SlideShare a Scribd company logo
1 of 74
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM KOROSI
DAN PERLINDUNGAN
LOGAM
KELOMPOK 4
ANGGOTA :
• IKSAN ABDILLAH
• YOGI LUTFI WIGUNA
• REZKA SETYO NUGROHO
• DINDIN EKA ROHDYANA
• TRIE JOKO SATRIO W.

(2613101031)
(2613111047)
(2613111053)
(2613111055)
(2613113001)
LATAR BELAKANG
• Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat

reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa
yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari,
korosi disebut perkaratan.
LATAR BELAKANG
Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang
penggunaannya sangat luas dalam kehidupan sehari-hari.
Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat
mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami
korosi akan kehilangan nilai jual dan fungsi komersialnya. Ini
tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan.
Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini difokuskan
dalam memahami mekanisme terjadinya korosi serta upaya
pencegahan terjadinya peristiwa korosi pada logam industri
khususnya pada besi
TUJUAN
• Mengetahui Sifat korosi logam dalam berbagai larutan

• Mengetahui cara pengujian korosi retak tegang (SCC).
• Mengetahui cara simulasi proteksi katodik terutama penggunaan
Anoda korban

• Mengetahui cara mekanisme terjadinya korosi galvanic.
• Mengetahui cara pengendalian korosi dengan penambahan
inhibitor ekstrak bahan alami
Jenis-Jenis Percobaan yang dilakukan
1.
2.
3.
4.
5.

Pengaruh berbagai larutan terhadap Korosi
Stress Corrosion Cracking (Korosi Retak Tegang)
Galvanik Corrosion (Korosi Galvanik)
Pengendalian Korosi dengan metode Anoda Korban
Pengendalian Korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak
bahan alami
Modul 1
Pengaruh berbagai larutan
terhadap Korosi
Tujuan Percobaan
• Mengetahui cara pengukuran potensial korosi
dalam berbagai larutan (lingkungan)
• Mengetahui dan memahami penggunaan
diagram pourbaix (diagram potensial-pH)
dalam proses korosi
Alat dan Bahan
Alat :
• Neraca Digital
• pH meter
• Potensio Meter
• Gelas Kimia

Bahan :
• Spesimen Logam
• Amplas
• Aseton / Alkohol
• Aqua dm
• HCl 0,1 M
• NaCl 0,1M
• NaOH 0,1M
• K2CrO4 0,1M
Skema Proses
Persiapkan Spesimen

Proses Perlakuan Permukaan
Penimbangan

Pengukuran Dimensi

Pengamatan pH, Potensial 1 x 24 jam selama 5 hari

Analisa & Pengolahan data
Data Pengamatan
• Pengukuran Dimensi
No

Panjang (mm)

Lebar (mm)

Tebal
(mm)

A (mm2)

A
(Inch2)

Wo (gr) Wi (gr)

W
(gr)

Po

Pi

lo

li

to

ti

1

52,5

51,2

30,2

30,6

0,5

0,1

3149,8

4,8822

10,53

10,5

0,03

2

56,5

50,4

30

30,8

0,6

1,1

3283,28

5,089094

10,48

10,42

0,06

3

53,3

51,9

29,75

30,8

0,7

0,1

3213,58

4,981059

10,52

10,5

0,02

4

55,5

52,5

31,7

32,8

0,7

0,1

3461,06

5,364654

11,1

11,1

0

5

49,7

50,4

29,8

30,4

0,7

0,9

3209,76

4,975138

10,22

10,22

0

Ket : Spesimen pada :
1. Aqua dm
2. HCl
3. NaCl
4. NaOH
5. K2rO4
Data Pengamatan
Potensial-pH
• Aqua dm
pH
Potensial

7,3
368mV

7,7
251mV

8,15
116mV

7,4
170mV

8,35
36mV

7,81
35mV

0,21
163mV

0,72
11mV

1,27
-187mV

2,05
-134mV

4,38
87mV

4,5
142mV

7,4
175mV

7,28
241mV

• HCL 0,1M
pH
Potensial

•NaCl 0,1M
pH
Potensial

7,6
140mV

8,51
113mV

8,21
130mV

6,98
216mV
Data Pengamatan
• Potensial-pH
•NaOH 0,1M
pH
Potensial

11,32
-24mV

10,93
-12mV

10,66
75mV

10,26
44mV

10,04
-41mV

9,68
76mV

3,6
458mV

3,85
456mV

2,05
354mV

3,72
402mV

3,27
457mV

•K2CrO4 0,1M
pH
Potensial

3,49
492mV
Data Grafik
• Aqua dm
Diagram E-pH

E (Volt)
0.4
7.3, 0.368

0.35

y = -0.243x + 2.055

0.3
0.25

7.7, 0.251

0.2
7.4, 0.17

0.15

8.15, 0.106

0.1
0.05

8.35, 0.036

7.81, 0.035

pH

0
7.2

7.4

7.6

7.8

8

8.2

8.4

8.6
Data Grafik
• HCl 0,1M
Diagram E-pH
0.2

E (Volt)
0.15

0.21; 0.163
4.5; 0.142

0.1

4.38; 0.087

0.05
y = 0.023x - 0.041

0
-0.05

0

0.5

0.72; -0.011
1

1.5

2

2.5

-0.1
2.05; -0.134

-0.15
-0.2
-0.25

1.27; -0.187

3

3.5

4

4.5

5

pH
Data Grafik
• NaCl 0,1M
Diagram E-pH
E (Volt)
0.3

0.25

7.28, 0.241

y = -0.075x + 0.746

6.98, 0.216
0.2
7.4, 0.175
0.15

7.6, 0.14

8.21, 0.13
8.51, 0.113

0.1

0.05

0

pH
6.8

7

7.2

7.4

7.6

7.8

8

8.2

8.4

8.6
Data Grafik
• NaOH 0,1M
Diagram E-pH

E (Volt)
0.1
0.08

9.68, 0.076

10.66, 0.075

0.06
10.26, 0.044

0.04

y = -0.035x + 0.391

0.02

pH

0

9.5

10

10.5

-0.02
-0.04
-0.06

11
10.93, -0.012

11.5
11.32, -0.024

10.04, -0.041
Data Grafik
• K2CrO4 0,1M
Diagram E-pH

E (Volt)
0.6

0.5
3.27, 0.457

3.49, 0.492
3.6, 0.458

3.85, 0.456

3.72, 0.402

0.4
y = 0.053x + 0.258

2.05, 0.354
0.3

0.2

0.1

pH

0
2

2.2

2.4

2.6

2.8

3

3.2

3.4

3.6

3.8

4

4.2
Perhitungan
Perhitungan Luas Penampang A (Inch2)
Aqua dm
Luas Permukaan (A)
• A = 2(51,2 x 30,6) + 2(51,2 x 0,1) + 2(30,6 x 0,1)
= 3149,8 mm2
= 4,8822 inch2
• Berat terkorosi (W) = 10,53 - 10,5 = 0,03 gr
Perhitungan
HCl 0,1M
• A = 2(50,4x 30,8) + 2(50,4x 1,1) + 2(30,8 x 1,1)
= 3283,28 mm2
= 5,089094 inch2
• Berat terkorosi (W) = 10,48 - 10,42 = 0,06 gr
NaCl 0,1M
• A = 2(51,9 x 30,8) + 2(51,9 x 0,1) + 2(30,8 x 0,1)
= 3213,58 mm2
= 4,981059 inch2
• Berat terkorosi (W) = 10,52 - 10,5 = 0,02 gr
Perhitungan
NaOH 0,1M
• A = 2(52,5 x 32,8) + 2(52,5 x 0,1) + 2(32,8 x 0,1)
= 3461,06 mm2
= 5,364654 inch2
• Berat terkorosi (W) = 11,1 - 11,1 = 0 gr
K2CrO4 0,1M
• A = 2(50,4 x 30,4) + 2(50,4 x 0,9) + 2(30,4 x 0,9)
= 3209,76mm2
= 4,975138 inch2
• Berat terkorosi (W) = 10,22 - 10,22 = 0 gr
Laju Korosi
Aqua dm
• Laju Korosi

= 2,386 x 10-3 mpy

HCl 0,1M
• Laju Korosi = 4,756 x 10-3 mpy
NaCl 0,1M
• Laju Korosi = 1,624 x 10-3 mpy
NaOH 0,1M
• Laju Korosi = 0 mpy

K2CrO4
• Laju Korosi

= 0 mpy
Analisa dan Pembahasan
Dari hasil data dan pengolahannya didapat bahwa
spesimen mengalami korosi pada larutan Aqua dm, HCl, dan
NaCl. Pada larutan NaOH dan K2CrO4 spesimen tidak
mengalami korosi atau laju korosinya hampir mendekati nol.

