Dasar-dasar ilmu sosial yang biasa kita pelajari meliputi banyak hal, artikel ini sedikit memebahas dari sudut pandang perkenalan awal dari ilmu sosial
3. Mengenal Ilmu Sosial
Sub Bab :
Hakekat ilmu sosial
Ruang Lingkup Ilmu-Ilmu Sosial
Kegunaan Ilmu-IImu Sosial Dalam
Proses Pembangunan
Kedudukan ilmu-ilmu sosial di antara
ilmu alamiah dan humaniora
Sejarah Perkembangan Ilmu-Ilmu
Sosial
4.
5. Hakekat Ilmu Sosial
Pengertian Ilmu
Ilmu merupakan terjemahan dari bahasa inggris
science. Istilah Science berasal dari bahasa latin
scientia yang berarti pengetahuan. Sedangkan
scientia berasal dari kata kerja “scire” yg artinya
mempelajari atau mengetahui.
The Liang Gie (dlm Dadang:2008), Ilmu merupakan
kumpulan pengetahuan sistematis, metode
penelitian dan aktivitas penelitian.
6. Hakekat Ilmu Sosial
Ilmu-ilmu sosial (sebagai suatu himpunan)
adalah ilmu tentang kehidupan manusia dalam
kelompok, entah dalam kelompok yang
berformat sangat kecil (group), entah dalam
kelompok yang berformat lumayan besar
(community), entah pula dalam kelompok yang
berformat sangat besar (society). (Wahyu,
1995).
7. Hakekat Ilmu Sosial
Group (kelompok) adalah:
* Sejumlah orang yg berinteraksi scr bersama-
sama dan memiliki kesadaran keanggotaan yg di
dasarkan pd perilaku yg disepakati (Cohen)
* Sekumpulan individu yg saling mengadakan
interaksi satu dg lainnya (Walgito)
Community (komunitas) adalah kelompok khusus
dari orang-orang yang tinggal dalam wilayah
tertentu, memiliki kebudayaan dan gaya hidup
yang sama, sadar sebagai satu kesatuan, dan
dapat bertindak secara kolektif dalam usaha
mereka mencapai suatu tujuan (Cohen, 1983).
8. Hakekat Ilmu Sosial
Society (masyarakat) adalah sekumpulan manusia
yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-
sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah
tertentu, memiliki kebudayaan yang sama, dan
melakukan sebagian besar kegiatannya dalam
kelompok tersebut. (Horton, dalam Wahyu, 1995).
Menurut Selo Sumardjan (1992) masyarakat adalah
orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan
kebudayaan.
Menurut Kuntjaraningrat (1974) masyarakat adalah
kesatuan hidup dari mahluk-mahluk manusia yang
terikat oleh suatu sistem adat istiadat yang tertentu.
9. Hakekat Ilmu Sosial
• Jika sesorang ingin mempelajari suatu masyarakat
maka ilmu-ilmu sosial merupakan salah satu
aspek yg strategis.
• Ilmu-ilmu sosial pd hakekatnya ilmu yg
mempelopori penelaahan masyarakat misalnya
tentang masalah kejahatan, kemiskinan, prostitusi,
penganguran, kekuasaan, konflik dll.
• Dengan demikian ilmu sosial merupakan aneka
cara bagaimana suatu masyarakat menelaah
dirinya sendiri melalui pementingan aspek khas.
10. Ruang Lingkup Ilmu-Ilmu Sosial
ilmu-ilmu sosial merupakan ilmu yang mengkaji tentang
aspek kehidupan manusia di dalam masyarakat. Dengan
demikian ruang lingkup ilmu-ilmu sosial mencakup
aspek kehidupan manusia di dalam masyarakat.
Menurut Awan Mutakim (1998) obyek studi dari ilmu-
ilmu sosial adalah ihwal manusia sebagai mahluk sosial.
Dijelaskan bahwa manusia adalah mahluk hidup yang
keberadaan dan dinamika hidup serta kehidupannya
senantiasa menyukai dan membutuhkan kehadiran
sesamanya.
11. Manusia sbg Mahluk Sosial
• Selalu berinteraksi dg sesamanya dan
dg lingkungannya (dg unsur2 hidup &
tak hidup) disekitarnya
• Manusia mempunyai berbagai
kebutuhan
• Hidup berkelompok dalam satu sistem
sosial
12. Mengapa manusia sbg mahluk sosial
dipelajari oleh berbagai disipilin ilmu
sosial?
