SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Makalah Kondisi Belajar Dan Masalah-Masalah Belajar
PENDAHULUAN
Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Belajar berarti bila bahwa
guru bertindak mengajar, maka diharapkan siswa berajar atau belajar. Dalam kegiatan
belajar-mengajar di sekolah ditemukan hal-hal berikut. Guru telah mengajar dengan baik.
Ada siswa yang giat. Ada siswa yang pura-pura belajar. Ada siswa yang belajar setengah hati.
Bahkan ada pula siswa yang tidak belajar. Guru bingung menghadapi keadaan siswa. Guru
tersebut berkonsultasi dengan guru konselor sekolah. Kedua petugas pendidik tersebut
menemukan adanya masalah-masalah yang dialami siswa. Ada masalah yang dapat
diselesaikan oleh konselor sekolah. Adapula yang dkonsultasikan dengan ahli psikologi. Guru
menyadari bahwa dalam tugas pembelajaran ternyata masalah-masalah belajar dialami siswa.
Bahkan guru harus memahami bahawa kondisi lingkungan siswa juga dapat menjadi sumber
timbulnya masalah-masalah belajar.
Guru professional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil. Ia
menemukan bahwa ada bermacam hal yang menyebabkan siswa belajar.ada siswa yang tidak
belajar karena dimarahi oleh orang tua. Ada siswa yang enggan belajar karena pindah tempat
tinggal. Ada siswa yang sukar memusatkan perhatian waktu guru mengajarkan topic tertentu.
Ada pula siswa yang giat belajar karena bercita-cita menjadi seorang ahli. Bermacam-macam
keadaan siswa tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan tentang masalah-masalah belajar
merupakan hal yang sangat penting bagi guru atau calon guru.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai kondisi belajar dan masalah-masalah
belajar. Kondisi belajar merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar. Kondisi belajar yang baik akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang baik,
begitu pula sebaliknya.
PEMBAHASAN
A. Definisi Kondisi Belajar
Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaryhi proses dan hasil
belajar. Definisi lain tentang kondisi belajar adalah suatu yang mana terjadi aktifitas
pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan mental. Sedangkan
menurut Gagne dalam bukunya “Condition of learning” (1977) menyatakan “The occurence
of learningis inferred from a difference in human being’s performance before and after being
placed in a learning situation”. Terjadinya belajar pada manusia terdapat perbedaan dalam
penampilan/ kinerja manusia sebelum dan sesudah ia ditempatkan pada situasi belajar.
Dengan kata lain ia menyatakan bahwa kondisi belajar adalah suatu situasi belajar (learning
situation) yang dapat menghasilkan perubahan perilaku (performance) pada seseorang setelah
ia ditempatkan pada situasi tersebut.
Gagne membagi kondisi belajar atas dua, yaitu:
1. Kondisi internal (internal condition) adalah kemampuan yang telah ada pada diri individu
sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh seperangkat proses
transformasi (ingat information processing theory Gagne).
2. Kondisi Eksternal (eksternal condition) adalah situasi perangsang di luar diri si belajar.
Kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk setiap kasus. Begitu pula
dengan jenis kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan kemampuan belajar
sebelumnya yang berbeda dan kondisi eksternal yang berbeda pula.
B. Kondisi Belajar Untuk Berbagai Jenis Belajar
Gagne (dalam Richey, 2000) menyatakan bahwa dibutuhkan belajar yang efektif
untuk berbagai jenis/ kategori kemampuan belajar. Kondisi belajar dibagi atas lima kategori
belajar sebagai berikut:
1. Keterampilan intelektual (Intellectual Skill): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang
dibutuhkan adalah pengambilan kembali keterampilan keterampilan bawahan (yang
sebelumnya), pembimbing dengan kata-kata atau alat lainnya, pendemonstrasian penerapan
oleh siswa dengan diberikan balikan, pemberian review.
2. Informasi verbal (Verbal Information): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang
dibutuhkan adalah pengambilan kembali konteks dari informasi yang bermakna, kinerja
(performance) dari pengetahuan baru yang konstruktsi, balikan
3. Stategi kognitif (Cognitive Strategy/problem solving): untuk jenis belajar ini, kondisi
belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali aturan-aturan dan konsep-konsep yang
relevan, penyajian situasi masalah baru yang berhasil, pendemonstrasian solusi oleh siswa.
4. Sikap (Attitude): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilan kembali informasi dan keterampilan intelektual yang relevan dengan tindakan
pribadi yang diharapkan. Pembentukan atau pengingatan kembali model manusia yang
dihormati, penguatan tindakan pribadi dengan pengalaman langsung yang berhasil maupun
yang dialami oleh orang lain dengan mengamati orang yang dihormati.
5. Keterampilan motorik (Motor Skill): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang
dibutuhkan adalah pengambilan kembali rangkaian unsur motorik, pembentukan atau
pengingatan kembali kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan, pelatiahn keterampilan-
keterampilan keseluruahn, balikan yang tepat.
C. Masalah-masalah Belajar Internal dan Eksternal
Secara umum kondisi belajar internal dan eksternal akan mempengaruhi belajar.
Kondisi itu antara lain, pertama, lingkungan fisik. Lingkungan fisik yang ada dalam proses
dan di sekitar proses pembelajaran memberi pengaruh bagi proses belajar. Kedua, suasana
emosional siswa. Suasana emosional siswa akan memberi pengaruh dalam proses
pembelajaran siswa. Hal ini bisa dicermati ketika kondisi emosional siswa sedang labil maka
proses belajarpun akan mengalami gangguan. Ketiga, lingkungan sosial. Lingkungan sosial
yang berada di sekitar siswa juga turut mempengaruhi bagaiman seorang siswa belajar.
Di bawah ini adalah masalah-masalah belajar yang bersifat internal dan masalah-
masalah yang bersifat eksternal:
1. Masalah belajar internal adalah masalah yang timbul dari dalam diri siswa atau faktor-
faktor internal yang ditimbulkan ketidak beresan siswa dalam belajar. Faktor internal berasal
dari dalam diri anak itu sendiri, seperti:
a. Kesehatan
b. Rasa aman
c. Faktor kemampuan intelektual
d. Faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri
e. Motivasi
f. Kematangan untuk belajar
g. Usia
h. Jenis kelamin
i. Latar belakang sosial
j. Kebiasaan belajar
k. Kemampuan mengingat
l. Dan kemampuan penginderaan seperti: melihat, mendengar atau merasakan.
Contoh dari masalah belajar internal dapat dilihat dari kasus berikut:
Ita gadis cilik berusia 9 tahun. Akhir-akhir ini prestasinya sangat menurun. Hasil
ulangannya selalu buruk kalau soal-soal ulangan ditulis di papan tulis. Namun ketika ujian
sumatif, hasil ulangan Ita tidak begitu buruk. Soal-soal ulangan dicetak dan dibagikan kepada
setiap murid. Namun demikian, peringkat Ita di kelas turun drastis, dari peringkat 5 menjadi
peringkat 20. Dari kasus di atas dapat dilihat, masalah yang ditekankan adalah kemampuan
indera untuk menangkap rangsangan. Ita tampaknya mempunyai kesulitan dalam penglihatan.
Ini terbukti dari berbedanya hasil yang dicapai antara ulangan harian yang soalnya ditulis di
papan tulis dengan ulangan sumatif yang soalnya dicetak dan dibagikan kepada setiap murid.
Dengan pemahaman di atas maka dapat dikemukakan bahwa masalah-masalah belajar
internal dapat bersifat: Biologis dan Psikologis.
Masalah yang bersifat biologis artinya menyangkut masalah yang bersifat
kejasmanian, seperti kesehatan, cacat badan, kurang makan dan sebagainya. Sementara hal
yang bersifat Psikologis adalah masalah yang bersifat psikis seperti perhatian, minat, IQ,
konstelasi psikis yang terwujud emosi dan gangguan psikis.
2. Masalah belajar eksternal adalah masalah-masalah yang timbul dari luar diri siswa sendiri
atau faktor-faktor eksternal yang menyebabkan ketidak beresan siswa dalam belajar. Faktor
eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa, seperti:
a. Kebersihan rumah
b. Udara yang panas
c. Ruang belajar yang tidak memenuhi syarat
d. Alat-alat pelajaran yang tidak memadai
e. Lingkungan sosial maupun lingkungan alamiah
f. Kualitas proses belajar mengajar.
Contoh dari masalah belajar eksternal dapat dilihat dari kasus berikut:
Talia seorang gadis cilik duduk di kelas III SD. Ia termasuk salah seorang dari
sejumlah anak di kelasnya yang belum dapat membaca dengan lancar. Setiap pelajaran
membaca, ia menjadi ketakutan karena setiap membuka mulut, ia ditertawakan oleh teman-
temannya. Gurunya hanya membiarkan saja dan mengalihkan giliran kepada murid lain.
Akibatnya, Talia selalu ketinggalan dari teman-temannya. Di rumah, Talia selalu dimarahi
karena dalam membaca ia dikalahkan Dodi adiknya yang duduk di kelas II. Pada kasus ini
tampaknya lebih banyak menekankan pada pengaruh lingkungan, ketinggalan Talia dalam
membaca tampaknya lebih banyak disebabkan oleh “rasa takut” dan tertekan yang
ditimbulkan oleh sikap lingkungan yang tidak mendorong Talia untuk belajar.
Belajar sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun faktor eksternal:
A. Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa baik kondisi jasmani maupun
rohani siswa.
Faktor Internal dibedakan menjadi:
1. Faktor Fisiologis.
Faktor Fisiologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan jasmani
seseorang, misalnya tentang fungsi organ-organ, dan susunan-susunan tubuh yang dapat
mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Faktor Fisiologis
yang dapat mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
· Tonus (kondisi) badan
Kondisi jasmani pada umumnya dapat dikatakan melatarbelakangi kegiatan belajar.
Keadaan jasmani yang optimal akan berbeda sekali hasil belajarnya bila dibandingkan
dengan keadaan jasmani yang lemah. Sehubungan dengan keadaan atau kondisi jasmani
