SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
Optimalisasi Peran WIDYAISWARA dalam
Mewujudkan Penyuluhan Pertanian Modern
Syahyuti
Musyawarah Nasional II Ikatan Widyaiswara Cabang Kementan (IWICKP)
Balai Besar Pelatihan Pertanian LEMBANG, 8 Desember 2016
1
Materi:
1. Widyaiswara dalam sistem penelitian dan
pengembangan teknologi pertanian
2. Analisis kelembagaan terhadap
Widyaiswara
3. Widyaiswara sebagai komponen
Penyuluhan Modern
2
Satu,
Widyaiswara dalam sistem penelitian dan
pengembangan teknologi pertanian
3
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, Dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi
(UU No 18 tahun 2002):
• Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah
terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan
aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau
menghasilkan teknologi baru.
• Organisasi profesi adalah wadah masyarakat ilmiah dalam suatu cabang
atau lintas disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi, atau suatu bidang
kegiatan profesi, yang dijamin oleh negara untuk mengembangkan
profesionalisme dan etika profesi dalam masyarakat, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
5
Bagian Kedua: Kelembagaan
 Pasal 6: (1) Kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi terdiri atas
unsur perguruan tinggi, lembaga litbang, badan usaha, dan lembaga
penunjang.
 Pasal 12:
 (1) Dalam meningkatkan keahlian, kepakaran, serta kompetensi manusia
dan pengorganisasiannya, setiap unsur kelembagaan ilmu pengetahuan
dan teknologi bertanggung jawab mengembangkan struktur dan strata
keahlian, jenjang karier sumber daya manusia, serta menerapkan sistem
penghargaan dan sanksi yang adil di lingkungannya sesuai dengan
kebutuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
 (2) Untuk menjamin tanggung jawab dan akuntabilitas profesionalisme,
organisasi profesi wajib menentukan standar, persyaratan, dan sertifikasi
keahlian, serta kode etik profesi
6
Elemen Sistem Iptek
(UU. No. 18/2002)
1. Kelembagaan Iptek
mengatasi kesenjangan yang
menghambat sinergi antara perguruan
tinggi, lembaga litbang dan badan usaha
memberikan dukungan dan
membentuk iklim yang
kondusif
Lembaga
penunjang
mengusahakan pendayagunaan manfaat
keluaran perguruan tinggi dan lembaga
litbang
menumbuhkan kemampuan
perekayasaan, inovasi, dan
difusi teknologi
Badan
usaha
mencari berbagai invensi serta menggali
potensi pendayagunaannya
menumbuhkan kemampuan
pemajuan Iptek
Lembaga
litbang
meningkatkan kemampuan pendidikan &
pengajaran, litbang, dan pengabdian
masyarakat
membentuk sumber daya
manusia Iptek
Perguruan
tinggi
Tanggung JawabFungsiUnsur
Permentan No 30 tahun 2003 tentang Pedoman Pengembangan
Profesionalisme Widyaiswara Lingkup Kementerian Pertanian
-Pendidikan, penelitian,
dan pelatihan untuk
PENYULUHAN
9
Training or Teaching?
• Facilitator or Expert
• Real-Life or Theoretical
• Active or Passive
• You do it or Watch Me
• What would or Here’s how to use it. you do?
10
11
Dua,
Analisis KELEMBAGAAN (Institutional Analysis)
WIDYAISWARA dan IWIKCP
12
Richard Scott (Stanford University, USA.)
2008. Institutions and Organizations.
Third Edition. SAGE Publications, Inc
Institution= “….are composed of
cultured-cognitive, normative,
and regulative elements that,
together with associated
activities and resources, provide
stability and meaning of social
live”.
13
In English Biasa
diterjemahkan
menjadi
Terminologi
semestinya
Batasan dan materinya
1. institution Kelembagaan,
institusi
Lembaga norma, regulasi, pengetahuan-
kultural. Menjadi pedoman dalam
berperilaku aktor
2. institutional Kelembagaan,
institusi
Kelembagaan Hal-hal berkenaan dengan lembaga.
3. organization Organisasi,
lembaga
Organisasi social group, yg sengaja dibentuk,
punya anggota, utk mencapai tujuan
tertentu, aturan dinyatakan tegas.
(kelompok tani, koperasi, Gapoktan)
4.
organizational
Keorganisasian,
kelembagaan
Keorganisasian Hal-hal berkenaan dengan
organisasi (struktur org, anggota,
kepemimpinannya, manajemennya,
dll).
Rekonseptualisasi “Lembaga” dan “Organisasi”
14
Analisis Kelembagaan WI
Objek nya Analisis
UU no 18 tahun 2002 sebagai pedoman Apakah UU ini diterapkan, dijadikan pedoman,
diterima, ditolak? Bagian mana yg diterima,
kenapa?
Permenpan No 22 - 2014 tentang Jabatan
Fungsional Widyaiswara Dan Angka
Kreditnya
Persepsi WI dan pihak lain terhadap aturan ini?
Realisasi dan kendalanya bagaimana? Apakah positif
mendorong profesionalisme WI? Angka kredit
cukup adil?
Permentan No 30 – 2014 tentang Pedoman
Pengembangan Profesi onalisme WI
Kementan
Persepsi WI dan pihak lain terhadap aturan ini?
Realisasi dan kendalanya bagaimana?
Peraturan daerah Pemda ttg penganggaran
dan pengorganisasian
Kajian kebijakan, konsistensi nya dengan UU di
atasnya, bagaimana realisasinya? Dll.
Pedoman untuk manajemen kerja WI Apakah pedoman ini ada? Apakah bisa dijalankan,
apa masalahnya, bagaimana konsistensinya dengan
teori dan kebijakan di atasnya?
15
Objeknya Analisis
Norma-norma kerja pada
profesi WI
Bagaimana WI memandang pekerjaannya,
apakah sesuatu yang baik atau tidak?
Apakah bangga menjadi WI?
Apakah puas menjadikan WI sebagai profesi?
Persepsi ttg peran WI
dalam sistem inovasi
teknologi pertanian
Apakah peran WI harus dan tidak tergantikan?
Adakah opsi aktor lain?
Apakah metodenya masih efektif?
Nilai-nilai atau adab dalam
komunikasi yang
diterapkan
Apakah komunikasi menunjukkan dominansi,
pemaksaan, baik komunikasi horizontal dan
vertikal?
Apakah adab komunikasi demikian itu boleh?
Apakah itu baik?
Nilai-nilai dalam materi
pelatihan
Apakah memberikan materi yang sesuai
dengan etika peserta?
16
Objeknya Analisis
Pengetahuan pengambil
kebijakan ttg kegiatan pelatihan
Bagaimana tingkat pengetahuan pengambil
kebijakan tentang konsep dan teori
pelatihan? Apakah sama dengan WI?
Apa agenda tersembunyi di belakangnya?
Pengetahuan tenaga WI tentang
kebijakan, organisasi, dan
metode pelatihan
Bagaimana pengetahuan dan persepsi
tenaga WI (tua, muda, laki-laki, perempuan)
ttg kegiatan pelatihan? Bagaimana dan
mengapa persepsi itu terbentuk?
Pengetahuan peserta tentang
kegiatan pelatihan, sistem
inovasi teknologi,
pembangunan pertanian, dll
Apa pengetahuan pesert ttg kegiatan
pelatihan?
Apakah pelatihan perlu atau tidak? Apa latar
sosial ekonomi sehingga itu terbentuk?
Pengetahuan peserta tentang
materi pelatihan
Bagaimana persepsi peserta tentang materi
yang disampaikan? Sesuai dengan
kebutuhan peserta atau tidak? Bagaimana
itu terbentuk? Bagaimana persepsi peserta
dapat menjadi feed back?
17
Objeknya Analisis
Struktur keorganisasian
pelaksana pelatihan
Organisasi apa saja yang terlibat dari atas
sampai bawah? Puslit, Badan Pelatihan Pemda,
perguruan tinggi, NGO, dll?
Kinerja organisasi Bagaimana kinerja organisasi pelatihan yg eksis?
Kuat, atau lemah? Dimana dan kenapa?
Kapasitas organisasi
pelatihan
Bagaimana kemampuan Balai Latihan
menjalankan pelatihan? Apakah pihak lain
mampu membantu nya, misal P4S? Mengapa?
Kondisi dan kinerja
organisasi WI
Apa saja organisasi WI yang eksis dan apa
perannya? Mengapa demikian? Bagaimana agar
bisa membantu pelatihan? Perlu kah dibentuk
organisasi baru atau reorganisasi?
Hubungan antar organisasi Bagaimana relasi antar organisasi WI? Adakah
dominansi ataukah demokratis? Relasi horizontal
dan vertikal? Integrasi dan koordinasinya
bagaimana?
18
Tiga,
Widyaiswara untuk Mewujudkan sistem Penyuluhan
Modern
19
Empat tahapan penyuluhan pertanian
di Asia:
1. Colonial Agriculture
– Experimental stations
were established in
many Asian countries
by colonial powers.
– The focus of attention
was usually on export
crops such as rubber,
tea, cotton and sugar.
– Technical advice was
provided to plantation
managers and large
landowners
– Assistance to small
farmers who grew
subsistence crops was
rare, except in times of
crisis.
2.Diverse-Top Down Extension
– After Independence,
commodity-based extension
services emerged from the
remnants of the colonial
system, with production
targets established as part of
five year development plans.
– In addition, various schemes
were initiated to meet the
needs of small farmers, with
support from foreign donors.
20
21
 Penyuluhan pertanian Indonesia baru akan memasuki
tahap ke-4 sesuai dengan amanah UU 16-2006
 UU 23-2014 tentang Pemda memadamkan api
perubahan ini
Perubahan paradigma penyuluhan:
– From diffusion to systems of agricultural innovation.
