SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.......................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................1
C. Rumusan masalah................................................................................2
D. Metode Penulisan.................................................................................2
Bab II Pembahasan......................................................................................3
A. Hubungan sosial budaya dan etika
profesi..................................................................................................3
B. Hak dan jenis-jenis hak dalam etika
keperawatan.........................................................................................3
C. Dasar-dasar hukum hak dan kewajiban dalam etika profesi
keperawatan.............4
D. Hak dan kewajiban perawat, hak dan kewajiban
klien.....................................................................................................6
Bab III Penutup.........................................................................................10
A. Kesimpulan........................................................................................10
B. Saran..................................................................................................10
Daftar Pustaka
Kata pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karna berkat rahmat dan hidaya-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Adapun harapan saya bagi para pembaca atau semua kalangan
yang telah membaca makalah ini yaitu dapat menambah wawasan
pengetahuan dalam melakukan interaksi antara perawat dengan
klien.
Namun saya juga menyadari bahwa makalah saya ini masih
jauh dari kesempurnaan, karna keterbatasan pengetahuan yang saya
miliki oleh karena itu

partisipasi dari semua pihak sangat di

butuhkan dalam penyempurnaan serta memberi kritik dan saran
agar makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Saya sangat mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Kritik dan saran sangat saya harapkan dalam
penyusunan makalah ini.
Sekian dan terimakasih

Raha, 29 maret 201

penulis
BAB I
PENDAHULIAN

1.1 latar Belakang
perkembangan keperawatan di indonesia tidak terlepas dari pengaruh
perkembangan secara global. Dengan jelas dapat di amati bahwa secara
berkelanjutan keperawatan di indonesia mengalami perkembambangan yang
pesat, baik di bidang pendidikan maupun di tatanan praktek. Pada masa lalu
keperawatan di lakukan lebih berdasarkan instusi dan tradisi si sehingga
keperawatan di anggap kiat tanpa komponon ilmiah dan landasan ke ilmuan
yang kokoh.
Dalam keperawatan nilai sosial budaya sangat di butuhkan dalam
melakukan praktek keperawatan, hal ini di karenakan apabila seorang perawat
tidak menjunjung tinggi hal tersebut akan menimbulkan dampak yang negatif
baik dari pihak pasien maupun keluarganya serta masyarakat sekitarnya
Dalam keperawatan juga perlu di tetapkan yang namanya hak dan
kewajiban seorang pasin dan seorang perawat pula sehingga hak dan
kewajiban tersebut daat di laksanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
telah di tetapkan dalam undang-undang dasar
Hak-hak manusia atau hak asasi manusia
merupakan kewajibam setiap negara/pemerintah
batas kemerdekaan yang dapat di laksanakan
mengutamakan kepentingan umum hal ini sangat
hak pasien dan hak perawat.

tidak tampak batas dan
untuk menentukan batasdan di lindungi dengan
erat hubungannya dengan

Dalam undang-undung dasar 1945 baik dalam pembukaan maupun
batang tubuh di uraikan beberapa hak asasi manusia. Pada pembukaan di
sebutkan hak kemerdekaan, hak asasi ekonomi berupa kemakmuran dan asasi
sosial serta kebudayaan. Kemajuan ilmu dan teknologi terutama teknologi
komunikasi pada saat ini telah memudahkan kita umtuk mengakses berbagai
informai tentang masaah atau perlindungan hak asasi manusia. Berbagai
pendekatan telah di upayakan untuk meningkatkan perlindungan hak asasi
manusia di indonesia baik melalui pendekatan nasional maupun internasional.
Dalam menerima asuhan keperawatan seorang klien atau psien berhak
mendapat asuhan keperawatan semaksimal munkin. Namun untuk
mendapatkan asuhan keperawatan smaksimal tersebut, seorang klien atau
pasien juga berkewajiban untuk berkolaborasi dengan tim medis termaksut
memberikan informasi agar penangananya dapat di lakukan semaksimal
mungkin hal tersebut hanya sebagian kecil pemaparan tentang hak dan
kewajiban pasien yang wajib di ketahui oleh pasien sendiri dan tim medis
temaksut perawat.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakn salah satu dari
praktek keperawatan, seorang perawat tentunya memiliki hak dan kewajiban.
Dua hal dasar yang harus di penuhi di mana terdapat keseimbangan antara
tuntunan profesi dengan
apa yang semestinya di dapatkan dari
pengembangan tugas secara maksimal.
Oleh karena itu melalui makala ini saya akan mencoba menyajikan
bagaimana seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien tanpa menyimpang dengan etika keperawatan dan nilai sosial budaya
yang telah tumbuh kembang di negara kita, serta dalam makalah ini saya
membahas mengenai hak dan kewajiban perawat yang menjadi dasar atau
lingkup kerja keperawatan yang berdasarkan hukum hak dan kewajiban dalam
etika profesi keperawatan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan menyusun makala ini yaitu:
1. Dapat mengetahui hubungan sosial budaya dengan etika profesi dan
sikap profesional perawat terkait dengan nilai sosial budaya.
2. Memahami dan mengetahui hak dan jenis-jenis hak dalam etika profesi.
3. Sebagai bahan dalam mempelajari pengetahuan tentang etika
keperawatan khususnya mengenai dasar-dasar hukum hak dan
kewajiban dalam etika profesi keperawatan.
4. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hak dan kewajiban
perawat agar dalam pengaplikasianya tidak menyalahi aturan atau
koridor yang seharusnya.

1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaiman hubungan sosial budaya dengan etika profesi dan sikap
profesional perawat terkait dengan nilai sosial budaya.
2. Bagaiman bentuk hak dan jenis-jenis hak dalam etika profesi.
3. Bagai man cara mempelajari pengetahuan tentang etika keperawatan
khususnya mengenai dasar-dasar hukum hak dan kewajiban dalam
etika profesi keperawatan.
4. Bagaiman Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hak dan
kewajiban perawat agar dalam pengaplikasianya tidak menyalahi
aturan atau koridor yang seharusnya.

1.4 Metode Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini metode yang kami gunakan adalah
Library Research (metode pustaka). Sebelum kami menyusun makala ini
terlebih dahulu kami mengumpulkan data-data dari berbagai sumber seperti
buku, hingga media elektronik atau internet.
BAB III

PENUTUP
A.Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat saya uraikan yaitu sebagai berikut:
1. Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang di pegang sedemukian
rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hati nuraninya.
2. Dalm melaksanakan asuhan keperawatan harus selalu menjunjung tinggi
etika keperawtan dan nilai sosial budaya.
3. Hak adalah tuntunan terhadap sesuatu yang seseorang berhak, seperti
kekuasaan atau hak istimewa. Hak mengkin merupakan tuntunan
sebagaimana mestinya dengan dasar keadilan, moralitas, atau legalitas.
4. Dalam undang-undang di jabarkan hak dan kewajiban konsumen, pelaku
dan usaha dan jasa yang kalau kita periksa satu per satu semuanya dapat
kita aplikasikan dalam tatanan hubungan antara perawat dan pasien/klien .
5. Hak pasien merupakan hak-hak pribadi yang di miliki manusia sebagai
pasien, berhak memperoleh informasi mengenai tata tertip yang ada di
rumah sakit ataupun berhak mendapat asuhan keperawtan. Sedangkan
kewajiban pasien adalah pasien dan keluarganya berkewajiban untuk
mentaati segala peraturan yang ada di rumah sakit serta mematuhi segala
intruksi dokter maupun perawat.
6. Hak-hak perawat antara lain yaitu:
-

Memperoleh perlindungan hukum dan profesi
melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan SOP

sepanjang

- Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien atau
keluarganya agar mencapai tujuan keperawatan yang maksimal
- Melaksanakan tugas sesuai kompetensi dan otonomi profesi
- Berhak memperoleh penghargaan sesuai dengan prestasi
- Berhak memperoleh jaminan perlindungan resiko kerja
- Menerima imbalan jasa profesi.
- Berhak mengembangkan diri.
7.

kewajiban perawat antara lain:
- memberi pelayanan/praktik keperawatan sesuai dengan standar
profesi, dan SOP
- merahasiakan segala sesuatu yang di ketahuinya tentang klien atau
pasien
- menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
keperawatan dalam meningkkatkan profesionalisme
-mematuhi peraturan institusi yang bersangkutan
-berkolaborasi dengan tenaga medis
- memberi informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang di
berikan kepada klien atau pasien, keluarganya.

B.Saran
Adapun saran yang kami harapkan bagi pembaca yaitu:
 Dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca
 Dengan adanya makalah ini dapat mempermudah dan memperjelas
pengaplikasian hak dan kewajiban perawat
 Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan agar makalah ini dapt
di jadikan sebagai referensi yang lebih baik lagi.
BAB II
PEMBAHASAN

A.HUBUNGAN NILAI SOSIAL BUDAYA DENGAN ETIKA PROFESI
a. Pengertian nilai Sosial Budaya
Adapun beberapa pengertian nilai, yaitu:oleh
a. Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang di pegang sedemikian
rupa oleh seseorang sesuai dengan tutunan hati nuraninya.
b. Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap pribadi seseorang tentang
kebenaran, keundahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek, atau
prilaku yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna
pada kehidupan seseorang (simon,1979).
c. Nilai adalh keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga ,
kebenaran,atau keyakinan mengenai ide-ide, objek atau prilaku khusu
(znwki).

Setiap perawat memiliki nilai dan prilaku probadi masing-masing. Kode
etik profesi membawa perubahan prilaku personal pada prilaku profesional
dan menjadi pedoman bagi tanggung jawab perorangan sebagai anggota
profesi nal dan tanggung jawab sebagai warga negara. Tanggung jawab
profesional yaitu keperawataan bekerja sam dengan kelompok asuhan
kesehatan(kelompok asuhan yang di maksut adalah profesi dokter, tenaga
farmasi, tenaga laboratorium, kesehatan lingkungan dan sebagainya) untuk
meningkatkan kesehatan, mengurangi penderitaan dan menemukan
pencapaian tujuan berdasarkan kebutuhan manusiawi. Setiap perawat harus
bertanggung jawab kepada seseorang yang sakit maupun sehat, keluarganya
dan masyarakat.
Tanggung jawab ini memerlukan pelaksanaan etika yang berkaitan dengan
peraturan yang relevan dengan keperawatan. Tanggung jawab ini antara lain:
1. Perawat melaksanakan pelayanan dengan menghargai derajat manusia,
tidak membedakan kebangsaan .
2. Perawat melindungi hak pasien/ klien, kerahasiaan pasien, melibatkan diri
hanya terhadap hal yang relevan dengan asuhan keperawatan.
3. Perawat mempertahankan kompotensinya dalam proses keperawatn,
mengenal dan menerima tanggung jawab untuk kegiatan dan
keputusanyang akan di ambil.
4. Perawat melindungi pasien/klien bila keperawatan dan keselamatanya di
ganggu oleh orang-orang yang tidak berwenang, tidak etis, atau tidak legal.
5. Perawat mempertimbangkan orang lain dengan kriteria tertentu apabila
akan mendelegasikan tugas atau menunjuk seseorang yntuk melakukan
kegiatan keperawatan.
6. Perawat berpartisipasi dalam usaha profesi untuk meningkatkan standar
praktek dan pendidikan keperawatan.
7. Perawat berpartisipasi dalam mengadakan dan mempertahankan kondisi
pekerjaan yang memungkinkan kualitas asuhan keperawatan yang tinggi.
8. Perawat bertindak melalui organisasi profesi, berperan serta mengadakan
dan mempertahankan kondisi pekerjaan yang memungkinkan kualitas
asuhan keperawatan yang tinggi.
9. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan dan orang lain
dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
10. Perawat menolak tawaran untuk subyek aventasi atau promosi komersial
Kode etik keperawatan di tanamkan kepada perawat sejak dalam
pendidikan keperawatan. Sekolah keperawatan bertanggung jawab atas
pemilihan calon-calon perawat yang mampu melaksanakan kode etik.
Tanggung jawab lain sekola keperawatan adalah membantu kondisi yang
memungkinkan bagi peserta didikuntuk mengetahui prilaku yang dapat di
terima dan di kembangkan sebagai prilaku perawat.
Sedangkan budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sangsekerta
yaitu buddaya, yang nerupakan bentuk jamak dari buddhi (budi/akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia (suatu kebiasaan
yang di lakukan).
Menurut Adreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertiann, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-
struktur sosial, relegius,dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan
intelektual dan artistik yang menjadi curu kha suatu masyarakat.
Menurut Edward B.Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang
sebagai anggota masyarakat.
Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebua kebudayaan
melakukan kontak dengan kebudayaan asing. Perubahan sosial adalah sebuah
gejala berubahnya sruktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.

