SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
1. KEMUNDURAN MUTU
Mutu ikan yang digunakan sebagai bahan baku
didalam pengolahan sangat berpengaruh terhadap
kelancaran proses pengolahan berpengaruh juga
terhadap mutu produk yang dihasilkan. Semakin
tinggi mutu ikan yang digunakan dapat diperkirakan
bahwa proses pengolahan akan berjalan semakin
lancar dan peluang untuk menghasilkan produk
bermutu tinggi akan semakin besar.
Proses pembusukan ikan dapat berlangsung
lebih cepat apabila:
1. Cara pemanenan atau penangkapan ikan
tidak dilakukan dengan benar.
2. Cara penanganan tidak mempraktikan
cara penanganan ikan yang baik.
3. Sanitasi dan hygiene tidak memenuhi
persyaratan.
4. Fasilitas penanganan dan pengolahan
tidak memadai.
Daging ikan mengalami serangkaian perubahan
setelah kematian ikan sampai daging ikan
tersebut busuk dan tidak dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pangan. Perubahan tersebut
terutama disebabkan oleh sistem enzim atau
mikroorganisme yang terdapat pada ikan. Proses
penurunan mutu ikan segar diawali dengan
proses perombakan oleh aktivitas enzim yang
secara alami terdapat di dalam ikan, proses ini
disebut proses kemunduran mutu kesegaran ikan.
Proses tersebut berlangsung hingga tahap
tertentu, kemudian disusul dengan makin
berkembangnya aktivitas mikroba pembusuk,
proses ini dikenal dengan proses pembusukan.
Organoleptik merupakan cara yang mudah untuk
mengetahui tingkat kemunduran mutu ikan
dengan bantuan panca indera manusia. Penetapan
kemunduran mutu ikan secara subjektif
(organoleptik) dapat dilakukan dengan
menggunakan score sheet yang telah ditetapkan
oleh Badan Standardisasi Nasional dengan SNI 01-
2346-2006 (BSN 2006). Pengamatan secara
organoleptik ini meliputi beberapa parameter,
yaitu keadaan mata, insang, lendir permukaan
badan, daging, bau, dan tekstur.
Kemunduran kesegaran ikan disebabkan
oleh tiga jenis aktivitas, yaitu reaksi
autolysis, reaksi kimiawi dan reaksi
mikroorganisme. Berdasarkan kepada
penyebab penurunan mutu kesegaran
ikan tersebut, tahapan penurunan mutu
kesegaran ikan digolongkan menjadi 3
tahapan, yaitu pre rigor, rigor mortis dan
post rigor.
Pada tahap pre-rigor ikan masih memiliki rupa,
bau, rasa dan tekstur menyerupai ikan yang baru mati
dan mendekati kondisi ikan hidup. Otot ikan masih
lentur sehingga tubuh ikan lemas dan lentur.Makin
lama ikan menjadi lebih suram dan kurang cemerlang.
Daging mulai lembek dan kemampuan daging untuk
menahan air mulai menurun.Mata ikan mulai
kemerahan atau buram. Bau ikan yang semula segar
dan harum mulai berubah menjadi amis. Walau
demikian, selama aktivitas enzimatis masih
berlangsung, ikan masih tergolong segar.
Reaksi kimiawi yang terjadi selama proses
kemunduran kesegaran ikan adalah penguraian
lemak oleh aktivitas enzim jaringan tubuh dan
enzim yang dihasilkan oleh bakteri serta
berlangsung akibat oksidasi dengan adanya
oksigen menjadi asam lemak. Akibat dari reaksi
ini adalah terjadinya ketengikan, perubahan
warna daging menjadi pucat yang mengarah
pada rasa, bau,dan perubahan lain yang tidak
dikehendaki.
Di dalam hubungannya dengan pengawetan, harus
diusahakan memperpanjang waktu pre-rigor dan rigor
mortis yang merupakan factor sangat penting dalam
kaitannya untuk mempertahankan kesegaran ikan.
Ikan yang berada dalam kondisi pre-rigor dan rigor
mortis sangat disukai tidak hanya dapat dimakan
dalam keadaan mentah, tetapi juga sangat baik
digunakan untuk bahan baku pengolahan produk
perikanan. Ikan yang telah memasuki tahap
perubahan tekstur menjadi empuk walaupun proses
pembusukan belum terjadi jika diolah tidak akan
menghasilkan produk dengan mutu dan rendemen
seperti yang diharapkan.
2. PEMBUSUKAN IKAN
Kecepatan pembusukan ikan sangat bergantung kepada jumlah awal
mikroorganisme yang terdapat di dalam lendir pada permukaan ikan,
cara mematikan, tingkat ketidakkenyangan dari ikan ketika masih
hidup dan faktor-faktor lainnya. Jika lingkungan sesuai dengan