Manusia adl mahluk yg unik & multidimensional
1.Dilihat dari kebutuhannya:
• Basic need
• Social need
• Security need
• Esteem need
• Actualization need
• Belongingces and love need
13. 2. Hakekat hidup manusia. Manusia hidup
berkelompok & tersebar dihampir
segenap permukaan bumi
• Adanya saling hubungan antara orang dg
orang, orang dg benda kebutuhan hidup,
orang dg lembaga, orang dg lingkungan
tempat tinggalnya
• Berbeda habitat hidupnya, kebudayaannya
dan kepribadiannya
• Terdapat berbagai masalah yg dihadapi
• Masalah tdk bisa diselesaikan dg satu bidang
studi sosial diperlukan berbagai disiplin
ilmu sosial.
14. Gambaran manusia sbg mahlik sosial
Personality
Culture The Social Ecology
system
Demography
Time Past
15. Keterangan:
• Social System : sekelompok orang yg bertempat
tinggal, dlm kurun waktu ttt, berinteraksi ut mencapai
tujuan, berdasar sistem nilai2 yg berlaku
• Ecology: lingkungan alamiah/fisik dimana masyarakat
berada
• Demography: umur, gender, status perkawinan,
pendidikan
• Culture: nilai kebudayaan
• Personality: sikap dan proses yg membentuknya, yg
berhubungan dg sistem kepercayaan yg ada dlm
masyarakat
• Time Past: evolusi dr waktu ke waktu, masa lalu yg
sangat menentukan
16. Kondisi tsb memunculkan berbagai disiplin ilmu. Setiap
ilmu menelaah setiap dimensi yg berhub dg khidupan &
kebut mns
• Ilmu Ekonomi: mempelajari bgm manusia memenuhi
kebutuhannya, baik scr individual maupun scr kelompok
• Ilmu Sosiologi: mempelajari hubungan manusia dg
manusia, mns dg kelompok, bentuk kelembagaan, susunan
masyarakat dan strata masyarakat.
• Ilmu Geografi: mempelajari keadaan permukaan bumi,
penduduknya & hub timbal balik antar mns dg lingkungannya
• Ilmu Antropologi: mempelajari ttg keragaman dan
kesamaan budaya beserta pengaruhnya thd kehidupan mns
• Ilmu Sejarah: mempelajari kehidupan mns pd masa lampau
di berbagai tempat dg karakteristiknya
• Ilmu Politik & Hukum: mempelajari hak dan kewajiban
warga negara, bela negara serta peranannya sbg warga
negara.
17. Menurut Wahyu (1995), aspek kehidupan manusia di dalam
masyarakat itulah yang menjadi obyek dari ilmu-ilmu sosial.
cabang-cabang ilmu sosial adalah sebagai berikut:
Sosiologi, memusatkan perhatiannya pada segala gejala dan
masalah yang berhubungan dengan hubungan sosial, yaitu
hubungan antara individu, antar kelompok dan golongan..
Antropologi, memusatkan perhatiannya pada aspek budaya atau
karya cipta manusia.
Psikologi, memusatkan perhatiannya pada tingkah laku manusia di
masyarakat sebagai ungkapan proses mental, kejiwaan yang
meliputi konsep diri, motivasi, persepsi dan sikap.
Ilmu politik, memusatkan perhatiannya pada ihwal kekuasaan dan
liku-liku perilaku para penguasa penyelenggara negara.
Ruang Lingkup Ilmu-Ilmu Sosial
18. lanjutan
Ilmu Ekonomi, obyek penelaahannya adalah pemenuhan
kebutuhan materi atau aspek materi.
Geografi, pengkajiannya menyangkut faktor alam dan faktor
manusia.
Sejarah, obyek studinya adalah peristiwa masa lampau, atau
berkenaan dengan peristiwa-peristiwa kehidupan manusia
masa lampau yang menyangkut segala aspeknya.
Komunikasi, obyek studinya adalah asas-asas penyampaian
informasi, pembentukan pendapat umum (public opinion) dan
sikap public (public attitude).
