Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Â
Makalah tugas 2
1. RESUME
EKONOMI INTERNASIONAL
(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Internasional)
Dosen Pengampu: Ade Fauji. SE., MM
Kelas/Ruangan : 6L-MA / C 1.4
Nama : Dian Pratiwi
Nim : 11150574
UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN
2. i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan resume yang berjudul “Ekonomi Internasional”.
Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan kepada Nabi Agung
Muhammad SAW, junjungan umat Islam, pembawa kebenaran di muka bumi.
Penulisan resume ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Ekonomi Internasional. Adapun isi dari resume yaitu menjelaskan tentang
Ekonomi Internasional meliputi Kebijakan Non Tarif, Valuta Asing, Teori
Tentang Perusahaan Multinasional (MNC), Neraca Pembayaran Internasional,
Serta Pembayaran Transaksi Internasional.
Terlepas dari berbagai kesalahan dan kekurangan dalam resume ini,
penulis sangat berharap agar resume ini dapat membantu dalam proses belajar
serta memahami lebih jauh mengenai masalah Ekonomi Internasional.
Serang, 18 Mei 2018
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................1
D. Manfaat penulisan...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Kebijakan Non Tarif (Kuota, Subsidi, Dumping) ..........................................3
2. Valuta Asing (Sistem Kurs Valuta Asing, Istilah-Istilah dalam Kurs Valuta
Asing) ...........................................................................................................10
3. Teori Tentang Perusahaan Multinasional (MNC) : Sifat Perusahaan
Multinasional, Faktor yang mempengaruhi keputusan Perusahaan
Multinasional ................................................................................................15
4. Teori tentang Perusahaan Multinasional (MNC): Kekuatan Bersaing, Efek
Global ...........................................................................................................18
5. Neraca Pembayaran Internasional: Masalah-Masalah Transaksi Ekonomi
Internasional, Pos-pos dalam Neraca Pembayaran Internasionl...................19
6. Neraca Pembayaran Internasional (Mekanisme Pembukuan, Klasifikasi pos-
pos dalam Neraca Pembayaran)....................................................................22
7. Cara-cara Pembayaran Transaksi Internasional: Cash, Open Account,
Comersial Bills of Exchange, Letter of C-redit, Private Compensation.......30
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.....................................................................................................34
B. Saran...........................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. .Latar Belakang
1. Dewasa ini kita berada dalam kegiatan ekonomi antarbangsa yang bergerak menuju
kesalingtergantungan ekonomi. Suatu ekonomi global jangan dianggap hanya sekedar
perdagangan yang semakin besar diantara negara-negara di dunia, karena yang tengah
terjadi adalah suatu ekonomi dunia yang bergerak ke arah ekonomi tunggal, suatu satu
ekonomi dan satu pasar. Dengan demikian kini tidak ada lagi yang namanya ekonomi
nasional murni. Bagian dunia yang lain terlalu besar untuk diabaikan, baik sebagai pasar
maupun sebagai pesaing. Oleh karena itu kita wajib mempelajari tentang cara berpikir
internasional supaya dapat memahami perkembangan ekonomi internasional. Dalam
ekonomi internasional menunjukkan adanya hubungan antara aktivitas ekonomi suatu
negara dengan aktivitas ekonomi negara lain. Hubungan aktivitas ekonomi suatu negara
dengan negara lain ini akan membentuk sistem ekonomi yang lebih besar, yaitu sistem
ekonomi internasional. Dalam mempelajari ekonomi internasional terdapat beberapa topik
yang perlu mendapat perhatian kita, yaitu Kebijakan Non Tarif, Valuta Asing, Teori
Tentang Perusahaan Multinasional (MNC), Neraca Pembayaran
Internasional, Serta Pembayaran Transaksi Internasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi kebijakan non tarif?
2. Bagaimana sistem kurs valuta asing, dan apa saja istilah-istilah dalam
kurs valuta asing?
3. Bagaimana teori tentang perusahaan multinasional (MNC)?
4. Apa yang dimaksud dengan neraca pembayaran internasional?
5. Bagaimana cara-cara pembayaran transaksi internasional?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi kebijakan non tarif
2. Mengetahui sistem kurs valuta asing, dan apa saja istilah-istilah dalam
kurs valuta asing
3. Mengetahui teori tentang perusahaan multinasional (MNC)
4. Mengetahui apa yang dimaksud dengan neraca pembayaran internasional
5. Mengetahui cara-cara pembayaran transaksi internasional
5. 2
6. Manfaat Penulisan
1. Mampu berfikir kreatif dan mandiri
2. Berani mengemukakan pendapat
3. Mengembangkan pola pikir dalam belajar
4. Memenuhi tugas mata kuliah ekonomi internasional.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kebijakan Non Tarif (Kuota, Subsidi, Dumping)
A. Pengertian
Kebijakan non-tarif (non-tarif barrier) adalah berbagai kebijakan
perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga
mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional (Dr. Hamdy Hady).
B. Macam kebijakan non tarif
A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan kebijakan non-tarif
(non-tariff barrier) sebagai berikut :
1. Pembatasan spesifik (specific limitation) :
a. Larangan impor secara mutlak
b. Pembatasan impor (quota system), Kuota adalah pembatasan fisik
secara kuantitatif yang dilakukan atas pemasukan barang (kuota impor)
dan pengeluaran barang (kuota ekspor) dari / ke suatu negara untuk
melindungi kepentingan industri dan konsumen.
c. Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor produk tertentu
d. Peraturan kesehatan / karantina
e. Peraturan pertahanan dan keamanan Negara
f. Perizinan impor (import licence)
g. Embargo
h. Kebijakan pemasaran / marketing
2. Peraturan bea cukai (customs administration rules)
a. Tatalaksana impor tertentu (procedure)
b. Penetapan harga pabean
c. Penetapan forex rate (kurs valas) dan pengawasan devisa (forex
control)
d. Packaging / labelling regulations
e. Documentation needed
f. Quality and testing standard
g. Pungutan administrasi (fees)
7. 4
3. Partisipasi pemerintah (government participation)
a. Kebijakan pengadaan pemerintah
b. Subsidi dan insentif ekspor, Subsidi adalah kebijakan pemerintah
untuk memberikan perlindungan atau bantuan kepada indusrti dalam
negeri dalam bentuk keringanan pajak, pengembalian pajak, fasilitas
kredit, subsidi harga, dll.
c. Countervaling duties
d. Domestic assistance programs
4. Import charges
a. Import deposits
b. Supplementary duties
c. Variable levies
C. Cara-cara suatu negara dalam menerapkan kebijakan non tarif (non-tarif
barrier)
Beberapa cara yang dilakukan oleh suau negara dalam menerapkan
kebijakan non tarif adalah sebagai berikut:
1. Standardisasi Kualitas Produk atau Jasa
2. Pembatasan Kuota Impor
3. Prosedur atau Peraturan Khusus
4. Struktur Pasar
5. Kondisi Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya
Standardisasi Kualitas Produk atau Jasa
Cara ini dilakukan dengan membuat standard kualitas khusus Ă produk
atau jasa yang akan masuk ke suatu negara tertentu harus memenuhi standar
kualitas negara tersebut. Pembatasan ini sama sekali tidak terkait dengan
aspek-aspek finansial.
Pembatasan Kuota Impor:
Dilakukan dengan membatasi kuantitas barang yang boleh masuk ke suatu
negara. Pembatasan jumlah barang dilakukan dengan tujuan produk-produk
8. 5
impor tidak membanjiri pasar dalam negeri. Dengan pembatasan ini
diharapkan produk-produk dalam negeri bisa bersaing di negerinya sendiri.
Prosedur atau Peraturan Khusus:
Prosedur atau peraturan khusus yang dikeluarkan oleh pemerintah
setempat bisa jadi menjadi kebijakan terbesar yang dihadapi produk luar
negeri. Peraturan atau prosedur yang dikeluarkan pemerintah merupakan
kunci masuknya produk luar negeri. Dengan adanya peraturan khusus
tersebut, gerak produk luar negeri di dalam negeri bisa terbatas.
Struktur Pasar:
Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli.
Pasar memiliki struktur tersendiri yang membuat dirinya khas dan berbeda
dibandingkan dengan pasar lainnya. Hal ini menjadi pembatas yang cukup
nyata terhadap produk luar yang akan masuk ke dalam negeri.
