SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
1 
BAB I 
MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMUNDURAN 
MUTU HASIL TANGKAPAN IKAN DI ATAS DECK 
Penyebab Kemunduran Mutu Ikan : 
 Faktor alami : jenis ikan, ukuran ikan, kondisi bologis, musim dan wilayah 
tangkap 
 Faktor penanganan : suhu, waktu dan kehati-hatian 
Penyebab Pembusukan Ikan : 
 Kimia : Oksidasi lemak yaitu lemak pada ikan bereaksi dengan oksigen dari 
udara 
 Mikrobiologis : Pertumbuhan bakteri pada ikan 
 Biokimia : Pembusukan yang disebabkan reaksi oleh enzim 
Tahapan proses pembusukan pada ikan : 
1. Asphyxia : Setelah ikan mati, O2 berkurang dan CO2 tidak dapat keluar 
dari tubuh ikan.keadaaan daging ikan masih segar 
2. Hyperaemia : keluarnya lendir yang mengandung glukoprotein yang 
merupakan media perkembangbiakan bakteri 
3. Rigormortis : tubuh ikan kaku karena otot daging berkontraksi disebabkan 
enzim bereaki dengan daging ikan 
4. Autolysis : enzimatis menguraikan tubuh ikan 
5. Bakteriologis : bakteri berkembang biak 
Standar Mutu Organoleptik Ikan Segar : 
 Mata : cembung, bening, tidak merah 
 Insang : merah, tidak berlendir 
 Sisik : melekat kuat, tidak berlendir, tidak mudah lepas 
 Daging: elastis, tidak memar, tidak berlendir
2 
BAB II 
MENJELASKAN PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENDINGINAN 
Prinsip pendinginan ikan adalah menurunkan suhu ikan / produk sampai 
mendekati 0o C dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri sehingga ikan lebih 
awet. Bakteri tumbuh dan berkembang biak secara optimal pada suhu 10o – 70o C. 
Pada suhu 0o – 5o C. pertumbuhan dan perkembangbiakannya berjalan lambat, 
sehingga ikan mempunyai daya tahan berhari-hari. 
Kelebihan dari proses pendinginan adalah tidak merusak struktur daging ikan 
dan selain itu biaya yang dibutuhkan relatif lebih murah daripada proses pembekuan. 
Oleh karena itu, pengawetan dengan cara pendinginan ini banyak diaplikasikan pada 
rantai perjalanan ikan mulai setelah ikan dipanen sampai pada pendistribusian ke 
tangan konsumen, contohnya pada waktu penyimpanan ikan di palka kapal, tahap 
penampungan, pada pasar – pasar ikan maupun pada waktu proses pengolahan ikan di 
perusahaan eksportir ikan. 
Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan proses pendinginan yaitu : 
1. Semakin tinggi suhu awal ikan, akan semakin besar pula energi yang dibutuhkan 
untuk menyerap panas pada tubuh ikan dan semakin lama proses pendinginan 
2. Semakin besar ukuran ikan maka semakin lama pula proses pendinginan 
3. Semakin rendah suhu penyimpanan maka akan semakin cepat proses pendinginan 
4. Semakin rendah suhu udara luar maka akan semakin cepat proses pendinginan 
5. Struktur daging ikan 
Pendinginan dapat dilakukan dengan menggunakan es, air dingin atau es 
kering.
3 
BAB III 
MELAKUKAN PENDINGINAN DENGAN ES 
Prinsip pendinginan dengan menggunakan es adalah meletakkan es pada 
permukaan ikan untuk menurunkan suhu ikan mendekati 0o C dengan tujuan 
menghambat pertumbuhan bakteri sehingga ikan lebih awet. Pengesan sebaiknya 
menggunakan es curah agar tidak menimbulkan gesekan kuat dengan ikan, 
meminimalkan kerusakan pada ikan dan es akan lebih cepat menyerap panas tubuh 
ikan secara merata. 
Keuntungan pendinginan dengan menggunakan es adalah selain biayanya 
lebih murah dan praktis, pengesan dapat bermanfaat sebagai media pembersih daging 
ikan dari darah dan lendir karena es yang mencair dapat sekaligus membawa kotoran, 
sisa darah dan lendir yang masih menempel pada permukaan daging ikan. Es yang 
digunakan harus dipilih sebaik mungkin, yaitu es yang higienis, tidak keropos dan 
baik kematangannya. 
Praktek proses pengesan sederhana dapat dilakukan dengan cara berikut : 
1. Siapkan Sterofom atau wadah fiber dan dibersihkan terlebih dahulu 
2. Taburkan es curah pada dasar wadah setinggi 5 cm 
3. Susun ikan secara teratur diatas es curah dengan posisi perut dibawah dengan tidak 
menyentuh bagian vertikal wadah 
4. Taburkan kembali es curah setebal 5 cm diatas susunan ikan secara merata 
5. Susun kembali ikan diatas es seperti susunan awal, dan seterusnya sampai 5 cm 
mendekati tutup wadah. Lakukan tahapan diatas dengan hati-hati dan higienis. 
Biarkan selama 24 jam 
6. Setelah 2 jam kemudian ukur suhu pusat ikan dengan menggunakan thermometer 
paku melalui anus ikan sampai pada titik pusat ikan 
7. Sebelum dan setelah pengesan, coba amati mutu organoleptik ikan pada mata, 
lendir, insang, kulit dan tekstur dagingnya. Coba bandingkan apakah terjadi 
perubahan mutu yang signifikan?
4 
BAB IV 
MELAKUKAN PENDINGINAN DENGAN AIR DINGIN 
Prinsip pendinginan dengan menggunakan air dingin yaitu pencelupan atau 
perendaman ikan pada air dingin untuk menurunkan suhu ikan sampai mendekati 0o 
C dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri sehingga ikan lebih awet. 
Air yang digunakan bisa air tawar ataupun air garam / air laut. Metode ini lebi 
banyak diaplikasikan pada kapal – kapal penangkap dan pengangkut ikan. Cara ini 
memakan biaya yang lebih besar daripada pendinginan dengan es, dan cara ini 
mengalami permasalahan dalam standar sanitasi. 
Prinsip kerjanya yaitu ikan yang akan didinginkan direndam pada air media 