Alasannya:
1. Inovasi teknologi bisa datang dari banyak sumber,
2. Ada perubahan dari sustainable agriculture and progress
menuju ecological knowledge system,
3. Berkembangnya interdependence model dan innovation
system framework, dimana yang terlibat tak hanya
research and extension, tetap juga technology users,
private companies NGO, dan supportive structures (pasar
dan kredit).
4. Pentingnya learning processes ( = a way of evolving new
arrangements specific to local contexts).
22
Mengapa perlu modernisasi penyuluhan?
1. Agroekologi: materi penyuluhan harus mampu merespon kebutuhan
teknologi yang sangat bergantung pada zona agroekologi yang berbeda
(agroecological zones), tidak lagi seragam sebagaimana revolusi hijau.
2. Political-economic: pengaruh dari tahap perkembangan negara (stage of
economic development), berapa besar investasi pemerintah dalam
kegiatan penyuluhan pertanian: seberapa besar ketergantungan ekonomi
nasional kepada sektor pertanian? Berapa warga negara yang masih
bergantung pada pertanian?
3. Sociocultural: perbedaaan kultural antar petani, language differences and
illiteracy, proporsi keterlibatan perempuan dan laki-laki, pola agraria,
struktur penguasaan lahan.
4. Kebijakan nasional: berkenaan dengan ketahanan pangan, berapa surplus
pangan mau diproduksi, market Intervention, infrastructure, institutional
factors, Research, Education and Training, Input Supply, Credit, Farmer
Organizations and NGO
(Sumber: Swanson, Burton E.; Robert P. Bentz; and Andrew J. Sofranko (eds). 2004: Improving
Agricultural Extension: A Reference Manual. www.fao.org)
23
Apa kunci new professionalism in
extension?
1. Pendekaan partisipatif.
“These participatory methods and approaches represent an opportunity to
build better linkages between the various actors and to increase the
learning from each other”.
2. New systems of participatory learning
3. New learning environments for professionals and local people
4. New institutional settings
5. Menciptakan organisasi penyuluhan yang bercirikan organissasi
pembelajar (learning organizations).
(sumber: Roche, 1992; Pretty & Chambers, 1993; Pretty, 1995)
24
• Tantangan untuk penyuluhan pertanian ke
depan adalah to integrate public and
private sector extension.
(Sally Marsh and David Pannell. 2005. Agricultural Extension in
Australia:The Changing Roles of Public and Private Sector Providers.
The Agricultural and Resource Economics Department, University of
WA. http://www.rirdc.gov.au/.......)
25
• Penyuluhan haruslah new ways of working and
learning.
• New People and New Institutions, yakni:
– to develop a vision of multiculturalism
– improve their cross-cultural communication skills
– involve a broader spectrum of community stakeholders
– provide more inclusive information, and expand beyond
the traditional boundaries of university research
(Sandra Kerka. 1998. Extension Today and Tommorrow. Trends and Issues Alert no. n/a.
http://www.cete.org/...)
(Rivera, W. M. 1997. Agricultural Extension into the Next Decade. European Journal of Agricultural
Education and Extension 4, no. 1 (June 1997): 29-38. (EJ 546 904)
26
Marsh and Pannell (2005):
-Penyuluhan modern dicirikan oleh adanya integrasi penyuluh swadaya dan
swasta (to integrate public and private sector extension).
-Dibutuhkan efisiensi dan kelembagaan yang berkelanjutan (sustainability of
institutional arrangements), dengan ciri minimise transaction costs, serta
“institutional structures to ensure effective public sector and private sector links
– cooperation and coordination in a commercial environment”.
Qamar, 2005:
-desentraliasi merupakan ciri penting penyuluhan modern, selain partisipatif,
demokratis, dan memiliki semangat pluralism.
27
Paradigma penyuluhan LAMA vs BARU (Leeuwis, 2006):
28
Penyuluhan lama Penyuluhan baru
Penanggung jawab
penyuluhan
Pemerintah pusat Banyak pihak pada berbagai level (PT,
petani, swasta, NGO, dll)
Fungsi penyuluhan Tranfer teknologi untuk peningkatan
produksi
Lebih luas (memobilisasi,
mengorganisasikan dan mendidik
petani).
Posisi penyuluhan Terpisah dengan instansi lain Koheren
Model transfer teknologi Linear, sekuensial, dan satu arah Lebih realistik, siklis, dan dinamis (antara
petani, peneliti, penyuluh)
Desain proyek Menurut perspektif pengajar learning model, melibatkan stakeholders
Pendekatan Lip sevice = menyampaikan
teknologi
Mengambil resiko dengan melibatkan
teknologi eksperimental, serta
mengaitkan penelitian, manajer
penyuluhan, dan organisasi petani
Memfungsikan Dinas Pertanian Sebagai
Kantor Penyuluhan
• Perebutan PPL antara dinas teknis dengan penyuluhan
sudah berulang kali berlangsung.
• Pendekatan sistem “penyuluhan modern” (modern
extension management) dapat menyatukan kedua ini.
• UU 23 tahun 2014 kembali “membubarkan” kantor
penyuluhan (Bakorluh dan Bapeluh)
29
Tiga kelompok fungsi penyuluhan:
1. Fungsi wajib (Must Functions) = membangkitkan
kesadaran, pendidikan, dan transmisi informasi.
2. Fungsi “dapat” (Can Functions) = penyediaan input untuk
petani (obtaining production inputs), bantuan pemasaran,
supervisi uji lapang teknologi, dan menyediakan prasarana
pertanian (providing infrastructure). Intinya adalah pada
pemecahan masalah.
3. Fungsi "interfering functions" = mencakup aspek kebijakan
(policing duties), membantu pemenuhan permodalan, dan
pengumpulan data statistik termasuk melakukan sensus
dan analisis pasar.
30
Dinas Pertanian sebagai Rumahnya, Penyuluhan
Pertanian Isinya
• Mengintegrasikan kantor penyuluhan dengan kantor dinas sangat
sesuai dengan teori penyuluhan modern
• Sesuai dengan UU tentang Pemda yang berbasiskan efisiensi.
• Dinas Pertanian dengan “ruh penyuluhan” = reformasi kultural.
• Struktur tidak berubah
• Yang baru adalah: petani sebagai tujuan utama, sebagai subjek,
komunikatif, empati, demokratis, dan partisipatif.
• Kantor Dinas Pertanian sebagai sebuah “learning organization”.
31
Paradigma penyuluhan modern pada UU NO 16 -
2006:
1. Demokrasi dan partisipasi.
Pasal 2: “Penyuluhan diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan,
keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerja sama, partisipatif, kemitraan,
berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, dan bertanggung gugat”.
2. Penyuluhan tidak pada sekedar peningkatan produksi pertanian, namun pada
manusianya. Pasal 3: tujuan penyuluhan meliputi pengembangan sumber daya
manusia dan peningkatan modal sosial.
Modal sosial = penyuluh pertanian lebih luas dari sekedar individu petani
(pengetahuan-sikap-ketrampilan), namun juga organisasi petani dan berbagai
jaringan sosial yang terbentuk di masyarakat.
3. Menerapkan manajemen yang terintegratif, tidak lagi terpasung ego sektoral.
Pasal 6: penyuluhan dilaksanakan secara terintegrasi dengan subsistem
pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan. Pasal 7: “Dalam menyusun
strategi penyuluhan, pemerintah dan pemerintah daerah memperhatikan kebijakan
penyuluhan dengan melibatkan pemangku kepentingan di bidang pertanian,
perikanan, dan kehutanan”.
32
UU 16-2006:
3. Pelibatan masyarakat petani, dan menjadikan petani sebagai subjek
penyuluhan.
Pasal 6 (b) : “penyelenggaraan penyuluhan dapat dilaksanakan oleh pelaku utama
dan/atau warga masyarakat lainnya sebagai mitra pemerintah dan pemerintah
daerah, baik secara sendiri-sendiri maupun bekerja sama, yang dilaksanakan secara
terintegrasi dengan programa pada tiap-tiap tingkat administrasi pemerintahan”.
Pasal 29: pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi dan mendorong peran
serta pelaku utama dan pelaku usaha dalam pelaksanaan penyuluhan.
4. Penyuluhan tidak lagi dimonopoli oleh pemerintah, diakui keberadaan penyuluh
swadaya dan swasta, serta Komisi Penyuluhan sebagai organisasi independen di
pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
33
34
Penyuluh pertanian SWADAYA dan
SWASTA
Penyuluh swadaya =
“pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan warga
masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan
mampu menjadi
Penyuluh”.
Penyuluh swasta =
“penyuluh yang berasal dari dunia usaha dan/atau lembaga
yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan”
Permasalahan yang dihadapi Penyuluh swadaya dan
swasta (dalam Permentan No. 61 tahun 2008):
1. Pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan penyuluhan bagi
penyuluh pertanian swadaya dan swasta belum memiliki arah
yang jelas.
