SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Prakarya Kelompok 5
Anggota kelompok :
• Almahir Cahya W. (02)
• Fajri Lintang Timur (09)
• Indri Mulyani (15)
• Siti Anita Aprilia (32)
XI MIPA 2
 Cara Pengolahan Ikan
Latar Belakang Pengolahan ikan
 Karena ikan memiliki kelemahan yakni mudah membusuk. Ikan
relatif lebih cepat mengalami pembusukan daripada daging
unggas dan mamalia lainya. Apabila ikan terlalu banyak berontak
pada saat ditangkap maka akan banyak kehilangan glikogen dan
glukosa sehingga kandungan asam laktat ikan menjadi rendah.
Dengan demikian nilai pH-nya relatif mendekati normal. Nilai pH
yang mendekati normal ini sangat cocok untuk pertumbuhan
bakteri, sehingga ikan segar harus segera diolah dengan baik agar
layak untuk dikonsumsin
Tujuan :
 meningkatkan jangka waktu kelayakan ikan untuk dikonsumsi
 agar bahan makanan dapat bertahan lebih lama dan terhindar
dari pembusukkan.
Cara
Pengolahan
Ikan
Secara Tradisional
1. Pengeringan
2. Penggaraman
3. Fermentasi
4. Pengasapan
5. Penyalaian
Secara Modern
1. Conning
2. Freezing
3. Cooling
4. Filleting
PENGERINGAN
A. Prinsip Pengeringan
1.Dasar Pengeringan
Dasar pengeringan adalah terjadinya
penguapan air ke udara karena perbedaan
kandungan uap air antara udara dengan
bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini,
kandungan uap air udara lebih sedikit atau
udara mempunyai kelembaban nisbi yang
rendah sehingga terjadi penguapan.
1
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan
ada dua, yaitu faktor yang berhubungan dengan
udara pengering seperti suhu, kecepatan aliran
udara pengering, dan kelembapan udara,
sedangkan faktor yang berhubungan dengan
sifat bahan yang dikeringkan berupa ukuran
bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial
bahan.
Proses pengeringan diperoleh dengan cara
penguapan air. Cara tersebut dilakukan dengan
menurunkan kelembapan nisbi udara dengan
mengalirkan udara panas di sekeliling bahan,
sehingga tekanan uap air bahan lebih besar dari
tekanan uap air di udara. Perbedaan tekanan itu
menyebabkan terjadinya aliran uap air dari
Pengasinan Ikan (penggaraman ikan)
pengasingan kering
dengan menggarami dan
menjemurnya di sinar matahari
pengasinan dengan perebusan
(pemindangan)
Untuk memperoleh mutu ikan asin yang bagus, bahan mentah harus
masih segar (tidak lebih dari 6 jam sejak saat penangkapan). Ikan
kecil (sampai 20 cm) biasanya hanya diiris sebelah (potong satu),
kepala dibiarkan, sedang ikan besar (20 cm atau lebih) diiris pada
kedua belah sisinya (potong dua) dengan kepala dipotong juga
1
2
Agar hablur garam hilang, ikan dicuci dengan air bersih, sebelum dijemur di sinar
matahari. Karena dijemur, rasa dan warna ikan asin berubah. Dengan digarami
sebanyak 20%,kadar air dalam daging ikan rurun dari 70%menjadi 30%, setelah
dijemur. Penjemuran dihentikan kalau helaian daging ikan tidak retak atau patah
jika dilipat.
Setelah dibasuh lagi dan ditiriskan sampai kering air, ikan digosok serbuk garam kasar
sampai masuk ke dalam irisan; kemudian ditimbun dalam periuk tanah, keranjang rotan,
tong kayu, atau bak semen, yang dasarnya diberi garam setebal 2 cm
Ikan ditimbun tengkurap berlapis-lapis, diselingi lapisan garam tipis di antaranya.
Jumlah garam seluruhnya tidak lebih dari 20% dari bobot total seluruh ikan.
Dibiarkan selama 15 jam di tempat teduh, untuk meresapkan garam ke dalam
jaringan dagingnya.
2
3
4
Faktor-faktor yang
mempercepat kerusakan
pengasinan adalah :
kekurangan garam dan
kurangnya panas
matahari.
 Disamping ini
merupakan
beberapa gambar
proses pengasinan
dengan penjemuran
FERMENTASI
Fermentasi merupakan suatu cara pengolahan
melalui proses memanfaatkan penguraian senyawa
dari bahan-bahan protein kompleks. Protein kompleks
tersebut terdapat dalam tubuh ikan yang diubah
menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana dengan
bantuan enzim yang berasal dari tubuh ikan atau
mikroorganisme serta berlangsung dalam keadaan
yang terkontrol atau diatur.
Cara fermentasi pada dasarnya hanya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
3
1. Proses fermentasi yang memungkinkan
terjadinya penguraian atau transformasi
yang nantinya akan mampu menghasilkan
suatu produk dengan bentuk dan sifat yang
sama sekali berbeda (berubah) dari keadaan
awalnya. Misalnya saja dalam pengolahan
terasi, kecap ikan dan ikan peda.
2. Proses fermentasi yang menghasilkan
senyawa-senyawa, secara nyata akan
memiliki kemampuan atau daya awet dalam
produk yang diolah tersebut, misalnya dalam
pembuatan ikan peda.
Proses fermentasi ikan yang merupakan proses biologis
atau semibiologis pada prinsipnya dapat dibedakan atas
empat golongan, yaitu sebagai berikut :
A. Fermentasi menggunakan kadar garam tinggi,
misalnya dalam pembuatan peda, kecap ikan, terasi
dan bekasem.
B. Fermentasi menggunakan asam-asam organik,
misalnya dalam pembuatan silase ikan dengan cara
menambahkan asam-asam propionat dan format.
C. Fermentasi menggunakan asam-asam mineral,
misalnya dalam pembuatan silase ikan menggunakan
asam-asam kuat.
D. Fermentasi menggunakan bakteri, misalnya dalam
pembuatan bekasem dan chao teri.
Pengolahan produk Perikanan dengan cara "Pengasapan"
renadah, yaitu tidak lebih tinggi dari suhu 33 derajat cecius ( sekitar 15-33 derajat celcius )
2. pengasapan panassuatu metode pengawetanj ikan yang merupakan kombinasi dari proses
penggaraman dan pengeringan dan penyerapan senyawa-senyawa kimia yang berasal dari asap. selain
memperpanjang masa simpan ikan, pengasapan juga menimbulkan rasa dan aroma yang khas yang di
sukai oleh penduduk di daerah tertentu.
tujuan dari pengasapan :
1. untuk mengawetkan ikan dengan memanfatkan bahan-bahan alam
2. untuk memberi memberi rasa dan aroma yang khas
-Faktor yang mempengaruhi pengasapan :
1. suhu pengasapan
2. kelembaban udara
3. jenis kayu
4. jumlah asap
5. ketebalan asap
6. kecepatan aliran asap di dalam alat pengasap
faktor yang paling berperan dalam pengasapan adalah pemilihan sumber asap, sumber asap yang baik
adalah dari golongan kayu keras contoh: kayu bakau kering, kayu oak dan tempurung kelapa.
pengasapan yang menggunakan kayu keras yang mengandung bahan-bahan pengawet kimia yang
berasal dari pembakaran selulosa dan lignin. contohnya :
- formaldehid
- asetatdehid
- asam karboksilat
- asam forminat, asam butirat, asam asetat
- fenol
- keton dll.
pengasapan di bagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. pengasapan dingin
merupakan cara pengasapan pada suhu
menggunakan suhu pengasapan yang cukup dingin, yaitu 80-90 derajat celcius karna suhunya tinggi.
4
TEKNIK PENGASAPAN
Teknik Penyalaian Ikan
• Cara mengawetkan dengan cara pengeringan, tetapi tidak memakai
sinar matahari melainkan panas api. Posisi ikan ditelungkupkan
menghadap kebawah dengan punggung di bagian atas. Penyalaian tidak
di lakukan dalam ruangan yang tertutup, melainkan di ruangan terbuka
dengan kayu bakar sebagai medianya. Untuk kayu bakar yang digunakan
adalah kayu yang keras dan tidak menghasilkan asap pahit atau beracun.
Dengan menggunakan api terkecil dan sesekali dibalik agar tidak
hangus. Ikan ditutup menggunakan karung atau tikar yang dilembabkan
penyalaian di hentikan setelah bagian belahan ikan berwarna cokelat
rata-rata 16 jam, lalu diangkat dari para-para yang jarang anyamannya
setinggi 1,5 m menghadp ke bawah.
5
Canning
(Pengalengan)
CIRI UTAMA
Hanya dilakukan pada ikan –
ikan yang telah diolah
sebelumnya.
Pengalengan adalah cara
pengawetan makanan dengan