mikroorganisme, mereka akan berkembang secara cepat sehingga
jumlahnya perlu diperhitungkan dalam hubungannya dengan proses
pembusukan ikan. Pada suhu rendah, jumlah mikroorganisme yang
rendah pada ikan segar dapat dipertahankan. Pencucian untuk
menghilangkan lendir permukaan ikan segar setelah ikan ditangkap
atau dipanen dan kemudian disimpan dalam peti atau palka ikan yang
bersih adalah praktik yang sebaiknya dilakukan. Kecepatan proses
pembusukan sangat tergantung pada jenis ikan. Pada suhu rendah,
perbedaan kecepatan pembusukan antar jenis ikan tidak terlihat
nyata, tetapi pada suhu yang lebih tinggi beberapa jenis ikan
membusuk lebih cepat dibandingkan dengan lainnya.
Pada jenis ikan yang sama, ikan berukuran lebih
kecil akan membusuk lebih cepat karena kondisi
fisiknya yang rapuh dan kandungan air dalam
jaringan yang lebih tinggi. Ikan yang baru bertelur
memiliki kandungan air yang tinggi. Ikan yang
perutnya kenyang akan mudah pecah selama
penanganan yang kemudian menyebabkan
pemubusukan dari dalam tubuh ikan. Ikan dengan
perut yang kosong akan dapat dipertahankan mutu
kesegarannya dari proses pembusukan untuk waktu
yang lebih lama.
Mikroorganisme menyerang tubuh ikan tidak hanya
dari permukaan, tetapi juga dari bola mata, insang, dan
isi perut. Pembuangan organ tersebut dan pencucian
badan ikan dengan air secara baik akan menghambat
proses awal pembusukan. Penetrasi mikroba ke dalam
daging ikan dan proses dekomposisi secara perlahan-
lahan senyawa-senyawa nitrogen mulai terjadi hampir
seara simultan dengan autolisis (proteolisis). Akan
tetapi, aktivitas bakteri dihambat, dan proses autolitik
terjadi lebih intensif dibandingkan dengan
dekomposisi bakteri, sebaliknya pada suhu yang tinggi
dekomposisi bakterial menjadi lebih dominan.
Kandungan kimia yang dominan pada saat busuk untuk
ikan bertulang, ikan bertulang rawan, dan ikan air tawar
berbeda. Pembusukan pada ikan bertulang diikuti dengan
pembentukan amin dalam jumlah besar, khususnya
trimetilamin (sebagai hasil dari reduksi trimetilamin
oksida), sedangkan basa menguap yang dominan pada
ikan air tawar adalah amonia (sebagai hasil proses
deaminasi asam-asam amino). Terbentuknya trimetiamin
adalah merupakan ciri untuk ikan bertulang rawan, yang
tidak ditemukan dalam jumlah yang tinggi pada ikan
bertulang yang hidup di laut.
3. PENANGANAN HASIL PERIKANAN
Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang
mudah membusuk. Hal ini dapat dilihat pada ikan-
ikan yang baru ditangkap dalam beberapa jam saja
kalau tidak diberi perlakuan atau penanganan yang
tepat maka ikan tersebut mutunya menurun.
Penanganan Ikan Basah di Laut
Menurut Arsyurddin (2009), yaitu:
1. Ikan hasil tangkapan segera disemprot dengan air laut bersih sesaat tiba di
geladak, kemudian dipisahkan dan dikelompokkan menurut jenis serta
ukurannya.
2. Perlakuan yang dikenakan harus dapat mencegah timbulnya kerusakan
fisik (ikan tidak boleh diinjak atau ditumpuk terlalu tinggi).
3. Ikan harus dilindungi terhadap terik matahari.
4. Pendinginan dilakukan dengan menyelubungi ikan dengan es hancuran
dan suhu ikan dipertahankan tetap pada sekitar 0°C selama penyimpanan.
5. Tinggi timbunan ikan dalam wadah penyimpan maksimal 50 cm
(tergantung jenis ikan) agar ikan tidak rusak.
6. Jika pendinginan dilakukan dengan menggunakan air laut yang
didinginkan, harus dilakukan sirkulasi air, baik secara mekanik maupu
manual, agar terjadi perataan suhu dan terhindar dari penimbunan kotoran.
7. Penyimpanan tidak boleh lebih dari 4 hari.
Cara Pembongkaran Hasil Tangkapan
Menurut Arsyurddin (2009):
1. Sewaktu membongkar muatan,
hendaknya dipisahkan hasil tangkapan
yang berbeda hari atau waktu
penangkapannya.
2. Harus dihindarkan pemakaian alat-alat
yang dapat menimbulkan kerusakan fisik,
seperti sekop, garpu, pisau dan lain-lain.
3. Pembongkaran muatan harus dilakukan
secara cepat dengan mengindarkan
terjadinya kenaikan suhu ikan.
Penanganan Ikan Basah di Darat
Menurut Arsyurddin (2009), yaitu
