SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Kritik terhadap penyuluhan klasik:
Mahal, menghabiskan anggaran pemerintah
Tidak efisien dalam penggunaan anggaran dibandingkan dengan
bidang profesi lain di pemerintahan
Organisasinya besar , lamban, dan kaku
One way communication
Qamar (2005):
“The fact remains, however, that modernization and reforms
are needed in the existing national extension systems as a
result of the many global forces that are changing socio-
economic and political conditions in the world, creating new
challenges and learning needs for farmers in developing
countries”.
2
Mengapa perlu moderniasi penyuluhan?
1. Agroekologi: materi penyuluhan harus mampu merespon kebutuhan
teknologi yang sangat bergantung pada zona agroekologi yang berbeda
(agroecological zones), tidak lagi seragam sebagaimana revolusi hijau.
2. Political-economic: pengaruh dari tahap perkembangan negara (stage of
economic development), berapa besar investasi pemerintah dalam
kegiatan penyuluhan pertanian: seberapa besar ketergantungan
ekonomi nasional kepada sektor pertanian? Berapa warga negara yang
masih bergantung pada pertanian?
3. Sociocultural: perbedaaan kultural antar petani, language differences
and illiteracy, proporsi keterlibatan perempuan dan laki-laki, pola
agraria, struktur penguasaan lahan.
4. Kebijakan nasional: berkenaan dengan ketahanan pangan, berapa
surplus pangan mau diproduksi, market Intervention, infrastructure,
institutional factors, Research, Education and Training, Input Supply,
Credit, Farmer Organizations and NGO
(Sumber: Swanson, Burton E.; Robert P. Bentz; and Andrew J. Sofranko (eds). 2004: Improving
Agricultural Extension: A Reference Manual. www.fao.org)
3
Kondisi yang melatarbelakangi:
- Karena itu kita membutuhkan
suatu perubahan mendasar
(revolution in information
technology).
INTINYA:
- Dunia penyuluhan menghadapi
new people and new institutions
(Rivera, 1997).
Tantangan baru dunia penyuluhan :
• sustainable development
• rural improvement and agricultural
advancement
• globalization
• market liberalization
• decentralization
• privatization and democratization
• new learning requirements for
subsistence and commercial farmers in
developing countries.
• revolution in information technology
(M. Kalim Qamar. 2005. Modernizing National
Agricultural Extension Systems: A Practical Guide For
Policy-Makers Of Developing Countries. Senior Officer
(Agricultural Training & Extension). Fao, Rome.
Http://Www.Fao.Org/.....)
4
Tujuan modernisasi:
• “To make the national extension system demand-
driven, gender sensitive, participatory, bottom-
up, and a relatively lean organization, which
could efficiently respond to farmers’ extension
and training needs emerging as a result of
globalization, market liberalization,
decentralization, and democratization, making
use of information technology tools as far as
possible”.
5
Apa kunci new professionalism in
extension?
1. Pendekaan partisipatif.
“These participatory methods and approaches represent an
opportunity to build better linkages between the various actors and
to increase the learning from each other”.
2. New systems of participatory learning
3. New learning environments for professionals and local
people
4. New institutional settings
5. Menciptakan organisasi penyuluhan yang bercirikan
organissasi pembelajar (learning organizations).
(sumber: Roche, 1992; Pretty & Chambers, 1993; Pretty, 1995)
6
Panduan untuk modernizing national extension system di
antaranya adalah Qamar (2005) :
1. Nilai organisasi penyuluhan yang ada apakah cukup mampu menghadapai tantangan
baru petani dan pertanian, apakah masih cukup kuat atau perlu dirstrukturisasi.
2. Lakukan desentraliasi penyuluhan hanya setelah kemampuan staf (capacity buildings)
di daerah ditingkatkan.
3. Perluas mandat penyuluhan untuk mampu melayani berbagai kebutuhan
pembangunan sumberdaya manusia di pedesaan.
4. Rumuskan kebijakan nasional untuk menjamin adanya komitmen politik dan
penganggaran.
5. Berikan pendidikan dan pelatihan untuk tenaga penyuluh.
6. Dukung kebijakan pluraslime dengan melibatkan penyuluh dari kalangan petani dan
swasta.
7. Libatkan penyuluh swasta (private extension) sesuai dengan pertimbangan ekonomi.
8. Kembangkan penyuluhan yang menghargai ide lokal, spesifik lokasi, partisipatif, sensitif
gender, dan metode penyuluhan yang murah.
9. Organisasikan petani ke dalam bentuk organisasi formal (legal associations).
10. Bangun relasi yang efektif dengan institusi penelitian.
7
Sistem penyuluhan mesti berkelanjutan dengan memenuhi
1. kelayakan teknis,
2. kelayakan ekonomi,
3. penerimaan sosial, dan
4. keamanan lingkungan.
FAO memperkenalkan SARD (Sutainable Agricultural and Rural
Development):
• Penyuluhan = bantuan untuk membantu meningkatkan
pengetahuan, efisiensi, produktivitas, profitabilitas, dan
kontribusi terhadap pribadi, komunitas keluarga mereka,
dan masyarakat.
• Bukan sebagai instrumen kebijakan untuk meningkatkan
produksi pertanian (Swanson et al, 1997).
8
Bentuk dan Manajemen Penyuluhan Modern:
Pertama, dari sisi sosok DIRI penyuluh (Swanson, 1997)
1. Memiliki keahlian melakukan negosiasi, resolusi konflik, dan membina berbagai
organisasi masyarakat yang muncul di wilayah kerjanya.
2. Respon terhadap permintaan (extension system demand-driven)
3. Sensitif gender
4. Partisipatif
5. bottom-up
Chamala and Shingi (2007), ada empat peran penyuluh modern:
1. Sebagai peran pemberdayaan (empowerment role),
2. Peran mengorganisasikan komunitas (community-organizing role),
3. Peran dalam pengembangan sumberdaya manusia, dan
4. Peran dalam pemecahan masalah dan pendidikan (problem-solving and
education role).
9
Tujuh peran penyuluh sebagai agen pembaruan (Rogers,
2003):
1. Mengembangkan kebutuhan untuk berubah,
2. Menetapkan suatu hubungan pertukaran informasi,
3. Mendiagnosis masalah,
4. Menciptakan suatu maksud pada klien untuk berubah,
5. Mewujudkan suatu maksud dalam tindakan,
6. Memantapkan adopsi dan mencegah penghentian, dan
7. Mencapai hubungan akhir. Tujuan akhir penyuluh adalah
mengembangkan perilaku memperbarui diri sendiri pada
klien).
10
Kedua, dari sisi MANAJEMEN :
• Organisasi memiliki ciri sebagai
learning organization.
Kerka (1998), penyuluhan modern dicirikan
oleh penerapan manajemen baru (new