Dari hasil plot pengukuran pH-Potensial masingmasing larutan kedalam diagram pourbaix menunjukkan
bahwa hanya plot larutan HCl yang berada dalam daerah
korosi. 4 larutan lainnya masuk dalam daerah passif
korosi.
Analisa dan Pembahasan
Untuk spesimen dalam larutan aqua dm
walaupun hasil plot berada dalam wilayah passif
namun korosi tetap terjadi, hal ini dapat terjadi
karena hasil plot tidak terlalu jauh dari wilayah
korosi, sehingga fasa Fe2O3 masih belum terlalu
stabil dan kemungkinan akan membentuk
Fe2+, perlu dilakukan pengamatan yang lebih rinci
dari hasil pH dan potensial yang kemungkinan
belum 100% akurat diakibatkan kesalahan proses
pengukuran dan pemakaian alat pengukuran.
Analisa dan Pembahasan
Untuk spesimen dalam larutan HCl hasil
plot menunjukan bahwa daerah HCl berada
dalam daerah korosi atau kestabilan Fe2+, hal
ini sesuai dengan hasil percobaan yang
menunjukkan bahwa spesimen mengalami
korosi/ karat dan pengurangan berat.
Analisa dan Pembahasan
Untuk spesimen dalam larutan NaCl
walaupun hasil plot berada dalam wilayah passif
namun korosi tetap terjadi, hal ini dapat terjadi
karena hasil plot tidak terlalu jauh dari wilayah
korosi, sehingga fasa Fe2O3 masih belum terlalu
stabil dan kemungkinan akan membentuk
Fe2+, perlu dilakukan pengamatan yang lebih rinci
dari hasil pH dan potensial yang kemungkinan
belum 100% akurat diakibatkan kesalahan proses
pengukuran dan pemakaian alat pengukuran.
Analisa dan Pembahasan
Untuk spesimen didalam larutan NaOH
dan K2CrO4 hasil plot berada dalam wilayah
passif korosi, hal ini sesuai dengan hasil
percobaan, karena dipermukaan spesimen 2
larutan tersebut tidak muncul karat ataupn
pengurangan berat, sehingga dapat diketahui
bahwa 2 larutan tersebut tidak bersifat korosif
untuk baja.
Kesimpulan
• Dari kelima larutan percobaan didapat 3
larutan yang bersifat korosif yaitu Aqua
dm, HCl dan NaCl dan 2 larutan yang bersifat
tidak korosif yaitu NaOH dan K2CrO4
• Dari diagram pourbaix Fe dalam H2O pada
298K kita dapat mengetahui wilayah
korosif, passsif dan imun suatu baja dari nilai
Ph dan potensial elektrolitnya.
Modul 2
Stress Corrosion Cracking
(Korosi Retak Tegang)
Tujuan Percobaan
• Mengetahui dan memahami terjadinya
mekanisme stress corrosion cracking
• Mengetahui dan memahami cara menghitung
laju korosi
Alat dan Bahan
Alat :
• Jangka Sorong
• Neraca Digital
• Alat Retak Tegang
• Dial Gauge
• Selang Udara

Bahan :
• NaCl 3%
• Aqua dm
• Spesimen uji tarik ST37
Skema Proses
Persiapkan Spesimen

Pembuatan Larutan NaCl 3%

Pengukuran Dimensi

Perhitungan beban tarik

Pemasangan Spesimen pada alat uji

pH, Potensial larutan

Pengamatan pertambahan panjang spesimen 1 x 2jam hingga patah

Analisa & Pengolahan data
Data Pengamatan
• Pengukuran Dimensi
Data Awal
Spesimen

Plat baja ST37

Berat Spesimen

1,419 gr

σST37

37 kg/ cm2

Larutan

NaCl 3%

Waktu Pembuatan

29 Jan 2014

Waktu Pengamatan

1 x 2jam hingga patah

Panjang

1,75 cm

Lebar

0,53 cm

tebal

0,09 cm

A(Luas Penampang Uji)

0,0477 cm2

pH

8,27

E (Potensial)

0,106 V
Data grafik (diagram Δl – t)
Y-Values
Δl(mm)
0.4

0.35

0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0

Time
(h)
2 6 10 14 18 22 26 30 34 38 42 46 50 54 58 62 66 70 74 78 82 86 90 94 98 102
Perhitungan
Perhitungan Luas Penampang A (Inch2)

0,09 cm

0,53 cm

1,79 cm

A = 0,53 cm x 0,09 cm = 0,0477cm2
Perhitungan
Perhitungan beban uji tarik
• F = σ x A = 37 kg/ cm2 x 0,0477cm2 = 1,7649 kg
• Sf = 0,75 x 1,7649 kg = 1,32 kg ≈ 1,4 kg
• Beban yang dipakai adalah 1,4 kg
Perhitungan
NaOH 0,1M
• A = 2(52,5 x 32,8) + 2(52,5 x 0,1) + 2(32,8 x 0,1)
= 3461,06 mm2
= 5,364654 inch2
• Berat terkorosi (W) = 11,1 - 11,1 = 0 gr
K2CrO4 0,1M
• A = 2(50,4 x 30,4) + 2(50,4 x 0,9) + 2(30,4 x 0,9)
= 3209,76mm2
= 4,975138 inch2
• Berat terkorosi (W) = 10,22 - 10,22 = 0 gr
Analisa dan Pembahasan
• Dari hasil pengamatan, spesimen mengalami
patah setelah 104 jam atau ± 4-5 hari
pengamatan, hal ini terjadi karena adanya Stress
corrosion cracking yang terjadi pada bidang
patahan, walaupun gaya yang diberikan kurang
dari beban luluhnya tetapi pada bagian yang
mengalami beban atau tegangan tarik tersebut
mengalami korosi sehingga beban yang diterima
spesimen telah melampaui batas luluh spesimen
tersebut sehingga patah terjadi. Udara yang
ditiupkan kedalam larutan, mempercepat laju
korosi pada baja ST37
Analisa dan Pembahasan
• Analisa lain yaitu spesimen baja ST37 yang
digunakan tidak dilakukan proses surface
preparation terlebih dahulu sehingga
permukaan baja tersebut sudah mengalami
karat/korosi sebelum percobaan, hal inilah
yang menyebabkan proses patah terjadi lebih
cepat dibandingkan jika dilakukan surface
preparation terlebih dahulu.
Kesimpulan
• Spesimen uji trik baja ST37 mengalami patah
setelah 104 jam atau ± 4-5 hari pengamatan
dengan beban tarik sebesar 1,4 kg.
• Selain dipengaruhi oleh sifat lingkungan, laju
korosi juga dipengaruhi oleh beban yang
diterima logam secara terus menerus
Modul 3
Galvanik Corrosion
Tujuan Percobaan
• Mengetahui dan memahami proses terjadinya
korosi galvanik
• Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada
korosi galvanik
Alat dan Bahan
Alat :
• Neraca Digital
• pH meter
• Potensio Meter
• Gelas Kimia
• Batang pengaduk

Bahan :
• Spesimen Logam (Al)
• Amplas
• Aqua dm
• Kawat tembaga
• Larutan NaCl 3%
Skema Proses
Persiapkan Spesimen (Al)
Proses Perlakuan Permukaan
Penimbangan
Pengukuran Dimensi

Lilitkan Kawat tembaga pada spesimen Al

Celupkan Spesimen yang telah dililit kawat dengan larutan NaCl 3%
Pengamatan pH, Potensial 1 x 48 jam selama 8 hari

Analisa & Pengolahan data
Data Pengamatan
• Pengukuran Dimensi
Data dimensi awal
No
1
2
3
4
5
6
7