Kondisi Politik, Ekonomi, Dan Sosial Budaya
Suatu produk atau jasa dari luar negeri harus memperhatikan faktor-faktor
seperti politik, ekonomi, dan sosial budaya negara tujuan. Dengan
memperhatikan faktor-faktor tersebut, diharapkan usaha pemasaran akan
lebih mudah. Namun demikian, biasanya dengan adanya faktor-faktor
tersebut justru menghambat gerak langkah pemasaran perusahaan.
Berbagai Kebijakan Nontarif
1. Kuota impor
Kuota impor adalah pembatasan secara langsung terhadap jumlah
barang yang boleh diimpor dari luar negeri untuk melindungi kepentingan
industri dan konsumen. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan
memberikan lisensi kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan
domestik untuk mengimpor suatu produk yang jumlahnya dibatasi secara
langsung. Kuota impor dapat digunakan untuk melindungi sektor industri
tertentu dan neraca pembayaran suatu negara. Negara maju pada
9. 6
umumnya memberlakukan kuota impor untuk melindungi sektor
pertaniannya. Sedangkan negara-negara berkembang melakukan
kebijakan kuota impor untuk melindungi sektor industri manufakturnya
atau untuk melindungi kondisi neraca pembayarannya yang seringkali
mengalami defisit akibat lebih besarnya impor daripada ekspor.
Dampak-dampak keseimbangan parsial dari pemberlakuan kuota
impor dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Dx dan Sx masing-masing adalah kurva penawaran untuk komoditi
X di suatu negara. Dalm kondisi perdagangan bebas, harga yang berlaku
adalah harga dunia, yakni Px=$1. Jika negara tersebut memberlakukan
kuota impor 30X (JH), hal itu mengakibatkan kenaikan harga menjadi
Px=$2, dan konsumsi akan turun menjadi 50X (GH), di mana 20X (GJ) di
antaranya merupakan produksi domestik sedangkan sisanya adalah impor.
Jika pemerintah melelang lisensi impor dalam suatu pasar kompetitif,
maka pemerintah akan memperoleh tambahan pendapatan sebesar $30
(JHNM). Penambahan pendapatan bagi pemerintah sebesar itu sama
seperti yang ditimbulkan jika negara tersebut memberlakukan tarif impor
sebesar 100%. Namun seandainya kurva penawaran bergeser dari Dx ke
Dx’, maka pemberlakuan kuota impor sebesar 30X (J’H’) akan
menambah konsumsi dari 50X menjadi 55X (G’H’) dan 25X (G’J’) di
antaranya merupakan produksi domestik.
Perbedaan kuota impor dan tarif impor yang setara :
10. 7
a. Pemberlakuan kuota impor akan memperbesar permintaan yang
selanjutnya akan diikuti kenaikan harga domestik dan produksi
domestik yang lebih besar daripada yang diakibatkan oleh
pemberlakuan tarif impor yang setara;
b. Dalam pemberlakuan kuota impor, jika pemerintah melakukan
pemilihan perusahaan yang berhak memperoleh lisensi impor tanpa
mempertimbangkan efisiensi, maka akan menyebabkan timbulnya
monopoli dan distorsi;
c. Pada kuota impor, pemerintah akan memperoleh pendapatan secara
lansung melalui pemungutan secara lansung pada penerima lisensi
impor;
d. Kuota impor membatasi arus masuk impor dalam jumlah yang pasti,
sedangkan tarif impor membatasi arus masuk impor dalm jumlah
yang tidak dapat dipastikan.
Macam-macam kuota impor :
1. Absolute/ uniteral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan secara
sepihak (tanpa negoisasi).
2. Negotiated/ bilateral quota, yaitu sistem kuota yang ditetapkan atas
kesepakatan atau menurut perjanjian.
3. Tarif kuota, yaitu pembatasan impor yang dilakukan dengan
mengkombinasikan sistem tarif dengan sistem kuota.
4. Mixing quota, yaitu pembatasan impor bahan baku tertent untuk
melindungi industri dalam negeri.
2. Pembatasan Ekspor Secara Sukarela
Konsep ini mengacu pada kasus di mana negara pengimpor
mendorong atau bahkan memaksa negara lain mengurangi ekspornya
secara sukarela dengan ancaman bahwa negara pengimpor tersebut akan
melakukan kebijakan perdagangan yang lebih keras lagi. Kebijakan ini
dilakukan berdasarkan kekhawatiran akan lumpuhnya sektor tertentu
dalam perekonomian domestik akibat impor yang berlebih.
11. 8
Pembatasan ekspor secara sukarela ini kurang efektif, karena pada
umumnya negara pengekspor enggan membatasi arus ekspornya secara
sukarela. Pembatasan ekspor ini justru membebankan biaya yang lebih
mahal bagi negar pengimpor karena lisensi impor yang bernilai tinggi itu
justru diberikan pada pemerintah atau perusahaan asing.
3. Kartel-kartel Internasional
Kartel internasional adalah sebuah organisasi produsen komoditi
tertentu dari berbagai negara. Mereka sepakat untuk membatasi outputnya
dan juga mengendalikan ekspor komoditi tersebut dengan tujuan
memaksimalkan dan meningkatkan total keuntungan mereka.
Berpengaruh tidaknya suatu kartel ditentukan oleh hal-hal berikut:
a. Sebuah kartel internasional berpeluang lebih besar untuk berhasil
dalam menentukan harga jika komoditi yang mereka kuasai tidak
memiliki subtitusi;
b. Peluang tersebut akan semakin besar apabila jumlah produsen,
negara, atau pihak yang terhimpun dalam kartel relatif sedikit
4. Dumping
Dumping adalah ekspor dari suatu komoditi dengan harga jauh di
bawah pasaran, atau penjualan komoditi ke luar negeri dengan harga jauh
lebih murah dibandingkan dengan harga penjualan domestiknya.
Dumping diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Dumping terus-menerus atau international price discrimination
adalah kecenderungan terus-menerus dari suatu perusahaan
monopolis domestik untuk memaksimalkan keuntungannya dengan
menjual suatu komoditi dengan harga yang lebih tinggi di pasaran
domestik, sedangkan harga yang dipasangnya di pasar luar negeri
sengaja dibuat lebih murah;
b. Dumping harga yang bersifat predator atau predatory dumping
praktek penjualan komoditi di bawah harga yang jauh lebih murah
ketimbang harga domestiknya. Proses dumping ini pada umumnya
berlansung sementara, namun diskriminasi harganya sangat tajam
sehingga dapat mematikan produk pesaing dalam waktu singkat;
12. 9
c. Dumping sporadis atau sporadic dumping adalah suatu komoditi di
bawah harga atau penjualan komoditi itu ke luar negeri dengan harga
yang sedikit lebih murah daripada produk domestik, namun hanya
terjadi saat ingin mengatasi surplus komoditi yang sesekali terjadi
tanpa menurunkan harga domestik.
5. Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran lansung atau pemberian
keringanan pajak dan bantuan subsidi pada para eksportir atau calon
eksportir nasional, dan atau pemberian pinjaman berbunga rendah kepada
para pengimpor asing dalam rangka memacu ekspor suatu negara.
Analisis subsidi ekspor disajikan secara grafis pada grafik berikut ini :
Dalam kondisi perdagangan bebas, harga yang berlaku adalah
Px=$3,5. Dalam kondisi tersebut, negara 2 yang merupakan sebuah
negara kecil akan memproduksi komoditi X sebanyak 35 unit (A’C’),
sebagian di antaranya yakni sebanyak 20 unit akan dikonsumsi sendiri
(A’B’), sedangkan sisanya 15 unit akan diekspor (B’C’). namun setelah
pemerintah negara 2 memberikan subsidi ekspor sebesar $0,5 untuk setiap
unit komoditi X yang diekspor, maka Px meningkat menjadi $4/unit bagi
para produsen dan konsumen domestik. Sementara itu harga yang
dihadapi oleh produsen dan konsumen luar negeri tetap. Berdasarkan
tingkat harga baru Px=$4 tersebut, para produsen di negara 2 akan
meningkatkan produksi komoditi X hingga (G’J’). sementara itu para
konsumen yang menghadapi harga yang lebih mahal akan menurunkan
konsumsinya menjadi 10 unit (G’H’), sehingga jumlah komoditi X yang
13. 10
diekspor juga meningkat menjadi 30 unit (H’J’). kondisi ini
mengakibatkan kerugian bagi konsumen domestik sebesar $7,5 (luas
bidang a’+b’), sedangkan produsen memperoleh keuntungan tambahan
sebesar $18,75 (luas bidang a’+b’+c’). selain itu, pemerintah yang
memberikan subsidi akan memikul kerugian sebesar $15 (B’+C’+D’).
secara keseluruhan kerugian yang dialami negara 2 (negara proteksi)
mencapai $3,75 yang setara dengan penjumlahan luas segitiga B’H’N’ =
b’ = $2,5 dan C’J’M’ = d’ = $1,25.
