1. Dokumen membahas berbagai pandangan ahli tentang struktur ilmu dan ruang lingkup ilmu sosial.
2. Terdapat berbagai pendapat mengenai kategorisasi disiplin ilmu tertentu sebagai ilmu sosial, alamiah, atau humaniora.
3. Ilmu sosial secara umum dapat dikatakan mempelajari perilaku dan aktivitas sosial manusia dalam kehidupan bersama.
2. Dunia semakin terspesialisasi dengan penajaman pada
profesionalitas
Fungsi Substansi Secara holistik
o Struktur Ilmu
Struktur Substantifnya
o Generalis serta ingin tahu terhadap bidang-bidang ilmu
3. Dr. H. Dadang Suparman, M.pd – kajian wilayah Ilmu
Sosial : (Sejarah dan disiplin ilmunya) (kelompok ilmu
sosial) :
Sosiologi, Antropologi, Geografis dan Ilmu Politik.
(Sosiologi dan Antropologi disiplin utama dalam ilmu
sosial
Sedangkan yang lain masih debatable
Geografi, sejarah, ekonomi, psikologi dan ilmu politik
berbeda pendapat tentang disiplin-disiplin tersebut
Contoh : geografi ilmu sosial atau ilmu alamiah?
Sejarah ilmu humaniora atau ilmu sosial?
Ekonomi disiplin dalam behuvior socience atau
berdiri sendiri?
4. Psikologi sebagai behaviour sain socience atau ilmu
sosial
Politik sebagai behaviour sain socience atau ilmu
sosial
o Pemerintahan ilmu sosial, beharion socience atau
berdiri sendiri.
(Belumpernah terjadi kesepakatan bulat dari para pakar ilmu
sosial tentang pengelompokantersebut)
o Contoh para ahli ilmu pendidikan dalam banyak pertemuan
menempatkan ilmu pendidikan bukan praksis pendidikan
sebagai disiplin dalam wilayah ilmu sosial
o Para pakar pada umumnya berpegang pada pandangan
filosofi yang dipercayainya!!!
5. Kemampuan yang terbatas, waktu yang terbatas, dan hal-hal
lain diluar kontrol dirinya
2007 (menurut Prof. Dr. Hamid hasan. MA)
Catatan : kajian terhadap ilmu-ilmu sosial
Memerlukan orang dengan kemampuan berpikir abstrak
yang tinggi
Memiliki kemampuan untuk mengkaji berbagai alternatif
yang tidak linier,
Berpandangan luas dan kedepan, serta
Mampu menerapkannya dalam mengkaji berbagai masalah
ilmu sosial yang rumit, multi makna, multi kepentingan dan
tidak mekanismetis.
6. Komentar : Prof. Dr. H. Endang Sumantri, M.Ed
Disatusisi dunia semakin terspesialisasi dengan penajaman
pada profesionalitas.
Disisi lain dalam pandangan beberapa ahli ilmu sosial
lebih dekat pada generalis (yang ingin tahu banyak tentang
berbagai disiplin ilmu lainya).
Struktur ilmu dapat dilihat dari :
1) Fungsi substansi secara holistik
2) Struktur substantifnya
Statemant : Prof. Dr. H. Suwarna Al-Muctar, SH.
• Kuliah “prerekuisit” untuk makalah ilmu-ilmu sosial pada
studi Doktor Ilmu Pemerintahan. (Matrikulasi)?
• Struktur Ilmu : meliputi fakta, konsep, generalisasi dan teori.
• Struktur suatu disiplin (ilmu) meliputi dua bagian :
7. 1. Subtantive Conceptual Structure
2. Syintactical Structure
Ad. 1. konsep-konsep yang menjadi kerangka berfikir
(frame of reference) dalam meneliti sesuatu akan
menghubungkan dan mengarahkan penelitian
melalui serangkaian pertanyaan mendasar yang
menyangkut substansi :
Ad. 2. berhubungan dengan inquiry atau penelitian yang
dilakukan oleh disiplin itu yang menyangkut
metodologis.
Catatan : awali dalam pembelajaran-pembelajaran pahami :
Mengkaji dan mengidentifikasi mana fakta, konsep,
generalisasi maupun teori?
Mana pengetahuan dan apa bedanya dengan ilmu.
Masuk kebagian akhir, tentang pengertian ilmu sosial,
metode ilmiah dan kebenaran ilmiah.
8. Pengertian ilmu :
Seorang filsuf (Oxfard University Contemporer : Jerome R.