ways of working and learning).
Rivera (1997):
-menerapkan metode baru (new delivery
methods) karena berkembangnya teknologi
informasi, manejemen baru, serta
organisasi yang bercirikan partisipatif
(participatory learning organization).
Swanson et al. (1997):
-sosok baru dunia penyuluhan (new
professionalism in extension) adalah pada
pendekaan partisipatif dan pola partisipasi
yang baru (new systems of participatory
learning) dan kelembagaan baru (new
institutional settings).
Marsh and Pannell (2005):
-Penyuluhan modern dicirikan oleh
adanya integrasi penyuluh swadaya dan
swasta (to integrate public and private
sector extension).
-Dibutuhkan efisiensi dan kelembagaan
yang berkelanjutan (sustainability of
institutional arrangements), dengan ciri
minimise transaction costs, serta
“institutional structures to ensure effective
public sector and private sector links –
cooperation and coordination in a
commercial environment”.
Qamar, 2005:
-desentraliasi merupakan ciri penting
penyuluhan modern, selain partisipatif,
demokratis, dan memiliki semangat
pluralism.
11
Earnest et al. (1995):
-Penyuluhan mestilah mampu mengekplorasi kegiatan penyuluhan sebagai sebuah “participatory
learning organization” dan mampu melahirkan pemimpin dari masyarakat bersangkutan
White and Burnham (1995):
-Pendekatan penyuluhan telah berubah dari model sosok guru ke pembelajar (teacher to learner
centered) dan dari kelembagaan ke kebutuhan komunitas.
Punjabi (2001):
-penyuluh memiliki tugas khusus untuk meningkatkan efisiensi sistem secara keseluruhan melalui
penguatan sinergi antara tiga segmen (penelitian, penyuluhan dan petani )
Patterson (1998):
• Penyuluhan baru harus memperhatikan sistem (managing systems), bukan sekedar orang per orang
(people), dan membantu tercapainya visi komunitas.
• Dibutuhkan perubahan struktur kelembagaan = lingkungan yang mampu mendorong kerjasama dan
koordinasi
• Agen-agen penyuluhan mesti aktif membangun relasi yang formal antara lembaga penelitian dan
konsultasi dengan sektor swasta.
• Penyuluhan perlu memberi perhatian lebih khusus untuk kalangan buruh tani (landless agricultural
labourers), wanita tani, serta kalangan petani muda (rural youth).
• Penyuluh harus mulai memberikan pemahaman tentang perihal komersialisasi (some degree of
commercialization) kepada petani, juga tentang biaya usaha (cost of production), dan bagaimana
membaca pasar (mismatch between demand and supply).
12
Ciri penyuluhan MODERN adalah:
1. Penanggung jawab penyuluhan tidak semata-mata pemerintah nasional, namun dapat
dijalankan oleh beragam pihak dan pada berbagai level.
2. Organisasi penyuluhan berbentuk “learning organization”, dimana pelaksana penyuluhan
tidak lagi terstruktur secara ketat, namun ada kesempatan terus menerus untuk melakukan
penyesuaian misi, pelayanan, produk, kultur, dan prosedur organisasi.
3. Fungsi penyuluhan lebih luas dari sekedar mentranfer teknologi, namun juga mencakup
upaya untuk memobilisasi, mengorganisasikan, dan sekaligus mendidik petani.
4. Penyuluhan sebagai sistem pengetahuan yang komprehensif, tidak terpisah antara
penemuan teknologi dengan transfernya.
5. Model transfer teknologi lebih realistik, siklis, dan dinamis (antara petani, peneliti,
penyuluh dan guru)
6. Desain penyuluhan memungkinkan untuk mengembangkan learning model dengan
melibatkan para stakeholders utama.
7. Pendekatan penyuluhan lebih pada pemecahan masalah, melibatkan teknologi informasi
eksperimental, mengaitkan penelitian, manajer penyuluhan, dan organisasi petani.
8. Jenis penyuluh tidak terbatas hanya pegawai pemerintah, namun juga penyuluh swadaya
(dari petani) dan penyuluh swasta.
9. Posisi petani tidak hanya sebagai objek penyuluhan, namun sebagai objek sekaligus subjek
penyuluhan.
13
• Leeuwis (2006):
-inovasi teknologi datang dari banyak sumber
- adanya perubahan paradigma dari sustainable agriculture and
progress menuju ecological knowledge system
- berkembangnya interdependence model dan innovation system
framework
- yang terlibat tak hanya peneliti dan penyuluh tetapi juga pengguna
teknologinya, perusahaan swasta, NGO, dan juga supportive
structures berupa pasar dan kelembagaan penyedia kredit.
- Pentingnya proses belajar (learning processes).
• Badan SDMP – Kementan buku "Paradigma Penyuluhan Pertanian
pada abad ke-21” (1999)“
– perlunya penyuluhan pertanian sebagai sesuatu yang lebih berfokus
pada pemberdayaan masyarakat desa dari pada sekadar
penyampaian teknologi.
– Penyuluhan pertanian diharapkan tidak hanya membuat petani
mampu berproduksi, tetapi harus berproduksi secara mandiri, dan
sekaligus mampu mencapai kesejahteraan keluarganya.
14
Paradigma penyuluhan LAMA vs BARU (Leeuwis, 2006):
15
Penyuluhan lama Penyuluhan baru
Penanggung jawab
penyuluhan
Pemerintah pusat Banyak pihak pada berbagai level
(PT, petani, swasta, NGO, dll)
Fungsi penyuluhan Tranfer teknologi untuk
peningkatan produksi
Lebih luas (memobilisasi,
mengorganisasikan dan mendidik
petani).
Posisi penyuluhan Terpisah dengan instansi lain Koheren
Model transfer
teknologi
Linear, sekuensial, dan satu arah Lebih realistik, siklis, dan dinamis
(antara petani, peneliti, penyuluh)
Desain proyek Menurut perspektif pengajar learning model, melibatkan
stakeholders
Pendekatan Lip sevice = menyampaikan
teknologi
Mengambil resiko dengan melibatkan
teknologi eksperimental, serta
mengaitkan penelitian, manajer
penyuluhan, dan organisasi petani
Paradigma penyuluhan modern pada UU
NO 16 - 2006:
1. Demokrasi dan partisipasi.
Pasal 2: “Penyuluhan diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan,
keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerja sama, partisipatif, kemitraan,
berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, dan bertanggung gugat”.
2. Penyuluhan tidak pada sekedar peningkatan produksi pertanian, namun pada
manusianya. Pasal 3: tujuan penyuluhan meliputi pengembangan sumber daya
manusia dan peningkatan modal sosial.
Modal sosial = penyuluh pertanian lebih luas dari sekedar individu petani
(pengetahuan-sikap-ketrampilan), namun juga organisasi petani dan berbagai
jaringan sosial yang terbentuk di masyarakat.
3. Menerapkan manajemen yang terintegratif, tidak lagi terpasung ego sektoral.
Pasal 6: penyuluhan dilaksanakan secara terintegrasi dengan subsistem
pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan. Pasal 7: “Dalam menyusun
strategi penyuluhan, pemerintah dan pemerintah daerah memperhatikan kebijakan
penyuluhan dengan melibatkan pemangku kepentingan di bidang pertanian,
perikanan, dan kehutanan”. 16
UU 16-2006:
4. Pelibatan masyarakat petani, dan menjadikan petani sebagai subjek
penyuluhan.
Pasal 6 (b) : “penyelenggaraan penyuluhan dapat dilaksanakan oleh
pelaku utama dan/atau warga masyarakat lainnya sebagai mitra
pemerintah dan pemerintah daerah, baik secara sendiri-sendiri maupun
bekerja sama, yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan programa
pada tiap-tiap tingkat administrasi pemerintahan”.
Pasal 29: pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi dan
mendorong peran serta pelaku utama dan pelaku usaha dalam
pelaksanaan penyuluhan.
5. Penyuluhan tidak lagi dimonopoli oleh pemerintah, diakui keberadaan
penyuluh swadaya dan swasta, serta Komisi Penyuluhan sebagai
organisasi independen di pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
17
18
Penyuluh pertanian SWADAYA dan
SWASTA
Penyuluh swadaya =
“pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan warga
masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan
mampu menjadi
Penyuluh”.
Penyuluh swasta =
“penyuluh yang berasal dari dunia usaha dan/atau lembaga yang
mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan”
Permasalahan yang dihadapi Penyuluh swadaya dan
swasta (dalam Permentan No. 61 tahun 2008):
1. Pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan penyuluhan
bagi penyuluh pertanian swadaya dan swasta belum
memiliki arah yang jelas.
2. Belum didayagunakan secara optimal untuk memenuhi
kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha.
3. Masih lemahnya fungsi dan peran penyuluh swadaya
dalam penyelenggaraan penyuluhan,
4. Masih rendahnya motivasi kerja,
5. Belum terciptanya mekanisme kerja antara ketiga jenis
penyuluh, dan
6. Belum terciptanya kinerja dan profesionalisme penyuluh
swadaya.
19
Farmer to farmer extension di Indonesia:
• Era Bimas – Insus = kontak tani
• P4S = farmer to farmer extension
• 2004= pengangkatan penyuluh swakarsa
• 2008 = pengangkatan penyuluh pertanian
swadaya (jumlah tahun 2014 = + 8.000 orang)
20
Enam keunggulan penyuluh swadaya
(hasil riset Indraningsih dkk., 2013):
1. Pengetahuan dan keterampilan teknologi lebih kuat,
namun spesifik (Jarkoni = mengajar karena melakoni)
2. Lebih mampu menciptakan penyuluhan yang
partisipatif
3. Lebih mampu mengorganisasikan masyarakat
(Community-Organizing Role)
4. Mampu menjadi penghubung (change agent) yang
lebih powerfull
5. Agen bisnis yang potensial (umumnya menjadi pelaku
usaha)
6. Memiliki nilai lebih pada kepemilikan modal sosial
21
Siapa penyuluh swasta?
Kategori pelaku:
1. Private bisnis (penyedia input, perusahaan
pengolahan, dan pemasaran). Saat ini
penyuluh swadaya sudah ada yang
menjalankannya.
2. Non profit sector (perguruan tinggi, NGO, dll)
3. Pay for service (dibayar oleh organisasi
petani, bisa Gapoktan, atau asosiasi
komoditas)
22
Menurut Schwartz
(1994: “The Role Of The Private Sector In Agricultural
Extension: Economic Analysis And Case Studies”),
Private extension adalah:
1. Perguruan tinggi
2. Public
3. Contract farming schemes
4. Input supply companies
(private extension as part of
commercial firm activities)
5. NGO
23
Menurut Qamar
(2005: Modernizing National Agricultural
Extension Systems A Practical Guide for Policy-
Makers of Developing Countries.
Private extension adalah:
1. perusahaan swasta (private
companies)
2. NGO
3. asosiasi petani
4. organisasi komunitas petani
(rural community
organizations)
5. perguruan tinggi
(agricultural academic
institutions), dan
6. kantor penelitian pertanian.
Kendala penyuluhan pertanian era otonomi
daerah (2001-2015):
• Adanya perbedaan pandangan antara pemerintah
daerah dan anggota DPRD dalam memahami
penyuluhan pertanian dan perannya dalam
pembangunan pertanian,
• Kecilnya alokasi anggaran pemerintah daerah
untuk kegiatan penyuluhan pertanian,
• Ketersediaan dan dukungan informasi pertanian
sangat terbatas,
• Makin merosotnya kemampuan manajerial
penyuluh
24
Tugas sehari-hari penyuluh saat ini:
Tugas penyuluhan:
1. Pertemuan kelompok membahas
persoalan teknologi
2. Pertemuan individual dengan
ketua kelompok dan petani maju
3. Melayani tanya jawab individual
Tugas administratif:
1. Rapat di Bapeluh
2. Menghadiri sosialisasi
3. Menemani tamu (pejabat Dinas
kabupaten sampai pusat),
4. Mendampingi peneliti
5. Menyusun laporan
Tugas pengumpulan data statistik:
1. Rapat merencanakan
pengambilan data ubinan
2. Pengambilan data ubinan di
lapang, dengan petani dan Mantis
3. Mengisi form data
4. Mendiskusikan “kelayakan” data
5. Memfinalkan form
6. Menulis laporan hasil ubinan,
dengan surat pengantar
7. Mengantarkan form isian ke Dinas
25
KEBERADAAN PENYULUH PERTANIAN
1. Jumlah petani/desa dan luas lahan/desa tidak sama.
2. Luas desa dan sarana transportasi dan komunikasi tidak sama.
3. Sampai kapan? Pengetahuan, sikap dan keterampilan petani akan
meningkat dari hari ke hari.
4. Akan lahir petani-petani pintar yang bisa menjadi penyuluh swadaya
5. Satu penyuluh tiap desa, untuk PPL yang mana? Apakah untuk PPL
pemerintah, PPL swadaya, PPL swasta?
Chapter 10 :Human resources development in agriculture: Developing country issues.
http://www.fao.org/.....
- Di AS, Canada dan Eropa, satu penyuluh = 400 petani
- Di negara berkembang = 2500 petani.
26
Opsi pembagian peran ke depan:
Penyuluh PNS Penyuluh swasta Penyuluh swadaya
Pelaku PPL PNS dan PPL-
THL
Dosen, penelitia, staf perusahaan inti,
staf asosiasi komoditas, pegawai
perusahaan swasta, NGO
Petani (Kontak Tani, petani
maju, pengurus organisasi
petani).
Basis kerjanya Pelayanan dan
administrasi
Pelayanan dan mencari keuntungan. Pelayanan,
pendampingan, dan bisnis
Sosoknya Polivalent atau
monovalent,
administrasi
Monovalent, cenderung spesifik
komoditas/bidang
Monovalent, spesifik
komoditas/bidang
Peran Motivator dan
komunikator
Komunikator, motivator, suplai input,
buyer.
Pembaharu, motivator,
organisator komunitas,
pemimpin lapang.
Tanggung
jawab
wilayah
Wilayah tertentu
(1 penyuluh = 1-3
desa)
Area tertentu (kawasan) Wilayah tidak dibatasi
utamakan di desa/kec
bersangkutan 27
28
Demikian,
Terima
kasih