2. Valuta Asing (Sistem Kurs Valuta Asing, Istilah-Istilah dalam Kurs
Valuta Asing)
A. Sistem Kurs Valuta Asing
Sifat kurs valuta asing sangat tergantung dari sifat pasar. Apabila transaksi
jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs valuta
asing akan berubah – ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan
penawaran. Apabila pemerintah menjalankan kebijaksanaan stabilisasi kurs,
tetapi tidak dengan mempengaruhi transaksi swasta, maka kurs ini hanya akan
berubah – ubah di dalam batas yang kecil, meskipun batas – batas ini dapat
diubah dari waktu ke waktu. Pemerintah dapat juga menguasai sepenuhnya
transaksi valuta asing. Dalam hal ini kurs tidak lagi dipengaruhi oleh
permintaan dan penawaran. System ini disebut exchange control. Di dalam
sistem moneter standar emas kurs valuta asing relatif tetap atau hanya
berubah – ubah dalam batas – batas yang di tentukan oleh ongkos angkut
emas. Adapun sistem kurs valuta asing adalah sebagai berikut :
a. Sistem kurs yang berubah – ubah
Di dalam pasar bebas perubahan kurs tergantung pada beberapa
factor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta asing.
Bahwa permintaan valuta asing diperlukan guna melakukan transaksi
pembayaran ke luar negeri (impor). Permintaan valuta asing diturunkan
dari transaksi debit dalam neraca pembayaran internasional. Sedangkan
penawaran valuta asing berasal dari eksportir, yakni berasal dari transaksi
kredit neraca pembayaran internasional. Suatu mata uang dikatakan
“kuat” apabila transaksi autonomous kredit lebih besar dari transaksi
14. 11
autonomous debit, sebaliknya dikatakan “lemah” apabila neraca
pembayarannya mengalami defisit. Selanjutnya, transaksi autonomous
debit dan kredit dipengaruhi oleh factor – factor yang berasal dari dalam
maupun luar negeri, termasuk harga, pendapatan dan tingkat bunga.
Segala sesuatu yang mempengaruhi ketiga factor ini, baik dari dalam
maupun luar negeri, akan mempengaruhi permintaan dan penawaran
yang pada gilirannya akan mempengaruhi kurs valuta asing.
Makin tinggi tingkat pertumbuhan pendapatan, makin besar
kemungkinan untuk impor yang berarti makin besar pula permintaan
akan valuta asing. Kurs valuta asing cenderung naik dan harga mata uang
sendiri akan turun. Demikian juga inflasi, akan menyebabkan impor naik
dan ekspor turun yang akan mengakibatkan kurs valuta asing naik.
Kenaikan tingkat bunga dalam negeri cenderung menarik modal masuk
dari luar negeri. Kurs valuta asing akan turun dan nilai mata uang sendiri
naik relatif terhadap valuta asing. Bahwa semua kegiatan ekonomi dan
kebijakan pemerintah yang mempengaruhi pendapatan, harga serta
tingkat bunga secara tidak langsung akan mempengaruhi kurs.
Kebijaksanaan pemerintah akan menaikkan pendapatan dan harga.
Kenaikan pendapatan dan harga ini akan menyebabkan impor naik, yang
berarti akan menaikkan permintaan valuta asing. Akibat selanjutnya, kurs
valuta asing akan naik. Disamping factor – factor ekonomi tersebut, ada
factor – factor nonekonomi yang dapat mempengaruhi perubahan kurs,
seperti factor politis dan psykologi. Misalnya, kepanikan yang terjadi di
dalam negeri akan menyebabkan larinya dana ke luar negeri, sehingga
kurs valuta asing akan naik.
b. Sistem Kurs yang Stabil
Sistem kurs bebas sering menimbulkan adanya tindakan spekulasi
sebagai akibat ketidaktentuan di dalam kurs valuta asing. Oleh karena itu
banyak Negara yang kemudian menjalankan suatu kebijaksanaan untuk
menstabilkan kurs. Pada dasarnya kurs yang stabil dapat timbul secara :
a. Aktif yakni pemerintah menyediakan dana untuk tujuan stabilisasi
kurs.
15. 12
b. Pasif yakni di dalam suatu Negara yang menggunakan system standar
emas.
2. Stabilisasi kurs
Kegiatan stabilisasi kurs dapat dijalankan dengan cara, apabila tendensi
kurs valuta asing akan turun maka pemerintah membeli valuta asing di
pasar. Dengan tambahnya permintaan dari pemerintah maka tendensi kurs
turun dapat dicegah. Sebaliknya apabila tendensi kurs naik, maka
pemerintah menjual valuta asing di pasar sehingga penawaran valuta asing
bertambah dan kenaikan kurs dapat dicegah. Usaha untuk mencegah
kenaikkan kurs valuta asing ini bagi pemerintah lebih sukar, Karena
cadangan valuta asing yang dimiliki terbatas. Keterbatasan ini mungkin
menyebabkan pemerintah tidak bisa sepenuhnya untuk mengembalikan
kurs ke tingkat yang dikehendaki. Sedangkan usaha untuk mencegah
penurunan kurs lebih mudah dijalankan sebab pembelian valuta asing oleh
pemerintah dilakukan dengan menggunakan cadangan mata uang sendiri.
Besarnya cadangan mata uang sendiri di bawah kekuasaan/pengawasan
pemerintah, bahkan kalau kekurangan pemerintah dapat mencetak uang.
3. Standar emas
Suatu Negara dikatakan memakai standar emas apabila :
a. Nilai mata uangnya dijamin dengan nilai seberat emas tertentu.
b. Setiap orang boleh membuat serta melebur uang emas.
c. Pemerintah sanggup membeli atau menjual emas dalam jumlah yang
tidak terbatas pada harga tertentu (yang sudah ditetapkan
pemerintah).
c. Pengawasan Devisa (Exchange Control)
Dalam system ini pemerintah memonopoli seluruh transaksi valuta
asing. Tujuannya adalah untuk mencegah adanya aliran modal keluar dan
melindungi pengaruh depresi dari Negara lain, terutama dalam hal Negara
tersebut menghadapi keterbatasan cadangan valuta asing dibanding dengan
permintaannya. Menghadapi jumlah valuta asing yang relatif lebih sedikit
dibandingkan dengan permintaannya, pemerintah perlu mengadakan
alokasi di dalam penggunaannya, yakni untuk tujuan – tujuan yang sesuai
16. 13
dengan program pemerintah. Alokasi biasanya dilakukan dengan
menggunakan lisensi impor.
Di dalam pengawasan devisa (exchange control) pemerintah dapat
menetapkan kurs suatu mata uang itu :
a. Hanya satu jenis saja, tidak tergantung pada tujuan penggunaan devisa
tersebut. System ini disebut single exchange rate system.
b. Lebih dari satu macam kurs, tergantung daripada tujuan
penggunaannya. System ini disebut multiple exchange rate.
Sebenarnya didalam system ini terdapat banyak sekali cara penentuan
exchange rate. Bentuk yang extreme ada dua yakni :
ď‚· Dua atau lebih kurs / exchange rate yang bebas untuk mengalokasi
devisa dengan beberapa pengawasan yang tidak ketat.
ď‚· Dua atau lebih kurs resmi (official rate) yang tetap, yang biasanya
dilengkapi dengan system lisensi impor serta impor quota.
Didalam mengadakan alokasi penggunaan devisa, pemerintah dapat
menggunakan beberapa cara, antara lain :
ď‚· Individual allocation : setiap pemohon devisa diadakan penelitian
tentang penggunaannya. Apabila pemohon tersebut disetujui lalu
diberikan izin untuk membeli sejumlah tertentu devisa.
ď‚· Exchange quota : untuk setiap kategori impor ditentukan jumlah
devisanya berdasarkan devisa yang akan diperoleh dari ekspor dalam
waktu tertentu. Apabila devisa sudah tersedia, lalu dijual dengan
prinsip yang datang dulu dilayani sampai jatah untuk kategori impor
tersebut habis.