memanaskannya dalam suhu
yang akan membunuh
mikroorganisme.
1
dilakukan baik di lautan (di dalam kapal tentunya),
mau pun di daratan (dengan menggunakan pabrik
pengolahan ikan).
Hanya saja, kebanyakan perusahaan pengolahan
ikan cenderung lebih banyak yang menerapkan
aktivitas canning di daratan.hal ini dikarenakan
biaya penerapan metode canning di daratan
cenderung jauh lebih murah Disamping itu, angka
produksi metode canning di daratan biasanya juga
jauh lebih besar dibandingkan dengan angka
produksi metode canning di kapal secara langsung.
Ciri kedua
Keuntungan
conning
Kaleng dapat juga
menjaga bahan pangan
terhadap perubahan
kadar air yang tidak
diinginkan.
Untuk bahan
pangan berwarna
yang peka
terhadap reaksi
fotokimia, kaleng
dapat
menjagaterhadap
cahaya
Daya tahan simpan relatif
lebih lama jika dilakukan
degan persiapan yang baik.
Kaleng dapat
menjaga bahan
pangan yang ada di
dalamnya terhadap
kontaminasi oleh
mikroba,serangga,
atau bahan asing lain
yang mungkin dapat
menyebabkan
kebusukan
A. Penyiapan
Wadah
• wadah dibersihan
sebelum dipakai. Dan
diberi kode tentang
tingkat kualitas bahan
yang diisikan, tanggal,
tempat, dan nomor
dari batch
pengolahan. Hal ini
• perlu dilakukan untuk
memudahkan
pemeriksaan jika ada
suatu kerusakan atau
kelainan yang terjadi
pada produk akhir
yang dihasilkan.
B. Penyiapan
Bahan
Mentah
• Penyiapan
bahan
umumnya
terdiri dari
pemilihan/sorta
si dan grading,
pencucian,
pengupasan
atau
pemotongan
bahan mentah
C. Pengisian
(Filling)
• Pengisian bahan ke
dalam wadah
(kaleng atau botol)
harus dilakukan
sedemikian rupa
sehingga tidak
terlalu banyak
udara tertahan
dalam wadah.
Pengisian bahan
jangan terlalu
penuh dan harus
disisakan tempat
kosong di bagian
atas wadah (10 %
dari kapasitas
wadah).
Cara Pengalengan
D. Proses
Pengalengan
4. Pendinginan (cooling)
3. Sterilisasi (Processing)
2. Penutupan Wadah (Sealing)
1. Pembuangan
Udara/Penghampaan/Exhausting
Freezing (Pembekuan)
Freezing atau yang sering dikenal pembekuan adalah proses dimana suatu
produk diturunkan suhunya hingga dibawah titik beku dan sebagian dari
air yang terkandung didalamnya telah menjadi kristal es. Pembekuan itu
sendiri bukanlah sebuah cara pengawetan. Pembekuan ikan haras
dilakukan menurut garis-garis tertentu, sebab jika tidak dilakukan dengan
semestinya, pembekuan justru merusak ikan.
2
Sebagian besar air di dalam tubuh ikan telah
berubah menjadi es dan persediaan cairan
menjadi sangat terbatas. Dengan demikian,
bakteri akan mengalami kesulitan untuk
menyerap makanan, sehingga hidupnya
terganggu karena bakteri hanya dapat
menyerap makanan dalam bentuk larutan.
Cairan di dalam sel bakteri yang ikut membeku dan
volumenya bertambah dan memecah dinding sel,
sehingga menyebabkan kematian bakteri.
Suhu yang sangat rendah itu sendiri
menyebabkan bakteri yang tidak tahan
terhadap suhu rendah akan mati.
Keadaan beku
menyebabkan bakteri
dan enzim terhambat
kegiatannya, sehingga
daya awet ikan beku
lebih besar dibandingkan
dengan ikan yang hanya
didinginkan. Pada suhu -
12°C, kegiatan bakteri
telah dapat dihentikan,
tetapi proses-proses
kimia enzimatis masih
terus berjalan. Kematian
bakteri dalam keadaan
beku disebabkan oleh
hal-hal sebagai berikut :
Berdasarkan panjang
pendeknya waktu thermal
arrest, pembekuan di bagi
menjadi dua yaitu
Pembekuan Cepat (quick
freezing), yaitu pembekuan
tidak lebih dari 2 jam.
Pembekuan cepat menghasilkan
Kristal yang kecil-kecil didalam
jaringan daging ikan.
Pembekuan lambat (slow
freezing atau sharp freezing),
yaitu bila Pembekuan lebih
dari 2 jam.
Pembekuan lambat
menghasilkan Kristal yang
besar-besar. Kristal es ini
mendesak dan merusak
susunan jaringan daging.
Proses pembekuan ikan
Pada fase pertama
terjadi penurunan suhu
wadah penyimpanan
yang segera diikuti
dengan penurunan suhu
tubuh ikan. Proses
pembekuan baru akan
terjadi setelah suhu
tubuh ikan mencapai 00C
ditandai dengan
terbentuknya Kristal-
kristal es. Pada fase ini,
pembentukan Kristal es
akan berlangsung sangat
cepat dan dimulai dari
tubuh bagian luar menuju
bagian dalam
Penurunan suhu lebih lanjut
akan meningkatkan
pembekuan cairan tubuh.
Biasanya proses
pembekuan ini akan segera
berhenti apa bila suhu tubuh
telah mencapai -120C.
Kisaran suhu ini disebut
sebagai daerah kritis (critical
zone). Waktu yang
diperlukan untuk mengubah
suhu tubuh dari 0 sampai -
120C disebut periode
pembekuan (thermal arrest
period) yaitu waktu yang
diperlukan untuk melintasi
daerah kritis (critical zone).
sebagian besar cairan
tubuh ikan yang telah
banyak membeku pada
periode sebelumnya,
pada fase ini proses
pembekuan akan
berlangsung lambat,
meskipun suhu terus
diturunkan hingga
mencapai -300C.
Tahap Pertama, suhu
menurun dengan
cepat hingga
tercapainya titik beku
Tahap Kedua, suhu
turun perlahan-lahan
disebabkan karena
dua hal :
• Penarikan panas dari tubuh ikan bukan
karena penurunan suhu, melainkan
berakibat pada pembekuan air didalam
tubuh ikan
• Terbentuknya es pada bagian luar dari
ikan merupakan penghambat untuk
proses pendinginan dari bagian-bagian
didalamnya.
Tahap Ketiga, jika
kira-kira 3/4 bagian
dari kandungan air
sudah beku.
Penurunan suhu
kembali berjalan
dengan cepat
Perubahan suhu
selama
pembekuan
Alat-alat pembeku Ikan
Pada prinsipnya, alat ini akan
menyerap panas dari tubuh ikan yang
akan dibekukan dan memindahkannya
ke tempat lain dengan perantaraan
obat pendingin (refrigerant).
Multi-plate Freezer
Alat pembeku ikan ini memanfaatkan
susunan pelat metal (aluminium) sebagai
pendingin. Pelat-pelat ini didinginkan
dengan cara menguapkan refrigerant yang
ada didalamnya. Alat pembeku ini
umumnya membutuhkan waktu kurang
lebih 3-5 jam untuk membekukan ikan,
tergantung jenis ikan dan ketebalan daging
ikan.
Sharp Freezer
alat pembeku yang menggunakan aliran
udara dingin sebagai refrigerant. Alat ini
mempunyai sejumlah rak pendingin yang
tersusun secara horizontal. Sharp Freezer
akan membekukan ikan secara lambat dan
suhu yang dapat dicapai -250 C.
Air Blast Freezer
Alat pembeku ini memanfaatkan aliran
udara dingin sebagai refrigerant. Alat ini
terdiri dari beberapa tipe, yaitu tipe
ruangan, terowongan dan sistem ban
berjalan.
Brine Freezer
Alat pembeku ini menggunakan
larutan garam dingin sebagai
media. Dalam metode ini tidak
terjadi kontak langsung anatara
pendingin dengan ikan yang akan
dibekukan.
Pengawetan ikan dengan suhu rendah (-2°C sampai 8°C) yang
merupakan suatu proses pengambilan atau pemindahan
panas dari tubuh ikan ke bahan lain, agar sifat-sifat asli ikan
tidak mengalami perubahan (tekstur, rasa, dan bau), dan
dapat bertahan yang pada umumnya dalam jangka waktu
sekitar 7 – 12 hari.
Adapula yang mengatakan, pendingunan adalah proses
pengambilan panas dari suatu ruangan yang terbatas untuk
menurunkan dan mempertahankan suhu di ruangan tersebut
bersama isinya agar selalu lebih rendah dari pada suhu di luar
ruangan.
3
Prosedur
pendinginan
ikan
2
Ikan besar harus disiangi
terlebih dahulu dan
dibuang isi perut maupun
insangnya. Ikan kecil tidak
perlu disiangi, cukup dicuci
hingga bersih
Ikan yang akan di
dinginkan dipisahkan
menurut ukuran,
jenis, dan tingkat
kesegarannya
Kemudian ikan
disusun didalam
wadah pendingin
yang telah
disiapkan
Ikan yang telah
dibersihkan dan
dibuang isi perut
maupun insangnya
segera dicuci dengan
air bersih agar lendir,
darah maupun kotoran
yang masih menempel
hilang
Sisik ikan dibersihkan
dengan
menggunakan sikat
kawat, dimulai dari
ekor terus ke arah
kepala

