SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
PENYULUHAN PERTANIAN BARU
DR. SYAHYUTI
1
Workshop Arah Baru Penyuluhan Pembangunan Pertanian:
manajemen inovasi dan kewirausahaan social
Program Pasca Sarjana Universitas Andalas – 5 November
2021
File #1
Materi:
1. Penyuluhan pertanian klasik versus modern
2. Trend penyuluhan dunia = private extension
3. Penyuluhan pertanian di Indonesia = semakin berkurangnya penyuluh pemerintah
4. Penyuluhan modern dalam UU 16 tahun 2006: penyuluh swadaya dan swasta
5. Penyuluhan berbasis bisnis: Kostratani dan Korporasi Petani
6. Pengajaran penyuluhan di perguruan tinggi
2
#1
PENYULUHAN PERTANIAN KLASIK versus MODERN
3
Konsep-konsep baru “penyuluhan”:
4
1. New agriculture extension (penyuluhan baru)
2. Systems of agricultural innovation (sistem inovasi
pertanian)
3. Communication for rural innovation (komunikasi untuk
inovasi)
4. Empowerment (pemberdayaan)
5. …………………………….. ?
6. …………………………….. ?
Karena perkembangan TEORI:
 Dari adopsi ke difusi
 Adoption = is an individual process detailing the
series of stages one undergoes from first hearing
about a product to finally adopting it.
 Diffusion process = a group of phenomena, which
suggests how an innovation spreads among
consumers.
 Diffusion of Innovations = ….is a theory that seeks
to explain how, why, and at what rate new ideas and
technology spread through cultures
 Buku Everett Rogers (rural sociology) “Diffusion of
Innovations “ tahun 1962. Berasal dari studi pada
lebih dari 508 kasus.
 Konsep “difusi” dipelajari awalnya oleh sosiologi
Perancis Gabriel Tarde (1890), serta antropolog
Jerman dan Austria Friedrich Ratzel and Leo
Frobenius.[
 Tahun 1971, EM Rogers mempublikasikan
“Communication of Innovations; A Cross-Cultural
Approach”, dari teori proses difunsi dan evaluasi
sistem sosial.
Kritik terhadap Teori Adopsi Inovasi
 Sumber teori berasal dari riset
kegiatan pertanian dan praktek
medis / kesehatan
 Teknologi bukan lah sesuatu
yang statis
 pro-innovation bias
 individual-blame bias
 recall problem
 issues of equality.
 one-way flow of information
 there is little to no dialogue.
 In some cases, this is the best
approach, but other cases
require a more participatory
approach.
Perubahan paradigma :
– From diffusion to systems of agricultural innovation.
Alasannya:
1. inovasi teknologi bisa datang dari banyak sumber,
2. ada perubahan dari sustainable agriculture and progress menuju
ecological knowledge system,
3. berkembangnya interdependence model dan innovation system
framework, dimana yang terlibat tak hanya research and extension, tetap
juga technology users, private companies NGO, dan supportive structures
(pasar dan kredit).
4. pentingnya learning processes ( = a way of evolving new arrangements
specific to local contexts).
7
Kritik terhadap penyuluhan klasik
dari aspek BIROKRASI/POLITIK:
8
 Mahal, menghabiskan anggaran
pemerintah
 Tidak efisien dalam penggunaan
anggaran dibandingkan dengan
bidang profesi lain di pemerintahan
 Organisasinya besar , lamban, dan
kaku
 One way communication
Qamar (2005):
“The fact remains, however,
that modernization and
reforms are needed in the
existing national extension
systems as a result of the
many global forces that are
changing socio-economic and
political conditions in the world,
creating new challenges and
learning needs for farmers in
developing countries”.
Perubahan lingkungan:
1. Kebijakan sumber pendanaan
yg baru.
2. Hasil riset baru, dan
perkembangan tepri
penyuluhan.
3. Teknologi komunikasi baru
(internet).
4. Produksi pangan, keamanan
pangan, dan intensifikasi.
5. Pengentasan kemiskinan,
upaya peningkatan
pendapatan.
6. Keberlanjutan ekosistem, dan
manajemen SDA baru.
7. Globalisasi dan liberalisasi
pasar.
8. Pertanian multi fungsi.
9. Reformasi agraria baru.
10. Intensitas pengetahuan,
“masyarakat pengetahuan”,
komoditasi pengetahuan.
11. Praktek profesioanl
penyuluhan (misi, dasar
pemikiran, cara beroperasi,
manajemen,
pengorganisasian, isu-isu
kolektif).
Paradigma penyuluhan lama vs baru:
10
Penyuluhan lama Penyuluhan baru
Penanggung jawab
penyuluhan
Pemerintah pusat Banyak pihak pada berbagai level (PT,
petani, swasta, NGO, dll)
Fungsi penyuluhan Tranfer teknologi untuk peningkatan
produksi
Lebih luas (memobilisasi,
mengorganisasikan dan mendidik
petani).
Posisi penyuluhan Terpisah dengan instansi lain Koheren
Model transfer
teknologi
Linear, sekuensial, dan satu arah Lebih realistik, siklis, dan dinamis (antara
petani, peneliti, penyuluh)
Desain proyek Menurut perspektif pengajar learning model, melibatkan stakeholders
Pendekatan Lip sevice = menyampaikan teknologi Mengambil resiko dengan melibatkan
teknologi eksperimental, serta
mengaitkan penelitian, manajer
penyuluhan, dan organisasi petani
PPL berada
di Dinas
Pertanian
Agricultural Extension: Needed Paradigm Shift
(Baldeo Singh, 2009)
1. Information now has real, measurable value
2. Public extension services are no more
solesource of information
3. Essential shift from “provider mentality” to
“user mentality”
4. Required shift from broadcasting to narrow
casting
5. Instance Performance
6. Demand driven and customized
information
11
Mengapa perlu moderniasi penyuluhan?
12
1. Agroekologi: materi penyuluhan
harus mampu merespon kebutuhan
teknologi yang sangat bergantung
pada zona agroekologi yang
berbeda (agroecological zones),
tidak lagi seragam sebagaimana
revolusi hijau.
2. Political-economic: pengaruh dari
tahap perkembangan negara (stage
of economic development), berapa
besar investasi pemerintah dalam
kegiatan penyuluhan pertanian:
seberapa besar ketergantungan
ekonomi nasional kepada sektor
pertanian? Berapa warga negara
yang masih bergantung pada
pertanian?
3. Sociocultural: perbedaaan kultural
antar petani, language differences
and illiteracy, proporsi keterlibatan
perempuan dan laki-laki, pola
agraria, struktur penguasaan lahan.
4. Kebijakan nasional: berkenaan
dengan ketahanan pangan, berapa
surplus pangan mau diproduksi,
market Intervention, infrastructure,
institutional factors, Research,
Education and Training, Input
Supply, Credit, Farmer
Organizations and NGO
(Sumber: Swanson, Burton E.; Robert P.
Bentz; and Andrew J. Sofranko (eds). 2004:
Improving Agricultural Extension: A
Reference Manual. www.fao.org)
Apa kunci new professionalism in
extension?
1. Pendekaan partisipatif.
“These participatory methods and approaches represent an
opportunity to build better linkages between the various actors and
to increase the learning from each other”.
2. New systems of participatory learning
3. New learning environments for professionals and local
people
4. New institutional settings