yang berada di dalam bak yang telah didinginkan oleh pipa evaporator mesin 
pendingin 
Praktek pendinginan sederhana dengan menggunakan air dingin dapat 
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 
- Siapkan wadah plastik atau fiber berinsulansi dan bersihkan terlebih dahulu. 
Wadah diisi dengan air bersih, lalu ditambahkan es sampai suhu air 0 - 3o C 
- Rendam ikan yang akan didinginkan. 
- Ukur suhu air setiap jam sekali. Jika suhunya melebihi 3o C, tambahkan es 
sampai suhunya mendekati 0o C. biarkan selama 12 jam. Lakukan dengan hati 
– hati dan higienis 
- Amati perubahan mutu organoleptiknya pada waktu sebelum dan sesudah 
proses pendinginan.
5 
BAB V 
MENGGUNAKAN ES KERING DALAM PENGEPAKAN IKAN SEGAR 
Dalam melakukan pengepakan ikan adakalanya orang menggunakan es kering 
dikarenakan caranya yang mudah dan meminimalkan kerusakan daging ikan. Namun 
kekurangannya adalah terletak pada harganya yang mahal. 
Es kering terbuat dari CO2 (karbondioksida) yang dibekukan sehingga 
menjadi padatan seperti es. Jika suhunya meningkat, es kering tidak melalui proses 
pencairan, tetapi langsung menguapke udara, dan uap dingin itulah yang berfungsi 
menyerap panas daging ikan. Suhu es kering bisa mencapai -70o C. 
Praktek pendinginan dengan menggunakan es kering sangat mudah yaitu 
hanya dengan meletakkan es kering dalam wadah / sterofom yang telah berisi ikan, 
kemudian wadah ditutup rapat agar uap es kering tidak terbuang keluar wadah. 
Gambar 1. Es Kering
6 
BAB VI 
PENGERTIAN PEMBEKUAN 
Pembekuan ikan adalah menurunkan suhu pusat ikan dan 
mempertahankannya dibawah 0o C. berdasarkan SNI, suhu maksimal pembekuan 
ikan -18o C. Pembekuan merupakan salah satu cara pengawetan ikan dikarenakan 
terhambat / berhentinya pertumbuhan bakteri. Pertumbuhan bakteri terhambat karena 
sebagian besar air dalam tubuh ikan telah berubah menjadi es dan persediaan cairan 
menjadi sangat terbatas, dengan demikian bakteri akan mengalami kesulitan 
menyerap makanan sehingga hidupnya terganggu karena bakteri hanya dapat 
meyerap makanan dalam bentuk larutan. 
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembekuan: 
1. Faktor yang berhubungan dengan produk : jenis produk (kadar air), suhu 
produk, tebal produk, luas permukaan yang berhubungan dengan media 
pembeku, dan metode pengemasan 
2. Faktor yang berhubungan dengan sistem alat pembeku : tipe medium alat 
pembeku, suhu operasi alat pembeku, dan keadaan gerakan medium pembeku. 
Perbedaan pembekuan dan pendinginan pada ikan yaitu sebagai berikut : 
1. Suhu standar pendinginan 0 – 5o C, sedangkan suhu pembekuan yaitu 
dibawah 0o C 
2. Keadaan pertumbuhan bakteri dan enzim pada pembekuan lebih rendah 
dibanding pendinginan, sehingga daya awetnya pun lebih lama. Daya awet 
ikan yang didinginkan sekitar 7 sampai 14 hari, sedangkan pembekuan bisa 
mencapai 2 tahun. 
3. Pada pembekuan terdapat resiko perubahan jaringan daging ikan, sedangkan 
pada pendinginan resiko tersebut sangat kecil. 
Dalam mempersiapkan proses pembekuan ikan, perlu dilakukan penyiapan 
bahan baku, peralatan bahan, sortasi mutu, jenis dan ukuran produk. Semua persiapan 
itu dilakukan dengan cara yang berbeda-beda menurut metode pembekuannya.
7 
BAB VII 
PEMBEKUAN DENGAN AIR BLAST FREEZER 
Air Blast Freezer (ABF) atau pembekuan dengan tiupan udara merupakan 
suatu ruangan yang dilengkapi lubang evaporator untuk menghembuskan tiupan 
udara sangat dingin ke dalam ruangan sehingga ruangan tersebut dingin mencapai 
kurang lebih -40 C sehingga produk yang berada didalamnya akan membeku. 
Kelebihan metode ABF yaitu bisa membekukan segala jenis, bentuk dan 
ukuran produk. Sedangkan kekurangannya yaitu adanya resiko dehiderasi jika produk 
yang akan dibekukan tidak dilindungi dengan tepat. Produk yang dibekukan dengan 
metode ini diantaranya ikan utuh, fillet, gurita dan sejenisnya. 
Prosedur sederhana membekukan ikan dengan ABF adalah sebagai berikut : 
- Ikan-ikan yang akan dibekukan dicuci terlebih dahulu 
- Ikan dipisahkan berdasarkan mutu, jenis dan ukurannya 
- Setelah disortir, ikan disusun dalam pan pembekuan dan dilapisi / ditutup 
rapat dengan plastic polyethylene 
- Beberapa pan pembekuan yang telah terisi ikan diletakkan dan disusun dalam 
rak pembekuan 
- Sementara itu, ruang ABF dibersihkan, pintu ditutup rapat dan mesin ABF 
dinyalakan sehingga suhunya sekitar -10o C untuk precooling. 
- Setelah suhu ruang ABF cukup dingin sekitar -10o C, rak-rak pembekuan 
yang telah terisi ikan dalam pan dimasukkan ke ruang ABF. 
- Setelah suhu ABF mencapai -40o C atau sesuai kebutuhan, mesin ABF 
dimatikan dan rak yang terisi ikan tadi dikeluarkan untuk dilakukan glazing 
dan pengepakan sesuai permintaan konsumen.
8 
BAB VIII 
PEMBEKUAN DENGAN CONTACT PLATE FREEZER 
Contact Plate Freezer (CPF) atau pembekuan dengan cara bersinggungan 
dengan pelat, merupakan suatu ruang menyerupai lemari yang didalamnya terdapat 
pelat-pelat bersusun yang dialiri oleh bahan pendingin yang akan bersentuhan 
langsung / mengapit produk sehingga produk dapat membeku. 
Kelebihannya adalah waktu pembekuannya relatif cepat yaitu sekitar 3 jam. 
Sedangkan kekurangannya yaitu hanya dapat membekukan produk berbentuk blok 
