Dokumen tersebut memberikan panduan budidaya lele dalam sistem bak terpal mulai dari pendederan satu hingga tiga. Ia menjelaskan tentang persiapan media, padat tebar benih, manajemen pakan, dan pemeliharaan untuk mendapatkan hasil panen berukuran 5-7 cm, 10-15 cm. Dokumen ini memberikan solusi untuk meningkatkan produktivitas budidaya lele dengan sumber daya terbatas.
PPT ini menjelaskan mengenai pembudidayaan ikan patin yang terdiri dari:
1. persiapan lahan
2. pemilihan induk
3. pemijahan (alami & buatan)
4. pembenihan
5. pembesaran
6. penanganan hama dan penyakit
7. pemanenan
8. pemasaran
9. desain produk
semoga bermanfaat trimakasih.
PPT ini menjelaskan mengenai pembudidayaan ikan patin yang terdiri dari:
1. persiapan lahan
2. pemilihan induk
3. pemijahan (alami & buatan)
4. pembenihan
5. pembesaran
6. penanganan hama dan penyakit
7. pemanenan
8. pemasaran
9. desain produk
semoga bermanfaat trimakasih.
PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENUR - BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Benur merupakan akronim dari bahasa jawa yaitu benih urang (bibit udang). Salah satu factor keberhasilan budidaya adalah pemilihan benur yang sehat dan kuat serta memiliki pertumbuhan yang cepat. Pemilihan benur terkait pada semua aspek termasuk pada proses pengangkutan. Kendaraan pengangkut benur tidak boleh digunakan untuk mengangkut bahan yang berbahaya, seperti bahan kimia dan pupuk, yang dapat mengkontaminasi benur. Benur yang dipilih merupakan benur yang bebas dari virus dan diperoleh dari pembenihan (hatchery) bersertifikat yang menerapkan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Benih yang dihasilkan telah memenuhi kriteria SPF (Specific Pathogen Free). Induk udang yang didatangkan dari luar negeri harus lulus uji Balai Karantina, min bebas dari WSSV, TSV, IMNV dan EMS.
PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENUR - BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Benur merupakan akronim dari bahasa jawa yaitu benih urang (bibit udang). Salah satu factor keberhasilan budidaya adalah pemilihan benur yang sehat dan kuat serta memiliki pertumbuhan yang cepat. Pemilihan benur terkait pada semua aspek termasuk pada proses pengangkutan. Kendaraan pengangkut benur tidak boleh digunakan untuk mengangkut bahan yang berbahaya, seperti bahan kimia dan pupuk, yang dapat mengkontaminasi benur. Benur yang dipilih merupakan benur yang bebas dari virus dan diperoleh dari pembenihan (hatchery) bersertifikat yang menerapkan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB). Benih yang dihasilkan telah memenuhi kriteria SPF (Specific Pathogen Free). Induk udang yang didatangkan dari luar negeri harus lulus uji Balai Karantina, min bebas dari WSSV, TSV, IMNV dan EMS.
Produksi Udang Sayur Untuk Memberdayakan Backyard Hatcherylisa ruliaty 631971
Produksi udang sayur ini dimaksudkan untuk memanfaatkan serta memberdayakan bak-bak backyard hatchery udang yang telah lama tidak beroperasi. Produksi udang sayur juga merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi serangan penyakit Myo pada udang vaname.