5. Menciptakan organisasi penyuluhan yang bercirikan
organisasi pembelajar (learning organizations).
(sumber: Roche, 1992; Pretty & Chambers, 1993; Pretty, 1995)
13
Ciri penyuluhan MODERN adalah:
14
1. Penanggung jawab penyuluhan tidak semata-mata
pemerintah nasional, namun dapat dijalankan oleh
beragam pihak dan pada berbagai level.
2. Organisasi penyuluhan berbentuk “learning
organization”, dimana pelaksana penyuluhan tidak
lagi terstruktur secara ketat, namun ada kesempatan
terus menerus untuk melakukan penyesuaian misi,
pelayanan, produk, kultur, dan prosedur organisasi.
3. Fungsi penyuluhan lebih luas dari sekedar
mentranfer teknologi, namun juga mencakup upaya
untuk memobilisasi, mengorganisasikan, dan
sekaligus mendidik petani.
4. Penyuluhan sebagai sistem pengetahuan yang
komprehensif, tidak terpisah antara penemuan
teknologi dengan transfernya.
5. Model transfer teknologi lebih realistik, siklis, dan
dinamis (antara petani, peneliti, penyuluh dan guru)
6. Desain penyuluhan memungkinkan untuk
mengembangkan learning model dengan melibatkan
para stakeholders utama.
7. Pendekatan penyuluhan lebih pada pemecahan
masalah, melibatkan teknologi informasi
eksperimental, mengaitkan penelitian, manajer
penyuluhan, dan organisasi petani.
8. Jenis penyuluh tidak terbatas hanya pegawai
pemerintah, namun juga penyuluh swadaya (dari
petani) dan penyuluh swasta.
9. Posisi petani tidak hanya sebagai objek penyuluhan,
namun sebagai objek sekaligus subjek
penyuluhan.
Penyuluhan vs Komunikasi untuk Inovasi
“Penyuluhan “ “Komunikasi untuk Inovasi”
Inovasi adalah proses keputusan individual Inovasi memiliki dimensi kolektif (resolusi konflik, pembangunan organisasi,
pembalajaran, negosiasi sosial)
Peran penyuluh = menyebarkan inovasi (cetak biru) Mendesain bersama, ada proses desain dan adaptasi inovasi, inovasi-inovasi kolektif.
Bersifat kontekstual.
Inovasi diciptakan di penelitian Inovasi lebih pragmatis, ada sisi teknis dan sosial, perlu menciptakan jaringan
pendukung
Sesuai Rogers (early adopter, dst) “semua petani
bergerak ke arah yang sama”
Strategi dan aspirasi petani mentangkut lingkungan sosial dan alam mereka. Petani kecil
vs petani besar.
Ada petani yang lamban, mundur, dan stagnan
(mono perspektif)
Penelitian di Irlandia (Leeuwis, 1989): petani lamban sesungguhnya juga mengadopsi
sejumalh inovasi yg sama banyaknya. Mereka memiliki “dinamisme yg berbeda” (multi
perspektif)
Perubahan/inovasi dapat dan harus direncanakan Mengelola kekomplekan, konflik, dan hal-hal yg tak terduga (mis. Penemuan tak
sengaja, pengaruh jaringan informal, kreatifitas, antusiasme, hubungan personal)
Organisasi penyuluhan sesuatu yang stabil Organisasi penyuluhan berbentuk “learning organization”. Anggota saling berbagi
pengalaman positif dan negatif. Ada penyesuaian misi, pelayanan, produk, kultur, dan
prosedur organisasi.
Cees Leeuwis
(Wageningen
University). 2006.
Communication for
Rural Innovation:
Rethinking
Agricultural
Extension. Blackwell
Publishing.
Pembangunan vs Pemberdayaan:
 “Pemberdayaan” tidak sama dengan
“pembangunan”.
 Pendekatan pemberdayaan lahir
sebagai respon dan kritik terhadap
konsep dan pendekatan
pembangunan
 Mengapa pembangunan
dikritik? Yang dikritik dari
pembangunan bukan pada
konsepnya, namun pada prakteknya
banyak membawa masalah
 Intinya, apa yang disebut
pembangunan menurut orang-orang
pemberdayaan, tidaklah sama dengan
“pembangunan” menurut orang-
orang pembangunan.
 Dilihat dari sisi lahirnya, dimana
“pemberdayaan” lahir 40 tahun
setelah “pembangunan”,
 “pemberdayaan” merupakan suatu
antitesis dari “pendekatan isme
pembangunan” (developmentalism)
 Penyebabnya = pembangunan yang
semakin bermakna sebagai
modernisasi telah banyak menuai
kritik, terutama dari paradigma
“ketergantungan” pada era 1970-an
 Kesamaan = sama-sama suatu
perubahan sosial secara sengaja atau
berencana
Pembangunan vs Pemberdayaan:
Pembangunan Pemberdayaan
Masa kelahiran ide 1950-an 1990-an
Dari sisi aspek Umumnya berupa crashed program yang bersifat jangka pendek,
temporal, dan parsial
Program berjangka menengah dan panjang,
berkesinambungan, dan utuh (empowerment program)
Arus ide Dalam pembangunan ide mengalir secara topdown terutama
dari pemerintah. Semua dari atas baik perencanaan, metode
pelaksanaan dan pelaksana, serta indikator evaluasi dan
pelakunya.
Lebih bottom-up, dimana masyarakat sebagai pelaku
aktif mulai dari perencanaan, sedang pihak luar hanya
sebagai fasilitator.
Pembagian dana Semua dana dikuasai pelaksana dari luar. Ada sebagian blok dana yang dapat digunakan sendiri
oleh masyarakat.
Struktur kekuasaan yang terbentuk Struktur didominasi oleh pemerintah dan elite lokal Kekuasaan terdistribusi merata untuk seluruh lapisan,
termasuk perempuan dan lapisan termiskin
Asumsi terhadap program Program merupakan aktifitas pokok. Program itu lah yang
paling penting bagi pelaksana.
Program hanya sebagai strategi antara untuk tujuan
yang lebih luas dan panjang
Bentuk evaluasi Evaluasi berbentuk sentralitas, hanya mempelajari hambatan-
hambatan yang dijumpai dalam pelaksanaan
Dilakukan juga evaluasi normatif dan hasil untuk
memahami kedalaman permasalahan yang terjadi.
Pengguna hasil evaluasi Hanya pelaksana yaitu pemerintah yang menggunakan. Seluruh pihak yang terlibat menggunakan hasil
evaluasi, terutama untuk masyarakat yang
diberdayakan itu sendiri.
Objek evaluasi Hanya hasil yang dicapai pada pemanfaat Mencakup seluruh pihak mulai dari si donor, lembaga
pemerintah, pembina, pelaksana, dan pemanfaat
(masyarakat).
#2
TREND PENYULUHAN PERTANIAN DI DUNIA:
private extension
Four generations of extension in Asia:
1. Colonial agriculture
2. Diverse top-down extension: after independence, commodity-based extension
services, production targets, foreign donors.
3. Unified top-down extension: 1970s - 1980s, the Training and Visit system, single
national service, “green revolution" technologies.
4. Diverse bottom-up extension: World Bank funding came to an end, the T and V
system collapsed, decline of central planning, participatory methods replacing
top-down approaches
• Penyuluhan di Indonesia saat ini = ciri 2 dan 3
19
Pengalaman negera-negara lain
(laporan FAO, 2005):
• Costa Rica: pemerintah memberi extension voucher ke petani, utk
mendapatkan layanan penyuluhan
• Inggris: Penyuluhan swasta sudah lama, mampu mengefisienkan staf
• Holland: 60 % biaya penyuluhan dari petani, 40% dari pemerintah
• Nicaragua: desentralisasi dan semi private-extension
• Estonia: public extension advisory service utk petani lemah, dan penyuluh
swasta utk yang kuat
20
Penyuluhan swasta di Pakistan:
• Shahbaz, Babar and Salaman Ata