2. Belum didayagunakan secara optimal untuk memenuhi
kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha.
3. Masih lemahnya fungsi dan peran penyuluh swadaya dalam
penyelenggaraan penyuluhan,
4. Masih rendahnya motivasi kerja,
5. Belum terciptanya mekanisme kerja antara ketiga jenis
penyuluh, dan
6. Belum terciptanya kinerja dan profesionalisme penyuluh
swadaya.
35
Farmer to farmer extension di
Indonesia:
• Era Bimas – Insus = kontak tani
• P4S = farmer to farmer extension
• 2004= pengangkatan penyuluh swakarsa
• 2008 = pengangkatan penyuluh pertanian
swadaya (jumlah tahun 2014 = + 8.000 orang)
36
Enam keunggulan penyuluh swadaya
(hasil riset Indraningsih dkk., 2013):
1. Pengetahuan dan keterampilan teknologi lebih kuat, namun
spesifik (Jarkoni = mengajar karena melakoni)
2. Lebih mampu menciptakan penyuluhan yang partisipatif
3. Lebih mampu mengorganisasikan masyarakat (Community-
Organizing Role)
4. Mampu menjadi penghubung (change agent) yang lebih
powerfull
5. Agen bisnis yang potensial (umumnya menjadi pelaku usaha)
6. Memiliki nilai lebih pada kepemilikan modal sosial
37
Siapa penyuluh swasta?
Kategori pelaku:
1. Private bisnis (penyedia input, perusahaan
pengolahan, dan pemasaran). Saat ini
penyuluh swadaya sudah ada yang
menajalankannya.
2. Non profit sector (perguruan tinggi, NGO,
dll)
3. Pay for service (dibayar oleh organisasi
petani, bisa Gapoktan, atau asosiasi
komoditas)
38
Menurut Schwartz
(1994: “The Role Of The Private Sector In Agricultural
Extension: Economic Analysis And Case Studies”),
Private extension adalah:
1. Perguruan tinggi
2. Public
3. Contract farming schemes
4. Input supply companies
(private extension as part
of commercial firm
activities)
5. NGO
39
Menurut Qamar
(2005: Modernizing National Agricultural
Extension Systems A Practical Guide for
Policy-Makers of Developing Countries.
Private extension adalah:
1. perusahaan swasta (private
companies)
2. NGO
3. asosiasi petani
4. organisasi komunitas petani
(rural community
organizations)
5. perguruan tinggi (agricultural
academic institutions), dan
6. kantor penelitian pertanian.
• Shahbaz, Babar and Salaman Ata
(2014: Enabling Agricultural Policies for benefiting Smallholders in Dairy, Citrus and
Mango Industries of Pakistan. Agricultural Extension Service in p[akistan: Chalenges,
Caontraints and Ways-forward).
• Desentraliasai penyuluhan di Pakistan dimulai sejak
2001, saat pemerintah memberikan desetralisasi kepada
pemerintah lokal
• Penyuluh swasta bergerak dalam bidang:
– proteksi tanaman oleh perusahaan pestisida,
– introduksi benih oleh perusahaan benih,
– pabrik gula,
– perusahaan rokok untuk tebakau, perusahaan pengolah
untuk jagung,
– peternakan oleh perusahan peternakan nasional.
40
Pengalaman negera-negara lain
(laporan FAO, 2005):
• Costa Rica. Pemerintah memberi extension voucher ke
petani, utk mendapatkan layanan penyuluhan
• Inggris. Penyuluhan swasta sudah lama, mampu
mengefisienkan staf
• Holland. 60 % biaya penyuluhan dari petani, 40% dari
pemerintah
• Nicaragua. Desentralisasi dan semi private-extension
• Estonia: public extension advisory service utk petani
lemah, dan penyuluh swasta utk yang kuat
41
PPL kurang mengembangkan organisasi petani
(Syahyuti et al., 2014)
Uraian Jabar Jatim Sumbar
Jumlah petani yang sudah masuk kelompok tani (%) 48.4 54.6 55.5
Jumlah kelompok tani yang dibina (unit) 11 – 16 10-14 10 - 16
Jumlah berdasarkan kelas:
Kelas pemula (%) 37.2 43.4 56.2
Kelas lanjut (%) 37.2 38.6 31.2
Kelas madya (%) 18.6 18.0 12.6
Kelas utama (%) 7.0 0.0 0.0
Total 100.0 100.0 100.0
Target semua petani masuk kelompok tani (%) 100.0 100.0 100.0
Target semua kelompok menjadi kelas utama (%) 0.0 0.0 0.0
Jumlah petani yang sudah masuk koperasi (%) Tidak tahu Tidak tahu Tidak tahu
Target semua petani masuk koperasi (%) 0.0 0.0 0.0
Pembinaan organisasi petani (%):
Kelompok tani 100.0 100.0 100.0
Gapoktan 100.0 100.0 100.0
Koperasi 12.5 27.2 18.7
Asosiasi petani 0.0 0.0 0.0
KTNA 0.0 0.0 0.0
42
Apakah Perlu SATU PENYULUH = SATU DESA ?
1. Jumlah petani/desa dan luas lahan/desa tidak sama.
2. Luas desa dan sarana transportasi dan komunikasi tidak
sama.
3. Sampai kapan 1 desa 1 penyuluh? Pengetahuan, sikap dan
keterampilan petani akan meningkat dari hari ke hari.
4. Akan lahir petani-petani pintar yang bisa menjadi
penyuluh swadaya
5. Satu penyuluh tiap desa, untuk PPL yang mana? Apakah
untuk PPL pemerintah, PPL swadaya, PPL swasta?
43
Jumlah dan Rasio PPL
44
PPL
PNS
(org)
PPL
THL-TBPP
(org)
PPL
Swadaya
(org)
PPL
Swasta
(org)
TOTAL
(org)
PPL dgn
jabatan
fungsional
(org)
Rasio PPL
per desa Rasio PPL
per
kecamatan
Tahun 2010 27.992 24.551 9.628 - 62.171 321 0,83 8,90
Tahun 2012 28.494 21.249 8.380 - 58.123 328 0,77 8,32
Tahun 2014 27.476 20.479 13.169 - 61.124 341 0,81 8,75
Tahun 2015 27.153 20.259 16.596 - 64.008 - 0,85 9,17
Opsi pembagian peran ke depan:
Penyuluh PNS Penyuluh swasta Penyuluh swadaya
Pelaku PPL PNS dan PPL-
THL
Dosen, penelitia, staf perusahaan inti,
staf asosiasi komoditas, pegawai
perusahaan swasta, NGO
Petani (Kontak Tani, petani
maju, pengurus organisasi
petani).
Basis kerjanya Pelayanan dan
administrasi
Pelayanan dan mencari keuntungan. Pelayanan, pendampingan,
dan bisnis
Sosoknya Polivalent atau
monovalent,
administrasi
Monovalent, cenderung spesifik
komoditas/bidang
Monovalent, spesifik
komoditas/bidang
Peran Motivator dan
komunikator
Komunikator, motivator, suplai input,
buyer.
Pembaharu, motivator,
organisator komunitas,
pemimpin lapang.
Tanggung
jawab
wilayah
Wilayah tertentu
(1 penyuluh = 1-3
desa)
Area tertentu (kawasan) Wilayah tidak dibatasi
utamakan di desa/kec
bersangkutan
45
Kemajuan wilayah penyuluhan vs jenis
penyuluh
(Mosher, 1978 dll) :
46
Ketersediaan
prasarana fisik
Tingkat penerapan
teknologi
(produktivitas)
Kemajuan petani
(tingkat
pengetahuan dan
kemandirian
mencari informasi)
Pilihan komposisi
penyuluh
Rendah Rendah Rendah PPL Pem + swadaya
Tinggi Sedang Tinggi PPL swadaya +
swasta
Tinggi Tinggi Tinggi PPL swasta +
swadaya
47
Pencapaian target penyuluhan
RENDAH SEDANG TINGGI PPL
SWASTA
PPL
Pemeri
ntah
PPL
SWADAYA
Road map perubahan komposisi peran antar 3 jenis penyuluh
berdasarkan tingkat kemajuan wilayah dalam inovasi pertanian
Farmer Field School vs Farmer Business School
48
Farm Field School (FFS) Farm Business school (FBS)
Mulai 1989, ditemukan di Indonesia Mulai tahun 2000-an
Tujuan: mempromosikan teknik dan manajemen
pengendalian hama secara terpadu
Untuk memperkuat kemampuan petani dan organisasi petani dalam
menjalankan usaha pertanian dan memasarkan hasil
Fokus: subsistem produksi subsistem pengolahan dan pemasaran hasil
Menggunakan konsep dan metode agroekologi,
experiential education dan community
development.
Berupaya memahami keuntungan usaha, pemasaran dan pasar, survey pasar,
laporan pasar, membangun visi dan tujuan bisnis, memilih badan usaha,
mengenali komponen rencana bisnis, menyusun rencana bisnis, menyiapkan
tindakan, dan pencatatan.
Dasarnya: agar komunikasi lebih efektif, petani
belajar dengan mengalami langsung
Agar petani pandai, cerdik mensiasati pasar, dan kuat sebagai pelaku pasar
Alasan: tingginya serangan HPT Petani tidak bisa lepas dari tekanan globalisasi dan komersialisasi, maka petani
harus berbisnis.
Berlangsung peningkatan pengetahuan, belajar
bersama, dan mencari solusi bersama.
Meningkatkan efisiensi, pendapatan dan keuntungan. Agar petani mampu
memilih secara tepat apa komoditas yang mau ditanam, mengelola modal dan
tenaga kerja, dan menangani resiko.
Materi: biologi hama, aspek kesisteman, musuh
alami, membuat pestisida nabati, dst
Visi dan perencanaan, pertanian berkelanjutan, market engagement, nutrisi,
gender, dan monitoring.
Pelatih: penyuluh dan ahli hama tanaman Fasilitator pengembangan komunitas, konsultan pemasaran, dan lain-lain.
Point-point diskusi:
1. Apakah WI sudah siap melatih PPL swadaya dan swasta? (materi, pendekatan,
metode, dll)
2. Apakah WI siap bekerjasama dengan “trainer” lain sebagai mitra kerja pelatihan,
misal dengan P4S, pelatih swasta, NGO, dll?
3. Dimana posisi WI daerah setelah pemberlakuan UU 23-2014 ? Bagaimana posisi
keorganisasian yang lebih kondusif?
4. Bagaimana IWI sebagai organisasi profesi mampu berperan? (Peran administratif,
komunikasi, kerjasama, ekonomi, “politik”)
5. Pakah IWI bisa membantu untuk menciptakan “good trainer”? (sebagai fasilitator,
coach, mitra belajar)
6. Dan lain-lain?
49
51
Demikian,
Terima
kasih

