memungkinkan molekul
untuk berotasi pada
ikatan
Etena Ikatan dalam Etena
Ikatan dalam Etena
Orbital Hibrid sp
Ikatan rangkap tiga orbitalnya memiliki orbital
hibrid sp yang dihasilkan dari penggabungan satu
orbital s dan 1 orbital p. dua orbital p tidak
bergabung.
Tak terhibridisasi Terhibridisasi
Orbital Hibrid sp
Sekarang terdapat dua orbital
p yang mampu membentuk
ikatan ππππ
Etuna Ikatan dalam Etuna
Ikatan dalam Etuna
Orbital Hibrid Lainnya
Orbital d dapat ikut terlibat dalam pembentukan
orbital hibrid
Hibrid Bentuk
Linier
Trigonal Planar
Tetrahedral
Trigonal bipiramida
Oktahedral
Metode Orbital Molekul
Ketika orbital-orbital atom bergabung membentuk orbital
molekul, jumlah orbital molekul yang terbentuk harus sama
dengan jumlah orbital atom yang bergabung.
Contoh: H2 . Dua orbital 1s akan bergabung membentuk dua
orbital molekul. Energi total dari orbital baru sama dengan
energi kedua orbital 1s semula, namun dapat terpisah pada
tingkat energi berbeda. Berikut bentuk orbital molekul H2.
Bentuk Orbital
Orbital Molekul
Ketika dua orbital atom bergabung, terdapat 5 tipe orbital
molekul yang dihasilkan:
Orbital Ikatan - σ atau π: Energinya lebih rendah daripada
orbital atom dan kerapatan elektron saling overlap.
Orbital Antiikatan - σ* atau π*: Eberginya lebih tinggi
daripada orbital atom dan kerapatan elektron tidak terjadi
overlap
Orbital nonikatan – n: Pasangan elektron tak terlibat dalam
ikatan.
Molekul Diatom Homonuklir
Molekul-molekul ini adalam molekul diatom sederhan yang
terdiri atas atom-atom unsur yang sama.
Diagram energi untuk tipe molekul ini sama dengan molekul H2
Contoh: molekul He2. Pada gambar berikut, diagram energi He2
terlihat orbital ikatan dan antiikatan akan terisi. Hasilnya
molekul ini lebih tidak stabil daripada atom He, sehingga ikatan
tak akan terbentuk.
Orbital Ikatan Molekul
Agar suatu molekul stabil, harus
terdapat lebih banyak elektron
pada orbital ikatan daripada
orbital antiikatan. Ikatan yang
terbentuk akan memiliki energi
lebih rendah sehingga lebih
stabil. Orbital ikatan dan
antiikatan untuk ikatan σ dan π
harus dipertimbangkan.
Perhatikan diagram orbital
molekul untuk O2. Setiap atom O
memiliki 8 elektron, sehingga
total elektron dalam O2 adalah
16. Jumlah elektron dalam orbital
ikatan lebih banyak daripada
orbital antiikatan, sehingga
terbentuk ikatan stabil.
Molekul Diatom Heteronuklir
Diagram orbital molekul menjadi lebih kompleks untuk ikatan
antara dua tom tak sama. Tingkat energi atom tidak sama dan
terdapat perbedaan jumlah elektron. Contoh: molekul NO.
Delokalisasi Elektron
Diagram MO untuk spesi poliatom sering disederhanakan
dengan asumsi bahwa semua orbital σ dan π terlokalisasi,
saling berbagi diantara dua atom tertentu.
Struktur resonansi membutuhkan elektron dalam beberapa
orbital π mengalami delokalisasi.
Delokalisasi: pergerakan bebas di sekitar tiga atau lebih atom.
Contoh: Benzen, C6H6, semua panjang ikatan dalam benzen
sama dengan orde ikatan 1,5.

More Related Content

What's hot

What's hot (18)

Materi Ikatan kimia
Materi Ikatan kimiaMateri Ikatan kimia
Materi Ikatan kimia
 
Kimia koordinasi kel. 1
Kimia koordinasi kel. 1Kimia koordinasi kel. 1
Kimia koordinasi kel. 1
 
Teori ikatan kimia
Teori ikatan kimiaTeori ikatan kimia
Teori ikatan kimia
 
Ikatan kimia kd 2
Ikatan kimia kd 2Ikatan kimia kd 2
Ikatan kimia kd 2
 
4383311a07aad279ac1bb35bc18e4953a1ad4a35
4383311a07aad279ac1bb35bc18e4953a1ad4a354383311a07aad279ac1bb35bc18e4953a1ad4a35
4383311a07aad279ac1bb35bc18e4953a1ad4a35
 