• (2014: Enabling Agricultural Policies for benefiting Smallholders in Dairy, Citrus and Mango Industries of Pakistan. Agricultural
Extension Service in p[akistan: Chalenges, Caontraints and Ways-forward).
• Desentraliasai penyuluhan di Pakistan dimulai sejak 2001, saat pemerintah
memberikan desetralisasi kepada pemerintah lokal
• Penyuluh swasta bergerak dalam bidang:
• proteksi tanaman oleh perusahaan pestisida,
• introduksi benih oleh perusahaan benih,
• pabrik gula,
• perusahaan rokok untuk tembakau, perusahaan pengolah untuk jagung,
• peternakan oleh perusahan peternakan nasional.
21
Penelitian GFRAS (2014) di 81 negara:
• Selain kementerian pertanian, varian kelembagaan penyuluhan antara
lain juga ada di divisi penyuluhan maupun semi-extension unit yang
berada di:
• kementerian pertanian,
• lembaga penelitian publik yang memiliki divisi penyuluhan
• universitas berbasis penyuluhan
• LSM,
• perusahaan penyuluhan swasta, dan
• organisasi petani.
• Secara global, persentase jumlah penyuluh dalam lembaga organisasi
publik tidak jauh berbeda dengan di lembaga swasta = 53% dan 47%.
22
Jumlah penyuluh dan kategori kelembagaan atau organisasi penyuluhan di dunia
(81negara)
Kategori lembaga/organisasi Jumlah organisasi (unit) Persentase (%) Jumlah penyuluh
(orang)
Persentase (%)
1.Organisasi pemerintah atau
kementerian pertanian
95 27 127.342 86.76
2. Organisasi penyuluhan
pemerintah semiotonom
70 20 6.848 4.67
3. Lembaga penelitian publik yang
memiliki unit penyuluhan
5 1 298 0.2
4. Penyuluhan berbasis
universitas
13 4 285 0.19
Sub Penyuluhan
pemerintah (public)
183 53 134.773 91,82
1. Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM)
90 26 3.890 2.66
2. Organisasi petani 43 12 7.007 4.77
3. Perusahaan swasta 32 9 1.112 0.76
Sub penyuluhan swasta
(private)
165 47 12.009 8.18
TOTAL 348 100 146.782 100
23
Sumber: Davis and Alex (in: IFPRI, 2020); GFRAS, 2014
(dalam Sirnawati dan Trsnawati, 2021)
Market dan non-Market Reform dalam Kebijakan Penyuluhan Dunia
(Rivera et al 2001)
Tipe penyuluhan Sumber pembiayaan
negara swasta
Penyuluhan berbasis
permintaan/pasar (market reform):
1. Penyuluhan oleh negara Reformasi penyuluhan publik melalui
pembatasan layanan dan pengenaan
biaya (downsizing and cost recovery)
Pengenaan biaya
1. Penyuluhan oleh swasta Pluralistik, kemitraan, pembagian
peran
Privatisasi total, komersialisasi
penyuluhan
Penyuluhan bukan berbasis
permintaan/pasar (non market
reform):
Dipengaruhi oleh isu politik,
pembiayaan, dan administrasi
Desentralisasi penyuluhan ke
pemerintahan daerah
Delegasi tanggung jawab pelayanan
penyuluhan kepada pihak lain
24
Sistem penyuluhan pertanian di India (Singh et al., 2013).
25
#3
FAKTA dan TANTANGAN SISTEM PENYULUHAN
PERTANIAN INDONESIA
26
Periodeisasi penyuluhan pertanian Indonesia:
27
Era revolusi hijau Era UU 16-2006 Era UU 23-2014 Era Kostratani
1. Kelembagaan
penyuluhan
Badan Bimas -Otonomi daerah
-SKPD sendiri
(Bakorluh, Bapeluh)
Di dalam Dinas
Pertanian atau Pangan
Di dalam Dinas
Pertanian atau Pangan
2. Ketenagaan
penyuluhan
Pengangkatan PPL
PNS besar2 an
Pengangkatan THL-
TBPP (27.000 orang)
untuk menjadi
penyuluh swasta dan
swadaya
Hampir tidak ada
pengangkatan baru
Mestinya
mengandalkan pada
PPL SWADAYA dan
SWASTA
3. Penyelenggaraan
penyuluhan
Dalam Program
Bimas, Insus, Supra
Insus, dll
“Program reguler” Upsus Pajale Kostratani di BPP
4. Sarana dan
prasarana
Tersedia memadai Lumayan tersedia Kurang tersedia Mengandalkan
prasarana non fisik (IT,
dll)
5. Anggaran
penyuluhan
Anggaran ada di
pusat
Dana pusat (DAU,
DAK)
Mengandalkan
anggaran daerah
Mengandalkan
anggaran daerah
(mestinya)
Tahun
2006
Tahun
2014
Tahun
2020
Tahun
1965
Fakta-fakta penyuluhan pertanian nasional saat ini:
1. Ketenagakerjaan: jumlah PPL pemerintah
(pasti akan) menurun
2. Kelembagaan penyuluhan: hilangnya
Bakorluh dan Bapeluh karena UU 23 tahun
2014. Principle of subsididarity = peran negara
dari executing, ke regulating, ke facilitating.
3. Metode penyuluhan: menggunakan T and V
system ala Bimas yang tidak kontekstual.
4. Sarana dan prasarana penyuluhan: BPP
kurang mendapat dukungan
5. Anggaran Penyuluhan: mengandalkan
“kemurahhatian” daerah rendah.
Maka:
Masa depan penyuluh
pertanian Indonesia =
PENYULUH
PERTANIAN SWADAYA
+ SWASTA
28
Kondisi SDM Penyuluhan Indonesia
29
Jumlah SDM dan kelembagaan penyuluhan pertanian
(KPPN, 2018)
30
2.013 2.014 2.015 2.016 2.017
RATA2 (%
per th)
Jumlah BPP 5.016 5.251 5.430 5.430 5.515 2,41
Jumlah PPL PNS 27.476 27.153 25.713 25.290 30.621 3,24
Jumlah THL TBPP 21.249 20.814 20.197 19.084 12.584 (3,51)
Jumlah PPL swadaya 13.169 16.596 24.981 23.797 24.471 18,66
Jumlah PPL swasta 92 92 92 92 105 3,53
TOTAL PPL 61.986 64.655 70.983 68.263 67.781 2,39
Jumlah Kelompok Tani 318.453 322.390 422.770 531.287 561.791 13,51
Jumlah Gapoktan 37.632 37.632 57.272 62.163 63.120 12,56
Jumlah KEP 13.230 13.230 13.230 12.584 12.546 0,11
Kelembagaan penyuluhan dan
petani:
31
0.51 0.54 0.82 0.89 0.90
4.33
4.59
6.04
7.58
8.02
0.72
0.74
0.77 0.77
0.79
1.89 1.87
1.88 1.78 1.79
-
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
2013 2014 2015 2016 2017
Gapoktan/desa
Kel tani/desa
BPP/kec
KEP/kec
Beban tugas penyuluhan:
32
1,462 1,470 1,515 1,504 1,296
648 617
549 557 585
3,050
2,404
1,560 1,598 1,621
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
2013 2014 2015 2016 2017
Petani/PPL PNS
Petani/Total PPL
Petani/PPL swadaya
33
2013 2014 2015 2016 2017
Desa/PPL PNS 2,67 2,58 2,72 2,77 2,29
Desa/PPL total 1,19 1,09 0,99 1,03 1,03
Desa/PPL swadaya 5,58 4,23 2,80 2,94 2,86
Keltani/PPL PNS 11,59 11,87 16,44 21,01 18,35
Keltani/PPL total 5,14 4,99 5,96 7,78 8,29
-
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
2013 2014 2015 2016 2017
Desa/PPL PNS
Desa/PPL total
Desa/PPL swadaya
Keltani/PPL PNS
Keltani/PPL total
PPL kurang mengembangkan organisasi petani
(Syahyuti et al., 2014)
Uraian Jabar Jatim Sumbar
Jumlah petani yang sudah masuk kelompok tani (%) 48.4 54.6 55.5
Jumlah kelompok tani yang dibina (unit) 11 – 16 10-14 10 - 16
Jumlah berdasarkan kelas:
Kelas pemula (%) 37.2 43.4 56.2
Kelas lanjut (%) 37.2 38.6 31.2
Kelas madya (%) 18.6 18.0 12.6
Kelas utama (%) 7.0 0.0 0.0
Total 100.0 100.0 100.0
Target semua petani masuk kelompok tani (%) 100.0 100.0 100.0
Target semua kelompok menjadi kelas utama (%) 0.0 0.0 0.0
Jumlah petani yang sudah masuk koperasi (%) Tidak tahu Tidak tahu Tidak tahu
Target semua petani masuk koperasi (%) 0.0 0.0 0.0
Pembinaan organisasi petani (%):
Kelompok tani 100.0 100.0 100.0
Gapoktan 100.0 100.0 100.0
Koperasi 12.5 27.2 18.7
Asosiasi petani 0.0 0.0 0.0
KTNA 0.0 0.0 0.0
34
35
http://webblogsyahyuti.blogspot.co.id/