More Related Content

Viewers also liked

Metode penyuluhan pertanian seri 1.
Metode penyuluhan pertanian seri 1.Metode penyuluhan pertanian seri 1.
Metode penyuluhan pertanian seri 1.wika_wibowo
 
Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian - STPP Yogyakarta
Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian - STPP YogyakartaParadigma Baru Penyuluhan Pertanian - STPP Yogyakarta
Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian - STPP YogyakartaGios Mronggos
 
Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianHerry Mulyadie
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianNestri Yuniardi
 
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015ignasius dh purba
 
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015ignasius dh purba
 

Viewers also liked (6)

Metode penyuluhan pertanian seri 1.
Metode penyuluhan pertanian seri 1.Metode penyuluhan pertanian seri 1.
Metode penyuluhan pertanian seri 1.
 
Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian - STPP Yogyakarta
Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian - STPP YogyakartaParadigma Baru Penyuluhan Pertanian - STPP Yogyakarta
Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian - STPP Yogyakarta
 
Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanian
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
 
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
Laporan Identifikasi dan Klasifikasi Kelompok Tani Tahun 2015
 
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
Laporan Pembinaan Kelembagaan Petani Tahun 2015
 

Similar to Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)

Pelatihan penyuluh lembang 1 (yuti)
Pelatihan penyuluh   lembang 1 (yuti)Pelatihan penyuluh   lembang 1 (yuti)
Pelatihan penyuluh lembang 1 (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Penyuluhan baru unand (yuti) - #1
Penyuluhan baru   unand (yuti) - #1Penyuluhan baru   unand (yuti) - #1
Penyuluhan baru unand (yuti) - #1Syahyuti Si-Buyuang
 
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).pptpenyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).pptRosmalahUMK
 
14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptx
14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptx14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptx
14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptxIbnuFauzi15
 
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...Tatang Taufik
 
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan BersaingResume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaingindriaminati
 
PEDOMAN PKM LPPM 2023 IAI TAZKIA NEW.pdf
PEDOMAN PKM LPPM 2023 IAI TAZKIA NEW.pdfPEDOMAN PKM LPPM 2023 IAI TAZKIA NEW.pdf
PEDOMAN PKM LPPM 2023 IAI TAZKIA NEW.pdfnurhendrasto2
 
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhanHamdani Fauzi
 
Manajemen ilmu pengetahuan
Manajemen ilmu pengetahuanManajemen ilmu pengetahuan
Manajemen ilmu pengetahuanElis Shofiyatin
 
Uts tgl 21 10-2016 s2 manaj unpam r209
Uts tgl 21 10-2016 s2 manaj unpam r209Uts tgl 21 10-2016 s2 manaj unpam r209
Uts tgl 21 10-2016 s2 manaj unpam r209dinitilovaslamet
 
Tajuk3 faksafah & dasar ptv
Tajuk3 faksafah & dasar ptvTajuk3 faksafah & dasar ptv
Tajuk3 faksafah & dasar ptvNur Imana Agnes
 

Similar to Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti) (20)

Pelatihan penyuluh lembang 1 (yuti)
Pelatihan penyuluh   lembang 1 (yuti)Pelatihan penyuluh   lembang 1 (yuti)
Pelatihan penyuluh lembang 1 (yuti)
 
Penyuluhan baru unand (yuti) - #1
Penyuluhan baru   unand (yuti) - #1Penyuluhan baru   unand (yuti) - #1
Penyuluhan baru unand (yuti) - #1
 
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).pptpenyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
penyuluhanbaru-unandyuti-1-211105062112 (1).ppt
 
14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptx
14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptx14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptx
14_PENYULUHAN_MODERN_pptx.pptx
 
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
Pemanfaatan Hasil-hasil Litbangyasa untuk Menciptakan Keunggulan Usaha - 23 N...
 