b. Hubungan Nilai Sosial Budaya Dengan Etika Profes
Perawat diharapakan harus ramah, baik, bertabiat halus/lembut, jujur ,
dapat dipercaya, cerdas, cakap, terampil dan mempunyai tanggung jawab
moral yang baik. Perawat harus berperilaku yang dapat dihargai oleh orang
lain, menyadari bahwa dirinya adalah perawat yang perilakunya akan
memengaruhi pasien, teman, keluarga dan ,masyarakat.
Dalam keperawatan, merupakan perilaku yang tidak benar apabila
membahayakan orang lain yang menjadi tanggung jawabnya. Kadang-kadang
ada perbedaan anggapan tentang perilaku yang baik, tetapi akan setuju apabila
seseorang mempertahankan standar profesi yang akan membawa dirinya
dalam situasi prfofesional. Keberhasilan dalam keperawatan bergantung pada
kinsep diri dan tujuan menjadi perawat. Kemampuan intelektual perawat
sangat penting. Kemampuan ini diukur dengan berbagai cara perawat
memenuhi tanggung jawab perawat.
Integritas pribadi sangt penting dalam keperawatan, semua orang harus
jujur kepada dirinya sendiri. Yang memberikan dasar integritas dalam
kehidupan profesionalnya. Akan ada kemungkinan terjadi kesalahan, tetapi
orang yang berhati kecil tidak mengatakan apa-apA tetapi bertahun-tahun
akan menderita karna perasaan bersalah. Apabila perawat membuat
kekeliruan sebaiknya dibicarakan dengan orang yang tepat dan tentukan
pengetahuan, keterampilan, atau sikjap Yang mendasari terjadin ya kekeliruan.
C. Sikap profesional Perawat Dikaitkan dengan Nilai Sosial Budaya.
Hubungan sosial perawat untuk mengembangkan persaudaraan penting
dalam tanggung jawab sosial. Setiap orang mempunyai paling tidak seorang
teman dekat dan beberapa teman biasa. Teman adalah orang yang membantu
kita dan mengerjakan sesuatu.
Hubungan dengan masyarakat di indonesia menganut kebiasasaan
timur, saling menghormati terutama kepada yang lebih tua, baik tua dalam
usia,
dalam
pengalaman,dalam
pendidikan
maupun
dalam
kedudukan.Masyarakat indoinesia terkenal sangat ramah, mempunyai sifat
gotong royong, keberhasilan dalam pergaulan akan terarah pada diri kita
masing-masing.kita tidak bisa memanggil seseorang dengan namanya saja
kepada yang belum kita kenal,lebih-lebih pada yang lebih tua.hendaknya
memanggil ‘Mbak’ untuk wanita dan ‘Mas’ untuk pria, memanggil ‘Ibu’ atau
‘Bapak’ kepada wanita dan pria yang lebih tua didaerah jawa.
Penghargaan kepada jasa sekecil apapun harus di berikan, mislnya
dengan ucapan “terimakasih” terhadap tindakan yang membantu kita.
Komunikasi dimulai ketika kita bertemu dengan prang lain. Banyak bahan
untuk memulai komunikasi, misalnya dengan mengucapkan “selamat pagi”
atau “selamat siang” atau ‘selamat malam” sesuai dengan waktu pertemuan
kita dengan orang yang kita jumpai. Bagi perawat yang lebih muda,
menghargai orang yang lebih tua atau orang yang mempunyai posisi lebih
tinggi, dengan sopan-santun, mendahulukan mereka untuk lewat atau
memberi mereka duduk, memberi mereka tempat duduk yang lebih depan,
memberi kesempatan mereka berbicara lebih dahulu dan lain-lain.

 Meningkatkan kosep diri dan citra peran profesional
Konsep diri profesional merupakan sekumpulan keyakinan dan citra yang di
anggap benar sebagai hasil dari sosialisasi profesional khusus. di mana tujuan
sosialisasi profesional adalah menanamkan ke dalam individu secara bertahap
tentang norma, nilai, sikap, dan prilaku yang di anggap penting untuk
kelangsungan profesi. Untuk mengembangkan konsep diri yang positif, Strader
dan Decker menyarankan langka-langka sebagai berikut:
1. Terima diri anda saat ini, tetapi tingkatkan presepsi tentanng diri sendiri.
2. Tetapkan tujuan tang tinggi tetapi dapat tercapai.
3. Kembangkan keahlian dalam beberapa bidang untuk meningkatkan nilai
anda bagi diri anda sendiri dan bagi institusi tempat anda kerja.

 Contoh kasus sikap perawat yang di kaitkan denngan nilai
sosial budaya
1. kasus 1
Di sebuah rumah sakit di jakarta menangani seoranng pasien dengan
kondosi yang sangat memprihatinkan. Dia mengalami cedera pada bagian
kepala, patah tulang pada bagian kaki, serta luka-luka memar pada sekujur
tubuhnya dan hingga tak sadarkan diri. tanpa di ketahui identitas dan
keluarganya, karna pihak kepolisian masih mencari penyebab kecelakaan
tersebut dan mencari identitas serta keluarganya.
Tindakan kita sebagai pelayan kesehatan adalah merawatnya dengan
penuh rasa empati, tanggung jawab, serta memberikan perawatan sebaik
munkin tanpa memandang perbedaan-perbedaan apapun, baik dari segi
agama, suku, ras, jenis kulit, ataupun perbedaan kebangsaan.
Di dalam menghadapi pasien kita sebagai perrawat harus dapat
memperlihatkan sikap yang lembut, senyum yang hangat, sopan santun, baik
pada pasien maupun keluarganya, baik tua maupun muda. Karena hal tersebut
akan membawa dampak yang besar bagi kesembuhan pasien.
Karna berkat keramahan, ketulusan, serta kerja keras perawat dan
tenaga medis lainya yang bekerja pada RS tersebut, sehingga setelah beberapa
hari kemudiian pasien yang mengalami kecelakaan tersebut kondisinya lebih
baik dan pihak keluarga pasien tersebut akhirnya datang untuk melihat kondisi
anak mereka. Mereka sangat berterimakasih kepada semua tim medis, baik itu
dokter, perawat, dan pelayan kesehatan lainya yang telah berkenan merawat
anak mereka tanpa membeda-bedakan siapa pun orangnya dan dari mana ia
berasal.
Dengan perasaan gembira, bercampur haru keluarga pasien tersebut
pun memberikan sumbangan denga tulus ikhlas bagi RS tersebut sebagai
ucapan terimakasihnya yaitu senilai 100 juta rupiah. Karena kebetulan mereka
berasal dari keluarga yang sangat berkecukupan.
Itulah hikma dari ketulusan dan kerja keras para tenaga kesehatan di RS
itu tanpa memandang perbedaan-perbedaan apapun.

2. kasus II
Seorang perawat bernama samniah mendapat tugas di suatu desa yang
sangat terpenci. Di mana, pada desa itu nilai sosial dan budaya yang mereka
anut sanngat kuat. Hingga akhirnya pada suatu ketika ada seseorang ibu yang
hendak melahirkan yang di tangani oleh suster samniah.
Setelah kegiatan persalinan usai, suster samniah pun menyarankan pada
ibu tersebut dan pada keluarganya bahwa sang ibu harus mengkonsumsi
makanan yang bergizi guna kesehatan sang ibu dan anaknya yaitu seperti
daging, telur, dan sayur-sayuran . namun, tiba-tiba ada seorang nenek tua yang
merupakan keluarga dari pihak keluarga pasien tersebut membentak suster
samniah. Dia mengatakan bahwa suster tersebut ingin membunuh anaknya
dengan menyuruhnya memakan daging.
Mereka hampir mengusir suster tersebut dari kampung tersebut karena
mereka berpikir bahwa suster itu tidak tahu tentang kesehatan. Karena
anggapan mereka seorang ibu yang habis melahirkan tidak boleh makan
makanan seperti daging denngan alasan-alasan yang tidak ilmiah.
Namun akhirnnya, suster samniah pun menjelaskan pada sang ibu dan
keluarganya bahwa mengkonsumsi makanan yang beergizi itu sangat bagi ibu
yang usai bersalin karena pada organ tubuh sang ibu banyak kehilangan tenaga
dan energi yang perlu di perbarui, serta banyak sel-sel yang rusak akibat
persalinan sehingga harus di perbaharui. Oleh karena itu, makanan yang sehat
dan bergizi seperti daging sangat di perlukan tubuh untuk memperbaiki sel-sel
yang rusak. Dan suster samniah memberi penjelasan tersebut dengan penuh
kesopanan sehingga sang ibu beserta keluarganya pun menganggukan kepala
tanda setuju dengan penjelasan dari suster samniah yang masuk akal dan telah
teruji secara ilmiah.
Hingga pada akhirnya dengan hal kecil yang di lakukan oleh suster
samniah ternyata berdampak besar bagi kebiasaan di desa tersebut. Hingga
akhirnya mereka secara perlahan-lahan mulali menerapkan pengetahhuan
baru yang mereka ketahui.

B. HAK DAN JENIS-JENIS HAK DALAM ETIKA PROFESI

a. Pengertian Hak dalam Etika Keperawatan
Pengertian hak HAM/ Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada
diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak
dapat diganggu siapa pun.Saebagai warga Negara yang baik kita mesti
menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan status,
golongan, keturunan, dan sebagainya.
Melamhggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku
di indonesia. Hak asasi manusia organisasi yang mengurus permasalahan
seputar Hak asasi manusia yakni komnas HAM. Kasus pelanggaran HAM di
indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan/tuntas sehingga di
harapkan perkembangan dunia HAM di indonesia dapat terwujut ke arah yang
lebih baik. Salah satu tokoh hukum di indonesia adalah munir yang tewas di
bunuh di atas pesawat udara saat menuju belanda dari indonesia.
Hak adalah tuntunan terhadap sesuatu yang seseorang berhak, seperti
kekuasaan atau hak istimewa. Hak mungkin merupakan tuntutan sebagaimana
mestinya dengan dasar keadilan, moralitas, atau legalitas.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep pribadi tentang hak,
antara lain hubungan social, orang tua, kebudayaan dan informasi. Hak
manusiawi mengacu pada hak-hak istimewa, prasaan iba, simpati, intelegensi,
dan pemikiran.
Dari pengertian hak diatas terdapat peranan hak yaitu:
hak dapat digunakan untuk mengeskspresikan kekuasaan dalam konflik
antara seseorang dengan kelompok.
hak dapat digunakan untuk menjustifikasi tindakan.
hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang sering
kali dapat menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut hak yang juga
diakui oleh orang lain.

b. Jenis- Jenis Hak
Ada tiga hak yaitu hak untuk memilih / kebebasan, kesejahteraan, dan
hak legislative.
1.

Hak kebebasan / memilih
Hak kebebasan adalah hak mengenai kebebasan dan dipilih. Mereka
mengespresikan hak orang-orang untuk hidup sebagaimana yang
meraka pilih dalam batas-batas yang ditentukan. Contoh seorang
perawat yang bekerja dirumah sakit dapat mengenakan seragam apapun
yang ia inginkan (haknya), alasannya putih, bersih, dan yang sesuai
menutup tubuh ( batas-batasnya).

2.

Hak kesejahteraan
Hak kesejahteraan adalah hak yang diberikan secara hukum kepada halhal seperti standar keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau
sejumlah tahun pendidikan. Contoh hak klien terhadap asuhan
selamatan hak penduduk terhadap air yang aman.

3.

Hak legislative
Hak legislative ditetapkan oleh hukum, berdasarkan pad konsep
keadilan. Contoh seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak
diperkosa oleh suaminya. Hak legislative mempunyai 4 peranan
dimasyarakat, yaitu membuat peraturan, dan keputusan keadilan
pengadilan atau menyelesaikan perselisian.

Menurut Babman dan Ba ada 5 persyaratan yang membntu menghentikan
HAK yaitu:
1. Kebebasan untuk menggunakan hak yang di pilih seseorang. Individu tidak
di salahkan atau di hukum untuk menggunakn atau tidak menggunakan hak
tersebut, contoh: klien mempunyai hak atas pengobatan yang di tetapkan
dokter,tetapi ia mempunyai hak untuk menolak atau menerima
pengobatan tersebut.
2. Individu mempunyai tugas untuk member emudahan kepada orang lain
dalam menggunakan haknya, contoh: klien mempunyai hak atas
pengobatanya dan perawat mempunyai tugas untuk meyakinkan bahwa
hak-haknya terlindungi
3. Hak sesuai dengan prinsip keadilan , yaitu persamaan , tidak memihak,
kejujran. Contoh: semua klien mempunyai hak yang sama dalam
pengobatan
4. Hak dapat di laksanakan. Contoh: di beberapa rumah sakit, komite etika
mempunnyai mandat untuk meyakinkan bahwa hak-hak manusiawi di
laksanakan untuk semua klien.