More Related Content

Similar to MODERNISASI PENYULUHAN

Tugas penyuluhan pertanian ke 4.
Tugas penyuluhan pertanian ke 4.Tugas penyuluhan pertanian ke 4.
Tugas penyuluhan pertanian ke 4.nurianipanjaitan
 
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan BersaingResume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaingindriaminati
 
Penyuluhan baru unand (yuti) - #2
Penyuluhan baru   unand (yuti) - #2Penyuluhan baru   unand (yuti) - #2
Penyuluhan baru unand (yuti) - #2Syahyuti Si-Buyuang
 
Pertemuan 3 - Inovasi sebagai suatu Sistem.pdf
Pertemuan 3 - Inovasi sebagai suatu Sistem.pdfPertemuan 3 - Inovasi sebagai suatu Sistem.pdf
Pertemuan 3 - Inovasi sebagai suatu Sistem.pdfANGGRAINIEDWI
 
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptxSyahyuti Si-Buyuang
 
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptxsyahyuti2
 
Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Sri Wahyuni
 
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhanHamdani Fauzi
 
Presentasi Konsep model manajemen pendidikan
Presentasi Konsep model manajemen pendidikanPresentasi Konsep model manajemen pendidikan
Presentasi Konsep model manajemen pendidikanBlengep
 
Democracy As Problem Solving
Democracy As Problem SolvingDemocracy As Problem Solving
Democracy As Problem SolvingDoel Hadji Fadly
 
Chapter ii feronitacion
Chapter ii feronitacionChapter ii feronitacion
Chapter ii feronitacionbustomibustom
 
Reinventing government (prof aries)
Reinventing government (prof aries)Reinventing government (prof aries)
Reinventing government (prof aries)DIP IPDN Angkatan 3
 
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)Vivii Charmeiliaa
 
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptx
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptxDASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptx
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptxGOLDAGARA
 
Kb 4 pengorganisasian komunitas
Kb 4   pengorganisasian komunitasKb 4   pengorganisasian komunitas
Kb 4 pengorganisasian komunitaspjj_kemenkes
 

Similar to MODERNISASI PENYULUHAN (20)

Tugas penyuluhan pertanian ke 4.
Tugas penyuluhan pertanian ke 4.Tugas penyuluhan pertanian ke 4.
Tugas penyuluhan pertanian ke 4.
 