More Related Content

What's hot

Materi Kuliah Umum SDGs DESA tentang Survey Desa oleh Kapusdatin Kemendesa
Materi Kuliah Umum SDGs DESA tentang Survey Desa oleh Kapusdatin KemendesaMateri Kuliah Umum SDGs DESA tentang Survey Desa oleh Kapusdatin Kemendesa
Materi Kuliah Umum SDGs DESA tentang Survey Desa oleh Kapusdatin KemendesaTV Desa
 
Menyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan Sanitasi
Menyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan SanitasiMenyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan Sanitasi
Menyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan SanitasiJoy Irman
 
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggiPedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggiaghaku
 
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiKonsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiTri Widodo W. UTOMO
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANDadang Solihin
 
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawasteknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawasFatihElluqmani
 
Panduan Pendataan Kemiskinan Partisipatif
Panduan Pendataan Kemiskinan PartisipatifPanduan Pendataan Kemiskinan Partisipatif
Panduan Pendataan Kemiskinan PartisipatifFormasi Org
 
RANGKUMAN PERMENPAN 1 TAHUN 2023 KINERJA PNS.pptx
RANGKUMAN PERMENPAN 1 TAHUN 2023 KINERJA PNS.pptxRANGKUMAN PERMENPAN 1 TAHUN 2023 KINERJA PNS.pptx
RANGKUMAN PERMENPAN 1 TAHUN 2023 KINERJA PNS.pptxMahyudinnorMahyudinn1
 
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Begawan Lereng Muria
 
Penyusunan RKPD
Penyusunan RKPDPenyusunan RKPD
Penyusunan RKPD93220872
 
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan DaerahSistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan DaerahDadang Solihin
 
Metode penyuluhan pertanian seri 3.
Metode penyuluhan pertanian seri 3.Metode penyuluhan pertanian seri 3.
Metode penyuluhan pertanian seri 3.wika_wibowo
 
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desaMakalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desaOperator Warnet Vast Raha
 
Teknik Penyusunan Renstra SKPD
Teknik Penyusunan Renstra SKPDTeknik Penyusunan Renstra SKPD
Teknik Penyusunan Renstra SKPDPSEKP - UGM
 
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)Mohammad Ramadhan
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Khalid Mustafa
 

What's hot (20)

Materi Kuliah Umum SDGs DESA tentang Survey Desa oleh Kapusdatin Kemendesa
Materi Kuliah Umum SDGs DESA tentang Survey Desa oleh Kapusdatin KemendesaMateri Kuliah Umum SDGs DESA tentang Survey Desa oleh Kapusdatin Kemendesa
Materi Kuliah Umum SDGs DESA tentang Survey Desa oleh Kapusdatin Kemendesa
 
Menyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan Sanitasi
Menyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan SanitasiMenyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan Sanitasi
Menyusun Skala Prioritas Program dan Kegiatan Sanitasi
 
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggiPedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
Pedoman penyusunan renstra bidang pendidikan tinggi
 
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiKonsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
 
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHANPERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN
 
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawasteknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
teknik komunikasi publik pelatihan kepemimpinan pengawas
 
Panduan Pendataan Kemiskinan Partisipatif
Panduan Pendataan Kemiskinan PartisipatifPanduan Pendataan Kemiskinan Partisipatif
Panduan Pendataan Kemiskinan Partisipatif
 
RANGKUMAN PERMENPAN 1 TAHUN 2023 KINERJA PNS.pptx
RANGKUMAN PERMENPAN 1 TAHUN 2023 KINERJA PNS.pptxRANGKUMAN PERMENPAN 1 TAHUN 2023 KINERJA PNS.pptx
RANGKUMAN PERMENPAN 1 TAHUN 2023 KINERJA PNS.pptx
 
Inovasi pelayanan publik
Inovasi pelayanan publikInovasi pelayanan publik
Inovasi pelayanan publik
 
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
Laporan kegitan penyuluhan pertanian 14
 
Penyusunan RKPD
Penyusunan RKPDPenyusunan RKPD
Penyusunan RKPD
 
Proses Penyusunan RKPD dan KUA-PPAS
Proses Penyusunan RKPD dan KUA-PPASProses Penyusunan RKPD dan KUA-PPAS
Proses Penyusunan RKPD dan KUA-PPAS
 
Evaluasi kebijakan
Evaluasi kebijakanEvaluasi kebijakan
Evaluasi kebijakan
 
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan DaerahSistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
Sistem Pemerintahan dan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
 
Metode penyuluhan pertanian seri 3.
Metode penyuluhan pertanian seri 3.Metode penyuluhan pertanian seri 3.
Metode penyuluhan pertanian seri 3.
 