yang ukurannya seragam. Produk yang dapat dibekukan dengan metode ini biasanya 
udang, kerang-kerangan dan hasil perikanan lain yang dibentuk blok. 
Langkah sederhana membekukan ikan dengan CPF adalah sebagai berikut : 
- Udang –udang yang akan dibekukan dicuci terlebih dahulu 
- Udang dipisahkan berdasarkan mutu, jenis dan ukurannya 
- Setelah disortir, udang disusun dalam pan pembekuan dan disiramkan air 
hingga menutupi udang dalam pan 
- Beberapa pan pembekuan yang telah terisi udang diletakkan dan disusun 
dalam longpan 
- Setelah itu, ruang CPF dibersihkan, longpan yang telah terisi udang 
dimasukkan ke CPF. 
- Setelah ruang CPF terisi penuh, pelat-pelat dirapatkan sehingga mengapit 
produk 
- Setelah suhu CPF mencapai -40o C atau sesuai kebutuhan, mesin CPF 
dimatikan dan rak yang terisi udang tadi dikeluarkan untuk dilakukan 
pelepasan udang dari pan, glazing dan pengepakan sesuai permintaan 
konsumen.
9 
BAB IX 
PEMBEKUAN DENGAN BRINE FREEZER 
Brine freezer atau pembekuan dengan media air garam merupakan suatu bak 
berisi air garam pekat yang didinginkan dengan pipa evaporator sehingga air garam 
suhunya jaun dibawah titik beku air murni sehingga produk yang derada didalamnya 
akan membeku. 
Kelebihan metode Brine Freezer yaitu bisa membekukan segala jenis, bentuk 
dan ukuran produk. Sedangkan kekurangannya yaitu adanya resiko tercemarnya 
produk oleh air garam dan caranya kurang praktis karena air dalam bak harus diganti 
dan ditambah secara teratur. Produk yang dibekukan dengan metode ini diantaranya 
ikan utuh, fillet, gurita dan sejenisnya. 
Prosedur sederhana membekukan ikan dengan Brine Freezer adalah sebagai 
berikut : 
- Ikan-ikan yang akan dibekukan dicuci terlebih dahulu 
- Ikan dipisahkan berdasarkan mutu, jenis dan ukurannya 
- Setelah disortir, ikan dilapisi / ditutup rapat dengan plastic polyethylene 
- Ikan-ikan yang telah dibungkus dicelupkan dalam bak air garam yang telah 
didinginkan sebelumnya 
- Bak ditutup rapat sampai ikan mencapai suhu yang diinginkan sesuai 
kebutuhan 
- Mesin dimatikan, ikan tadi dikeluarkan untuk dilakukan glazing dan 
pengepakan sesuai permintaan konsumen.
10 
Gambar 2. Rak Air Blast Freezer 
Gambar 3. Ruangan Air Blast Freezer 
Gambar 4. Mesin Contact Plate Freezer
11 
DAFTAR PUSTAKA 
Anonimous,2007. Modul PMMT Semester 1.Pusat Pendidikan kelautan dan 
perikanan, Jakarta. 
Anonimous, 2011, Bahan Pelatihan HACCP, BKIPM, Jakarta. 
Faridhah, Yuni, 2007, Manual HACCP. PT. Minatama Sumber Bahari, Surabaya. 
Sunarman. 2000. Pendinginan Pembekuan dan Pengawetan Ikan, Kanisius. 
Yogyakarta. 
Supit, T, 2007, Hand out PMMT. SUPM Negeri Sorong, Sorong. 
Yuliandri, Rahmat. 2004. Pengamatan Penyusutan Berat dan Organoleptik yang 
Disebabkan Oleh Tahap Pembekuan di PT. MPI Makassar, Sekolah 
Tinggi Perikanan. Jakarta.
12 
DIKTAT 
PENANGANAN DAN PENYIMPANAN HASIL 
TANGKAP 
KELAS III / TPL 
Disusun oleh : 
Rahmat Yuliandri 
SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH SORONG 
BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN 
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 
2013
13 
DIKTAT 
PENANGANAN DAN PENYIMPANAN HASIL 
TANGKAP 
KELAS III / TPL 
Disusun oleh : 
Rahmat Yuliandri, S.St.Pi 
NIP 19820703 201012 1 001 
Disyahkan oleh : 
Dominggus Suruan, S.Sos, M.Si 
NIP 19631011 199403 1 002 
SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH SORONG 
BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
14 
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 
2013 
KATA PENGANTAR 
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena berkat 
Rahmat Nya, Diktat Mata Pelajaran Penanganan dan Penyimpanan Hasil Tangkap 
untuk kelas III dapat diselesaikan. Dalam penulisan diktat ini, kami berusaha 
menggabungkan konsep-konsep Pengolahan Modern dan aplikasinya pada 
perusahaan pengolahan ikan secara ringkas dan mudah dimengerti untuk peserta didik 
Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Sorong. 
Dengan selesainya penulisan diktat ini kami mengucapkan terima kasih 
kepada rekan guru yang telah turut memberikan masukan yang berharga sehingga 
diktat ini dapat terwujud. 
Selalu menjadi kenyataan bahwa diktat yang terwujud ini masih jauh dari 
sempurna dan memiliki kekurangan atau kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan 
kitik da saran yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan di masa 
mendatang. 
Sorong, Juli 2013 
Penyusun
15 
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR……………………………………………………………. i 
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… ii 
BAGIAN I PENDINGINAN IKAN 
BAB 1. Mengidentifikasi Faktor-faktor Penyebab Kemunduran Hasil Tangkap…. 1 
BAB 2. Menjelaskan Prinsip Pengawetan dan Pendinginan……………………… 2 
BAB 3. Melakukan Pendinginan Dengan Es……………………………………… 3 
BAB 4. Melakukan Pendinginan Dengan Air Dingin…………………………….. 4 
BAB 5. Menggunakan Es Kering Dalam Pengepakan Ikan Segar……………....... 5 
BAGIAN II PEMBEKUAN IKAN 
BAB 6. Pengertian Pembekuan……………………………………………………. 6 
BAB 7. Pembekuan Dengan Air Blast Freezer …………………………………… 7 
BAB 8. Pembekuan Dengan Contact Plate Freezer……………………………….. 8 
BAB 9. Pembekuan Dengan Brine Freezer………………………………………... 9 
DAFTAR 
PUSTAKA……………………………………………………………………………..