Makalah ikatan kimia dan struktur molekul
Makalah ikatan kimia dan struktur molekulMakalah ikatan kimia dan struktur molekul
Makalah ikatan kimia dan struktur molekul
 
Ikatan kovalen
Ikatan kovalenIkatan kovalen
Ikatan kovalen
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Ikatan kimia kelas x
Ikatan kimia kelas xIkatan kimia kelas x
Ikatan kimia kelas x
 
2.ikatan kimia powerpoint
2.ikatan kimia powerpoint2.ikatan kimia powerpoint
2.ikatan kimia powerpoint
 
Pp pe
Pp pePp pe
Pp pe
 
ikatan kimia
 ikatan kimia ikatan kimia
ikatan kimia
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field TheoryTeori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
Teori Orbital Molekul dan Ligan Field Theory
 
Kelas 10 007 ikatan kimia
Kelas 10 007 ikatan kimiaKelas 10 007 ikatan kimia
Kelas 10 007 ikatan kimia
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Struktur atom
Struktur atomStruktur atom
Struktur atom
 
Bentuk molekul 3
Bentuk molekul 3Bentuk molekul 3
Bentuk molekul 3
 

Similar to BILANGAN OKSIDASI

Similar to BILANGAN OKSIDASI (20)

Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritasIkatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
Ikatan kimia, struktur molekul, dan polaritas
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
atom kimia universitas
atom kimia universitasatom kimia universitas
atom kimia universitas
 
4. Ikatan Kimia.pptx
4. Ikatan Kimia.pptx4. Ikatan Kimia.pptx
4. Ikatan Kimia.pptx
 
Tabel Periodik dan Ikatan Kimia
Tabel Periodik dan Ikatan KimiaTabel Periodik dan Ikatan Kimia
Tabel Periodik dan Ikatan Kimia
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
4-ikatan-kimia-dan-struktur-molekul.pptx
4-ikatan-kimia-dan-struktur-molekul.pptx4-ikatan-kimia-dan-struktur-molekul.pptx
4-ikatan-kimia-dan-struktur-molekul.pptx
 
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptxPOWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
 
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
Ikatan ion dan kovalen tunggal, rangkap,
 
2 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia12 ikatan-kimia1
2 ikatan-kimia1
 
Ppt ikatan kimia
Ppt ikatan kimiaPpt ikatan kimia
Ppt ikatan kimia
 
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptxPOWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
POWER_POINT_IKATAN_KIMIA.pptx
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen
 
258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen258028609 makalah-kovalen-kereen
258028609 makalah-kovalen-kereen
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
4. IKATAN KIMIA Tahun 2021.ppt
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 

