2. Latar Belakang :
Potensi pasar jahe gajah sangat besar, saat
ini Indonesia masih mengimpor 25.000 ton
setiap tahunnya
Jahe gajah merupakan bahan baku dasar
masakan rumah tangga
Budidaya jahe dapat dilakukan di
pekarangan rumah dan mudah
perawatannya
Budidaya jahe dapat dilakukan oleh kaum
wanita dan bisa menjadi pekerjaan sambilan
Hasil budidaya jahe dapat menjadi
tambahan pendapatan bagi keluarga
Kerjasama budidaya ini sifatnya Kerjasama
inti dan plasma
Pembagian hasil panen 50% (petani plasma) :
50% (tim inti)
3. Macam-Macam Tanaman Jahe Di Indonesia
Terdapat tiga jenis jahe yang dapat dibedakan dari aroma,
warna, bentuk dan besar rimpang :
TA N A M A N J A H E DI I N D O N E S I A
Jahe Merah
Jahe Putih Kecil
J a h e Putih Besar/ kuning besar/
J a h e Gajah/ jahe badak
3.
2.
1.
4. Mengenal Lebih
dalam Jahe Gajah
Jahe Putih besar disebut Jahe Gajah karena
memiliki ukuran rimpang yang lebih besar
dibandingkan jenis jahe yang lain.
Ciri-ciri Jahe Gajah antara lain adalah :
Rimpang jahe : Warna putih kekuningan dan
ruas rimpang lebih besar daripada jenis
lainnya.
Fungsi : Untuk masakan, minuman, permen,
dan rempah-rempah
Waktu konsumsi : Saat berumur muda atau
tua.
Rasa : Kurang pedas dan aroma yang kurang
tajam.
Nama lain : Jahe badak
By Cahaya Bumi Putra team
5. Pedoman Budidaya
Jahe Gajah
Bisa dilakukan di pekarangan rumah
Menggunakan polybag
Mudah dilakukan oleh pemula dan
yang tidak memiliki lahan pertanian
Budidaya dilakukan selama 9 bulan
Kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan adalah penyiraman,
pemberian pupuk dan penambahan
media tanam
Secara berkala petani melakukan
penambahan tanah ke polybag
sesuai perkembangan bibit jahe (biasa
setiap 1 bulan sekali)
6. Panduan Budidaya
Jahe Gajah
Pembibitan
Pengolahan Media Tanam
Teknik Penanaman
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Pemupukan
7. 1. PEMBIBITAN
Persyaratan Bibit :
Rimpang diambil langsung dari kebun karena
masih segar.
Rimpang diambil dari tanaman yang sehat yang
berumur lebih dari 9 bulan (rimpang tua).
Bibit berukuran 3-7 cm dan berat 25-60 g.
Rimpang yang dijadikan bibit memiliki 2 mata
tunas atau lebih.
Ruas kedua dan ketiga merupakan bagian
rimpang yang terbaik.
Jahe Gajah yang dipanen tua akan
membutuhkan bibit 2-3 ton/ha sedangkan 5
ton/ha untuk Jahe Gajah yang dipanen muda.
Rimpang jahe yang baru dipanen dijemur
anginkan (tidak sampai kering).
Patahkan rimpang sampai memiliki potongan 3-
5 mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari.
Potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam
karung beranyaman jarang dan dicelupkan
dalam larutan fungisida dan zat pengatur
tumbuh sekitar 1 menit lalu keringkan.
8. 2. Penyiapan Bibit
Bibit dimasukkan ke
dalam karung/kotak
Direndamkan ke dalam
larutan ZPT plus
fungisida sekitar 8 jam.
Bibit dijemur 2-4 jam.