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desaMakalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
Makalah proses perencanaan pembangunan suatu desa
 
Teknik Penyusunan Renstra SKPD
Teknik Penyusunan Renstra SKPDTeknik Penyusunan Renstra SKPD
Teknik Penyusunan Renstra SKPD
 
Rencana kerja skpd
Rencana kerja skpdRencana kerja skpd
Rencana kerja skpd
 
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
 

Similar to Penyuluhan baru unand (yuti) - #1

penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).pptpenyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).pptRosmalahUMK
 
Pelatihan penyuluh lembang 1 (yuti)
Pelatihan penyuluh   lembang 1 (yuti)Pelatihan penyuluh   lembang 1 (yuti)
Pelatihan penyuluh lembang 1 (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptxsyahyuti2
 
14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptx
14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptx14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptx
14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptxIbnuFauzi15
 
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Penyuluhan modern slideshare (yuti)
Penyuluhan modern slideshare (yuti)Penyuluhan modern slideshare (yuti)
Penyuluhan modern slideshare (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan BersaingResume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaingindriaminati
 
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...Tatang Taufik
 
Pemberdayaan p4 s denpasar b (yuti)
Pemberdayaan p4 s   denpasar b (yuti)Pemberdayaan p4 s   denpasar b (yuti)
Pemberdayaan p4 s denpasar b (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Sri Wahyuni
 
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013 Tatang A. Taufik
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013   Tatang  A. TaufikPemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013   Tatang  A. Taufik
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013 Tatang A. TaufikTatang Taufik
 

Similar to Penyuluhan baru unand (yuti) - #1 (20)

penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).pptpenyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
 
Pelatihan penyuluh lembang 1 (yuti)
Pelatihan penyuluh   lembang 1 (yuti)Pelatihan penyuluh   lembang 1 (yuti)
Pelatihan penyuluh lembang 1 (yuti)
 
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
 
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
 
14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptx
14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptx14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptx
14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptx
 
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)
 
Penyuluhan modern slideshare (yuti)
Penyuluhan modern slideshare (yuti)Penyuluhan modern slideshare (yuti)
Penyuluhan modern slideshare (yuti)
 
Bpp rasa lokal (yuti) copy
Bpp rasa lokal (yuti)   copyBpp rasa lokal (yuti)   copy
Bpp rasa lokal (yuti) copy
 
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
 
Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)Optimalisasi widyaiswara   lembang 5 des (yuti)
Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)
 
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan BersaingResume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
 
Terobosan penyuluhan (yuti)
Terobosan penyuluhan (yuti)Terobosan penyuluhan (yuti)
Terobosan penyuluhan (yuti)
 
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
 
hilirisasi.pdf
hilirisasi.pdfhilirisasi.pdf
hilirisasi.pdf
 
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
 
Pemberdayaan p4 s denpasar b (yuti)
Pemberdayaan p4 s   denpasar b (yuti)Pemberdayaan p4 s   denpasar b (yuti)
Pemberdayaan p4 s denpasar b (yuti)
 
Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian
 
Kppn 15 juli 2014 (yuti)
Kppn 15 juli 2014 (yuti)Kppn 15 juli 2014 (yuti)
Kppn 15 juli 2014 (yuti)
 
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013 Tatang A. Taufik
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013   Tatang  A. TaufikPemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013   Tatang  A. Taufik
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013 Tatang A. Taufik
 
Santika 1 petani (yuti)
Santika 1   petani (yuti)Santika 1   petani (yuti)
Santika 1 petani (yuti)
 

More from Syahyuti Si-Buyuang

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airSyahyuti Si-Buyuang
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointSyahyuti Si-Buyuang
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfSyahyuti Si-Buyuang
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptSyahyuti Si-Buyuang
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Kuliah DASNYUL 14 - 21 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 14 - 21 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 14 - 21 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 14 - 21 Nov 2022 (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 

More from Syahyuti Si-Buyuang (20)

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
 
Kuliah DASNYUL 14 - 21 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 14 - 21 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 14 - 21 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 14 - 21 Nov 2022 (yuti).pptx
 

Recently uploaded

Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 

Recently uploaded (7)

Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 

Penyuluhan baru unand (yuti) - #1

  • 1. PENYULUHAN PERTANIAN BARU DR. SYAHYUTI 1 Workshop Arah Baru Penyuluhan Pembangunan Pertanian: manajemen inovasi dan kewirausahaan social Program Pasca Sarjana Universitas Andalas – 5 November 2021 File #1
  • 2. Materi: 1. Penyuluhan pertanian klasik versus modern 2. Trend penyuluhan dunia = private extension 3. Penyuluhan pertanian di Indonesia = semakin berkurangnya penyuluh pemerintah 4. Penyuluhan modern dalam UU 16 tahun 2006: penyuluh swadaya dan swasta 5. Penyuluhan berbasis bisnis: Kostratani dan Korporasi Petani 6. Pengajaran penyuluhan di perguruan tinggi 2
  • 4. Konsep-konsep baru “penyuluhan”: 4 1. New agriculture extension (penyuluhan baru) 2. Systems of agricultural innovation (sistem inovasi pertanian) 3. Communication for rural innovation (komunikasi untuk inovasi) 4. Empowerment (pemberdayaan) 5. …………………………….. ? 6. …………………………….. ?
  • 5. Karena perkembangan TEORI:  Dari adopsi ke difusi  Adoption = is an individual process detailing the series of stages one undergoes from first hearing about a product to finally adopting it.  Diffusion process = a group of phenomena, which suggests how an innovation spreads among consumers.  Diffusion of Innovations = ….is a theory that seeks to explain how, why, and at what rate new ideas and technology spread through cultures  Buku Everett Rogers (rural sociology) “Diffusion of Innovations “ tahun 1962. Berasal dari studi pada lebih dari 508 kasus.  Konsep “difusi” dipelajari awalnya oleh sosiologi Perancis Gabriel Tarde (1890), serta antropolog Jerman dan Austria Friedrich Ratzel and Leo Frobenius.[  Tahun 1971, EM Rogers mempublikasikan “Communication of Innovations; A Cross-Cultural Approach”, dari teori proses difunsi dan evaluasi sistem sosial.
  • 6. Kritik terhadap Teori Adopsi Inovasi  Sumber teori berasal dari riset kegiatan pertanian dan praktek medis / kesehatan  Teknologi bukan lah sesuatu yang statis  pro-innovation bias  individual-blame bias  recall problem  issues of equality.  one-way flow of information  there is little to no dialogue.  In some cases, this is the best approach, but other cases require a more participatory approach.
  • 7. Perubahan paradigma : – From diffusion to systems of agricultural innovation. Alasannya: 1. inovasi teknologi bisa datang dari banyak sumber, 2. ada perubahan dari sustainable agriculture and progress menuju ecological knowledge system, 3. berkembangnya interdependence model dan innovation system framework, dimana yang terlibat tak hanya research and extension, tetap juga technology users, private companies NGO, dan supportive structures (pasar dan kredit). 4. pentingnya learning processes ( = a way of evolving new arrangements specific to local contexts). 7
  • 8. Kritik terhadap penyuluhan klasik dari aspek BIROKRASI/POLITIK: 8  Mahal, menghabiskan anggaran pemerintah  Tidak efisien dalam penggunaan anggaran dibandingkan dengan bidang profesi lain di pemerintahan  Organisasinya besar , lamban, dan kaku  One way communication Qamar (2005): “The fact remains, however, that modernization and reforms are needed in the existing national extension systems as a result of the many global forces that are changing socio-economic and political conditions in the world, creating new challenges and learning needs for farmers in developing countries”.
  • 9. Perubahan lingkungan: 1. Kebijakan sumber pendanaan yg baru. 2. Hasil riset baru, dan perkembangan tepri penyuluhan. 3. Teknologi komunikasi baru (internet). 4. Produksi pangan, keamanan pangan, dan intensifikasi. 5. Pengentasan kemiskinan, upaya peningkatan pendapatan. 6. Keberlanjutan ekosistem, dan manajemen SDA baru. 7. Globalisasi dan liberalisasi pasar. 8. Pertanian multi fungsi. 9. Reformasi agraria baru. 10. Intensitas pengetahuan, “masyarakat pengetahuan”, komoditasi pengetahuan. 11. Praktek profesioanl penyuluhan (misi, dasar pemikiran, cara beroperasi, manajemen, pengorganisasian, isu-isu kolektif).
  • 10. Paradigma penyuluhan lama vs baru: 10 Penyuluhan lama Penyuluhan baru Penanggung jawab penyuluhan Pemerintah pusat Banyak pihak pada berbagai level (PT, petani, swasta, NGO, dll) Fungsi penyuluhan Tranfer teknologi untuk peningkatan produksi Lebih luas (memobilisasi, mengorganisasikan dan mendidik petani). Posisi penyuluhan Terpisah dengan instansi lain Koheren Model transfer teknologi Linear, sekuensial, dan satu arah Lebih realistik, siklis, dan dinamis (antara petani, peneliti, penyuluh) Desain proyek Menurut perspektif pengajar learning model, melibatkan stakeholders Pendekatan Lip sevice = menyampaikan teknologi Mengambil resiko dengan melibatkan teknologi eksperimental, serta mengaitkan penelitian, manajer penyuluhan, dan organisasi petani PPL berada di Dinas Pertanian
  • 11. Agricultural Extension: Needed Paradigm Shift (Baldeo Singh, 2009) 1. Information now has real, measurable value 2. Public extension services are no more solesource of information 3. Essential shift from “provider mentality” to “user mentality” 4. Required shift from broadcasting to narrow casting 5. Instance Performance 6. Demand driven and customized information 11
  • 12. Mengapa perlu moderniasi penyuluhan? 12 1. Agroekologi: materi penyuluhan harus mampu merespon kebutuhan teknologi yang sangat bergantung pada zona agroekologi yang berbeda (agroecological zones), tidak lagi seragam sebagaimana revolusi hijau. 2. Political-economic: pengaruh dari tahap perkembangan negara (stage of economic development), berapa besar investasi pemerintah dalam kegiatan penyuluhan pertanian: seberapa besar ketergantungan ekonomi nasional kepada sektor pertanian? Berapa warga negara yang masih bergantung pada pertanian? 3. Sociocultural: perbedaaan kultural antar petani, language differences and illiteracy, proporsi keterlibatan perempuan dan laki-laki, pola agraria, struktur penguasaan lahan. 4. Kebijakan nasional: berkenaan dengan ketahanan pangan, berapa surplus pangan mau diproduksi, market Intervention, infrastructure, institutional factors, Research, Education and Training, Input Supply, Credit, Farmer Organizations and NGO (Sumber: Swanson, Burton E.; Robert P. Bentz; and Andrew J. Sofranko (eds). 2004: Improving Agricultural Extension: A Reference Manual. www.fao.org)
  • 13. Apa kunci new professionalism in extension? 1. Pendekaan partisipatif. “These participatory methods and approaches represent an opportunity to build better linkages between the various actors and to increase the learning from each other”. 2. New systems of participatory learning 3. New learning environments for professionals and local people 4. New institutional settings 5. Menciptakan organisasi penyuluhan yang bercirikan organisasi pembelajar (learning organizations). (sumber: Roche, 1992; Pretty & Chambers, 1993; Pretty, 1995) 13