ď‚· Waiting list : ini merupakan pelengkap cara Exchange quota. Setiap
surat permohonan pembelian devisa ditempatkan dalam daftar
menunggu sampai devisa tersedia.
B. Istilah-Istilah Dalam Kurs Valuta Asing
Adapun istilah-istilah dalam kurs valuta asing adalah sebagai berikut :
17. 14
1. Selling rate & Buying rate: Kurs yang berlaku diatas (Kurs Jual) untuk USD
yaitu Rp.8.000,- / USD yang akan sama dengan Kurs Beli (buying rate /bid rate)
untuk rupiah, yaitu USD 1/8.000 = USD 0.000125 / IDR.
2. Buying rate (bid rate) : Dalam hal ini kurs yang berlaku disebut sebagai kurs
beli (buying rate /bid rate) untuk USD, yaitu Rp.7.000 / USD yang akan sama
dengan kurs jual (Selling rate / asking rate) untuk rupiah, yaitu USD 1/7.000 =
USD 0.0001428 / USD
3. Spread : Adalah selisih antara kurs jual dengan kurs beli valuta asing.
Kurs jual lebih tinggi dibandingkan kurs belinya, disebabkan pihak bank
atau pedagang valas berusaha memperoleh keuntungan dari selisih
penjualan dengan pembelian yang dikenal dengan biaya transaksi.
4. Forex Quotation : Sistem penulisan yang menyatakan harga atau nilai suatu
valas yang dinyatakan dalam valas lainnya.
5. Spot Rate : Bursa Valasdimanadilakukantransaksi jual dan beli valas dengan
kurs spotdengancara immediate delivery atau dalam jangka waktu 2 X 24 jam.
6. Spot Market : Suatu Bursa Valas setempat, misalnya di Jakarta, Tokyo, New
York, Paris, Hongkong, Singapura dan tempat lain di mana berlaku spot rate.
{ ( t + 1 ) atau ( t + 2 ) }
7. Forward Market : Bursa Valas dimana dilakukan transaksi penjualan dan
pembelian valas dengan kurs forward yaitu kurs yang ditetapkan
sekarang, tetapi diberlakukan untuk waktu yang akan datang (future
period) antara lebih dari 2 x 24 jam hingga biasanya 12 bulan (1 tahun).
8. Currency Future Market (CFM ): CPM merupakan salah satu bentuk Bursa
Valas. Di CPM dilakukan kontrak yang sering digunakan oleh para pengusaha
atau arbitrager (pedagang valas) untuk mengcover atau melindungi posisi
forex-nyaatauuntukberspekulasimencari keuntunganterhadapfluktuasi forex
rate.
9. Currency Option Market (COM ): COMmerupakansuatualternatif lain bagi
pedagang valas atau spekulator untuk melakukan kontrak sehingga
memperoleh hak untuk membeli (call option) atau hak untuk menjual (put
option) yang dapat dibatalkan (not obligation) atas sejumlah unit valas pada
harga dan jangka waktu atau tanggal expired tertentu.
18. 15
10. Call Option : Call option bisa digunakan perusahaan untuk melindungi atau
meng-cover open position dari payable.
11. Put Option : Put optionbisadigunakanperusahaanuntuk menghindari resiko
kerugian atau meng-cover open position dari receivable.
12. Straddle : Yaitu melakukan sekaligus call option dan put option disebabkan
tingkatapresiasi ataudepresiasivalaslebihtinggi dari total biayapremiumyang
dikeluarkan untuk menutup kontrak call & put option.
13. Eurocurrency Market : Merupakan pasar uang internasional yang kemudian
dikenal sebagai Eurodollar market yang mulai tumbuh dan berkembang pada
awal tahun 1960. Pelaku utama dalam Eurocurrency market adalah bank
besar yang disebut dengan Eurobank, yang menerima deposito dan
memberikan pinjaman dalam berbagai currency.
3. Teori Tentang Perusahaan Multinasional (MNC) : Sifat Perusahaan
Multinasional, Faktor yang mempengaruhi keputusan Perusahaan
Multinasional
A. Sifat MNC
Karakteristik MNC sangat bervariasi, tergantung dari cara pendirian
cabang di luar negeri, pola pemilikan dan tujuan operasi di luarnegeri.
Pendirian cabang di luar negeri biasanya dilakukan dengan investasi
langsung yakni dengan cara mendirikan perusahaan baru, ekspansi atau
membeli perusahaan di luar negeri.
Peraturan pemilikan dan cabang luar negeri bervariasi antara MNC yang
satu dengan yang lain. Dengan beberapa pertimbangan perusahaan induk
mungkin menghendaki pemilikan kurang dari 100% modalnya. Namun yang
banyak dilakukan adalah melalui patungan (joint ventures)
Tujuan dan motif MNC melakukan investasi langsung di luar negeri juga
bebeda. Ada MNC yang bermaksud untuk melakukan ekspansi secara
vertical. Perusahaan induk (yang memproses lebih lanjut) mendirikan cabang
di luar negeri untuk menghasilkan input untuk dip roses lebih lanjut oleh
perusahaan induk. Contoh untuk ekspansi vertical ini misalnya perusahaan
minyak dengan mendirikan cabang di luar negeri dimana terdapat sumber
minyak yang kemudian dapat diproses lebih lanjut oleh perusahaan induk.
19. 16
MNC dapat dilakukan ekspansi horizontal dengan cara mendirikan cabang di
luar negeri dengan melakukan kegiatan yang hamper sama dengan
perusahaan induk.
Sebelum Produsen itu mempertimbangkan untuk menghasilkan barang di
luar negeri seyogyanya telah mempunyai pengalaman di bidang bisnis
internasional seperti misalnya ekspor barang hasil produksinya ke pasar
internasional yang selalu menunjukan peningkatan. Dengan berkembangnya
ekspor ini perusahaan kemudian dapat menempatkan staf pemasaran di pasar
luar negeri. Pada waktu yang bersamaan dapat melakukan penelitian pasar
dan bahkan perusahaan dapat membukakantor pemasaran.
Perusahaan dapat pula melakukan penetrasi pasar dengan cara
mengadakan perjanjian lisensi dengan perusahaan luar negeri, misalnya untuk
pemasaran produk menggunakan teknologi atau pemakai nama
perusahaannya.
Akhirnya perusahaan mempertimbangkan dapat tidaknya mendirikan
cabang produksi di luar negeri. Alakah ini perlu dengan perhitungan yang
cermat menyangkut karakteristik dan tingkah laku konsumen serta
pemerintah negara di mana cabang itu akan didirikan. Pertimbangan tersebut
hanya merupakan sebagian kecil saja dari faktor social, budaya dan politik
yang dapat menyebabkan investasi di luar negeri lebih riskan dari pada di
dalam negeri. Oleh karena itu keuntungan ekonomis investasi di luar negeri
ini harus cukup sehingga dapat mengimbangi risiko yang tinggi.
B. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan MNC
Untuk mudahnya, kita anggap saja tujuan investasi langsung di luar
negeri adalah mencari keuntungan maksimum, penjualan maksimum atau
kedua-duanya.
Dalam kaitannya dengan tujuan penjualan maksimum, mendirikan cabang
di luar negeri dapat memperoleh beberapa manfaat, antara lain :
a. Apabila perusahaan tersebut telah melayani pasar luar negeri melalui
ekspor, mungkin di perlukan hubungan yang lebih dekat dengan
langganan untuk mengetahui kebutuhan dan selera konsumen. Disanping
itu cabang di luar negeri dapat merupakan basis untuk memberikan
20. 17
pelayanan kepada konsumen. Untuk produk dengan teknologi tinggi,
seperti computer maka pelayanan purna jual sangat penting. Pelayanan
purna jual ini akan lebih efesien apabila di lakukan oleh cabang luar
negeri.
b. Ekspor keluar negeri sering dihambat oleh kebijaksanaan tarif negara.
Dengan mendirikan cabang di luar negeri yang dapat menghasilkan
produk di negara tersebut maka masalah hambatan tarif dapat teratasi.
Masalah lain yang berkaitan dengan ini adalah pengaruh perubahaan kurs
mata uang. Apabila mata uang negara asal perusahaan induk mengalami
apresiasi maka harga barang ekspornya akan naik sehingga dapat
menurunkan volume ekspor. Masalah ini dapat teratasi apabila perusahaan
tersebut mendirikan cabang di luar negeri.
c. Faktor biaya lain yang kerap lain di pertimbangkan adalah biaya transport,
dengan membuka cabang, biaya transport dapat di tekan. Di samping
biaya transport, pajak yang relative lebih rendah dapat merupakan daya
tarif bagi MNC.