Pengukuran
pH
Potensial
Berat (Al)
Berat (Cu)
Panjang Al
Lebar Al
Tebal Al

Hasil
7,13
0,305V
3,96gr
1,82gr
51,1mm
33,6mm
1mm
Data Pengamatan
Data dimensi akhir

No
1
2
3
4
5
6
7

Pengukuran

Hasil
7,98
0,034V
3,94gr
1,82gr
50,8mm
32,4mm
1mm

pH
Potensial
Berat (Al)
Berat (Cu)
Panjang Al
Lebar Al
Tebal Al

Data Potensial - pH
pH
Potensial

7,13
305mV

7,4
260mV

7,79
194mV

7,86
45mV

7,98
34mV
Data Grafik potensial -pH
Diagram E-pH
0.35
7.13, 0.305

0.3

7.4, 0.26

0.25

0.2

7.79, 0.194

0.15
y = -0.318x + 2.601

0.1
0.05

7.86, 0.045

7.98, 0.034

0
7

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

7.6

7.7

7.8

7.9

8

8.1
Perhitungan
Perhitungan Luas Permukaan A (Inch2)
• A = 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt)
= 2(50,8 x 32,4) + 2(50,8 x 1) + 2(32,4 x 1)
= 4088,24 mm2 = 6,336 inch2
• Berat terkorosi (W) = 3,96 – 3,94 = 0,02 gr = 20 mg

Perhitungan Laju Korosi
• Laju Korosi = = 4,035 x 10-3 mpy
Analisa dan Pembahasan
• Setelah dilakukan pengamatan selama 1 x 48 jam
selama 8hari didapat bahwa pada permukaan plat Al
yang menempel pada kawat tembaga menunjukkan
tanda-tanda korosi yaitu muncul warna gelap pada
plat Al tersebut, hal ini karena Al memiliki resistansi
korosi lebih rendah dibanding Cu, sehingga Al akan
lebih dulu mengalami korosi dibanding Cu, karena Al
disini akan menjadi anodik dan Cu akan bertindak
sebagai Katodiknya
Kesimpulan
• Korosi Galvanik terjadi akibat adanya pertemuan atau
kontak antara dua logam yang berbeda di dalam
medium elektrolit, dalam percobaan ini Al mengalami
Korosi galvanik karena mengalami kontak dengan Cu
• Laju korosi Galvanik Al dalam percobaan ini adalah
4,035 x 10-3 mpy
• Deret volta menunjukkan resistansi logam terhadap
korosi dari yang tertinggi hingga yang
terendah, semakin rendah deret volta suatu logam
maka resistansi korosi logam tersebut semakin kecil
Modul 4
Pengendalian Korosi dengan
Metode Anoda Korban
(Sacrificial Anode)
Tujuan Percobaan
• Mengetahui dan memahami mekanisme
pengendalian korosi dengan metode anoda korban
(sacrificial anode
• mengetahui dan memahami rancangan proteksi
katodik dengan metode anoda korban (sacrificial
anode)
• mengetahui dan memahami cara menghitung laju
korosi
Alat dan Bahan
Alat :
• Neraca Digital
• pH meter
• Potensio Meter
• Gelas Kimia

Bahan :
• Spesimen Logam (plat
baja)
• Amplas
• Aqua dm
• NaCl
• Anoda Korban (Zn)
• Kawat Tembaga
Skema Proses
Persiapkan alat dan bahan
Plat baja digerinda untuk menghilangkan karat
Proses persiapan pemukaan
Pengukuran dimensi
Hubungkan plat baja dengan anode korban(Zn)
menggunakan kawat tembaga

Masukkan plat baja kedalam larutan NaCl

Ukur pH, potensial
Amati 1 x 48 jam
Analisa dan pengolahan data
Data Pengamatan
• Pengukuran Dimensi
Tanggal

238

-

-

238

491,6

-

-

491,6

Tercelup

32,8

-

-

32,8

32,8

-

-

32,8

Tercelup

0,35

-

-

0,35

0,35

-

-

0,35

Tercelup

15802,36

-

-

-

Tidak Tercelup

Luas (A) (mm2)

6-2-2014

Tidak Tercelup

Tebal (mm)

4-2-2014

Tidak Tercelup

Lebar (mm)

2-2-2014

Tidak Tercelup

Panjang (mm)

31-1-2014

32616,04

-

-

-

Tercelup

Wplat

Awal

345

-

-

-

(gr)

Akhir

337,34

-

-

-

Wanoda (gr)

Awal

0,04

-

-

-

Akhir

-

-

-

-

pH

8,29

8,22

7,62

7,02

Potensial (Volt)

0,067

-0,018

-0.015

-0,010
Data Pengamatan
Data Potensial - pH

pH

8,29

8,22

7,62

7,02

Potensial

0,067

-0,018

-0.015

-0,01
Data Grafik potensial -pH
Diagram E-pH
0.08
0.07

8.29, 0.067

0.06
0.05

0.04
0.03

y = 0.034x - 0.259

0.02
0.01
0
-0.01 6.8
-0.02
-0.03

7

7.2
7.02, -0.01

7.4

7.6

7.8
7.62, -0.015

8

8.2

8.4
8.22, -0.018
Perhitungan
Perhitungan Luas Permukaan A (mm2)

• Atidak tercelup
• A tercelup

= 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt)
= 2(491,6 x 32,8) + 2(491,6 x 0,35) + 2(32,8 x 0,35)
= 32616,04 mm2
= 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt)
= 2(238 x 32,8) + 2(238 x 0,35) + 2(32,8 x 0,35)
= 15802,36 mm2
Perhitungan
Perhitungan Laju Korosi
• Kebutuhan Arus Proteksi (I) = A x 24 mA/m2
I = 0,01582 x 24 = 3,95 x 10-4 A
• Kebutuhan arus proteksi pada hari ke-30 (i)
i = (30/365) x 4,5 x 10-4 = 0,37 x 10-4 A
i = (3,95 x 10-4 A + 0,37 x 10-4 A) /2 = 2,16 x 10-4 A
• Berat anoda yang dibutuhkan:
• M = 3,89 x 10-5 kg = 0,038 gr ≈ 0,04 gr
Analisa dan Pembahasan
• Zn yang dihubungkan dengan plat baja
berfungsi sebagai anoda dalam elektrolit yang
berfungsi melindungi plat baja untuk tidak
terkorosi, Zn yang dihubungkan lama
kelamaan akan habis karena terkorosi terlebih
dahulu,
Analisa dan Pembahasan
• Setelah dilakukan pengamatan ternyata plat baja
mengalami korosi dan logam Zn masih tersisa, hal ini
terjadi karena arus yang tidak mengalir dari Zn ke plat
baja akibat kesalahan praktikan dalam merakit atau
menjalankan prosedur yang seharusnya
dilakukan, pemberian cat kuku pada sambungan kawat
antara Zn dan plat Baja yang seharusnya tidak
dilakukan praktikan menyebabkan terhambatnya atau
tidak mengalirnya arus dari Zn kepada plat baja.
• Dari hasil perhitungan berat Zn yang dibutuhkan untuk
proteksi adalah sebesar 0,04 gram, jika proses
perakitan sesuai maka Zn dengan jumlah tersebut akan
habis dan tidak ada karat pada plat baja.
Kesimpulan
• Sacrificial anode merupakan salah satu proses
perlindungan korosi pada logam dengan cara
menggunakan logam dengan resistansi korosi
lebih rendah dibandingan dengan logam yang
akan diproteksi dalam percobaan ini Zn yang
berfungsi sebagai anoda korban, dan baja sebagai
logam yang diproteksi
• Dari deret volta dapat diketahui selain Zn, logam
Al dan Mg dapat digunakan sebagai anode korban
Modul 5
Pengendalian Korosi dengan
Penambahan Inhibitor
ekstrak bahan alam
Tujuan Percobaan
• Mengetahui dan memahami pengaruh
penambahan ekstrak bahan alam terhadap
proses korosi
• Mengetahui dan memahami mekanisme
pengendalian korosi dengan penambahan
inhibitor ekstrak bahan alami
Alat dan Bahan
Alat :
• Neraca Digital
• Gelas Kimia
• Potensio Meter
• Gelas Kimia