C. DASAR-DASAR HUKUM DAN KEWAJIBAN DALAM ETIKA PROFESI
KEPERAWATAN

a.Pengertian Hak Dan Kewajiban
Hak adalah tuntunan terhadap sesuatu yang seseorang ber hak, seperti
kekuasaan atau hak itimewa (fagin, 1975). Hak munkin merupakan tuntunan
sebagai mana mestinya dengan dasar keadilan moralitas atau legalitas.

b.Dasar-dasar hukum hak dalam etika profesi keperawatan
1. Pasal 25 the united nations universal declaration of humans rights 1968:
pasal 1 the united nations international confection civil and political rights
1966 yaitu:
 Hak memperoleh pemeliharaan kesehata
 Hak menentukan nasib sendiri
2. Declaration hensikin oleh the 18 th wold medical asembli, findland 1964
muncul hak untuk memperoleh informasi
3. The American Hospiatan Association (AHA) pada tahun 1973 menyatakan
hak-hak pasien adalah
 Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan mengharagai
asuhan keperawatan yang akan di terimanya .
 Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang
memeriksanya berkaitan dengan diagnosis pengobatan dan prognosis
dalam arti pasien layak untuk mengerti memasala yang dihadapinya.
 Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan satu
persetujuan tentang di mulainya suatu prosedur pengobatan serta resiko
yang kemungkinan akan di alaminya kecuali dalam situasi darurat .
 Asien berhak untuk menolak pengobatan
 Pasien berhak mengetahui stiap pertimbangan dari prifasinya yang
menyangkut program asuhan medis.
 Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi .
 Pasien berhak memberi pendapat atau menolak bila di ikut sertakan
sebagai suatu experimen yang berhubungan dengan asuhan atau
pengobatanya.
4. BAB 3 pasal 1 UU RI No. 39 tahun 1999 di sebutkan hak untuk hidup yang
berbunyi setiap orang berhak untuk hidup mempertahankan hidup, dan
meningkatkan taraf hidup
5. Pasal 53 ayat 4 menyatakan tentang hak untuk mendapatkan perlindungan
bagi tenaga kesehatan.
6. Surat keputusan mentri kesehatan No 1239 tahun 2001 tentang registrasi
dan praktek perawat lebih mengukuhkan perawat sebagain profesi di
indonsia, kewenangan perawat dalam menjalankan tugas profesi di atur
dalam surat keputusan mentri kesehatan tersebut sehingga perawat
mempunyai legitmasi dalam menjalankan praktek profesinya.

C. Dasar-Dasar hukum kewajiban dalam Etika Profesi
Keperawatan
1. SK MENKES No.674/MENKES/SH/ 2OOO tanggal 14 april 2ooo tentang
registari dan praktek keperwatan dengan menyabutkan bahwa dalam
menjalankan prakteknya perawat dapat bekerja secara perorangan atau
kelompok.
2. Pasal 50 ayat 1 menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas
menyelenggarakan atau melaksanakan sesuai denganbidang keahlian dan
kewenangannya.
Pembahasan tentang hak dan tanggung jawab hukum perwat terhadap
tindakan yang mereka lakukan sering muncul dalam literatur maupun jurnal
keprawatan. Dengan diterbitkannya undang-undang yang terkait dengan
perlindungan konsumen. Dampak pada peningkatan kewaspadaan tentang
hak-hak pasien sebagai penerima dan hak-hak perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan dirasa lebih meningkat.
Hak-hak pasien pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula
dari hak-hak manusia atau hak asasi manusia secara lebih mendasar. Hak asasi
manusia tidak tanpa batas dan merupakan kewajiban setiap negara
/pemerintah untuk menentukan batas-batas kemerdekaan yang dapat
dilaksanakan dan dilindungi dengan mengutamakan kepentingan umum.
Dalam undang-undang No.23 tahun 1992 Bab 3 tentang hak dan
kewajiban (pasal 4) disebutkan bahwa setiap orang mempuyai hak yang sama
dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dari pasal ini menyadari
bahwa setiap orang yang menjadi pasien/ klien kita menduduki posisi yang
sama atau sejajar dalam menerima pelayanan tanpa adanya perbedaan jenis
kelamin, suku, agama, kecacatan,dll.
Dokumen lain yang terkait dengan hak dan kewajiban pasien dan tenaga
kesehatan adalah Kepmenkes No. 436/ Menkes/SK/VI/1993 yang menyatakan
berlakunya standar pelayanan rumah sakit dan standar pelyanan medis.
Pedoman hak dan kewajiban pasien, dokter, dan rumah sakit juga disebutkan
dalam Surat Edaran Dirjen Pelayanan, Medik No.YM.02.04.3.5.2504 TAHUN
1997.

 Hak memberi persetujuan
Consent mengandung arti suatu tindakan aksi beralasan yang diberikan
tanpa paksaan oleh seseoang yang memiliki pengetahuan cukup tentang
keputusan yang ia berikan dan orang tersebut secara hukum mampu
memberikan consent.Consent diterapkan pada prinsip bahwa setiap manusia
dewasa mempunyai hak dan untuk menentukan apa yang harus dilakukan
terhadapnya.
Penatalaksanaan informed consent di Indonesia diatur dalam keputusan
Direktur jendral Pelayanan Medik No.HK.00.06.3.5.1986 Tentang pedoman
persetujuan tindakan medic. Penerapan prosedur pengambialan consent yang
tepat juga tidak bertentangan dengan pasien sebagai konsumen
kesehatan.Seperti dalam Bab 3. Pasal 4. Ayat 3 (undang-undang konsumen)
disebutkan bahwa konsumen mempunyai hak atas informasi yang benar. Jelas,
dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ atau jasa.

 Hak Perlindungan bagi Anak, Individu gangguan mental, usia
lanjut dan Wanita
 Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999(bagian kesepulu tentang



hak anak) dan undang-undang No.23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak disahkan untuk menjamin hak-hak anak agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang,dan berpatisipasi optimal
sesuai harkat dan martabat kemanusiaan.
Dalam undang-undang Nomor 39 tahun 1999 juga disebutkan
beberapa hak bagi penyandang cacat, orang yang berusia lanjut,
wanita hamil dan anak-anak untuk mendapatkan kemudahan dan
perlakuan khusus.

 Hak untuk Hidup
Dalam Bab 3 Pasal 1 UU RI Nomor 39 tahun 1999 disebutkan hak untuk
hidup yang berbunyi “setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan
hidup dan meningkatkan taraf hidup”
Perlindungan hak untuk mempertahankan seseorang tetap hidup atau
membantu mereka untuk meninggal dunia tanpa harus mengalami banyak
penderitaan merupakan dilema yang rumit dan sensitif. Kita sudah mengenal
adanya euthanasia pasif maupun aktif dan walaupun di Indonesia euthanasia
seringkali tidak dapat dihindarkan Namun secra hukum sepertinya hal ini tidak
mudah untuk dituangkan dalam peraturan tertulis seperti yang terjadi dinegara
lain.

 Hak Pasien dalam Penelitian
Apabila perawat berpartisipasi dalam penelitian yang melibatkan pasien, perawat
harus yakin bahwa hak-hak pasien tidak dilanggar, baik secara eti maupun

secara hukum. Untuk ini perawat harus memahami hak-ha pasien : membuat
keputusan sendiri untuk berpartisipasi, mendapat informasi yang lengkap,
dignitas, bebas dari bahaya atau resiko cedera, percakpan tentang sumberssumber pribadi dan hak terhindar dari pelayanan orang yang tidak kompeten.
Untuk melindungi hak-hak pasien dalam penelitian, Memtri Kesehatan RI
melalui SK Nomor 1334/ Menkes/SK/X/2002 telah menbentuk komisi nasional
etik penelitian kesehatan.

 Hak-hak Perawat
Sebagai tenaga professional, perawat mempuyai berbagai hak, seperti
yang telah disebutkan pada undang-undang No. 23 tahun 1992 terutama pada
pasal 50 tentang pelaksanan tugas tenaga kesehatan dan pasal 53 (ayat 1)
tentang perlindungan hukum yang menyebutkan bahwa tenaga kesehatan
berhak memperoleh perlindungan hukum dalm melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya (ayat 1); tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya
berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.

 Hak perlindungan Perempuan
Dalam GBHN tahun 1999-2004(Tap MPR RI No. IV /MPR/1999) disebutkan
peran dan kedudukan dan peranan perempuan sebagai berikut: (a)
meningkatkan kedudukan dan peranan perempuan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara melalui kebijakan nasional yang diemban oleh
lembaga yang mampu memprjuangkan terwujudnya kesetaraan dan keadilan
gender; (b) meningkatkan kualitas peran dan kemandirian organisasi
perempuan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai persatuan dan kesatuan
serta nilai historis perjuangan kaum perempuan, dalam rangka melanjutkan
usaha pemberdayaan perempuan serta kesejahteraan keluarga dan
masyarakat.
Keikutsertaan perawat dan sekaligus sebagian besar perawat adalah
perempuan dalam pembanguanan kesehatan cukup banyak dan tidak
diragukan. Dalam konteks ini, hak-hak menyangkut peran dan perlindungan
perempuan juga sudah selayaknya diberikan kepada para perawat perempuan
pula.

 Hak Berserikat dan Berkumpul
Hak berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pendapat baik itu lisan
maupun tertulis merupakan hak setiap warga negara seperti yang tertuang
dalam UUD 1945. Hak perwat ini telah diwujudkan dengan terbentuknya
organisasi profesi. Hak ini tidak saja dapat diwujudkan dengan bergabung
dalam organisai profesi tetapi juga mengambil peran dalam aksi politik untuk
mewakili keperawtan atau masyarakat sebagai penerima layanan kesehatan.

 Hak Mendapat Upah yang Layak
Bila kewajiban yang telah ditetapkan dalam perikatan tidak dapat
dipenuhi, disebut wan pestasi. Perikatan / perjanjian dapat dikatakan sah
apabila memenuhi syarat (Muhammad, 1990):
1. Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat perjanjian
(consensus)
2. Ada percakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian (kapacity).
3. Ada suatu hak tertentu (a certain ssssubject matter), dan ada suatu sebab
yang halal (legal cause).
Sebelum menerima atau diterima bekerja di suatu tempat, perawat
mempelajari dan menyetujui kontrak bila kedua bela pihak setuju. Kontrak
perjanjian ini meliput berbagai hal, misalnya gaji, jam kerja, liburan, asuransi
kesehatan, izin cuti,dll.

Tanggung jawab Hukum Perawat dalam Praktek
Dalam tatanan klinis, pada dasarnya ada dua jenis tindakan yang
dilakukan oleh perawat, yaitu tindakan yang dilakukan berdasrkan pesanan
dokter atau tindakan yang dilakukan secara mandiri. Kedua jenis tindakan ini
mempunyai implikasi yang berbeda. yang berdasarkan pesanan dokter tidak
dapat sepenuhnya dapat dibebankan pada perawat.
SK Menkes No. 674/Menkes/SK/IV/2000 tanggal 14 April 2000 tentang
registrasi dalam praktik keperawatan dengan tegas menyebutkan bahwa
dalam menjalankan praktiknya, perawat dapat bekerja secara perorangan atau
kelompok. Dengan disepakatnya kewenangan perawat dalam menjalankan
praktik keperawatannya dalam SK Menkes ini, secara Hukim perawat
mempuyai tanggung jawab sabagai berikut
1.

2.

3.

4.

5.

Melaksanakan asuhan keperawatan mandiri
Dengan melaksanakan asuhan keperawatan mandiri dengan
menggunakan pendekatan asuhan keperawatan. Perawat diharapkan
dalam memberi asuhan ini mampu menegakan diagnosis keperawatan
dan memmberi asuhan sesuai standar yang disusun oleh organisasi
profesi.
Pertanggungjawaban dalam praktik keperawatan
Pada prinsipnya semua tenaga profesional yang mempunyai
kewenangan/ tanggung jawab tertentu dalam kehidupannya profesional
sehari-hari tidak dapat terlepas dari risiko tuntunan kepadanya. Perawat
profesional, seperti tenaga profesional lainya, mempuyai tanggung
jawab terhadap setiap bahaya yang ditimbulkannya dari kesalahan
tindakannya.
Mendatangani pernyataan hukum
Perawat sering diminta untuk menandatangani atau sabagai saksi.
Dalam hal ini perawat hendaknya tdak membuat pernyataan yang dapat
di interpretasikan menghilankan pengaruh. Perawat disarankan
mengacu pada kebijakan rumah sakit atau kebijakan dari dari yang
berwenang.
Perlindungan Hukum untuk perawat
Kemajuan perlindungan hukum bagi perawat diberbagai negara sepertinya
cukup bervariasi. Pada prinsipnya untuk menjalankan praktiknya, perawat
harus memiliki perlindungan yang memadai terutama dari tuntunan
malpraktek dan kelalaian. Bahkan perlidungan ini sudah seharusnya diatur
untuk peserta didik keperawatan. Status peserta didik keperawatan di
lahan praktik adalan supernumary. Artinya mereka tidak dianggap atau
dihitung sebagai bagian work force dan mereka disarankan untuk memiliki
jaminan/ asuransi yang melindungi mereka dari tuntunan /gugatan.
Mencegah masalah hukum
Masalah hukum memang merupakan hal yang kompleks karena mnyangkut
nasib manusia. Menanggapi hal ini kita ingat slogan lama mencegah lbih
baik dari pada mengobati.