1. Pada saat dibongkar dari perahu, kapal atau kendaraan,
sebelum dilelang atau dijual, sebaiknya ikan dalam wadah
masih diselimuti es, agar tidak meningkat suhunya.
2. Ikan tidak boleh dicuci dengan air kotor atau air tercemar
lainnya.
3. Di tempat pendaratan, pengumpulan, pelelangan dan
pengepakan, selama menunggu perlakuan berikutnya, ikan
tidak boleh diletakkan di lantai dan sebaiknya ikan ditaburi es.
4. Setelah selesai penjualan atau pelelangan, ikan harus segera
dikelompokkan menurut jenis, ukuran dan mutu kesegarannya.
5. Jika ikan disiangi, maka sepanjang kegiatan penyiangan dan
pencucian harus digunakan es hancuran yang cukup agar ikan
tidak membusuk karena kenaikan suhu.
6. Jika ikan disimpan dalam waktu yang lama karena
menunggu pengiriman, sebaiknya es diganti dengan es yang
baru kemudian ditata ulang kembali.
Penanganan Selama
Pengangkutan dan Distribusi
yaitu:
1. Selama pengangkutan dan distribusi,
suhu ikan harus senantiasa rendah, alas
wadah harus dilapisi es halus kemudian
lapisan ikan yang ditaburi es disusun
diatasnya.
2. Diatas dan dibawah tumpukan peti
ikan harus diberi lapisan es yang lebih
tebal.
3. Usahakan kondisi termperatus di
dalam fom 0°C
Ciri-ciri Ikan Segar Menurut
Arsyurddin (2009), yaitu
1. Rupa dan warna ikan secara keseluruhan masih cerah,
mengkilap spesifik sesuai jenis ikan.
2. Lendir yang tipis, bening dan encer menyelubungi
tubuh ikan baunya normal dan khas jenis ikan.
3. Sisik melekat kuat-mengkilat dengan warna atau
tanda khusus sesuai jenis ikan.
4. Mata cemerlang, cembung, bening, pupil bitam dan
tidak banyak berdarah
5. Daging kenyal, jika dipijat, bekas pijatan tidak
nampak.
6. Insang berwarna merah cerah khas menurut jenis
ikan, tertutup lendir yang tipis, bening dan berbau segar.
7. Bagian perut masih kuat, tidak pecah dan lubang
dubur tertutup.
Ciri-ciri ikan yang jelek
Menurut Arsyurddin (2009),
yaitu:
1. Warna insang pucat dan berbau busuk
Lendir alami yang menutupi permukaan ikan
hilang atau mengering atau menjadi pekat atau
lengket
2. Warna kulit menjadi pudar, kulit ikan akan
mengering dan retak
Sisik-sisiknya banyak yang lepas
3. Dagingnya lunak dan kehilangan
elastisitasnya.
KESIMPULAN
Mutu ikan yang digunakan sebagai bahan baku di
dalam pengolahan sangat berpengaruh terhadap
kelancaran proses pengolahan dan mutu produk
yang dihasilkan.
Faktor faktor yang dapat mempercepatkan proses
pembusukan ikan adalah (a) cara pemanenan atau
penangkapan tidak dilakukan dengan benar, (b) cara
penanganan tidak mempraktikkan cara penanganan
ikan yang baik, (c) sanitasi dan higiene tidak memenuhi
persyaratan, dan (d) fasilitas penanganan dan
pengolahan tidak memadai. Kemunduran kesegaran
ikan disebabkan oleh tiga jenis aktivitas, yaitu reaksi
autolisis, reaksi kimiawi, dan aktivitas mikroorganisme.
Berdasarkan kepada penyebab penurunan mutu
kesegaran ikan tersebut, tahapan penurunan mutu
kesegaran ikan digolongkan menjadi tiga tahapan, yaitu
pre rigor, rigor mortis, dan post rigor.
Kecepatan pembusukan ikan sangat tergantung
kepada jumlah awal mikroorganisme yang terdapat di
dalam lendir pada permukaan ikan, cara mematikan,
tingkat ketidakkenyangan dari ikan ketika masih
hidup dan faktor-faktor lainnya, seperti jenis ikan dan
suhu lingkungannya.
Kecepatan pembusukan ikan dipengaruhi oleh
faktor internal yang lebih berkaitan dengan sifat ikan
itu sendiri (faktor biologis) dan faktor internal yang
berkaitan dengan lingkungan dan perlakuan manusia
(penangkapan, kondisi lingkungan, sanitasi, dan
higiene, serta cara penanganan).
Oleh karena itu dibutuhkan penanganan yang
cepat dan tepat untuk ikan yang baru
ditangkap. Penanganan yang sering digunakan
adalah penanganan dengan suhu rendah, yaitu
pendinginan dan pembekuan. Pendinginan
harus diterapkan mulai ikan ditangkap atau
dipanen sampai mencapai tangan konsumen.
Konsep semacam ini disebut sebagai sistem
rantai dingin (cold chain system).
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