BILANGAN OKSIDASI

  • 1.
  • 3. ! " " ! # $ % & ' % &
  • 4. #
  • 5. % ( ) # * + # # ) $ , ) &
  • 6. - # . . Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +1 Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +2 Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +3. Tl juga memiliki bilangan oksidasi +1.
  • 7. - # . . Semua Logam dan semilogam memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4 Semua Logam dan semilogam memiliki bilangan oksidasi +3 dan +5 Semua Logam dan semilogam memiliki bilangan oksidasi +4 dan +6, kecuali Po hanya memiliki bilangan oksidasi +2.
  • 8. Mengapa Hal ini Terjadi? - $
  • 9. - ( Ingat, unsur-unsur logam transisi memiliki elektron yang mengisi kulit bagian dalam sehingga hampir semua memiliki konfigurasi elektron ns2. Muatan ion logam transisi yang perlu diingat: Semua Group IIIB: 3+ Ni, Zn, Cd: 2+ Ag: 1+ Lantanida dan Aktinida: 3+ Unsur lainnya mampu membentuk dua atau lebih kation.
  • 10. Mengapa Sebagian Besar Logam Transisi membentuk dua atau lebih kation? # ) $ / 0 /12 0 3 /32 ) 0 ) 2 0 3 ) 12
  • 11. Energi Pembentukan Ikatan Ion " " + % - . #" # +
  • 12. Energi Pembentukan Ikatan Ion Contoh: Pembentukan Natrium Klorida Tahap-tahap: Penguapan Natrium Dekomposisi molekul klor Ionisasi Natrium Penambahan elektron pada klor Pembentukan padatan NaCl
  • 15. Struktur Lewis Ditemukan oleh G.N. Lewis, untuk membantu menyusun elektron-elektron di sekitar atom, ion dan molekul. Struktur Lewis terutama digunakan untuk menggambarkan senyawa dari unsur-unsur blok-s dan blok-p. Aturan Umum: Gambarkan lambang atom Setiap kotak pada gambar di samping dapat terisi maksimal dua elektron Hitung jumlah elektron valensi atom Isilah kotak-kotak di sekeliling lambang atom – jangan membuat pasangan-pasangan elektron dulu kecuali diperlukan.
  • 16. Struktur Lewis ) $ -% ! $ -% # $
  • 17. Struktur Lewis dan Pembentukan NaCl Elektron dari Na bergerak menuju Cl, sehingga keduanya memenuhi aturan oktet: Na menjadi Na+ - suatu kation Cl menjadi Cl−−−− - suatu anion Muatan + dan – saling tarik menarik membentuk ikatan ion
  • 18. Ikatan Kovalen dan Tipe Elektron Pasangan elektron Ikatan: Dua elektron yang dipakai bersama oleh dua atom membentuk Ikatan Kovalen. Pasangan elektron bebas: Pasangan elektron yang tidak dipakai bersama oleh dua atom disebut elektron non ikatan. Pasangan elektron bebas Pasangan elektron ikatan
  • 19. Ikatan Kovalen Nonpolar dan polar Ketika dua atom saling memakai pasangan elektron ikatan sama banyak Ikatan kovalen terbentuk ketika pasangan elektron yand dibagi tidak sama banyak
  • 20. Molekul Polar Elektron dalam suatu ikatan kovalen jarang yang sama banyak. Pemakaian bersama elektron yang tidak sama menghasilkan ikatan polar • Sedikit bermuatan positif • Keelektronegatifan lebih kecil • Sedikit bermuatan negatif • Keelektronegatifan lebih besar
  • 21. Kemampuan suatu atom untuk terikat pada atom lain atau untuk menarik elektron pada dirinya. • Berhubungan dengan energi ionisasi dan afinitas elektron •Tidak dapat diukur secara langsung •Nilainya tidak memiliki satuan karena bersifat relatif terhadap satu sama lain •Nilainya bervariasi untuk tiap senyawa tapi tetap berguna untuk dipakai meramalkan sifat secara kualitatif
  • 23. Keelektronegatifan Kemampuan relatif suatu unsur untuk menarik elektron dari atom lain. Semakin besar perbedaan keelektronegatifan antara dua atom yang berkatan, semakin polar ikatannya. Jika perbedaan keelektronegatifan cukup besar, elektron ditransfer dari atom yang kurang elektronegatif kepada atom yang lebih elektronegatif – Ikatan Ion Jika perbedaan keelektronegatifan tidak besar, maka ikatannya menjadi nonpolar.
  • 24. Keelektronegatifan Tentukan perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom terikat dalam senyawa berikut. Jawab:
  • 25. Contoh menggambar Struktur Lewis Contoh: CO2 Tahap 1: gambarkan setiap struktur yang mungkin. Gambar garis mewakili sepasang elektron ikatan. Tahap 2: Tentukan jumlah total elektron valensi CO2 1 karbon x 4 elektron = 4 2 oksigen x 6 elektron = 12 Total elektron = 16 Tahap 3: cobalah untuk memenuhi aturan oktet untuk tiap atom, buatlah ikatan rangkap bila perlu.
  • 26. Contoh menggambar Struktur Lewis Susunan ini membutuhkan terlalu banyak elektron Bagaimana dengan membuat ikatan rangkap? Ternyata bisa! Adalah ikatan rangkap yang sama dengan 4 elektron
  • 27. Ikatan Rangkap Bagaimana cara mengetahui bahwa ikatan rangkap benar-benar ada? Caranya dengan melihat perbedaan energi ikatan dan panjang ikatannya! Tipe ikatan Orde ikatan Panjang pm Energi ikatan Kj/mol
  • 28. Muatan Formal Tujuan: untuk menunjukkan distribusi kerapatan elektron rata-rata dalam suatu molekul atau ion poliatom. Tandai tiap atom setengah jumlah elektron yang digunakan untuk berikatan. Tandai pula tiap atom semua elektron bebas yang dimilikya. Kurangi jumlah elektron pada tiap atom dengan jumlah elektron valensi setiap atom tunggal dalam unsurnya. Contoh: CO2 Untuk tiap atom oksigen: 4 elektron dari pasangan elektron bebas 2 elektron dari ikatan Total: 6 elektron Muatan formal: 6 - 6 = 0 Untuk atom karbon: 4 elektron dari ikatan Total: 4 elektron Muatan formal: 4 – 4 = 0
  • 29. Muatan Formal Contoh lain: CO Untuk Oksigen: 2 elektron dari pasangan elektron bebas 3 elektron dari pasangan elektron ikatan Total: 5 elektron Muatan formal: 6 – 5 = +1 Untuk Karbon: 2 elektron dari pasangan elektron bebas 3 elektron dari pasangan elektron ikatan Total = 5 elektron Muatan formal = 4 – 5 = -1
  • 30. Struktur Resonansi Seringkali ditemukan dua atau lebih struktur Lewis untuk suatu molekul: Masing-masing memenuhi aturan oktet Memiliki jumlah ikatan yang sama Memiliki tipe ikatan yang sama. Contoh: molekul SO2, mana yang benar? Keduanya benar dan merupakan struktur resonansi dari SO2 yang masing-masing memiliki ikatan rata-rata 1,5 antara atom S dan O.
  • 31. Struktur Resonansi Contoh molekul yang juga memiliki struktur resonansi: Benzen, C6H6. Semua ikatan pada benzen sama panjang.
  • 32. Penyimpangan Aturan Oktet Tidak semua senyawa sesuai aturan oktet Terdapat tiga pengecualian yang menyimpang: Spesi yang memiliki lebih dari 8 elektron di sekitar satu atom, yaitu untuk unsur-unsur pada periode ketiga atau lebih, karena orbital d ikut terlibat dalam membentuk ikatan. Contoh: 5 pasang elektron di sekitar P dalam PF5, 5 pasang elektron di sekitar S dalam SF4, 6 pasang elektron di sekitar S dalam SF6. Spesi yang memiliki elektron lebih sedikit daripada 8 elektron di sekitar satu atom. Berilium dan Boron akan membentuk senyawa yang memiliki jumlah elektron kurang dari 8 di sekitar mereka. Spesi dengan jumlah elektron total ganjil.
  • 33. Spesi yang memiliki lebih dari 8 elektron di sekitar satu atom Contoh: SO4 2- 1. Tuliskan susunan atom-atom yang mungkin 2. Hitung jumlah total elektron: 6 atom dari S, 4 x 6 dari O dan 2 dari muatan. Total = 32 3. Susun elektron di sekitar atom-atom pada SO4 2-.
  • 34. Spesi yang memiliki kurang dari 8 elektron di sekitar satu atom Spesi Miskin Elektron: spesi selain hidrogen dan helium yang memiliki kurang dari elektron valinsi 8. Biasanya spesi seperti ini merupakan spesi yang sangat reaktif.
  • 35. Spesi dengan jumlah elektron total ganjil Terdapat sedikit spesi yang memiliki total jumlah elektron valensinya ganjil, artinya terdapat satu elektron tak berpasangan yang sangat reaktif. Radikal adalah spesi yang memiliki satu atau lebih elektron yang tak berpasangan. Spesi ini berperan penting dalam proses penuaan dan penyebaran kanker. Contoh: Nitrogen monoksida, NO. Senyawa ini dikenal juga sebagai asam nitrit, memiliki total elektron valensi 11: 6 dari oksigen, 5 dari nitrogen. Struktur Lewis NO:
  • 36. Bentuk Molekul dan Ion Poliatom Molekul dan ion poliatom tidak semuanya merupakan struktur yang datar. Terdapat banyak molekul dan ion poliatom memiliki struktur 3 dimensi yang mempengaruhi sifat-sifat fisika dan kimianya. Beberapa model digunakan untuk membantu meramalkan dan menggambarkan bentuk geometri molekul. Salah satu model moelkul adalah VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) atau teori tolakan pasangan elektron valensi.