Ilmu Hukum, obyek studinya adalah aspek norma sosial
yang berlaku di masyarakat, terutama yang berkenaan dengan
norma yang tertulis dan ditentukan oleh undang-undang.
19. Studi Pendekatan Masalah-masalah sosial.
Suatu studi mengenai masyarakat dalam aspek yg
manapun memerlukan studi multidisipliner atau
interdisipliner.
Multidisipliner merupakan tinjauan bersama berbagai
disiplin ilmu terhadap permasalahan yang bersifat
kompleks dan saling terkait.
Interdisipliner merupakan pendekatan yang tidak lagi
melihat batas disiplin ilmu, tetapi dengan menggunakan
konsep atau teori umum maupun konsep atau teori
berbagai disiplin ilmu sosial, bahkan mungkin juga ilmu
alami dan humaniora, untuk mencoba memahami adanya
kenyataan yang saling terkait.
20.
21. Kegunaan Ilmu-Ilmu Sosial dalam Proses
Pembangunan
Memberikan informasi tentang kekuatan sosial dan sumber-
sumbernya yang tersembunyi di masyarakat, proses saling
mempengaruhi antara kekuatan sosial, pola perilaku kekuatan
sosial, pola perilaku kekuatan individu & kelompok yg berhub
dengan kekuatan itu, serta akibat-akibatnya akan diketahui.
Sebagai landasan perencanaan dan pelaksanaan suatu
program pembangunan yang langsung mengenai kepentingan
orang banyak.
Dapat menyatu dengan masyarakat dan menghasilkan sinergi yang luar
biasa, yaitu dapat mendorong modernisasi dan mengembangkan suasana
yang kondusif dalam masyarakat tanpa mengusik kebebasan individu.
Dapat menggambarkan struktur suatu masyarakat dan dinamika sosial
dalam kehidupannya
22. Kedudukan ilmu-ilmu sosial di antara ilmu alamiah
dan humaniora
Dalam penyelidikan ilmu dipakai cara pendekatan
yang terkait dengan sikap atau semangat yang
didasarkan pada beberapa prinsip, yaitu:
obyektivitas
relativisme
kenetralan etika
kelugasan (parsimony)
skeptisisme.
23. lanjutan
Obyektivitas
berarti bahwa hasil penyelidikan terbebas dari ketergantungan pada sikap
rasial, warna kulit, kepercayaan (agama) seseorang, kebangsaan,
pekerjaan ataupun keinginan seseorang
Relativisme
bahwa kesimpulan hasil yang dicapai ilmuwan tidaklah berupa kebenaran
yang sifatnya mutlak, tetap (permanent) dan universal, melainkan masih
akan terbuka kemungkinan untuk memperbaikinya dengan cara
pendekatan lain serta teknik lain sehingga dapat diperoleh hasil
kesimpulan lain yang lebih "benar". Kebenaran yang didapat dari
penyelidikan ilmu bersifat sementara sampai kemudian didapatkan
penelitian lebih lanjut yang mungkin menghasilkan kesimpulan lain yang
lebih "kuat" (mendapat dukungan lebih mantap).
24. lanjutan
Kenetralan etika berarti bahwa ilmuwan tidak memihak
pada pilihan-pilihan berdasarkan etika, agama, politk,
filsafat, moral atau keadaan berkeluarga tidaknya
seseorang, sungguhpun dalam penerapan hasil penelitian
(ilmu), ilmuwan harus senantiasa dilandasi norma, etika
dan nilai-nilai kemanusiaan.
Dlm kenyataan sekarang ilmuwan hrs mempertimbangkan
apakah hasil kegiatan penyelidikannya akan lb membawa
pada kebaikan atau keburukan (kerugian) bagi manusia
sebagai mahluk Tuhan (misalnya dalam bidang fisika nuklir
yang dapat menghasilkan daya perusak/penghancur, bidang
genetika yang memungkinkan perekayaan untuk
menghasilkan jenis yang lebih unggul, termasuk menyangkut
manusia sendiri).
25. lanjutan
Kelugasan
berarti bahwa penjelasan ilmu bersifat lugas, singkat,
sederhana, tetapi tepat dan jelas. Kalau penjelasan dengan
satu kalimat sudah cukup (jelas dan tepat), maka tidak perlu
ditambah dengan kalimat penjelasan lain yang mungkin
bahkan akan menjadikan artinya kabur. Oleh karena itu dalam
bahasa ilmu, diperlukan pilihan kata dan kalimat yang tepat,
yang dapat memberikan penjelasan yang sesingkat,
sesederhana dan sejelas mungkin.