C. Faktor Nonekonomi
Disamping faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan MNC untuk
ekspansi, faktor sosial dan politik di negara yang hendak di tuju perlu
diperhatikan. Sikap pemerintah terhadap perusahaan asing perlu dipelajari.
Negara penerima MNC sering mengadakan pengaturan terhadap perusahaan
asing. Aturan ini biasanya berupa pembatasan keuntungan yang dapat di
kirim ke perusahaan induk atau pengaturan mengenai keharusan
menggunakan sebagian tenaga kerja dan bahan yang berasal dari negara
penerima MNC. Jelas bahwa pengaturan ini dapat menghambat
perkembangan MNC. Oleh karena itu MNC terlebih dahulu mempelajari
pengalaman (sejarah) kebijaksanaan negara penerima terhadap perusahaan
asing sebelum MNC tersebut melakukan ekspansi kesana. Hal lain yang tak
kalah pentingnya adalah kestabilan politik negara penerima. Keadaan politik
yang tidak stabil akan sangat mengganggu kegiatan MNC di negara itu.
21. 18
4. Teori tentang Perusahaan Multinasional (MNC): Kekuatan Bersaing,
Efek Global
A. Kekuatan Bersaing MNC
Sumber kekuatan bersaing MNC dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. MNC di pandang sebagai perusahaan yang superior. Sifat transaksi
internasional yang dilakukan adalah barangnya relatif sophisticated,
sangat berfariasi, kompleks, penggunaan teknologi canggih dan
dilakukan oleh beberapa perusahaan besar saja.
b. MNC dipandang memilki kekuatan monopoli yang diperoleh karena
penggunaan teknologi melalui riset dan pengembangan (R & D).
c. MNC kadang disebut sebagai “perusahaan informasi”, yakni
mengorganisir dan secara sistematis mengumpulkan imformasi tentang
perkembangan pasar, biaya dan teknologi melalui cabang-cabang nya
diluar negeri. Informasi ini secara terus menerus disebarkan kesemua
cabang untuk dievaluasi dan implementasikan.
d. MNC biasanya dapat menimakti adanya skala yang ekonomis dengan
cara misalnya, melalui pemutusan seluruh mesin produksi pada satu
bagian tertentu dari proses produksi.
e. MNC juga memperoleh manfaat dari besarnya/luasnya jaringan keuangan
internasional.
f. MNC sering mempunyai monopoli pemasaran baik melalui integrasi
horizontal maupun vertical dan tidak jarang mereka melakukan perang
harga atau subsidi untuk membuat pasar.
g. MNC sering dapat menghindar dari kebijaksanaan tarif atau quota yang
di ambil oleh negara lain.
B. Efek Global MNC
Apakah kehadiran MNC itu menaikkan atau bahkan menurunkan
kesejatraan dunia, merupakan pertanyaan yang jawabnya belum pasti. MNC
dapat mempunyain efek positif maupun negatif terhadap perekonomian dunia
secara keseluruhan.
MNC akan mempengaruhi alokasi investasi antar negara. Jumlah total
investor dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC apabila naiknya
22. 19
investasi di cabang luar negeri tidak mengakibatkan turunnya investasi di
negara asal. MNC juga mempunyai ekses sumberdana internasional yang
lebih luas dan kemudian menanamkan di negara yang menjajikan pendapatan
tinggi serta risiko yang rendah. Banyak studi empiris dilakukan untuk
meneliti apakah investasi luar negeri yang dilakukan oleh MNC untuk
menambah atau justru malah menggeser/mengganti investasi di negara yang
didatangi. Umumnya menyimpulkan bahwa investasi luar negeri ini sebagai
suplemen (menambah) investasi di negara itu. Sebaliknya ada pula yang
berkesimpulkan bahwa investasi MNC tersebut menggeser pembentukan
modal di negara yang didatangi. Oleh karena itu efek netonya terhadap
investasi global masih dipertanyakan.
C. Manfaat MNC bagi Negara Induk
Dalam kerangka analisa general equilibrium, manfaat kegiatan MNC di
luar negeri adalah dalam bentuk kenaikan pendapatan ataupun risiko yang
lebih kecil dari pemilik faktor produksi. Pendapatan ini dapat berbentuk
kenaikan : divenden bagi pemilik saham, gaji bagi pimpinan serta upah bagi
karyawan. Menurut prediksi teori klasik tentang perdagangan internasional,
faktor produksi yang melimpah di nega induk akan memperoleh manfaat
sedang faktor produksi yang jarang akan rugi. Namun secara keseluruhan
manfaatnya akan lebih besar dari kerugiannya.
Manfaat lain adalah dapat diperolehnya produk dengan harga yang lebih
murah yang di hasilkan di negara lain yang biaya produksinya lebih rendah.
Biasanya MNC mengalihkan sebagian kegiatannya di luar negeri untuk
memperoleh biaya yang lebih murah. Untuk perusahaan yang bergerak di
bidang pertambangan manfaat ini jelas Nampak. Produksi di negara lain di
mana terdapat tambang tersebut akan jauh lebih murah.
5. Neraca Pembayaran Internasional: Masalah-Masalah Transaksi
Ekonomi Internasional, Pos-pos dalam Neraca Pembayaran Internasionl
A. Pengertian Neraca Pembayaran
Pengertian neraca pembayaran internasional atau Balance of
Payment(BOP) menurut Balace of Payment Manual (BPM) adalah:
23. 20
“ A statement that systematically, for spesific time period, the economic
transactions of an economic with the rest of the world. Transactions, for the
most part between residents and non residents, consist of those involving
goods, services and income: those involving financial claim on assets and
liabilities to, the rest of the world: and those (such gift) classified as transfers,
which involve offsetting entries to balance in an accounting sense-one set
transactions”.
Secara umum definisi neraca pembayaran dapat diartikan sebagai suatu
catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi
yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara
penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world)
untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa neraca pembayaran
internasional merupakan suatau catatan sistematis yang disusun berdasarkan
suatu sistem akuntansi yang dikenal sebagai “ double entry bookkeeping”
sehinga setiap transaksi internasional yang terjadi akan tercatat dua kali, yaitu
sebagai transaksi kredit dan sebagai transaksi debet.
Dengan sistem double entry bookkeeping, maka neraca pembayaran
internasional secara ove all akan selalu dalam posisi balance, tetapi dapat
memiliki cadangan devisa positif atau negatif.
B. Kegunaan Analisis Neraca Pembayaran Internasional
1. Menganalisis komposisi transaksi ekonomi internasional suatu negara
(transaksi mana yg lebih menonjol: barang, jasa, ataukah modal)
2. Menganalisis negara mitra utama suatu negara dlm hubungan ekonomi
internasional
3. Menganalisis posisi cadangan devisa suatu negara yg menunjukkan tingkat
kesehatan ekonomi suatu Negara
4. Dasar bagi lembaga donor, seperti IMF, untuk memberikan bantuan (misal
Structural Adjusment Program dberikan untuk negara yg mengalami
defisit NPI parah)
C. Pos-pos Dalam Neraca Pembayaran Internasional
24. 21
Ada 2 pos atau transaksi utama dalam Neraca Pembayaran Internasional
(NPI), yaitu:
1. Transaksi-Transaksi di Atas Garis (Upper the Line)
a. Neraca Perdagangan, mencatat ekspor dan impor khusus barang atau
komoditi
b. Neraca Jasa, mencatat ekspor dan impor jasa atau intangible goods,
meliputi:
ď‚· Pembayaran bunga utang LN
ď‚· Biaya Transportasi
ď‚· Biaya Asuransi
ď‚· Remitansi (Upah & gaji TKI/TKW/TKA, royalti untuk jasa
konsultansi dan teknologi)
ď‚· Pembayaran jasa dari Turisme
c. Penjumlahan Neraca Perdagangan dan Neraca Jasa disebut Neraca
Transaksi Berjalan
d. Neraca Modal, mencatat ekspor modal (capital outflow) dan impor
modal (capital inflow). Neraca Modal ini terdiri dari:
ď‚· Investasi Langsung
ď‚· Investasi Portofolio, yaitu pembelian surat-surat berharga
ď‚· Investasi Lainnya, yaitu bantuan dan utang LN baik pemerintah
maupun swasta
e. Cadangan Devisa, yaitu seluruh valuta asing yang dikelola oleh Bank
Sentral. Batas aman jumlah cadangan devisa suatu negara menurut
IMF adalah cukup untuk kebutuhan 3 bulan impor
2. Transaksi-transaksi di bawah garis(Below The Line), yaitu transaksi
“bayangan” sebagai konsekuensi dari transaksi di atas garis
D. Masalah-masalah Transaksi Ekonomi Internasional
1. Neraca jasa selalu defisit, karena:
a. Pembayaran bunga dan utang LN Indonesia yg masih besar
b. Penggunaan jasa luar negeri seperti penggunaan kapal laut asing yg
masih tinggi
25. 22
2. Komposisi Arus Modal Masuk dlm neraca modal yg lebih didominasi oleh
investasi portofolio, membuat posisi cadangan devisa rawan.