  • 14. Ciri penyuluhan MODERN adalah: 14 1. Penanggung jawab penyuluhan tidak semata-mata pemerintah nasional, namun dapat dijalankan oleh beragam pihak dan pada berbagai level. 2. Organisasi penyuluhan berbentuk “learning organization”, dimana pelaksana penyuluhan tidak lagi terstruktur secara ketat, namun ada kesempatan terus menerus untuk melakukan penyesuaian misi, pelayanan, produk, kultur, dan prosedur organisasi. 3. Fungsi penyuluhan lebih luas dari sekedar mentranfer teknologi, namun juga mencakup upaya untuk memobilisasi, mengorganisasikan, dan sekaligus mendidik petani. 4. Penyuluhan sebagai sistem pengetahuan yang komprehensif, tidak terpisah antara penemuan teknologi dengan transfernya. 5. Model transfer teknologi lebih realistik, siklis, dan dinamis (antara petani, peneliti, penyuluh dan guru) 6. Desain penyuluhan memungkinkan untuk mengembangkan learning model dengan melibatkan para stakeholders utama. 7. Pendekatan penyuluhan lebih pada pemecahan masalah, melibatkan teknologi informasi eksperimental, mengaitkan penelitian, manajer penyuluhan, dan organisasi petani. 8. Jenis penyuluh tidak terbatas hanya pegawai pemerintah, namun juga penyuluh swadaya (dari petani) dan penyuluh swasta. 9. Posisi petani tidak hanya sebagai objek penyuluhan, namun sebagai objek sekaligus subjek penyuluhan.
  • 15. Penyuluhan vs Komunikasi untuk Inovasi “Penyuluhan “ “Komunikasi untuk Inovasi” Inovasi adalah proses keputusan individual Inovasi memiliki dimensi kolektif (resolusi konflik, pembangunan organisasi, pembalajaran, negosiasi sosial) Peran penyuluh = menyebarkan inovasi (cetak biru) Mendesain bersama, ada proses desain dan adaptasi inovasi, inovasi-inovasi kolektif. Bersifat kontekstual. Inovasi diciptakan di penelitian Inovasi lebih pragmatis, ada sisi teknis dan sosial, perlu menciptakan jaringan pendukung Sesuai Rogers (early adopter, dst) “semua petani bergerak ke arah yang sama” Strategi dan aspirasi petani mentangkut lingkungan sosial dan alam mereka. Petani kecil vs petani besar. Ada petani yang lamban, mundur, dan stagnan (mono perspektif) Penelitian di Irlandia (Leeuwis, 1989): petani lamban sesungguhnya juga mengadopsi sejumalh inovasi yg sama banyaknya. Mereka memiliki “dinamisme yg berbeda” (multi perspektif) Perubahan/inovasi dapat dan harus direncanakan Mengelola kekomplekan, konflik, dan hal-hal yg tak terduga (mis. Penemuan tak sengaja, pengaruh jaringan informal, kreatifitas, antusiasme, hubungan personal) Organisasi penyuluhan sesuatu yang stabil Organisasi penyuluhan berbentuk “learning organization”. Anggota saling berbagi pengalaman positif dan negatif. Ada penyesuaian misi, pelayanan, produk, kultur, dan prosedur organisasi. Cees Leeuwis (Wageningen University). 2006. Communication for Rural Innovation: Rethinking Agricultural Extension. Blackwell Publishing.
  • 16. Pembangunan vs Pemberdayaan:  “Pemberdayaan” tidak sama dengan “pembangunan”.  Pendekatan pemberdayaan lahir sebagai respon dan kritik terhadap konsep dan pendekatan pembangunan  Mengapa pembangunan dikritik? Yang dikritik dari pembangunan bukan pada konsepnya, namun pada prakteknya banyak membawa masalah  Intinya, apa yang disebut pembangunan menurut orang-orang pemberdayaan, tidaklah sama dengan “pembangunan” menurut orang- orang pembangunan.  Dilihat dari sisi lahirnya, dimana “pemberdayaan” lahir 40 tahun setelah “pembangunan”,  “pemberdayaan” merupakan suatu antitesis dari “pendekatan isme pembangunan” (developmentalism)  Penyebabnya = pembangunan yang semakin bermakna sebagai modernisasi telah banyak menuai kritik, terutama dari paradigma “ketergantungan” pada era 1970-an  Kesamaan = sama-sama suatu perubahan sosial secara sengaja atau berencana
  • 17. Pembangunan vs Pemberdayaan: Pembangunan Pemberdayaan Masa kelahiran ide 1950-an 1990-an Dari sisi aspek Umumnya berupa crashed program yang bersifat jangka pendek, temporal, dan parsial Program berjangka menengah dan panjang, berkesinambungan, dan utuh (empowerment program) Arus ide Dalam pembangunan ide mengalir secara topdown terutama dari pemerintah. Semua dari atas baik perencanaan, metode pelaksanaan dan pelaksana, serta indikator evaluasi dan pelakunya. Lebih bottom-up, dimana masyarakat sebagai pelaku aktif mulai dari perencanaan, sedang pihak luar hanya sebagai fasilitator. Pembagian dana Semua dana dikuasai pelaksana dari luar. Ada sebagian blok dana yang dapat digunakan sendiri oleh masyarakat. Struktur kekuasaan yang terbentuk Struktur didominasi oleh pemerintah dan elite lokal Kekuasaan terdistribusi merata untuk seluruh lapisan, termasuk perempuan dan lapisan termiskin Asumsi terhadap program Program merupakan aktifitas pokok. Program itu lah yang paling penting bagi pelaksana. Program hanya sebagai strategi antara untuk tujuan yang lebih luas dan panjang Bentuk evaluasi Evaluasi berbentuk sentralitas, hanya mempelajari hambatan- hambatan yang dijumpai dalam pelaksanaan Dilakukan juga evaluasi normatif dan hasil untuk memahami kedalaman permasalahan yang terjadi. Pengguna hasil evaluasi Hanya pelaksana yaitu pemerintah yang menggunakan. Seluruh pihak yang terlibat menggunakan hasil evaluasi, terutama untuk masyarakat yang diberdayakan itu sendiri. Objek evaluasi Hanya hasil yang dicapai pada pemanfaat Mencakup seluruh pihak mulai dari si donor, lembaga pemerintah, pembina, pelaksana, dan pemanfaat (masyarakat).
  • 18. #2 TREND PENYULUHAN PERTANIAN DI DUNIA: private extension
  • 19. Four generations of extension in Asia: 1. Colonial agriculture 2. Diverse top-down extension: after independence, commodity-based extension services, production targets, foreign donors. 3. Unified top-down extension: 1970s - 1980s, the Training and Visit system, single national service, “green revolution" technologies. 4. Diverse bottom-up extension: World Bank funding came to an end, the T and V system collapsed, decline of central planning, participatory methods replacing top-down approaches • Penyuluhan di Indonesia saat ini = ciri 2 dan 3 19
  • 20. Pengalaman negera-negara lain (laporan FAO, 2005): • Costa Rica: pemerintah memberi extension voucher ke petani, utk mendapatkan layanan penyuluhan • Inggris: Penyuluhan swasta sudah lama, mampu mengefisienkan staf • Holland: 60 % biaya penyuluhan dari petani, 40% dari pemerintah • Nicaragua: desentralisasi dan semi private-extension • Estonia: public extension advisory service utk petani lemah, dan penyuluh swasta utk yang kuat 20