Bahan :
• Spesimen Logam
• Amplas
• Aseton / Alkohol
• Aqua dm
• NaCl
• Tembakau
• Kopi
• Teh
Skema Proses
Persiapkan alat dan bahan
Ekstrak Tembakau, Kopi dan teh
Proses permukaan spesimen
Timbang spesimen

Masukkan spesimen kedalam larutan NaCl

Masukkan spesimen ke dalam gelas reaksi yang berisi
masing-masing ekstrak tembakau, kopi, dan teh

Amati spesimen selama 5 hari
Analisa dan pengolahan data
Data Pengamatan
• Pengukuran Dimensi
Data Dimensi Awal
Jenis Inhibitor

Panjang (mm)

Lebar (mm)

Tebal (mm)

Berat (gr)

Tembakau

51,08

30,7

0,94

10,45

Kopi

50,84

31,26

0,98

10,75

Teh

50,92

30,04

0,9

10,24

Panjang (mm)

Lebar (mm)

Tebal (mm)

Berat (gr)

51

31,82

0,96

10,51

Kopi

50,88

30,18

0,8

10,73

Teh

50,9

30,1

1

10,25

Data Dimensi Akhir
Jenis Inhibitor
Tembakau
Data Pengamatan
Data Potensial - pH

pH

8,29

8,22

7,62

7,02

Potensial

0,067

-0,018

-0.015

-0,01
Perhitungan
Perhitungan Luas Permukaan A (Inch2)
•

Tembakau

•

Berat terkorosi (W) = 0 gr

•

Kopi

A

•

= 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt)
= 2(50,88x 30,18) + 2(50,88x 0,8) + 2(30,18x 0,8)
= 3200,81 mm2 = 4,961inch2
Berat terkorosi (W) = 0,02 gr

•

Teh

A

•

Berat terkorosi (W) = 0 gr

A

= 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt)
= 2(51x 31,82) + 2(51x 0,96) + 2(32,4 x 0,96)
= 3405,768 mm2 = 5,279 inch2

= 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt)
= 2(50,9x 30,1) + 2(50,9x 1) + 2(30,1x 1)
= 3226,18 mm2 = 5inch2
Perhitungan
Perhitungan Laju Korosi
Tembakau
•
Laju Korosi = = 0 mpy
Kopi
•
Laju Korosi = = 1,63 x 10-3 mpy
Teh
•
Laju Korosi = = 0 mpy

Perhitungan Efisiensi Inhibitor
Tembakau
Eff = ≈100 %
Kopi
Eff = ≈ 0 %
Teh
Eff = ≈100 %
Analisa dan Pembahasan
Dari hasil pengamatan dan pengolahan data
didapat bahwa ekstrak tembakau
dan teh
menunjukkan tidak terjadi korosi pada spesimen, hal
ini disimpulkan dari tidak adanya pengurangan berat
spesimen pada media kedua ekstrak tersebut.
Sedangkan dari hasil pengolahan data ekstrak kopi
mengalami korosi karena adanya pengurangan berat
sebesar 0,02gr dengan laju korosi = 1,63 x 10-3 mpy, hal
ini bertentangan dengan hasil pengamatan secara
visual, dari pengamatan secara visual tidak terlihat
adanya tanda-tanda spesimen pada ekstrak mengalami
korosi.
Analisa dan Pembahasan
Dari analisis tersebut dapat disimpulkan
bahwa adanya kesalahan dalam pengukuran
dimensi atau pengamatan selama 5 hari
pengamatan, untuk itu perlu dilakukan
pengamatan yang lebih baik agar hasil
perhitungan dan pengamatan terbukti
kecocokannya.
Kesimpulan
• Inhibitor memiliki peranan penting dalam
proteksi logam terhadap korosi karena bisa
menurunkan laju korosinya
• Efisiensi tiap jenis inhibitor berbeda
• Inhibitor tidak berfungsi menghentikan korosi
melainkan hanya menurunkan laju korosinya
• Penggunaan inhibitor pada media yang korosif
dapat memperpanjang usia penggunaan benda
kerja(logam) dibandingkan tanpa penggunaan
inhibitor
KOROSI RETAK TEGANG

More Related Content

What's hot

Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriDila Adila
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaswd_amaliah
 
Laporan Praktikum Kimia Larutan Elektrolit
Laporan Praktikum Kimia Larutan ElektrolitLaporan Praktikum Kimia Larutan Elektrolit
Laporan Praktikum Kimia Larutan ElektrolitAndi Bunga Liyah
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrDila Adila
 
Titik berat benda homogen
Titik berat benda homogenTitik berat benda homogen
Titik berat benda homogenNita Mardiana
 
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdfLaporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdfRizkyHadiwijaya
 
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaLaporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaAnggastya Andita HP
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeterumammuhammad27
 
Laporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan phLaporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan phdevirmdhni
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganNita Mardiana
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetriPT. SASA
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifanLinda Rosita
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 

What's hot (20)

Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
 
laporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositaslaporan praktikum viskositas
laporan praktikum viskositas
 
Laporan Praktikum Kimia Larutan Elektrolit
Laporan Praktikum Kimia Larutan ElektrolitLaporan Praktikum Kimia Larutan Elektrolit
Laporan Praktikum Kimia Larutan Elektrolit
 
Laporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam MohrLaporan Pembuatan Garam Mohr
Laporan Pembuatan Garam Mohr
 
Titik berat benda homogen
Titik berat benda homogenTitik berat benda homogen
Titik berat benda homogen
 
inhibitor korosi
inhibitor korosiinhibitor korosi
inhibitor korosi
 
Zn 13 4
Zn 13 4Zn 13 4
Zn 13 4
 
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdfLaporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
Laporan Praktikum KFANOR_Kalorimeter Bom Nilai Kalor Melalui Pembakaran.pdf
 
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basaLaporan Praktikum Titrasi asam basa
Laporan Praktikum Titrasi asam basa
 
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
1 b 11170163000059_laporan_kalorimeter
 
Laporan termokimia
Laporan termokimia Laporan termokimia
Laporan termokimia
 
Laporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan phLaporan mingguan titrasi dan ph
Laporan mingguan titrasi dan ph
 
P h metri
P h metriP h metri
P h metri
 
Konduktometri
KonduktometriKonduktometri
Konduktometri
 
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdaganganLaporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
Laporan praktikum penentuan kadar asam cuka perdagangan
 
titrasi asidimetri
titrasi asidimetrititrasi asidimetri
titrasi asidimetri
 
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifankalor penguapan sebagai energi pengaktifan
kalor penguapan sebagai energi pengaktifan
 
Laporan spektronic-20
Laporan spektronic-20Laporan spektronic-20
Laporan spektronic-20
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 

Similar to KOROSI RETAK TEGANG

_5 Pengujian Fisika & Kimia (JIS) PT.IFI.ppt
_5 Pengujian Fisika & Kimia (JIS) PT.IFI.ppt_5 Pengujian Fisika & Kimia (JIS) PT.IFI.ppt
_5 Pengujian Fisika & Kimia (JIS) PT.IFI.pptirliyandiy
 
BENGKEL PECUTAN KIMIA SPM (MAHIR) 2021.pptx
BENGKEL PECUTAN KIMIA SPM (MAHIR) 2021.pptxBENGKEL PECUTAN KIMIA SPM (MAHIR) 2021.pptx
BENGKEL PECUTAN KIMIA SPM (MAHIR) 2021.pptxvitty3
 
Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*T Urai Ani
 
Unsur periode ke 3
Unsur periode ke 3Unsur periode ke 3
Unsur periode ke 3vonnycecilia
 
Unsur kimia periode 3
Unsur kimia periode 3Unsur kimia periode 3
Unsur kimia periode 3Sodik Sumadi
 
Kimia unsur periode 3 dan posfor
Kimia unsur periode 3 dan posforKimia unsur periode 3 dan posfor
Kimia unsur periode 3 dan posforAstrin Tampubolon
 
96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromatHaris Nurhidayat
 
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...AwandaGita
 
Laporan Praktikum Korosi
Laporan Praktikum KorosiLaporan Praktikum Korosi
Laporan Praktikum Korosilindkw
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...Muhamad Imam Khairy
 
dokumen.tips_titrasi-redoks-563d038dd940b.ppt
dokumen.tips_titrasi-redoks-563d038dd940b.pptdokumen.tips_titrasi-redoks-563d038dd940b.ppt
dokumen.tips_titrasi-redoks-563d038dd940b.pptssuser28a0af
 