Ravert dalam karianya :
“The Philosophy Of Science”
Sampai saat ini mengakui bahwa ilmu merupakan sebuah
kisah sukses luar biasa. Ilmu telah begitu berjasa dalam
membentuk dunia yang kita huni sekarang dan sekaligus
menentukan cara pandang kita tentang dunia ini.
Kemenangan-kemenangan ilmu melambangkan suatu proses
kumulatif peningkatan pengetahuan dan rangkaian
kemenangan terhadap kebodohan dan tahayul; dan dari
ilmulah kemudian mengalir arus penemuan yang berguna
untuk kemajuan hidup manusia (Revertz, 2000 : 3).
9. Jika meminjam istilah Andrewgre Gory dalam Eureka! The
Birth Of Science : jika dengan tehnologi orang
mengetahui bagaimana melakukan sesuatu, maka dengan
ilmu seseorang memiliki sebuah teori dari suatu penjelasan
mengenai, “mengapa” sesuatu harus terjadi” (Gregory ;
2002 ; 6).
Di Indonesia menurut The Liang Gie (1999 ; 85 – 86)
Ilmu atau Secience merupakan perkataan yang bermakna
jamak ; sebagai berikut ;
1) Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk menunjuk
pada segenap pengetahuan ilmiah yang mengacu kepada
ilmu umum (science in general)
2) Pengertian ilmu menunjuk pada salah satu bidang
pengetahuan ilmiah tertentu seperti ;
10. biologi, antropologi, psikologi, geografi, sejarah,
ekonomi dan sebagainya. Sebenarnya ilmu dalam
pengertian yang kedua inilah yang lebih tepat
digunakan khususnya dilingkup akademis.
Sciene terjemahannya sains mengalami pergeseran
makna.
Sains diartikan sebagai ilmu khusus yang menunjuk
pada ilmu-ilmu kealaman atau natural science sebagai
pengetahuan sistematis mengenai dunia fisis atau
material atau systematic knowledge of the physical or
material world. (Benhart, 1958 ; 1086) (timbul sains dan
teknologi).
Terminologi ilmu terjemahan dari science (Inggris) –
yang berasal dari bahasa latin scientia yang berarti
pengetahuan. Sedangkan scientia berasal dari kata “scire”
yang artinya mempelajari ataupun mengetahui
(Soeprapto, 2003 : 127).
11. The Liang Gie (1999 : 88 – 130)
Ilmu dipandang sebagai kumpulan pengetahuan sistimatik,
metode penelitian dan aktivitas penelitian.
Ilmu sebagai kumpulan pengetahuan sistematik.
Joames Mark Maldwin (1957 ; 499) mengemukakan bahwa
ilmu sebagai knowledge ; in particular, knowledge in the
eminent scase as the antcome of the systematic and
trustwarty fanction ing of the sagnitire processes.
(pengetahuan ilmunya pengetahuan dalam arti luhur sebagai
hasil dari pelaksanaan proses-proses kognitif yang
terpercaya dan sistematis
Soekamto (1986 : 5)
Ilmu pengetahuan (science) adalah pengetahuan
(knowledge) adalah susun sistematis dengan
menggumakan kekuatan pemikiran, pengetahuan selalu
dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh
setiap orang lain yang ingin mengetahuinya.
12. Dan seterusnya – Harris dan Levey (1975 – 245)
– Henry W. Johnstone dalam the Liang Gie
(1999 : 86)
– Sedon J. lachman (1969 : 13)
Kesimpulan – tidak semua pengetahuan itu ilmu.
Ilmu – sistematis!!
“ ilmu sebagai metode penelitian”.
“ Wiliam J. Goode dan Paul “K. Hatt” (1952 : 7) dalam bukunya
Methods Of Social Reseand Of Aproach to The Entire
Unprirical World. 1.E, to the world which is susceptible of
experience by man.
(Ilmu adalah suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia
pengelaman yakni dunia yang dapat terkena pengalaman oleh
manusia)
13. Sejalan : sejalan dengan pendapat filsuf sejarah
Carraghan dan Delanglez (1957 : 39) dalam bukunya
“A Guide to hinstorical meuthad“
Mengemukakan : Science is Fundamentally a Method of
Dealing With Problems.
(Ilmu pada dasarnya adalah suatu metode untuk mengenai
masalah-masalah)
Horold H. Titus (1964 : 527) dalam bukunya Living Issues in
Philosophy : “An Introduetory Textbook, mengemukakan
bahwa banyak orang telah mempergunakan istilah ilmu untuk
menyebut a method of abtaining knowledge that is objective
and verifiable.
(suatu metode untuk memperoleh pengetahuan yang objektif
dan dapat diperiksa kebenarannya).