Kajian perekayasaan untuk menghasilkan teknologi produksi baby crab rajungan di hapa dan bak terkendali telah dilakukan. Pada kajian ini, pemeliharaan benih Crab 5 hingga menghasilkan ukuran berat 1,5 – 1,8 gram (ukuran baby crab) dilakukan dengan 2 perlakuan kepadatan yaitu 250 ekor/m2 dan 500 ekor/m2. Pemeliharaan baby crab di bak dengan memberi substrat pasir setebal ± 5 cm dan shelter berupa tali rafia yang dibuat menyerupai rumput laut (artificial sea weed), sedangkan pemeliharaan di hapa dengan pemberian shelter artificial sea weed. Pemberian pakan ikan rucah sebesar 200 – 300 gram/1000 ekor crab/hari (> 200% berat biomass). Dari kajian didapatkan, hingga umur pemeliharaan 14 hari (C-19) belum didapatkan berat baby crab yang diharapkan (< 0,5 gr) sehingga pemeliharaan ditambah menjadi 24 hari (C-29). Hingga umur pemeliharaan 14 hari (C-19) tidak ada perbedaan kelulushidupan pada pemeliharaan di hapa maupun di bak dengan kepadatan 250 ekor/m2 atau pun kepadatan 500 ekor/m2. Terdapat perbedaan sangat nyata (P<0,01) pada umur pemeliharaan hingga 24 hari (C-29) terhadap nilai kelulushidupan pemeliharaan baby crab di bak dan di hapa baik dengan kepadatan 250 ekor/m2 maupun dengan kepadatan 500 ekor/m2. Nilai kelulushidupan yang lebih baik dihasilkan pada pemeliharaan di bak sebesar 30,3% pada kepadatan 250 ekor/m2 dan 26,8% pada kepadatan 500 ekor/m2. Dari hasil analisa proximat, baby crab yang dipelihara pada hapa mengandung protein yang lebih tinggi sebesar 27,5% dibandingkan baby crab yang dipelihara di bak sebesar 20,5%. Sedangkan dari tes organoleptik yang dilakukan, tidak ada perbedaan antara baby crab yang dipelihara di hapa maupun di bak terhadap rasa, warna, aroma maupun tekstur. Biaya produksi baby crab di bak dengan kepadatan 250 ekor/m2 sebesar Rp. 135.000/kg merupakan yang termurah dibandingkan yang lainnya.
BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK.pptxsurya39722
budidaya lele sistem bioflok adalah sistem budidaya dengan memanfaatkan gumpalan atau flok yang mengandung bakteri baik untuk peningkatan pertumbuhan ikan
Budidaya kailan organik di lahan gambutAbdullah Umar
Pertanian organik semakin berkembang seiring dengan munculnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mengkonsumsi makanan, sayuran dan buah-buahan yang bebas dari bahan kimia. Di Kalimantan Barat, budidaya sayuran telah dilakukan secara luas namun belum banyak yang memperhatikan dari sisi keamanan pangan. Presentasi berikut mencoba mengangkat teknologi budidaya sayuran organik yang bisa diterapkan oleh petani khususnya di lahan gambut.
OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan) dengan Budidaya Tanaman PisangKKNBerbahSleman
[OPLAKAR (Optimalisasi Lahan Pekarangan ) dengan Budidaya Tanaman Pisang]
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memberikan pemahaman dan persamaan persepsi mengenai bagaimana mengelola lingkungan pekarangan menjadi sumber penghidupan baik dari segi kemandirian pangan dan peningkatan ekonomi. Budidaya yang dipertimbangkan adalah tanaman hortikultura jenis tanaman buah, yakni pisang (Musa paradisiaca). Tanaman pisang merupakan tanaman yang serbaguna , mulai dari akar (rhizome) sampai daun dapat dimanfaatkan oleh manusia.
#KKN PPM UGM 2021 Periode II
#Unit 2021-YO045
2. PENDAHULUANPENDAHULUAN
Permasalahan Budidaya ikan di Kota :
1. Lahan sempit terbatas
2. Sumber air terbatas Modifikasi dan
RekayasaPembenihan lele
dalam bak terpal
SOLUSI :
Butuh Teknologi tepat
guna dan Butuh SDM
Produktivitas meningkat
3. DUA METODEDUA METODE
PEMELIHARAAN LARVAPEMELIHARAAN LARVA
- Tanpa pemupukan - dilakukan Pemupukan
Clean Water Green Water
Pupuk yang digunakan pupuk Organik/KadangPupuk yang digunakan pupuk Organik/Kadang
4. PENDEDERAN 1PENDEDERAN 1
(Metode(Metode Green waterGreen water))
Persiapan bak
Bersihkan bak dari kotoran berupa lumut dsb.
Isi bak dengan air setinggi 20 – 30 cm
Bak (media) dipupuk organik sebanyak
0,5 kg/ m2,
(Bak ukuran 3 x 2 m =
2 kg pupuk)
Masukan inokulan Kutu air (Moina atau
Daphnia)
Media dibiarkan selama 3-4 hari sampai
pakan alami tumbuh (kutu air dsb. melimpah)
5. (Metode(Metode Clean waterClean water))
Persiapan bak
Bersihkan bak dari kotoran berupa lumut dsb.