Bpp rasa lokal (yuti) copy
Bpp rasa lokal (yuti)   copyBpp rasa lokal (yuti)   copy
Bpp rasa lokal (yuti) copy
 
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)
 
hilirisasi.pdf
hilirisasi.pdfhilirisasi.pdf
hilirisasi.pdf
 
Bab 1 2 3
Bab 1 2 3Bab 1 2 3
Bab 1 2 3
 
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan BersaingResume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
 
PEDOMAN PKM LPPM 2023 IAI TAZKIA NEW.pdf
PEDOMAN PKM LPPM 2023 IAI TAZKIA NEW.pdfPEDOMAN PKM LPPM 2023 IAI TAZKIA NEW.pdf
PEDOMAN PKM LPPM 2023 IAI TAZKIA NEW.pdf
 
BEM Ormawa2019
BEM Ormawa2019BEM Ormawa2019
BEM Ormawa2019
 
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
 
Budaya dan teknologi1
Budaya dan teknologi1Budaya dan teknologi1
Budaya dan teknologi1
 
1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan
 
Manajemen ilmu pengetahuan
Manajemen ilmu pengetahuanManajemen ilmu pengetahuan
Manajemen ilmu pengetahuan
 
Materi pekerti pak rektor
Materi pekerti pak rektorMateri pekerti pak rektor
Materi pekerti pak rektor
 
03 struktur simp rev. 15 09-2014
03 struktur simp rev. 15 09-201403 struktur simp rev. 15 09-2014
03 struktur simp rev. 15 09-2014
 
Uts tgl 21 10-2016 s2 manaj unpam r209
Uts tgl 21 10-2016 s2 manaj unpam r209Uts tgl 21 10-2016 s2 manaj unpam r209
Uts tgl 21 10-2016 s2 manaj unpam r209
 
Tajuk3 faksafah & dasar ptv
Tajuk3 faksafah & dasar ptvTajuk3 faksafah & dasar ptv
Tajuk3 faksafah & dasar ptv
 

More from Syahyuti Si-Buyuang

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airSyahyuti Si-Buyuang
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointSyahyuti Si-Buyuang
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Syahyuti Si-Buyuang
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfSyahyuti Si-Buyuang
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptSyahyuti Si-Buyuang
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Syahyuti Si-Buyuang
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 

More from Syahyuti Si-Buyuang (20)

My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat airMy lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
My lukisan.pptx ballpoint, cat akrilik, cat air
 
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpointLukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
Lukisan-lukisan AYAH.pptx cat air cat minyak pensil ballpoint
 
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
Buku 7 - Tangan2 dicium RASUL (yuti).pdf Pada intinya, buku ini saya tulis un...
 
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
Buku 6 - disertasi Syahyuti Final (yuti).pdf UNIVERSITAS INDONESIA PENGORGANI...
 
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
Buku 4 - mau ini apa itu (yuti).pdf BUKU: Mau INI apa ITU? “Komparasi Konsep,...
 
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdfBuku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
Buku 00 - draft BERTANI ISLAMI - (23 April 2020).pdf
 
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptxGOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
GOOD JOURNAL guideline panduan penulisan proposal dan jurnal .pptx
 
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptxPKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi  (YUTI) .pptx
PKPM Plgkaraya - Bumdes Koperasi (YUTI) .pptx
 
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptxRancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
Rancangan korporasi petani Sulut - 29 Sept 2023 (yuti).pptx
 
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptxKPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
KPPN - penyuluhan ke depan - 20 Okt 2023 (yuti) .pptx
 
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptxMBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
MBBM Bumdes UMKM Bangka (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Biereun (YUTI) .pptx
 
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptxPKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
PKPM Bumdes Takengon (YUTI) .pptx
 
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptxPendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
Pendampingan untuk petani (yuti) 25 Okt 2023.pptx
 
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptxRCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
RCS8 - aktor sawit nasional YUTI .pptx
 
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).pptFamily farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
Family farming KNPK - 17 Mei 2023 (yuti).ppt
 
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptxPoint-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
Point-point POLICY BRIEF (yuti).pptx
 
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
Buku Pertanian Dunia 2020 (Syahyuti dkk IPB Press 2021)
 
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptxBumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
Bumdes - Tasikmalaya 29 Nov 2022 (yuti) - file 01.pptx
 
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 15 - 28 Nov 2022 (yuti).pptx
 

Recently uploaded

PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 

Recently uploaded (10)

PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 

Optimalisasi widyaiswara lembang 5 des (yuti)