14. Ilmu sebagai metode penyelidikan, khususnya terhadap
dunia empirik.
Ilmu sebagai aktivitas penelitian
– Bertitik tolak dari fakta-fakta keseharian dan berakhir pada
suatu teori yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah
– Penelitian-penelitian pengetahuan sebagai bentuk aktivitas
(serangkaian aktivitas merupakan suatu proses
secara sadar oleh manusia
– Charles Singer yang dikutip Marx Black dalam bukunya
Critical Thingking – mengemukakan : Science is The
Procese Which Makes Knowledge ditulis the Liang Gie
(1999 : 87)
(Ilmu adalah proses membuat pengetahuan;)
15. – Yang lain John Warfield (1976 :42)
– Filsuf Belgia Jean Ladricre (1975 : 19)
– Dan seterusnya
Catatan : The Bady of Knowledge (Batang tubuh)
Pengertian Sosial
Bagaimana kehidupan manusia jika tidak dalam
masyarakat (sosial)
Individu tidak dapat hidup dalam keterpencilan selamanya.
Membutuhkan satu sama lain
Kesaling ketergantungan bentuk masyarakat tertentu
sebagai suatu keniscayaan
Fakta
Konsep
Generalisasi
teori
Ilmu
16. Dengan demikian manusia adalah mahluk sosial
Apa persisnya masyarakat itu atau manusia itu?
– ada sosiologi ilmu tentang masyarakat
– secara keilmuan terdapat banyak teori tentang
masyarakat maupun sosial.
Aristotels filsuf yunani kuno yang menggunakan pendekatan
biologis : bahwa manusia adalah seekor binatang dengan
unsur-unsur tertentu yang khas ; khususnya Ratio dan
Tuturan, untuk memberi kemampuan akan penyesuaian
diri dengan standar-standar etis (cambell 1994 : 7)
Sebelum lahirnya teori-teori sosial raksasa :
oThomas Habbes teori individualisme intrumental
dengan diktumnya
Homo Homini Lupers
oAdam Sumith teori sistem sosial dengan invisible hand
nya tentang sistem yang terintegrasi
17. Karl Max teori konflik dan kekuasaan
Durkheim teori stucture dan fungsi
Max Waber teori tindakan sosial dan birokrasi rational
Alfred Schutz pendekatan fenomenologis nya
(campbell, 1994 : 61-231)
Semua memberi pemahaman tentang manusia dan
masyarat manusia
Sosial dalam ilmu sosial istilah sosial menunjuk pada
obyeknya yaitu masyarakat.
Sosialisme adalah suatu ideologi yang pokok pada prinsip
pemikiran umum atas alat-alat produkdi dan jasa-jasa dalam
bidang ekonomi
Lapangan/bidang ilmu sosial kegiatan-kegiatan yang
ditujukan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi
manusia dalam bidang kesejahteraan (tuna karya, susila,
wisma Jompo, yatim piatu dll).
18. Max iver dan Pajge (1961 : 5)
Masyarakat ialah suatu sistem dari kebiasaan dan tatacara
dari wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan
penggolongan dari pengawasan tingkah laku, serta
kebebasan-kebebasan manusia. (jalinan sosial yang selalu
berubah).
Ralph Lintan (1984 : 118) – dalam bukunya the study of man
mengemukakan :
Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah
hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka
dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang
dirumuskan dengan jelas (Linten 1984 : 118)
Soekamto (1986 : 20) masyarakat adalah orang-orang
yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan
19.
20. Contohnya ada fenomena begal, penculikan anak, sodomi dan
seterusnya, penyakit masyarakat.
Ruang Lingkup Ilmu Sosial (belum ada kepastian bulat)
Menurut Wallersteim (1997 :22) mengelompokkan beberapa
disipin ilmu yang dikategorikan sebagai ilmu sosial :
• Sosiologi, Antropologi, Geografi, Hukum dan Ilmu Politik
• Brown (1972) – Bukunya :
“Explemantion in Sosial Sciences” yang termasuk paket ilmu
sosial meliputi :
Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, Sejarah, Demografi,
Ilmu Politik dan Psikologi.