proses pembekuan cairan dalam tubuh ikan dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu:
Fase pertama terjadi
penurunan suhu wadah
penyimpanan yang
segera diikuti dengan
penurunan suhu tubuh
ikan. Proses pembekuan
pada tubuh ikan baru
akan terjadi setelah suhu
tubuh ikan mencapai
0°C dengan ditandai
terbentuknya kristal-
kristal es.
Penurunan suhu lebih lanjut akan
meningkatkan pembekuan cairan
tubuh. Biasanya akan berhenti pada
suhu -12°C (kisaran suhu ini disebut
daerah kritis atau critical zone).
Untuk menurunkan suhu ikan dari
0 sampai -12°C diperlukan waktu
yang cukup lama, karena selain
panas yang harus dilepaskan, kristel
es yang terbentuk pada permukaan
tubuh ikan juga akan menghambat
proses pembekuan dalam tubuh
ikan. Waktu yang diperlukan untuk
mengubah suhu tubuh dari 0
sampai-12°C disebut periode
pembekuan (thermal arrest period)
yaitu waktu yang diperlukan untuk
melewati daerah kritis.
Pada fase sebelumnya
banyak cairan dalam
tubuh ikan yang sudah
membeku maka pada
fase ini proses
pembekuan akan
berlangsung lambat.
Meskipun suhu terus
diturunkan hingga
mencapai -30°C.
Pendinginan
ikan dapat
dilakukan
dengan
berbagai cara
Pendinginan
dengan es
Pendinginan
dengan
udara dingin
Pendinginan
dengan air
yang
didinginkan
Es merupakan medium
pendingin yang paling
baik. Dengan
memberikan es yang
cukup pada ikan, akan
dapat menurunkan suhu
ikan sampai sekitar 0º C.
Pada suhu tersebut
kegiatan bakteri dan
enzim dapat dihambat.
Es balok
Es tabung
(tube ice)
Es curai
(flake ice)
Pendinginan dengan es
Es mempunyai daya
mendinginkan yang besar
Es tidak merusak ikan dan tidak
membahayakan bagi yang
memakannya
Es adalah thermostatnya sendiri
artinya es dapat memelihara dan
mengatur suhu ikan sekitar suhu
es mencair 0º C.
Air lelehan es membasahi
permukaan ikan sambil
menghanyutkan lendir, sisa darah
dan kotoran lainnya.
Perbandingan es dan
ikan yang
dipergunakan selama
pendinginan
bervariasi antara 1 :
4 sampai 1 : 1
Pendinginan ikan dengan air dingin adalah memanfaatkan
air sebagai medium pendingin guna menurunkan suhu ikan
mencapai 0º sampai sampai 1º dengan cara memasukan
ikan kedalam air yang telah dinginkan.
Berdasarkan jenis air,
pendinginan dapat
dilakukan dengan cara :
Air tawar didinginkan
dengan es
Air tawar direfrigerasi
Air laut direfrigrasi
dengan es
Air garam didinginkan
dengan es
Air garam direfrigerasi
Kelebihan pendinginan
dengan air dingin :
Daya awet lebih panjang
Ikan kurang mengalami
tekanan
Laju pendingin lebih cepat
Penanganan cepat dan
mudah
Daging ikan menjadi lebih
padat bila menggunakan
larutan garam dingin
Kekurangannya :
Makin menghanyutkan
protein
Terjadi perubahan warna
Penyerapan air oleh ikan
yang berkadar lemak
rendah
Ikan menyerap garam jika
menggunakan air garam /
air laut.
Pendinginan dengan air yang
didinginkan
pengertian
Prinsip yang dianut sama seperti
pada pendingin dengan
menggunakan es. Udara dingin
dibuat dengan mesin pendingin
dan disemprotkan ke dalam
ruangan dimana ikan disimpan.
kekurangan
Udara dingin tidak cepat
mendinginkan ikan bahkan
cenderung merusak ikan yakni
ikan mengalami kekeringan
(dehidrasi) yang berakibat ikan
menjadi kering / berkerut,
warnanya kusam dan terjadi
penyusutan berat. Untuk itu
pendinginan dengan udara
dingin ini diperlukan es untuk
mendinginkan ikan dengan cara
dicampur atau permukaan ikan
ditutup dengan es.
Pendinginan dengan udara dingin
Cara
Penyusunan
Ikan
Bulking
Bulking dilakukan dengan cara es
batu disusun selapis demi selapis
dalam sebuah wadah. Bagian
dasar dan bagian tepi wadah
harus diberi lapisan es batu
setebal 5 cm untuk mencegah
perambatan panas dari udara di
bagian luar. Tebal antara ikan dan
lapisan es batu sebaiknya sama
dan usahaka agar setiap tubuh
ikan tertutup lapisan es.
Shelfing
Prinsip kerja ini sama
dengan bulking yang
dilengkapi dengan sekat
hidup. Jarak antar sekat
sekitar 20 cm dan setiap
sekat hanya menampung
satu lapis ikan.
Penyusunan ikan ini
dianggap dapat
menghabiskan waktu,
tenaga, dan tempat sehingga
biasanya hanya digunakan
untuk penyimpanan ikan
berukuran besar.
Boxing
Boxing adalah proses
penyusunan ikan dengan
menggunakan kotak (box)
terbuat dari alumunium
atau plastik.
Ikan yang disusun dalam
kotak harus terlebih
dahulu dicampur dengan
es batu, agar tingkat
kesegarannya dapat
dipertahankan lebih lama.
Perbedaan
antara
pendingian dan
pembekuan
Pendinginan
Masih diatas titik beku air.
Pembekuan
Dibawah titik beku air
Filleting
Memfilet ikan adalah proses melepaskan ikan dari tulang dan kulit
dari sepanjang tulang belakang dimulai dari kepala hingga mendekati
ekor. , sehingga bisa mendapatkan dagingnya saja untuk kemudian
diolah menjadi masakan.
4
Posisikan pisau
di belakang
sirip dada ikan,
potong
diagonal
kebawah,
lakukan di
kedua sisi ikan.
Posisikan pisau
di bagian
pangkal ekor,
potong lurus
kebawah.
Mulai dengan
bagian pangkal
kepala, tekan
dan potong
melalui tulang
sampai bagian
ekor. Potong
sekitar tulang
rusuk untuk
memisahkan
fillet.
Potong bagian
pinggiran hasil
filetan untuk
membuang
bagian
pinggiran perut
dan punggung
ikan.
Mulai dari ujung
bagian ekor
ikan, iris antara
kulit dan
daging, tahan
bagian kulit,
gerakkan pisau
menyisir bagian
filet sampai
kebagian
pangkal kepala.
Proses memfilet
• bagian daging ikan yang berasal dari
kedua sisi tubuh ikan, biasanya kedua
bagian daging ikan tersebut tidak putus.
Block fillet
• fillet yang berasal dari ikan yeng
berbentuk pipih, dimana pada masing-
masing tubuh ikan dibuat sebuah fillet.
Cross-cut fillet
• fillet yang berasal dari daging ikan yang
berbentuk pipih, dimana bagian daging
ikan dari masing-masing sisi tubuh ikan
dibuat menjadi dua bagian fillet.
Quarter-cut fillet
• fillet yang berasal dari satu sisi tubuh
ikan.Single fillet
jenis fillet
Bentuk
potongan
fillet
Fillet ikan bisa
dipotong
kubus (untuk
sup dan
tumisan)
Fillet ikan bisa
dipotong
seperti jari
untuk fish strip
Fillet ikan bisa
dipotong kotak
atau persegi
panjang untuk
steak
Konsumen dapat
memperoleh produk
yang praktis, sehingga
waktu yang dibutuhkan
untuk memasak
menjadi lebih cepat.
Bagi produsen, fillet
merupakan upaya
memperoleh nilai
tambah karena hasil
dari penjualan fillet
lebih tinggi daripada
menjual ikan secara
utuh.
Bagi si pemasak, ikan
bisa dibentuk sesuai
selera dan bagi si
pemakan, terhindar dari
kerepotan menyisihkan
tulang. Fillet kondisi
beku dapat disimpan
jangka panjang sebagai
bahan baku produk
makanan olahan.
Limbah hasil produksi
fillet berupa kepala
ikan, jeroan dan tulang
ikan masih dapat diolah
menjadi tepung ikan,
makanan unggas,
pupuk atau produk
lainnya.
Keuntunga
n
melakukan
fillet ikan
antara lain
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional
Pengolahan Hasil Perikanan TradisionalPengolahan Hasil Perikanan Tradisional
Pengolahan Hasil Perikanan TradisionallombkTBK
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapikutarni
 