3. Pada Neraca Perdagangan, meskipun selalu surplus tetapi ekspor yg
menjadi tumpuan Indonesia:
a. Masih pada komoditas primer (pertanian & pertambangan) yang
suplynya inelastik dan harganya fluktuatif
b. Negara tujuan ekspor juga masih pada Jepang dan AS, kurang variatif
4. Impor Non-migas yg merupakan 78,2% dari total impor nilainya masih
cukup besar yaitu 71.907 juta dolar AS dengan komposisi (posisi 2007):
a. Barang Konsumsi (6,1%)
b. Bahan Baku (56,1%)
c. Barang Modal (15,9%)
Ini membuat NPI rawan defsit yg pada akhirnya dampaknya rawan thd
kurs Rp thd dolar AS
6. Neraca Pembayaran Internasional (Mekanisme Pembukuan, Klasifikasi
pos-pos dalam Neraca Pembayaran)
A. Mekanisme Neraca Pembayaran Internasional
Terdapat tiga mekanisme atau proses penting yang menyangkut neraca
pembayaran internasional, yaitu sebagai berikut:
a. Penyesuaian melalui perubahan harga-harga atau mekanisme
harga (price effects).
b. Penyesuaian melalui perubahan pendapatan nasional atau mekanisme
pendapatan(income effects).
c. Penyesuaian melalui perubahan stok uang atau mekanisme
moneter (real balance effects).
1. Mekanisme Dasar Penyeimbangan Kembali Neraca Pembayaran
Telah diketahui bersama, bahwa masalah pokok yang dihadapi oleh
perekonomian dunia adalah ketidakseimbangan (disequilibrium) neraca
pembayaran. Neraca pembayaran yang defisit akan merisaukan keadaan
perekonomian suatu negara, namun bukan berarti surplus neraca pembayaran
yang cukup besar tidak menimbulkan masalah. Keadaan neraca pembayaran
26. 23
yang dapat dianggap ideal bagi perekonomian suatu negara adalah keadaan
neraca pembayaran yang ekuilibrium atau seimbang.
Untuk menyeimbangkan neraca pembayaran internasional terdapat
beberapa mekanisme adjustment atau penyesuain secara teoritisyang
digunakan oleh masing – masing negara.
Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakseimbangan neraca
pembayaran internasional antara lain sebagai berikut :
a. Perubahan tingkat harga di dalam negeri.
b. Struktur produksi suatu Negara.
c. Perubahan posisi utang piutang dengan luar negeri.
d. Pergeseran permintaan luar negeri terhadap produk dalam negeri.
e. Ketidakstabilan perekonomian dalam negeri, ditandai dengan
menurunnya kegiatan ekspor dan meningkatnya impor.
f. Bencana alam.
Pada prinsipnya, cara untuk mengurangi atau menghilangkan defisit
neraca pembayaran internasional yang terjadi di suatu negara dilakukan
melalui proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran dengan lima
jalur. Kelima jalur tersebut bekerja melalui perubahan komponen-komponen
berikut ini :
a. Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan melakukan kebijakan fiskal, yaitu
semua tindakan pemerintah yang bertujuan untuk memengaruhi jalannya
perekonomian melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
b. Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan moneter,
yaitu segala tindakan pemerintah yang ditujukan untuk mempengaruhi
jalannya perekonomian dengan cara menambah atau mengurangi jumlah
uang yang beredar dalam masyarakat.
c. Kurs Valuta Asing
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan
devaluasi, yaitu kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang dalam
27. 24
negeri terhadap mata uang asing dengan tujuan untuk meningkatkan
ekspor suatu negara dan menambah devisa suatu negara.
d. Tingkat Bunga
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran melalui
perubahan tingkat bunga pada dasarnya bekerja melalui perubahan
neraca investasi atau neraca modal. Oleh karena itu, proses ini dapat
dilakukan melalui perubahan jumlah uang yang beredar dengan
menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku. Jika suku
bunga naik, maka nilai investasi akan menurun. Sebaliknya, jika suku
bunga turun, maka nilai investasi akan meningkat.
e. Sektor Moneter
Proses ini dilakukan dengan melalui suatu bentuk campur tangan
pemerintah yang dinamakan Exchange Control (EC), artinya suatu
bentuk campur tangan pemerintah dalam lapangan ekonomi
internasional. Dalam sistem ini, semua valuta asing dimonopoli oleh
pemerintah, artinya semua alat-alat pembayaran luar negeri yang dimiliki
atau yang diperoleh seluruh penduduk suatu negara harus diserahkan
kepada pemerintah, untuk selanjutnya pemerintah mengatur dan
menentukan penggunaan valuta asing.
2. Tata Cara Pembayaran Internasional
Perdagangan internasional selalu menimbulkan impor dan ekspor.
Adapun cara untuk melakukan pembayaran internasional yang timbul akibat
perdagangan dan peminjaman internasional antara lain sebagai berikut.
a. Pembayaran dengan Surat Wesel Dagang (Commercial Bill of Exchange
atau Commercial draft atau Trade Bill)
Surat wesel dagang adalah pembayaran yang dilakukan dengan
cara eksportir menarik surat wesel atas importer sejumlah harga barang-
barang beserta biaya-biaya pengirimannya.
Dalam surat wesel tersebut harus dilampiri dokumen – dokumen berupa:
- faktur (invoice),
- konosemen atau surat muatan (bill of lading),
- daftar isi barang (packing list),
28. 25
- surat keterangan asal barang (certificate of origin),
- surat keterangan pabean,
- surat asuransi (insurence)
Wesel adalah surat perintah pembayaran dari seseorang (penarik
wesel) yang ditujukan kepada orang lain (yang kena tarik) untuk
membayar sejumlah uang tertentu (nilai nominal wesel) kepada seseorang
yang ditunjuk dalam surat wesel (pemegang wesel) pada tanggal yang
sudah ditentukan (hari jatuh tempo).
Cara pembayaran semacam ini sekarang masih banyak digunakan
dalam lalu lintas pembayaran internasional. Dengan surat wesel, apabila
eksportir membutuhkan uang sebelum jatuh tempo, maka ia dapat
menjualnya kepada pihak lain, yang kelak akan menukarkannya kepada
importir setelah wesel itu jatuh tempo.
b. Kompensasi Pribadi (Private Compensation)
Kompensasi pribadi adalah cara pembayaran dengan mengalihkan
penyelesaian utang piutang pada seorang penduduk dalam satu negara
tempat penduduk tersebut tinggal.
Cara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun 1960-an,
namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam perdagangan
internasional.
c. Pembayaran Tunai (Cash Payment) atau Pembayaran di Muka,adalah
pembayaran yang dilakukan dengan menggunakan uang tunai atau cek,
yang dilakukan bersama-sama dengan surat pesanan atau menunggu
diterimanya kabar bahwa barang yang telah dipesan dikapalkan oleh
eksportir. Cara pembayaran ini mempunyai risiko yang besar.
d. Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C)
Letter of credit atau commercial letter of credit adalah surat yang
dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembelian sejumlah barang di
mana bank sendiri yang mengakseptir (menyetujui) dan membayar surat
wesel yang ditarik oleh eksportir.
Pada dasarnya terdapat tiga pihak yang ada dalam transaksi letter
of credit, yaitu:
29. 26
- opener (importir), adalah pihak yang mengajukan permintaan
pembukaan L/C kepada bank
- issuer (issuing bank), adalah bank di negara importir yang
mengeluarkan L/C atas permintaan importir.