VII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptxVII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptxTataNiaga2
 
Power point pembenihan udang galah
Power point pembenihan udang galahPower point pembenihan udang galah
Power point pembenihan udang galahZulfikarRaihanMalah
 
3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptx
3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptx3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptx
3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptxARZIANINGSIHArzianin
 
Pengolahan ikan
Pengolahan ikanPengolahan ikan
Pengolahan ikanAguss Aja
 
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosa
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosaRekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosa
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosaRoffi Grandiosa
 
Presentasi pembesaran ikan nila
Presentasi pembesaran ikan nilaPresentasi pembesaran ikan nila
Presentasi pembesaran ikan nilaIbnu Sahidhir
 
Pengolahan limbah di industri ikan
Pengolahan limbah di industri ikanPengolahan limbah di industri ikan
Pengolahan limbah di industri ikanDenik Jayanti
 
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanPikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanYosie Andre Victora
 
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikanPim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikanPT. SASA
 
Kebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikanKebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikanSawargi Ppmkp
 
P. 11 - Analisis Manajemen Pakan Ikan FCR, FR, SGR.pptx
P. 11 - Analisis Manajemen Pakan Ikan FCR, FR, SGR.pptxP. 11 - Analisis Manajemen Pakan Ikan FCR, FR, SGR.pptx
P. 11 - Analisis Manajemen Pakan Ikan FCR, FR, SGR.pptxAndangHastuP
 

What's hot (20)

Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
 
VII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptxVII_Surimi.pptx
VII_Surimi.pptx
 
Power point pembenihan udang galah
Power point pembenihan udang galahPower point pembenihan udang galah
Power point pembenihan udang galah
 
3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptx
3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptx3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptx
3BT. Tek.PenangananHasil Perikanan.pptx
 
Pengasapan
PengasapanPengasapan
Pengasapan
 
Pengolahan ikan
Pengolahan ikanPengolahan ikan
Pengolahan ikan
 
KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUT
KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUTKUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUT
KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN LAUT
 
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosa
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosaRekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosa
Rekayasa akuakultur fpik unpad roffi grandiosa
 
1 kultur pakan alami
1 kultur pakan alami1 kultur pakan alami
1 kultur pakan alami
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
Tingkat kematangan gonad ikan bilih (Mystacoleucus padangensis)
 
Presentasi pembesaran ikan nila
Presentasi pembesaran ikan nilaPresentasi pembesaran ikan nila
Presentasi pembesaran ikan nila
 
Pengolahan limbah di industri ikan
Pengolahan limbah di industri ikanPengolahan limbah di industri ikan
Pengolahan limbah di industri ikan
 
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahanPikp modul08 sub sistem pengolahan
Pikp modul08 sub sistem pengolahan
 
pengawetan ikan
pengawetan ikanpengawetan ikan
pengawetan ikan
 
Penggaraman
PenggaramanPenggaraman
Penggaraman
 
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikanPim1221 2 sejarah menangkap ikan
Pim1221 2 sejarah menangkap ikan
 
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan IkanBiologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
Biologi Perikanan Kebiasaan Makan Ikan
 
Kebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikanKebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikan
 
P. 11 - Analisis Manajemen Pakan Ikan FCR, FR, SGR.pptx
P. 11 - Analisis Manajemen Pakan Ikan FCR, FR, SGR.pptxP. 11 - Analisis Manajemen Pakan Ikan FCR, FR, SGR.pptx
P. 11 - Analisis Manajemen Pakan Ikan FCR, FR, SGR.pptx
 

Similar to Teknologi Penanganan Hasil Perikanan

Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Aguss Aja
 
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdfModul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdfQoriHarfiyah
 
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmuhammadsahir5
 
Laporan praktikum penggaraman ikan
Laporan praktikum penggaraman ikanLaporan praktikum penggaraman ikan
Laporan praktikum penggaraman ikankadri_himagri
 
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan SeafoodMakalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafoodnafarani
 
Teknologi produk perikanan
Teknologi produk perikananTeknologi produk perikanan
Teknologi produk perikananUmar Ashiddiq
 
Pengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawa
Pengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawaPengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawa
Pengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawaAnggita Nugrahanto
 
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)ttanitaaprilia
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lainmaner b1
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lainmaner b1
 
Bahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikanan
Bahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikananBahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikanan
Bahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikananM Nur Hidayat
 
MAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdf
MAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdfMAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdf
MAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdfDinaSeptiRande
 
pengondisian ikan
pengondisian ikan pengondisian ikan
pengondisian ikan Kiki Amelia
 

Similar to Teknologi Penanganan Hasil Perikanan (20)

Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1Teknologi pengawetan ikan 1
Teknologi pengawetan ikan 1
 
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdfModul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
Modul 2_ Penanganan Ikan Pasca Panen-5e8c3a4609be3.pdf
 
Makalah prakarya
Makalah prakaryaMakalah prakarya
Makalah prakarya
 
Pengolahan ikan
Pengolahan ikanPengolahan ikan
Pengolahan ikan
 
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.pptmata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
mata-kuliah-penanganan-hasil-perikanan.ppt
 
Laporan praktikum penggaraman ikan
Laporan praktikum penggaraman ikanLaporan praktikum penggaraman ikan
Laporan praktikum penggaraman ikan
 
Sistem pngolahan perikanan
Sistem pngolahan perikananSistem pngolahan perikanan
Sistem pngolahan perikanan
 
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan SeafoodMakalah pangan tentang Ikan dan Seafood
Makalah pangan tentang Ikan dan Seafood
 
PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...
PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...
PENGOLAHAN TRADISIONAL PENGASAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) Oleh: Ke...
 
Teknologi produk perikanan
Teknologi produk perikananTeknologi produk perikanan
Teknologi produk perikanan
 
Diktat php tpl
Diktat php tplDiktat php tpl
Diktat php tpl
 
Pengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawa
Pengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawaPengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawa
Pengamatan kondisi post mortem ikan sepat rawa
 
Pembuatan ikan asin
Pembuatan ikan asinPembuatan ikan asin
Pembuatan ikan asin
 
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)
Cara Pengolahan Ikan (Prakarya)
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
 
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain09 010 ikan dan hasil perikanan lain
09 010 ikan dan hasil perikanan lain
 
Bahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikanan
Bahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikananBahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikanan
Bahan bacaan 1. konsep dan prinsip pengolahan produk perikanan
 
MAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdf
MAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdfMAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdf
MAKALAH PENGAWETAN PENGASAPAN DAN PENGGARAMAN - Copy.pdf
 
pengondisian ikan
pengondisian ikan pengondisian ikan
pengondisian ikan
 
Tuna proses
Tuna prosesTuna proses
Tuna proses
 

More from Maya Fitri Zuly

Penggunaan ms-222 dan larutan garam pada transportasi ikan
Penggunaan ms-222 dan larutan garam pada transportasi ikanPenggunaan ms-222 dan larutan garam pada transportasi ikan
Penggunaan ms-222 dan larutan garam pada transportasi ikanMaya Fitri Zuly
 
Fish baby chip ikan nila
Fish baby chip ikan nilaFish baby chip ikan nila
Fish baby chip ikan nilaMaya Fitri Zuly
 
Manajemen dan Perencanaan Suatu Industri
Manajemen dan Perencanaan Suatu IndustriManajemen dan Perencanaan Suatu Industri
Manajemen dan Perencanaan Suatu IndustriMaya Fitri Zuly
 

More from Maya Fitri Zuly (6)

Proses Pempekuan Sotong
Proses Pempekuan SotongProses Pempekuan Sotong
Proses Pempekuan Sotong
 
Penggunaan ms-222 dan larutan garam pada transportasi ikan
Penggunaan ms-222 dan larutan garam pada transportasi ikanPenggunaan ms-222 dan larutan garam pada transportasi ikan
Penggunaan ms-222 dan larutan garam pada transportasi ikan
 
Pengolahan tradisional
Pengolahan tradisionalPengolahan tradisional
Pengolahan tradisional
 
Fish baby chip ikan nila
Fish baby chip ikan nilaFish baby chip ikan nila
Fish baby chip ikan nila
 
Manajemen dan Perencanaan Suatu Industri
Manajemen dan Perencanaan Suatu IndustriManajemen dan Perencanaan Suatu Industri
Manajemen dan Perencanaan Suatu Industri
 