tersebut, maka ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Cukupnya nutrisi (nilai makanan dan gizi), yaitu:
· Tubuh yang kekurangan gizi makanan, akan mengakibatkan merosotnya kondisi jasmani.
Sehingga, menyebabkan seseorang belajarnya menjadi cepat lesu, mengantuk, dan tidak ada
semangat untuk belajar. Pada akhirnya siswa tidak dapat mencapai hasil belajar yang
diharapkan.
· Beberapa penyakit ringan yang diderita
Dapat berupa pilek, sakit gigi, batuk, dan lain sejenisnya. Semua itu tentu akan
mempengaruhi hasil belajar siswa.
b. Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu
Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang dapat mempegaruhi kegiatan belajar di
sini adalah fungsi-fungsi panca indera. Panca indera yang memegang peranan penting dalam
belajar adalah mata dan telinga. Apabila mekanisme mata dan telinga kurang berfungsi, maka
tanggapan yang disampaikan dari guru, tidak mungkin dapat diterima oleh anak didik. Jadi,
siswa tidak dapat menerima dan memahami bahan-bahan pelajaran, baik yang langsung
disampaikan oleh guru, maupun melalui buku bacaan.
2. Faktor Psikologis
Faktor Psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan kejiwaan siswa.
Faktor Psikologis dapat dibedakan menjadi:
a. Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki anak untuk mencapai keberhasilan. Bakat
anak akan dimulai tampak sejak ia dapat berbicara atau sudah masuk Sekolah Dasar (SD).
Bakat yang dimiliki setiap anak tidaklah sama. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajar anak dalam bidang-bidang studi tertentu. Jadi, merupakan hal yang
tidak bijaksana apabila orang tua memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan anaknya
pada jurusan atau keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki
anaknya. Dengan tidak adanya fektor penunjang dan usaha untuk mengembangkannya, maka
bakat tersebut lama kelamaan akan punah. Untuk itu agar kegiatan belajar berhasil dengan
didasari bakat tersebut maka harus adanya faktor penunjang. Di antaranya, fasilitas untuk
sarana, pembiayaan, dan dorongan moral dari orang tua serta minat yang dimiliki.
b. Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar untuk
sesuatu. Dalam minat, ada dua hal yang harus diperhatikan:
1) Minat Pembawaan
Minat ini muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, baik kebutuhan maupun
lingkungan.
2) Minat yang muncul karena adanya pengaruh dari luar
Minat seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh lingkunga dan kebutuhan.
Spesialisasi bidang studi9 yang tidak sesuai dengan minatnya, tidak mempunyai daya tarik
baginya.
c. Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan
diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Kemampuan dasar yang tinggi pada anak,
memungkinkan anak untuk dapat menggunakan pikirannya untuk belajar dan memecahkan
mpersoalan-persoalan baru secara tepat, cepat, dan berhasil. Sebaliknya, jika tingkat
kemampuan dasar anak rendah maka dapat mengakibatkan ank mengalami kesulitan dalam
belajar.
d. Motivasi
Motivasi adalah keadaan internal manusia yang mendorong manusia untuk berbuat sesuatu.
Fungsi motivasi adalah mendorong sesorang untuk interes pada kegitan yang akan
dikerjakan, menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan
mendorong seseorang untuk pencapaian prestasi, yakni dengan adanya motovasi yang baik
dalam belajar, akan menunjukkan hasil belajar yang baik pula.
B. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Faktor Eksternal dibagi
menjadi dua macam, yaitu:
1. Faktor Sosial
Faktor sosial dibagi menjadi beberapa lingkungan, yaitu:
a. Lingkungan keluarga, yaitu:
1) Orang tua
Dalam kegiatan belajar, seorang anak perlu diberi dorongan dan pengertian dari orang tua.
Apabila anak sedang belajar, anak jangan diganggu dengan tugas rumah. Orang tua
berkewajiban memberi pengertian dan dorongan serta semaksimal mungkin membantu dalam
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah. Didikan orang tua yang
kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap kondisi anak dalam kegiatan belajar.
2) Suasana rumah
Hubungan antar anggota keluarga yang kurang harmonis akan menimbulakan suasana kaku
dan tegang dalam berkeluarga yang menyebabkan anak kurang bersemangat untuk belajar.
Sedangkan suasana rumah yang akrab, menyenangkan dan penuh kasih sayang, akan
memberikan dorongan belajar yang kuat bagi anak.
3) Kemampuan ekonomi keluarga
Hasil belajar yang baik, tidak dapat diperoleh hanya dengan mengandalkan keterangan-
keterangan yang diberikan oleh guru di depan kelas, tetapi juga alat-alat belajar yang
memadai, seperti buku, pensil, pena, peta, bahkan buku bacaan. Sedangkan sebagian besar,
alat-alat pelajaran harus disediakan sendiri oleh murid yang bersangkutan. Bagi orang tua
yang keadaan ekonominya kurang memadai, sudah barang tentu tidak dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan anaknya itu secara maksimal. Maka murid akan menanggung resiko
yang tidak diharapkan.
4) Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan dan kebiasaan dalam keluarga, akan mempengaruhi sikap anak dalam
belajar. Jadi, anak-anak hendaknya ditanamkan kebiasaan yang baik agar mendorong anak
untuk belajar.
b. Lingkungan Guru, yaitu:
1) Interaksi guru dan murid
Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara rutin akan menyebabkan proses belajar
menjadi kurang lancar, dan menyebabkan anak didik merasa ada distansi (jarak) dengan guru,
sehingga segan untuk berpartisipai aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Hubungan antar murid
Guru yang kurang bisa mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akna mengetahui
bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Suasana kelas
semacam ini sangat tidak diharapkan dalam proses belajar. Untuk itu maka, guru harus
mampu membina jiwa kelas supaya dapat hidup bergotong-royong dalam belajar bersama,
hal ini dimaksudkan agar kondisi individual siswa berlangsung dengan baik.
3) Cara penyajian bahan pelajaran
Guru yang hanya bisa mengajar dengan metode ceramah saja, membuat siswa menjadi bosan,
mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif, adalah guru yang mencoba
metode-metode baru, yang dapat membantu dalam meningkatkan kondisi belajar siswa.
c. Lingkungan Masyarakat, yaitu:
1) Teman Bergaul
Pergaulan dan teman sepermainan sangat dibutuhkan dalam dan membentuk kepribadian dan
sosialisasi anak. Orang tua harus memperhatikan agar anak-anaknya jangan sampai mendapat
teman bergaul yang memiliki tingkah laku yang tidak diharapkan. Karena prilaku yang tidak
baik, akan mudah sekali menular kepada anak lain.
2) Pola Hidup Lingkungan
Pola hidup tetangga yang berada di sekitar rumah di mana anak itu berada, punya pengaruh
besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika anak berada di kondisi masyarakat
kumuh yang serba kekurangan, dan anak-anak pengangguran misalnya, akan sangat
mempengaruhi kondisi belajar anak, karena ia akan mengalami kesulitan ketika memerlukan
teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar.
3) Kegiatan dalam masyarakat
Kegiatan dalam masyarakat dapat berupa karang taruna, menari, olah raga, dan lain
sebagainya. Bila kegiatan tersebut dilakukan secara berlebihan, tentu akan menghambat
kegiatan belajar. Jadi, orang tua perlu memperhatikan kegiatan anak-anaknya.
4) Mass Media
Mass media adalah sebagai salah satu faktor penghambat dalam belajar. Misalnya, bioskop,
radio, video-kaset, novel, majalah, dan lain-lain. Banyak anak yang terlalu lama menonton
TV, membaca novel, majalah yang tidak dibertanggung jawabkan dari segi pendidikan.
Sehingga, mereka akan lupa akan tugas belajarnya. Maka dari itu, buku bacaan, video-kaset,
majalah, dan mass media lainnya perlu diadakan pengawasan yang ketat dan diseleksi dengan
teliti.
2. Faktor Non-sosial
Faktor non-sosial adalah sebagai berikut:
· Sarana dan prasarana sekolah, adalah sebagai berikut:
1) Kurikulum
Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum. Kurikulum yang
diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu
kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan. Kurikulum sekolah tersebut berisi
tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Berdasarkan
kurikulum tersebut guru menyusun desain instruksional untuk membelajarkan siswa. Sistem
intruksional sekarang menghendaki, bahwa dalam proses belajar mengajar yang dipentingkan
adalah kebutuhan anak. Maka guru perlu mendalami dengan baik dan harus mempunyai
perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual.
Kurikulum pada dasarnya disusun berdasarkan tuntutan zaman dan kemajuan masyarakat
yang didasarkan suatu rencana pembangunan lima tahunan yang diberlakukan pemerintah.
Dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat, timbul tuntunan kebutuhan baru, akibatnya
kurikulum perlu dikonstruksi yang menimbulkan lahirnya kurikulum baru.
Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah. Masalah-masalah itu adalah:
a. Tujuan yang akan dicapai mungkin berubah, bila tujuan berubah maka pokok bahasan,
kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi akan berubah. Sekurang-kurangnya, kegiatan belajar
mangajar perlu diubah,
b. Isi pendidikan berubah; akibatnya buku-buku pelajaran dan buku bacaan serta sumber yang
lain akan berubah. Hal ini menimbulkan anggaran pendidikan disemua tingkat,
c. Kegiatan belajar mengajar berubah, akibatnya guru harus mempelajari strategi, metode,
teknik, dan pendekatan mengajar yang baru. Bila pendekatan belajar berubah, maka
kebiasaan siswa akan mengalami perubahan, dan
d. Evaluasi berubah; akibatnya guru akan mempelajari metode dan teknik evaluasi belajar
yang baru. Bila evaluasi berubah, maka siswa akan mempelajari cara-cara belajar yang sesuai
dengan ukuran lulusan yang baru.
Perubahan kurikulum dapat menimbulkan masalah bagi guru, siswa, petugas pendidik serta