More Related Content

What's hot

Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...Nur Haida
 
Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1wahyuIDM
 
pengondisian ikan
pengondisian ikan pengondisian ikan
pengondisian ikan Kiki Amelia
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganSutyawan
 
Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaRatna54
 
Cooling water system
Cooling water systemCooling water system
Cooling water systemAprili yanti
 

What's hot (13)

Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
Pengelolaan Lingkungan, Kondisi Termasuk Kontrol Atmosfer pada Pasca Panen Bu...
 
Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1
 
Freeze Drying
Freeze DryingFreeze Drying
Freeze Drying
 
pengondisian ikan
pengondisian ikan pengondisian ikan
pengondisian ikan
 
Presentasi dehumidifikasi
Presentasi dehumidifikasiPresentasi dehumidifikasi
Presentasi dehumidifikasi
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
 
Alat pengering 2
Alat pengering 2Alat pengering 2
Alat pengering 2
 
Drying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimiaDrying Operasi teknik kimia
Drying Operasi teknik kimia
 
Tuna proses
Tuna prosesTuna proses
Tuna proses
 
Penyimpanan8
Penyimpanan8Penyimpanan8
Penyimpanan8
 
Cooling water system
Cooling water systemCooling water system
Cooling water system
 
makalah dryer
makalah dryermakalah dryer
makalah dryer
 
Pengasapan
PengasapanPengasapan
Pengasapan
 

Similar to Diktat php tpl

Bahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikanan
Bahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikananBahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikanan
Bahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikananM Nur Hidayat
 
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdfModul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdfQoriHarfiyah
 
Teknologi produk perikanan
Teknologi produk perikananTeknologi produk perikanan
Teknologi produk perikananUmar Ashiddiq
 
Teknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil PerikananTeknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil PerikananMaya Fitri Zuly
 