8.pengasapan ikan
8.pengasapan ikan8.pengasapan ikan
8.pengasapan ikanAguss Aja
 
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanMakalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanAbd Taj Khalwatiyah
 
Makalah kimpang flavor daging
Makalah kimpang   flavor dagingMakalah kimpang   flavor daging
Makalah kimpang flavor dagingFirda Shabrina
 
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)imroatulM
 
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANAN
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANANPENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANAN
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANANPENYULUH PERIKANAN
 
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriBasyrowi Arby
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahRatnawati Sigamma
 
Ikhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanIkhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanmuhammad halim
 

What's hot (20)

Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional
Pengolahan Hasil Perikanan TradisionalPengolahan Hasil Perikanan Tradisional
Pengolahan Hasil Perikanan Tradisional
 
5. proses thermal
5. proses thermal5. proses thermal
5. proses thermal
 
5. pengasapan
5. pengasapan5. pengasapan
5. pengasapan
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
 
pengawetan ikan
pengawetan ikanpengawetan ikan
pengawetan ikan
 
PPT Pengawetan pada makanan
PPT Pengawetan pada makananPPT Pengawetan pada makanan
PPT Pengawetan pada makanan
 
8.pengasapan ikan
8.pengasapan ikan8.pengasapan ikan
8.pengasapan ikan
 
Iradiasi pangan
Iradiasi panganIradiasi pangan
Iradiasi pangan
 
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaramanMakalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
Makalah pengawetan ikan dengan metode penggaraman
 
Makalah kimpang flavor daging
Makalah kimpang   flavor dagingMakalah kimpang   flavor daging
Makalah kimpang flavor daging
 
Penyimpanan pangan
Penyimpanan panganPenyimpanan pangan
Penyimpanan pangan
 
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
 
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANAN
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANANPENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANAN
PENILAIAN MUTU SECARA ORGANOLEPTIK / SENSORI PRODUK PERIKANAN
 
Sampling plankton
Sampling planktonSampling plankton
Sampling plankton
 
Fermentasi
FermentasiFermentasi
Fermentasi
 
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
 
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
Adaptasi  Fisiologis Hewan AirAdaptasi  Fisiologis Hewan Air
Adaptasi Fisiologis Hewan Air
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
 
Ikhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanIkhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikan
 
Susu
SusuSusu
Susu
 

Similar to CARA PENGOLAHAN IKAN SECARA TRADISIONAL DAN MODERN

Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Aguss Aja
 
Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1wahyuIDM
 
Teknologi produk perikanan
Teknologi produk perikananTeknologi produk perikanan
Teknologi produk perikananUmar Ashiddiq
 
Laporan praktikum penggaraman ikan
Laporan praktikum penggaraman ikanLaporan praktikum penggaraman ikan
Laporan praktikum penggaraman ikankadri_himagri
 
Teknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil PerikananTeknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil PerikananMaya Fitri Zuly
 
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdfModul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdfQoriHarfiyah
 
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmuhammadsahir5
 
Budidaya Lele Kolam Tanah
Budidaya Lele Kolam TanahBudidaya Lele Kolam Tanah
Budidaya Lele Kolam TanahJennie Ong
 
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptKULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptAtikaYahdiyaniIkhsan
 
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptKULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptssuser018360
 
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptKULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptWitmanS1
 
MAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdf
MAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdfMAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdf
MAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdfDinaSeptiRande
 
Budidaya ikan patin
Budidaya ikan patinBudidaya ikan patin
Budidaya ikan patinOSIS
 

Similar to CARA PENGOLAHAN IKAN SECARA TRADISIONAL DAN MODERN (20)

Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1
 
PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...
PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...
PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...
 