orang tua siswa. Bagi guru, ia perlu mengadakan perubahan pembelajaran. Dalam hal ini guru
harus menghindarkan diri dari cara-cara belajar ”lama”. Bagi Siswa, ia perlu mempelajari
cara-cara belajar, buku pelajaran, dan sumber belajar yang baru dengan cara siswa harus
menghindarkan diri dari cara-cara belajar ”lama”. Bagi petugas pendidik, ia juga perlu
mempelajari tata kerja pada kurikulum “baru”, dan menghindarkan diri dari tata kerja pada
kurikulum ”lama”. Bagi Orang Tua siswa, ia perlu mempelajari maksud, tata kerja, peran
guru, dan peran siswa dalam belajr pada kurikulum “baru” serta memahami adanya metode
dan teknik belajar “baru” bagi anak-anaknya maka ia dapat membantu proses belajar anaknya
secara baik.
2) Media pendidikan
Media pendidikan dapat berupa buku-buku di perpustakaan, laboratorium, LCD, komputer
dan lain sebagainya. Pada umumnya, sekolah masih kurang memiliki media tersebut, baik
dalam jumlah maupun kualitas. Lengkapnya media pendidikan merupakan kondisi belajar
yang baik. Hal itu tidak berarti bahwa lengkapnya media pendidikan menentukan jaminan
terselenggaranya proses belajar yang baik. Justru disinilah timbul masalah “bagaimana
mengelola media pendidikan sehingga terselenggara proses belajar yang berhasil baik.”
Media pendidikan dalam proses belajar adalah barang mahal. Barang-barang tersebut dibeli
dengan uang pemerintah dan uang masyarakat. Maksud pembelian tersebut adalah untuk
mempermudah siswa belajar. Dengan tersedianya media pendidikan berarti menuntut guru
dan siswa dalam menggunakannya.
Peranan guru adalah sebagai berikut:
Memelihara, mengatur media untuk menciptakan suasana belajar yang menggembirakan,
memelihara dan mengatur sasaran pembelajaran yang berorientasi pada keberhasilan siswa
belajar, dan mengorganisasi belajar siswa sesuai dengan prasarana dan sarana secara tepat
guna.
Peranan siswa sebagai berikut:
Ikut serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan media pendidikan secara baik, pemanfaatan
media pendidikan secara tepat guna, menghormati sekolah sebagai pusat pembelajaran dalam
rangka pencerdasan kehidupan generasi muda bangsa.
3) Keadaan gedung
Dengan banyaknya jumlah siswa yang membeludak, keadaan gedung dewasa ini masih
sangat kurang. Mereka harus duduk berjejal-jejal di dalam kelas. Faktor ini tentu
menghambat lancarnya kondisi belajar siswa. Keadaan gedung yang tua dan tidak direnovasi,
serta kenyamanan dan kebersihan di dalam kelas yang masih kurang. Hal itu, dapat
menimbulkan ketidak nyamanan siswa dalam belajar. Sehingga kegiatan belajar mengajar
tidak dapat berjalan dengan baik.
4) Sarana Belajar
Sarana belajar di sekolah, juga akan mempengaruhi kondisi belajar siswa. Perpustakaan yang
tidak lengkap, papan tulis yang sudah buram, laboratorium yang darurat atau tidak lengkap,
tempat praktikum yang tidak memenuhi syarat, tentu akan mempengaruhi kualitas belajar,
dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Adakalanya juga, sarana yang
sudah begitu lengkap tidak disertai dengan sistem pelayanan yang ramah. Contohnya,
pegawai perpustakaan yang cenderung tidak ramah, dan tidak membantu, peraturan-peraturan
yang tidak memberikan layanan yang jelas terhadap pemakai sarana, sikap arogan petugas
menganggap bahwa pusat-pusat layanan itu adalah miliknya karena ia mempunyai otoritas.
5) Waktu belajar
Karena keterbatasan gedung sekolah, sedangkan jumlah siswa banyak, maka ada siswa yang
harus terpaksa sekolah di siang hingga sore hari. Waktu di mana anak-anak harus beristirahat,
tetapi harus masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk. Berbeda
dengan anak yang belajar di pagi hari. Sebab, pikiran mereka masih segar, dan jasmani dalam
kondisi baik. Karena belajar di pagi hari, lebih efektif daripada belajar pada waktu lainnya.
Oleh karena itu alangkah baiknya kegiatan belajar di sekolah dilaksanakan pada pagi hari.
6) Rumah
Kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tidak
memiliki sarana umum untuk anak, akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-
tempat yang sebenarnya tidak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti
ini jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
7) Alam
Hal ini dapat berupa keadaan cuaca yag tidak mendukung anak untuk melangsungkan proses
belajar mengajar. Kalaupun berlangsung, tentu kondisi belajar siswa akan kurang optimal.
C. Cara Mendiagnosa Masalah Belajar dan Mengatasinya
Yang dimaksud dengan proses mendiagnosis adalah proses pemeriksaan terhadap
suatu gejala yang tidak beres. Diagnosis masalah belajar dilakukan jika guru menandai atau
mengidentifikasi adanya kesulitan belajar pada muridnya.
Diagnosis masalah belajar dilakukan secara sistematis dan terarah dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi adanya masalah belajar
Untuk mengidentifikasi masalah belajar diperlukan seperangkat keterampilan khusus,
sebab kemampuan mengidentifikasi yang berdasarkan naluri belakang kurang efektif. Gejala-
gejala munculnya masalah belajar dapat diamati dalam berbagai bentuk, biasanya muncul
dalam bentuk perubahan perilaku yang menyimpang atau dalam menurunnya hasil belajar.
Perilaku yang menyimpang juga muncul dalam berbagi bentuk seperti: suka mengganggu
teman, merusak alat-alat pembelajaran dan lain sebagainya.
2. Menelaah atau menetapkan status siswa
Penelaahan dan penetapan status murid dilakukan dengan cara:
a. Menetapkan tujuan khusus yang diharapkan dari murid
b. Menetapkan tingkat ketercapaian tujuan khusus oleh murid dengan menggunakan teknik
dan alat yang tepat.
c. Menetapkan pola pencapaian murid, yaitu seberapa jauh ia berbeda dari tujuan yang
ditetapkan itu.
3. Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar
Membuat perkiraan yang tepat adalah suatu perbuatan yang kompleks yang
keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa prinsip yang harus diingat
dalam memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar :
a. Gejala yang sama dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda
b. Sebab yang sama dapat menimbulkan gejala yang berbeda
c. Berbagai penyebab dapat berinteraksi yang dapat menimbulkan gejala masalah yang makin
kompleks.
Analisis kasus
Seorang ibu datang kepada seorang psikolog untuk berkonsultasi tentang apa yang
dialami oleh anaknya. Anak ibu tersebut yang berumur delapan tahun dan masih di kelas 1
SD karena tahun kemarin tidak naik kelas. Tahun ini, si ibu merasa kuatir anaknya tidak naik
kelas lagi karena nilainya pas-pasan. Padahal, standar nilai sekarang kan tinggi. Pernah si ibu
mendaftarkan anaknya untuk mengikuti tes intelejensi dan hasil IQ-nya 85.
Ayahnya sangat keras dan mengancam tidak akan menyekolahkan anaknya kalau
sampai tidak naik kelas lagi. Sepintas, si anak bisa komunikasi dengan baik dan tidak terlihat
bodoh. Namun, kalau materi terlalu banyak tidak bisa mengikuti. Si ibu merasa kebingungan.
Dan bertanya kepada psikolog : Apa yang harus ibu lakukan ? Apa anak saya mengalami
kelainan? Bagaimana solusi terbaik?
Dari hasil IQ, putra ibu memang termasuk di bawah rata-rata. Kemungkinannya, anak
mengalami kelambatan belajar. Namun, bukan karena dia tidak mau tetapi terbatas pada
kemampuannya. Misalnya ibu sudah menyuruhnya belajar dan anak sudah melakukannya
dengan waktu cukup lama dan berusaha maksimal.
Tetapi, sesampai di sekolah anak lupa atau tidak bisa mengerjakan dengan baik. Salah
satu sebabnya karena kemampuan mengingat materi pelajaran dan kapasitas kemampuan
anak tidak berimbang. Kalau memang si kecil dirasa kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah
umum, dan tahun ini anak tidak naik kelas, ibu sepertinya harus mulai mencari sekolah
alternatif.
Seperti memilih sekolah umum yang berkelas kecil, sekolah khusus anak slow leaner,
atau home schooling. Sebelum memutuskan mana yang dipilih sebaiknya ibu mencari
informasi mengenai dua lembaga tersebut. Dengan demikian, ibu lebih paham dan bisa
memilih sekolah yang sesuai dengan keadaan keuangan, kondisi anak, dan situasi yang
memungkinkan.
Lebih baik, si ibu pikirkan bersama suami agar keputusan yang diambil bisa jadi
motivasi ibu dan bapak dalam memaksimalkan potensi si kecil. Dan, tidak lagi menyudutkan
anak dengan segala keterbatasan yang dia miliki. Atau, menyalahkan ibu yang dianggap
kurang bisa mendidik dengan baik.
Apapun yang terjadi, ibu dan bapak patut bersyukur, meskipun keadaan si kecil
seperti saat ini namun secara fisik dia sehat dan bisa berkomunikasi dengan baik. Anak-anak
dengan kelambatan belajar butuh ketekunan, kesabaran, dan keuletan dalam memberikan
materi pelajaran. Karena, penalaran anak kurang berkembang tetapi dengan latihan terus-
menerus, anak bisa mengejar ketertinggalannya.
Tumbuhkan terus motivasinya dan jangan pernah memberikan sansi fisik, hal tersebut
hanya membuatnya frustasi.Ibu bisa mencari bakat dan minat anak yang mungkin menurut
kita kurang berguna, tapi anak suka dan bisa melakukannya dengan enjoy.
KESIMPULAN
Kondisi diri siswa harus dipertimbangkan dalam merancang materi pembelajaran,
metode dan media pembelajaran, serta pemilihan pendekatan belajar agar tidak menimbulkan
hambatan belajar, melainkan dapat mengembangkan potensi diri siswa. Hasil yang
diharapkan terbentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).
Guru sebagai sumber pembelajar memiliki kewajiban mencari, menemukan, dan diharapkan
memecahkan masalah-masalah belajar siswa. Dalam pencarian dan penemuan masalah-
masalah tersebut guru dapat melakukan langkah-langkah berupa :
(1) Mengidentifikasi adanya masalah belajar
(2) Menelaah/menetapkan status siswa
(3) Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar.
DAFTAR PUSTAKA
 Dimyati dan Mudjiono. (2006). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud
berkerjasama dengan Rineka
 http://nic.unud.ac.id
 http://konselingindonesia.
 Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta

More Related Content

What's hot

Makalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan EmosiMakalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan Emosianna rasyla
 
Perkembangan Emosi Peserta Didik
Perkembangan Emosi Peserta DidikPerkembangan Emosi Peserta Didik
Perkembangan Emosi Peserta Didikafifahdhaniyah
 
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranPeta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranIlham Setiawan
 
Tugas III evaluasi pembelajaran pkn lampiran i(nina)
Tugas III evaluasi pembelajaran pkn lampiran i(nina)Tugas III evaluasi pembelajaran pkn lampiran i(nina)
Tugas III evaluasi pembelajaran pkn lampiran i(nina)Nina Ruspina
 
Fungsi manajemen berbasis sekolah
Fungsi manajemen berbasis sekolahFungsi manajemen berbasis sekolah
Fungsi manajemen berbasis sekolahUmiNartabett
 
Makalah fisika tentang kalor dan asas black
Makalah fisika tentang kalor dan asas blackMakalah fisika tentang kalor dan asas black
Makalah fisika tentang kalor dan asas blackMartin Fernandes
 
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas PembelajaranMATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas PembelajaranSTKIP Bina Bangsa Getsempena
 
Perkembangan kreativitas Peserta didik SD
Perkembangan kreativitas Peserta didik SDPerkembangan kreativitas Peserta didik SD
Perkembangan kreativitas Peserta didik SDFauziah Mahir
 
Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1
Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1
Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1rosesani1
 
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )Fauziah Mahir
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRipan Nugraha Harahap
 
Kompetensi kepribadian guru
Kompetensi kepribadian guruKompetensi kepribadian guru
Kompetensi kepribadian guruLusya Liann
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
Makalah Perbedaan individu dalam  belajarMakalah Perbedaan individu dalam  belajar
Makalah Perbedaan individu dalam belajarMuhammad Hamdani
 
BAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptx
BAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptxBAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptx
BAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptxTarkani Abahnanda
 
Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Teori belajar  behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.Teori belajar  behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.Nurulbanjar1996
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajarNarendra
 
Hubungan guru bk & mapel
Hubungan guru bk & mapelHubungan guru bk & mapel
Hubungan guru bk & mapelJuragan Juragan
 

What's hot (20)

Makalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan EmosiMakalah Perkembangan Emosi
Makalah Perkembangan Emosi
 
Perkembangan Emosi Peserta Didik
Perkembangan Emosi Peserta DidikPerkembangan Emosi Peserta Didik
Perkembangan Emosi Peserta Didik
 
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranPeta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
 
Tugas III evaluasi pembelajaran pkn lampiran i(nina)
Tugas III evaluasi pembelajaran pkn lampiran i(nina)Tugas III evaluasi pembelajaran pkn lampiran i(nina)
Tugas III evaluasi pembelajaran pkn lampiran i(nina)
 
Fungsi manajemen berbasis sekolah
Fungsi manajemen berbasis sekolahFungsi manajemen berbasis sekolah
Fungsi manajemen berbasis sekolah
 
Makalah fisika tentang kalor dan asas black
Makalah fisika tentang kalor dan asas blackMakalah fisika tentang kalor dan asas black
Makalah fisika tentang kalor dan asas black
 
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas PembelajaranMATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
MATERI 3 - Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas-Asas Pembelajaran
 