Pppt maya
Pppt mayaPppt maya
Pppt maya
 

Teknologi Penanganan Hasil Perikanan

  • 1.
  • 2. 1. KEMUNDURAN MUTU Mutu ikan yang digunakan sebagai bahan baku didalam pengolahan sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses pengolahan berpengaruh juga terhadap mutu produk yang dihasilkan. Semakin tinggi mutu ikan yang digunakan dapat diperkirakan bahwa proses pengolahan akan berjalan semakin lancar dan peluang untuk menghasilkan produk bermutu tinggi akan semakin besar.
  • 3. Proses pembusukan ikan dapat berlangsung lebih cepat apabila: 1. Cara pemanenan atau penangkapan ikan tidak dilakukan dengan benar. 2. Cara penanganan tidak mempraktikan cara penanganan ikan yang baik. 3. Sanitasi dan hygiene tidak memenuhi persyaratan. 4. Fasilitas penanganan dan pengolahan tidak memadai.
  • 4. Daging ikan mengalami serangkaian perubahan setelah kematian ikan sampai daging ikan tersebut busuk dan tidak dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Perubahan tersebut terutama disebabkan oleh sistem enzim atau mikroorganisme yang terdapat pada ikan. Proses penurunan mutu ikan segar diawali dengan proses perombakan oleh aktivitas enzim yang secara alami terdapat di dalam ikan, proses ini disebut proses kemunduran mutu kesegaran ikan. Proses tersebut berlangsung hingga tahap tertentu, kemudian disusul dengan makin berkembangnya aktivitas mikroba pembusuk, proses ini dikenal dengan proses pembusukan.
  • 5. Organoleptik merupakan cara yang mudah untuk mengetahui tingkat kemunduran mutu ikan dengan bantuan panca indera manusia. Penetapan kemunduran mutu ikan secara subjektif (organoleptik) dapat dilakukan dengan menggunakan score sheet yang telah ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dengan SNI 01- 2346-2006 (BSN 2006). Pengamatan secara organoleptik ini meliputi beberapa parameter, yaitu keadaan mata, insang, lendir permukaan badan, daging, bau, dan tekstur.
  • 6. Kemunduran kesegaran ikan disebabkan oleh tiga jenis aktivitas, yaitu reaksi autolysis, reaksi kimiawi dan reaksi mikroorganisme. Berdasarkan kepada penyebab penurunan mutu kesegaran ikan tersebut, tahapan penurunan mutu kesegaran ikan digolongkan menjadi 3 tahapan, yaitu pre rigor, rigor mortis dan post rigor.
  • 7. Pada tahap pre-rigor ikan masih memiliki rupa, bau, rasa dan tekstur menyerupai ikan yang baru mati dan mendekati kondisi ikan hidup. Otot ikan masih lentur sehingga tubuh ikan lemas dan lentur.Makin lama ikan menjadi lebih suram dan kurang cemerlang. Daging mulai lembek dan kemampuan daging untuk menahan air mulai menurun.Mata ikan mulai kemerahan atau buram. Bau ikan yang semula segar dan harum mulai berubah menjadi amis. Walau demikian, selama aktivitas enzimatis masih berlangsung, ikan masih tergolong segar.
  • 8. Reaksi kimiawi yang terjadi selama proses kemunduran kesegaran ikan adalah penguraian lemak oleh aktivitas enzim jaringan tubuh dan enzim yang dihasilkan oleh bakteri serta berlangsung akibat oksidasi dengan adanya oksigen menjadi asam lemak. Akibat dari reaksi ini adalah terjadinya ketengikan, perubahan warna daging menjadi pucat yang mengarah pada rasa, bau,dan perubahan lain yang tidak dikehendaki.
  • 9. Di dalam hubungannya dengan pengawetan, harus diusahakan memperpanjang waktu pre-rigor dan rigor mortis yang merupakan factor sangat penting dalam kaitannya untuk mempertahankan kesegaran ikan. Ikan yang berada dalam kondisi pre-rigor dan rigor mortis sangat disukai tidak hanya dapat dimakan dalam keadaan mentah, tetapi juga sangat baik digunakan untuk bahan baku pengolahan produk perikanan. Ikan yang telah memasuki tahap perubahan tekstur menjadi empuk walaupun proses pembusukan belum terjadi jika diolah tidak akan menghasilkan produk dengan mutu dan rendemen seperti yang diharapkan.