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)ttanitaaprilia
 
Pertemuan 1 - Jenis-jenis bahan pendingin ikan segar pdf.pdf
Pertemuan 1 - Jenis-jenis bahan pendingin ikan segar pdf.pdfPertemuan 1 - Jenis-jenis bahan pendingin ikan segar pdf.pdf
Pertemuan 1 - Jenis-jenis bahan pendingin ikan segar pdf.pdftriwuland025
 
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan panganSyartiwidya Syariful
 
Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Aguss Aja
 
Laporan praktikum penggaraman ikan
Laporan praktikum penggaraman ikanLaporan praktikum penggaraman ikan
Laporan praktikum penggaraman ikankadri_himagri
 
Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)BLi' 'Abiee
 
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.pptPPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.pptBuyungRizqiMaharani
 
Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanMela Fitriani
 
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptxdokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptxNathasaWeisdania
 
3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptx3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptxBocahAngon8
 
3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptxHafizmuchti
 
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptKULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptAtikaYahdiyaniIkhsan
 
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptKULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptssuser018360
 

Similar to Diktat php tpl (20)

Bahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikanan
Bahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikananBahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikanan
Bahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikanan
 
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdfModul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
 
Teknologi produk perikanan
Teknologi produk perikananTeknologi produk perikanan
Teknologi produk perikanan
 
Teknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil PerikananTeknologi Penanganan Hasil Perikanan
Teknologi Penanganan Hasil Perikanan
 
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)
 
pengawetan ikan
pengawetan ikanpengawetan ikan
pengawetan ikan
 
Pertemuan 1 - Jenis-jenis bahan pendingin ikan segar pdf.pdf
Pertemuan 1 - Jenis-jenis bahan pendingin ikan segar pdf.pdfPertemuan 1 - Jenis-jenis bahan pendingin ikan segar pdf.pdf
Pertemuan 1 - Jenis-jenis bahan pendingin ikan segar pdf.pdf
 
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 
Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1
 
Laporan praktikum penggaraman ikan
Laporan praktikum penggaraman ikanLaporan praktikum penggaraman ikan
Laporan praktikum penggaraman ikan
 
6. Pembekuan
6. Pembekuan6. Pembekuan
6. Pembekuan
 
Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)
 
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.pptPPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
PPT Tugas 4 Mesin Mesin Pendingin.ppt
 
Pendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuanPendinginan pembekuan
Pendinginan pembekuan
 
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptxdokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
dokumen.tips_3-pendinginan-powerpoint.pptx
 
3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptx3.-Pendinginan.pptx
3.-Pendinginan.pptx
 
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
3.-Pendinginan.pptx (2).pptx
 
3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx3.-Pendinginan.pptx.pptx
3.-Pendinginan.pptx.pptx
 
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptKULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
 
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.pptKULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
KULIIAH-7-PENANGANAN-PASCA-PANEN-KOMODITI-PERTANIAN1.ppt
 

