1. 1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Sistem pendukung keputusan merupakan suatu seperangkat sistem yang mampu
memecahkan masalah secara efisien dan efektif, yang bertujuan untuk membantu
pengambilan keputusan memilih berbagai alternatif keputusan yang merupakan hasil
pengolahan informasi yang diperoleh atau tersedia dengan menggunakan model
pengambilan keputusan.
Tidak sampai tahun 1971, ditemukan istilah DSS (Decission Support System atau Sistem
Pendukung Keputusan), G Anthony Gorry dan Michael S. Scot Morton yang keduanya
professor MIT, bersama –sama menulis artikel dalam jurnal yang berjudul “ A ramework for
Management Information System” mereka merasakan perlunya ada kerangka untuk
menyalurkan aplikasi komputer terhadap pembuatan keputusan manajemen. Arti system
pendukung keputusan yaitu sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang
manajer, atau kepala sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai tim
pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi terstruktur dengan memberikan
informasi atau saran mengenai keputusan tertentu. Informasi tersebut diberikan oleh
laporan berkala, laporan khusus, maupun output dari model matematis. Model tersebut juga
mempunyai kemampuan untuk memberikan arah dalam tingkat yang bervariasi (Anonim,
2010).
2. Metode SPK
1. TOPSIS (Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solution)
TOPSIS (Technique For Others Reference by Similarity to Ideal Solution) adalah adalah
salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria yang pertama kali diperkenalkan
oleh Yoon dan Hwang (1981). TOPSIS menggunakan prinsip bahwa alternatif yang terpilih
harus mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal
negative dari sudut pandang geometris dengan menggunakan jarak Euclidean untuk
menentukan kedekatan relatif dari suatu alternatif dengan solusi optimal. Sistem
pendukung keputusan berawal pada akhir tahun 1960-an dengan adanya pengguna
computer secara time-sharing (berdasarkan pembagian waktu). Pada mulanya seseorang
dapat dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui spesialis
informasi.Time-sharing membuka peluang baru dalam penggunaan computer.
2. AHP (Analytic Hierarchy Process)
Salah satu teknik pengambilan keputusan/ optimasi multivariate yang digunakan dalam analisis
kebijaksanaan. Pada hakekatnya AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang
komprehensif dengan memperhitungkan hal- hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam
model pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan
dari model-model sebelumnya. AHP juga memungkinkan ke struktur suatu sistem dan lingkungan
kedalam komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dan
mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem (Saaty,2001).
3. Earliest Due Dates (EDD)
Metode Earliest Due Dates (EDD) atau prosedur jatuh tempo adalah metode yang penjadwalan
pekerjaannya diurutkan berdasarkan jatuh tempo terdekat atau berdasarkan tugas-tugas yang
1
2. mempunyai tanggal dibutuhkan paling cepat. Prosedur jatuh tempo meminimalkan keterlambatan
(tardiness) maksimum.
3. Contoh Kasus
Perkembangan system informasi maupun aplikasi dituntut untuk selalu bisa memberikan hal
yang terbaru yang tidak dimiliki oleh system informasi yang lain. Dalam perencanaan dan
pembuatan Sistem Informasi Pendukung Keputusan Penentuan Penjurusan di SMU ini sangat
dibutuhkan kerja keras, ketelitian dan keuletan agar bisa berkembang menjadi sistem
informasi yang baik, optimal dan Up-date terbaru. Agar dalam pembuatan system informasi
ini dapat berjalan dengan baik dan teratur, maka dibagi dalam beberapa tahapan, sebagai
berikut :
1. Tahap Perencanaan
a. Analisa data – data sekolah yang ada dalam rencana aplikasi, misal : informasi sekolah,
data siswa, nilai dll.
b. Melakukan wawancara terhadap kepala sekolah untuk rencana pembuatan aplikasi.
c. Mempersiapkan hardware dan software yang dibutuhkan.
d. Perancangan design system informasi meliputi input, output, struktur file, struktur
database, hardware, software untuk mendukung system informasi.
2. Tahap Pembuatan Aplikasi
a. Merancang dan membuat desain aplikasi setelah itu mengembangkannya menjadi Use
Case diagram secara garis besar.
b. Membuat Use Case diagram menggunakan Microsoft Office Visio.
c. Merancang database dan membuat database dengan My SQL.
d. Membuat Sistem Informasi dengan menggunakan PHP Framework (Code Igniter).
3. Tahap Pengujian Aplikasi
a. Melakukan pengujian setiap melakukan perkembangan fitur pada system informasi,
sehingga bisa diketahui apabila fitur yang ditambahkan berjalan baik atau ada error
atau troble.
b. Mendiagnosa kesalahan atau error dan melakukan penyempurnaan pada system
informasi.
2
3. c. Melakukan uji coba aplikasi.
4. Tahap Implementasi Aplikasi
Mengimplementasikan hasil jadi dari system informasi kedalam computer menggunakan
intranet atau pun internet sehingga system informasi siap untuk digunakan. Dan apabila
dalam mengimplementasi berhasil, maka dilanjutkan dengan peluncuran menjadi system
informasi yang bisa online.
Adapun bila digambarkan maka keempat tahapan tersebut seperti pada Flowchart berikut:
Gambar :
Perancangan dan Pembuatan Aplikasi
3
4. 4. DFD (Data Flow Diagram)
Data flow diagram merupakan aliran dari sistem SIM Penjurusan yang dibuat. Dimana proses
dimulai dari yang bersifat global sampai ke aliran penyimpanan data ke database. Data Flow
Diagram (DFD) adalah suatu grafik yang menjelaskan sebuah sistem dengan menggunakan
bentuk-bentuk atau simbol untuk menggambarkan aliran data dari proses-proses yang saling
berhubungan. DFD menggambarkan input, process, dan output yang terjadi dalam suatu
sistem. DFD juga menggambarkan aliran data dalam sebuah sistem.
DFD (Data Flow Diagram) Level 0
DFD mempunyai level-level mulai dari yang terkecil, yaitu level 0 atau sering disebut dengan
Context Diagram.
Pada DFD level 0 ini menggambarkan sistem secara keseleruhan dan hanya mempunyai satu
proses saja untuk menggambarkan sistem secara global. Untuk desain DFD level 0 dari sistem
ini adalah sebagai berikut.
Gambar :
DFD Level 0 Sistem Informasi Penjurusan
DFD (Data Flow Diagram) 1
DFD level 1 ini menggambarkan detail proses-proses yang ada dalam sistem ini. Untuk DFD level
1 Sistem Informasi Penjurusan adalah sebagai berikut
4
5. Gambar :
DFD Level 1 Sistem Informasi Penjurusan
4. Design Table
> Table Guru
Field
Id guru
Nama
Alamat
Mata Pelajaran
Type
Varchar (10)
Varchar (20)
Varchar (50)
Varchar (20)
Action
Primary key
> Table Siswa
Field
Id siswa
Nama
Alamat
Jurusan
Type
Varchar (10)
Varchar (20)
Varchar (50)
Varchar (20)
Action
Primary key
5
6. > Tabel Ujian
Field
Kode ujian
Jurusan
Mata Pelajaran
Nilai
Type
Varchar (10)
Varchar (20)
Varchar (20)
Varchar (10)
Action
Primary key
> Tabel Admin
Field
Id admin
Nama
Alamat
Jabatan
Type
Varchar (10)
Varchar (20)
Varchar (50)
Varchar (20)
Action
Primary key
6