- Beneficiary (eksportir), adalah pihak yang menerima pembukaan L/C
oleh importir.
e. Pembayaran Kemudian atau Rekening Terbuka (Open Account)
Pembayaran kemudian atau rekening terbuka adalah cara
membiayai transaksi perdagangan internasional di mana eksportir
mengirimkan barang kepada importir tanpa adanya dokumen-dokumen
untuk meminta pembayaran. Pembayaran dilakukan setelah barang laku
dijual atau satu sampai dengan tiga bulan setelah tanggal pengiriman,
sesuai dengan penjanjian yang disepakati bersama. Sistem ini sangat
membantu pengimpor melakukan transaksi perdagangan, akan tetapi
berisiko besar bagi pengekspor.
f. Pembayaran dengan Konsinyasi (Consignment)
Pembayararan secara konsinyasi dilakukan setelah barang yang
dikirim sudah terjual seluruhnya atau sebagian. Metode ini biasanya
dilakukan kepada orang yang telah dikenal dengan baik. Jadi, barang yang
akan dijual merupakan barang titipan untuk jangka waktu tertentu dan
pembayaran dengan termin waktu. Untuk memperkecil risiko penjual,
sebaiknya menggunakan jasa bank dalam pengiriman dokumen penagihan
dan bonded warehouse untuk penitipan barangnya. Apabila barang sudah
terjual, pembeli membayar kepada bank sejumlah uang atas nilai barang
dan sebagai gantinya bank akan menyerahkan delivery instruction kepada
bonded warehouse untuk mengeluarkan barangnya.
3. Alat Pembayaran Internasional
Untuk melakukan pembayaran ke luar negeri karena adanya transaksi
internasional diperlukan suatu alat pembayaran internasional atau alat
pembayaran luar negeri, yang disebut dengan devisa. Sistem devisa yang
digunakan antara Negara satu dengan negara lain berbeda-beda, karena setiap
Negara mempunyai mata uang sendiri-sendiri yang diperlukan dalam
30. 27
perdagangan. Sistem devisa yang pada umumnya dipakai oleh sebagian besar
negara di dunia dalam lalu lintas keuangan intarnasional membentuk suatu
sistem yang disebut system moneter internasional.
Pembayaran yang dilakukan oleh suatu negara ke negara lain dalam
bentuk mata uang, digunakan dengan membandingkan kurs valuta asing
(exchange rate). Berdasarkan sumber perolehannya, valuta asing atau devisa
dapat debedakan menjadi dua, yaitu devisa umum dan devisa khusus.
a. Devisa umum adalah devisa yang diperoleh dari hasil ekspor barang atau
dari penjualan jasa dan transfer. Tingkat kurs devisa umum ditentukan
oleh penawaran dan permintaan valuta asing di pasar valuta asing.
b. Devisa kredit adalah devisa yang berasal dari kredit atau pinjaman luar
negeri. Tingkat kurs devisa kredit ditentukan oleh pemerintah, yang
bertindak sebagai debitur, bukan oleh permintaan dan penawaran valuta
asing di pasar valuta asing.
Permintaan akan valuta asing berasal dari:
a. importir, karena seorang importir dalam melakukan pembayaran atas suatu
transaksinya dengan menggunakan mata uang asing,
b. pemerintah yang akan melakukan pembayaran ke luar negeri untuk
barang-barang yang diimpor,
c. para investor dalam negeri yang memerlukan valuta asing untuk
menyelesaikan kewajiban-kewajiban luar negeri yang timbul dari transaksi
pembelian surat berharga penduduk negara lain atau transaksi pemberian
pinjaman kepada penduduk negara lain,
d. wisatawan-wisatawan dalam negeri yang akan melawat ke luar negeri,
e. perusahaan-perusahaan asing yang harus membayar dividen yang
dibagikan kepada para pemegang saham di luar negeri.
Penawaran atas valuta asing berasal dari:
a. eksportir, karena eksportir selalu menerima pembayaran atas transaksi
perdagangan,
b. valuta asing dari kredit luar negeri yang disalurkan ke pasar valuta,
c. wisatawan-wisatawan mancanegara,
d. pemerintah yang menerima pinjaman dari luar negeri,
31. 28
e. investor asing yang menanamkan modalnya di dalam negeri
B. Klasifikasi pos-pos dalam Neraca Pembayaran
1. General Classifcation
a. Current Accounts
ď‚· Trade(visible and invisible)
ď‚· Income on Investment
b. Unilateral Account
ď‚· Gift
ď‚· Aid
ď‚· Uniteral Transfer
c. Kapital Account
ď‚· Direct on Investment
ď‚· Long Term Loan
ď‚· Short Term Capital
ď‚· Bank Deposits and Currencies
ď‚· Inonetary Gold
2. Klasifkasi untuk analisis investasi luar negeri
a. Saving Account
ď‚· Trade Invisible and Visible
ď‚· Income on Investment
ď‚· Gift, Aid and Unilateral Transfer
b. Investment Account
ď‚· Direct on Investment
ď‚· Long Term Loan
ď‚· Short Term Capital
c. Cash Account
ď‚· Bank Deposits and Currencles
ď‚· Monetary Gold
3. Klasifikasi untuk menganalisis keseimbangan neraca pembayaran
a. Current Accounts
ď‚· Trade(visible and invisible)
32. 29
ď‚· Income on Investment
b. Long Term Accounts
ď‚· Direct on Investment
ď‚· Long Term Loan
c. Short Term Account
ď‚· Short Term Capital
ď‚· Bank Deposits and Currencles
Penyusunan itu yang penting adalah mengetahui posisi devisa kita
sendiri. Keadaan posisi devisa tersebut menunjukkan kemajuan dan
kemunduran finansial kita dalam hubungannya dengan lalu lintas
perdagangan dan pembayaran internasional.
C. Rekening-rekening Neraca Pembayaran
Transaksi internasional suatu negara dikelompokkan menjadi tiga tipe utama:
ď‚· Rekening transaksi berjalan meliputi: ekspor & impor atas barang &
jasa.
ď‚· Rekening modal meliputi: semua pembelian dan penjualan aset,
seperti saham, obligasi, rekening bank, real estate, & bisnis.
ď‚· Rekening cadangan resmi meliputi: semua pembelian & penjualan
aset2 cadangan interna-sional, seperti dollar, valas, emas, dan SDRs
D. Rekening Transaksi Berjalan
Rekening transaksi berjalan dibagi menjadi empat kategori: Perdagangan
barang; Jasa; Pendapatan faktor; Transfer unilateral.
ď‚· Perdagangan barang: menunjukkan ekspor & impor atas barang nyata,
seperti minyak, gandum, pakaian, mobil, komputer, dsb.
ď‚· Jasa: meliputi pembayaran dan penerimaan untuk jasa2 hukum,
konsultasi, dan rekayasa; royelti untuk paten dan kekayaan intelektual,
premi asuransi, fee pengapalan, dan pengeluaran turis. Perdagangan
dalam jasa ini sering disebut perdagangan tidak nyata.
33. 30
ď‚· Pendapatan faktor: berisi sebagian besar pembayaran dan penerimaan
atas bunga, dividen, dan pendapatan lain dari investasi luar negeri
yang dibuat sebelumnya.
 Transfer unilateral: meliputi pembayaran “tak berbalas”, seperti
bantuan luar negeri, reparasi, hibah resmi dan swasta, dan hadiah.
Unilateral transfer hanya mempunyai satu arah arus, tanpa
menghilangkan arus. Untuk tujuan menjaga aturan pencatatan gan-da,
transfer unilateral dipandang sebagai sua-tu tindakan membeli
goodwill dari penerima.
Neraca rekening transaksi berjalan, khususnya neraca perdagangan,
cenderung sensitif terhadap perubahan2 kurs tukar. Ketika mata uang suatu
negara terdepresiasi ter-hadap mata uang partner dagang utama, ekspor
negara tersebut cenderung meningkat dan impor menurun, & ini memperbaiki
neraca perdagangan.Efek depresiasi mata uang pada neraca perdagangan
suatu negara dapat lebih kompleks daripada yang digambarkan sebelumnya.
Pola reaksi nyata atas neraca perdagangan terha-dap depresiasi disebut
sebagai (J-curve effect).