Makalah prakarya
Makalah prakaryaMakalah prakarya
Makalah prakarya
 
Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1
 
Teknologi produk perikanan
Teknologi produk perikananTeknologi produk perikanan
Teknologi produk perikanan
 
Diktat php tpl
Diktat php tplDiktat php tpl
Diktat php tpl
 
Tuna proses
Tuna prosesTuna proses
Tuna proses
 
Laporan praktikum penggaraman ikan
Laporan praktikum penggaraman ikanLaporan praktikum penggaraman ikan
Laporan praktikum penggaraman ikan
 
Teknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil PerikananTeknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil Perikanan
 
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdfModul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
 
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
 
Budidaya Lele Kolam Tanah
Budidaya Lele Kolam TanahBudidaya Lele Kolam Tanah
Budidaya Lele Kolam Tanah
 
Pembuatan ikan asin
Pembuatan ikan asinPembuatan ikan asin
Pembuatan ikan asin
 
Clostridium
ClostridiumClostridium
Clostridium
 
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptKULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
 
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptKULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
 
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptKULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
 
MAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdf
MAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdfMAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdf
MAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdf
 
Pengolahan ikan
Pengolahan ikanPengolahan ikan
Pengolahan ikan
 
Budidaya ikan patin
Budidaya ikan patinBudidaya ikan patin
Budidaya ikan patin
 

More from ttanitaaprilia

Analisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsik
Analisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsikAnalisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsik
Analisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsikttanitaaprilia
 
Presentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakaryaPresentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakaryattanitaaprilia
 
Kerajaan pontianak kelas X
Kerajaan pontianak kelas X Kerajaan pontianak kelas X
Kerajaan pontianak kelas X ttanitaaprilia
 
SEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIA
SEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIASEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIA
SEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIAttanitaaprilia
 
Pemberontakan Andi azis di Makassar
Pemberontakan Andi azis di Makassar Pemberontakan Andi azis di Makassar
Pemberontakan Andi azis di Makassar ttanitaaprilia
 
Kelompok 3 Seni Grafis Murni Kelas 12
Kelompok 3 Seni Grafis Murni Kelas 12Kelompok 3 Seni Grafis Murni Kelas 12
Kelompok 3 Seni Grafis Murni Kelas 12ttanitaaprilia
 
Kelimpahan unsur golongan IA-III A
Kelimpahan unsur golongan IA-III AKelimpahan unsur golongan IA-III A
Kelimpahan unsur golongan IA-III Attanitaaprilia
 
Halogen,unsur golongan VII A
Halogen,unsur golongan VII AHalogen,unsur golongan VII A
Halogen,unsur golongan VII Attanitaaprilia
 
Pertumbuhan ekonomi menurut w.w rostow
Pertumbuhan ekonomi menurut w.w rostowPertumbuhan ekonomi menurut w.w rostow
Pertumbuhan ekonomi menurut w.w rostowttanitaaprilia
 
Perang tondano lengkap banget
Perang tondano lengkap bangetPerang tondano lengkap banget
Perang tondano lengkap bangetttanitaaprilia
 
Kelompok 9 mipa 2 teks eksposisi
Kelompok 9 mipa 2 teks eksposisiKelompok 9 mipa 2 teks eksposisi
Kelompok 9 mipa 2 teks eksposisittanitaaprilia
 

More from ttanitaaprilia (16)

Analisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsik
Analisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsikAnalisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsik
Analisis drama berdasarkan unsur intrinsik dan ekstrinsik
 
Teori Evolusi Darwin
Teori Evolusi DarwinTeori Evolusi Darwin
Teori Evolusi Darwin
 
Presentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakaryaPresentasi Ayam Buras untuk prakarya
Presentasi Ayam Buras untuk prakarya
 
Kerajaan pontianak kelas X
Kerajaan pontianak kelas X Kerajaan pontianak kelas X
Kerajaan pontianak kelas X
 
SEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIA
SEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIASEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIA
SEJARAH AGAMA HINDU DAN BUDDHA DI INDONESIA
 
Pemberontakan Andi azis di Makassar
Pemberontakan Andi azis di Makassar Pemberontakan Andi azis di Makassar
Pemberontakan Andi azis di Makassar
 
Kelompok 3 Seni Grafis Murni Kelas 12
Kelompok 3 Seni Grafis Murni Kelas 12Kelompok 3 Seni Grafis Murni Kelas 12
Kelompok 3 Seni Grafis Murni Kelas 12
 
Kelimpahan unsur golongan IA-III A
Kelimpahan unsur golongan IA-III AKelimpahan unsur golongan IA-III A
Kelimpahan unsur golongan IA-III A
 
Halogen,unsur golongan VII A
Halogen,unsur golongan VII AHalogen,unsur golongan VII A
Halogen,unsur golongan VII A
 
Gas mulia kelas 12
Gas mulia kelas 12Gas mulia kelas 12
Gas mulia kelas 12
 
Pertumbuhan ekonomi menurut w.w rostow
Pertumbuhan ekonomi menurut w.w rostowPertumbuhan ekonomi menurut w.w rostow
Pertumbuhan ekonomi menurut w.w rostow
 
Perang tondano lengkap banget
Perang tondano lengkap bangetPerang tondano lengkap banget
Perang tondano lengkap banget
 
Akulturasi sejarah
Akulturasi sejarahAkulturasi sejarah
Akulturasi sejarah
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Kelompok 9 mipa 2 teks eksposisi
Kelompok 9 mipa 2 teks eksposisiKelompok 9 mipa 2 teks eksposisi
Kelompok 9 mipa 2 teks eksposisi
 
Sejarah Kerajaan Gowa
Sejarah Kerajaan GowaSejarah Kerajaan Gowa
Sejarah Kerajaan Gowa
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 