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)
 
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan BersaingResume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
Resume Buku Knowledge & Innovation : Platform Kekuatan Bersaing
 
Terobosan penyuluhan (yuti)
Terobosan penyuluhan (yuti)Terobosan penyuluhan (yuti)
Terobosan penyuluhan (yuti)
 
Penyuluhan baru unand (yuti) - #2
Penyuluhan baru   unand (yuti) - #2Penyuluhan baru   unand (yuti) - #2
Penyuluhan baru unand (yuti) - #2
 
Pertemuan 3 - Inovasi sebagai suatu Sistem.pdf
Pertemuan 3 - Inovasi sebagai suatu Sistem.pdfPertemuan 3 - Inovasi sebagai suatu Sistem.pdf
Pertemuan 3 - Inovasi sebagai suatu Sistem.pdf
 
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
 
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptxKuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
Kuliah DASNYUL 13 - 14 Nov 2022 (yuti).pptx
 
Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan Pertanian
 
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)Gorontalo   penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
Gorontalo penyuluhan new normal - 2 juli 2020 (yuti)
 
Kppn 15 juli 2014 (yuti)
Kppn 15 juli 2014 (yuti)Kppn 15 juli 2014 (yuti)
Kppn 15 juli 2014 (yuti)
 
1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan
 
Presentasi Konsep model manajemen pendidikan
Presentasi Konsep model manajemen pendidikanPresentasi Konsep model manajemen pendidikan
Presentasi Konsep model manajemen pendidikan
 
Democracy As Problem Solving
Democracy As Problem SolvingDemocracy As Problem Solving
Democracy As Problem Solving
 
Chapter ii feronitacion
Chapter ii feronitacionChapter ii feronitacion
Chapter ii feronitacion
 
Reinventing government (prof aries)
Reinventing government (prof aries)Reinventing government (prof aries)
Reinventing government (prof aries)
 
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)
Wawasan dasar pengelolaan_pendidikan (1)
 
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptx
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptxDASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptx
DASAR-DASAR PENYULUHAN PERTANIAN.pptx
 
Nopriawan Mahriadi.pptx
Nopriawan Mahriadi.pptxNopriawan Mahriadi.pptx
Nopriawan Mahriadi.pptx
 
Kb 4 pengorganisasian komunitas
Kb 4   pengorganisasian komunitasKb 4   pengorganisasian komunitas
Kb 4 pengorganisasian komunitas
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