D.HAK DAN KEWAJIBAN PERAWAT DAN PASIEN
a. Hak pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien:
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang
berlaku dirumah sakit.
2. Pasien berhak memperoleh pelayanan manusiawi,adil dan jujur.
3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan
standar
profesi kedokteran/kedokteran gigi tanpa diskriminasi
4. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya
dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
5. Pasien berhak memilih asuhan keperawatan/standar profesi perawat.
6. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat
klinis
dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar.
7. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang berada di rumah
sakit terhadapn penyakit yang di deritanya, sepengetahan dokter yang
merawat
8. Pasien berhak atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang di derita termaksut
data-data medisnya
9. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak di lakukan terhadap dirinya
dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawabnya sendiri
setelah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.
10. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi penyakit yang di derita,
tindakan medis yang hendak di lakukan, kemungkinan penyakit sebagai
akibat
tindakan-tindakan tersebut dan tindakan untuk mengatasinya, alternatif
terapi
lainya, prognosanya dan perkiraan biaya perawatanya.
Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan di
lakukan
kaya dokter sehubungan dengan penyakit yang di deritanya.
11. Pasien yang berada dalam keadaan kritias berhak di dampingi oleh
keluarganya.
12. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai ibadah/kepercayaan yang di
anutnya
selama itu tidak mengganggu pasien lainya.
13. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan
di rumah sakit.
14. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah
sakit
atas dirinya.
15. Pasien berhak menerima dan menolak bimbingan moril spiritual.
pernyataan yang berkenaan denngan hak klien di pengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai berikut:
1. Meningkatnya kesedaraan konsumen mengenai hak asuhan kesehatan dan
lebih besarnya partisipasi dalam merencanakan asuhan tersebut.
2. Meningkatnya junlah mal praktek yang di publikasikan sehingga menggugah
kesadaran masyarakat.
3. Legislasi yang telah di tetapkan sebelumnya melindungi hubungan seprerti
atasan – bawahan dan hak manusiawi serta legislasi kesamaan hak-hak
secara umum.
4. Konsumen memperhatikan masalah tentang meningkatnya jumlah
penelitian
yang dilakukan di bidang kesehatan dan meningkatnya penggunaaan klien
untuk
tujuan pendidikan pada sejumlah disiplin.
b. kewajiban pasien
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban mentaati segala peraturan yang tertip
di rumah sakit.
2. Pasien berkewajiban untuk mengetahui segala instruksi dokter dan perawat
dalam pengobatan.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya
tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter yang merawat.
4. Pasien atau keluarga yang bertanggung jawab terhadapnya berkewajiban
untuk menyelesaikan biaya pengobatan, perawaatan dan pemeriksaan yang
diperlukan selama perawatan.

C. Hak Perawat.
Menurut Akhmad Budiman (2008) memaparkan hak perawat sebagai
berikut :
1. Memperoleh perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan
tugas sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur (SOP)
merupakan hak perawat legal atas dasar peraturan perundang- undangan
dari pusat maupun daera.
2. Memperoleh infomasi yang lengkap dan jujur dari klien dan atau keluarga
agar mencapai tujuan keperawatan yang maksimal kepada klien dan
keluarga yang berada dalam lingkup keperawatan tidak hanya memberikan
informasi kesehatan klien kepada salah satu profesi kesehatan lainya saja,
akan tetapi perawat berhak mengakses segala informasi kesehatan kllien,
karena yang berhadapan langsung dengan klien tidak lain adalah perawat itu
sendiri.
3. Melaksanakan tugas sesuai dengan kompotensi dan otonomi profesi. Ini di
maksutkan agar perawat dapat melaksanakan sesuai ilmu pengetahuan di
dapat berdasarkan jenjang pendidikan yang di milikinya.
4. Berhak memperoleh pnghargaan sesuai dengan pretase edikasi yang luar
biasa dan atau bertugas di daerah terpencil dan rawan.
5. Berhak memperoleh jaminan perlindunngan resiko kerja yang berkaitan
dengan tugasnya di indonesia yang biasa di kenal dengan asuransi
kesehatan(PNS).
6. Hak perawat untuk menerima imbalan jasa profesi yang berprofesional
sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku.
Menurut Mini Emi Suhaemi dalam bukunya “etika keperawatan aplikasi
pada praktek”memaparkan hak keperawatan sebagai berikut:
1. perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tughas sesuai dengan profesinya.
2. Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan
spesialisasinya sesuai dengan latar belakang pendidikanya.
3. Perawat berhak untuk menolak keinginan klien yang bertentangan dengan
peraturan perundang- undangan serta standar dan kode etik profesi.
4. Perawat untuk mendapatkan informasi lengkap dari informasi dari klien atau
keluarganya tentang keluhan kesehatan dan ketidak puasan terhadap
pelayanan yang di berikan.
5. Perawat berhak untuk mendapatkan ilmu penngetahuanya berdasarkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang
keperawatan/kesehatan secara terus menerus.
6. Perawatberhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur,baik oleh institusi
pelayanan maupun oleh klien.
7. Perawat berhak mendapatkan jaminan bahaya baik secara fisik maupun
stress emosional.
8. Perawat berhak diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan
kebijaksanaan pelayanan kesehatan.
9. Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh klien dan/atau keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya.
10.Perawat berhak untuk menolak dipindahkan ke tempat tugas lain,baik
melalui anjuran maupun pengumuman tertulis karena diperlukan untuk
melakukan tindakan ang bertentangan dengan standar profesi atau kode etik
keperawatan atau aturan perundang-undangan yang lainnya.
11.Perawat berhak untuk mendapatkan penghargaan dan imbalan yang layak
atas jasa profesi yang diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan
yang berlaku di instuti pelayanan yang bersangkutan.
12.Perawat berhak untuk memperoleh kesempatan mengembangkan karier
sesuai dengan bidang profesinya.
d. kewajiban perawat
menurut Akmad Budiman (2008) memaparkan kewajiban perawat sebagai
berikut:
1. Dalam melaksanakan praktik keperawatan perawat berkewajiban untuk
memberikan pelayanan keperawatan sesuatu dengan standar profesi,standar
praktek keperawatan dan SOP serta kebutuhan klien atau pasien dimana
standar profesi,standar praktek dan kode etik tersebut ditetapkan oleh
organisasi profesi yang merupakan pedoman yang harus diikuti oleh setiap
tenaga keperawatan.
2. Perawat yang melaksanakan tugasnya diwajibkan untuk merujuk klien dan
atau pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik,apabila tidak mampu suatu pemeriksaan atau
tindakan.
3. Perawat wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
klien atau pasien,kecuali untuk kepentingan hukum.hal ini menyangkut
privasi klien untuk kepentingan asuhan keperawatan karena disisi lain
perawat juga wajib menghormati hak-hak klien atau pasien dan profesi lain
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
4. Perawat
wajib
melakukan
pertolongan
darurat
atas
dasar
perikemanusiaan,kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan
mampu melakukannya.pelaksanaan gawat darurat yang sangat
membutuhkan pertolongan segera dapat dilaksanakan dengan baik yaitu di
rumah sakit yang tercipta kerjasama antara perawat serta tenaga kesehatan
lain yang berhubungan langsung,sedangkan untuk daerah yang jauh dari
pelayanan kesehetan modern tentunya perawat kebanyakan menggunakan
seluruh kemampuannya untuk melakukan tindakan pertolongan,demi
keselamatan jiwa klien.
5. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
keperawatan dalam meningkatkan profesionalisme.
Menurut Mimin Emi Suhaemi dalam bukunya “Etika Keperawatan Aplikasi
pada Praktek” memaparkan kewajiban sebagai berikut:
1 .perawar wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.
2 .perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai
dengan standar profesi dan batas kegunaannya.
3. perawat wajib menghormati hak klien.
4. perawat wajib merujukkan klien kepada perawat atau tenaga kesehatanlain
yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik apabila yang
bersangkutan tidak dapat mengatasinya.
5.perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk berhubungan
dengan keluarganya,selama tidak bertentangan dengan peraturan atau
standar profesi yang ada.
6. perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk menjalankan
ibadahnya sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-masing selama
tidak mengganggu klien yang lainnya.
7. perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan
terkait lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan
kepada klien.
8. perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan
keperawatan yang diberikan kepada klien dan keluarganya sesuai dengan
batas kemampuannya.
9. perawat wajib memberikan dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat
dan berkesinambungan.
10. perawat wajib mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan
atau kesehatan secara terus menerus.
11. perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan
sesuai dengan batas kewenangannya.
12. perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
klien,kecuali jika dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.

 Kasus 1
Pada kasus Nolan v.Jeffresin Paris Hospital (2001), perawat parktisi
berlisensi (PLN) yang telah bekerja diunit kardiologi stepdown selama 9 tahun,
menggugat rumah sakit empatnya bekerja, dan mitra kerjanya karena talah
salah memecat dan mencemarkan nama baiknya. Ia meminta supaya ia
dikembalikan kepekerjaan semulanya, mendapat penggantian gajinya yang
tidak dibayarkan selama beberapa bulan, menghapus pernyataan negatif
tertentu dari catatannya, serta mendapat biaya ganti rugi untuk kerugian yang
dialaminya ketika tampil dihadapan The Board of for the Office of Employee
Security dengan maksud supaya suatui peringkaatt tertulis dihapus dari catatan
pekerjaannya, sebelum LPN tersebut telah melampirkan catatan pasien
tertentu untuk menguatkan klaimnya bhwa ia telah diberi pemerintah secara
verbal oleh bagian farmasi untuk mengubah obat-obatan yang diberi pasien.
Pihak rumah sakit memecatnya karena telah melanggar kebijakan rumah sakit
menyangkut kerahasiaan pasien. Namun The Board of Review menemukan
bahwa kendati ia dituduh melanggar kebijakan perusahaan, Ia secara teknis
tidak menyalin ulang catatan medis pasien, juga tidak mengabaikan perintah
yang diberikan kepadanya pada rapat dengan pihak fasilitas kesehatan. Lebih
lanjut, ia tidak memahami bahwa dengan member informasi kepada
Departemen Kepegawaian, ia telah melanggar kebijakan tentang kerahasiaan
pasien. The Board menentukan bahwa ia tidak sengaja melanggar kebijakan
perusahaan dan bahwa pemecatan terhadap dirnya bukan karena
kesalahannya dalam bekerja.ia kemmudian mendapat ganti rugi sesuai
keinginanya.
LPN ini dapat di katakan beruntung karena ia memenangkan kasus tersebut.
Tidak semua the boart of review akan menelaah kembali apakah suatu
pelanggan kerahasiaan di lakukan secara sengaja atau semata-mata suatu ke
hilafan . beberapa menyatakan bahwa setiap pelanggaran, baik sengaja
maupun karena alasan lain, merupakan alasan kuat pemecatan. Kasus ini juga
menggambarkan bahwa pelanggaran kerahasiaan dapat terjadi ketika perawat
membuat salinan ulang rekaman medis pasien atau ketika ia menyerahkan
dokumen ke departemen lain bahkan ke depertemen kepegawaian untuk
menguatkan pembelanya terhadap setiap klien terhadapnya. Dalam
menangani isu yang terkait dengan kerahasiaan pasien, perlu di terapkan
kewaspadaan ekxtra karena kebanyakan fasilitas perawatan kesehatan
memiliki kebijakan yang menyatakan bahwa seorang perawat bisa di hentikan
karena melanggar hak pasien supaya kerahasiaan atau prifasinya di lindungi.
Daftar Pustaka

http : // www.ameahira. Com/ ilmu-budaya-dasar.
Di kutip tgl 22 maret 2010.
www. Wikipidia. Org/ wiki/budaya
di kutip tgl 22 marey 2010.
Suhaemi Mimia Emi.2005.Etika Keperawatan. Jakarta: buku kedokteran.
http//organisasi.org//pengertian_macam_dan_jenis_hak_asasi_manusia_ham
_yang_berlaku_umum_global_pelajaran_ilmu_ppkn_pmp_indonesia
Robert priharjo.2008.PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL. Jakarta. EGC
Mimin Suhaemi.Etika Keperawatan. Jakarta. EGT
www. Kwsehatan Masyarakat. Com
Suhaemi , Emi , Mimin.2005. Etika Keperawatan Aplikasi Pada Publik.
Jakarta : EGC.
Priharjo , Robert.2008.Konsep dan Prespektif Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta : EGC.
Budiman, Akhmad 2007. Hak dan Kewajiban Perawat (online)
(http://www. Akhmad Budiman. Org. Di akses 24 maret)
Helm , Ann. 2005 mapratik keperawatan menghindari masalah hukum.
Jakarta : EGC
Priharjo , Robert.2008 kondep dan perspektif praktik
Keperawatan profesional. Jakarta:EGC