Unsur Periode 3 ppt
Unsur Periode 3 pptUnsur Periode 3 ppt
Unsur Periode 3 pptadilkazuto
 
Unsur periode ketiga KIMIA
Unsur periode ketiga KIMIAUnsur periode ketiga KIMIA
Unsur periode ketiga KIMIAMira Sandrana
 
KAJIAN ESTIMASI STOK KARBON PADANG LAMUN MENGGUNAKAN CITRA - pendadaran2
KAJIAN ESTIMASI STOK KARBON PADANG LAMUN MENGGUNAKAN CITRA - pendadaran2KAJIAN ESTIMASI STOK KARBON PADANG LAMUN MENGGUNAKAN CITRA - pendadaran2
KAJIAN ESTIMASI STOK KARBON PADANG LAMUN MENGGUNAKAN CITRA - pendadaran2Muhammad Hafizt
 
Atmospheric corrosion tga
Atmospheric corrosion tgaAtmospheric corrosion tga
Atmospheric corrosion tgaIriansyah Putra
 
Kimia anorganik golongan transisi lantanida
Kimia anorganik golongan transisi lantanidaKimia anorganik golongan transisi lantanida
Kimia anorganik golongan transisi lantanidaEwie AdRiana
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriUNIMUS
 

Similar to KOROSI RETAK TEGANG (20)

_5 Pengujian Fisika & Kimia (JIS) PT.IFI.ppt
_5 Pengujian Fisika & Kimia (JIS) PT.IFI.ppt_5 Pengujian Fisika & Kimia (JIS) PT.IFI.ppt
_5 Pengujian Fisika & Kimia (JIS) PT.IFI.ppt
 
BENGKEL PECUTAN KIMIA SPM (MAHIR) 2021.pptx
BENGKEL PECUTAN KIMIA SPM (MAHIR) 2021.pptxBENGKEL PECUTAN KIMIA SPM (MAHIR) 2021.pptx
BENGKEL PECUTAN KIMIA SPM (MAHIR) 2021.pptx
 
Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*Gravitimetri Urai Rev :*
Gravitimetri Urai Rev :*
 
Unsur periode ke 3
Unsur periode ke 3Unsur periode ke 3
Unsur periode ke 3
 
Unsur kimia periode 3
Unsur kimia periode 3Unsur kimia periode 3
Unsur kimia periode 3
 
Kimia unsur periode 3 dan posfor
Kimia unsur periode 3 dan posforKimia unsur periode 3 dan posfor
Kimia unsur periode 3 dan posfor
 
96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat96837935 bundel-kalium-bikromat
96837935 bundel-kalium-bikromat
 
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...
Kimia Lingkungan [ Optimalisasi potensi agrowisata Seloliman ] dan Analisis A...
 
Laporan Praktikum Korosi
Laporan Praktikum KorosiLaporan Praktikum Korosi
Laporan Praktikum Korosi
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
 
dokumen.tips_titrasi-redoks-563d038dd940b.ppt
dokumen.tips_titrasi-redoks-563d038dd940b.pptdokumen.tips_titrasi-redoks-563d038dd940b.ppt
dokumen.tips_titrasi-redoks-563d038dd940b.ppt
 
Unsur Periode 3 ppt
Unsur Periode 3 pptUnsur Periode 3 ppt
Unsur Periode 3 ppt
 
Unsur periode ketiga KIMIA
Unsur periode ketiga KIMIAUnsur periode ketiga KIMIA
Unsur periode ketiga KIMIA
 
Manfaat unsur dan golongan
Manfaat unsur dan golonganManfaat unsur dan golongan
Manfaat unsur dan golongan
 
KAJIAN ESTIMASI STOK KARBON PADANG LAMUN MENGGUNAKAN CITRA - pendadaran2
KAJIAN ESTIMASI STOK KARBON PADANG LAMUN MENGGUNAKAN CITRA - pendadaran2KAJIAN ESTIMASI STOK KARBON PADANG LAMUN MENGGUNAKAN CITRA - pendadaran2
KAJIAN ESTIMASI STOK KARBON PADANG LAMUN MENGGUNAKAN CITRA - pendadaran2
 
Atmospheric corrosion tga
Atmospheric corrosion tgaAtmospheric corrosion tga
Atmospheric corrosion tga
 
Unsur periode ke 3
Unsur periode ke 3Unsur periode ke 3
Unsur periode ke 3
 
Reaksi kimia
Reaksi kimiaReaksi kimia
Reaksi kimia
 
Kimia anorganik golongan transisi lantanida
Kimia anorganik golongan transisi lantanidaKimia anorganik golongan transisi lantanida
Kimia anorganik golongan transisi lantanida
 
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetriPenetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
Penetuan kadar na2 co3 dalam soda abu asidimetri
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 