  • 1. Optimalisasi Peran WIDYAISWARA dalam Mewujudkan Penyuluhan Pertanian Modern Syahyuti Musyawarah Nasional II Ikatan Widyaiswara Cabang Kementan (IWICKP) Balai Besar Pelatihan Pertanian LEMBANG, 8 Desember 2016 1
  • 2. Materi: 1. Widyaiswara dalam sistem penelitian dan pengembangan teknologi pertanian 2. Analisis kelembagaan terhadap Widyaiswara 3. Widyaiswara sebagai komponen Penyuluhan Modern 2
  • 3. Satu, Widyaiswara dalam sistem penelitian dan pengembangan teknologi pertanian 3
  • 4.
  • 5. Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (UU No 18 tahun 2002): • Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bertujuan memanfaatkan kaidah dan teori ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru. • Organisasi profesi adalah wadah masyarakat ilmiah dalam suatu cabang atau lintas disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi, atau suatu bidang kegiatan profesi, yang dijamin oleh negara untuk mengembangkan profesionalisme dan etika profesi dalam masyarakat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 5
  • 6. Bagian Kedua: Kelembagaan  Pasal 6: (1) Kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi terdiri atas unsur perguruan tinggi, lembaga litbang, badan usaha, dan lembaga penunjang.  Pasal 12:  (1) Dalam meningkatkan keahlian, kepakaran, serta kompetensi manusia dan pengorganisasiannya, setiap unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi bertanggung jawab mengembangkan struktur dan strata keahlian, jenjang karier sumber daya manusia, serta menerapkan sistem penghargaan dan sanksi yang adil di lingkungannya sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.  (2) Untuk menjamin tanggung jawab dan akuntabilitas profesionalisme, organisasi profesi wajib menentukan standar, persyaratan, dan sertifikasi keahlian, serta kode etik profesi 6
  • 7. Elemen Sistem Iptek (UU. No. 18/2002) 1. Kelembagaan Iptek mengatasi kesenjangan yang menghambat sinergi antara perguruan tinggi, lembaga litbang dan badan usaha memberikan dukungan dan membentuk iklim yang kondusif Lembaga penunjang mengusahakan pendayagunaan manfaat keluaran perguruan tinggi dan lembaga litbang menumbuhkan kemampuan perekayasaan, inovasi, dan difusi teknologi Badan usaha mencari berbagai invensi serta menggali potensi pendayagunaannya menumbuhkan kemampuan pemajuan Iptek Lembaga litbang meningkatkan kemampuan pendidikan & pengajaran, litbang, dan pengabdian masyarakat membentuk sumber daya manusia Iptek Perguruan tinggi Tanggung JawabFungsiUnsur
  • 8. Permentan No 30 tahun 2003 tentang Pedoman Pengembangan Profesionalisme Widyaiswara Lingkup Kementerian Pertanian
  • 10. Training or Teaching? • Facilitator or Expert • Real-Life or Theoretical • Active or Passive • You do it or Watch Me • What would or Here’s how to use it. you do? 10
  • 11. 11
  • 12. Dua, Analisis KELEMBAGAAN (Institutional Analysis) WIDYAISWARA dan IWIKCP 12
  • 13. Richard Scott (Stanford University, USA.) 2008. Institutions and Organizations. Third Edition. SAGE Publications, Inc Institution= “….are composed of cultured-cognitive, normative, and regulative elements that, together with associated activities and resources, provide stability and meaning of social live”. 13
  • 14. In English Biasa diterjemahkan menjadi Terminologi semestinya Batasan dan materinya 1. institution Kelembagaan, institusi Lembaga norma, regulasi, pengetahuan- kultural. Menjadi pedoman dalam berperilaku aktor 2. institutional Kelembagaan, institusi Kelembagaan Hal-hal berkenaan dengan lembaga. 3. organization Organisasi, lembaga Organisasi social group, yg sengaja dibentuk, punya anggota, utk mencapai tujuan tertentu, aturan dinyatakan tegas. (kelompok tani, koperasi, Gapoktan) 4. organizational Keorganisasian, kelembagaan Keorganisasian Hal-hal berkenaan dengan organisasi (struktur org, anggota, kepemimpinannya, manajemennya, dll). Rekonseptualisasi “Lembaga” dan “Organisasi” 14
  • 15. Analisis Kelembagaan WI Objek nya Analisis UU no 18 tahun 2002 sebagai pedoman Apakah UU ini diterapkan, dijadikan pedoman, diterima, ditolak? Bagian mana yg diterima, kenapa? Permenpan No 22 - 2014 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara Dan Angka Kreditnya Persepsi WI dan pihak lain terhadap aturan ini? Realisasi dan kendalanya bagaimana? Apakah positif mendorong profesionalisme WI? Angka kredit cukup adil? Permentan No 30 – 2014 tentang Pedoman Pengembangan Profesi onalisme WI Kementan Persepsi WI dan pihak lain terhadap aturan ini? Realisasi dan kendalanya bagaimana? Peraturan daerah Pemda ttg penganggaran dan pengorganisasian Kajian kebijakan, konsistensi nya dengan UU di atasnya, bagaimana realisasinya? Dll. Pedoman untuk manajemen kerja WI Apakah pedoman ini ada? Apakah bisa dijalankan, apa masalahnya, bagaimana konsistensinya dengan teori dan kebijakan di atasnya? 15
  • 16. Objeknya Analisis Norma-norma kerja pada profesi WI Bagaimana WI memandang pekerjaannya, apakah sesuatu yang baik atau tidak? Apakah bangga menjadi WI? Apakah puas menjadikan WI sebagai profesi? Persepsi ttg peran WI dalam sistem inovasi teknologi pertanian Apakah peran WI harus dan tidak tergantikan? Adakah opsi aktor lain? Apakah metodenya masih efektif? Nilai-nilai atau adab dalam komunikasi yang diterapkan Apakah komunikasi menunjukkan dominansi, pemaksaan, baik komunikasi horizontal dan vertikal? Apakah adab komunikasi demikian itu boleh? Apakah itu baik? Nilai-nilai dalam materi pelatihan Apakah memberikan materi yang sesuai dengan etika peserta? 16
  • 17. Objeknya Analisis Pengetahuan pengambil kebijakan ttg kegiatan pelatihan Bagaimana tingkat pengetahuan pengambil kebijakan tentang konsep dan teori pelatihan? Apakah sama dengan WI? Apa agenda tersembunyi di belakangnya? Pengetahuan tenaga WI tentang kebijakan, organisasi, dan metode pelatihan Bagaimana pengetahuan dan persepsi tenaga WI (tua, muda, laki-laki, perempuan) ttg kegiatan pelatihan? Bagaimana dan mengapa persepsi itu terbentuk? Pengetahuan peserta tentang kegiatan pelatihan, sistem inovasi teknologi, pembangunan pertanian, dll Apa pengetahuan pesert ttg kegiatan pelatihan? Apakah pelatihan perlu atau tidak? Apa latar sosial ekonomi sehingga itu terbentuk? Pengetahuan peserta tentang materi pelatihan Bagaimana persepsi peserta tentang materi yang disampaikan? Sesuai dengan kebutuhan peserta atau tidak? Bagaimana itu terbentuk? Bagaimana persepsi peserta dapat menjadi feed back? 17
  • 18. Objeknya Analisis Struktur keorganisasian pelaksana pelatihan Organisasi apa saja yang terlibat dari atas sampai bawah? Puslit, Badan Pelatihan Pemda, perguruan tinggi, NGO, dll? Kinerja organisasi Bagaimana kinerja organisasi pelatihan yg eksis? Kuat, atau lemah? Dimana dan kenapa? Kapasitas organisasi pelatihan Bagaimana kemampuan Balai Latihan menjalankan pelatihan? Apakah pihak lain mampu membantu nya, misal P4S? Mengapa? Kondisi dan kinerja organisasi WI Apa saja organisasi WI yang eksis dan apa perannya? Mengapa demikian? Bagaimana agar bisa membantu pelatihan? Perlu kah dibentuk organisasi baru atau reorganisasi? Hubungan antar organisasi Bagaimana relasi antar organisasi WI? Adakah dominansi ataukah demokratis? Relasi horizontal dan vertikal? Integrasi dan koordinasinya bagaimana? 18
  • 19. Tiga, Widyaiswara untuk Mewujudkan sistem Penyuluhan Modern 19
  • 20. Empat tahapan penyuluhan pertanian di Asia: 1. Colonial Agriculture – Experimental stations were established in many Asian countries by colonial powers. – The focus of attention was usually on export crops such as rubber, tea, cotton and sugar. – Technical advice was provided to plantation managers and large landowners – Assistance to small farmers who grew subsistence crops was rare, except in times of crisis. 2.Diverse-Top Down Extension – After Independence, commodity-based extension services emerged from the remnants of the colonial system, with production targets established as part of five year development plans. – In addition, various schemes were initiated to meet the needs of small farmers, with support from foreign donors. 20
  • 21. 21  Penyuluhan pertanian Indonesia baru akan memasuki tahap ke-4 sesuai dengan amanah UU 16-2006  UU 23-2014 tentang Pemda memadamkan api perubahan ini