  • 37. Model VSEPR Menurut model VSEPR, untuk unsur-unsur golongan utama, pasangan elektron harus pada posisi sejauh mungkin dari pasangan elektron lain. Hal ini terjadi dalam ruang 3 dimensi. Elektron ikatan dan pasangan elektron bebas akan menempati ruang dengan pasangan elektron memakan ruang lebih banyak. Geometri molekul berdasarkan jumlah total pasangan elektron atau total bilangan koordinasi.
  • 39. Geometri Molekul Molekul memiliki bentuk spesifik: Ditentukan oleh jumlah pasangan elektron di sekitar atom pusat Semua pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron bebas dihitung Ikatan rangkap diperlakukan sama dengan ikatan tunggal untuk bentuk geometri. Geometri molekul mempengaruhi kepolaran dan kelarutan dalam pelarut tertentu.
  • 40. Beberapa Bentuk Geometri Bentuk Pasangan e- di sekitar atom pusat Contoh
  • 41. Tetrahedral, CH4 Trigonal planar, BCl3 Linier, CO2 Bengkok, H2O Piramid, NH3
  • 42. Geometri Molekul Berbasis Tetrahedral Bengkok dan pyramidal adalah tetrahedral juga, tapi beberapa pasangan elektron tidak terikat Bengkok
  • 43. Geometri Molekul Bentuk geometri lainnya: Lima ikatan atau pasangan elektron bebas: Trigonal bipiramida Seesaw Bentuk-T Linier Enam ikatan atau pasangan elektron bebas: Oktahedral Segiempat piramida Segiempat planar
  • 46. Geometri Molekul Jika molekul makin besar, aturan geometri molekul masih tetap berlaku Etana
  • 47. Geometri Molekul Polar Untuk molekul bersifat polar, syaratnya: Ikatannya polar Geometri molekul sesuai dan mendukung kepolarannya
  • 48. Molekul Polar dan Nonpolar Kepolaran merupakan sifat penting suatu molekul Mempengaruhi sifat fisik seperti titik leleh, titik didih dan kelarutan Sifat kimia bergantung pada kepolaran Momen Dipol, µ, merupakan ukuran kuantitas kepolaran molekul Sifat ini dapat diukur dengan menempatkan molekul dalam suatu medan listrik. Molekul polar akan tersusun sesuaiarus listrik, ketika medan dinyalakan, molekul nonpolar tidak.
  • 49. Molekul Polar dan Nonpolar Kebanyakan ikatan yang terbentuk antara atom-atom dari unsur berbeda dalam molekul adalah polar, tapi tidak berarti molekul itu menjadi bersifat polar Perbedaan keelektronegatifan menunjukkan bahwa ikatan C-O menjadi polar dengan elektron-elektronnya lebih tertarik ke arah oksigen. Namun karena geometrinya, gaya tarik ini sama besar ke arah yang berlawanan, sehingga molekul CO2 bersifat nonpolar. Keelektronegatifan: Oksigen = 3,5 Karbon = 2,5 Perbedaan = 1,0 (ikatan polar)
  • 50. Molekul Polar dan Nonpolar Agar molekul menjadi polar, pengaruh kepolaran ikatan tidak boleh saling meniadakan. Salah satu caranya adalah mendapatkan geometri yang tidak simetri, contohnya molekul air. Dalam molekul air, pengaruh ikatan polar tidak saling meiadakan, sehingga molekulnya bersifat polar. Perbedaan Keelektronegatifan = 1,3
  • 51. Molekul Polar dan Nonpolar Molekul disebut nonpolar jika atom pusatnya tersubstitusi secara simetris oleh atom-atom sejenis. Contoh: CO2, CH4, CCl4. Molekul dikatakan polar apabila geometrinya tidak simetris. Contoh: H2O, NH3, CH2Cl2. Derajat kepolaran adalah fungsi dari jumlah dan tipe ikatan polar dan geometri.
  • 52. Teori Ikatan Dua metode yang digunakan untuk mengambarkan ikatan antar atom-atom: Metode Ikatan Valensi Ikatan diasumsikan dibentuk dari saling tumpangsuh antara orbital-orbital atom. Metode Orbital Molekul Ketika atom-atom membentuk senyawa, orbital-orbitalnya saling bergabung membentuk orbital baru yaitu orbital molekul.
  • 53. Metode IkatanValensi Berdasarkan model ini, ikatan H-H terbentuk sebagai hasil overlap antara orbital 1s dari tiap atom. Orbital hibrid diperlukan untuk geometri molekul. Contoh: Karbon, konfigurasi elektron terluar: 2s2 2px 1 2py 1. Karbon membentuk empat ikatan yang sama. Dari konfigurasi terlihat hanya ada 2 ikatan yang mungkin terbentuk dan tidak akan membentuk tetrahedral, namun ternyata bisa. Hal ini terjadi karena kedua orbital semula mengalami penggabungan pada tingkat energi yang sama - Hibridisasi Molekul H2 Hibridisasi orbital 2s dan 2p pada Karbon