Isi bak dengan air hasil pengendapan
setinggi 20 – 30 cm
Media diberi Probiotik, lalu dibiarkan selama
1- 2 hari, sampai siap ditebar larva
Cat : Pada metode Clean water, penyediaan
pakan alami (Cacing Sutera/kutu air dsb.)
dilakukan secara langsung
6. 600-800 ekor/m2
Contoh : Bak 4 x 3 m ditebar larva
: 7500-10.000 ekor
PADAT TEBAR
Post Larva
Penebaran Larva
Penebaran larva dilakukan ketika suhu air
relatif rendah (lebih baik dilakukan aklimatisasi)
Wadah pemeliharaan diberi
Shelter (pelindung), supaya larva
tidak stress, akibat perubahan suhu
7. Perawatan Larva Dalam Sistem Bak
1. Pakan pertama bagi larva berupa cacing
sutera disertai pakan tambahan (Moina)
2. Cacing sutera diberikan dalam keadaan
bersih (bebas kotoran dan patogen pembawa
parasit)
Moina
Cacing sutera
8. 3. Cacing sutera diberikan secara
“ Adlibithum” (sekenyangnya)
dari H1 – H8/10
4. Pakan buatan “pellet protein 40 %”
diberikan sebanyak 10-12 % dari biomass
frekuensi pakan 4 – 5 kali, dari H8/10 – H14
LANJUTAN
9. MANAJEMEN PEMELIHARAANMANAJEMEN PEMELIHARAAN
BENIH LELE (Pendederan 1)BENIH LELE (Pendederan 1)
1. Pendederan 1 dilakukan selama 14 hari
dengan target ukuran 1,5-3 cm
2. Panen benih dilakukan hari ke 14
dan dilakukan grading benih guna
meminimalkan tingkat kanibalisme
3. Agar produktivitas meningkat pada
pendederan 2, maka dilakukan
penjarangan benih sebanyak 50 % dari
kepadatan awal
10. Pemanenan benih dilakukan dengan cara
mengurangi air sampai kobakan bak
Panen Benih
Panen Benih
Size 1,5 – 3 cm
Sortasi Benih
Ukuran 1,5-2-3 cm
11. “Pengelompokan benih ikan (fingerling)
berdasarkan ukuran dan kualitas”
Tujuan : 1. Mengurangi Kanibalisme
2. Mempercepat pertumbuhan
benih yang terlambat tumbuh
3. Menghasilkan benih seragam
Grading:
Kegiatan grading benih sekaligus dilakukan
penjarangan kepadatan sebanyak 50 %
- Mis : Kepadatan awal 10.000 ekor
Kepadatan pada pendederan
selanjutnya sebanyak 5.000 ekor
12. TOTAL KEBUTUHAN PAKANTOTAL KEBUTUHAN PAKAN
PADA PENDEDERANPADA PENDEDERAN 11
Cacing Sutera : 3-4 liter cacing/10.000 ekor
- Pellet crumble protein 40 % :
1kg pakan untuk10.000 ekor sampai
Cat : Pemberian cacing sutera diberikan
sampai hari 6-10
Pakan Alami :
Pakan Buatan :
14. Pendederan 2
“Pemeliharaan benih ukuran 2-3 cm
sampai ukuran 5-7 cm dengan
lama pemeliharaan 3-4 minggu (21-30 hari)”
PADAT TEBAR BENIH :
250-300 ekor/m2
Contoh : Bak berukuran 3 x 2 m ditebar
lele sebanyak 1500-2500 ekor
15. MANAJEMEN PAKANMANAJEMEN PAKAN
- Pellet diameter 1,5 – 2 mm (butiran/crumble)
kandungan protein 40 %
Minggu 1 (ukuran lele 2-3 cm)
Cat : - Jumlah pakan 10-12 % dari bobot total ikan ditebar
- Frekuensi pemberian pakan 3-5 kali/hari
- Pellet apung diameter 2-2,5 mm (butiran)
kandungan protein 39-40 %
Minggu 2 (Ukuran lele 3-4 cm)
- Pellet apung diameter 2,5-3 mm (butiran)
kandungan protein 39-40%
Minggu 3-4 (Ukuran lele 4-5 cm dan 5-7 cm