Persamaan pandangan dari para ahli (diantara perbedaan
yang belum bulat adalah : bahwa ilmu sosial adalah ilmu
yang mempelajari prilaku dan aktifitas sosial dalam
kehidupan bersama
21. Selanjutnya terjadi perkembangan mengarah pada
spesialisasi disiplin ilmu sosial yang tumbuh seperti ilmu
komunikasi, studi gender, ilmu perbandingan Agama dan
lain-lain (sairin, 2006 : 33)
Yang tumpah tindih : sejarah dan antropologi budaya
dikategorikan sebagai ilmu humaniora dan ilmu sosial dan
ilmu-ilmu lainnya perlu didalami masing-masing
Setelah yunani dan dan romawi negara-negara dan
aktivis-aktifitas ilmu sosial : Inggris, Prancis, Jerman, Italia
dan Amerika Serikat
(Wallerstain, 1997 : 21)
22. Metode ilmiah :
The Liang Gie, (1999 : 111) – Cakupan Metode Ilmiah :
1. Menganalisis
2. Mendiskripsikan
3. mengklarifikasikan
4. Mengadakan pengukuran
5. Memperbandingkan
6. Melakukan survey
23.
24.
25. 2. Kebenaran kedua (T2) adalah kebenaran etik (perangkat
standar moral-moral dan profesional kode etik (code of
conduct) T2 bisa berasal dari T1 (kebenaran ada yang
mutlak dan ada yang relatif), memenuhi setandar etika
universal.
3. Kebenaran tiga (T3) adalah kebenaran logis, secara logis
dan matematik konsisten dan kohena dengan apa yang
telah diakui sebagai suatu yang benar (menurut (T1)
Contoh : atau 2 + 2 = 4
– Peranan ratio dan logika dominan dalam T3
– Termasuk T2 – konsensus orang-orang yang terlibat
didalamnya
– Termasuk 2 + 2 = 4 – kesepakatan ketiga sama sisi
mengapa tidak 3000° (mengapa 60 x 3 = 180%)
60%
60% 60%
26. 4. Kebenaran keempat (T4) : adalah kebenaran empirik
– landasan ilmuan untuk lakukan penelitian
Sesuatu kepercayaan, asumsi, dalil, kapatesis dan proporisi
dianggap benar apabila konsisten dengan kenyataan alam,
dalam arti diverifikasi, dijustifikasi dan tahan terhadap
falsifikasi atau kritik.
Kebenaran (T4) disebut kebenaran ilmiah (T2 dan T3 terkait).
Dalam kontek kebenaran ilmiah yang melibatkan subyek
(manusia, knowr dan abserver) dengan obyek (fakta, realitas
dan knowr) terapat tiga teori utama tentang kebenaran yaitu :
o kebenaran korespodensi
o kebanaran koheransi
o kebenaran pragmatisme
27. 1. Toeri korespondensi (Correspondance Theory),
Sebuah pernyataan itu benar jika apa yang diunkapkannya
itu merupakan fakta. (adanya suatu kenyataan yang
interaksional antara teori dan realita (kattsoff, 1996 : 183)
Moto teori ini adalah “Truth is fidelity to objective atau
tunduk pada realitas objektif (Supriadi, 1998 : 7) (mirip
dengan T4) – (Jakarta – Indonesia)
2. Teori koherensi (coherence theory) sesuatu dianggap
benar jika terdapat kaherensi atau konsistensi, dalam arti
tidak terjadi kontradiktif pada saat bersamaan antara dua
atau lebih logika : (contoh orang yang sederhana, kecil
kemungkinannya untuk berperilaku serakah maupun
materialistis)
3. Teori pragmatisme (pragmatisme theory) kebenaran itu
tersimpul pada aspek fungsional secara parktis (Kattsoff
1996 :130 – 131)
28.
29.
30. Ilmu-ilmu sosial masyarakat
kehidupan bersama
o belum memiliki kaidah-kaidah dan dalil-dalil tetap (masih
muda)
o Masyarakat (manusia) yang selalu berubah-ubah (sifat)
belum diterima oleh masyarakat luas.
o Belum dapat diselidiki/analisis hubungan antara unsur-
unsur didalam masyarakat secara lebih mendalam.
o Baru pada tahap analisis dinamika, artinya baru pada
analisis-analisis tentang masyarakat manusia dalam
keadaan bergerak.
Sebagai
obyek
yang
dipelajari
31. Istilah sosial (social) dalam ilmu-ilmu sosial memiliki arti
atau dimaknai berbeda-beda,
Misalnya : - Sosial pada ilmu sosial menunjuk pada obyek
yaitu masyarakat
- Sosialisme adalah suatu idiologi yang berpokok
pada prinsip pemilikan umum (atas alat-alat
produksi dan jasa dalam bidang ekonomi).
- Sosial pada Departemen/kementerian sosial
menjelaskan kegiatan-kegiatan dilapangan
sosial (untuk mengatasi persoalan-persoalan
yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang
kesejahteraan : tunakarya, tunasusila, orang
jompo, yatim piatu dst.nya ; yang ruang
lingkupnya adalah pekerjaan ataupun
kesejahteraan sosial
32. Masyarakat yang menjadi obyek ilmu-ilmu sosial dapat dilihat
sebagai suatu yang terdiri dari berbagai segi :
Segi ekonomi (produksi, distribusi dan penggunaan barang-
barang dan jasa.