  • 54. Hibridisasi Pada karbon yang memiliki 4 ikatan tunggal, semua orbitalnya memiliki hibrid: 25% karakter s dan 75% karakter p
  • 55. Etana, CH3CH3 Ikatan α – terbentuk dari overlap pada ujung. Molekul dapat berotasi pasa ikatan tunggalnya
  • 56. Etana, CH3CH3 Rotasi pada ikatan tunggal Rotasi pada ikatan tunggal
  • 57. Orbital Hibrid sp2 Untuk ikatan ganda, tipe orbitalnya memiliki orbital hibrid sp2 yang dihasilkan dari penggabungan satu orbital s dan 2 orbital p. Satu orbital p tidak bergabung. Tak terhibridisasi Terhibridisasi
  • 58. Orbital Hibrid sp2 Orbital p yang tak terhibridisasi dapat melakukan overlap, menghasilkan pembentukan ikatan yang kedua – ikatan π. ikatan π adalah overlap tepi yang terjadi pada bagian permukaan atas dan bawah suatu molekul. Ikatan ini tak memungkinkan molekul untuk berotasi pada ikatan
  • 61. Orbital Hibrid sp Ikatan rangkap tiga orbitalnya memiliki orbital hibrid sp yang dihasilkan dari penggabungan satu orbital s dan 1 orbital p. dua orbital p tidak bergabung. Tak terhibridisasi Terhibridisasi
  • 62. Orbital Hibrid sp Sekarang terdapat dua orbital p yang mampu membentuk ikatan ππππ
  • 65. Orbital Hibrid Lainnya Orbital d dapat ikut terlibat dalam pembentukan orbital hibrid Hibrid Bentuk Linier Trigonal Planar Tetrahedral Trigonal bipiramida Oktahedral
  • 66. Metode Orbital Molekul Ketika orbital-orbital atom bergabung membentuk orbital molekul, jumlah orbital molekul yang terbentuk harus sama dengan jumlah orbital atom yang bergabung. Contoh: H2 . Dua orbital 1s akan bergabung membentuk dua orbital molekul. Energi total dari orbital baru sama dengan energi kedua orbital 1s semula, namun dapat terpisah pada tingkat energi berbeda. Berikut bentuk orbital molekul H2. Bentuk Orbital
  • 67. Orbital Molekul Ketika dua orbital atom bergabung, terdapat 5 tipe orbital molekul yang dihasilkan: Orbital Ikatan - σ atau π: Energinya lebih rendah daripada orbital atom dan kerapatan elektron saling overlap. Orbital Antiikatan - σ* atau π*: Eberginya lebih tinggi daripada orbital atom dan kerapatan elektron tidak terjadi overlap Orbital nonikatan – n: Pasangan elektron tak terlibat dalam ikatan.
  • 68. Molekul Diatom Homonuklir Molekul-molekul ini adalam molekul diatom sederhan yang terdiri atas atom-atom unsur yang sama. Diagram energi untuk tipe molekul ini sama dengan molekul H2 Contoh: molekul He2. Pada gambar berikut, diagram energi He2 terlihat orbital ikatan dan antiikatan akan terisi. Hasilnya molekul ini lebih tidak stabil daripada atom He, sehingga ikatan tak akan terbentuk.
  • 69. Orbital Ikatan Molekul Agar suatu molekul stabil, harus terdapat lebih banyak elektron pada orbital ikatan daripada orbital antiikatan. Ikatan yang terbentuk akan memiliki energi lebih rendah sehingga lebih stabil. Orbital ikatan dan antiikatan untuk ikatan σ dan π harus dipertimbangkan. Perhatikan diagram orbital molekul untuk O2. Setiap atom O memiliki 8 elektron, sehingga total elektron dalam O2 adalah 16. Jumlah elektron dalam orbital ikatan lebih banyak daripada orbital antiikatan, sehingga terbentuk ikatan stabil.
  • 70. Molekul Diatom Heteronuklir Diagram orbital molekul menjadi lebih kompleks untuk ikatan antara dua tom tak sama. Tingkat energi atom tidak sama dan terdapat perbedaan jumlah elektron. Contoh: molekul NO.
  • 71. Delokalisasi Elektron Diagram MO untuk spesi poliatom sering disederhanakan dengan asumsi bahwa semua orbital σ dan π terlokalisasi, saling berbagi diantara dua atom tertentu. Struktur resonansi membutuhkan elektron dalam beberapa orbital π mengalami delokalisasi. Delokalisasi: pergerakan bebas di sekitar tiga atau lebih atom. Contoh: Benzen, C6H6, semua panjang ikatan dalam benzen sama dengan orde ikatan 1,5.