Perkembangan kreativitas Peserta didik SD
Perkembangan kreativitas Peserta didik SDPerkembangan kreativitas Peserta didik SD
Perkembangan kreativitas Peserta didik SD
 
Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelasPengelolaan kelas
Pengelolaan kelas
 
Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1
Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1
Resensi artikel jurnal. nama sinta mazarina 1-1
 
Teori Belajar Jerome S Bruner
Teori Belajar Jerome S BrunerTeori Belajar Jerome S Bruner
Teori Belajar Jerome S Bruner
 
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
Teori organismik kurt goldstein ( teori kepribadian )
 
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaianRagam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
Ragam bahasa berdasarkan situasi pemakaian
 
Kompetensi kepribadian guru
Kompetensi kepribadian guruKompetensi kepribadian guru
Kompetensi kepribadian guru
 
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
Makalah Perbedaan individu dalam  belajarMakalah Perbedaan individu dalam  belajar
Makalah Perbedaan individu dalam belajar
 
BAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptx
BAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptxBAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptx
BAB 3-Suhu Kalor dan Pemuaian.pptx
 
Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Teori belajar  behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.Teori belajar  behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
Teori belajar behaviorisme kemudian kognitivisme, dan terakhir konstrutivisme.
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Teori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivismeTeori belajar konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme
 
Hubungan guru bk & mapel
Hubungan guru bk & mapelHubungan guru bk & mapel
Hubungan guru bk & mapel
 

Similar to Kondisi Belajar dan Masalah

Kondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalahKondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalahMut Mu3tiah
 
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAHPERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAHRiyan Hidayat
 
Diagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan BelajarDiagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan Belajaryunidwinovika
 
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docxMakalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docxsafiraeong
 
Psikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptxPsikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptxsuryaregif1
 
Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1dwitiakartika
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi33335
 
Bimbingan belajar
Bimbingan belajarBimbingan belajar
Bimbingan belajareka noviana
 
Makalah psikologi pendidikan 2
Makalah psikologi pendidikan 2Makalah psikologi pendidikan 2
Makalah psikologi pendidikan 2Narendra
 
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxPERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxernakomaryah
 
Karya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesiaKarya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesiaHafshah Zuhairoh
 
kesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docxkesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docxWayanArtha1
 

Similar to Kondisi Belajar dan Masalah (20)

Kondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalahKondisi belajar dan masalah
Kondisi belajar dan masalah
 
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAHPERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
 
Diagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan BelajarDiagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan Belajar
 
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docxMakalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
Makalah Hakikat Kesulitan Belajar 2024.docx
 
Persentasi sikopend
Persentasi sikopendPersentasi sikopend
Persentasi sikopend
 
Psikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptxPsikologi pendidikan kel 5.pptx
Psikologi pendidikan kel 5.pptx
 
makna belajar
makna belajarmakna belajar
makna belajar
 
Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1Bab i bk belajar smtr 1
Bab i bk belajar smtr 1
 
Psikologi
PsikologiPsikologi
Psikologi
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
Bimbingan belajar
Bimbingan belajarBimbingan belajar
Bimbingan belajar
 
Isi makalah bk
Isi makalah bkIsi makalah bk
Isi makalah bk
 
Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7Makalah psikologi dkb kel.7
Makalah psikologi dkb kel.7
 
Makalah psikologi pendidikan 2
Makalah psikologi pendidikan 2Makalah psikologi pendidikan 2
Makalah psikologi pendidikan 2
 
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYAPROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
 
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docxPERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
PERMASALAHAN_BELAJAR_SISWA_DI_SMP_ATAU.docx
 
Karya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesiaKarya ilmiah bahasa indonesia
Karya ilmiah bahasa indonesia
 
kesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docxkesulitan belajar.docx
kesulitan belajar.docx
 
Bk belajar kesulitan belajar
Bk belajar  kesulitan belajarBk belajar  kesulitan belajar
Bk belajar kesulitan belajar
 

Recently uploaded

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 

Recently uploaded (20)