Skeptisisme atau sikap skeptis:
menuntut setiap ilmuwan ut tdk begitu saja percaya pd
suatu pernyataan pendapat tanpa mempertimbangkan data
pendukung yg cukup at cara pendekatan yg mendasarinya
26. Skeptisisme
Skeptisisme atau sikap skeptis:
menuntut setiap ilmuwan ut tdk begitu saja percaya pd
suatu pernyataan pendapat tanpa mempertimbangkan
data pendukung yg cukup at cara pendekatan yg
mendasarinya
Sikap skeptis berlawanan dengan sikap menerima begitu
saja dg hanya mendasarkan pada kewibawaan atau
otoritas seseorang misalnya pejabat dan ilmuwan yang
tersohor. Masih berlakunya kelaziman sikap mudah
menerima berdasarkan kewibawaan (ilmu dan jabatan)
menyebabkan orang yang telah mencapai kedudukan
dengan wibawa (ilmu atau jabatan) perlu lebih berhati-hati
dalam mengemukakan pendapat.
27.
28. Kebenaran Ilmiah
Istilah kebenaran memiliki rentang yang sangat luas,
tergantung dari perspektif mana melihatnya.
Julienne Ford dalam Paradigms and Fairy Tales (1975)
mengemukakan bahwa istilah kebenaran memiliki empat
arti yang berbeda yang disimbolkan dengan Tl, T2, T3, dan
T4.
Kebenaran Pertama (T1) adalah kebenaran metafisik
Kebenaran Kedua (T2) adalah kebenaran etik
Kebenaran Ketiga (T3) adalah kebenaran logis
Kebenaran Keempat (T4) adalah kebenaran empirik
29. Kebenaran Metafisik
Kebenaran metafisik merupakan kebenaran
yang paling mendasar dan puncak dari seluruh
kebenaran atau basic, ultimate truth (Supriadi,
1998: 5). Oleh karena itu, harus diterima apa
adanya {taken for granted) sebagai sesuatu given.
Misalnya, kebenaran iman dan doktrin-doktrin
absolut agama.
30. Kebenaran Etik
Kebenaran etik, yang menunjuk pada perangkat
standar moral atau profesional tentang perilaku
yang pantas dilakukan, termasuk kode etik atau
code of conduct.
Seseorang dikatakan benar secara etik, bila ia
berperilaku sesuai dengan standar perilaku itu.
Sumber T2 dapat berasal dari T1 atau dari norma-
norma sosial budaya suatu lingkup masyarakat
atau komunitas profesi tertentu. Kebenaran ini
ada yang mutlak (memenuhi standar etika
universal) dan ada pula yang relatif.
31. kebenaran logis
Kebenaran logis merupakan sesuatu dianggap
benar apabila secara logic atau matematis
konsisten dan koheren dengan apa yang telah
diakui sebagai sesuatu yang benar (dalam
pengertian kebenaran logis ) atau sesuai dengan
apa yang benar menurut kepercayaan metafisik.
32. kebenaran empirik
Kebenaran Keempat (T4) adalah kebenaran
empirik, yang lazimnya dipercayai sebagai
landasan pekerjaan para ilmuwan dalam
melakukan penelitian.
Sesuatu (kepercayaan, asumsi, dalil, hipotesis,
dan proposisi) dianggap benar apabila
konsisten dengan kenyataan alam, dalam arti
diverifikasi, dijustifikasi, dan tahan terhadap
kritik.
33. Teori Kebenaran
Dalam konteks kebenaran ilmiah yang
melibatkan subjek (manusia, knower, dan
observer) dengan objek (fakta, realitas, dan
known), terdapat tiga teori utama tentang
kebenaran, yaitu teori-teori kebenaran
korespondensi, kebenaran koherensi, dan
kebenaran pragmatisme.
34. Teori kebenaran korespondensi
Teori ini beranggapan bahwa sebuah pernyataan itu benar
jika apa yang diungkapkannya itu merupakan fakta, dalam
arti adanya suatu kenyataan yang interaksional antara teori
dg realita (Kattsoff, 1996: 183).
