Dokumen ini membahas budidaya udang vannamei di Yogyakarta. Tanah budidaya udang sepanjang pantai DIY dan Jawa Tengah merupakan tanah kerajaan. Petambak awalnya menggarap tanah nonproduktif. Kolam dibangun secara asal tanpa rencana. Air diperoleh dari sumur resapan pantai dengan kualitas terpengaruh musim. Limbah langsung dibuang ke kolam dan laut. Udang ditebar padat 80-125 ekor/m2
1. Selayang Pandang Budidaya Udang Vannamae
di Yogyakarta
Disusun Oleh :
Nur Aziz (praktisi bddy pantai congot
Yogyakarta)
2. Status tanah : sepanjang garis pantai yang
diperuntukkan lahan tambak/budidaya udang di
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dari Pantai
Parangkusumo Kab.Bantul sampai Pantai Congot
Kab.Kulonprogo adalah tanah keraton (Kesultanan dan
Pakualaman). Sedang wilayah Propinsi Jawa Tengah
bagian selatan adalah milik Angkatan Darat
Status petambak : petambak dulunya adalah
penggarap lahan non produktif tanah
sultan/pakualaman /AD yang diatur oleh perangkat
desa. Kemudian ada sebagian lahan beralih
penggarapannya ke pihak ketiga (penyewa).
Lay out konstruksi : pembuatan konstruksi lahan
/petakan tambak tidak mengikuti SOP / BAP atau asal
jadi kolam.
3. Sumber Air : diperoleh dari resapan air laut hasil pengeboran di
pinggir pantai dimana kualitasnya sangat terpengaruh musim dan
volume sangat terbatas.
Sistim pembuangan limbah : pembuangan limbah budidaya
langsung di sekitar kolam budidaya (resapan sebelah kolam,
dibuang langsung ke laut ) serta tidak ada pengaturan jarak
dengan sistim pengambilan air untuk budidaya.
Padat tebar : kepadatan penebaran berkisar 80 – 125 ekor per
meter.
Peralatan budidya : untuk pengolahan kualitas air secara umum
menggunakan sistim mekanik ) mesin diesel berbahan bakar solar,
dimana polutannya tidak terkonsentrasi (dimana mana). Sebagian
kecil saja yang menggunakan peralatan listrik (PWA).
Sistim budidaya : sudah menggunakan probiotik walau dalam
jumlah yang terbatas kecuali yang sudah didampingi pabrik
pakan.
4. Persiapan air, dasar kolam ditabur kapur serata
mungkin kemudian isi air sesuai ketinggian
yang diinginkan (80-100cm).
Tehnis yang diterapkan, cacah kecil kecil
batang pisang sepanjang 1 meter dan taburkan
ke dalam kolam berukuran 1000 m. Ganti
dengan bahan yang baru tiap 10 hari
digunakan sampai umur panen.
Kualitas air yang tampak adalah berwarna
kecoklatan dan sedikit berbusa.
5. Mengandung beberapa jenis fitokimia (segala jenis zat kimia
atau nutrien yang diturunkan dari tumbuhan) a.l :
saponin,flavonoid dan tanin serta tidak mengandung
alkaloid,steroid ,triterpenoid. (priyosoeryanto dkk, 2006)
Kandungan kalium dan vitamin lainnya mampu mengobati
penyakit infeksi saluran kemih berikut gejalanya. (merdeka)
Saponin adalah sejenis glikosida (zat komplek yg
mengandung gula) yg banyak ditemukan pada tumbuhan.
Fungsi Kalium adalah untuk menjaga keseimbangan cairan
tubuh dan memastikan otak,saraf, otot dan jantung bisa
bekerja normal. (untuk manusia disarankan konsumsi
sebesar 4700mg/hari)
Fungsi saponin sebagai anti mikrobia
6. Pakan bulan I (Blind Feeding) dengan standar
P/H = 3kg per 100rb benur.
Tehnis : akumulasi pakan 3 hari difermentasi
kemudian diberikan dengan frekuensi 2x
sehari. Diberikan selama 2-3 mgg.
Minggu ke-4 (pelet awal/crumble terakhir)
pakan diberikan pembasahan 0,5-1 jam (pakan
kelihatan mulai mengembang) sebelum ditebar
ke kolam.
Penambahan pakan dilakukan 2-3 hr sekali jika
pakan dianco habis dalam waktu 1-1,5 jam.
7. PROGRAM PAKAN per 100rb
Farm : Ds.Jangkaran Pantai Congot DIY
Periode :
DOC No.Pakan 07.00 11.00 16.00 20.00 P/H KUM Keterangan
1 D-0 1,5 1,5 3,0 3,0
Pakan dibuat fermentasi sebelum dipakan ke
udang. Cara membuat : kumulatif pakan 3hr
dicampur air 15ltr + tetes 2 gelas aqua +
fermipan 20gr + probiotik lactobacilus 0,5ltr
(diperam dlm wadah tertutup)...setelah habis
dibuat lagi
2 D-0 1,6 1,6 3,2 6,2
3 D-0 1,7 1,7 3,4 9,6
4 D-0 1,8 1,8 3,6 13,2
5 D-0 1,9 1,9 3,8 17,0
6 D-0 2,0 2,0 4,0 21,0
7 D-0 2,2 2,2 4,4 25,4
8 D-0 2,4 2,4 4,8 30,2
9 D-0 2,6 2,6 5,2 35,4
10 D-0 2,8 2,8 5,6 41,0
11 D-1 1,8 1,8 2,4 6,0 47,0
12 D-1 2,0 2,0 2,6 6,6 53,6
13 D-1 2,2 2,2 2,9 7,2 60,8
14 D-1 2,3 2,3 3,1 7,8 68,6
15 D-1 2,5 2,5 3,4 8,4 77,0
Pakan dicampur dg "adonan" dosis 2 gelas
aqua per kg pakan (dibuat 1 jam sblm pakan).
Cara buat "adonan" : air 15 ltr + tetes 0,5 botol
+ ragi 20gr (diperam dlm wadah tertutup)klo
habis buat lagi....
16 D-1 2,7 2,7 3,6 9,0 86,0
17 D-1 3,0 3,0 4,0 10,0 96,0
18 D-1 3,0 3,0 4,0 10,0 106,0
19 D-1 3,3 3,3 4,4 11,0 117,0
20 D-1 3,3 3,3 4,4 11,0 128,0
21 D-1 3,4 3,4 3,4 1,8 12,0 140,0
22 D-1 3,4 3,4 3,4 1,8 12,0 152,0
23 D-1 3,7 3,7 3,7 2,0 13,0 165,0
24 D-1 3,7 3,7 3,7 2,0 13,0 178,0
25 D-1 4,0 4,0 4,0 2,1 14,0 192,0
26 D-1/D-2 4,0 4,0 4,0 2,1 14,0 206,0
27 D-1/D-2 4,4 4,4 4,4 2,3 15,5 221,5
28 D-1/D-2 4,4 4,4 4,4 2,3 15,5 237,0
29 D-1/D-2 4,4 4,4 4,4 2,3 15,5 252,5
30 D-1/D-2 5,0 5,0 5,0 2,6 17,5 270,0
Catatan : umur (doc) 10 mulai turun anco untuk mengecek kesehatan dan populasi udang.
umur 14 hr pakan di anco mulai ditakar (10 gram per kg pakan) dan dicek habis/tidak setelah 2,5 - 3 jam
kalau sudah ketemu habis pakan dianco mulai dilakukan penambahan/pengurangan pakan dan frekuensi
pakan diberikan 4x (jam 6 - 11 - 15 - 19)