Barulah ditanam
9. 3. Penyiapan Media
Tanam
Bahan-bahan yang diperlukan :
Tanah ladu/tanah subur (4)
Sekam bakar (1)
Kompos/bokasi (1)
Dolomit (0,25)
Polibag ukuran 60”
Perbandingan : 4 : 1 : 1 : 0.25
Aduk media hingga merata
Isi polybag dengan media tanah setinggi 2
lobang ato sekitar 15 – 20 cm
Biarkan media tanam selama 1 minggu
10. 4. Teknik
Penanaman :
Pembuatan Lubang Tanam :
polybag yang sudah diisi media,
selanjutnya membuat lubar
sedalam 3-7,5 cm untuk menanam
bibit.
Cara Penanaman : Cara
melekatkan bibit rimpang secara
rebah ke dalam lubang tanam.
Periode Tanam : Penanaman jahe
sebaiknya dilakukan pada awal
musim hujan sekitar bulan
September dan Oktober.
11. 6. Pemeliharaan Tanaman
Setiap minggu dilakukan pemeriksaan kondisi jahe,
beberapa hal yang perlu dilakukan adalah :
Pemeriksaan kelembaban media tanam
(kering/tidak). Tanaman Jahe tidak memerlukan air
yang terlalu banyak untuk pertumbuhannya.
Pertumbuhan bibit (mati/tidak)
Ada tidaknya gulma atau hama lainnya
Sekitar 2-3 minggu setelah tanam harus melakukan
pengecekkan untuk melihat rimpang yang mati.
Apabila ada yang rimpang yang mati segera
dilaksanakan penyulaman.
Penambahan tanah dilakukan 2-3 kali selama umur
tanaman jahe.
Dalam perawatan gunakan pupuk organic seperti
kompos/bokasi/pupuk organic cair. Penggunaan pupuk
organik mampu
meningkatkan produksi dan mutu jahe pada umur 4
bulan.
12. 7. Pengendalian Hama/Penyakit Secara
Organik
Mengusahakan pertumbuhan tanaman yang sehat
dengan memilih bibit unggul.
Menggunakan varietas-varietas unggul yang tahan
terhadap serangan hama dan penyakit
Menggunakan pengendalian fisik atau mekanik dengan
tenaga manusia.
Penggunaan pestisida, insektisida, dan herbisida alami
Hamat berupa : Ulat, Kepik, Kumbang
Penyakit jahe : Penyakit layu bakteri, Penyakit busuk
rimpang, Penyakit bercak daun
Gulma : alang-alang, rumput teki, ageratum dan jenis
rumput lainnya
13. 8. Panen Jahe Gajah
Ciri-ciri jahe siap panen : Tanaman Jahe
Gajah akan mengering pada umur 8
bulan dan akan berlangsung selama 15
hari atau lebih. Warna daun berubah dari
hijau menjadi kuning dan batang semua
mengering.
Cara panen Jahe Gajah :
Polibag di gulung kebawah
sampe batas paling bawah
Tanah dibongkar dengan hati-
hati menggunakan alat bantu
seperti cetok ato garpu.
Kotoran yang menempel
pada rimpang dibersihkan.
Jahe dijemur diatas papan atau
daun pisang selama 1minggu.
Tempat penyimpanan harus
terbuka
14. 9. Mekanisme panen :
Sebelum panen, petani melaporkan jumlah polybag
yg akan siap panen
Usia jahe gajah berkisar diatas 8 bulan
Periode Panen :
Sebelum musim hujan, yaitu di antara bulan Juni –
Agustus.
Ditandai dengan mengeringnya bagian atas tanah.
Cara melakukan panen jahe gajah adalah :
Tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat.
Kotoran yang menempel pada rimpang dibersihkan.
Jahe dijemur diatas papan atau daun pisang selama 1
minggu.
Tempat penyimpanan harus terbuka.
15. 10. Penanganan
Pasca Panen Jahe
Merupakan suatu kegiatan yang
dilaksanakan setelah aktivitas panen
selesai.
Setelah jahe dipanen, metabolisme dari
jahe khususnya respirasi akan tetap
berlangsung sehingga dapat
menyebabkan bahan aktif serta unsur-
unsur organik di dalam jahe menghilang.