  • 21. Penyuluhan swasta di Pakistan: • Shahbaz, Babar and Salaman Ata • (2014: Enabling Agricultural Policies for benefiting Smallholders in Dairy, Citrus and Mango Industries of Pakistan. Agricultural Extension Service in p[akistan: Chalenges, Caontraints and Ways-forward). • Desentraliasai penyuluhan di Pakistan dimulai sejak 2001, saat pemerintah memberikan desetralisasi kepada pemerintah lokal • Penyuluh swasta bergerak dalam bidang: • proteksi tanaman oleh perusahaan pestisida, • introduksi benih oleh perusahaan benih, • pabrik gula, • perusahaan rokok untuk tembakau, perusahaan pengolah untuk jagung, • peternakan oleh perusahan peternakan nasional. 21
  • 22. Penelitian GFRAS (2014) di 81 negara: • Selain kementerian pertanian, varian kelembagaan penyuluhan antara lain juga ada di divisi penyuluhan maupun semi-extension unit yang berada di: • kementerian pertanian, • lembaga penelitian publik yang memiliki divisi penyuluhan • universitas berbasis penyuluhan • LSM, • perusahaan penyuluhan swasta, dan • organisasi petani. • Secara global, persentase jumlah penyuluh dalam lembaga organisasi publik tidak jauh berbeda dengan di lembaga swasta = 53% dan 47%. 22
  • 23. Jumlah penyuluh dan kategori kelembagaan atau organisasi penyuluhan di dunia (81negara) Kategori lembaga/organisasi Jumlah organisasi (unit) Persentase (%) Jumlah penyuluh (orang) Persentase (%) 1.Organisasi pemerintah atau kementerian pertanian 95 27 127.342 86.76 2. Organisasi penyuluhan pemerintah semiotonom 70 20 6.848 4.67 3. Lembaga penelitian publik yang memiliki unit penyuluhan 5 1 298 0.2 4. Penyuluhan berbasis universitas 13 4 285 0.19 Sub Penyuluhan pemerintah (public) 183 53 134.773 91,82 1. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) 90 26 3.890 2.66 2. Organisasi petani 43 12 7.007 4.77 3. Perusahaan swasta 32 9 1.112 0.76 Sub penyuluhan swasta (private) 165 47 12.009 8.18 TOTAL 348 100 146.782 100 23 Sumber: Davis and Alex (in: IFPRI, 2020); GFRAS, 2014 (dalam Sirnawati dan Trsnawati, 2021)
  • 24. Market dan non-Market Reform dalam Kebijakan Penyuluhan Dunia (Rivera et al 2001) Tipe penyuluhan Sumber pembiayaan negara swasta Penyuluhan berbasis permintaan/pasar (market reform): 1. Penyuluhan oleh negara Reformasi penyuluhan publik melalui pembatasan layanan dan pengenaan biaya (downsizing and cost recovery) Pengenaan biaya 1. Penyuluhan oleh swasta Pluralistik, kemitraan, pembagian peran Privatisasi total, komersialisasi penyuluhan Penyuluhan bukan berbasis permintaan/pasar (non market reform): Dipengaruhi oleh isu politik, pembiayaan, dan administrasi Desentralisasi penyuluhan ke pemerintahan daerah Delegasi tanggung jawab pelayanan penyuluhan kepada pihak lain 24
  • 25. Sistem penyuluhan pertanian di India (Singh et al., 2013). 25
  • 26. #3 FAKTA dan TANTANGAN SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN INDONESIA 26
  • 27. Periodeisasi penyuluhan pertanian Indonesia: 27 Era revolusi hijau Era UU 16-2006 Era UU 23-2014 Era Kostratani 1. Kelembagaan penyuluhan Badan Bimas -Otonomi daerah -SKPD sendiri (Bakorluh, Bapeluh) Di dalam Dinas Pertanian atau Pangan Di dalam Dinas Pertanian atau Pangan 2. Ketenagaan penyuluhan Pengangkatan PPL PNS besar2 an Pengangkatan THL- TBPP (27.000 orang) untuk menjadi penyuluh swasta dan swadaya Hampir tidak ada pengangkatan baru Mestinya mengandalkan pada PPL SWADAYA dan SWASTA 3. Penyelenggaraan penyuluhan Dalam Program Bimas, Insus, Supra Insus, dll “Program reguler” Upsus Pajale Kostratani di BPP 4. Sarana dan prasarana Tersedia memadai Lumayan tersedia Kurang tersedia Mengandalkan prasarana non fisik (IT, dll) 5. Anggaran penyuluhan Anggaran ada di pusat Dana pusat (DAU, DAK) Mengandalkan anggaran daerah Mengandalkan anggaran daerah (mestinya) Tahun 2006 Tahun 2014 Tahun 2020 Tahun 1965
  • 28. Fakta-fakta penyuluhan pertanian nasional saat ini: 1. Ketenagakerjaan: jumlah PPL pemerintah (pasti akan) menurun 2. Kelembagaan penyuluhan: hilangnya Bakorluh dan Bapeluh karena UU 23 tahun 2014. Principle of subsididarity = peran negara dari executing, ke regulating, ke facilitating. 3. Metode penyuluhan: menggunakan T and V system ala Bimas yang tidak kontekstual. 4. Sarana dan prasarana penyuluhan: BPP kurang mendapat dukungan 5. Anggaran Penyuluhan: mengandalkan “kemurahhatian” daerah rendah. Maka: Masa depan penyuluh pertanian Indonesia = PENYULUH PERTANIAN SWADAYA + SWASTA 28
  • 29. Kondisi SDM Penyuluhan Indonesia 29
  • 30. Jumlah SDM dan kelembagaan penyuluhan pertanian (KPPN, 2018) 30 2.013 2.014 2.015 2.016 2.017 RATA2 (% per th) Jumlah BPP 5.016 5.251 5.430 5.430 5.515 2,41 Jumlah PPL PNS 27.476 27.153 25.713 25.290 30.621 3,24 Jumlah THL TBPP 21.249 20.814 20.197 19.084 12.584 (3,51) Jumlah PPL swadaya 13.169 16.596 24.981 23.797 24.471 18,66 Jumlah PPL swasta 92 92 92 92 105 3,53 TOTAL PPL 61.986 64.655 70.983 68.263 67.781 2,39 Jumlah Kelompok Tani 318.453 322.390 422.770 531.287 561.791 13,51 Jumlah Gapoktan 37.632 37.632 57.272 62.163 63.120 12,56 Jumlah KEP 13.230 13.230 13.230 12.584 12.546 0,11
  • 31. Kelembagaan penyuluhan dan petani: 31 0.51 0.54 0.82 0.89 0.90 4.33 4.59 6.04 7.58 8.02 0.72 0.74 0.77 0.77 0.79 1.89 1.87 1.88 1.78 1.79 - 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 2013 2014 2015 2016 2017 Gapoktan/desa Kel tani/desa BPP/kec KEP/kec
  • 32. Beban tugas penyuluhan: 32 1,462 1,470 1,515 1,504 1,296 648 617 549 557 585 3,050 2,404 1,560 1,598 1,621 - 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 2013 2014 2015 2016 2017 Petani/PPL PNS Petani/Total PPL Petani/PPL swadaya
  • 33. 33 2013 2014 2015 2016 2017 Desa/PPL PNS 2,67 2,58 2,72 2,77 2,29 Desa/PPL total 1,19 1,09 0,99 1,03 1,03 Desa/PPL swadaya 5,58 4,23 2,80 2,94 2,86 Keltani/PPL PNS 11,59 11,87 16,44 21,01 18,35 Keltani/PPL total 5,14 4,99 5,96 7,78 8,29 - 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 2013 2014 2015 2016 2017 Desa/PPL PNS Desa/PPL total Desa/PPL swadaya Keltani/PPL PNS Keltani/PPL total
  • 34. PPL kurang mengembangkan organisasi petani (Syahyuti et al., 2014) Uraian Jabar Jatim Sumbar Jumlah petani yang sudah masuk kelompok tani (%) 48.4 54.6 55.5 Jumlah kelompok tani yang dibina (unit) 11 – 16 10-14 10 - 16 Jumlah berdasarkan kelas: Kelas pemula (%) 37.2 43.4 56.2 Kelas lanjut (%) 37.2 38.6 31.2 Kelas madya (%) 18.6 18.0 12.6 Kelas utama (%) 7.0 0.0 0.0 Total 100.0 100.0 100.0 Target semua petani masuk kelompok tani (%) 100.0 100.0 100.0 Target semua kelompok menjadi kelas utama (%) 0.0 0.0 0.0 Jumlah petani yang sudah masuk koperasi (%) Tidak tahu Tidak tahu Tidak tahu Target semua petani masuk koperasi (%) 0.0 0.0 0.0 Pembinaan organisasi petani (%): Kelompok tani 100.0 100.0 100.0 Gapoktan 100.0 100.0 100.0 Koperasi 12.5 27.2 18.7 Asosiasi petani 0.0 0.0 0.0 KTNA 0.0 0.0 0.0 34