More Related Content

Similar to Bab i juli AKPER PEMKAB MUNA

Similar to Bab i juli AKPER PEMKAB MUNA (20)

makalah Hak pasien nisa
makalah Hak pasien nisa makalah Hak pasien nisa
makalah Hak pasien nisa
 
MAKALAH Hak pasien nisa
MAKALAH Hak pasien nisa MAKALAH Hak pasien nisa
MAKALAH Hak pasien nisa
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATANETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
 
Konsep
KonsepKonsep
Konsep
 
aspek legal
aspek legalaspek legal
aspek legal
 
Modul 4 etikologial
Modul 4 etikologialModul 4 etikologial
Modul 4 etikologial
 
Hukum Kesehatan dalam Kebidanan
Hukum Kesehatan dalam Kebidanan Hukum Kesehatan dalam Kebidanan
Hukum Kesehatan dalam Kebidanan
 
Makalah kode etik_keperawatan_program_st
Makalah kode etik_keperawatan_program_stMakalah kode etik_keperawatan_program_st
Makalah kode etik_keperawatan_program_st
 
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
Etika keseahatan AKPER PEMKAB MUNA
 
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatanEtika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
Etika profesi perekam medis dan informasi kesehatan
 
modul hukum kesehatan&etika review fachriah 1-pdf
modul hukum kesehatan&etika review fachriah 1-pdfmodul hukum kesehatan&etika review fachriah 1-pdf
modul hukum kesehatan&etika review fachriah 1-pdf
 
KODE ETIK KEPERAWATAN
KODE ETIK KEPERAWATANKODE ETIK KEPERAWATAN
KODE ETIK KEPERAWATAN
 
Kode Etik Bidan
Kode Etik Bidan Kode Etik Bidan
Kode Etik Bidan
 
Sahkan RUU Keperawatan
Sahkan RUU KeperawatanSahkan RUU Keperawatan
Sahkan RUU Keperawatan
 
Modul 3 etikolegal
Modul 3 etikolegalModul 3 etikolegal
Modul 3 etikolegal
 
Bu srtin
Bu srtinBu srtin
Bu srtin
 
Etik dan Hukum Perawat
Etik dan Hukum PerawatEtik dan Hukum Perawat
Etik dan Hukum Perawat
 