Tujuannya :
Masa simpan dari jahe akan lebih
lama
Kandungan bahan aktif tetap ada di
dalam jahe
Memiliki nilai jual tinggi di pasar
16. 11. Perkiraan Hasil Panen
Produksi rimpang segar untuk Jahe
Gajah berkisar antara 1 – 2 kg per
polybag
Hasil total panen setelah melalui
penanganan pasca panen ditimbang
untuk mengetahui hasil panen total
Kemudian hasil panen disimpan
dalam tempat yang kering di dalam
karung
Harga pasar jahe gajah mulai Rp.
8.000 sampai Rp. 15.000 tergantung
musimnya
17. Analisa Ekonomi Budidaya Jahe Gajah
dalam Polibag (per 1000 polybag)
Modal kerja : Rp 3.500,- per bibit (kompos, bibit n polybag)
Target panen : 1,5 – 2 kg
Masa tanam : 9 bulan
Estimasi biaya per seribu bibit : Rp. 3.500 x 1000 bibit = Rp, 3,500.000,-
Estimasi hasil : 1,5 kg x 1000 bibit = 1.500 kg
Harga pasaran terendah : Rp. 8.000,-
Nilai Panen : Rp. 8.000 x 1500 = Rp. 12.000.000,-
Keuntungan : Rp. 12.000.000 – Rp. 3.500.000 = Rp. 8.500.000,-
Bagi hasil : Rp. 4.250.000/pihak
18. Skema
Kerjasama
Kemitraan
Jahe
Gajah
• Bibit dan pendampingan di sediakan oleh tim
• Petani bertugas melakukan perawatan hingga
pasca panen
• Tim CBP akan menampung dan memasarkan hasil
panen
• Skema bagi hasil 50 : 50 dihitung setelah dipotong
biaya modal
Skema Plasma :
• Petani membeli paket bibit dr CV CBP
• Petani melakukan penanaman, perawatan hingga
pasca panen
• CV CBP melakukan pendampingan sampe pasca
panen
• Hasil panen akan di tampung dan dipasarkan oleh
CV CBP
Skema Mandiri :
19. TIM CBP
Bertanggung jawab untuk :
Menyediakan bibit
Melakukan pendampingan terhadap
petani plasma
Memberikan konsultasi kepada petani
plasma selama masa Kerjasama
Melakukan monitoring perkembangan
pertumbuhan jahe di petani secara
berkala
Melakukan penyerapan hasil Panen
20. Petani Plasma :
Menyediakan polybag
Melakukan perawatan tanaman selama masa kerja
berupa : penyiraman sesuai kebutuhan,
penambahan tanah ke dalam polybag sesuai
perkembangan jahe (biasanya setiap 2 bulan
sekali)
Melaporkan perkembangan pertumbuhan jahe
secara rutin setiap 2 minggu berupa data : jumlah
jahe yang hidup, jumlah jahe yang mati, kondisi
jahe (apabila ada yg terserang penyakit)
Memberikan pemupukan menggunakan pupuk
organic secara berkala
Melakukan pemanenan jahe pada sesuai arahan
tim inti
menyerahkan semua hasil panen ke Tim Inti
21. Mekanisme Monitoring :
Setiap minggu, petani harus melaporkan
beberapa data berikut :
Jumlah bibit yang hidup
Jumlah bibitn yang mati
Jumlah bibit yg terkena hama
Laporan dikirimkan ke coordinator kelompok
Koordinator kelompok akan membuat
rekapan laporan dan mengirimkan kepada
tim Inti
Tim inti akan melakukan kunjungan ke petani
secara berkala setiap 2 bulan
Untuk penanganan bibit jahe yang terkena
penyakit, tim inti akan memberikan
bimbingan dan arahan jarak jauh. Namun
bisa terlalu parah kondisinya atau diperlukan
maka tim inti akan melakukan kunjungan ke
petani yang bersangkutan untuk
penanganan penyakit.