Motto teori ini adalah truth is fidelity to objective reality atau
kebenaran itu setia atau tunduk pada realitas objektif
(Supriadi,1998: 7).
Aliran teori kebenaran ini berimplikasi bahwa hakikat
pencarian kebenaran ilmiah tidak lain untuk mencari relasi
yang konsisten antara subjek dengan objek, atau antara
subjek dengan subjek (intersubjektivitas), dan antara objek
dengan objek berdasarkan perspektif subjek.
Dg demikian, teori ini kebenaran realisme dan empirisme ini
erat kaitannya dengan kebenaran empirik (T4).
35. Teori Kebenaran Koherensi
Teori Koherensi (Coherence Theory),
beranggapan bahwa sesuatu dianggap benar jika
terdapat koherensi atau konsistensi, dalam arti tidak
terjadi kontradiktif pada saat bersamaan, antara dua
atau lebih logika.
Fokus kebenaran dalam teori ini adalah logika yang
konsisten dan secara inheren memiliki koherensi.
Jadi, di sini kebenaran logis mendahului kebenaran
empiris (Kattsoff, 1996: 181; Supriadi, 1998: 7).
36. Teori Kebenaran Pragmatisme
Teori Pragmatisme (Pragmatism Theory),
beranggapan bhw kebenaran itu tersimpul
pada aspek fungsional secara praktis
(Kattsoff, 1996:130-131).
Segala sesuatu yang benar apabila memiliki
asas manfaat (utilitarian).
Mereka memandang hidup manusia itu
sebagai suatu perjuangan yg berlangsung
terus-menerus, yang di dalamnya terdapat
konsekuensi-konsekuensi bersifat praktis.
37.
38. Abad 17
Ilmu-ilmu sosial, walaupun baru berkembang pada abad
19, namun pemikiran-pemikiran ttg masyarakat sdh
ada jauh sblm itu.Sejak abad ke 17 hingga abad ke 20
perkembangan ilmu-ilmu sosial diwarnai oleh
pemikiran-pemikiran yg hidup pada jamanya. Adapun
perkembangan itu sbb:
Perkembangan ilmu-ilmu sosial pada bad 17
Tokoh dalam abad ini al:Thomas Hobbes dan John
Locke. Thomas Hobbes (1588-1679) dlm bukunya
Levitathan menjelaskan bahwa pd mulanya manusia
hidup dlm suasana takut. Menurut Hobbes masyarakat
sbg Homo Homini Lupus yg artinya manusia merupakan
srigala terhadap manusia lainya.
39. Abad 17
Tokoh pd abad 17: Thomas Hobbes dan John Locke.
Thomas Hobbes (1588-1679):
Menyebut suasana masyarakat itu sebagai Homo
Homini Lupus yang artinya manusia merupakan srigala
terhadap manusia lainnya. Konsekuensinya
masyarakat tidak pernah berada dalam keadaan
tenang.
Masyarakat mulai mengadakan perjanjian yang
didasarkan pada tujuan pengamanan hubungan
manusia agar tidak menganggap yang lainnya sebagai
musuh dan obyek kepentingan semata
40. lanjutan
Tokoh lain dlm abad 17 yaitu John Locke (1632-
1704). Locke menjadi sangat terkenal berkat teori
pengetahuan empiris yg ditulis dlm karyanya An
Essay Concerning Human Understanding (1689).
Berkat pendapat-pendapatnya mengenai
pengaturan pemerintahan negara dlm bukunya Two
Treatises of Government (1960) dia mengusulkan
pemisahan antar pembuat undang-undang dan
kekuasaan pelaksana. Hal ini guna menjamin agar
negara tidak melanggar kewenangannya, sehingga
kesewenang wenangan dpt dicegah.
41. Abad 18
Ilmu-ilmu Sosial pada abad 18
Kant dan Hetter mengusulkan pengelompokan ilmu
pengetahuan menjadi tiga. Berdasarkan realitas sbb:
1. Memperhatikan kenyataan adanya relasi antara hal-hal yg
sama maka obyek study masing-masing adl gejala alam dan
masyarakat Ini terjadi dari berbagai bentuk perilaku manusia
serta responya terhadap hukum alam dan masyarakat. Ilmu-
ilmu yg tergabung didalamnya dinamakan ilmu-ilmu sistemik
al:fisika, biologi, kimia, sosiologi, demografi dan antropologi.