KOROSI RETAK TEGANG

  • 2. KELOMPOK 4 ANGGOTA : • IKSAN ABDILLAH • YOGI LUTFI WIGUNA • REZKA SETYO NUGROHO • DINDIN EKA ROHDYANA • TRIE JOKO SATRIO W. (2613101031) (2613111047) (2613111053) (2613111055) (2613113001)
  • 3. LATAR BELAKANG • Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.
  • 4. LATAR BELAKANG Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang penggunaannya sangat luas dalam kehidupan sehari-hari. Namun kekurangan dari besi ini adalah sifatnya yang sangat mudah mengalami korosi. Padahal besi yang telah mengalami korosi akan kehilangan nilai jual dan fungsi komersialnya. Ini tentu saja akan merugikan sekaligus membahayakan. Berdasarkan dari asumsi tersebut, percobaan ini difokuskan dalam memahami mekanisme terjadinya korosi serta upaya pencegahan terjadinya peristiwa korosi pada logam industri khususnya pada besi
  • 5. TUJUAN • Mengetahui Sifat korosi logam dalam berbagai larutan • Mengetahui cara pengujian korosi retak tegang (SCC). • Mengetahui cara simulasi proteksi katodik terutama penggunaan Anoda korban • Mengetahui cara mekanisme terjadinya korosi galvanic. • Mengetahui cara pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami
  • 6. Jenis-Jenis Percobaan yang dilakukan 1. 2. 3. 4. 5. Pengaruh berbagai larutan terhadap Korosi Stress Corrosion Cracking (Korosi Retak Tegang) Galvanik Corrosion (Korosi Galvanik) Pengendalian Korosi dengan metode Anoda Korban Pengendalian Korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami
  • 7. Modul 1 Pengaruh berbagai larutan terhadap Korosi
  • 8. Tujuan Percobaan • Mengetahui cara pengukuran potensial korosi dalam berbagai larutan (lingkungan) • Mengetahui dan memahami penggunaan diagram pourbaix (diagram potensial-pH) dalam proses korosi
  • 9. Alat dan Bahan Alat : • Neraca Digital • pH meter • Potensio Meter • Gelas Kimia Bahan : • Spesimen Logam • Amplas • Aseton / Alkohol • Aqua dm • HCl 0,1 M • NaCl 0,1M • NaOH 0,1M • K2CrO4 0,1M
  • 10. Skema Proses Persiapkan Spesimen Proses Perlakuan Permukaan Penimbangan Pengukuran Dimensi Pengamatan pH, Potensial 1 x 24 jam selama 5 hari Analisa & Pengolahan data
  • 11. Data Pengamatan • Pengukuran Dimensi No Panjang (mm) Lebar (mm) Tebal (mm) A (mm2) A (Inch2) Wo (gr) Wi (gr) W (gr) Po Pi lo li to ti 1 52,5 51,2 30,2 30,6 0,5 0,1 3149,8 4,8822 10,53 10,5 0,03 2 56,5 50,4 30 30,8 0,6 1,1 3283,28 5,089094 10,48 10,42 0,06 3 53,3 51,9 29,75 30,8 0,7 0,1 3213,58 4,981059 10,52 10,5 0,02 4 55,5 52,5 31,7 32,8 0,7 0,1 3461,06 5,364654 11,1 11,1 0 5 49,7 50,4 29,8 30,4 0,7 0,9 3209,76 4,975138 10,22 10,22 0 Ket : Spesimen pada : 1. Aqua dm 2. HCl 3. NaCl 4. NaOH 5. K2rO4
  • 12. Data Pengamatan Potensial-pH • Aqua dm pH Potensial 7,3 368mV 7,7 251mV 8,15 116mV 7,4 170mV 8,35 36mV 7,81 35mV 0,21 163mV 0,72 11mV 1,27 -187mV 2,05 -134mV 4,38 87mV 4,5 142mV 7,4 175mV 7,28 241mV • HCL 0,1M pH Potensial •NaCl 0,1M pH Potensial 7,6 140mV 8,51 113mV 8,21 130mV 6,98 216mV
  • 13. Data Pengamatan • Potensial-pH •NaOH 0,1M pH Potensial 11,32 -24mV 10,93 -12mV 10,66 75mV 10,26 44mV 10,04 -41mV 9,68 76mV 3,6 458mV 3,85 456mV 2,05 354mV 3,72 402mV 3,27 457mV •K2CrO4 0,1M pH Potensial 3,49 492mV
  • 14. Data Grafik • Aqua dm Diagram E-pH E (Volt) 0.4 7.3, 0.368 0.35 y = -0.243x + 2.055 0.3 0.25 7.7, 0.251 0.2 7.4, 0.17 0.15 8.15, 0.106 0.1 0.05 8.35, 0.036 7.81, 0.035 pH 0 7.2 7.4 7.6 7.8 8 8.2 8.4 8.6
  • 15. Data Grafik • HCl 0,1M Diagram E-pH 0.2 E (Volt) 0.15 0.21; 0.163 4.5; 0.142 0.1 4.38; 0.087 0.05 y = 0.023x - 0.041 0 -0.05 0 0.5 0.72; -0.011 1 1.5 2 2.5 -0.1 2.05; -0.134 -0.15 -0.2 -0.25 1.27; -0.187 3 3.5 4 4.5 5 pH
  • 16. Data Grafik • NaCl 0,1M Diagram E-pH E (Volt) 0.3 0.25 7.28, 0.241 y = -0.075x + 0.746 6.98, 0.216 0.2 7.4, 0.175 0.15 7.6, 0.14 8.21, 0.13 8.51, 0.113 0.1 0.05 0 pH 6.8 7 7.2 7.4 7.6 7.8 8 8.2 8.4 8.6
  • 17. Data Grafik • NaOH 0,1M Diagram E-pH E (Volt) 0.1 0.08 9.68, 0.076 10.66, 0.075 0.06 10.26, 0.044 0.04 y = -0.035x + 0.391 0.02 pH 0 9.5 10 10.5 -0.02 -0.04 -0.06 11 10.93, -0.012 11.5 11.32, -0.024 10.04, -0.041
  • 18. Data Grafik • K2CrO4 0,1M Diagram E-pH E (Volt) 0.6 0.5 3.27, 0.457 3.49, 0.492 3.6, 0.458 3.85, 0.456 3.72, 0.402 0.4 y = 0.053x + 0.258 2.05, 0.354 0.3 0.2 0.1 pH 0 2 2.2 2.4 2.6 2.8 3 3.2 3.4 3.6 3.8 4 4.2
  • 19. Perhitungan Perhitungan Luas Penampang A (Inch2) Aqua dm Luas Permukaan (A) • A = 2(51,2 x 30,6) + 2(51,2 x 0,1) + 2(30,6 x 0,1) = 3149,8 mm2 = 4,8822 inch2 • Berat terkorosi (W) = 10,53 - 10,5 = 0,03 gr
  • 20. Perhitungan HCl 0,1M • A = 2(50,4x 30,8) + 2(50,4x 1,1) + 2(30,8 x 1,1) = 3283,28 mm2 = 5,089094 inch2 • Berat terkorosi (W) = 10,48 - 10,42 = 0,06 gr NaCl 0,1M • A = 2(51,9 x 30,8) + 2(51,9 x 0,1) + 2(30,8 x 0,1) = 3213,58 mm2 = 4,981059 inch2 • Berat terkorosi (W) = 10,52 - 10,5 = 0,02 gr
  • 21. Perhitungan NaOH 0,1M • A = 2(52,5 x 32,8) + 2(52,5 x 0,1) + 2(32,8 x 0,1) = 3461,06 mm2 = 5,364654 inch2 • Berat terkorosi (W) = 11,1 - 11,1 = 0 gr K2CrO4 0,1M • A = 2(50,4 x 30,4) + 2(50,4 x 0,9) + 2(30,4 x 0,9) = 3209,76mm2 = 4,975138 inch2 • Berat terkorosi (W) = 10,22 - 10,22 = 0 gr
  • 22. Laju Korosi Aqua dm • Laju Korosi = 2,386 x 10-3 mpy HCl 0,1M • Laju Korosi = 4,756 x 10-3 mpy NaCl 0,1M • Laju Korosi = 1,624 x 10-3 mpy NaOH 0,1M • Laju Korosi = 0 mpy K2CrO4 • Laju Korosi = 0 mpy
  • 23. Analisa dan Pembahasan Dari hasil data dan pengolahannya didapat bahwa spesimen mengalami korosi pada larutan Aqua dm, HCl, dan NaCl. Pada larutan NaOH dan K2CrO4 spesimen tidak mengalami korosi atau laju korosinya hampir mendekati nol. Dari hasil plot pengukuran pH-Potensial masingmasing larutan kedalam diagram pourbaix menunjukkan bahwa hanya plot larutan HCl yang berada dalam daerah korosi. 4 larutan lainnya masuk dalam daerah passif korosi.
  • 24. Analisa dan Pembahasan Untuk spesimen dalam larutan aqua dm walaupun hasil plot berada dalam wilayah passif namun korosi tetap terjadi, hal ini dapat terjadi karena hasil plot tidak terlalu jauh dari wilayah korosi, sehingga fasa Fe2O3 masih belum terlalu stabil dan kemungkinan akan membentuk Fe2+, perlu dilakukan pengamatan yang lebih rinci dari hasil pH dan potensial yang kemungkinan belum 100% akurat diakibatkan kesalahan proses pengukuran dan pemakaian alat pengukuran.
  • 25. Analisa dan Pembahasan Untuk spesimen dalam larutan HCl hasil plot menunjukan bahwa daerah HCl berada dalam daerah korosi atau kestabilan Fe2+, hal ini sesuai dengan hasil percobaan yang menunjukkan bahwa spesimen mengalami korosi/ karat dan pengurangan berat.