Segi kehidupan politik (penggunaan kekuasaan dalam
masyarakat dan lain-lain segi kehidupan).
Masyarakat segi statisnya (struktur masyarakat)
segi dinamisnya (fungsi masyarakat)
kelompoki-kelompok sosial kebudayaan,
lebaga sosial, stratifikasi dan kekuasaan,
yang semuanya itu mempunyai dinamika
tertentu yang menyebabkan pola-pola
prilaku yang berbeda tergantung dari
masing-masing situasi yang dihadapi.
Strukturalnya
(statis)
33. - Hubungan satu dengan yang lainnya baik
perorangan maupun kelompok sosial.
- Vide nilai-nilai sosial budaya dalam
proses sosial
Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat
apabila orang perorangan dan kelompok sosial saling
bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk
hubungan tersebut dan apa yang akan terjadi apabila
terjadi perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola
kehidupan yang telah ada.
Interaksi sosial adalah dasar proses sosial (hubungan-
hubungan sosial yang dinamis) faktor utama dalam
kehidupan sosial.
Syarat interaksi sosial : adanya kontak sosial (social –
contact) dan adanya komunikasi.
Fungsionalnya
(Dinamika)
34. Gillin dan Gillin, 1954 : 489 “Cultural sociology, a Revision of
an intraduction to sosiology, the macmillan campany, new york,
1954” hal 501
Dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya
interaksi sosial yaitu :
1. Proses yang asosiatif (Proses Of Assosiation) yang terbagi
dalam tiga bentuk khusus : akomodasi, asimilasi dan
akulturasi.
2. Proses yang disosiatif (Processes dissociation) yang
tercakup : persaingan, dan persaingan yang kontroversi
serta pertentangan atau pertikaian.
Sistematika yang lain pernah pula dikemukakan oleh Kimball
Young dan Raymond W. Mark (1959 : 137) “a study of society
and culture, hal 138” menyatakan bahwa :
Bentuk-bentuk proses sosial adalah :
35. 1. Oposisi (opposition) yang mencangkup persaingan
(competition) dan pertentangan atau pertikaian (conflict).
2. Kerjasama (co – operation) yang menghasilkan akomodasi
(accomodation)
3. Deferensiasi (deffrerntiation) yang merupakan suatu proses
dimana orang perorangan didalam masyarakat
memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang
berbeda dengan orang-orang lain dalam masyarakat atas
dasar perbedaan usia, seks, dan pekerjaan. Defreniasi
tersebut menghasilkan sistem berlapis-lapis dalam
masyarakat.
Tamotsu shibutani (1986 : 5) “Social processes, an
introduction to sociology, berkle university of california press”
Mengedepankan pula beberapa pola interaksi :
1. Akomodasi dalam situasi-situasi rutin
2. Ekspresi pertemuan dan anjuran
3. Interaksi strategis dalam pertentangan-pertentangan
4. Pengembangan perilaku masa
36. Proses-proses interaksi yang pokok adalah :
o Proses-proses yang asosiatif,
– kerjasama (cooperation) di indonesia bentuk kerjasama
tradisional adalah gotong royong.
Dalam teori sosiologi beberapa bentuk kerjasama
(cooperation)
Directed cooperation (kerjasama lansung) – hasil perintah
penguasa
Spontaneous cooperation (kerjasama spontan) –
(sertamerta)
Contracteral cooperation (kerjasama kontrak) – atas dasar
tertentu
Traditional cooperation (kerjasama traditional) sebagai
bagian dari unsur sistem sosial.
37. Catatan dibedakan pula :
(gugurgunung) gotong royong dengan (sambat-sinambat)
tolong menolong keduanya merupakan unsur kerukunan.
cek kreartivikasi dan salingketergantungan, plus/minusnya.
Dalam pelaksanaannya kerjasama ada 5 bentuk kerjasama :
1. Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong
menolong.
2. Bergaining – perjanjian tentang pertukaran barang-
barang/jasa
3. ko – optasi (co – optation) – penerimaan unsur-unsur baru
agar tidak terjadi kegoncangan.
4. Kondisi (coalition) adalah kombinasi antara dua organisasi
atau lebih (sifatnya cooperatif)
5. Joint – venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan
proyek-proyek tertentu (minyak, perhotelan, perfilman,
batubara dst.nya