CARA PENGOLAHAN IKAN SECARA TRADISIONAL DAN MODERN

  • 1. Prakarya Kelompok 5 Anggota kelompok : • Almahir Cahya W. (02) • Fajri Lintang Timur (09) • Indri Mulyani (15) • Siti Anita Aprilia (32) XI MIPA 2  Cara Pengolahan Ikan
  • 2. Latar Belakang Pengolahan ikan  Karena ikan memiliki kelemahan yakni mudah membusuk. Ikan relatif lebih cepat mengalami pembusukan daripada daging unggas dan mamalia lainya. Apabila ikan terlalu banyak berontak pada saat ditangkap maka akan banyak kehilangan glikogen dan glukosa sehingga kandungan asam laktat ikan menjadi rendah. Dengan demikian nilai pH-nya relatif mendekati normal. Nilai pH yang mendekati normal ini sangat cocok untuk pertumbuhan bakteri, sehingga ikan segar harus segera diolah dengan baik agar layak untuk dikonsumsin Tujuan :  meningkatkan jangka waktu kelayakan ikan untuk dikonsumsi  agar bahan makanan dapat bertahan lebih lama dan terhindar dari pembusukkan.
  • 3. Cara Pengolahan Ikan Secara Tradisional 1. Pengeringan 2. Penggaraman 3. Fermentasi 4. Pengasapan 5. Penyalaian Secara Modern 1. Conning 2. Freezing 3. Cooling 4. Filleting
  • 4. PENGERINGAN A. Prinsip Pengeringan 1.Dasar Pengeringan Dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Dalam hal ini, kandungan uap air udara lebih sedikit atau udara mempunyai kelembaban nisbi yang rendah sehingga terjadi penguapan. 1
  • 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada dua, yaitu faktor yang berhubungan dengan udara pengering seperti suhu, kecepatan aliran udara pengering, dan kelembapan udara, sedangkan faktor yang berhubungan dengan sifat bahan yang dikeringkan berupa ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial bahan. Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air. Cara tersebut dilakukan dengan menurunkan kelembapan nisbi udara dengan mengalirkan udara panas di sekeliling bahan, sehingga tekanan uap air bahan lebih besar dari tekanan uap air di udara. Perbedaan tekanan itu menyebabkan terjadinya aliran uap air dari
  • 6. Pengasinan Ikan (penggaraman ikan) pengasingan kering dengan menggarami dan menjemurnya di sinar matahari pengasinan dengan perebusan (pemindangan) Untuk memperoleh mutu ikan asin yang bagus, bahan mentah harus masih segar (tidak lebih dari 6 jam sejak saat penangkapan). Ikan kecil (sampai 20 cm) biasanya hanya diiris sebelah (potong satu), kepala dibiarkan, sedang ikan besar (20 cm atau lebih) diiris pada kedua belah sisinya (potong dua) dengan kepala dipotong juga 1 2
  • 7. Agar hablur garam hilang, ikan dicuci dengan air bersih, sebelum dijemur di sinar matahari. Karena dijemur, rasa dan warna ikan asin berubah. Dengan digarami sebanyak 20%,kadar air dalam daging ikan rurun dari 70%menjadi 30%, setelah dijemur. Penjemuran dihentikan kalau helaian daging ikan tidak retak atau patah jika dilipat. Setelah dibasuh lagi dan ditiriskan sampai kering air, ikan digosok serbuk garam kasar sampai masuk ke dalam irisan; kemudian ditimbun dalam periuk tanah, keranjang rotan, tong kayu, atau bak semen, yang dasarnya diberi garam setebal 2 cm Ikan ditimbun tengkurap berlapis-lapis, diselingi lapisan garam tipis di antaranya. Jumlah garam seluruhnya tidak lebih dari 20% dari bobot total seluruh ikan. Dibiarkan selama 15 jam di tempat teduh, untuk meresapkan garam ke dalam jaringan dagingnya. 2 3 4
  • 8. Faktor-faktor yang mempercepat kerusakan pengasinan adalah : kekurangan garam dan kurangnya panas matahari.  Disamping ini merupakan beberapa gambar proses pengasinan dengan penjemuran
  • 9. FERMENTASI Fermentasi merupakan suatu cara pengolahan melalui proses memanfaatkan penguraian senyawa dari bahan-bahan protein kompleks. Protein kompleks tersebut terdapat dalam tubuh ikan yang diubah menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana dengan bantuan enzim yang berasal dari tubuh ikan atau mikroorganisme serta berlangsung dalam keadaan yang terkontrol atau diatur. Cara fermentasi pada dasarnya hanya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 3
  • 10. 1. Proses fermentasi yang memungkinkan terjadinya penguraian atau transformasi yang nantinya akan mampu menghasilkan suatu produk dengan bentuk dan sifat yang sama sekali berbeda (berubah) dari keadaan awalnya. Misalnya saja dalam pengolahan terasi, kecap ikan dan ikan peda. 2. Proses fermentasi yang menghasilkan senyawa-senyawa, secara nyata akan memiliki kemampuan atau daya awet dalam produk yang diolah tersebut, misalnya dalam pembuatan ikan peda.
  • 11. Proses fermentasi ikan yang merupakan proses biologis atau semibiologis pada prinsipnya dapat dibedakan atas empat golongan, yaitu sebagai berikut : A. Fermentasi menggunakan kadar garam tinggi, misalnya dalam pembuatan peda, kecap ikan, terasi dan bekasem. B. Fermentasi menggunakan asam-asam organik, misalnya dalam pembuatan silase ikan dengan cara menambahkan asam-asam propionat dan format. C. Fermentasi menggunakan asam-asam mineral, misalnya dalam pembuatan silase ikan menggunakan asam-asam kuat. D. Fermentasi menggunakan bakteri, misalnya dalam pembuatan bekasem dan chao teri.
  • 12. Pengolahan produk Perikanan dengan cara "Pengasapan" renadah, yaitu tidak lebih tinggi dari suhu 33 derajat cecius ( sekitar 15-33 derajat celcius ) 2. pengasapan panassuatu metode pengawetanj ikan yang merupakan kombinasi dari proses penggaraman dan pengeringan dan penyerapan senyawa-senyawa kimia yang berasal dari asap. selain memperpanjang masa simpan ikan, pengasapan juga menimbulkan rasa dan aroma yang khas yang di sukai oleh penduduk di daerah tertentu. tujuan dari pengasapan : 1. untuk mengawetkan ikan dengan memanfatkan bahan-bahan alam 2. untuk memberi memberi rasa dan aroma yang khas -Faktor yang mempengaruhi pengasapan : 1. suhu pengasapan 2. kelembaban udara 3. jenis kayu 4. jumlah asap 5. ketebalan asap 6. kecepatan aliran asap di dalam alat pengasap faktor yang paling berperan dalam pengasapan adalah pemilihan sumber asap, sumber asap yang baik adalah dari golongan kayu keras contoh: kayu bakau kering, kayu oak dan tempurung kelapa. pengasapan yang menggunakan kayu keras yang mengandung bahan-bahan pengawet kimia yang berasal dari pembakaran selulosa dan lignin. contohnya : - formaldehid - asetatdehid - asam karboksilat - asam forminat, asam butirat, asam asetat - fenol - keton dll. pengasapan di bagi menjadi 2 bagian yaitu : 1. pengasapan dingin merupakan cara pengasapan pada suhu menggunakan suhu pengasapan yang cukup dingin, yaitu 80-90 derajat celcius karna suhunya tinggi. 4
  • 13.
  • 15. Teknik Penyalaian Ikan • Cara mengawetkan dengan cara pengeringan, tetapi tidak memakai sinar matahari melainkan panas api. Posisi ikan ditelungkupkan menghadap kebawah dengan punggung di bagian atas. Penyalaian tidak di lakukan dalam ruangan yang tertutup, melainkan di ruangan terbuka dengan kayu bakar sebagai medianya. Untuk kayu bakar yang digunakan adalah kayu yang keras dan tidak menghasilkan asap pahit atau beracun. Dengan menggunakan api terkecil dan sesekali dibalik agar tidak hangus. Ikan ditutup menggunakan karung atau tikar yang dilembabkan penyalaian di hentikan setelah bagian belahan ikan berwarna cokelat rata-rata 16 jam, lalu diangkat dari para-para yang jarang anyamannya setinggi 1,5 m menghadp ke bawah. 5
