Teori orbital molekul menjelaskan pembentukan ikatan dalam senyawa kompleks melalui kombinasi orbital atom logam dan ligan, membentuk orbital molekul bonding dan antibonding yang dapat memprediksi sifat senyawa kompleks seperti bentuk geometri dan warna berdasarkan konfigurasi elektronnya.
2. PENDAHULUAN
TIDAK DAPAT MENJELASKAN SIFAT-SIFAT
ION KOMPLEKS (BENTUK GEOMETRI,
WARNA, KESTABILAN DAN SIFAT MAGNET
SENYAWA KOMPLEKS)
NOMOR ATOM EFEKTIF
(G.N Lewis dan N.V.
Sadgwich)
TEORI KOORDINASI
(Alfred Werner)
IKATAN PADA ION
KOMPLEKS
IKATAN KIMIA
3. SIFAT-SIFAT ION KOMPLEKS DIJELASKAN MELALUI
PENDEKATAN:
TEORI I
TEORI IKATAN VALENSI
(Dapat Menjelaskan bentuk geometri tetapi tidak dapat
menjelaskan warna senyawa/ion kompleks, gaya spektra
elektronik dan beberapa pengecualian dalam bentuk geometri)
TEORI II
TEORI MEDAN KRISTAL
(dapat menjelaskan kelemahan teori ikatan valensi tetapi tidak
dapat menjelaskan beberapa fakta eksperimen yang tidak
sesuai dengan anggapan bahwa antara ion pusat dan ligan
terdapat ikatan ion yang murni)
TEORI III
TEORI ORBITAL MOLEKUL
(menjelaskan fakta bahwa ikatan antara ion logam dan ligan
bukan hanya merupakan ikatan ion yang murni tetapi juga ada
ikatan kovalen pada ion/senyawa kompleks
4. KELEMAHAN TEORI MEDAN KRISTAL
ANGGAPAN YANG
TIDAK SESUAI
DENGAN BEBERAPA
FAKTA EKSPERIMEN
Menurut teori medan kristal, antara ion pusat dan ligan terdapat ikatan
ion yang murni namun berdasarkan eksperimen :besarnya energi yang
dilepaskan bila ion kompleks terbentuk, menunjukkan bahwa terdapat
sifat ikatan kovalen dalam ion kompleks tersebut.
Sejumlah senyawa dengan tingkat oksidasi nol (misalnya pada
kompleks [Ni(CO)4] tidak mengalami gaya tarik-menarik elektrostatik
antara logam dengan ligan, sehingga dapat dipastikan bahwa ikatan
yang terbentuk dalam kompleks merupakan suatu ikatan kovalen
Bukti dari spektrum resonansi magnetik inti dan resonansi spin elektron
menunjukkan keberadaan densitas elektron tidak berpasangan pada
ligan, hal ini mengindikasikan adanya pembagian elektron
bersama, sehingga dapat diasumsikan terjadi kovalensi dalam
kompleks
.
5. INTERAKSI ANTARA DUA
ATAU LEBIH ORBITAL ATOM
ORBITAL MOLEKUL
BONDING
ORBITAL MOLEKUL
ANTIBONDING
BAGAIMANA
ORBITAL
MOLEKUL ITU
TERBENTUK?
??
6. PEMBENTUKAN ORBITAL MOLEKUL
SEDERHANA (MOLEKUL DIATOMIK)
PEMBENTUKAN IKATAN
ANTAR ATOM HIDROGEN
DALAM MOLEKUL H2
1s 1s
PEMBENTUKAN IKATAN
ANTAR ATOM HALOGEN
DALAM MOLEKUL He2
orbital σ* (orbital molekul antibonding)
orbital σ (orbital molekul
bonding) H2
Orbital
Atom H
orbital
Atom
H
Energi
1s 1s
orbital σ* (orbital molekul
antibonding)
orbital σ (orbital molekul
bonding) He2
Orbital
Atom
He
Orbital
Atom
He
Pembentukan orbital molekul dari masing-masing atom mampu
menjelaskan sifat kestabilan molekul tersebut
7. orbital σ AB
1s
A
1s
B
orbital σ* AB
b
a
PEMBENTUKAN ORBITAL MOLEKUL
SEDERHANA DAPAT DIJELASKAN MELALUI
ILUSTRASI BERIKUT:
a menunjukkan ukuran
sifat ionik ikatan yang terbentuk
antara A dan B, sedangkan
b, menunjukkan sifat kovalen
ikatan AB.
atom yang lebih elektronegatif
memiliki orbital atom dengan tingkat
energi yang lebih rendah.
E
N
E
R
G
I
8. PEMBENTUKAN ORBITAL MOLEKUL DALAM SENYAWA KOMPLEKS
Gabungan/kombinasi dari orbital atom
logam dengan orbital atom dari ligan
Orbital molekul senyawa/ion kompleks
(Orbital molekul Bonding dan Orbital
Molekul Antibonding
Penerapan teori orbital molekul untuk menjelaskan
ikatan pada ion kompleks dapat digunakan
ion MI6
n+ misalnya [Co(NH3)6]3+
dan ion kompleks [CoF6]3-
9. DIAGRAM ENERGI ORBITAL MOLEKUL ION KOMPLEKS
[Co(NH3)6]3+
DAN [CoF6]3-
6 orbital px
dari 6 ligan F-
, masing-
masing berisi
2 elektron
3d
x2-y2 z2 xy xz yz
4s
4p
orbital non bonding
σs
σp
σd
σ*s
σ*p
σ*d∆0
3d x2-y2 z2 xy xz yz
4s
4p
orbital non bonding
σs
σp
σd
σ*s
σ*p
σ*d
6 orbital px dari 6 ligan F-
, masing-masing berisi 2
elektron
∆0
ION KOMPLEKS
[Co(NH3)6]3+ ION KOMPLEKS [CoF6]3-
10. KESIMPULAN
1. Pendekatan melalui teori orbital molekul dapat
memperkirakan pemisahan orbital d, seperti yang
terdapat pada pendekatan teori medan kristal.
2. Memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai
interaksi antara ligan dan ion logam.
3. Melalui pendekatan teori ini juga dapat
menjelaskan bahwa ligan yang berbeda akan
memberikan jarak atau energi pemisahan yang
berbeda, sehingga mempunyai sifat yang berbeda
pula.