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 

Kondisi Belajar dan Masalah

  • 1. Makalah Kondisi Belajar Dan Masalah-Masalah Belajar PENDAHULUAN Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan siswa. Belajar berarti bila bahwa guru bertindak mengajar, maka diharapkan siswa berajar atau belajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah ditemukan hal-hal berikut. Guru telah mengajar dengan baik. Ada siswa yang giat. Ada siswa yang pura-pura belajar. Ada siswa yang belajar setengah hati. Bahkan ada pula siswa yang tidak belajar. Guru bingung menghadapi keadaan siswa. Guru tersebut berkonsultasi dengan guru konselor sekolah. Kedua petugas pendidik tersebut menemukan adanya masalah-masalah yang dialami siswa. Ada masalah yang dapat diselesaikan oleh konselor sekolah. Adapula yang dkonsultasikan dengan ahli psikologi. Guru menyadari bahwa dalam tugas pembelajaran ternyata masalah-masalah belajar dialami siswa. Bahkan guru harus memahami bahawa kondisi lingkungan siswa juga dapat menjadi sumber timbulnya masalah-masalah belajar. Guru professional berusaha mendorong siswa agar belajar secara berhasil. Ia menemukan bahwa ada bermacam hal yang menyebabkan siswa belajar.ada siswa yang tidak belajar karena dimarahi oleh orang tua. Ada siswa yang enggan belajar karena pindah tempat tinggal. Ada siswa yang sukar memusatkan perhatian waktu guru mengajarkan topic tertentu. Ada pula siswa yang giat belajar karena bercita-cita menjadi seorang ahli. Bermacam-macam keadaan siswa tersebut menggambarkan bahwa pengetahuan tentang masalah-masalah belajar merupakan hal yang sangat penting bagi guru atau calon guru. Dalam makalah ini kami membahas mengenai kondisi belajar dan masalah-masalah belajar. Kondisi belajar merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kondisi belajar yang baik akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang baik, begitu pula sebaliknya. PEMBAHASAN A. Definisi Kondisi Belajar Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaryhi proses dan hasil belajar. Definisi lain tentang kondisi belajar adalah suatu yang mana terjadi aktifitas pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan mental. Sedangkan menurut Gagne dalam bukunya “Condition of learning” (1977) menyatakan “The occurence of learningis inferred from a difference in human being’s performance before and after being placed in a learning situation”. Terjadinya belajar pada manusia terdapat perbedaan dalam penampilan/ kinerja manusia sebelum dan sesudah ia ditempatkan pada situasi belajar. Dengan kata lain ia menyatakan bahwa kondisi belajar adalah suatu situasi belajar (learning situation) yang dapat menghasilkan perubahan perilaku (performance) pada seseorang setelah ia ditempatkan pada situasi tersebut. Gagne membagi kondisi belajar atas dua, yaitu: 1. Kondisi internal (internal condition) adalah kemampuan yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru yang dihasilkan oleh seperangkat proses transformasi (ingat information processing theory Gagne).
  • 2. 2. Kondisi Eksternal (eksternal condition) adalah situasi perangsang di luar diri si belajar. Kondisi belajar yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk setiap kasus. Begitu pula dengan jenis kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan kemampuan belajar sebelumnya yang berbeda dan kondisi eksternal yang berbeda pula. B. Kondisi Belajar Untuk Berbagai Jenis Belajar Gagne (dalam Richey, 2000) menyatakan bahwa dibutuhkan belajar yang efektif untuk berbagai jenis/ kategori kemampuan belajar. Kondisi belajar dibagi atas lima kategori belajar sebagai berikut: 1. Keterampilan intelektual (Intellectual Skill): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali keterampilan keterampilan bawahan (yang sebelumnya), pembimbing dengan kata-kata atau alat lainnya, pendemonstrasian penerapan oleh siswa dengan diberikan balikan, pemberian review. 2. Informasi verbal (Verbal Information): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali konteks dari informasi yang bermakna, kinerja (performance) dari pengetahuan baru yang konstruktsi, balikan 3. Stategi kognitif (Cognitive Strategy/problem solving): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali aturan-aturan dan konsep-konsep yang relevan, penyajian situasi masalah baru yang berhasil, pendemonstrasian solusi oleh siswa. 4. Sikap (Attitude): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali informasi dan keterampilan intelektual yang relevan dengan tindakan pribadi yang diharapkan. Pembentukan atau pengingatan kembali model manusia yang dihormati, penguatan tindakan pribadi dengan pengalaman langsung yang berhasil maupun yang dialami oleh orang lain dengan mengamati orang yang dihormati. 5. Keterampilan motorik (Motor Skill): untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah pengambilan kembali rangkaian unsur motorik, pembentukan atau pengingatan kembali kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan, pelatiahn keterampilan- keterampilan keseluruahn, balikan yang tepat. C. Masalah-masalah Belajar Internal dan Eksternal Secara umum kondisi belajar internal dan eksternal akan mempengaruhi belajar. Kondisi itu antara lain, pertama, lingkungan fisik. Lingkungan fisik yang ada dalam proses dan di sekitar proses pembelajaran memberi pengaruh bagi proses belajar. Kedua, suasana emosional siswa. Suasana emosional siswa akan memberi pengaruh dalam proses pembelajaran siswa. Hal ini bisa dicermati ketika kondisi emosional siswa sedang labil maka proses belajarpun akan mengalami gangguan. Ketiga, lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang berada di sekitar siswa juga turut mempengaruhi bagaiman seorang siswa belajar. Di bawah ini adalah masalah-masalah belajar yang bersifat internal dan masalah- masalah yang bersifat eksternal:
  • 3. 1. Masalah belajar internal adalah masalah yang timbul dari dalam diri siswa atau faktor- faktor internal yang ditimbulkan ketidak beresan siswa dalam belajar. Faktor internal berasal dari dalam diri anak itu sendiri, seperti: a. Kesehatan b. Rasa aman c. Faktor kemampuan intelektual d. Faktor afektif seperti perasaan dan percaya diri e. Motivasi f. Kematangan untuk belajar g. Usia h. Jenis kelamin i. Latar belakang sosial j. Kebiasaan belajar k. Kemampuan mengingat l. Dan kemampuan penginderaan seperti: melihat, mendengar atau merasakan. Contoh dari masalah belajar internal dapat dilihat dari kasus berikut: Ita gadis cilik berusia 9 tahun. Akhir-akhir ini prestasinya sangat menurun. Hasil ulangannya selalu buruk kalau soal-soal ulangan ditulis di papan tulis. Namun ketika ujian sumatif, hasil ulangan Ita tidak begitu buruk. Soal-soal ulangan dicetak dan dibagikan kepada setiap murid. Namun demikian, peringkat Ita di kelas turun drastis, dari peringkat 5 menjadi peringkat 20. Dari kasus di atas dapat dilihat, masalah yang ditekankan adalah kemampuan indera untuk menangkap rangsangan. Ita tampaknya mempunyai kesulitan dalam penglihatan. Ini terbukti dari berbedanya hasil yang dicapai antara ulangan harian yang soalnya ditulis di papan tulis dengan ulangan sumatif yang soalnya dicetak dan dibagikan kepada setiap murid. Dengan pemahaman di atas maka dapat dikemukakan bahwa masalah-masalah belajar internal dapat bersifat: Biologis dan Psikologis. Masalah yang bersifat biologis artinya menyangkut masalah yang bersifat kejasmanian, seperti kesehatan, cacat badan, kurang makan dan sebagainya. Sementara hal yang bersifat Psikologis adalah masalah yang bersifat psikis seperti perhatian, minat, IQ, konstelasi psikis yang terwujud emosi dan gangguan psikis. 2. Masalah belajar eksternal adalah masalah-masalah yang timbul dari luar diri siswa sendiri atau faktor-faktor eksternal yang menyebabkan ketidak beresan siswa dalam belajar. Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa, seperti: a. Kebersihan rumah b. Udara yang panas c. Ruang belajar yang tidak memenuhi syarat d. Alat-alat pelajaran yang tidak memadai e. Lingkungan sosial maupun lingkungan alamiah f. Kualitas proses belajar mengajar. Contoh dari masalah belajar eksternal dapat dilihat dari kasus berikut:
  • 4. Talia seorang gadis cilik duduk di kelas III SD. Ia termasuk salah seorang dari sejumlah anak di kelasnya yang belum dapat membaca dengan lancar. Setiap pelajaran membaca, ia menjadi ketakutan karena setiap membuka mulut, ia ditertawakan oleh teman- temannya. Gurunya hanya membiarkan saja dan mengalihkan giliran kepada murid lain. Akibatnya, Talia selalu ketinggalan dari teman-temannya. Di rumah, Talia selalu dimarahi karena dalam membaca ia dikalahkan Dodi adiknya yang duduk di kelas II. Pada kasus ini tampaknya lebih banyak menekankan pada pengaruh lingkungan, ketinggalan Talia dalam membaca tampaknya lebih banyak disebabkan oleh “rasa takut” dan tertekan yang ditimbulkan oleh sikap lingkungan yang tidak mendorong Talia untuk belajar. Belajar sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun faktor eksternal: A. Faktor Internal Faktor Internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa baik kondisi jasmani maupun rohani siswa. Faktor Internal dibedakan menjadi: 1. Faktor Fisiologis. Faktor Fisiologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan jasmani seseorang, misalnya tentang fungsi organ-organ, dan susunan-susunan tubuh yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Faktor Fisiologis yang dapat mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: · Tonus (kondisi) badan Kondisi jasmani pada umumnya dapat dikatakan melatarbelakangi kegiatan belajar. Keadaan jasmani yang optimal akan berbeda sekali hasil belajarnya bila dibandingkan dengan keadaan jasmani yang lemah. Sehubungan dengan keadaan atau kondisi jasmani tersebut, maka ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu: a. Cukupnya nutrisi (nilai makanan dan gizi), yaitu: · Tubuh yang kekurangan gizi makanan, akan mengakibatkan merosotnya kondisi jasmani. Sehingga, menyebabkan seseorang belajarnya menjadi cepat lesu, mengantuk, dan tidak ada semangat untuk belajar. Pada akhirnya siswa tidak dapat mencapai hasil belajar yang diharapkan. · Beberapa penyakit ringan yang diderita Dapat berupa pilek, sakit gigi, batuk, dan lain sejenisnya. Semua itu tentu akan mempengaruhi hasil belajar siswa. b. Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang dapat mempegaruhi kegiatan belajar di sini adalah fungsi-fungsi panca indera. Panca indera yang memegang peranan penting dalam belajar adalah mata dan telinga. Apabila mekanisme mata dan telinga kurang berfungsi, maka