  • 16. Canning (Pengalengan) CIRI UTAMA Hanya dilakukan pada ikan – ikan yang telah diolah sebelumnya. Pengalengan adalah cara pengawetan makanan dengan memanaskannya dalam suhu yang akan membunuh mikroorganisme. 1
  • 17. dilakukan baik di lautan (di dalam kapal tentunya), mau pun di daratan (dengan menggunakan pabrik pengolahan ikan). Hanya saja, kebanyakan perusahaan pengolahan ikan cenderung lebih banyak yang menerapkan aktivitas canning di daratan.hal ini dikarenakan biaya penerapan metode canning di daratan cenderung jauh lebih murah Disamping itu, angka produksi metode canning di daratan biasanya juga jauh lebih besar dibandingkan dengan angka produksi metode canning di kapal secara langsung. Ciri kedua
  • 18. Keuntungan conning Kaleng dapat juga menjaga bahan pangan terhadap perubahan kadar air yang tidak diinginkan. Untuk bahan pangan berwarna yang peka terhadap reaksi fotokimia, kaleng dapat menjagaterhadap cahaya Daya tahan simpan relatif lebih lama jika dilakukan degan persiapan yang baik. Kaleng dapat menjaga bahan pangan yang ada di dalamnya terhadap kontaminasi oleh mikroba,serangga, atau bahan asing lain yang mungkin dapat menyebabkan kebusukan
  • 19. A. Penyiapan Wadah • wadah dibersihan sebelum dipakai. Dan diberi kode tentang tingkat kualitas bahan yang diisikan, tanggal, tempat, dan nomor dari batch pengolahan. Hal ini • perlu dilakukan untuk memudahkan pemeriksaan jika ada suatu kerusakan atau kelainan yang terjadi pada produk akhir yang dihasilkan. B. Penyiapan Bahan Mentah • Penyiapan bahan umumnya terdiri dari pemilihan/sorta si dan grading, pencucian, pengupasan atau pemotongan bahan mentah C. Pengisian (Filling) • Pengisian bahan ke dalam wadah (kaleng atau botol) harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak udara tertahan dalam wadah. Pengisian bahan jangan terlalu penuh dan harus disisakan tempat kosong di bagian atas wadah (10 % dari kapasitas wadah). Cara Pengalengan
  • 20. D. Proses Pengalengan 4. Pendinginan (cooling) 3. Sterilisasi (Processing) 2. Penutupan Wadah (Sealing) 1. Pembuangan Udara/Penghampaan/Exhausting
  • 21. Freezing (Pembekuan) Freezing atau yang sering dikenal pembekuan adalah proses dimana suatu produk diturunkan suhunya hingga dibawah titik beku dan sebagian dari air yang terkandung didalamnya telah menjadi kristal es. Pembekuan itu sendiri bukanlah sebuah cara pengawetan. Pembekuan ikan haras dilakukan menurut garis-garis tertentu, sebab jika tidak dilakukan dengan semestinya, pembekuan justru merusak ikan. 2
  • 22. Sebagian besar air di dalam tubuh ikan telah berubah menjadi es dan persediaan cairan menjadi sangat terbatas. Dengan demikian, bakteri akan mengalami kesulitan untuk menyerap makanan, sehingga hidupnya terganggu karena bakteri hanya dapat menyerap makanan dalam bentuk larutan. Cairan di dalam sel bakteri yang ikut membeku dan volumenya bertambah dan memecah dinding sel, sehingga menyebabkan kematian bakteri. Suhu yang sangat rendah itu sendiri menyebabkan bakteri yang tidak tahan terhadap suhu rendah akan mati. Keadaan beku menyebabkan bakteri dan enzim terhambat kegiatannya, sehingga daya awet ikan beku lebih besar dibandingkan dengan ikan yang hanya didinginkan. Pada suhu - 12°C, kegiatan bakteri telah dapat dihentikan, tetapi proses-proses kimia enzimatis masih terus berjalan. Kematian bakteri dalam keadaan beku disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
  • 23. Berdasarkan panjang pendeknya waktu thermal arrest, pembekuan di bagi menjadi dua yaitu Pembekuan Cepat (quick freezing), yaitu pembekuan tidak lebih dari 2 jam. Pembekuan cepat menghasilkan Kristal yang kecil-kecil didalam jaringan daging ikan. Pembekuan lambat (slow freezing atau sharp freezing), yaitu bila Pembekuan lebih dari 2 jam. Pembekuan lambat menghasilkan Kristal yang besar-besar. Kristal es ini mendesak dan merusak susunan jaringan daging.
  • 24. Proses pembekuan ikan Pada fase pertama terjadi penurunan suhu wadah penyimpanan yang segera diikuti dengan penurunan suhu tubuh ikan. Proses pembekuan baru akan terjadi setelah suhu tubuh ikan mencapai 00C ditandai dengan terbentuknya Kristal- kristal es. Pada fase ini, pembentukan Kristal es akan berlangsung sangat cepat dan dimulai dari tubuh bagian luar menuju bagian dalam Penurunan suhu lebih lanjut akan meningkatkan pembekuan cairan tubuh. Biasanya proses pembekuan ini akan segera berhenti apa bila suhu tubuh telah mencapai -120C. Kisaran suhu ini disebut sebagai daerah kritis (critical zone). Waktu yang diperlukan untuk mengubah suhu tubuh dari 0 sampai - 120C disebut periode pembekuan (thermal arrest period) yaitu waktu yang diperlukan untuk melintasi daerah kritis (critical zone). sebagian besar cairan tubuh ikan yang telah banyak membeku pada periode sebelumnya, pada fase ini proses pembekuan akan berlangsung lambat, meskipun suhu terus diturunkan hingga mencapai -300C.
  • 25. Tahap Pertama, suhu menurun dengan cepat hingga tercapainya titik beku Tahap Kedua, suhu turun perlahan-lahan disebabkan karena dua hal : • Penarikan panas dari tubuh ikan bukan karena penurunan suhu, melainkan berakibat pada pembekuan air didalam tubuh ikan • Terbentuknya es pada bagian luar dari ikan merupakan penghambat untuk proses pendinginan dari bagian-bagian didalamnya. Tahap Ketiga, jika kira-kira 3/4 bagian dari kandungan air sudah beku. Penurunan suhu kembali berjalan dengan cepat Perubahan suhu selama pembekuan
  • 26. Alat-alat pembeku Ikan Pada prinsipnya, alat ini akan menyerap panas dari tubuh ikan yang akan dibekukan dan memindahkannya ke tempat lain dengan perantaraan obat pendingin (refrigerant). Multi-plate Freezer Alat pembeku ikan ini memanfaatkan susunan pelat metal (aluminium) sebagai pendingin. Pelat-pelat ini didinginkan dengan cara menguapkan refrigerant yang ada didalamnya. Alat pembeku ini umumnya membutuhkan waktu kurang lebih 3-5 jam untuk membekukan ikan, tergantung jenis ikan dan ketebalan daging ikan. Sharp Freezer alat pembeku yang menggunakan aliran udara dingin sebagai refrigerant. Alat ini mempunyai sejumlah rak pendingin yang tersusun secara horizontal. Sharp Freezer akan membekukan ikan secara lambat dan suhu yang dapat dicapai -250 C. Air Blast Freezer Alat pembeku ini memanfaatkan aliran udara dingin sebagai refrigerant. Alat ini terdiri dari beberapa tipe, yaitu tipe ruangan, terowongan dan sistem ban berjalan. Brine Freezer Alat pembeku ini menggunakan larutan garam dingin sebagai media. Dalam metode ini tidak terjadi kontak langsung anatara pendingin dengan ikan yang akan dibekukan.
  • 27. Pengawetan ikan dengan suhu rendah (-2°C sampai 8°C) yang merupakan suatu proses pengambilan atau pemindahan panas dari tubuh ikan ke bahan lain, agar sifat-sifat asli ikan tidak mengalami perubahan (tekstur, rasa, dan bau), dan dapat bertahan yang pada umumnya dalam jangka waktu sekitar 7 – 12 hari. Adapula yang mengatakan, pendingunan adalah proses pengambilan panas dari suatu ruangan yang terbatas untuk menurunkan dan mempertahankan suhu di ruangan tersebut bersama isinya agar selalu lebih rendah dari pada suhu di luar ruangan. 3