  • 22. Perubahan paradigma penyuluhan: – From diffusion to systems of agricultural innovation. Alasannya: 1. Inovasi teknologi bisa datang dari banyak sumber, 2. Ada perubahan dari sustainable agriculture and progress menuju ecological knowledge system, 3. Berkembangnya interdependence model dan innovation system framework, dimana yang terlibat tak hanya research and extension, tetap juga technology users, private companies NGO, dan supportive structures (pasar dan kredit). 4. Pentingnya learning processes ( = a way of evolving new arrangements specific to local contexts). 22
  • 23. Mengapa perlu modernisasi penyuluhan? 1. Agroekologi: materi penyuluhan harus mampu merespon kebutuhan teknologi yang sangat bergantung pada zona agroekologi yang berbeda (agroecological zones), tidak lagi seragam sebagaimana revolusi hijau. 2. Political-economic: pengaruh dari tahap perkembangan negara (stage of economic development), berapa besar investasi pemerintah dalam kegiatan penyuluhan pertanian: seberapa besar ketergantungan ekonomi nasional kepada sektor pertanian? Berapa warga negara yang masih bergantung pada pertanian? 3. Sociocultural: perbedaaan kultural antar petani, language differences and illiteracy, proporsi keterlibatan perempuan dan laki-laki, pola agraria, struktur penguasaan lahan. 4. Kebijakan nasional: berkenaan dengan ketahanan pangan, berapa surplus pangan mau diproduksi, market Intervention, infrastructure, institutional factors, Research, Education and Training, Input Supply, Credit, Farmer Organizations and NGO (Sumber: Swanson, Burton E.; Robert P. Bentz; and Andrew J. Sofranko (eds). 2004: Improving Agricultural Extension: A Reference Manual. www.fao.org) 23
  • 24. Apa kunci new professionalism in extension? 1. Pendekaan partisipatif. “These participatory methods and approaches represent an opportunity to build better linkages between the various actors and to increase the learning from each other”. 2. New systems of participatory learning 3. New learning environments for professionals and local people 4. New institutional settings 5. Menciptakan organisasi penyuluhan yang bercirikan organissasi pembelajar (learning organizations). (sumber: Roche, 1992; Pretty & Chambers, 1993; Pretty, 1995) 24
  • 25. • Tantangan untuk penyuluhan pertanian ke depan adalah to integrate public and private sector extension. (Sally Marsh and David Pannell. 2005. Agricultural Extension in Australia:The Changing Roles of Public and Private Sector Providers. The Agricultural and Resource Economics Department, University of WA. http://www.rirdc.gov.au/.......) 25
  • 26. • Penyuluhan haruslah new ways of working and learning. • New People and New Institutions, yakni: – to develop a vision of multiculturalism – improve their cross-cultural communication skills – involve a broader spectrum of community stakeholders – provide more inclusive information, and expand beyond the traditional boundaries of university research (Sandra Kerka. 1998. Extension Today and Tommorrow. Trends and Issues Alert no. n/a. http://www.cete.org/...) (Rivera, W. M. 1997. Agricultural Extension into the Next Decade. European Journal of Agricultural Education and Extension 4, no. 1 (June 1997): 29-38. (EJ 546 904) 26
  • 27. Marsh and Pannell (2005): -Penyuluhan modern dicirikan oleh adanya integrasi penyuluh swadaya dan swasta (to integrate public and private sector extension). -Dibutuhkan efisiensi dan kelembagaan yang berkelanjutan (sustainability of institutional arrangements), dengan ciri minimise transaction costs, serta “institutional structures to ensure effective public sector and private sector links – cooperation and coordination in a commercial environment”. Qamar, 2005: -desentraliasi merupakan ciri penting penyuluhan modern, selain partisipatif, demokratis, dan memiliki semangat pluralism. 27
  • 28. Paradigma penyuluhan LAMA vs BARU (Leeuwis, 2006): 28 Penyuluhan lama Penyuluhan baru Penanggung jawab penyuluhan Pemerintah pusat Banyak pihak pada berbagai level (PT, petani, swasta, NGO, dll) Fungsi penyuluhan Tranfer teknologi untuk peningkatan produksi Lebih luas (memobilisasi, mengorganisasikan dan mendidik petani). Posisi penyuluhan Terpisah dengan instansi lain Koheren Model transfer teknologi Linear, sekuensial, dan satu arah Lebih realistik, siklis, dan dinamis (antara petani, peneliti, penyuluh) Desain proyek Menurut perspektif pengajar learning model, melibatkan stakeholders Pendekatan Lip sevice = menyampaikan teknologi Mengambil resiko dengan melibatkan teknologi eksperimental, serta mengaitkan penelitian, manajer penyuluhan, dan organisasi petani
  • 29. Memfungsikan Dinas Pertanian Sebagai Kantor Penyuluhan • Perebutan PPL antara dinas teknis dengan penyuluhan sudah berulang kali berlangsung. • Pendekatan sistem “penyuluhan modern” (modern extension management) dapat menyatukan kedua ini. • UU 23 tahun 2014 kembali “membubarkan” kantor penyuluhan (Bakorluh dan Bapeluh) 29
  • 30. Tiga kelompok fungsi penyuluhan: 1. Fungsi wajib (Must Functions) = membangkitkan kesadaran, pendidikan, dan transmisi informasi. 2. Fungsi “dapat” (Can Functions) = penyediaan input untuk petani (obtaining production inputs), bantuan pemasaran, supervisi uji lapang teknologi, dan menyediakan prasarana pertanian (providing infrastructure). Intinya adalah pada pemecahan masalah. 3. Fungsi "interfering functions" = mencakup aspek kebijakan (policing duties), membantu pemenuhan permodalan, dan pengumpulan data statistik termasuk melakukan sensus dan analisis pasar. 30
  • 31. Dinas Pertanian sebagai Rumahnya, Penyuluhan Pertanian Isinya • Mengintegrasikan kantor penyuluhan dengan kantor dinas sangat sesuai dengan teori penyuluhan modern • Sesuai dengan UU tentang Pemda yang berbasiskan efisiensi. • Dinas Pertanian dengan “ruh penyuluhan” = reformasi kultural. • Struktur tidak berubah • Yang baru adalah: petani sebagai tujuan utama, sebagai subjek, komunikatif, empati, demokratis, dan partisipatif. • Kantor Dinas Pertanian sebagai sebuah “learning organization”. 31
  • 32. Paradigma penyuluhan modern pada UU NO 16 - 2006: 1. Demokrasi dan partisipasi. Pasal 2: “Penyuluhan diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan, keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerja sama, partisipatif, kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, dan bertanggung gugat”. 2. Penyuluhan tidak pada sekedar peningkatan produksi pertanian, namun pada manusianya. Pasal 3: tujuan penyuluhan meliputi pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial. Modal sosial = penyuluh pertanian lebih luas dari sekedar individu petani (pengetahuan-sikap-ketrampilan), namun juga organisasi petani dan berbagai jaringan sosial yang terbentuk di masyarakat. 3. Menerapkan manajemen yang terintegratif, tidak lagi terpasung ego sektoral. Pasal 6: penyuluhan dilaksanakan secara terintegrasi dengan subsistem pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan. Pasal 7: “Dalam menyusun strategi penyuluhan, pemerintah dan pemerintah daerah memperhatikan kebijakan penyuluhan dengan melibatkan pemangku kepentingan di bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan”. 32
  • 33. UU 16-2006: 3. Pelibatan masyarakat petani, dan menjadikan petani sebagai subjek penyuluhan. Pasal 6 (b) : “penyelenggaraan penyuluhan dapat dilaksanakan oleh pelaku utama dan/atau warga masyarakat lainnya sebagai mitra pemerintah dan pemerintah daerah, baik secara sendiri-sendiri maupun bekerja sama, yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan programa pada tiap-tiap tingkat administrasi pemerintahan”. Pasal 29: pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi dan mendorong peran serta pelaku utama dan pelaku usaha dalam pelaksanaan penyuluhan. 4. Penyuluhan tidak lagi dimonopoli oleh pemerintah, diakui keberadaan penyuluh swadaya dan swasta, serta Komisi Penyuluhan sebagai organisasi independen di pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. 33
  • 34. 34 Penyuluh pertanian SWADAYA dan SWASTA Penyuluh swadaya = “pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi Penyuluh”. Penyuluh swasta = “penyuluh yang berasal dari dunia usaha dan/atau lembaga yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan”
  • 35. Permasalahan yang dihadapi Penyuluh swadaya dan swasta (dalam Permentan No. 61 tahun 2008): 1. Pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan penyuluhan bagi penyuluh pertanian swadaya dan swasta belum memiliki arah yang jelas. 2. Belum didayagunakan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha. 3. Masih lemahnya fungsi dan peran penyuluh swadaya dalam penyelenggaraan penyuluhan, 4. Masih rendahnya motivasi kerja, 5. Belum terciptanya mekanisme kerja antara ketiga jenis penyuluh, dan 6. Belum terciptanya kinerja dan profesionalisme penyuluh swadaya. 35