Diktat php tpl

  • 1. 1 BAB I MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMUNDURAN MUTU HASIL TANGKAPAN IKAN DI ATAS DECK Penyebab Kemunduran Mutu Ikan :  Faktor alami : jenis ikan, ukuran ikan, kondisi bologis, musim dan wilayah tangkap  Faktor penanganan : suhu, waktu dan kehati-hatian Penyebab Pembusukan Ikan :  Kimia : Oksidasi lemak yaitu lemak pada ikan bereaksi dengan oksigen dari udara  Mikrobiologis : Pertumbuhan bakteri pada ikan  Biokimia : Pembusukan yang disebabkan reaksi oleh enzim Tahapan proses pembusukan pada ikan : 1. Asphyxia : Setelah ikan mati, O2 berkurang dan CO2 tidak dapat keluar dari tubuh ikan.keadaaan daging ikan masih segar 2. Hyperaemia : keluarnya lendir yang mengandung glukoprotein yang merupakan media perkembangbiakan bakteri 3. Rigormortis : tubuh ikan kaku karena otot daging berkontraksi disebabkan enzim bereaki dengan daging ikan 4. Autolysis : enzimatis menguraikan tubuh ikan 5. Bakteriologis : bakteri berkembang biak Standar Mutu Organoleptik Ikan Segar :  Mata : cembung, bening, tidak merah  Insang : merah, tidak berlendir  Sisik : melekat kuat, tidak berlendir, tidak mudah lepas  Daging: elastis, tidak memar, tidak berlendir
  • 2. 2 BAB II MENJELASKAN PRINSIP PENGAWETAN DENGAN PENDINGINAN Prinsip pendinginan ikan adalah menurunkan suhu ikan / produk sampai mendekati 0o C dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri sehingga ikan lebih awet. Bakteri tumbuh dan berkembang biak secara optimal pada suhu 10o – 70o C. Pada suhu 0o – 5o C. pertumbuhan dan perkembangbiakannya berjalan lambat, sehingga ikan mempunyai daya tahan berhari-hari. Kelebihan dari proses pendinginan adalah tidak merusak struktur daging ikan dan selain itu biaya yang dibutuhkan relatif lebih murah daripada proses pembekuan. Oleh karena itu, pengawetan dengan cara pendinginan ini banyak diaplikasikan pada rantai perjalanan ikan mulai setelah ikan dipanen sampai pada pendistribusian ke tangan konsumen, contohnya pada waktu penyimpanan ikan di palka kapal, tahap penampungan, pada pasar – pasar ikan maupun pada waktu proses pengolahan ikan di perusahaan eksportir ikan. Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan proses pendinginan yaitu : 1. Semakin tinggi suhu awal ikan, akan semakin besar pula energi yang dibutuhkan untuk menyerap panas pada tubuh ikan dan semakin lama proses pendinginan 2. Semakin besar ukuran ikan maka semakin lama pula proses pendinginan 3. Semakin rendah suhu penyimpanan maka akan semakin cepat proses pendinginan 4. Semakin rendah suhu udara luar maka akan semakin cepat proses pendinginan 5. Struktur daging ikan Pendinginan dapat dilakukan dengan menggunakan es, air dingin atau es kering.
  • 3. 3 BAB III MELAKUKAN PENDINGINAN DENGAN ES Prinsip pendinginan dengan menggunakan es adalah meletakkan es pada permukaan ikan untuk menurunkan suhu ikan mendekati 0o C dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri sehingga ikan lebih awet. Pengesan sebaiknya menggunakan es curah agar tidak menimbulkan gesekan kuat dengan ikan, meminimalkan kerusakan pada ikan dan es akan lebih cepat menyerap panas tubuh ikan secara merata. Keuntungan pendinginan dengan menggunakan es adalah selain biayanya lebih murah dan praktis, pengesan dapat bermanfaat sebagai media pembersih daging ikan dari darah dan lendir karena es yang mencair dapat sekaligus membawa kotoran, sisa darah dan lendir yang masih menempel pada permukaan daging ikan. Es yang digunakan harus dipilih sebaik mungkin, yaitu es yang higienis, tidak keropos dan baik kematangannya. Praktek proses pengesan sederhana dapat dilakukan dengan cara berikut : 1. Siapkan Sterofom atau wadah fiber dan dibersihkan terlebih dahulu 2. Taburkan es curah pada dasar wadah setinggi 5 cm 3. Susun ikan secara teratur diatas es curah dengan posisi perut dibawah dengan tidak menyentuh bagian vertikal wadah 4. Taburkan kembali es curah setebal 5 cm diatas susunan ikan secara merata 5. Susun kembali ikan diatas es seperti susunan awal, dan seterusnya sampai 5 cm mendekati tutup wadah. Lakukan tahapan diatas dengan hati-hati dan higienis. Biarkan selama 24 jam 6. Setelah 2 jam kemudian ukur suhu pusat ikan dengan menggunakan thermometer paku melalui anus ikan sampai pada titik pusat ikan 7. Sebelum dan setelah pengesan, coba amati mutu organoleptik ikan pada mata, lendir, insang, kulit dan tekstur dagingnya. Coba bandingkan apakah terjadi perubahan mutu yang signifikan?