  • 10. 2. PEMBUSUKAN IKAN Kecepatan pembusukan ikan sangat bergantung kepada jumlah awal mikroorganisme yang terdapat di dalam lendir pada permukaan ikan, cara mematikan, tingkat ketidakkenyangan dari ikan ketika masih hidup dan faktor-faktor lainnya. Jika lingkungan sesuai dengan mikroorganisme, mereka akan berkembang secara cepat sehingga jumlahnya perlu diperhitungkan dalam hubungannya dengan proses pembusukan ikan. Pada suhu rendah, jumlah mikroorganisme yang rendah pada ikan segar dapat dipertahankan. Pencucian untuk menghilangkan lendir permukaan ikan segar setelah ikan ditangkap atau dipanen dan kemudian disimpan dalam peti atau palka ikan yang bersih adalah praktik yang sebaiknya dilakukan. Kecepatan proses pembusukan sangat tergantung pada jenis ikan. Pada suhu rendah, perbedaan kecepatan pembusukan antar jenis ikan tidak terlihat nyata, tetapi pada suhu yang lebih tinggi beberapa jenis ikan membusuk lebih cepat dibandingkan dengan lainnya.
  • 11. Pada jenis ikan yang sama, ikan berukuran lebih kecil akan membusuk lebih cepat karena kondisi fisiknya yang rapuh dan kandungan air dalam jaringan yang lebih tinggi. Ikan yang baru bertelur memiliki kandungan air yang tinggi. Ikan yang perutnya kenyang akan mudah pecah selama penanganan yang kemudian menyebabkan pemubusukan dari dalam tubuh ikan. Ikan dengan perut yang kosong akan dapat dipertahankan mutu kesegarannya dari proses pembusukan untuk waktu yang lebih lama.
  • 12. Mikroorganisme menyerang tubuh ikan tidak hanya dari permukaan, tetapi juga dari bola mata, insang, dan isi perut. Pembuangan organ tersebut dan pencucian badan ikan dengan air secara baik akan menghambat proses awal pembusukan. Penetrasi mikroba ke dalam daging ikan dan proses dekomposisi secara perlahan- lahan senyawa-senyawa nitrogen mulai terjadi hampir seara simultan dengan autolisis (proteolisis). Akan tetapi, aktivitas bakteri dihambat, dan proses autolitik terjadi lebih intensif dibandingkan dengan dekomposisi bakteri, sebaliknya pada suhu yang tinggi dekomposisi bakterial menjadi lebih dominan.
  • 13. Kandungan kimia yang dominan pada saat busuk untuk ikan bertulang, ikan bertulang rawan, dan ikan air tawar berbeda. Pembusukan pada ikan bertulang diikuti dengan pembentukan amin dalam jumlah besar, khususnya trimetilamin (sebagai hasil dari reduksi trimetilamin oksida), sedangkan basa menguap yang dominan pada ikan air tawar adalah amonia (sebagai hasil proses deaminasi asam-asam amino). Terbentuknya trimetiamin adalah merupakan ciri untuk ikan bertulang rawan, yang tidak ditemukan dalam jumlah yang tinggi pada ikan bertulang yang hidup di laut.
  • 14.
  • 15. 3. PENANGANAN HASIL PERIKANAN Ikan merupakan salah satu bahan makanan yang mudah membusuk. Hal ini dapat dilihat pada ikan- ikan yang baru ditangkap dalam beberapa jam saja kalau tidak diberi perlakuan atau penanganan yang tepat maka ikan tersebut mutunya menurun.
  • 16. Penanganan Ikan Basah di Laut Menurut Arsyurddin (2009), yaitu: 1. Ikan hasil tangkapan segera disemprot dengan air laut bersih sesaat tiba di geladak, kemudian dipisahkan dan dikelompokkan menurut jenis serta ukurannya. 2. Perlakuan yang dikenakan harus dapat mencegah timbulnya kerusakan fisik (ikan tidak boleh diinjak atau ditumpuk terlalu tinggi). 3. Ikan harus dilindungi terhadap terik matahari. 4. Pendinginan dilakukan dengan menyelubungi ikan dengan es hancuran dan suhu ikan dipertahankan tetap pada sekitar 0°C selama penyimpanan. 5. Tinggi timbunan ikan dalam wadah penyimpan maksimal 50 cm (tergantung jenis ikan) agar ikan tidak rusak. 6. Jika pendinginan dilakukan dengan menggunakan air laut yang didinginkan, harus dilakukan sirkulasi air, baik secara mekanik maupu manual, agar terjadi perataan suhu dan terhindar dari penimbunan kotoran. 7. Penyimpanan tidak boleh lebih dari 4 hari.
  • 17. Cara Pembongkaran Hasil Tangkapan Menurut Arsyurddin (2009): 1. Sewaktu membongkar muatan, hendaknya dipisahkan hasil tangkapan yang berbeda hari atau waktu penangkapannya. 2. Harus dihindarkan pemakaian alat-alat yang dapat menimbulkan kerusakan fisik, seperti sekop, garpu, pisau dan lain-lain. 3. Pembongkaran muatan harus dilakukan secara cepat dengan mengindarkan terjadinya kenaikan suhu ikan.