7. Cara-cara Pembayaran Transaksi Internasional: Cash, Open Account,
Comersial Bills of Exchange, Letter of C-redit, Private Compensation
Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar negeri, seorang
pengusaha dapat menggunakan beberapa cara. Cara-cara ini antara lain:
1. Cash
2. Open account
3. Commercial bills of exchange
4. Letters of credit
5. Private compensation
A. Cash
Pembayaran ini dilakukan dengan menggunakan check atau bank draft,
pada saat barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini biasanya
tidak disukai oleh pembeli (importir) karena:
34. 31
ď‚· harus tersedia uang kas yang cukup besar
ď‚· kehilangan penggunaan modal kerja karena barang diterima kemudian
ď‚· harus berdasarkan kepercayaan dan kejujuran eksportir
Tetapi cara ini sangat baik bagi eksportir yang keadaan keuangannya
lemah dan belum kenal baik dengan importir.
B. Open Account
Cara ini merupakan kebalikan dari pada cash. Sebab dengan cara open
account barang telah dikirim kepada importir tanpa disertai surat perintah
membayar serta dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa
waktu atau terserah kebijaksanaan importir. Dalam hal ini risiko sebagian
besar ditanggung eksportir, misalnya: eksportir harus mempunyai banyak
modal dan apabila pembayran akan dilakukan dengan mata uang asing maka
resiko perubahan kurs menjadi tanggungannya. Cara ini akan baik digunakan
apabila pembeli sudah kenal dengan baik, keadaan ekonomi dan ekonomi
yang stabil, dekat dengan pasar.
C. Commercial Bills of Exchange
Cara ini yang paling umum dipakai. Commercial Bills of Exchange
sering disebut draft atau trade bills, adalah surat yang ditulis oleh penjual
yang berisi perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada waktu tertentu di masa datang. Surat perintah semacam ini sering
disebut wesel. Apabila si pembeli menyetujui maka dia lalu membubuhkan
tanda tangan pada draft tersebut, sehingga drafts tersebut dapat
diperjualbelikan (disebut trade drafts).
Jenis/macam daripada drafts ini ada:
ď‚· Clean Drafts yakni draft yang tidak disertai jaminan dokumen barang
ď‚· Documentary Drafts yakni draft yang disertai jaminan dokumen
pengiriman serta asuransi barang
Waktu kapan pembayaran draft itu dilakukan
disebut tenor atau usance. Dalam hubungan dengan tenor/usance, maka draft
dapat dibagi dalam:
35. 32
ď‚· Sight Draft: yakni draft yang dibayar sesaat setelah diperlihatkan pada
pembeli. Jadi mungkin pembayarannya sebelum barangnya tiba di tempat
pembeli sebab draft dikirim melalui kapal laut
ď‚· Arrival Draft: yakni draft yang dibayar sesaat setelah barang-barangnya
dating
ď‚· Date Draft: yakni draft yang pembayarannya dilakukan pada tanggal
tertentu atau beberapa hari setelah tanggal tersebut
D. Letters of Credit
Dalam cara dengan letter of credit wesel ditarik kepadaBank bukan
importir, sehingga transaksinya akan lebih terjamin. Yang dimaksud dengan
letter of credit adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan
pebeli barang (importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan
membayar wesel yang ditarik oleh penjual barang (eksportir). Dengan
demikian letter of credit merupakan suatu alat pengganti kredit bank dan
dapat menjamin pembayarannya bagi eksportir.
Pihak-pihak di dalam letter of credit:
ď‚· Opener (importir) adalah pembeli yang membuka L/C
ď‚· Issuer adalah Bank yang mengeluarkan L/C tersebut
ď‚· Beneficiary atau Acreditee adalah penjual (eksportir)
Dalam kenyataannya sering terdapat satu pihak lagi di dalam transaksi
dengan L/C ini, yakni confirming bank. Confirming Bank adalah bank di
Negara eksportir, yang atas permintaan eksportir, menjamin pembayaran L/C
yang dikeluarkan oleh Issuer.
Langkah-langkah pembayaran dengan L/C:
ď‚· Perjanjian tentang cara pembayaran dengan L/C oleh importir dan eksportir
ď‚· Importir membuka L/C dengan bank di negaranya dengan mengisi
permohonan pembukaan L/C
ď‚· Apabila permohonan tersebut disetujui, lalu L/C ditandatangani oleh bank.
Dengan demikian bank akan menjamin pembayaran kepada eksportir,
36. 33
sebaliknya importir akan menjamin pula semua pembayaran yang dilakukan
oleh bank
ď‚· Dengan ditandatangani permohonan L/C tersebut maka kredit telah bersedia
bagi importir untuk mengimpor barang dari eksportir
ď‚· Kemudian bank (Issuer) tersebut memerintahkan confirming bank untuk
memberikan advice of L/C kepada eksportir. Confirming Bank lalu
membubuhkan namanya pada L/C tersebut untuk memperkuat jaminan
pembayaran L/C
ď‚· Barang kemudian dikirim oleh eksportir. Eksportir menarik wesel atas Issuing
Bank dan mengirimkan wesel tersebut beserta dokumen-dokumen pengiriman
barang. Confirming bank memeriksa dokumen-dokumen tersebut
ď‚· Wesel dan dokumen-dokumen tersebut oleh confirming bank dikirimkan
kepada Issuing Bank
ď‚· Setelah wesel tersebut ditandatangani oleh Issuing bank maka barang
dikeluarkan dari pelabuhan dan dikirimkan ketempat importir setelah
menandatangani trust receipt
ď‚· Pada tanggal yang telah ditentukan dalam wesel tersebut, importir membayar
kepada Issuing Bank. Dengan demikian selesailah pembayaran dengan
menggunakan L/C
E. Private Compensation
Cara pembayaran ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Indonesia Amerika
Amar Berutang $(= Rp.166.000,00)kepada John
Ranu Berpiutang $400 (= Rp.166.000,00)kepada Arien
Penyelesaian pembayaran dapat dilakukan dengan cara: Amat membayar
utangnya dalam rupiah sebesar Rp.166.000,00 (= $400) kepada Ranu dan
Arlen membayar utang dengan dolar sebesar $400 (= Rp.166.000,00) kepada
John. Dengan demikian utang piutang tersebut dapat diselesaikan
pembayarannya tanpa perpindahan mata uang ke Negara lain. Hanya saja
kesulitannya dalam mendapatkan orang-orang yang persis mempunyai utang
piutang dalam jumlah yang sama.
37. 34
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Kebijakan non-tarif (non-tarif barrier) adalah berbagai kebijakan
perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga
mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional (Dr. Hamdy
Hady).
2. Sifat kurs valuta asing sangat tergantung dari sifat pasar. Apabila transaksi
jual beli valuta asing dapat dilakukan secara bebas di pasar, maka kurs
valuta asing akan berubah – ubah sesuai dengan perubahan permintaan dan
penawaran
3. Karakteristik MNC sangat bervariasi, tergantung dari cara pendirian
cabang di luar negeri, pola pemilikan dan tujuan operasi di luarnegeri.
Pendirian cabang di luar negeri biasanya dilakukan dengan investasi
langsung yakni dengan cara mendirikan perusahaan baru, ekspansi atau
membeli perusahaan di luar negeri.
4. Neraca pembayaran internasional merupakan suatau catatan sistematis
yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang dikenal sebagai “
double entry bookkeeping” sehinga setiap transaksi internasional yang
terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai
transaksi debet.
5. Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar negeri, seorang
pengusaha dapat menggunakan beberapa cara. Cara-cara ini antara lain:
Cash, Open account, Commercial bills of exchange, Letters of credit,
Private compensation
B. Saran
Dalam penulisan resume ini penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangannya atau masih jauh dari kesempurnaannya seperti yang
diharapkan oleh karena itu kritik dan saran baik itu dari bapak dosen maupun
rekan mahasiswa/i yang bersifat konstruktif sangat diharapkan guna
memperbaiki penulisan lebih lanjut.
38. DAFTAR PUSTAKA
1. http://mochtriyanto.blogspot.co.id/2014/11/kebijakan-non-tarif-barierr.html
2. https://widyasravishta.wordpress.com/2012/02/24/lanjutan-pasar-valuta-asing/
3. http://nariska21.blogspot.co.id/2015/04/perusahaan-multinasional-
multinational.html
4. http://marshaliakifujin.blogspot.co.id/2015/11/neraca-pembayaran-
internasional.html
5. http://www.academia.edu/8302454/Neraca_pembayaran_internasional
6. https://widyago.wordpress.com/2011/03/27/cara-cara-melakukan-pembayaran-
internasional-2/
7. https://id.wikipedia.org/wiki/Neraca_pembayaran
8. Bahan Ajar Perkuliahan Ekonomi Internasional.