MODERNISASI PENYULUHAN

  • 1.
  • 2. Kritik terhadap penyuluhan klasik: Mahal, menghabiskan anggaran pemerintah Tidak efisien dalam penggunaan anggaran dibandingkan dengan bidang profesi lain di pemerintahan Organisasinya besar , lamban, dan kaku One way communication Qamar (2005): “The fact remains, however, that modernization and reforms are needed in the existing national extension systems as a result of the many global forces that are changing socio- economic and political conditions in the world, creating new challenges and learning needs for farmers in developing countries”. 2
  • 3. Mengapa perlu moderniasi penyuluhan? 1. Agroekologi: materi penyuluhan harus mampu merespon kebutuhan teknologi yang sangat bergantung pada zona agroekologi yang berbeda (agroecological zones), tidak lagi seragam sebagaimana revolusi hijau. 2. Political-economic: pengaruh dari tahap perkembangan negara (stage of economic development), berapa besar investasi pemerintah dalam kegiatan penyuluhan pertanian: seberapa besar ketergantungan ekonomi nasional kepada sektor pertanian? Berapa warga negara yang masih bergantung pada pertanian? 3. Sociocultural: perbedaaan kultural antar petani, language differences and illiteracy, proporsi keterlibatan perempuan dan laki-laki, pola agraria, struktur penguasaan lahan. 4. Kebijakan nasional: berkenaan dengan ketahanan pangan, berapa surplus pangan mau diproduksi, market Intervention, infrastructure, institutional factors, Research, Education and Training, Input Supply, Credit, Farmer Organizations and NGO (Sumber: Swanson, Burton E.; Robert P. Bentz; and Andrew J. Sofranko (eds). 2004: Improving Agricultural Extension: A Reference Manual. www.fao.org) 3
  • 4. Kondisi yang melatarbelakangi: - Karena itu kita membutuhkan suatu perubahan mendasar (revolution in information technology). INTINYA: - Dunia penyuluhan menghadapi new people and new institutions (Rivera, 1997). Tantangan baru dunia penyuluhan : • sustainable development • rural improvement and agricultural advancement • globalization • market liberalization • decentralization • privatization and democratization • new learning requirements for subsistence and commercial farmers in developing countries. • revolution in information technology (M. Kalim Qamar. 2005. Modernizing National Agricultural Extension Systems: A Practical Guide For Policy-Makers Of Developing Countries. Senior Officer (Agricultural Training & Extension). Fao, Rome. Http://Www.Fao.Org/.....) 4
  • 5. Tujuan modernisasi: • “To make the national extension system demand- driven, gender sensitive, participatory, bottom- up, and a relatively lean organization, which could efficiently respond to farmers’ extension and training needs emerging as a result of globalization, market liberalization, decentralization, and democratization, making use of information technology tools as far as possible”. 5
  • 6. Apa kunci new professionalism in extension? 1. Pendekaan partisipatif. “These participatory methods and approaches represent an opportunity to build better linkages between the various actors and to increase the learning from each other”. 2. New systems of participatory learning 3. New learning environments for professionals and local people 4. New institutional settings 5. Menciptakan organisasi penyuluhan yang bercirikan organissasi pembelajar (learning organizations). (sumber: Roche, 1992; Pretty & Chambers, 1993; Pretty, 1995) 6
  • 7. Panduan untuk modernizing national extension system di antaranya adalah Qamar (2005) : 1. Nilai organisasi penyuluhan yang ada apakah cukup mampu menghadapai tantangan baru petani dan pertanian, apakah masih cukup kuat atau perlu dirstrukturisasi. 2. Lakukan desentraliasi penyuluhan hanya setelah kemampuan staf (capacity buildings) di daerah ditingkatkan. 3. Perluas mandat penyuluhan untuk mampu melayani berbagai kebutuhan pembangunan sumberdaya manusia di pedesaan. 4. Rumuskan kebijakan nasional untuk menjamin adanya komitmen politik dan penganggaran. 5. Berikan pendidikan dan pelatihan untuk tenaga penyuluh. 6. Dukung kebijakan pluraslime dengan melibatkan penyuluh dari kalangan petani dan swasta. 7. Libatkan penyuluh swasta (private extension) sesuai dengan pertimbangan ekonomi. 8. Kembangkan penyuluhan yang menghargai ide lokal, spesifik lokasi, partisipatif, sensitif gender, dan metode penyuluhan yang murah. 9. Organisasikan petani ke dalam bentuk organisasi formal (legal associations). 10. Bangun relasi yang efektif dengan institusi penelitian. 7
  • 8. Sistem penyuluhan mesti berkelanjutan dengan memenuhi 1. kelayakan teknis, 2. kelayakan ekonomi, 3. penerimaan sosial, dan 4. keamanan lingkungan. FAO memperkenalkan SARD (Sutainable Agricultural and Rural Development): • Penyuluhan = bantuan untuk membantu meningkatkan pengetahuan, efisiensi, produktivitas, profitabilitas, dan kontribusi terhadap pribadi, komunitas keluarga mereka, dan masyarakat. • Bukan sebagai instrumen kebijakan untuk meningkatkan produksi pertanian (Swanson et al, 1997). 8
  • 9. Bentuk dan Manajemen Penyuluhan Modern: Pertama, dari sisi sosok DIRI penyuluh (Swanson, 1997) 1. Memiliki keahlian melakukan negosiasi, resolusi konflik, dan membina berbagai organisasi masyarakat yang muncul di wilayah kerjanya. 2. Respon terhadap permintaan (extension system demand-driven) 3. Sensitif gender 4. Partisipatif 5. bottom-up Chamala and Shingi (2007), ada empat peran penyuluh modern: 1. Sebagai peran pemberdayaan (empowerment role), 2. Peran mengorganisasikan komunitas (community-organizing role), 3. Peran dalam pengembangan sumberdaya manusia, dan 4. Peran dalam pemecahan masalah dan pendidikan (problem-solving and education role). 9
  • 10. Tujuh peran penyuluh sebagai agen pembaruan (Rogers, 2003): 1. Mengembangkan kebutuhan untuk berubah, 2. Menetapkan suatu hubungan pertukaran informasi, 3. Mendiagnosis masalah, 4. Menciptakan suatu maksud pada klien untuk berubah, 5. Mewujudkan suatu maksud dalam tindakan, 6. Memantapkan adopsi dan mencegah penghentian, dan 7. Mencapai hubungan akhir. Tujuan akhir penyuluh adalah mengembangkan perilaku memperbarui diri sendiri pada klien). 10