  • 4. 4 BAB IV MELAKUKAN PENDINGINAN DENGAN AIR DINGIN Prinsip pendinginan dengan menggunakan air dingin yaitu pencelupan atau perendaman ikan pada air dingin untuk menurunkan suhu ikan sampai mendekati 0o C dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri sehingga ikan lebih awet. Air yang digunakan bisa air tawar ataupun air garam / air laut. Metode ini lebi banyak diaplikasikan pada kapal – kapal penangkap dan pengangkut ikan. Cara ini memakan biaya yang lebih besar daripada pendinginan dengan es, dan cara ini mengalami permasalahan dalam standar sanitasi. Prinsip kerjanya yaitu ikan yang akan didinginkan direndam pada air media yang berada di dalam bak yang telah didinginkan oleh pipa evaporator mesin pendingin Praktek pendinginan sederhana dengan menggunakan air dingin dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : - Siapkan wadah plastik atau fiber berinsulansi dan bersihkan terlebih dahulu. Wadah diisi dengan air bersih, lalu ditambahkan es sampai suhu air 0 - 3o C - Rendam ikan yang akan didinginkan. - Ukur suhu air setiap jam sekali. Jika suhunya melebihi 3o C, tambahkan es sampai suhunya mendekati 0o C. biarkan selama 12 jam. Lakukan dengan hati – hati dan higienis - Amati perubahan mutu organoleptiknya pada waktu sebelum dan sesudah proses pendinginan.
  • 5. 5 BAB V MENGGUNAKAN ES KERING DALAM PENGEPAKAN IKAN SEGAR Dalam melakukan pengepakan ikan adakalanya orang menggunakan es kering dikarenakan caranya yang mudah dan meminimalkan kerusakan daging ikan. Namun kekurangannya adalah terletak pada harganya yang mahal. Es kering terbuat dari CO2 (karbondioksida) yang dibekukan sehingga menjadi padatan seperti es. Jika suhunya meningkat, es kering tidak melalui proses pencairan, tetapi langsung menguapke udara, dan uap dingin itulah yang berfungsi menyerap panas daging ikan. Suhu es kering bisa mencapai -70o C. Praktek pendinginan dengan menggunakan es kering sangat mudah yaitu hanya dengan meletakkan es kering dalam wadah / sterofom yang telah berisi ikan, kemudian wadah ditutup rapat agar uap es kering tidak terbuang keluar wadah. Gambar 1. Es Kering
  • 6. 6 BAB VI PENGERTIAN PEMBEKUAN Pembekuan ikan adalah menurunkan suhu pusat ikan dan mempertahankannya dibawah 0o C. berdasarkan SNI, suhu maksimal pembekuan ikan -18o C. Pembekuan merupakan salah satu cara pengawetan ikan dikarenakan terhambat / berhentinya pertumbuhan bakteri. Pertumbuhan bakteri terhambat karena sebagian besar air dalam tubuh ikan telah berubah menjadi es dan persediaan cairan menjadi sangat terbatas, dengan demikian bakteri akan mengalami kesulitan menyerap makanan sehingga hidupnya terganggu karena bakteri hanya dapat meyerap makanan dalam bentuk larutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembekuan: 1. Faktor yang berhubungan dengan produk : jenis produk (kadar air), suhu produk, tebal produk, luas permukaan yang berhubungan dengan media pembeku, dan metode pengemasan 2. Faktor yang berhubungan dengan sistem alat pembeku : tipe medium alat pembeku, suhu operasi alat pembeku, dan keadaan gerakan medium pembeku. Perbedaan pembekuan dan pendinginan pada ikan yaitu sebagai berikut : 1. Suhu standar pendinginan 0 – 5o C, sedangkan suhu pembekuan yaitu dibawah 0o C 2. Keadaan pertumbuhan bakteri dan enzim pada pembekuan lebih rendah dibanding pendinginan, sehingga daya awetnya pun lebih lama. Daya awet ikan yang didinginkan sekitar 7 sampai 14 hari, sedangkan pembekuan bisa mencapai 2 tahun. 3. Pada pembekuan terdapat resiko perubahan jaringan daging ikan, sedangkan pada pendinginan resiko tersebut sangat kecil. Dalam mempersiapkan proses pembekuan ikan, perlu dilakukan penyiapan bahan baku, peralatan bahan, sortasi mutu, jenis dan ukuran produk. Semua persiapan itu dilakukan dengan cara yang berbeda-beda menurut metode pembekuannya.
  • 7. 7 BAB VII PEMBEKUAN DENGAN AIR BLAST FREEZER Air Blast Freezer (ABF) atau pembekuan dengan tiupan udara merupakan suatu ruangan yang dilengkapi lubang evaporator untuk menghembuskan tiupan udara sangat dingin ke dalam ruangan sehingga ruangan tersebut dingin mencapai kurang lebih -40 C sehingga produk yang berada didalamnya akan membeku. Kelebihan metode ABF yaitu bisa membekukan segala jenis, bentuk dan ukuran produk. Sedangkan kekurangannya yaitu adanya resiko dehiderasi jika produk yang akan dibekukan tidak dilindungi dengan tepat. Produk yang dibekukan dengan metode ini diantaranya ikan utuh, fillet, gurita dan sejenisnya. Prosedur sederhana membekukan ikan dengan ABF adalah sebagai berikut : - Ikan-ikan yang akan dibekukan dicuci terlebih dahulu - Ikan dipisahkan berdasarkan mutu, jenis dan ukurannya - Setelah disortir, ikan disusun dalam pan pembekuan dan dilapisi / ditutup rapat dengan plastic polyethylene - Beberapa pan pembekuan yang telah terisi ikan diletakkan dan disusun dalam rak pembekuan - Sementara itu, ruang ABF dibersihkan, pintu ditutup rapat dan mesin ABF dinyalakan sehingga suhunya sekitar -10o C untuk precooling. - Setelah suhu ruang ABF cukup dingin sekitar -10o C, rak-rak pembekuan yang telah terisi ikan dalam pan dimasukkan ke ruang ABF. - Setelah suhu ABF mencapai -40o C atau sesuai kebutuhan, mesin ABF dimatikan dan rak yang terisi ikan tadi dikeluarkan untuk dilakukan glazing dan pengepakan sesuai permintaan konsumen.
  • 8. 8 BAB VIII PEMBEKUAN DENGAN CONTACT PLATE FREEZER Contact Plate Freezer (CPF) atau pembekuan dengan cara bersinggungan dengan pelat, merupakan suatu ruang menyerupai lemari yang didalamnya terdapat pelat-pelat bersusun yang dialiri oleh bahan pendingin yang akan bersentuhan langsung / mengapit produk sehingga produk dapat membeku. Kelebihannya adalah waktu pembekuannya relatif cepat yaitu sekitar 3 jam. Sedangkan kekurangannya yaitu hanya dapat membekukan produk berbentuk blok yang ukurannya seragam. Produk yang dapat dibekukan dengan metode ini biasanya udang, kerang-kerangan dan hasil perikanan lain yang dibentuk blok. Langkah sederhana membekukan ikan dengan CPF adalah sebagai berikut : - Udang –udang yang akan dibekukan dicuci terlebih dahulu - Udang dipisahkan berdasarkan mutu, jenis dan ukurannya - Setelah disortir, udang disusun dalam pan pembekuan dan disiramkan air hingga menutupi udang dalam pan - Beberapa pan pembekuan yang telah terisi udang diletakkan dan disusun dalam longpan - Setelah itu, ruang CPF dibersihkan, longpan yang telah terisi udang dimasukkan ke CPF. - Setelah ruang CPF terisi penuh, pelat-pelat dirapatkan sehingga mengapit produk - Setelah suhu CPF mencapai -40o C atau sesuai kebutuhan, mesin CPF dimatikan dan rak yang terisi udang tadi dikeluarkan untuk dilakukan pelepasan udang dari pan, glazing dan pengepakan sesuai permintaan konsumen.
  • 9. 9 BAB IX PEMBEKUAN DENGAN BRINE FREEZER Brine freezer atau pembekuan dengan media air garam merupakan suatu bak berisi air garam pekat yang didinginkan dengan pipa evaporator sehingga air garam suhunya jaun dibawah titik beku air murni sehingga produk yang derada didalamnya akan membeku. Kelebihan metode Brine Freezer yaitu bisa membekukan segala jenis, bentuk dan ukuran produk. Sedangkan kekurangannya yaitu adanya resiko tercemarnya produk oleh air garam dan caranya kurang praktis karena air dalam bak harus diganti dan ditambah secara teratur. Produk yang dibekukan dengan metode ini diantaranya ikan utuh, fillet, gurita dan sejenisnya. Prosedur sederhana membekukan ikan dengan Brine Freezer adalah sebagai berikut : - Ikan-ikan yang akan dibekukan dicuci terlebih dahulu - Ikan dipisahkan berdasarkan mutu, jenis dan ukurannya - Setelah disortir, ikan dilapisi / ditutup rapat dengan plastic polyethylene - Ikan-ikan yang telah dibungkus dicelupkan dalam bak air garam yang telah didinginkan sebelumnya - Bak ditutup rapat sampai ikan mencapai suhu yang diinginkan sesuai kebutuhan - Mesin dimatikan, ikan tadi dikeluarkan untuk dilakukan glazing dan pengepakan sesuai permintaan konsumen.
  • 10. 10 Gambar 2. Rak Air Blast Freezer Gambar 3. Ruangan Air Blast Freezer Gambar 4. Mesin Contact Plate Freezer
  • 11. 11 DAFTAR PUSTAKA Anonimous,2007. Modul PMMT Semester 1.Pusat Pendidikan kelautan dan perikanan, Jakarta. Anonimous, 2011, Bahan Pelatihan HACCP, BKIPM, Jakarta. Faridhah, Yuni, 2007, Manual HACCP. PT. Minatama Sumber Bahari, Surabaya. Sunarman. 2000. Pendinginan Pembekuan dan Pengawetan Ikan, Kanisius. Yogyakarta. Supit, T, 2007, Hand out PMMT. SUPM Negeri Sorong, Sorong. Yuliandri, Rahmat. 2004. Pengamatan Penyusutan Berat dan Organoleptik yang Disebabkan Oleh Tahap Pembekuan di PT. MPI Makassar, Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.
  • 12. 12 DIKTAT PENANGANAN DAN PENYIMPANAN HASIL TANGKAP KELAS III / TPL Disusun oleh : Rahmat Yuliandri SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH SORONG BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2013
  • 13. 13 DIKTAT PENANGANAN DAN PENYIMPANAN HASIL TANGKAP KELAS III / TPL Disusun oleh : Rahmat Yuliandri, S.St.Pi NIP 19820703 201012 1 001 Disyahkan oleh : Dominggus Suruan, S.Sos, M.Si NIP 19631011 199403 1 002 SEKOLAH USAHA PERIKANAN MENENGAH SORONG BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
  • 14. 14 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena berkat Rahmat Nya, Diktat Mata Pelajaran Penanganan dan Penyimpanan Hasil Tangkap untuk kelas III dapat diselesaikan. Dalam penulisan diktat ini, kami berusaha menggabungkan konsep-konsep Pengolahan Modern dan aplikasinya pada perusahaan pengolahan ikan secara ringkas dan mudah dimengerti untuk peserta didik Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Sorong. Dengan selesainya penulisan diktat ini kami mengucapkan terima kasih kepada rekan guru yang telah turut memberikan masukan yang berharga sehingga diktat ini dapat terwujud. Selalu menjadi kenyataan bahwa diktat yang terwujud ini masih jauh dari sempurna dan memiliki kekurangan atau kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan kitik da saran yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan di masa mendatang. Sorong, Juli 2013 Penyusun
  • 15. 15 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……………………………………………………………. i DAFTAR ISI……………………………………………………………………… ii BAGIAN I PENDINGINAN IKAN BAB 1. Mengidentifikasi Faktor-faktor Penyebab Kemunduran Hasil Tangkap…. 1 BAB 2. Menjelaskan Prinsip Pengawetan dan Pendinginan……………………… 2 BAB 3. Melakukan Pendinginan Dengan Es……………………………………… 3 BAB 4. Melakukan Pendinginan Dengan Air Dingin…………………………….. 4 BAB 5. Menggunakan Es Kering Dalam Pengepakan Ikan Segar……………....... 5 BAGIAN II PEMBEKUAN IKAN BAB 6. Pengertian Pembekuan……………………………………………………. 6 BAB 7. Pembekuan Dengan Air Blast Freezer …………………………………… 7 BAB 8. Pembekuan Dengan Contact Plate Freezer……………………………….. 8 BAB 9. Pembekuan Dengan Brine Freezer………………………………………... 9 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..