62500039 kodeki
62500039 kodeki62500039 kodeki
62500039 kodeki
 
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
Aspek hukum dalam praktik kebidanan intan AKPER PEMKAB MUNA
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Bab i juli AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. DAFTAR ISI Kata Pengantar.............................................................................................i Daftar Isi.......................................................................................................ii Bab I Pendahuluan.......................................................................................1 A. Latar Belakang.....................................................................................1 B. Tujuan..................................................................................................1 C. Rumusan masalah................................................................................2 D. Metode Penulisan.................................................................................2 Bab II Pembahasan......................................................................................3 A. Hubungan sosial budaya dan etika profesi..................................................................................................3 B. Hak dan jenis-jenis hak dalam etika keperawatan.........................................................................................3 C. Dasar-dasar hukum hak dan kewajiban dalam etika profesi keperawatan.............4 D. Hak dan kewajiban perawat, hak dan kewajiban klien.....................................................................................................6 Bab III Penutup.........................................................................................10 A. Kesimpulan........................................................................................10 B. Saran..................................................................................................10 Daftar Pustaka
  • 2. Kata pengantar Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karna berkat rahmat dan hidaya-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun harapan saya bagi para pembaca atau semua kalangan yang telah membaca makalah ini yaitu dapat menambah wawasan pengetahuan dalam melakukan interaksi antara perawat dengan klien. Namun saya juga menyadari bahwa makalah saya ini masih jauh dari kesempurnaan, karna keterbatasan pengetahuan yang saya miliki oleh karena itu partisipasi dari semua pihak sangat di butuhkan dalam penyempurnaan serta memberi kritik dan saran agar makalah ini dapat tersusun dengan baik. Saya sangat mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kritik dan saran sangat saya harapkan dalam penyusunan makalah ini. Sekian dan terimakasih Raha, 29 maret 201 penulis
  • 3. BAB I PENDAHULIAN 1.1 latar Belakang perkembangan keperawatan di indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan secara global. Dengan jelas dapat di amati bahwa secara berkelanjutan keperawatan di indonesia mengalami perkembambangan yang pesat, baik di bidang pendidikan maupun di tatanan praktek. Pada masa lalu keperawatan di lakukan lebih berdasarkan instusi dan tradisi si sehingga keperawatan di anggap kiat tanpa komponon ilmiah dan landasan ke ilmuan yang kokoh. Dalam keperawatan nilai sosial budaya sangat di butuhkan dalam melakukan praktek keperawatan, hal ini di karenakan apabila seorang perawat tidak menjunjung tinggi hal tersebut akan menimbulkan dampak yang negatif baik dari pihak pasien maupun keluarganya serta masyarakat sekitarnya Dalam keperawatan juga perlu di tetapkan yang namanya hak dan kewajiban seorang pasin dan seorang perawat pula sehingga hak dan kewajiban tersebut daat di laksanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah di tetapkan dalam undang-undang dasar Hak-hak manusia atau hak asasi manusia merupakan kewajibam setiap negara/pemerintah batas kemerdekaan yang dapat di laksanakan mengutamakan kepentingan umum hal ini sangat hak pasien dan hak perawat. tidak tampak batas dan untuk menentukan batasdan di lindungi dengan erat hubungannya dengan Dalam undang-undung dasar 1945 baik dalam pembukaan maupun batang tubuh di uraikan beberapa hak asasi manusia. Pada pembukaan di sebutkan hak kemerdekaan, hak asasi ekonomi berupa kemakmuran dan asasi sosial serta kebudayaan. Kemajuan ilmu dan teknologi terutama teknologi komunikasi pada saat ini telah memudahkan kita umtuk mengakses berbagai
  • 4. informai tentang masaah atau perlindungan hak asasi manusia. Berbagai pendekatan telah di upayakan untuk meningkatkan perlindungan hak asasi manusia di indonesia baik melalui pendekatan nasional maupun internasional. Dalam menerima asuhan keperawatan seorang klien atau psien berhak mendapat asuhan keperawatan semaksimal munkin. Namun untuk mendapatkan asuhan keperawatan smaksimal tersebut, seorang klien atau pasien juga berkewajiban untuk berkolaborasi dengan tim medis termaksut memberikan informasi agar penangananya dapat di lakukan semaksimal mungkin hal tersebut hanya sebagian kecil pemaparan tentang hak dan kewajiban pasien yang wajib di ketahui oleh pasien sendiri dan tim medis temaksut perawat. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakn salah satu dari praktek keperawatan, seorang perawat tentunya memiliki hak dan kewajiban. Dua hal dasar yang harus di penuhi di mana terdapat keseimbangan antara tuntunan profesi dengan apa yang semestinya di dapatkan dari pengembangan tugas secara maksimal. Oleh karena itu melalui makala ini saya akan mencoba menyajikan bagaimana seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien tanpa menyimpang dengan etika keperawatan dan nilai sosial budaya yang telah tumbuh kembang di negara kita, serta dalam makalah ini saya membahas mengenai hak dan kewajiban perawat yang menjadi dasar atau lingkup kerja keperawatan yang berdasarkan hukum hak dan kewajiban dalam etika profesi keperawatan. 1.2 Tujuan Adapun tujuan menyusun makala ini yaitu: 1. Dapat mengetahui hubungan sosial budaya dengan etika profesi dan sikap profesional perawat terkait dengan nilai sosial budaya. 2. Memahami dan mengetahui hak dan jenis-jenis hak dalam etika profesi. 3. Sebagai bahan dalam mempelajari pengetahuan tentang etika keperawatan khususnya mengenai dasar-dasar hukum hak dan kewajiban dalam etika profesi keperawatan.
  • 5. 4. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hak dan kewajiban perawat agar dalam pengaplikasianya tidak menyalahi aturan atau koridor yang seharusnya. 1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaiman hubungan sosial budaya dengan etika profesi dan sikap profesional perawat terkait dengan nilai sosial budaya. 2. Bagaiman bentuk hak dan jenis-jenis hak dalam etika profesi. 3. Bagai man cara mempelajari pengetahuan tentang etika keperawatan khususnya mengenai dasar-dasar hukum hak dan kewajiban dalam etika profesi keperawatan. 4. Bagaiman Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hak dan kewajiban perawat agar dalam pengaplikasianya tidak menyalahi aturan atau koridor yang seharusnya. 1.4 Metode Penulisan Dalam pembuatan makalah ini metode yang kami gunakan adalah Library Research (metode pustaka). Sebelum kami menyusun makala ini terlebih dahulu kami mengumpulkan data-data dari berbagai sumber seperti buku, hingga media elektronik atau internet.
  • 6. BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat saya uraikan yaitu sebagai berikut: 1. Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang di pegang sedemukian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hati nuraninya. 2. Dalm melaksanakan asuhan keperawatan harus selalu menjunjung tinggi etika keperawtan dan nilai sosial budaya. 3. Hak adalah tuntunan terhadap sesuatu yang seseorang berhak, seperti kekuasaan atau hak istimewa. Hak mengkin merupakan tuntunan sebagaimana mestinya dengan dasar keadilan, moralitas, atau legalitas. 4. Dalam undang-undang di jabarkan hak dan kewajiban konsumen, pelaku dan usaha dan jasa yang kalau kita periksa satu per satu semuanya dapat kita aplikasikan dalam tatanan hubungan antara perawat dan pasien/klien . 5. Hak pasien merupakan hak-hak pribadi yang di miliki manusia sebagai pasien, berhak memperoleh informasi mengenai tata tertip yang ada di rumah sakit ataupun berhak mendapat asuhan keperawtan. Sedangkan kewajiban pasien adalah pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan yang ada di rumah sakit serta mematuhi segala intruksi dokter maupun perawat. 6. Hak-hak perawat antara lain yaitu: - Memperoleh perlindungan hukum dan profesi melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan SOP sepanjang - Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari klien atau keluarganya agar mencapai tujuan keperawatan yang maksimal - Melaksanakan tugas sesuai kompetensi dan otonomi profesi - Berhak memperoleh penghargaan sesuai dengan prestasi - Berhak memperoleh jaminan perlindungan resiko kerja - Menerima imbalan jasa profesi.
  • 7. - Berhak mengembangkan diri. 7. kewajiban perawat antara lain: - memberi pelayanan/praktik keperawatan sesuai dengan standar profesi, dan SOP - merahasiakan segala sesuatu yang di ketahuinya tentang klien atau pasien - menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu keperawatan dalam meningkkatkan profesionalisme -mematuhi peraturan institusi yang bersangkutan -berkolaborasi dengan tenaga medis - memberi informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang di berikan kepada klien atau pasien, keluarganya. B.Saran Adapun saran yang kami harapkan bagi pembaca yaitu:  Dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca  Dengan adanya makalah ini dapat mempermudah dan memperjelas pengaplikasian hak dan kewajiban perawat  Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan agar makalah ini dapt di jadikan sebagai referensi yang lebih baik lagi.
  • 8. BAB II PEMBAHASAN A.HUBUNGAN NILAI SOSIAL BUDAYA DENGAN ETIKA PROFESI a. Pengertian nilai Sosial Budaya Adapun beberapa pengertian nilai, yaitu:oleh a. Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang di pegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tutunan hati nuraninya. b. Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap pribadi seseorang tentang kebenaran, keundahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek, atau prilaku yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang (simon,1979). c. Nilai adalh keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga , kebenaran,atau keyakinan mengenai ide-ide, objek atau prilaku khusu (znwki). Setiap perawat memiliki nilai dan prilaku probadi masing-masing. Kode etik profesi membawa perubahan prilaku personal pada prilaku profesional dan menjadi pedoman bagi tanggung jawab perorangan sebagai anggota profesi nal dan tanggung jawab sebagai warga negara. Tanggung jawab profesional yaitu keperawataan bekerja sam dengan kelompok asuhan kesehatan(kelompok asuhan yang di maksut adalah profesi dokter, tenaga farmasi, tenaga laboratorium, kesehatan lingkungan dan sebagainya) untuk meningkatkan kesehatan, mengurangi penderitaan dan menemukan pencapaian tujuan berdasarkan kebutuhan manusiawi. Setiap perawat harus bertanggung jawab kepada seseorang yang sakit maupun sehat, keluarganya dan masyarakat. Tanggung jawab ini memerlukan pelaksanaan etika yang berkaitan dengan peraturan yang relevan dengan keperawatan. Tanggung jawab ini antara lain:
  • 9. 1. Perawat melaksanakan pelayanan dengan menghargai derajat manusia, tidak membedakan kebangsaan . 2. Perawat melindungi hak pasien/ klien, kerahasiaan pasien, melibatkan diri hanya terhadap hal yang relevan dengan asuhan keperawatan. 3. Perawat mempertahankan kompotensinya dalam proses keperawatn, mengenal dan menerima tanggung jawab untuk kegiatan dan keputusanyang akan di ambil. 4. Perawat melindungi pasien/klien bila keperawatan dan keselamatanya di ganggu oleh orang-orang yang tidak berwenang, tidak etis, atau tidak legal. 5. Perawat mempertimbangkan orang lain dengan kriteria tertentu apabila akan mendelegasikan tugas atau menunjuk seseorang yntuk melakukan kegiatan keperawatan. 6. Perawat berpartisipasi dalam usaha profesi untuk meningkatkan standar praktek dan pendidikan keperawatan. 7. Perawat berpartisipasi dalam mengadakan dan mempertahankan kondisi pekerjaan yang memungkinkan kualitas asuhan keperawatan yang tinggi. 8. Perawat bertindak melalui organisasi profesi, berperan serta mengadakan dan mempertahankan kondisi pekerjaan yang memungkinkan kualitas asuhan keperawatan yang tinggi. 9. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan dan orang lain dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. 10. Perawat menolak tawaran untuk subyek aventasi atau promosi komersial Kode etik keperawatan di tanamkan kepada perawat sejak dalam pendidikan keperawatan. Sekolah keperawatan bertanggung jawab atas pemilihan calon-calon perawat yang mampu melaksanakan kode etik. Tanggung jawab lain sekola keperawatan adalah membantu kondisi yang memungkinkan bagi peserta didikuntuk mengetahui prilaku yang dapat di terima dan di kembangkan sebagai prilaku perawat. Sedangkan budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sangsekerta yaitu buddaya, yang nerupakan bentuk jamak dari buddhi (budi/akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia (suatu kebiasaan yang di lakukan). Menurut Adreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertiann, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-
  • 10. struktur sosial, relegius,dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi curu kha suatu masyarakat. Menurut Edward B.Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebua kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing. Perubahan sosial adalah sebuah gejala berubahnya sruktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. b. Hubungan Nilai Sosial Budaya Dengan Etika Profes Perawat diharapakan harus ramah, baik, bertabiat halus/lembut, jujur , dapat dipercaya, cerdas, cakap, terampil dan mempunyai tanggung jawab moral yang baik. Perawat harus berperilaku yang dapat dihargai oleh orang lain, menyadari bahwa dirinya adalah perawat yang perilakunya akan memengaruhi pasien, teman, keluarga dan ,masyarakat. Dalam keperawatan, merupakan perilaku yang tidak benar apabila membahayakan orang lain yang menjadi tanggung jawabnya. Kadang-kadang ada perbedaan anggapan tentang perilaku yang baik, tetapi akan setuju apabila seseorang mempertahankan standar profesi yang akan membawa dirinya dalam situasi prfofesional. Keberhasilan dalam keperawatan bergantung pada kinsep diri dan tujuan menjadi perawat. Kemampuan intelektual perawat sangat penting. Kemampuan ini diukur dengan berbagai cara perawat memenuhi tanggung jawab perawat. Integritas pribadi sangt penting dalam keperawatan, semua orang harus jujur kepada dirinya sendiri. Yang memberikan dasar integritas dalam kehidupan profesionalnya. Akan ada kemungkinan terjadi kesalahan, tetapi orang yang berhati kecil tidak mengatakan apa-apA tetapi bertahun-tahun akan menderita karna perasaan bersalah. Apabila perawat membuat kekeliruan sebaiknya dibicarakan dengan orang yang tepat dan tentukan pengetahuan, keterampilan, atau sikjap Yang mendasari terjadin ya kekeliruan.
  • 11. C. Sikap profesional Perawat Dikaitkan dengan Nilai Sosial Budaya. Hubungan sosial perawat untuk mengembangkan persaudaraan penting dalam tanggung jawab sosial. Setiap orang mempunyai paling tidak seorang teman dekat dan beberapa teman biasa. Teman adalah orang yang membantu kita dan mengerjakan sesuatu. Hubungan dengan masyarakat di indonesia menganut kebiasasaan timur, saling menghormati terutama kepada yang lebih tua, baik tua dalam usia, dalam pengalaman,dalam pendidikan maupun dalam kedudukan.Masyarakat indoinesia terkenal sangat ramah, mempunyai sifat gotong royong, keberhasilan dalam pergaulan akan terarah pada diri kita masing-masing.kita tidak bisa memanggil seseorang dengan namanya saja kepada yang belum kita kenal,lebih-lebih pada yang lebih tua.hendaknya memanggil ‘Mbak’ untuk wanita dan ‘Mas’ untuk pria, memanggil ‘Ibu’ atau ‘Bapak’ kepada wanita dan pria yang lebih tua didaerah jawa. Penghargaan kepada jasa sekecil apapun harus di berikan, mislnya dengan ucapan “terimakasih” terhadap tindakan yang membantu kita. Komunikasi dimulai ketika kita bertemu dengan prang lain. Banyak bahan untuk memulai komunikasi, misalnya dengan mengucapkan “selamat pagi” atau “selamat siang” atau ‘selamat malam” sesuai dengan waktu pertemuan kita dengan orang yang kita jumpai. Bagi perawat yang lebih muda, menghargai orang yang lebih tua atau orang yang mempunyai posisi lebih tinggi, dengan sopan-santun, mendahulukan mereka untuk lewat atau memberi mereka duduk, memberi mereka tempat duduk yang lebih depan, memberi kesempatan mereka berbicara lebih dahulu dan lain-lain.  Meningkatkan kosep diri dan citra peran profesional Konsep diri profesional merupakan sekumpulan keyakinan dan citra yang di anggap benar sebagai hasil dari sosialisasi profesional khusus. di mana tujuan sosialisasi profesional adalah menanamkan ke dalam individu secara bertahap tentang norma, nilai, sikap, dan prilaku yang di anggap penting untuk kelangsungan profesi. Untuk mengembangkan konsep diri yang positif, Strader dan Decker menyarankan langka-langka sebagai berikut:
  • 12. 1. Terima diri anda saat ini, tetapi tingkatkan presepsi tentanng diri sendiri. 2. Tetapkan tujuan tang tinggi tetapi dapat tercapai. 3. Kembangkan keahlian dalam beberapa bidang untuk meningkatkan nilai anda bagi diri anda sendiri dan bagi institusi tempat anda kerja.  Contoh kasus sikap perawat yang di kaitkan denngan nilai sosial budaya 1. kasus 1 Di sebuah rumah sakit di jakarta menangani seoranng pasien dengan kondosi yang sangat memprihatinkan. Dia mengalami cedera pada bagian kepala, patah tulang pada bagian kaki, serta luka-luka memar pada sekujur tubuhnya dan hingga tak sadarkan diri. tanpa di ketahui identitas dan keluarganya, karna pihak kepolisian masih mencari penyebab kecelakaan tersebut dan mencari identitas serta keluarganya. Tindakan kita sebagai pelayan kesehatan adalah merawatnya dengan penuh rasa empati, tanggung jawab, serta memberikan perawatan sebaik munkin tanpa memandang perbedaan-perbedaan apapun, baik dari segi agama, suku, ras, jenis kulit, ataupun perbedaan kebangsaan. Di dalam menghadapi pasien kita sebagai perrawat harus dapat memperlihatkan sikap yang lembut, senyum yang hangat, sopan santun, baik pada pasien maupun keluarganya, baik tua maupun muda. Karena hal tersebut akan membawa dampak yang besar bagi kesembuhan pasien. Karna berkat keramahan, ketulusan, serta kerja keras perawat dan tenaga medis lainya yang bekerja pada RS tersebut, sehingga setelah beberapa hari kemudiian pasien yang mengalami kecelakaan tersebut kondisinya lebih baik dan pihak keluarga pasien tersebut akhirnya datang untuk melihat kondisi anak mereka. Mereka sangat berterimakasih kepada semua tim medis, baik itu dokter, perawat, dan pelayan kesehatan lainya yang telah berkenan merawat anak mereka tanpa membeda-bedakan siapa pun orangnya dan dari mana ia berasal.
  • 13. Dengan perasaan gembira, bercampur haru keluarga pasien tersebut pun memberikan sumbangan denga tulus ikhlas bagi RS tersebut sebagai ucapan terimakasihnya yaitu senilai 100 juta rupiah. Karena kebetulan mereka berasal dari keluarga yang sangat berkecukupan. Itulah hikma dari ketulusan dan kerja keras para tenaga kesehatan di RS itu tanpa memandang perbedaan-perbedaan apapun. 2. kasus II Seorang perawat bernama samniah mendapat tugas di suatu desa yang sangat terpenci. Di mana, pada desa itu nilai sosial dan budaya yang mereka anut sanngat kuat. Hingga akhirnya pada suatu ketika ada seseorang ibu yang hendak melahirkan yang di tangani oleh suster samniah. Setelah kegiatan persalinan usai, suster samniah pun menyarankan pada ibu tersebut dan pada keluarganya bahwa sang ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi guna kesehatan sang ibu dan anaknya yaitu seperti daging, telur, dan sayur-sayuran . namun, tiba-tiba ada seorang nenek tua yang merupakan keluarga dari pihak keluarga pasien tersebut membentak suster samniah. Dia mengatakan bahwa suster tersebut ingin membunuh anaknya dengan menyuruhnya memakan daging. Mereka hampir mengusir suster tersebut dari kampung tersebut karena mereka berpikir bahwa suster itu tidak tahu tentang kesehatan. Karena anggapan mereka seorang ibu yang habis melahirkan tidak boleh makan makanan seperti daging denngan alasan-alasan yang tidak ilmiah. Namun akhirnnya, suster samniah pun menjelaskan pada sang ibu dan keluarganya bahwa mengkonsumsi makanan yang beergizi itu sangat bagi ibu yang usai bersalin karena pada organ tubuh sang ibu banyak kehilangan tenaga dan energi yang perlu di perbarui, serta banyak sel-sel yang rusak akibat persalinan sehingga harus di perbaharui. Oleh karena itu, makanan yang sehat dan bergizi seperti daging sangat di perlukan tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak. Dan suster samniah memberi penjelasan tersebut dengan penuh kesopanan sehingga sang ibu beserta keluarganya pun menganggukan kepala tanda setuju dengan penjelasan dari suster samniah yang masuk akal dan telah teruji secara ilmiah.
  • 14. Hingga pada akhirnya dengan hal kecil yang di lakukan oleh suster samniah ternyata berdampak besar bagi kebiasaan di desa tersebut. Hingga akhirnya mereka secara perlahan-lahan mulali menerapkan pengetahhuan baru yang mereka ketahui. B. HAK DAN JENIS-JENIS HAK DALAM ETIKA PROFESI a. Pengertian Hak dalam Etika Keperawatan Pengertian hak HAM/ Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu siapa pun.Saebagai warga Negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, dan sebagainya. Melamhggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di indonesia. Hak asasi manusia organisasi yang mengurus permasalahan seputar Hak asasi manusia yakni komnas HAM. Kasus pelanggaran HAM di indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan/tuntas sehingga di harapkan perkembangan dunia HAM di indonesia dapat terwujut ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh hukum di indonesia adalah munir yang tewas di bunuh di atas pesawat udara saat menuju belanda dari indonesia. Hak adalah tuntunan terhadap sesuatu yang seseorang berhak, seperti kekuasaan atau hak istimewa. Hak mungkin merupakan tuntutan sebagaimana mestinya dengan dasar keadilan, moralitas, atau legalitas. Faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep pribadi tentang hak, antara lain hubungan social, orang tua, kebudayaan dan informasi. Hak manusiawi mengacu pada hak-hak istimewa, prasaan iba, simpati, intelegensi, dan pemikiran. Dari pengertian hak diatas terdapat peranan hak yaitu: hak dapat digunakan untuk mengeskspresikan kekuasaan dalam konflik antara seseorang dengan kelompok. hak dapat digunakan untuk menjustifikasi tindakan.
  • 15. hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan. Seseorang sering kali dapat menyelesaikan suatu perselisihan dengan menuntut hak yang juga diakui oleh orang lain. b. Jenis- Jenis Hak Ada tiga hak yaitu hak untuk memilih / kebebasan, kesejahteraan, dan hak legislative. 1. Hak kebebasan / memilih Hak kebebasan adalah hak mengenai kebebasan dan dipilih. Mereka mengespresikan hak orang-orang untuk hidup sebagaimana yang meraka pilih dalam batas-batas yang ditentukan. Contoh seorang perawat yang bekerja dirumah sakit dapat mengenakan seragam apapun yang ia inginkan (haknya), alasannya putih, bersih, dan yang sesuai menutup tubuh ( batas-batasnya). 2. Hak kesejahteraan Hak kesejahteraan adalah hak yang diberikan secara hukum kepada halhal seperti standar keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau sejumlah tahun pendidikan. Contoh hak klien terhadap asuhan selamatan hak penduduk terhadap air yang aman. 3. Hak legislative Hak legislative ditetapkan oleh hukum, berdasarkan pad konsep keadilan. Contoh seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperkosa oleh suaminya. Hak legislative mempunyai 4 peranan dimasyarakat, yaitu membuat peraturan, dan keputusan keadilan pengadilan atau menyelesaikan perselisian. Menurut Babman dan Ba ada 5 persyaratan yang membntu menghentikan HAK yaitu: 1. Kebebasan untuk menggunakan hak yang di pilih seseorang. Individu tidak di salahkan atau di hukum untuk menggunakn atau tidak menggunakan hak tersebut, contoh: klien mempunyai hak atas pengobatan yang di tetapkan
  • 16. dokter,tetapi ia mempunyai hak untuk menolak atau menerima pengobatan tersebut. 2. Individu mempunyai tugas untuk member emudahan kepada orang lain dalam menggunakan haknya, contoh: klien mempunyai hak atas pengobatanya dan perawat mempunyai tugas untuk meyakinkan bahwa hak-haknya terlindungi 3. Hak sesuai dengan prinsip keadilan , yaitu persamaan , tidak memihak, kejujran. Contoh: semua klien mempunyai hak yang sama dalam pengobatan 4. Hak dapat di laksanakan. Contoh: di beberapa rumah sakit, komite etika mempunnyai mandat untuk meyakinkan bahwa hak-hak manusiawi di laksanakan untuk semua klien. C. DASAR-DASAR HUKUM DAN KEWAJIBAN DALAM ETIKA PROFESI KEPERAWATAN a.Pengertian Hak Dan Kewajiban Hak adalah tuntunan terhadap sesuatu yang seseorang ber hak, seperti kekuasaan atau hak itimewa (fagin, 1975). Hak munkin merupakan tuntunan sebagai mana mestinya dengan dasar keadilan moralitas atau legalitas. b.Dasar-dasar hukum hak dalam etika profesi keperawatan 1. Pasal 25 the united nations universal declaration of humans rights 1968: pasal 1 the united nations international confection civil and political rights 1966 yaitu:  Hak memperoleh pemeliharaan kesehata  Hak menentukan nasib sendiri 2. Declaration hensikin oleh the 18 th wold medical asembli, findland 1964 muncul hak untuk memperoleh informasi 3. The American Hospiatan Association (AHA) pada tahun 1973 menyatakan hak-hak pasien adalah  Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan mengharagai asuhan keperawatan yang akan di terimanya .
  • 17.  Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya berkaitan dengan diagnosis pengobatan dan prognosis dalam arti pasien layak untuk mengerti memasala yang dihadapinya.  Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan satu persetujuan tentang di mulainya suatu prosedur pengobatan serta resiko yang kemungkinan akan di alaminya kecuali dalam situasi darurat .  Asien berhak untuk menolak pengobatan  Pasien berhak mengetahui stiap pertimbangan dari prifasinya yang menyangkut program asuhan medis.  Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi .  Pasien berhak memberi pendapat atau menolak bila di ikut sertakan sebagai suatu experimen yang berhubungan dengan asuhan atau pengobatanya. 4. BAB 3 pasal 1 UU RI No. 39 tahun 1999 di sebutkan hak untuk hidup yang berbunyi setiap orang berhak untuk hidup mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf hidup 5. Pasal 53 ayat 4 menyatakan tentang hak untuk mendapatkan perlindungan bagi tenaga kesehatan. 6. Surat keputusan mentri kesehatan No 1239 tahun 2001 tentang registrasi dan praktek perawat lebih mengukuhkan perawat sebagain profesi di indonsia, kewenangan perawat dalam menjalankan tugas profesi di atur dalam surat keputusan mentri kesehatan tersebut sehingga perawat mempunyai legitmasi dalam menjalankan praktek profesinya. C. Dasar-Dasar hukum kewajiban dalam Etika Profesi Keperawatan 1. SK MENKES No.674/MENKES/SH/ 2OOO tanggal 14 april 2ooo tentang registari dan praktek keperwatan dengan menyabutkan bahwa dalam menjalankan prakteknya perawat dapat bekerja secara perorangan atau kelompok. 2. Pasal 50 ayat 1 menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melaksanakan sesuai denganbidang keahlian dan kewenangannya.
  • 18. Pembahasan tentang hak dan tanggung jawab hukum perwat terhadap tindakan yang mereka lakukan sering muncul dalam literatur maupun jurnal keprawatan. Dengan diterbitkannya undang-undang yang terkait dengan perlindungan konsumen. Dampak pada peningkatan kewaspadaan tentang hak-hak pasien sebagai penerima dan hak-hak perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dirasa lebih meningkat. Hak-hak pasien pasien dan perawat pada prinsipnya tidak terlepas pula dari hak-hak manusia atau hak asasi manusia secara lebih mendasar. Hak asasi manusia tidak tanpa batas dan merupakan kewajiban setiap negara /pemerintah untuk menentukan batas-batas kemerdekaan yang dapat dilaksanakan dan dilindungi dengan mengutamakan kepentingan umum. Dalam undang-undang No.23 tahun 1992 Bab 3 tentang hak dan kewajiban (pasal 4) disebutkan bahwa setiap orang mempuyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dari pasal ini menyadari bahwa setiap orang yang menjadi pasien/ klien kita menduduki posisi yang sama atau sejajar dalam menerima pelayanan tanpa adanya perbedaan jenis kelamin, suku, agama, kecacatan,dll. Dokumen lain yang terkait dengan hak dan kewajiban pasien dan tenaga kesehatan adalah Kepmenkes No. 436/ Menkes/SK/VI/1993 yang menyatakan berlakunya standar pelayanan rumah sakit dan standar pelyanan medis. Pedoman hak dan kewajiban pasien, dokter, dan rumah sakit juga disebutkan dalam Surat Edaran Dirjen Pelayanan, Medik No.YM.02.04.3.5.2504 TAHUN 1997.  Hak memberi persetujuan Consent mengandung arti suatu tindakan aksi beralasan yang diberikan tanpa paksaan oleh seseoang yang memiliki pengetahuan cukup tentang keputusan yang ia berikan dan orang tersebut secara hukum mampu memberikan consent.Consent diterapkan pada prinsip bahwa setiap manusia dewasa mempunyai hak dan untuk menentukan apa yang harus dilakukan terhadapnya.
  • 19. Penatalaksanaan informed consent di Indonesia diatur dalam keputusan Direktur jendral Pelayanan Medik No.HK.00.06.3.5.1986 Tentang pedoman persetujuan tindakan medic. Penerapan prosedur pengambialan consent yang tepat juga tidak bertentangan dengan pasien sebagai konsumen kesehatan.Seperti dalam Bab 3. Pasal 4. Ayat 3 (undang-undang konsumen) disebutkan bahwa konsumen mempunyai hak atas informasi yang benar. Jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/ atau jasa.  Hak Perlindungan bagi Anak, Individu gangguan mental, usia lanjut dan Wanita  Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999(bagian kesepulu tentang  hak anak) dan undang-undang No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak disahkan untuk menjamin hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang,dan berpatisipasi optimal sesuai harkat dan martabat kemanusiaan. Dalam undang-undang Nomor 39 tahun 1999 juga disebutkan beberapa hak bagi penyandang cacat, orang yang berusia lanjut, wanita hamil dan anak-anak untuk mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus.  Hak untuk Hidup Dalam Bab 3 Pasal 1 UU RI Nomor 39 tahun 1999 disebutkan hak untuk hidup yang berbunyi “setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup dan meningkatkan taraf hidup” Perlindungan hak untuk mempertahankan seseorang tetap hidup atau membantu mereka untuk meninggal dunia tanpa harus mengalami banyak penderitaan merupakan dilema yang rumit dan sensitif. Kita sudah mengenal adanya euthanasia pasif maupun aktif dan walaupun di Indonesia euthanasia seringkali tidak dapat dihindarkan Namun secra hukum sepertinya hal ini tidak mudah untuk dituangkan dalam peraturan tertulis seperti yang terjadi dinegara lain.  Hak Pasien dalam Penelitian
  • 20. Apabila perawat berpartisipasi dalam penelitian yang melibatkan pasien, perawat harus yakin bahwa hak-hak pasien tidak dilanggar, baik secara eti maupun secara hukum. Untuk ini perawat harus memahami hak-ha pasien : membuat keputusan sendiri untuk berpartisipasi, mendapat informasi yang lengkap, dignitas, bebas dari bahaya atau resiko cedera, percakpan tentang sumberssumber pribadi dan hak terhindar dari pelayanan orang yang tidak kompeten. Untuk melindungi hak-hak pasien dalam penelitian, Memtri Kesehatan RI melalui SK Nomor 1334/ Menkes/SK/X/2002 telah menbentuk komisi nasional etik penelitian kesehatan.  Hak-hak Perawat Sebagai tenaga professional, perawat mempuyai berbagai hak, seperti yang telah disebutkan pada undang-undang No. 23 tahun 1992 terutama pada pasal 50 tentang pelaksanan tugas tenaga kesehatan dan pasal 53 (ayat 1) tentang perlindungan hukum yang menyebutkan bahwa tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalm melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya (ayat 1); tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.  Hak perlindungan Perempuan Dalam GBHN tahun 1999-2004(Tap MPR RI No. IV /MPR/1999) disebutkan peran dan kedudukan dan peranan perempuan sebagai berikut: (a) meningkatkan kedudukan dan peranan perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui kebijakan nasional yang diemban oleh lembaga yang mampu memprjuangkan terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender; (b) meningkatkan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan dengan tetap mempertahankan nilai-nilai persatuan dan kesatuan serta nilai historis perjuangan kaum perempuan, dalam rangka melanjutkan usaha pemberdayaan perempuan serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat. Keikutsertaan perawat dan sekaligus sebagian besar perawat adalah perempuan dalam pembanguanan kesehatan cukup banyak dan tidak diragukan. Dalam konteks ini, hak-hak menyangkut peran dan perlindungan