  • 5. tanggapan yang disampaikan dari guru, tidak mungkin dapat diterima oleh anak didik. Jadi, siswa tidak dapat menerima dan memahami bahan-bahan pelajaran, baik yang langsung disampaikan oleh guru, maupun melalui buku bacaan. 2. Faktor Psikologis Faktor Psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan keadaan kejiwaan siswa. Faktor Psikologis dapat dibedakan menjadi: a. Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki anak untuk mencapai keberhasilan. Bakat anak akan dimulai tampak sejak ia dapat berbicara atau sudah masuk Sekolah Dasar (SD). Bakat yang dimiliki setiap anak tidaklah sama. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar anak dalam bidang-bidang studi tertentu. Jadi, merupakan hal yang tidak bijaksana apabila orang tua memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan anaknya pada jurusan atau keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya. Dengan tidak adanya fektor penunjang dan usaha untuk mengembangkannya, maka bakat tersebut lama kelamaan akan punah. Untuk itu agar kegiatan belajar berhasil dengan didasari bakat tersebut maka harus adanya faktor penunjang. Di antaranya, fasilitas untuk sarana, pembiayaan, dan dorongan moral dari orang tua serta minat yang dimiliki. b. Minat Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar untuk sesuatu. Dalam minat, ada dua hal yang harus diperhatikan: 1) Minat Pembawaan Minat ini muncul dengan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, baik kebutuhan maupun lingkungan. 2) Minat yang muncul karena adanya pengaruh dari luar Minat seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh lingkunga dan kebutuhan. Spesialisasi bidang studi9 yang tidak sesuai dengan minatnya, tidak mempunyai daya tarik baginya. c. Intelegensi Intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Kemampuan dasar yang tinggi pada anak, memungkinkan anak untuk dapat menggunakan pikirannya untuk belajar dan memecahkan mpersoalan-persoalan baru secara tepat, cepat, dan berhasil. Sebaliknya, jika tingkat kemampuan dasar anak rendah maka dapat mengakibatkan ank mengalami kesulitan dalam belajar. d. Motivasi
  • 6. Motivasi adalah keadaan internal manusia yang mendorong manusia untuk berbuat sesuatu. Fungsi motivasi adalah mendorong sesorang untuk interes pada kegitan yang akan dikerjakan, menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan mendorong seseorang untuk pencapaian prestasi, yakni dengan adanya motovasi yang baik dalam belajar, akan menunjukkan hasil belajar yang baik pula. B. Faktor Eksternal Faktor Eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Faktor Eksternal dibagi menjadi dua macam, yaitu: 1. Faktor Sosial Faktor sosial dibagi menjadi beberapa lingkungan, yaitu: a. Lingkungan keluarga, yaitu: 1) Orang tua Dalam kegiatan belajar, seorang anak perlu diberi dorongan dan pengertian dari orang tua. Apabila anak sedang belajar, anak jangan diganggu dengan tugas rumah. Orang tua berkewajiban memberi pengertian dan dorongan serta semaksimal mungkin membantu dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi anak di sekolah. Didikan orang tua yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap kondisi anak dalam kegiatan belajar. 2) Suasana rumah Hubungan antar anggota keluarga yang kurang harmonis akan menimbulakan suasana kaku dan tegang dalam berkeluarga yang menyebabkan anak kurang bersemangat untuk belajar. Sedangkan suasana rumah yang akrab, menyenangkan dan penuh kasih sayang, akan memberikan dorongan belajar yang kuat bagi anak. 3) Kemampuan ekonomi keluarga Hasil belajar yang baik, tidak dapat diperoleh hanya dengan mengandalkan keterangan- keterangan yang diberikan oleh guru di depan kelas, tetapi juga alat-alat belajar yang memadai, seperti buku, pensil, pena, peta, bahkan buku bacaan. Sedangkan sebagian besar, alat-alat pelajaran harus disediakan sendiri oleh murid yang bersangkutan. Bagi orang tua yang keadaan ekonominya kurang memadai, sudah barang tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan anaknya itu secara maksimal. Maka murid akan menanggung resiko yang tidak diharapkan. 4) Latar Belakang Kebudayaan Tingkat pendidikan dan kebiasaan dalam keluarga, akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Jadi, anak-anak hendaknya ditanamkan kebiasaan yang baik agar mendorong anak untuk belajar.
  • 7. b. Lingkungan Guru, yaitu: 1) Interaksi guru dan murid Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara rutin akan menyebabkan proses belajar menjadi kurang lancar, dan menyebabkan anak didik merasa ada distansi (jarak) dengan guru, sehingga segan untuk berpartisipai aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Hubungan antar murid Guru yang kurang bisa mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akna mengetahui bahwa di dalam kelas ada grup yang saling bersaing secara tidak sehat. Suasana kelas semacam ini sangat tidak diharapkan dalam proses belajar. Untuk itu maka, guru harus mampu membina jiwa kelas supaya dapat hidup bergotong-royong dalam belajar bersama, hal ini dimaksudkan agar kondisi individual siswa berlangsung dengan baik. 3) Cara penyajian bahan pelajaran Guru yang hanya bisa mengajar dengan metode ceramah saja, membuat siswa menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif, adalah guru yang mencoba metode-metode baru, yang dapat membantu dalam meningkatkan kondisi belajar siswa. c. Lingkungan Masyarakat, yaitu: 1) Teman Bergaul Pergaulan dan teman sepermainan sangat dibutuhkan dalam dan membentuk kepribadian dan sosialisasi anak. Orang tua harus memperhatikan agar anak-anaknya jangan sampai mendapat teman bergaul yang memiliki tingkah laku yang tidak diharapkan. Karena prilaku yang tidak baik, akan mudah sekali menular kepada anak lain. 2) Pola Hidup Lingkungan Pola hidup tetangga yang berada di sekitar rumah di mana anak itu berada, punya pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika anak berada di kondisi masyarakat kumuh yang serba kekurangan, dan anak-anak pengangguran misalnya, akan sangat mempengaruhi kondisi belajar anak, karena ia akan mengalami kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar. 3) Kegiatan dalam masyarakat Kegiatan dalam masyarakat dapat berupa karang taruna, menari, olah raga, dan lain sebagainya. Bila kegiatan tersebut dilakukan secara berlebihan, tentu akan menghambat kegiatan belajar. Jadi, orang tua perlu memperhatikan kegiatan anak-anaknya. 4) Mass Media
  • 8. Mass media adalah sebagai salah satu faktor penghambat dalam belajar. Misalnya, bioskop, radio, video-kaset, novel, majalah, dan lain-lain. Banyak anak yang terlalu lama menonton TV, membaca novel, majalah yang tidak dibertanggung jawabkan dari segi pendidikan. Sehingga, mereka akan lupa akan tugas belajarnya. Maka dari itu, buku bacaan, video-kaset, majalah, dan mass media lainnya perlu diadakan pengawasan yang ketat dan diseleksi dengan teliti. 2. Faktor Non-sosial Faktor non-sosial adalah sebagai berikut: · Sarana dan prasarana sekolah, adalah sebagai berikut: 1) Kurikulum Program pembelajaran di sekolah mendasarkan diri pada suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan. Kurikulum sekolah tersebut berisi tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Berdasarkan kurikulum tersebut guru menyusun desain instruksional untuk membelajarkan siswa. Sistem intruksional sekarang menghendaki, bahwa dalam proses belajar mengajar yang dipentingkan adalah kebutuhan anak. Maka guru perlu mendalami dengan baik dan harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar secara individual. Kurikulum pada dasarnya disusun berdasarkan tuntutan zaman dan kemajuan masyarakat yang didasarkan suatu rencana pembangunan lima tahunan yang diberlakukan pemerintah. Dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat, timbul tuntunan kebutuhan baru, akibatnya kurikulum perlu dikonstruksi yang menimbulkan lahirnya kurikulum baru. Perubahan kurikulum sekolah menimbulkan masalah. Masalah-masalah itu adalah: a. Tujuan yang akan dicapai mungkin berubah, bila tujuan berubah maka pokok bahasan, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi akan berubah. Sekurang-kurangnya, kegiatan belajar mangajar perlu diubah, b. Isi pendidikan berubah; akibatnya buku-buku pelajaran dan buku bacaan serta sumber yang lain akan berubah. Hal ini menimbulkan anggaran pendidikan disemua tingkat, c. Kegiatan belajar mengajar berubah, akibatnya guru harus mempelajari strategi, metode, teknik, dan pendekatan mengajar yang baru. Bila pendekatan belajar berubah, maka kebiasaan siswa akan mengalami perubahan, dan d. Evaluasi berubah; akibatnya guru akan mempelajari metode dan teknik evaluasi belajar yang baru. Bila evaluasi berubah, maka siswa akan mempelajari cara-cara belajar yang sesuai dengan ukuran lulusan yang baru. Perubahan kurikulum dapat menimbulkan masalah bagi guru, siswa, petugas pendidik serta orang tua siswa. Bagi guru, ia perlu mengadakan perubahan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus menghindarkan diri dari cara-cara belajar ”lama”. Bagi Siswa, ia perlu mempelajari cara-cara belajar, buku pelajaran, dan sumber belajar yang baru dengan cara siswa harus