  • 11. Kedua, dari sisi MANAJEMEN : • Organisasi memiliki ciri sebagai learning organization. Kerka (1998), penyuluhan modern dicirikan oleh penerapan manajemen baru (new ways of working and learning). Rivera (1997): -menerapkan metode baru (new delivery methods) karena berkembangnya teknologi informasi, manejemen baru, serta organisasi yang bercirikan partisipatif (participatory learning organization). Swanson et al. (1997): -sosok baru dunia penyuluhan (new professionalism in extension) adalah pada pendekaan partisipatif dan pola partisipasi yang baru (new systems of participatory learning) dan kelembagaan baru (new institutional settings). Marsh and Pannell (2005): -Penyuluhan modern dicirikan oleh adanya integrasi penyuluh swadaya dan swasta (to integrate public and private sector extension). -Dibutuhkan efisiensi dan kelembagaan yang berkelanjutan (sustainability of institutional arrangements), dengan ciri minimise transaction costs, serta “institutional structures to ensure effective public sector and private sector links – cooperation and coordination in a commercial environment”. Qamar, 2005: -desentraliasi merupakan ciri penting penyuluhan modern, selain partisipatif, demokratis, dan memiliki semangat pluralism. 11
  • 12. Earnest et al. (1995): -Penyuluhan mestilah mampu mengekplorasi kegiatan penyuluhan sebagai sebuah “participatory learning organization” dan mampu melahirkan pemimpin dari masyarakat bersangkutan White and Burnham (1995): -Pendekatan penyuluhan telah berubah dari model sosok guru ke pembelajar (teacher to learner centered) dan dari kelembagaan ke kebutuhan komunitas. Punjabi (2001): -penyuluh memiliki tugas khusus untuk meningkatkan efisiensi sistem secara keseluruhan melalui penguatan sinergi antara tiga segmen (penelitian, penyuluhan dan petani ) Patterson (1998): • Penyuluhan baru harus memperhatikan sistem (managing systems), bukan sekedar orang per orang (people), dan membantu tercapainya visi komunitas. • Dibutuhkan perubahan struktur kelembagaan = lingkungan yang mampu mendorong kerjasama dan koordinasi • Agen-agen penyuluhan mesti aktif membangun relasi yang formal antara lembaga penelitian dan konsultasi dengan sektor swasta. • Penyuluhan perlu memberi perhatian lebih khusus untuk kalangan buruh tani (landless agricultural labourers), wanita tani, serta kalangan petani muda (rural youth). • Penyuluh harus mulai memberikan pemahaman tentang perihal komersialisasi (some degree of commercialization) kepada petani, juga tentang biaya usaha (cost of production), dan bagaimana membaca pasar (mismatch between demand and supply). 12
  • 13. Ciri penyuluhan MODERN adalah: 1. Penanggung jawab penyuluhan tidak semata-mata pemerintah nasional, namun dapat dijalankan oleh beragam pihak dan pada berbagai level. 2. Organisasi penyuluhan berbentuk “learning organization”, dimana pelaksana penyuluhan tidak lagi terstruktur secara ketat, namun ada kesempatan terus menerus untuk melakukan penyesuaian misi, pelayanan, produk, kultur, dan prosedur organisasi. 3. Fungsi penyuluhan lebih luas dari sekedar mentranfer teknologi, namun juga mencakup upaya untuk memobilisasi, mengorganisasikan, dan sekaligus mendidik petani. 4. Penyuluhan sebagai sistem pengetahuan yang komprehensif, tidak terpisah antara penemuan teknologi dengan transfernya. 5. Model transfer teknologi lebih realistik, siklis, dan dinamis (antara petani, peneliti, penyuluh dan guru) 6. Desain penyuluhan memungkinkan untuk mengembangkan learning model dengan melibatkan para stakeholders utama. 7. Pendekatan penyuluhan lebih pada pemecahan masalah, melibatkan teknologi informasi eksperimental, mengaitkan penelitian, manajer penyuluhan, dan organisasi petani. 8. Jenis penyuluh tidak terbatas hanya pegawai pemerintah, namun juga penyuluh swadaya (dari petani) dan penyuluh swasta. 9. Posisi petani tidak hanya sebagai objek penyuluhan, namun sebagai objek sekaligus subjek penyuluhan. 13
  • 14. • Leeuwis (2006): -inovasi teknologi datang dari banyak sumber - adanya perubahan paradigma dari sustainable agriculture and progress menuju ecological knowledge system - berkembangnya interdependence model dan innovation system framework - yang terlibat tak hanya peneliti dan penyuluh tetapi juga pengguna teknologinya, perusahaan swasta, NGO, dan juga supportive structures berupa pasar dan kelembagaan penyedia kredit. - Pentingnya proses belajar (learning processes). • Badan SDMP – Kementan buku "Paradigma Penyuluhan Pertanian pada abad ke-21” (1999)“ – perlunya penyuluhan pertanian sebagai sesuatu yang lebih berfokus pada pemberdayaan masyarakat desa dari pada sekadar penyampaian teknologi. – Penyuluhan pertanian diharapkan tidak hanya membuat petani mampu berproduksi, tetapi harus berproduksi secara mandiri, dan sekaligus mampu mencapai kesejahteraan keluarganya. 14
  • 15. Paradigma penyuluhan LAMA vs BARU (Leeuwis, 2006): 15 Penyuluhan lama Penyuluhan baru Penanggung jawab penyuluhan Pemerintah pusat Banyak pihak pada berbagai level (PT, petani, swasta, NGO, dll) Fungsi penyuluhan Tranfer teknologi untuk peningkatan produksi Lebih luas (memobilisasi, mengorganisasikan dan mendidik petani). Posisi penyuluhan Terpisah dengan instansi lain Koheren Model transfer teknologi Linear, sekuensial, dan satu arah Lebih realistik, siklis, dan dinamis (antara petani, peneliti, penyuluh) Desain proyek Menurut perspektif pengajar learning model, melibatkan stakeholders Pendekatan Lip sevice = menyampaikan teknologi Mengambil resiko dengan melibatkan teknologi eksperimental, serta mengaitkan penelitian, manajer penyuluhan, dan organisasi petani
  • 16. Paradigma penyuluhan modern pada UU NO 16 - 2006: 1. Demokrasi dan partisipasi. Pasal 2: “Penyuluhan diselenggarakan berasaskan demokrasi, manfaat, kesetaraan, keterpaduan, keseimbangan, keterbukaan, kerja sama, partisipatif, kemitraan, berkelanjutan, berkeadilan, pemerataan, dan bertanggung gugat”. 2. Penyuluhan tidak pada sekedar peningkatan produksi pertanian, namun pada manusianya. Pasal 3: tujuan penyuluhan meliputi pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan modal sosial. Modal sosial = penyuluh pertanian lebih luas dari sekedar individu petani (pengetahuan-sikap-ketrampilan), namun juga organisasi petani dan berbagai jaringan sosial yang terbentuk di masyarakat. 3. Menerapkan manajemen yang terintegratif, tidak lagi terpasung ego sektoral. Pasal 6: penyuluhan dilaksanakan secara terintegrasi dengan subsistem pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan. Pasal 7: “Dalam menyusun strategi penyuluhan, pemerintah dan pemerintah daerah memperhatikan kebijakan penyuluhan dengan melibatkan pemangku kepentingan di bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan”. 16