  • 21. perempuan juga sudah selayaknya diberikan kepada para perawat perempuan pula.  Hak Berserikat dan Berkumpul Hak berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pendapat baik itu lisan maupun tertulis merupakan hak setiap warga negara seperti yang tertuang dalam UUD 1945. Hak perwat ini telah diwujudkan dengan terbentuknya organisasi profesi. Hak ini tidak saja dapat diwujudkan dengan bergabung dalam organisai profesi tetapi juga mengambil peran dalam aksi politik untuk mewakili keperawtan atau masyarakat sebagai penerima layanan kesehatan.  Hak Mendapat Upah yang Layak Bila kewajiban yang telah ditetapkan dalam perikatan tidak dapat dipenuhi, disebut wan pestasi. Perikatan / perjanjian dapat dikatakan sah apabila memenuhi syarat (Muhammad, 1990): 1. Ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang membuat perjanjian (consensus) 2. Ada percakapan pihak-pihak untuk membuat perjanjian (kapacity). 3. Ada suatu hak tertentu (a certain ssssubject matter), dan ada suatu sebab yang halal (legal cause). Sebelum menerima atau diterima bekerja di suatu tempat, perawat mempelajari dan menyetujui kontrak bila kedua bela pihak setuju. Kontrak perjanjian ini meliput berbagai hal, misalnya gaji, jam kerja, liburan, asuransi kesehatan, izin cuti,dll. Tanggung jawab Hukum Perawat dalam Praktek Dalam tatanan klinis, pada dasarnya ada dua jenis tindakan yang dilakukan oleh perawat, yaitu tindakan yang dilakukan berdasrkan pesanan dokter atau tindakan yang dilakukan secara mandiri. Kedua jenis tindakan ini mempunyai implikasi yang berbeda. yang berdasarkan pesanan dokter tidak dapat sepenuhnya dapat dibebankan pada perawat.
  • 22. SK Menkes No. 674/Menkes/SK/IV/2000 tanggal 14 April 2000 tentang registrasi dalam praktik keperawatan dengan tegas menyebutkan bahwa dalam menjalankan praktiknya, perawat dapat bekerja secara perorangan atau kelompok. Dengan disepakatnya kewenangan perawat dalam menjalankan praktik keperawatannya dalam SK Menkes ini, secara Hukim perawat mempuyai tanggung jawab sabagai berikut 1. 2. 3. 4. 5. Melaksanakan asuhan keperawatan mandiri Dengan melaksanakan asuhan keperawatan mandiri dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan. Perawat diharapkan dalam memberi asuhan ini mampu menegakan diagnosis keperawatan dan memmberi asuhan sesuai standar yang disusun oleh organisasi profesi. Pertanggungjawaban dalam praktik keperawatan Pada prinsipnya semua tenaga profesional yang mempunyai kewenangan/ tanggung jawab tertentu dalam kehidupannya profesional sehari-hari tidak dapat terlepas dari risiko tuntunan kepadanya. Perawat profesional, seperti tenaga profesional lainya, mempuyai tanggung jawab terhadap setiap bahaya yang ditimbulkannya dari kesalahan tindakannya. Mendatangani pernyataan hukum Perawat sering diminta untuk menandatangani atau sabagai saksi. Dalam hal ini perawat hendaknya tdak membuat pernyataan yang dapat di interpretasikan menghilankan pengaruh. Perawat disarankan mengacu pada kebijakan rumah sakit atau kebijakan dari dari yang berwenang. Perlindungan Hukum untuk perawat Kemajuan perlindungan hukum bagi perawat diberbagai negara sepertinya cukup bervariasi. Pada prinsipnya untuk menjalankan praktiknya, perawat harus memiliki perlindungan yang memadai terutama dari tuntunan malpraktek dan kelalaian. Bahkan perlidungan ini sudah seharusnya diatur untuk peserta didik keperawatan. Status peserta didik keperawatan di lahan praktik adalan supernumary. Artinya mereka tidak dianggap atau dihitung sebagai bagian work force dan mereka disarankan untuk memiliki jaminan/ asuransi yang melindungi mereka dari tuntunan /gugatan. Mencegah masalah hukum
  • 23. Masalah hukum memang merupakan hal yang kompleks karena mnyangkut nasib manusia. Menanggapi hal ini kita ingat slogan lama mencegah lbih baik dari pada mengobati. D.HAK DAN KEWAJIBAN PERAWAT DAN PASIEN a. Hak pasien Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien: 1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku dirumah sakit. 2. Pasien berhak memperoleh pelayanan manusiawi,adil dan jujur. 3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar profesi kedokteran/kedokteran gigi tanpa diskriminasi 4. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit. 5. Pasien berhak memilih asuhan keperawatan/standar profesi perawat. 6. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar. 7. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang berada di rumah sakit terhadapn penyakit yang di deritanya, sepengetahan dokter yang merawat 8. Pasien berhak atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang di derita termaksut data-data medisnya 9. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak di lakukan terhadap dirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawabnya sendiri setelah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya. 10. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi penyakit yang di derita, tindakan medis yang hendak di lakukan, kemungkinan penyakit sebagai akibat
  • 24. tindakan-tindakan tersebut dan tindakan untuk mengatasinya, alternatif terapi lainya, prognosanya dan perkiraan biaya perawatanya. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan di lakukan kaya dokter sehubungan dengan penyakit yang di deritanya. 11. Pasien yang berada dalam keadaan kritias berhak di dampingi oleh keluarganya. 12. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai ibadah/kepercayaan yang di anutnya selama itu tidak mengganggu pasien lainya. 13. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit. 14. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit atas dirinya. 15. Pasien berhak menerima dan menolak bimbingan moril spiritual. pernyataan yang berkenaan denngan hak klien di pengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: 1. Meningkatnya kesedaraan konsumen mengenai hak asuhan kesehatan dan lebih besarnya partisipasi dalam merencanakan asuhan tersebut. 2. Meningkatnya junlah mal praktek yang di publikasikan sehingga menggugah kesadaran masyarakat. 3. Legislasi yang telah di tetapkan sebelumnya melindungi hubungan seprerti atasan – bawahan dan hak manusiawi serta legislasi kesamaan hak-hak secara umum. 4. Konsumen memperhatikan masalah tentang meningkatnya jumlah penelitian yang dilakukan di bidang kesehatan dan meningkatnya penggunaaan klien untuk tujuan pendidikan pada sejumlah disiplin. b. kewajiban pasien
  • 25. 1. Pasien dan keluarganya berkewajiban mentaati segala peraturan yang tertip di rumah sakit. 2. Pasien berkewajiban untuk mengetahui segala instruksi dokter dan perawat dalam pengobatan. 3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter yang merawat. 4. Pasien atau keluarga yang bertanggung jawab terhadapnya berkewajiban untuk menyelesaikan biaya pengobatan, perawaatan dan pemeriksaan yang diperlukan selama perawatan. C. Hak Perawat. Menurut Akhmad Budiman (2008) memaparkan hak perawat sebagai berikut : 1. Memperoleh perlindungan hukum dan profesi sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur (SOP) merupakan hak perawat legal atas dasar peraturan perundang- undangan dari pusat maupun daera. 2. Memperoleh infomasi yang lengkap dan jujur dari klien dan atau keluarga agar mencapai tujuan keperawatan yang maksimal kepada klien dan keluarga yang berada dalam lingkup keperawatan tidak hanya memberikan informasi kesehatan klien kepada salah satu profesi kesehatan lainya saja, akan tetapi perawat berhak mengakses segala informasi kesehatan kllien, karena yang berhadapan langsung dengan klien tidak lain adalah perawat itu sendiri. 3. Melaksanakan tugas sesuai dengan kompotensi dan otonomi profesi. Ini di maksutkan agar perawat dapat melaksanakan sesuai ilmu pengetahuan di dapat berdasarkan jenjang pendidikan yang di milikinya. 4. Berhak memperoleh pnghargaan sesuai dengan pretase edikasi yang luar biasa dan atau bertugas di daerah terpencil dan rawan. 5. Berhak memperoleh jaminan perlindunngan resiko kerja yang berkaitan dengan tugasnya di indonesia yang biasa di kenal dengan asuransi kesehatan(PNS). 6. Hak perawat untuk menerima imbalan jasa profesi yang berprofesional sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku.
  • 26. Menurut Mini Emi Suhaemi dalam bukunya “etika keperawatan aplikasi pada praktek”memaparkan hak keperawatan sebagai berikut: 1. perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tughas sesuai dengan profesinya. 2. Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasinya sesuai dengan latar belakang pendidikanya. 3. Perawat berhak untuk menolak keinginan klien yang bertentangan dengan peraturan perundang- undangan serta standar dan kode etik profesi. 4. Perawat untuk mendapatkan informasi lengkap dari informasi dari klien atau keluarganya tentang keluhan kesehatan dan ketidak puasan terhadap pelayanan yang di berikan. 5. Perawat berhak untuk mendapatkan ilmu penngetahuanya berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang keperawatan/kesehatan secara terus menerus. 6. Perawatberhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur,baik oleh institusi pelayanan maupun oleh klien. 7. Perawat berhak mendapatkan jaminan bahaya baik secara fisik maupun stress emosional. 8. Perawat berhak diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan pelayanan kesehatan. 9. Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh klien dan/atau keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya. 10.Perawat berhak untuk menolak dipindahkan ke tempat tugas lain,baik melalui anjuran maupun pengumuman tertulis karena diperlukan untuk melakukan tindakan ang bertentangan dengan standar profesi atau kode etik keperawatan atau aturan perundang-undangan yang lainnya. 11.Perawat berhak untuk mendapatkan penghargaan dan imbalan yang layak atas jasa profesi yang diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di instuti pelayanan yang bersangkutan. 12.Perawat berhak untuk memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuai dengan bidang profesinya. d. kewajiban perawat menurut Akmad Budiman (2008) memaparkan kewajiban perawat sebagai berikut:
  • 27. 1. Dalam melaksanakan praktik keperawatan perawat berkewajiban untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuatu dengan standar profesi,standar praktek keperawatan dan SOP serta kebutuhan klien atau pasien dimana standar profesi,standar praktek dan kode etik tersebut ditetapkan oleh organisasi profesi yang merupakan pedoman yang harus diikuti oleh setiap tenaga keperawatan. 2. Perawat yang melaksanakan tugasnya diwajibkan untuk merujuk klien dan atau pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik,apabila tidak mampu suatu pemeriksaan atau tindakan. 3. Perawat wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien atau pasien,kecuali untuk kepentingan hukum.hal ini menyangkut privasi klien untuk kepentingan asuhan keperawatan karena disisi lain perawat juga wajib menghormati hak-hak klien atau pasien dan profesi lain sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku. 4. Perawat wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya.pelaksanaan gawat darurat yang sangat membutuhkan pertolongan segera dapat dilaksanakan dengan baik yaitu di rumah sakit yang tercipta kerjasama antara perawat serta tenaga kesehatan lain yang berhubungan langsung,sedangkan untuk daerah yang jauh dari pelayanan kesehetan modern tentunya perawat kebanyakan menggunakan seluruh kemampuannya untuk melakukan tindakan pertolongan,demi keselamatan jiwa klien. 5. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu keperawatan dalam meningkatkan profesionalisme. Menurut Mimin Emi Suhaemi dalam bukunya “Etika Keperawatan Aplikasi pada Praktek” memaparkan kewajiban sebagai berikut: 1 .perawar wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan. 2 .perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar profesi dan batas kegunaannya. 3. perawat wajib menghormati hak klien.
  • 28. 4. perawat wajib merujukkan klien kepada perawat atau tenaga kesehatanlain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik apabila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya. 5.perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk berhubungan dengan keluarganya,selama tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang ada. 6. perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk menjalankan ibadahnya sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-masing selama tidak mengganggu klien yang lainnya. 7. perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan terkait lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada klien. 8. perawat wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien dan keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya. 9. perawat wajib memberikan dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan berkesinambungan. 10. perawat wajib mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi keperawatan atau kesehatan secara terus menerus. 11. perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan batas kewenangannya. 12. perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien,kecuali jika dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.  Kasus 1 Pada kasus Nolan v.Jeffresin Paris Hospital (2001), perawat parktisi berlisensi (PLN) yang telah bekerja diunit kardiologi stepdown selama 9 tahun, menggugat rumah sakit empatnya bekerja, dan mitra kerjanya karena talah salah memecat dan mencemarkan nama baiknya. Ia meminta supaya ia dikembalikan kepekerjaan semulanya, mendapat penggantian gajinya yang
  • 29. tidak dibayarkan selama beberapa bulan, menghapus pernyataan negatif tertentu dari catatannya, serta mendapat biaya ganti rugi untuk kerugian yang dialaminya ketika tampil dihadapan The Board of for the Office of Employee Security dengan maksud supaya suatui peringkaatt tertulis dihapus dari catatan pekerjaannya, sebelum LPN tersebut telah melampirkan catatan pasien tertentu untuk menguatkan klaimnya bhwa ia telah diberi pemerintah secara verbal oleh bagian farmasi untuk mengubah obat-obatan yang diberi pasien. Pihak rumah sakit memecatnya karena telah melanggar kebijakan rumah sakit menyangkut kerahasiaan pasien. Namun The Board of Review menemukan bahwa kendati ia dituduh melanggar kebijakan perusahaan, Ia secara teknis tidak menyalin ulang catatan medis pasien, juga tidak mengabaikan perintah yang diberikan kepadanya pada rapat dengan pihak fasilitas kesehatan. Lebih lanjut, ia tidak memahami bahwa dengan member informasi kepada Departemen Kepegawaian, ia telah melanggar kebijakan tentang kerahasiaan pasien. The Board menentukan bahwa ia tidak sengaja melanggar kebijakan perusahaan dan bahwa pemecatan terhadap dirnya bukan karena kesalahannya dalam bekerja.ia kemmudian mendapat ganti rugi sesuai keinginanya. LPN ini dapat di katakan beruntung karena ia memenangkan kasus tersebut. Tidak semua the boart of review akan menelaah kembali apakah suatu pelanggan kerahasiaan di lakukan secara sengaja atau semata-mata suatu ke hilafan . beberapa menyatakan bahwa setiap pelanggaran, baik sengaja maupun karena alasan lain, merupakan alasan kuat pemecatan. Kasus ini juga menggambarkan bahwa pelanggaran kerahasiaan dapat terjadi ketika perawat membuat salinan ulang rekaman medis pasien atau ketika ia menyerahkan dokumen ke departemen lain bahkan ke depertemen kepegawaian untuk menguatkan pembelanya terhadap setiap klien terhadapnya. Dalam menangani isu yang terkait dengan kerahasiaan pasien, perlu di terapkan kewaspadaan ekxtra karena kebanyakan fasilitas perawatan kesehatan memiliki kebijakan yang menyatakan bahwa seorang perawat bisa di hentikan karena melanggar hak pasien supaya kerahasiaan atau prifasinya di lindungi.
  • 30. Daftar Pustaka http : // www.ameahira. Com/ ilmu-budaya-dasar. Di kutip tgl 22 maret 2010. www. Wikipidia. Org/ wiki/budaya di kutip tgl 22 marey 2010. Suhaemi Mimia Emi.2005.Etika Keperawatan. Jakarta: buku kedokteran. http//organisasi.org//pengertian_macam_dan_jenis_hak_asasi_manusia_ham _yang_berlaku_umum_global_pelajaran_ilmu_ppkn_pmp_indonesia Robert priharjo.2008.PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL. Jakarta. EGC Mimin Suhaemi.Etika Keperawatan. Jakarta. EGT www. Kwsehatan Masyarakat. Com Suhaemi , Emi , Mimin.2005. Etika Keperawatan Aplikasi Pada Publik. Jakarta : EGC. Priharjo , Robert.2008.Konsep dan Prespektif Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC. Budiman, Akhmad 2007. Hak dan Kewajiban Perawat (online) (http://www. Akhmad Budiman. Org. Di akses 24 maret)
  • 31. Helm , Ann. 2005 mapratik keperawatan menghindari masalah hukum. Jakarta : EGC Priharjo , Robert.2008 kondep dan perspektif praktik Keperawatan profesional. Jakarta:EGC