  • 36. Farmer to farmer extension di Indonesia: • Era Bimas – Insus = kontak tani • P4S = farmer to farmer extension • 2004= pengangkatan penyuluh swakarsa • 2008 = pengangkatan penyuluh pertanian swadaya (jumlah tahun 2014 = + 8.000 orang) 36
  • 37. Enam keunggulan penyuluh swadaya (hasil riset Indraningsih dkk., 2013): 1. Pengetahuan dan keterampilan teknologi lebih kuat, namun spesifik (Jarkoni = mengajar karena melakoni) 2. Lebih mampu menciptakan penyuluhan yang partisipatif 3. Lebih mampu mengorganisasikan masyarakat (Community- Organizing Role) 4. Mampu menjadi penghubung (change agent) yang lebih powerfull 5. Agen bisnis yang potensial (umumnya menjadi pelaku usaha) 6. Memiliki nilai lebih pada kepemilikan modal sosial 37
  • 38. Siapa penyuluh swasta? Kategori pelaku: 1. Private bisnis (penyedia input, perusahaan pengolahan, dan pemasaran). Saat ini penyuluh swadaya sudah ada yang menajalankannya. 2. Non profit sector (perguruan tinggi, NGO, dll) 3. Pay for service (dibayar oleh organisasi petani, bisa Gapoktan, atau asosiasi komoditas) 38
  • 39. Menurut Schwartz (1994: “The Role Of The Private Sector In Agricultural Extension: Economic Analysis And Case Studies”), Private extension adalah: 1. Perguruan tinggi 2. Public 3. Contract farming schemes 4. Input supply companies (private extension as part of commercial firm activities) 5. NGO 39 Menurut Qamar (2005: Modernizing National Agricultural Extension Systems A Practical Guide for Policy-Makers of Developing Countries. Private extension adalah: 1. perusahaan swasta (private companies) 2. NGO 3. asosiasi petani 4. organisasi komunitas petani (rural community organizations) 5. perguruan tinggi (agricultural academic institutions), dan 6. kantor penelitian pertanian.
  • 40. • Shahbaz, Babar and Salaman Ata (2014: Enabling Agricultural Policies for benefiting Smallholders in Dairy, Citrus and Mango Industries of Pakistan. Agricultural Extension Service in p[akistan: Chalenges, Caontraints and Ways-forward). • Desentraliasai penyuluhan di Pakistan dimulai sejak 2001, saat pemerintah memberikan desetralisasi kepada pemerintah lokal • Penyuluh swasta bergerak dalam bidang: – proteksi tanaman oleh perusahaan pestisida, – introduksi benih oleh perusahaan benih, – pabrik gula, – perusahaan rokok untuk tebakau, perusahaan pengolah untuk jagung, – peternakan oleh perusahan peternakan nasional. 40
  • 41. Pengalaman negera-negara lain (laporan FAO, 2005): • Costa Rica. Pemerintah memberi extension voucher ke petani, utk mendapatkan layanan penyuluhan • Inggris. Penyuluhan swasta sudah lama, mampu mengefisienkan staf • Holland. 60 % biaya penyuluhan dari petani, 40% dari pemerintah • Nicaragua. Desentralisasi dan semi private-extension • Estonia: public extension advisory service utk petani lemah, dan penyuluh swasta utk yang kuat 41
  • 42. PPL kurang mengembangkan organisasi petani (Syahyuti et al., 2014) Uraian Jabar Jatim Sumbar Jumlah petani yang sudah masuk kelompok tani (%) 48.4 54.6 55.5 Jumlah kelompok tani yang dibina (unit) 11 – 16 10-14 10 - 16 Jumlah berdasarkan kelas: Kelas pemula (%) 37.2 43.4 56.2 Kelas lanjut (%) 37.2 38.6 31.2 Kelas madya (%) 18.6 18.0 12.6 Kelas utama (%) 7.0 0.0 0.0 Total 100.0 100.0 100.0 Target semua petani masuk kelompok tani (%) 100.0 100.0 100.0 Target semua kelompok menjadi kelas utama (%) 0.0 0.0 0.0 Jumlah petani yang sudah masuk koperasi (%) Tidak tahu Tidak tahu Tidak tahu Target semua petani masuk koperasi (%) 0.0 0.0 0.0 Pembinaan organisasi petani (%): Kelompok tani 100.0 100.0 100.0 Gapoktan 100.0 100.0 100.0 Koperasi 12.5 27.2 18.7 Asosiasi petani 0.0 0.0 0.0 KTNA 0.0 0.0 0.0 42
  • 43. Apakah Perlu SATU PENYULUH = SATU DESA ? 1. Jumlah petani/desa dan luas lahan/desa tidak sama. 2. Luas desa dan sarana transportasi dan komunikasi tidak sama. 3. Sampai kapan 1 desa 1 penyuluh? Pengetahuan, sikap dan keterampilan petani akan meningkat dari hari ke hari. 4. Akan lahir petani-petani pintar yang bisa menjadi penyuluh swadaya 5. Satu penyuluh tiap desa, untuk PPL yang mana? Apakah untuk PPL pemerintah, PPL swadaya, PPL swasta? 43
  • 44. Jumlah dan Rasio PPL 44 PPL PNS (org) PPL THL-TBPP (org) PPL Swadaya (org) PPL Swasta (org) TOTAL (org) PPL dgn jabatan fungsional (org) Rasio PPL per desa Rasio PPL per kecamatan Tahun 2010 27.992 24.551 9.628 - 62.171 321 0,83 8,90 Tahun 2012 28.494 21.249 8.380 - 58.123 328 0,77 8,32 Tahun 2014 27.476 20.479 13.169 - 61.124 341 0,81 8,75 Tahun 2015 27.153 20.259 16.596 - 64.008 - 0,85 9,17
  • 45. Opsi pembagian peran ke depan: Penyuluh PNS Penyuluh swasta Penyuluh swadaya Pelaku PPL PNS dan PPL- THL Dosen, penelitia, staf perusahaan inti, staf asosiasi komoditas, pegawai perusahaan swasta, NGO Petani (Kontak Tani, petani maju, pengurus organisasi petani). Basis kerjanya Pelayanan dan administrasi Pelayanan dan mencari keuntungan. Pelayanan, pendampingan, dan bisnis Sosoknya Polivalent atau monovalent, administrasi Monovalent, cenderung spesifik komoditas/bidang Monovalent, spesifik komoditas/bidang Peran Motivator dan komunikator Komunikator, motivator, suplai input, buyer. Pembaharu, motivator, organisator komunitas, pemimpin lapang. Tanggung jawab wilayah Wilayah tertentu (1 penyuluh = 1-3 desa) Area tertentu (kawasan) Wilayah tidak dibatasi utamakan di desa/kec bersangkutan 45
  • 46. Kemajuan wilayah penyuluhan vs jenis penyuluh (Mosher, 1978 dll) : 46 Ketersediaan prasarana fisik Tingkat penerapan teknologi (produktivitas) Kemajuan petani (tingkat pengetahuan dan kemandirian mencari informasi) Pilihan komposisi penyuluh Rendah Rendah Rendah PPL Pem + swadaya Tinggi Sedang Tinggi PPL swadaya + swasta Tinggi Tinggi Tinggi PPL swasta + swadaya
  • 47. 47 Pencapaian target penyuluhan RENDAH SEDANG TINGGI PPL SWASTA PPL Pemeri ntah PPL SWADAYA Road map perubahan komposisi peran antar 3 jenis penyuluh berdasarkan tingkat kemajuan wilayah dalam inovasi pertanian
  • 48. Farmer Field School vs Farmer Business School 48 Farm Field School (FFS) Farm Business school (FBS) Mulai 1989, ditemukan di Indonesia Mulai tahun 2000-an Tujuan: mempromosikan teknik dan manajemen pengendalian hama secara terpadu Untuk memperkuat kemampuan petani dan organisasi petani dalam menjalankan usaha pertanian dan memasarkan hasil Fokus: subsistem produksi subsistem pengolahan dan pemasaran hasil Menggunakan konsep dan metode agroekologi, experiential education dan community development. Berupaya memahami keuntungan usaha, pemasaran dan pasar, survey pasar, laporan pasar, membangun visi dan tujuan bisnis, memilih badan usaha, mengenali komponen rencana bisnis, menyusun rencana bisnis, menyiapkan tindakan, dan pencatatan. Dasarnya: agar komunikasi lebih efektif, petani belajar dengan mengalami langsung Agar petani pandai, cerdik mensiasati pasar, dan kuat sebagai pelaku pasar Alasan: tingginya serangan HPT Petani tidak bisa lepas dari tekanan globalisasi dan komersialisasi, maka petani harus berbisnis. Berlangsung peningkatan pengetahuan, belajar bersama, dan mencari solusi bersama. Meningkatkan efisiensi, pendapatan dan keuntungan. Agar petani mampu memilih secara tepat apa komoditas yang mau ditanam, mengelola modal dan tenaga kerja, dan menangani resiko. Materi: biologi hama, aspek kesisteman, musuh alami, membuat pestisida nabati, dst Visi dan perencanaan, pertanian berkelanjutan, market engagement, nutrisi, gender, dan monitoring. Pelatih: penyuluh dan ahli hama tanaman Fasilitator pengembangan komunitas, konsultan pemasaran, dan lain-lain.
  • 49. Point-point diskusi: 1. Apakah WI sudah siap melatih PPL swadaya dan swasta? (materi, pendekatan, metode, dll) 2. Apakah WI siap bekerjasama dengan “trainer” lain sebagai mitra kerja pelatihan, misal dengan P4S, pelatih swasta, NGO, dll? 3. Dimana posisi WI daerah setelah pemberlakuan UU 23-2014 ? Bagaimana posisi keorganisasian yang lebih kondusif? 4. Bagaimana IWI sebagai organisasi profesi mampu berperan? (Peran administratif, komunikasi, kerjasama, ekonomi, “politik”) 5. Pakah IWI bisa membantu untuk menciptakan “good trainer”? (sebagai fasilitator, coach, mitra belajar) 6. Dan lain-lain? 49
  • 50.