  • 17. UU 16-2006: 4. Pelibatan masyarakat petani, dan menjadikan petani sebagai subjek penyuluhan. Pasal 6 (b) : “penyelenggaraan penyuluhan dapat dilaksanakan oleh pelaku utama dan/atau warga masyarakat lainnya sebagai mitra pemerintah dan pemerintah daerah, baik secara sendiri-sendiri maupun bekerja sama, yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan programa pada tiap-tiap tingkat administrasi pemerintahan”. Pasal 29: pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi dan mendorong peran serta pelaku utama dan pelaku usaha dalam pelaksanaan penyuluhan. 5. Penyuluhan tidak lagi dimonopoli oleh pemerintah, diakui keberadaan penyuluh swadaya dan swasta, serta Komisi Penyuluhan sebagai organisasi independen di pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. 17
  • 18. 18 Penyuluh pertanian SWADAYA dan SWASTA Penyuluh swadaya = “pelaku utama yang berhasil dalam usahanya dan warga masyarakat lainnya yang dengan kesadarannya sendiri mau dan mampu menjadi Penyuluh”. Penyuluh swasta = “penyuluh yang berasal dari dunia usaha dan/atau lembaga yang mempunyai kompetensi dalam bidang penyuluhan”
  • 19. Permasalahan yang dihadapi Penyuluh swadaya dan swasta (dalam Permentan No. 61 tahun 2008): 1. Pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan penyuluhan bagi penyuluh pertanian swadaya dan swasta belum memiliki arah yang jelas. 2. Belum didayagunakan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha. 3. Masih lemahnya fungsi dan peran penyuluh swadaya dalam penyelenggaraan penyuluhan, 4. Masih rendahnya motivasi kerja, 5. Belum terciptanya mekanisme kerja antara ketiga jenis penyuluh, dan 6. Belum terciptanya kinerja dan profesionalisme penyuluh swadaya. 19
  • 20. Farmer to farmer extension di Indonesia: • Era Bimas – Insus = kontak tani • P4S = farmer to farmer extension • 2004= pengangkatan penyuluh swakarsa • 2008 = pengangkatan penyuluh pertanian swadaya (jumlah tahun 2014 = + 8.000 orang) 20
  • 21. Enam keunggulan penyuluh swadaya (hasil riset Indraningsih dkk., 2013): 1. Pengetahuan dan keterampilan teknologi lebih kuat, namun spesifik (Jarkoni = mengajar karena melakoni) 2. Lebih mampu menciptakan penyuluhan yang partisipatif 3. Lebih mampu mengorganisasikan masyarakat (Community-Organizing Role) 4. Mampu menjadi penghubung (change agent) yang lebih powerfull 5. Agen bisnis yang potensial (umumnya menjadi pelaku usaha) 6. Memiliki nilai lebih pada kepemilikan modal sosial 21
  • 22. Siapa penyuluh swasta? Kategori pelaku: 1. Private bisnis (penyedia input, perusahaan pengolahan, dan pemasaran). Saat ini penyuluh swadaya sudah ada yang menjalankannya. 2. Non profit sector (perguruan tinggi, NGO, dll) 3. Pay for service (dibayar oleh organisasi petani, bisa Gapoktan, atau asosiasi komoditas) 22
  • 23. Menurut Schwartz (1994: “The Role Of The Private Sector In Agricultural Extension: Economic Analysis And Case Studies”), Private extension adalah: 1. Perguruan tinggi 2. Public 3. Contract farming schemes 4. Input supply companies (private extension as part of commercial firm activities) 5. NGO 23 Menurut Qamar (2005: Modernizing National Agricultural Extension Systems A Practical Guide for Policy- Makers of Developing Countries. Private extension adalah: 1. perusahaan swasta (private companies) 2. NGO 3. asosiasi petani 4. organisasi komunitas petani (rural community organizations) 5. perguruan tinggi (agricultural academic institutions), dan 6. kantor penelitian pertanian.
  • 24. Kendala penyuluhan pertanian era otonomi daerah (2001-2015): • Adanya perbedaan pandangan antara pemerintah daerah dan anggota DPRD dalam memahami penyuluhan pertanian dan perannya dalam pembangunan pertanian, • Kecilnya alokasi anggaran pemerintah daerah untuk kegiatan penyuluhan pertanian, • Ketersediaan dan dukungan informasi pertanian sangat terbatas, • Makin merosotnya kemampuan manajerial penyuluh 24
  • 25. Tugas sehari-hari penyuluh saat ini: Tugas penyuluhan: 1. Pertemuan kelompok membahas persoalan teknologi 2. Pertemuan individual dengan ketua kelompok dan petani maju 3. Melayani tanya jawab individual Tugas administratif: 1. Rapat di Bapeluh 2. Menghadiri sosialisasi 3. Menemani tamu (pejabat Dinas kabupaten sampai pusat), 4. Mendampingi peneliti 5. Menyusun laporan Tugas pengumpulan data statistik: 1. Rapat merencanakan pengambilan data ubinan 2. Pengambilan data ubinan di lapang, dengan petani dan Mantis 3. Mengisi form data 4. Mendiskusikan “kelayakan” data 5. Memfinalkan form 6. Menulis laporan hasil ubinan, dengan surat pengantar 7. Mengantarkan form isian ke Dinas 25
  • 26. KEBERADAAN PENYULUH PERTANIAN 1. Jumlah petani/desa dan luas lahan/desa tidak sama. 2. Luas desa dan sarana transportasi dan komunikasi tidak sama. 3. Sampai kapan? Pengetahuan, sikap dan keterampilan petani akan meningkat dari hari ke hari. 4. Akan lahir petani-petani pintar yang bisa menjadi penyuluh swadaya 5. Satu penyuluh tiap desa, untuk PPL yang mana? Apakah untuk PPL pemerintah, PPL swadaya, PPL swasta? Chapter 10 :Human resources development in agriculture: Developing country issues. http://www.fao.org/..... - Di AS, Canada dan Eropa, satu penyuluh = 400 petani - Di negara berkembang = 2500 petani. 26
  • 27. Opsi pembagian peran ke depan: Penyuluh PNS Penyuluh swasta Penyuluh swadaya Pelaku PPL PNS dan PPL- THL Dosen, penelitia, staf perusahaan inti, staf asosiasi komoditas, pegawai perusahaan swasta, NGO Petani (Kontak Tani, petani maju, pengurus organisasi petani). Basis kerjanya Pelayanan dan administrasi Pelayanan dan mencari keuntungan. Pelayanan, pendampingan, dan bisnis Sosoknya Polivalent atau monovalent, administrasi Monovalent, cenderung spesifik komoditas/bidang Monovalent, spesifik komoditas/bidang Peran Motivator dan komunikator Komunikator, motivator, suplai input, buyer. Pembaharu, motivator, organisator komunitas, pemimpin lapang. Tanggung jawab wilayah Wilayah tertentu (1 penyuluh = 1-3 desa) Area tertentu (kawasan) Wilayah tidak dibatasi utamakan di desa/kec bersangkutan 27