  • 18. Penanganan Ikan Basah di Darat Menurut Arsyurddin (2009), yaitu 1. Pada saat dibongkar dari perahu, kapal atau kendaraan, sebelum dilelang atau dijual, sebaiknya ikan dalam wadah masih diselimuti es, agar tidak meningkat suhunya. 2. Ikan tidak boleh dicuci dengan air kotor atau air tercemar lainnya. 3. Di tempat pendaratan, pengumpulan, pelelangan dan pengepakan, selama menunggu perlakuan berikutnya, ikan tidak boleh diletakkan di lantai dan sebaiknya ikan ditaburi es. 4. Setelah selesai penjualan atau pelelangan, ikan harus segera dikelompokkan menurut jenis, ukuran dan mutu kesegarannya. 5. Jika ikan disiangi, maka sepanjang kegiatan penyiangan dan pencucian harus digunakan es hancuran yang cukup agar ikan tidak membusuk karena kenaikan suhu. 6. Jika ikan disimpan dalam waktu yang lama karena menunggu pengiriman, sebaiknya es diganti dengan es yang baru kemudian ditata ulang kembali.
  • 19. Penanganan Selama Pengangkutan dan Distribusi yaitu: 1. Selama pengangkutan dan distribusi, suhu ikan harus senantiasa rendah, alas wadah harus dilapisi es halus kemudian lapisan ikan yang ditaburi es disusun diatasnya. 2. Diatas dan dibawah tumpukan peti ikan harus diberi lapisan es yang lebih tebal. 3. Usahakan kondisi termperatus di dalam fom 0°C
  • 20. Ciri-ciri Ikan Segar Menurut Arsyurddin (2009), yaitu 1. Rupa dan warna ikan secara keseluruhan masih cerah, mengkilap spesifik sesuai jenis ikan. 2. Lendir yang tipis, bening dan encer menyelubungi tubuh ikan baunya normal dan khas jenis ikan. 3. Sisik melekat kuat-mengkilat dengan warna atau tanda khusus sesuai jenis ikan. 4. Mata cemerlang, cembung, bening, pupil bitam dan tidak banyak berdarah 5. Daging kenyal, jika dipijat, bekas pijatan tidak nampak. 6. Insang berwarna merah cerah khas menurut jenis ikan, tertutup lendir yang tipis, bening dan berbau segar. 7. Bagian perut masih kuat, tidak pecah dan lubang dubur tertutup.
  • 21. Ciri-ciri ikan yang jelek Menurut Arsyurddin (2009), yaitu: 1. Warna insang pucat dan berbau busuk Lendir alami yang menutupi permukaan ikan hilang atau mengering atau menjadi pekat atau lengket 2. Warna kulit menjadi pudar, kulit ikan akan mengering dan retak Sisik-sisiknya banyak yang lepas 3. Dagingnya lunak dan kehilangan elastisitasnya.
  • 22. KESIMPULAN Mutu ikan yang digunakan sebagai bahan baku di dalam pengolahan sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses pengolahan dan mutu produk yang dihasilkan.
  • 23. Faktor faktor yang dapat mempercepatkan proses pembusukan ikan adalah (a) cara pemanenan atau penangkapan tidak dilakukan dengan benar, (b) cara penanganan tidak mempraktikkan cara penanganan ikan yang baik, (c) sanitasi dan higiene tidak memenuhi persyaratan, dan (d) fasilitas penanganan dan pengolahan tidak memadai. Kemunduran kesegaran ikan disebabkan oleh tiga jenis aktivitas, yaitu reaksi autolisis, reaksi kimiawi, dan aktivitas mikroorganisme. Berdasarkan kepada penyebab penurunan mutu kesegaran ikan tersebut, tahapan penurunan mutu kesegaran ikan digolongkan menjadi tiga tahapan, yaitu pre rigor, rigor mortis, dan post rigor.
  • 24. Kecepatan pembusukan ikan sangat tergantung kepada jumlah awal mikroorganisme yang terdapat di dalam lendir pada permukaan ikan, cara mematikan, tingkat ketidakkenyangan dari ikan ketika masih hidup dan faktor-faktor lainnya, seperti jenis ikan dan suhu lingkungannya. Kecepatan pembusukan ikan dipengaruhi oleh faktor internal yang lebih berkaitan dengan sifat ikan itu sendiri (faktor biologis) dan faktor internal yang berkaitan dengan lingkungan dan perlakuan manusia (penangkapan, kondisi lingkungan, sanitasi, dan higiene, serta cara penanganan).
  • 25. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan yang cepat dan tepat untuk ikan yang baru ditangkap. Penanganan yang sering digunakan adalah penanganan dengan suhu rendah, yaitu pendinginan dan pembekuan. Pendinginan harus diterapkan mulai ikan ditangkap atau dipanen sampai mencapai tangan konsumen. Konsep semacam ini disebut sebagai sistem rantai dingin (cold chain system).