  • 9. menghindarkan diri dari cara-cara belajar ”lama”. Bagi petugas pendidik, ia juga perlu mempelajari tata kerja pada kurikulum “baru”, dan menghindarkan diri dari tata kerja pada kurikulum ”lama”. Bagi Orang Tua siswa, ia perlu mempelajari maksud, tata kerja, peran guru, dan peran siswa dalam belajr pada kurikulum “baru” serta memahami adanya metode dan teknik belajar “baru” bagi anak-anaknya maka ia dapat membantu proses belajar anaknya secara baik. 2) Media pendidikan Media pendidikan dapat berupa buku-buku di perpustakaan, laboratorium, LCD, komputer dan lain sebagainya. Pada umumnya, sekolah masih kurang memiliki media tersebut, baik dalam jumlah maupun kualitas. Lengkapnya media pendidikan merupakan kondisi belajar yang baik. Hal itu tidak berarti bahwa lengkapnya media pendidikan menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik. Justru disinilah timbul masalah “bagaimana mengelola media pendidikan sehingga terselenggara proses belajar yang berhasil baik.” Media pendidikan dalam proses belajar adalah barang mahal. Barang-barang tersebut dibeli dengan uang pemerintah dan uang masyarakat. Maksud pembelian tersebut adalah untuk mempermudah siswa belajar. Dengan tersedianya media pendidikan berarti menuntut guru dan siswa dalam menggunakannya. Peranan guru adalah sebagai berikut: Memelihara, mengatur media untuk menciptakan suasana belajar yang menggembirakan, memelihara dan mengatur sasaran pembelajaran yang berorientasi pada keberhasilan siswa belajar, dan mengorganisasi belajar siswa sesuai dengan prasarana dan sarana secara tepat guna. Peranan siswa sebagai berikut: Ikut serta dan berperan aktif dalam pemanfaatan media pendidikan secara baik, pemanfaatan media pendidikan secara tepat guna, menghormati sekolah sebagai pusat pembelajaran dalam rangka pencerdasan kehidupan generasi muda bangsa. 3) Keadaan gedung Dengan banyaknya jumlah siswa yang membeludak, keadaan gedung dewasa ini masih sangat kurang. Mereka harus duduk berjejal-jejal di dalam kelas. Faktor ini tentu menghambat lancarnya kondisi belajar siswa. Keadaan gedung yang tua dan tidak direnovasi, serta kenyamanan dan kebersihan di dalam kelas yang masih kurang. Hal itu, dapat menimbulkan ketidak nyamanan siswa dalam belajar. Sehingga kegiatan belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan baik. 4) Sarana Belajar Sarana belajar di sekolah, juga akan mempengaruhi kondisi belajar siswa. Perpustakaan yang tidak lengkap, papan tulis yang sudah buram, laboratorium yang darurat atau tidak lengkap, tempat praktikum yang tidak memenuhi syarat, tentu akan mempengaruhi kualitas belajar, dan pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Adakalanya juga, sarana yang sudah begitu lengkap tidak disertai dengan sistem pelayanan yang ramah. Contohnya,
  • 10. pegawai perpustakaan yang cenderung tidak ramah, dan tidak membantu, peraturan-peraturan yang tidak memberikan layanan yang jelas terhadap pemakai sarana, sikap arogan petugas menganggap bahwa pusat-pusat layanan itu adalah miliknya karena ia mempunyai otoritas. 5) Waktu belajar Karena keterbatasan gedung sekolah, sedangkan jumlah siswa banyak, maka ada siswa yang harus terpaksa sekolah di siang hingga sore hari. Waktu di mana anak-anak harus beristirahat, tetapi harus masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk. Berbeda dengan anak yang belajar di pagi hari. Sebab, pikiran mereka masih segar, dan jasmani dalam kondisi baik. Karena belajar di pagi hari, lebih efektif daripada belajar pada waktu lainnya. Oleh karena itu alangkah baiknya kegiatan belajar di sekolah dilaksanakan pada pagi hari. 6) Rumah Kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk anak, akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat- tempat yang sebenarnya tidak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti ini jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa. 7) Alam Hal ini dapat berupa keadaan cuaca yag tidak mendukung anak untuk melangsungkan proses belajar mengajar. Kalaupun berlangsung, tentu kondisi belajar siswa akan kurang optimal. C. Cara Mendiagnosa Masalah Belajar dan Mengatasinya Yang dimaksud dengan proses mendiagnosis adalah proses pemeriksaan terhadap suatu gejala yang tidak beres. Diagnosis masalah belajar dilakukan jika guru menandai atau mengidentifikasi adanya kesulitan belajar pada muridnya. Diagnosis masalah belajar dilakukan secara sistematis dan terarah dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi adanya masalah belajar Untuk mengidentifikasi masalah belajar diperlukan seperangkat keterampilan khusus, sebab kemampuan mengidentifikasi yang berdasarkan naluri belakang kurang efektif. Gejala- gejala munculnya masalah belajar dapat diamati dalam berbagai bentuk, biasanya muncul dalam bentuk perubahan perilaku yang menyimpang atau dalam menurunnya hasil belajar. Perilaku yang menyimpang juga muncul dalam berbagi bentuk seperti: suka mengganggu teman, merusak alat-alat pembelajaran dan lain sebagainya. 2. Menelaah atau menetapkan status siswa Penelaahan dan penetapan status murid dilakukan dengan cara: a. Menetapkan tujuan khusus yang diharapkan dari murid
  • 11. b. Menetapkan tingkat ketercapaian tujuan khusus oleh murid dengan menggunakan teknik dan alat yang tepat. c. Menetapkan pola pencapaian murid, yaitu seberapa jauh ia berbeda dari tujuan yang ditetapkan itu. 3. Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar Membuat perkiraan yang tepat adalah suatu perbuatan yang kompleks yang keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa prinsip yang harus diingat dalam memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar : a. Gejala yang sama dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda b. Sebab yang sama dapat menimbulkan gejala yang berbeda c. Berbagai penyebab dapat berinteraksi yang dapat menimbulkan gejala masalah yang makin kompleks. Analisis kasus Seorang ibu datang kepada seorang psikolog untuk berkonsultasi tentang apa yang dialami oleh anaknya. Anak ibu tersebut yang berumur delapan tahun dan masih di kelas 1 SD karena tahun kemarin tidak naik kelas. Tahun ini, si ibu merasa kuatir anaknya tidak naik kelas lagi karena nilainya pas-pasan. Padahal, standar nilai sekarang kan tinggi. Pernah si ibu mendaftarkan anaknya untuk mengikuti tes intelejensi dan hasil IQ-nya 85. Ayahnya sangat keras dan mengancam tidak akan menyekolahkan anaknya kalau sampai tidak naik kelas lagi. Sepintas, si anak bisa komunikasi dengan baik dan tidak terlihat bodoh. Namun, kalau materi terlalu banyak tidak bisa mengikuti. Si ibu merasa kebingungan. Dan bertanya kepada psikolog : Apa yang harus ibu lakukan ? Apa anak saya mengalami kelainan? Bagaimana solusi terbaik? Dari hasil IQ, putra ibu memang termasuk di bawah rata-rata. Kemungkinannya, anak mengalami kelambatan belajar. Namun, bukan karena dia tidak mau tetapi terbatas pada kemampuannya. Misalnya ibu sudah menyuruhnya belajar dan anak sudah melakukannya dengan waktu cukup lama dan berusaha maksimal. Tetapi, sesampai di sekolah anak lupa atau tidak bisa mengerjakan dengan baik. Salah satu sebabnya karena kemampuan mengingat materi pelajaran dan kapasitas kemampuan anak tidak berimbang. Kalau memang si kecil dirasa kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah umum, dan tahun ini anak tidak naik kelas, ibu sepertinya harus mulai mencari sekolah alternatif. Seperti memilih sekolah umum yang berkelas kecil, sekolah khusus anak slow leaner, atau home schooling. Sebelum memutuskan mana yang dipilih sebaiknya ibu mencari informasi mengenai dua lembaga tersebut. Dengan demikian, ibu lebih paham dan bisa memilih sekolah yang sesuai dengan keadaan keuangan, kondisi anak, dan situasi yang memungkinkan.
  • 12. Lebih baik, si ibu pikirkan bersama suami agar keputusan yang diambil bisa jadi motivasi ibu dan bapak dalam memaksimalkan potensi si kecil. Dan, tidak lagi menyudutkan anak dengan segala keterbatasan yang dia miliki. Atau, menyalahkan ibu yang dianggap kurang bisa mendidik dengan baik. Apapun yang terjadi, ibu dan bapak patut bersyukur, meskipun keadaan si kecil seperti saat ini namun secara fisik dia sehat dan bisa berkomunikasi dengan baik. Anak-anak dengan kelambatan belajar butuh ketekunan, kesabaran, dan keuletan dalam memberikan materi pelajaran. Karena, penalaran anak kurang berkembang tetapi dengan latihan terus- menerus, anak bisa mengejar ketertinggalannya. Tumbuhkan terus motivasinya dan jangan pernah memberikan sansi fisik, hal tersebut hanya membuatnya frustasi.Ibu bisa mencari bakat dan minat anak yang mungkin menurut kita kurang berguna, tapi anak suka dan bisa melakukannya dengan enjoy. KESIMPULAN
  • 13. Kondisi diri siswa harus dipertimbangkan dalam merancang materi pembelajaran, metode dan media pembelajaran, serta pemilihan pendekatan belajar agar tidak menimbulkan hambatan belajar, melainkan dapat mengembangkan potensi diri siswa. Hasil yang diharapkan terbentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Guru sebagai sumber pembelajar memiliki kewajiban mencari, menemukan, dan diharapkan memecahkan masalah-masalah belajar siswa. Dalam pencarian dan penemuan masalah- masalah tersebut guru dapat melakukan langkah-langkah berupa : (1) Mengidentifikasi adanya masalah belajar (2) Menelaah/menetapkan status siswa (3) Memperkirakan sebab terjadinya masalah belajar. DAFTAR PUSTAKA
  • 14.  Dimyati dan Mudjiono. (2006). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud berkerjasama dengan Rineka  http://nic.unud.ac.id  http://konselingindonesia.  Siregar, Eveline dan Nara, Hartini. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta