Prosedur pelayanan farmasi di depo rawat inap mencakup proses penulisan resep oleh dokter, penyerahan kartu obat ke depo farmasi, penyiapan dan penyerahan obat ke pasien, serta pencatatan dan pelaporan pemakaian obat narkotika dan psikotropika. Prosedur berbeda untuk pasien umum, Jamkesmas, Jampersal dan Jamkesda yang mengacu pada standar formularium.
Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No. PO.
005/PP.IAI/1418/VII/2014 tentang Peraturan Organisasi tentang Papan Nama Praktik Apoteker, sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Peraturan Organisasi tentang Papan Nama Praktik Apoteker ini menjadi peraturan yang mengikat bagi Apoteker yang menjalankan praktik kefarmasian di Apotek di seluruh wilayah Indonesia..
Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia No. PO.
005/PP.IAI/1418/VII/2014 tentang Peraturan Organisasi tentang Papan Nama Praktik Apoteker, sebagaimana tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Peraturan Organisasi tentang Papan Nama Praktik Apoteker ini menjadi peraturan yang mengikat bagi Apoteker yang menjalankan praktik kefarmasian di Apotek di seluruh wilayah Indonesia..
Kegiatan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien adalah praktik apoteker ruang rawat (ward pharmacist) dengan visite sebagai salah satu aktivitasnya. Visite apoteker adalah kunjungan rutin yang dilakukan apoteker kepada pasien di ruang rawat dalam rangka mencapai hasil terapi (clinical outcome) yang lebih baik. Aktivitas visite dapat dilakukan secara mandiri atau kolaborasi secara aktif dengan tim dokter dan profesi kesehatan lainnya dalam proses penetapan keputusan terkait terapi obat pasien.
Dalam rangka pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui upaya pembinaan penggunaan obat yang tercantum dalam Formularium Nasional (Fornas) perlu ditetapkan Pedoman Penerapan Formularium Nasional. Pedoman ini ditetapkan oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan melalui SK No. HK.02.03/III/1346/2014 untuk diterapkan di seluruh Indonesia.
Manajemen Pengadaan Obat di Rumah Sakit
Sistem pengadaan obat, Metode pengadaan obat, pendistribusian obat, komponen pengadaan obat, kriteria suplier siklus pengadaan obat
Kegiatan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien adalah praktik apoteker ruang rawat (ward pharmacist) dengan visite sebagai salah satu aktivitasnya. Visite apoteker adalah kunjungan rutin yang dilakukan apoteker kepada pasien di ruang rawat dalam rangka mencapai hasil terapi (clinical outcome) yang lebih baik. Aktivitas visite dapat dilakukan secara mandiri atau kolaborasi secara aktif dengan tim dokter dan profesi kesehatan lainnya dalam proses penetapan keputusan terkait terapi obat pasien.
Dalam rangka pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui upaya pembinaan penggunaan obat yang tercantum dalam Formularium Nasional (Fornas) perlu ditetapkan Pedoman Penerapan Formularium Nasional. Pedoman ini ditetapkan oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan melalui SK No. HK.02.03/III/1346/2014 untuk diterapkan di seluruh Indonesia.
Manajemen Pengadaan Obat di Rumah Sakit
Sistem pengadaan obat, Metode pengadaan obat, pendistribusian obat, komponen pengadaan obat, kriteria suplier siklus pengadaan obat
1. Draft
Prosedur pelayanan farmasi di depo rawat inap :
a. Pasien Umum
1. Perawat mempersiapkan dan melengkapi kartu obat putih dengan nama, no rekam medis, ruangan
pasien, no bad atau no kamar pasien dan no hape pasien atau keluarga pasien
2. Dokter menulis resep obat, alkes dan AMHP beserta jumlah dan dosis di kartu obat putih, paraf di
bubuhkan di akhir penulisan resep hari itu disertai tanda tutup.
3. Perawat menulis nama pasien dan jumlah kartu obat yang akan diserahkan ke depo pelayanan
rawat inap di buku penyerahan kartu obat.
4. Perawat mengantar kartu obat ke depo pelayanan rawat inap dan meminta nama, tanggal, jam dan
paraf petugas depo pelayanan rawat inap yang menerima kartu obat tersebut di buku penyerahan
kartu obat.
5. Petugas depo pelayanan rawat inap mencocokkan nama dan jumlah kartu obat yang diterima
dengan yang di tulis di buku penyerahan kartu obat, jika sudah benar dan sesuai berikan nama,
tanggal, jam dan paraf di buku penyerahan kartu obat tersebut.
6. Petugas depo rawat inap menulis kembali nama dan jumlah kartu obat yang diterima di buku
penerimaan kartu obat dan meminta nama, tanggal, jam dan paraf perawat yang mengantar kartu
obat
7. Perawat mencocokkan nama dan jumlah kartu obat yang diterima dengan yang di tulis di buku
penerimaan kartu obat, jika sudah benar dan sesuai berikan nama, tanggal, jam dan paraf di buku
penerimaan kartu obat tersebut.
8. Untuk pengambilan obat pertama kali, petugas depo pelayanan rawat inap harus memberi no
registrasi farmasi depo rawat inap di kartu obat tersebut.
9. Kartu obat di analasis diarahkan untuk penggunaan 1 hari saja, kecuali ada permintaan khusus
dari dokter dan telah mendapat persetujuan dari keluarga pasien atau pasien, serta pertimbangan
obat yang masih ada di ruangan seperti obat minum ataupun alkes
10. Jika ada obat, alkes dan AMHP yang perlu dilakukan confirmasi lebih lanjut ke dokter, kosong
stock dan lain sebagainya, informasikan ke perawat diruangan terlebih dahulu, kemudian tanyakan
dan catat kapan obat akan diberikan atau digunakan
11. Petugas depo rawat inap harus segera melakukan confirmasi kepada dokter mengenai obat, alkes
dan AMHP yang stock nya kosong dan menginformasikan stock obat yang ada dari branded lain
yang kandungannya sama
12. Jika dokter yang bersangkutan tidak dapat dihubungi sampai mendekati waktu obat, alkes dan
AMHP akan digunakan atau diberikan, berdasarkan SK Direktur ( Menyusul ) akan diganti ke
generik atau stock yang ada untuk obat, diberikan jenis dan fungsi yang sama atau mendekati
untuk alkes dan AMHP
13. Jika dokter menulis obat, alkes dan AMHP yang belum tersedia di Instalasi farmasi, berdasarkan
SK Direktur ( Menyusul ) dokter harus menuliskan copy resep yang disetujui komite farmasi dan
terapi dan disetujuo oleh Direktur.
14. Obat, alkes dan AMHP yang diserahkan disalin kembali pada blanko resep 2 (dua) rangkap,
lengkap dengan no resep, tanggal, nama dokter, nama, umur, alamat dan no telpon pasien
2. 15. Kemudian di input ke komputer
16. Selanjutnya diberi harga, diinformasikan harganya kepada pasien atau keluarga pasien melalui
petugas administrasi ruangan via telepon
17. Obat, alkes dan AMHP disiapkan. diberi etiket, dikemas lalu di buatkan kuitansi (rangkap dua)
dengan nomer yang sama di blanko resep dan di stempel
18. Obat, alkes dan AMHP serta Kuitansi asli diserahkan atau diantar ke keluarga pasien atau pasien
setelah melakukan pembayaran dan setelah menandatangani blangko resep rangkap 2 (dua)
19. Copy kuitansi beserta blanko resep sebagai pertinggal di depo rawat inap
20. Kartu obat diserahkan kembali kepada perawat di ruangan setelah pasien mengambil obat, alkes
dan AMHP di hari yang sama sesegera mungkin oleh petugas depo rawat inap
21. Petugas depo pelayanan rawat inap menulis nama pasien dan jumlah kartu obat yang akan
diserahkan ke perawat di buku penyerahan kembali kartu obat.
22. Petugas depo pelayanan rawat inap mengantar kartu obat ke ruangan dan meminta nama,
tanggal, jam dan paraf perawat yang menerima kartu obat tersebut di buku penyerahan kembali
kartu obat.
23. Perawat mencocokkan nama dan jumlah kartu obat yang diterima dengan yang di tulis di buku
penyerahan kembali kartu obat, jika sudah benar dan sesuai berikan nama, tanggal, jam dan paraf
di buku penyerahan kembali kartu obat tersebut.
24. Perawat menulis kembali nama dan jumlah kartu obat yang diterima di buku penerimaan kembali
kartu obat dan meminta nama, tanggal, jam dan paraf petugas depo rawat inap yang mengantar
kartu obat
25. Petugas depo rawat inap mencocokkan nama dan jumlah kartu obat yang diterima dengan yang di
tulis di buku penerimaan kembali kartu obat, jika sudah benar dan sesuai berikan nama, tanggal,
jam dan paraf di buku penerimaan kembali kartu obat tersebut
26. Setelah pasien pulang petugas administrasi ruangan menyerahkan kembali kartu obat ke depo
rawat inap
27. Semua pemakaian obat golongan narkotik untuk pasien rawat inap dicatat dalam Formulir
Pemakaian Obat Golongan Narkotik yang ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan.
28. Karena sebelum pasien pulang kartu obat akan dikembalikan ke ruangan maka semua pemakaian
obat golongan narkotik dan psikotropika untuk pasien rawat inap akan dicatat dalam Formulir
Pemakaian Obat Golongan Narkotik dan Psikotropika yang ditandatangani oleh dokter yang
bersangkutan tiap bulannya, ditulis formulir sementara sebagai bukti pertinggal di depo rawat inap
(untuk keperluan administrasi dan pelaporan narkotik dan psikotropika).Dimana pada
Formulir Pemakaian Obat Golongan narkotik dan psikotropika tertera nama pasien, alamat pasien,
nomor rekam medik pasien, ruang rawat, nama dokter, jumlah dan jenis narkotik dan psikotropika
dan yang digunakan.
29. Jika pasien belum memiliki dana yang cukup, sedangkan pelayanan tetap harus dilaksanakan,
akan ada prosedur lebih lanjut.
3. b. Pasien Jamkesmas, Jampersal, Jamkesda kotim dan sekitarnya
1. Perawat mempersiapkan dan melengkapi kartu obat merah dengan nama, no rekam medis,
ruangan pasien, no bad atau no kamar pasien dan no hape pasien atau keluarga pasien
2. Dokter menulis resep obat, alkes dan AMHP beserta jumlah dan dosis di kartu obat merah, paraf di
bubuhkan di akhir penulisan resep hari itu disertai tanda tutup.
3. Pemilihan jenis dan jumlah obat, alkes dan AMHP oleh dokter berdasarkan standar formularium
Jamkesmas
4. Perawat menulis nama pasien dan jumlah kartu obat yang akan diserahkan ke depo pelayanan
rawat inap di buku penyerahan kartu obat.
5. Perawat mengantar kartu obat ke depo pelayanan rawat inap dan meminta nama, tanggal, jam dan
paraf petugas depo pelayanan rawat inap yang menerima kartu obat tersebut di buku penyerahan
kartu obat.
6. Petugas depo pelayanan rawat inap mencocokkan nama dan jumlah kartu obat yang diterima
dengan yang di tulis di buku penyerahan kartu obat, jika sudah benar dan sesuai berikan nama,
tanggal, jam dan paraf di buku penyerahan kartu obat tersebut.
7. Petugas depo rawat inap menulis kembali nama dan jumlah kartu obat yang diterima di buku
penerimaan kartu obat dan meminta nama, tanggal, jam dan paraf perawat yang mengantar kartu
obat
8. Perawat mencocokkan nama dan jumlah kartu obat yang diterima dengan yang di tulis di buku
penerimaan kartu obat, jika sudah benar dan sesuai berikan nama, tanggal, jam dan paraf di buku
penerimaan kartu obat tersebut.
9. Untuk pengambilan obat pertama kali, petugas depo pelayanan rawat inap harus memberi no
registrasi farmasi depo rawat inap di kartu obat tersebut.
10. Untuk pengambilan obat pertama, kartu obat diberikan no registrasi farmasi depo rawat inap
11. Kartu obat di analasis diarahkan untuk penggunaan 1 hari saja, serta pertimbangan obat yang
masih ada di ruangan seperti obat minum ataupun alkes
12. Resep obat, alkes dan AMHP yang ditulis di kartu obat disalin kembali pada blanko resep 2 (dua)
rangkap, lengkap dengan no resep, tanggal, nama dokter, nama, umur, alamat dan no telpon
pasien
13. Kemudian di input ke komputer
14. Obat, alkes dan AMHP disiapkan, diberi etiket, dikemas
15. Selanjutnya diinformasikan pasien atau keluarga pasien melalui petugas administrasi ruangan via
telepon bahwa obat sudah siap dan dapat diambil, dengan membawa formulir pengambilan obat
dan surat jaminan pelayanan.
16. Jika pasien belum memiliki formulir pengambilan obat dan surat jaminan pelayanan (surat-surat
belum lengkap), petugas administrasi keabsahan peserta jaminan masyarakat tidak mampu harus
memberikan catatan beserta paraf dan stempel setiap kali pengambilan obat, diluar jam kerja
petugas tersebut confirmasi keruangan apakah status pasien di ruangan juga sebagai pasien yang
menggunakan jaminan jamkesmas, jampersal dan jamkeda kotim sekitarnya.
17. Setiap resep dilampirkan 1 lembar surat jaminan pelayanan sebagai pertinggal di depo rawat inap
18. Kartu obat diserahkan kembali kepada perawat di ruangan setelah pasien mengambil obat, alkes
dan AMHP di hari yang sama sesegera mungkin oleh petugas depo rawat inap
4. 19. Petugas depo pelayanan rawat inap menulis nama pasien dan jumlah kartu obat yang akan
diserahkan ke perawat di buku penyerahan kembali kartu obat.
20. Petugas depo pelayanan rawat inap mengantar kartu obat ke ruangan dan meminta nama,
tanggal, jam dan paraf perawat yang menerima kartu obat tersebut di buku penyerahan kembali
kartu obat.
21. Perawat mencocokkan nama dan jumlah kartu obat yang diterima dengan yang di tulis di buku
penyerahan kembali kartu obat, jika sudah benar dan sesuai berikan nama, tanggal, jam dan paraf
di buku penyerahan kembali kartu obat tersebut.
22. Perawat menulis kembali nama dan jumlah kartu obat yang diterima di buku penerimaan kembali
kartu obat dan meminta nama, tanggal, jam dan paraf petugas depo rawat inap yang mengantar
kartu obat
23. Petugas depo rawat inap mencocokkan nama dan jumlah kartu obat yang diterima dengan yang di
tulis di buku penerimaan kembali kartu obat, jika sudah benar dan sesuai berikan nama, tanggal,
jam dan paraf di buku penerimaan kembali kartu obat tersebut
24. Setelah pasien pulang petugas administrasi ruangan menyerahkan kembali kartu obat, formulir
pengambilan obat dan surat jaminan pelayanan ke depo rawat inap
25. Semua pemakaian obat golongan narkotik untuk pasien rawat inap dicatat dalam Formulir
Pemakaian Obat Golongan Narkotik yang ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan.
26. Karena sebelum pasien pulang kartu obat akan dikembalikan ke ruangan maka semua pemakaian
obat golongan narkotik dan psikotropika untuk pasien rawat inap akan dicatat dalam Formulir
Pemakaian Obat Golongan Narkotik dan Psikotropika yang ditandatangani oleh dokter yang
bersangkutan tiap bulannya, ditulis formulir sementara sebagai bukti pertinggal di depo rawat inap
(untuk keperluan administrasi dan pelaporan narkotik dan psikotropika). Dimana pada
Formulir Pemakaian Obat Golongan narkotik dan psikotropika tertera nama pasien, alamat pasien,
nomor rekam medik pasien, ruang rawat, nama dokter, jumlah dan jenis narkotik dan psikotropika
dan yang digunakan.
27. Adapun prosedur penagihan biaya dilakukan dengan cara :
- Semua resep direkap sesuai nama pasien dan urutan tanggal resep
- Total akhir penagihan perpasien berdasarkan tanggal pasien pulang dari rumah sakit
- Data akan diperiksa ulang oleh petugas dan diparaf, juga ditanda tangani oleh Kepala Instalasi
Farmasi.
- Diserahkan kepada Tim verifikasi dengan lampiran copy resep paling lambat tangal 5 tiap
bulan nya
- Setelah diverifikasi, berkas akan diserahkan kepada bagian keuangan Rumah Sakit, paling
lambat 6 hari kerja setelah berkas diserahkan instalasi farmasi.
- Selanjutnya bagian keuangan akan membayar sejumlah tagihan kepada Instalasi Farmasi
rumah sakit, paling lambat 3 hari kerja setelah diserahkan tim verifikasi.
- Penagihan dan pembayaran ini akan dilakukan setiap sebulan sekali.