Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan proteksi yang mencakup tarif dan non-tarif. Tarif terbagi menjadi tarif nominal dan tarif efektif, sedangkan non-tarif terdiri dari kuantitatif dan administratif. Dokumen juga menjelaskan fungsi tarif, tingkat proteksi, alasan proteksi, deviasi kebijakan proteksi, serta asumsi proteksi yang efektif.
4. Tarif Nominal
Menggunakan prosentasi terhadap harga
barang
Perbedaan harga LN dengan DN
Tarif nominal merupakan kebijakan tarif
yang tertua
4
5. Tarif Efektif
Yang ditaksir adalah perbedaan dua
macam nilai tambah untuk komoditi yang
sama
Nilai tambah yang timbul di dalam negeri
Nilai tambah barang yang sama di pasar
internasional
Perbedaan kedua nilai tambah tersebut
dinyatakan dalam prosentase tingkat
proteksi tarif efektif.
5
6. Non Tarif
Pembatasan impor secara kuantitatif
Pembatasan impor secara administratif
6
7. Non Tarif Kuantitatif
Menentukan kuota
Pelarangan impor
Lisensi impor
Pembatasan menurut musim
Pembatasan impor sukarela (melalui
perundingan).
7
8. Non tarif (Administratif)
Merintangi impor melalui berbagai macam
peraturan
– prosedur yang panjang,
– cara-cara penilaian pabean dipersulit,
– memantau dan mengawasi lalu lintas barang.
8
9. Fungsi Tarif
Perlindungan terhadap produk dalam
negeri
Sumber pendapatan pemerintah
sehingga pd tahap awal tingkat tarif bea
masuk relatif tinggi pada barang konsumsi
dan relatif rendah pada barang modal.
9
10. Tingkat Proteksi
Berkaitan dengan
– Harga barang
– Kurs valuta asing
– Alokasi sumberdaya
– Harga produk pertanian
– Teknologi produksi
– Tingkat efisiensi industri
– Struktur pasar industri dalam negeri
– Nilai tambah industri pengolahan dalam negeri
10
11. Harga Mahal
Bahan baku, mendapat proteksi sehingga perolehan
mahal
Udang telah semakin mahal oleh karena masukan ini
bersaing untuk tujuan ekspor
Ongkos transport yang semakin mahal
Dalam proses kegiatan industri, mulai dari mendirikan
pabrik, membeli bahan baku dan meminta izin tidak luput
dari rent-seeking.
Bermuara pada harga yang semakin tinggi.
Pada umumnya tarif tinggi pada barang konsumsi >
barang ½ jadi > bahan baku. Logika ini digunakan untuk
mengembangkan industri di dalam negeri yang masih
memerlukan bahan baku.
11
12. Alasan Proteksi
Industri muda (infant-industry)
Eksternalitas yang disebabkan oleh
ketidaksempurnaan pasar
Untuk menghindari resiko dari
ketidakpastian / ketidakstabilan ekonomi
dunia
Untuk mendorong skala ekonomi
12
13. Deviasi Kebijakan Proteksi
Kebijakan tidak taat asas dengan tujuan
Kebijakan proteksi dilihat hanya sebagai
kebijakan mikro padahal berdampak pada makro
ekonomi
Penentuan instrumen kebijakan sering
dipengaruhi oleh kepentingan kelompok
Kebijakan proteksi melupakan comparative
advantage.
Terjadinya berbagai bea dan pungutan yang
ilegal.
13
14. Manfaat Proteksi
Industri dalam negeri berkembang
Kesempatan kerja bertambah
Devisa dapat dihemat
Penggunaan devisa menjadi lebih efisien
Output dalam negeri bertambah
Menghindari dumping oleh perusahaan
asing
14
15. Asumsi Proteksi yang Efektif
Adanya batas waktu perlindungan
Prinsip comparative advantage masih
diperhatikan
Kebijakan tersebut mempunyai kaitan dengan
kebijakan makro bukan hanya untuk melindungi
komoditas
Rent-seeking sejauh mungkin dikurangi
Jumlah penduduk besar tidak sama dengan luas
pasar kalau daya beli relatif rendah.
15