  • 26. Analisa dan Pembahasan Untuk spesimen dalam larutan NaCl walaupun hasil plot berada dalam wilayah passif namun korosi tetap terjadi, hal ini dapat terjadi karena hasil plot tidak terlalu jauh dari wilayah korosi, sehingga fasa Fe2O3 masih belum terlalu stabil dan kemungkinan akan membentuk Fe2+, perlu dilakukan pengamatan yang lebih rinci dari hasil pH dan potensial yang kemungkinan belum 100% akurat diakibatkan kesalahan proses pengukuran dan pemakaian alat pengukuran.
  • 27. Analisa dan Pembahasan Untuk spesimen didalam larutan NaOH dan K2CrO4 hasil plot berada dalam wilayah passif korosi, hal ini sesuai dengan hasil percobaan, karena dipermukaan spesimen 2 larutan tersebut tidak muncul karat ataupn pengurangan berat, sehingga dapat diketahui bahwa 2 larutan tersebut tidak bersifat korosif untuk baja.
  • 28. Kesimpulan • Dari kelima larutan percobaan didapat 3 larutan yang bersifat korosif yaitu Aqua dm, HCl dan NaCl dan 2 larutan yang bersifat tidak korosif yaitu NaOH dan K2CrO4 • Dari diagram pourbaix Fe dalam H2O pada 298K kita dapat mengetahui wilayah korosif, passsif dan imun suatu baja dari nilai Ph dan potensial elektrolitnya.
  • 29. Modul 2 Stress Corrosion Cracking (Korosi Retak Tegang)
  • 30. Tujuan Percobaan • Mengetahui dan memahami terjadinya mekanisme stress corrosion cracking • Mengetahui dan memahami cara menghitung laju korosi
  • 31. Alat dan Bahan Alat : • Jangka Sorong • Neraca Digital • Alat Retak Tegang • Dial Gauge • Selang Udara Bahan : • NaCl 3% • Aqua dm • Spesimen uji tarik ST37
  • 32. Skema Proses Persiapkan Spesimen Pembuatan Larutan NaCl 3% Pengukuran Dimensi Perhitungan beban tarik Pemasangan Spesimen pada alat uji pH, Potensial larutan Pengamatan pertambahan panjang spesimen 1 x 2jam hingga patah Analisa & Pengolahan data
  • 33. Data Pengamatan • Pengukuran Dimensi Data Awal Spesimen Plat baja ST37 Berat Spesimen 1,419 gr σST37 37 kg/ cm2 Larutan NaCl 3% Waktu Pembuatan 29 Jan 2014 Waktu Pengamatan 1 x 2jam hingga patah Panjang 1,75 cm Lebar 0,53 cm tebal 0,09 cm A(Luas Penampang Uji) 0,0477 cm2 pH 8,27 E (Potensial) 0,106 V
  • 34. Data grafik (diagram Δl – t) Y-Values Δl(mm) 0.4 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 0 Time (h) 2 6 10 14 18 22 26 30 34 38 42 46 50 54 58 62 66 70 74 78 82 86 90 94 98 102
  • 35. Perhitungan Perhitungan Luas Penampang A (Inch2) 0,09 cm 0,53 cm 1,79 cm A = 0,53 cm x 0,09 cm = 0,0477cm2
  • 36. Perhitungan Perhitungan beban uji tarik • F = σ x A = 37 kg/ cm2 x 0,0477cm2 = 1,7649 kg • Sf = 0,75 x 1,7649 kg = 1,32 kg ≈ 1,4 kg • Beban yang dipakai adalah 1,4 kg
  • 37. Perhitungan NaOH 0,1M • A = 2(52,5 x 32,8) + 2(52,5 x 0,1) + 2(32,8 x 0,1) = 3461,06 mm2 = 5,364654 inch2 • Berat terkorosi (W) = 11,1 - 11,1 = 0 gr K2CrO4 0,1M • A = 2(50,4 x 30,4) + 2(50,4 x 0,9) + 2(30,4 x 0,9) = 3209,76mm2 = 4,975138 inch2 • Berat terkorosi (W) = 10,22 - 10,22 = 0 gr
  • 38. Analisa dan Pembahasan • Dari hasil pengamatan, spesimen mengalami patah setelah 104 jam atau ± 4-5 hari pengamatan, hal ini terjadi karena adanya Stress corrosion cracking yang terjadi pada bidang patahan, walaupun gaya yang diberikan kurang dari beban luluhnya tetapi pada bagian yang mengalami beban atau tegangan tarik tersebut mengalami korosi sehingga beban yang diterima spesimen telah melampaui batas luluh spesimen tersebut sehingga patah terjadi. Udara yang ditiupkan kedalam larutan, mempercepat laju korosi pada baja ST37
  • 39. Analisa dan Pembahasan • Analisa lain yaitu spesimen baja ST37 yang digunakan tidak dilakukan proses surface preparation terlebih dahulu sehingga permukaan baja tersebut sudah mengalami karat/korosi sebelum percobaan, hal inilah yang menyebabkan proses patah terjadi lebih cepat dibandingkan jika dilakukan surface preparation terlebih dahulu.
  • 40. Kesimpulan • Spesimen uji trik baja ST37 mengalami patah setelah 104 jam atau ± 4-5 hari pengamatan dengan beban tarik sebesar 1,4 kg. • Selain dipengaruhi oleh sifat lingkungan, laju korosi juga dipengaruhi oleh beban yang diterima logam secara terus menerus
  • 42. Tujuan Percobaan • Mengetahui dan memahami proses terjadinya korosi galvanik • Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada korosi galvanik
  • 43. Alat dan Bahan Alat : • Neraca Digital • pH meter • Potensio Meter • Gelas Kimia • Batang pengaduk Bahan : • Spesimen Logam (Al) • Amplas • Aqua dm • Kawat tembaga • Larutan NaCl 3%
  • 44. Skema Proses Persiapkan Spesimen (Al) Proses Perlakuan Permukaan Penimbangan Pengukuran Dimensi Lilitkan Kawat tembaga pada spesimen Al Celupkan Spesimen yang telah dililit kawat dengan larutan NaCl 3% Pengamatan pH, Potensial 1 x 48 jam selama 8 hari Analisa & Pengolahan data
  • 45. Data Pengamatan • Pengukuran Dimensi Data dimensi awal No 1 2 3 4 5 6 7 Pengukuran pH Potensial Berat (Al) Berat (Cu) Panjang Al Lebar Al Tebal Al Hasil 7,13 0,305V 3,96gr 1,82gr 51,1mm 33,6mm 1mm
  • 46. Data Pengamatan Data dimensi akhir No 1 2 3 4 5 6 7 Pengukuran Hasil 7,98 0,034V 3,94gr 1,82gr 50,8mm 32,4mm 1mm pH Potensial Berat (Al) Berat (Cu) Panjang Al Lebar Al Tebal Al Data Potensial - pH pH Potensial 7,13 305mV 7,4 260mV 7,79 194mV 7,86 45mV 7,98 34mV
  • 47. Data Grafik potensial -pH Diagram E-pH 0.35 7.13, 0.305 0.3 7.4, 0.26 0.25 0.2 7.79, 0.194 0.15 y = -0.318x + 2.601 0.1 0.05 7.86, 0.045 7.98, 0.034 0 7 7.1 7.2 7.3 7.4 7.5 7.6 7.7 7.8 7.9 8 8.1
  • 48. Perhitungan Perhitungan Luas Permukaan A (Inch2) • A = 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt) = 2(50,8 x 32,4) + 2(50,8 x 1) + 2(32,4 x 1) = 4088,24 mm2 = 6,336 inch2 • Berat terkorosi (W) = 3,96 – 3,94 = 0,02 gr = 20 mg Perhitungan Laju Korosi • Laju Korosi = = 4,035 x 10-3 mpy
  • 49. Analisa dan Pembahasan • Setelah dilakukan pengamatan selama 1 x 48 jam selama 8hari didapat bahwa pada permukaan plat Al yang menempel pada kawat tembaga menunjukkan tanda-tanda korosi yaitu muncul warna gelap pada plat Al tersebut, hal ini karena Al memiliki resistansi korosi lebih rendah dibanding Cu, sehingga Al akan lebih dulu mengalami korosi dibanding Cu, karena Al disini akan menjadi anodik dan Cu akan bertindak sebagai Katodiknya
  • 50. Kesimpulan • Korosi Galvanik terjadi akibat adanya pertemuan atau kontak antara dua logam yang berbeda di dalam medium elektrolit, dalam percobaan ini Al mengalami Korosi galvanik karena mengalami kontak dengan Cu • Laju korosi Galvanik Al dalam percobaan ini adalah 4,035 x 10-3 mpy • Deret volta menunjukkan resistansi logam terhadap korosi dari yang tertinggi hingga yang terendah, semakin rendah deret volta suatu logam maka resistansi korosi logam tersebut semakin kecil
  • 51. Modul 4 Pengendalian Korosi dengan Metode Anoda Korban (Sacrificial Anode)
  • 52. Tujuan Percobaan • Mengetahui dan memahami mekanisme pengendalian korosi dengan metode anoda korban (sacrificial anode • mengetahui dan memahami rancangan proteksi katodik dengan metode anoda korban (sacrificial anode) • mengetahui dan memahami cara menghitung laju korosi