2. Memperhatikan kenyataan adanya perimbangan di dalam
waktu, ada waktu kronologis misal sejarah.
3. Memperhatikan kenyataan adanya persebaran di dalam ruang
misal geografi, astronomi dan geofisika.
42. Tokoh-Tohoh Ilmu Sosial di Abad 18
1. Montesquieu , salah satu pemikiranya adl bagaimana
peminat ilmu pengetahuan tentang masy.dpt menangani
keanekaragaman yg terjadi di masy tsb. Untuk itu
diperlukan pemerintah. Montesquieu membagi
kekuasaan pemerintah dalam TIGA komponen yaitu
eksekutif, legislatif dan yudikatif.
2. Rousseau ,dgn karya yg terkenal yaitu The Social
contract tahun 1754 dg pemikiranya”manusia
dilahirkan bebas dan dimanapun ia dibelenggu.Hal
ini yg menimpa orang2 miskin dan orang2 yg tak
berdaya. Ia mengajukan pembelaan agar setiap
orang dpt mengemukakan pendapat dan menolak
demokrasi perwakilan karena
43. Abad 19
Ciri-ciri ilmu-ilmu sosial pd abad 19 ada tiga yaitu:
1. Bermacam-macam disiplin diperluas dan dirumuskan
lebih tepat mengenai kelasnya dg yg lain.
2. Ilmu-ilmu sosial dpt diakui sbgi cabang yg mandiri dari
latihan akademis serta pekerjaan ilmiah.
3. Ada kesadaran untuk menyusun prosedur metodologi yg
cukup kuat bagi berbagai ilmu sosial.
Ke tiga ciri diatas digunakan oleh Comte, Spenser,
Durkheim dan Marx dlm menganalisis masyarakat.
44. Tokoh-Tokoh Ilmu sosial di Abad 19
1. Aguste Comte (1798-1857)
Terkenal sbg pendiri sosiologi. Menurut Comte sejarah
dunia pd pokoknya adl proses akal budi yg dlm
perkembangannya dikuasai oleh hukum satu & sama bagi
seluruh dunia. Umat manusia dipandang sbg satu badan
hidup yg tak mati. Individu2 adl bagian-bagian organisme
yg hidup demi kepentingan keseluruhan. Umat manusia
mengalami proses evolusi dg tiga tahap yaitu teologis,
metafisik dan positif
2. Herbert Spencer (1820-1903)
Masyarakat adl organisme yg berdiri sndri & berevolusi sndri
lepas dr kemauan & tanggungjawab anggotanya & dibawah
kuasa satu hukum. Fungsi penyelaras dan pemersatu dlm
badan sosial dilaksanakan oleh pemerintah
45. 3. Emille Durkheim (1858-1917)
Masyarakat dianggap sbg suatu sistem yg tdr dr bbrp
bagian atau subsistem yg saling berhub antar satu dg
yg lain untuk menciptakan suatu aturan atau stabilitas
sosial. Masyarakat memiliki dua tipe yaitu masy.
Solidaritas mekanik dan solidaritas organik.
4. Karl Marx
Teorinya bahwa masy. senantiasa dlm pertentangan
diantara dua kelas yg berbeda kepentingan yaitu
antara kaum borjuis/kapital sbg kelas pemilik modal
dan kaum proletar sbgi buruh atau tenaga kerja
(Johnson,1994:120)
46. Abad 20
• Dlm abad ini ada usaha-usaha ut menyusun ilmu-ilmu
sosial melalui integrasi dari cabang2nya, yg dilakukan
oleh tokoh aliran psikoanalis (Eric Formm dan
Abraham Kardiner) ahli dlm kelompok internasional
Committee of United Science.
• Menjelang akhir abad 20 penyatuan ilmu-ilmu sosial
didasarkan pd prinsip baru meski kecenderungan
sblmya lebih kuat bercorak spesialis &pembagian
tugas.
• Pekembangan ilmu sosial masa kini memeiliki dua
arah yaitu yg menuju kpd penelitian dan sistemnya
serta yg menuju kepada teori teori penentuan.