16. MANAJEMEN PEMELIHARAANMANAJEMEN PEMELIHARAAN
Minggu 1-2 (H1-H14)
- Ikan dipelihara dengan diberi pakan
dimulai tebar sampai hari ke 14
- hari ke 14 benih digrading dengan alat
grading khusus ukuran 2-3 cm
Minggu 3-4 (H15-H30)
- Ikan dipelihara kembali setelah digrading
(dikelompokan bersarkan ukuran 3-4 dan 4-5 cm)
- Ikan dipanen setelah berukuran 5-7 cm antara
hari 25-30
17. Contoh Perhitungan Pakan :
Jumlah penebaran benih : 10.000 ekor,
10.000 ekor (2-3 cm) = 6 kg (berat total)
Pakan Benih : 10 % dari Berat Total,
10 % dari 6 kg = 600 gram/hari
Frekuensi pakan 3 kali (pagi, siang, sore)
600 gram : 3 kali = 200 gram/hari
18. Contoh Kebutuhan Pakan
dengan Padat Tebar 10.000 ekor
Minggu ke 1
- Pemberian pellet harian : 600 gram/hari
- Kebutuhan pellet dalam : 3,5 kg 1 minggu
Minggu ke 2
- Pemberian pellet harian : 1,2 kg/hari
- Kebutuhan pellet dalam : 8,4 kg 1 minggu
Minggu ke 3-4
- Pemberian pellet harian : 2,4-3 kg/hari
- Kebutuhan pellet dalam : 16-18 kg 1 minggu
19. CONTOH ANALISA USAHA SINGKATCONTOH ANALISA USAHA SINGKAT
“Budidaya lele pada Pendederan 2 mempunyai nilai
ekonomis tinggi yaitu pada pemeliharan 25.000 ekor benih”
- Harga benih lele 2-3 cm = Rp. 40,- x 20.000 ekor = Rp.1.000.000
CONTOH :
- Harga pakan protein 40 % = Rp. 13.000/kg x 25 kg = Rp.325.000
Penerimaan
- Ikan dijual ukuran 5-7 cm x harga minimum 120/ekor
- Obat-obatan+Probiotik
= 22.500 ekor.- Kelangsungan hidup 90 %
22.500 ekor x Rp.120,-
= Rp. 2.700.000,-.
= Rp. 100.000.
Keuntungan
- Rp. 2.700.000,- 1.425.000
= 1.425.000
= Rp. 1.275.000
TOTAL
20. MANAJEMEN KUALITAS AIRMANAJEMEN KUALITAS AIR
1. Pemberian Probiotik
- Melalui pakan
- Melalui media/Air
2. Pergantian air secara berkala
- dilakukan pergantian air sebanyak 50-100 %
setiap 1 minggu sekali dan dilakukan
penyiphonan pada bagian dasar bak
21. Panen Benih
“Pemanenan benih dilakukan dengan
cara mengurangi air sampai pada
permukaan kobakan bak
Benih
Siap Jual 5-7 cm
Grading
23. Pendederan 3
“Pemeliharaan Benih lele dari ukuran 5-7 cm
sampai ukuran 10-15 cm (sangkal) dengan lama
Pemeliharaan 21 hari (3 minggu)”
- Target panen rata-rata : 10-15 cm
24. MANAJEMEN BUDIDAYAMANAJEMEN BUDIDAYA
1. Persiapan Wadah/Media
- Wadah yang digunakan minimum berukuran 3x4 m2
- Wadah pemeliharaan minimum mempunyai tinggi 60 cm
- Ketinggian air minimum 50 cm
2. Padat Tebar
- Benih 5-7 cm ditebar dengan kepadatan 150-200/m2
- Contoh bak berukuran 3x4 m2 ditebar 1500-2500 ekor
25. MANAJEMEN PEMELIHARAANMANAJEMEN PEMELIHARAAN
1. Pakan
- Minggu 1-3 : Pellet Apung Protein 30-33 %
- Jumlah pakan 5 % dari (Biomass) Bobot total benih
- Frekuensi pakan 3 - 4 kali sehari
2. Kualitas Air
- Pergantian air dilakukan 1 minggu sekali 50-100 %
- Untuk memperbaiki kualitas air, sangat baik diberikan
probiotik baik itu lewat campuran pakan
maupun lewat media air minmum 1 minggu