  • 53. Alat dan Bahan Alat : • Neraca Digital • pH meter • Potensio Meter • Gelas Kimia Bahan : • Spesimen Logam (plat baja) • Amplas • Aqua dm • NaCl • Anoda Korban (Zn) • Kawat Tembaga
  • 54. Skema Proses Persiapkan alat dan bahan Plat baja digerinda untuk menghilangkan karat Proses persiapan pemukaan Pengukuran dimensi Hubungkan plat baja dengan anode korban(Zn) menggunakan kawat tembaga Masukkan plat baja kedalam larutan NaCl Ukur pH, potensial Amati 1 x 48 jam Analisa dan pengolahan data
  • 55. Data Pengamatan • Pengukuran Dimensi Tanggal 238 - - 238 491,6 - - 491,6 Tercelup 32,8 - - 32,8 32,8 - - 32,8 Tercelup 0,35 - - 0,35 0,35 - - 0,35 Tercelup 15802,36 - - - Tidak Tercelup Luas (A) (mm2) 6-2-2014 Tidak Tercelup Tebal (mm) 4-2-2014 Tidak Tercelup Lebar (mm) 2-2-2014 Tidak Tercelup Panjang (mm) 31-1-2014 32616,04 - - - Tercelup Wplat Awal 345 - - - (gr) Akhir 337,34 - - - Wanoda (gr) Awal 0,04 - - - Akhir - - - - pH 8,29 8,22 7,62 7,02 Potensial (Volt) 0,067 -0,018 -0.015 -0,010
  • 56. Data Pengamatan Data Potensial - pH pH 8,29 8,22 7,62 7,02 Potensial 0,067 -0,018 -0.015 -0,01
  • 57. Data Grafik potensial -pH Diagram E-pH 0.08 0.07 8.29, 0.067 0.06 0.05 0.04 0.03 y = 0.034x - 0.259 0.02 0.01 0 -0.01 6.8 -0.02 -0.03 7 7.2 7.02, -0.01 7.4 7.6 7.8 7.62, -0.015 8 8.2 8.4 8.22, -0.018
  • 58. Perhitungan Perhitungan Luas Permukaan A (mm2) • Atidak tercelup • A tercelup = 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt) = 2(491,6 x 32,8) + 2(491,6 x 0,35) + 2(32,8 x 0,35) = 32616,04 mm2 = 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt) = 2(238 x 32,8) + 2(238 x 0,35) + 2(32,8 x 0,35) = 15802,36 mm2
  • 59. Perhitungan Perhitungan Laju Korosi • Kebutuhan Arus Proteksi (I) = A x 24 mA/m2 I = 0,01582 x 24 = 3,95 x 10-4 A • Kebutuhan arus proteksi pada hari ke-30 (i) i = (30/365) x 4,5 x 10-4 = 0,37 x 10-4 A i = (3,95 x 10-4 A + 0,37 x 10-4 A) /2 = 2,16 x 10-4 A • Berat anoda yang dibutuhkan: • M = 3,89 x 10-5 kg = 0,038 gr ≈ 0,04 gr
  • 60. Analisa dan Pembahasan • Zn yang dihubungkan dengan plat baja berfungsi sebagai anoda dalam elektrolit yang berfungsi melindungi plat baja untuk tidak terkorosi, Zn yang dihubungkan lama kelamaan akan habis karena terkorosi terlebih dahulu,
  • 61. Analisa dan Pembahasan • Setelah dilakukan pengamatan ternyata plat baja mengalami korosi dan logam Zn masih tersisa, hal ini terjadi karena arus yang tidak mengalir dari Zn ke plat baja akibat kesalahan praktikan dalam merakit atau menjalankan prosedur yang seharusnya dilakukan, pemberian cat kuku pada sambungan kawat antara Zn dan plat Baja yang seharusnya tidak dilakukan praktikan menyebabkan terhambatnya atau tidak mengalirnya arus dari Zn kepada plat baja. • Dari hasil perhitungan berat Zn yang dibutuhkan untuk proteksi adalah sebesar 0,04 gram, jika proses perakitan sesuai maka Zn dengan jumlah tersebut akan habis dan tidak ada karat pada plat baja.
  • 62. Kesimpulan • Sacrificial anode merupakan salah satu proses perlindungan korosi pada logam dengan cara menggunakan logam dengan resistansi korosi lebih rendah dibandingan dengan logam yang akan diproteksi dalam percobaan ini Zn yang berfungsi sebagai anoda korban, dan baja sebagai logam yang diproteksi • Dari deret volta dapat diketahui selain Zn, logam Al dan Mg dapat digunakan sebagai anode korban
  • 63. Modul 5 Pengendalian Korosi dengan Penambahan Inhibitor ekstrak bahan alam
  • 64. Tujuan Percobaan • Mengetahui dan memahami pengaruh penambahan ekstrak bahan alam terhadap proses korosi • Mengetahui dan memahami mekanisme pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami
  • 65. Alat dan Bahan Alat : • Neraca Digital • Gelas Kimia • Potensio Meter • Gelas Kimia Bahan : • Spesimen Logam • Amplas • Aseton / Alkohol • Aqua dm • NaCl • Tembakau • Kopi • Teh
  • 66. Skema Proses Persiapkan alat dan bahan Ekstrak Tembakau, Kopi dan teh Proses permukaan spesimen Timbang spesimen Masukkan spesimen kedalam larutan NaCl Masukkan spesimen ke dalam gelas reaksi yang berisi masing-masing ekstrak tembakau, kopi, dan teh Amati spesimen selama 5 hari Analisa dan pengolahan data
  • 67. Data Pengamatan • Pengukuran Dimensi Data Dimensi Awal Jenis Inhibitor Panjang (mm) Lebar (mm) Tebal (mm) Berat (gr) Tembakau 51,08 30,7 0,94 10,45 Kopi 50,84 31,26 0,98 10,75 Teh 50,92 30,04 0,9 10,24 Panjang (mm) Lebar (mm) Tebal (mm) Berat (gr) 51 31,82 0,96 10,51 Kopi 50,88 30,18 0,8 10,73 Teh 50,9 30,1 1 10,25 Data Dimensi Akhir Jenis Inhibitor Tembakau
  • 68. Data Pengamatan Data Potensial - pH pH 8,29 8,22 7,62 7,02 Potensial 0,067 -0,018 -0.015 -0,01
  • 69. Perhitungan Perhitungan Luas Permukaan A (Inch2) • Tembakau • Berat terkorosi (W) = 0 gr • Kopi A • = 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt) = 2(50,88x 30,18) + 2(50,88x 0,8) + 2(30,18x 0,8) = 3200,81 mm2 = 4,961inch2 Berat terkorosi (W) = 0,02 gr • Teh A • Berat terkorosi (W) = 0 gr A = 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt) = 2(51x 31,82) + 2(51x 0,96) + 2(32,4 x 0,96) = 3405,768 mm2 = 5,279 inch2 = 2(pxl) + 2(pxt) + 2(lxt) = 2(50,9x 30,1) + 2(50,9x 1) + 2(30,1x 1) = 3226,18 mm2 = 5inch2
  • 70. Perhitungan Perhitungan Laju Korosi Tembakau • Laju Korosi = = 0 mpy Kopi • Laju Korosi = = 1,63 x 10-3 mpy Teh • Laju Korosi = = 0 mpy Perhitungan Efisiensi Inhibitor Tembakau Eff = ≈100 % Kopi Eff = ≈ 0 % Teh Eff = ≈100 %
  • 71. Analisa dan Pembahasan Dari hasil pengamatan dan pengolahan data didapat bahwa ekstrak tembakau dan teh menunjukkan tidak terjadi korosi pada spesimen, hal ini disimpulkan dari tidak adanya pengurangan berat spesimen pada media kedua ekstrak tersebut. Sedangkan dari hasil pengolahan data ekstrak kopi mengalami korosi karena adanya pengurangan berat sebesar 0,02gr dengan laju korosi = 1,63 x 10-3 mpy, hal ini bertentangan dengan hasil pengamatan secara visual, dari pengamatan secara visual tidak terlihat adanya tanda-tanda spesimen pada ekstrak mengalami korosi.
  • 72. Analisa dan Pembahasan Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa adanya kesalahan dalam pengukuran dimensi atau pengamatan selama 5 hari pengamatan, untuk itu perlu dilakukan pengamatan yang lebih baik agar hasil perhitungan dan pengamatan terbukti kecocokannya.
  • 73. Kesimpulan • Inhibitor memiliki peranan penting dalam proteksi logam terhadap korosi karena bisa menurunkan laju korosinya • Efisiensi tiap jenis inhibitor berbeda • Inhibitor tidak berfungsi menghentikan korosi melainkan hanya menurunkan laju korosinya • Penggunaan inhibitor pada media yang korosif dapat memperpanjang usia penggunaan benda kerja(logam) dibandingkan tanpa penggunaan inhibitor