  • 28. Prosedur pendinginan ikan 2 Ikan besar harus disiangi terlebih dahulu dan dibuang isi perut maupun insangnya. Ikan kecil tidak perlu disiangi, cukup dicuci hingga bersih Ikan yang akan di dinginkan dipisahkan menurut ukuran, jenis, dan tingkat kesegarannya Kemudian ikan disusun didalam wadah pendingin yang telah disiapkan Ikan yang telah dibersihkan dan dibuang isi perut maupun insangnya segera dicuci dengan air bersih agar lendir, darah maupun kotoran yang masih menempel hilang Sisik ikan dibersihkan dengan menggunakan sikat kawat, dimulai dari ekor terus ke arah kepala
  • 29.  proses pembekuan cairan dalam tubuh ikan dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu: Fase pertama terjadi penurunan suhu wadah penyimpanan yang segera diikuti dengan penurunan suhu tubuh ikan. Proses pembekuan pada tubuh ikan baru akan terjadi setelah suhu tubuh ikan mencapai 0°C dengan ditandai terbentuknya kristal- kristal es. Penurunan suhu lebih lanjut akan meningkatkan pembekuan cairan tubuh. Biasanya akan berhenti pada suhu -12°C (kisaran suhu ini disebut daerah kritis atau critical zone). Untuk menurunkan suhu ikan dari 0 sampai -12°C diperlukan waktu yang cukup lama, karena selain panas yang harus dilepaskan, kristel es yang terbentuk pada permukaan tubuh ikan juga akan menghambat proses pembekuan dalam tubuh ikan. Waktu yang diperlukan untuk mengubah suhu tubuh dari 0 sampai-12°C disebut periode pembekuan (thermal arrest period) yaitu waktu yang diperlukan untuk melewati daerah kritis. Pada fase sebelumnya banyak cairan dalam tubuh ikan yang sudah membeku maka pada fase ini proses pembekuan akan berlangsung lambat. Meskipun suhu terus diturunkan hingga mencapai -30°C.
  • 30. Pendinginan ikan dapat dilakukan dengan berbagai cara Pendinginan dengan es Pendinginan dengan udara dingin Pendinginan dengan air yang didinginkan
  • 31. Es merupakan medium pendingin yang paling baik. Dengan memberikan es yang cukup pada ikan, akan dapat menurunkan suhu ikan sampai sekitar 0º C. Pada suhu tersebut kegiatan bakteri dan enzim dapat dihambat. Es balok Es tabung (tube ice) Es curai (flake ice) Pendinginan dengan es Es mempunyai daya mendinginkan yang besar Es tidak merusak ikan dan tidak membahayakan bagi yang memakannya Es adalah thermostatnya sendiri artinya es dapat memelihara dan mengatur suhu ikan sekitar suhu es mencair 0º C. Air lelehan es membasahi permukaan ikan sambil menghanyutkan lendir, sisa darah dan kotoran lainnya. Perbandingan es dan ikan yang dipergunakan selama pendinginan bervariasi antara 1 : 4 sampai 1 : 1
  • 32. Pendinginan ikan dengan air dingin adalah memanfaatkan air sebagai medium pendingin guna menurunkan suhu ikan mencapai 0º sampai sampai 1º dengan cara memasukan ikan kedalam air yang telah dinginkan. Berdasarkan jenis air, pendinginan dapat dilakukan dengan cara : Air tawar didinginkan dengan es Air tawar direfrigerasi Air laut direfrigrasi dengan es Air garam didinginkan dengan es Air garam direfrigerasi Kelebihan pendinginan dengan air dingin : Daya awet lebih panjang Ikan kurang mengalami tekanan Laju pendingin lebih cepat Penanganan cepat dan mudah Daging ikan menjadi lebih padat bila menggunakan larutan garam dingin Kekurangannya : Makin menghanyutkan protein Terjadi perubahan warna Penyerapan air oleh ikan yang berkadar lemak rendah Ikan menyerap garam jika menggunakan air garam / air laut. Pendinginan dengan air yang didinginkan
  • 33. pengertian Prinsip yang dianut sama seperti pada pendingin dengan menggunakan es. Udara dingin dibuat dengan mesin pendingin dan disemprotkan ke dalam ruangan dimana ikan disimpan. kekurangan Udara dingin tidak cepat mendinginkan ikan bahkan cenderung merusak ikan yakni ikan mengalami kekeringan (dehidrasi) yang berakibat ikan menjadi kering / berkerut, warnanya kusam dan terjadi penyusutan berat. Untuk itu pendinginan dengan udara dingin ini diperlukan es untuk mendinginkan ikan dengan cara dicampur atau permukaan ikan ditutup dengan es. Pendinginan dengan udara dingin
  • 34. Cara Penyusunan Ikan Bulking Bulking dilakukan dengan cara es batu disusun selapis demi selapis dalam sebuah wadah. Bagian dasar dan bagian tepi wadah harus diberi lapisan es batu setebal 5 cm untuk mencegah perambatan panas dari udara di bagian luar. Tebal antara ikan dan lapisan es batu sebaiknya sama dan usahaka agar setiap tubuh ikan tertutup lapisan es. Shelfing Prinsip kerja ini sama dengan bulking yang dilengkapi dengan sekat hidup. Jarak antar sekat sekitar 20 cm dan setiap sekat hanya menampung satu lapis ikan. Penyusunan ikan ini dianggap dapat menghabiskan waktu, tenaga, dan tempat sehingga biasanya hanya digunakan untuk penyimpanan ikan berukuran besar. Boxing Boxing adalah proses penyusunan ikan dengan menggunakan kotak (box) terbuat dari alumunium atau plastik. Ikan yang disusun dalam kotak harus terlebih dahulu dicampur dengan es batu, agar tingkat kesegarannya dapat dipertahankan lebih lama.
  • 35. Perbedaan antara pendingian dan pembekuan Pendinginan Masih diatas titik beku air. Pembekuan Dibawah titik beku air
  • 36. Filleting Memfilet ikan adalah proses melepaskan ikan dari tulang dan kulit dari sepanjang tulang belakang dimulai dari kepala hingga mendekati ekor. , sehingga bisa mendapatkan dagingnya saja untuk kemudian diolah menjadi masakan. 4
  • 37. Posisikan pisau di belakang sirip dada ikan, potong diagonal kebawah, lakukan di kedua sisi ikan. Posisikan pisau di bagian pangkal ekor, potong lurus kebawah. Mulai dengan bagian pangkal kepala, tekan dan potong melalui tulang sampai bagian ekor. Potong sekitar tulang rusuk untuk memisahkan fillet. Potong bagian pinggiran hasil filetan untuk membuang bagian pinggiran perut dan punggung ikan. Mulai dari ujung bagian ekor ikan, iris antara kulit dan daging, tahan bagian kulit, gerakkan pisau menyisir bagian filet sampai kebagian pangkal kepala. Proses memfilet
  • 38. • bagian daging ikan yang berasal dari kedua sisi tubuh ikan, biasanya kedua bagian daging ikan tersebut tidak putus. Block fillet • fillet yang berasal dari ikan yeng berbentuk pipih, dimana pada masing- masing tubuh ikan dibuat sebuah fillet. Cross-cut fillet • fillet yang berasal dari daging ikan yang berbentuk pipih, dimana bagian daging ikan dari masing-masing sisi tubuh ikan dibuat menjadi dua bagian fillet. Quarter-cut fillet • fillet yang berasal dari satu sisi tubuh ikan.Single fillet jenis fillet
  • 39. Bentuk potongan fillet Fillet ikan bisa dipotong kubus (untuk sup dan tumisan) Fillet ikan bisa dipotong seperti jari untuk fish strip Fillet ikan bisa dipotong kotak atau persegi panjang untuk steak
  • 40. Konsumen dapat memperoleh produk yang praktis, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memasak menjadi lebih cepat. Bagi produsen, fillet merupakan upaya memperoleh nilai tambah karena hasil dari penjualan fillet lebih tinggi daripada menjual ikan secara utuh. Bagi si pemasak, ikan bisa dibentuk sesuai selera dan bagi si pemakan, terhindar dari kerepotan menyisihkan tulang. Fillet kondisi beku dapat disimpan jangka panjang sebagai bahan baku produk makanan olahan. Limbah hasil produksi fillet berupa kepala ikan, jeroan dan tulang ikan masih dapat diolah menjadi tepung ikan, makanan unggas, pupuk atau produk lainnya. Keuntunga n melakukan fillet ikan antara lain