11. Perlu diingat...
Kegawatdaruratan sehari – hari atau bencana, basis utama
penanganan :
1. Triage
2. Primary survey
3. Secondary survay
4. Stabilisasi
5. Transfer (on going team)
6. Definitive care (rumah sakit)
12. Initial Assesment
Initial Assesment adalah proses penilaian
korban dengan mengenali dan melakukan
penanganan terhadap keadaan yang
mengancam nyawa
13. Initial Assessment & Management
1. Preparation : Pra & Intra Hospital
2. Triage : Pra & Intra Hospital
3. Primary survey (ABCDEs)
4. Resuscitation
5. Adjuncts to the primary survey and resuscitation
6. Consideration of need for transfer
7. Secondary survey (more detailed evaluation, diagnosis, and treatment)
8. Adjuncts to the secondary survey
9. Continued post-resuscitation monitoring and reevaluation
10. Definitive care
Sumber :
Student Course Manual ATLS ® Advanced Trauma Life Support ®. (2018).
14. Contoh Kasus
Korban mana yang akan selamat ???
Kasus 1 :
Sepasang Kakek & Nenek sedang bernostalgia naik sepedah ontel. Saat di depan
RS ada mobil dengan kecepatan tinggi menyenggol sepeda si kakek lalu si kakek
terjatuh kebawah dengan posisi kepala terbentur. Si kakek tidak sadarkan diri. Di
lokasi kejadian ada tukang ojek dan tukang becak yang membantu si kakek ke IGD
RS yang tidak jauh dari lokasi kejadian
Kasus 2 :
Seorang laki-laki usia 50 thn ditusuk orang tidak dikenal didaerah abdomen.
Pasien tidak sadarkan diri. Lalu dibawa oleh orang sekitar ke RS
Kasus 3 :
Seorang anak naik pohon lalu terjatuh. Saat terjatuh anak tersebut tertancap
pohon dari bagian belakang kepala tembus ke bagian rahang dan mulut
24. SEJARAH TRIAGE
• Triage = triase
• Trier (perancis) = to sort = tempat
dilakukan pemilahan; memilah
• Dominique Larrey (dokter masa
Napoleon Bonaparte)
• “Flying Ambulance”, di Mesir
• Tujuan triage : the right patient
to the right hospital by the right
ambulance at the right time.
• Do the most for the most
25. Triage
Jenis Triase
• Triage Pra Hospital
1.SIT (single triase = triage pasien tunggal)
2. START (simple triage and rapid treatment)
3.SAVE (secondary assessment of victims endpoint)
• Triage RS (Hospital Triage)
1. PACS
2.ESI
3. ATS
26. • Patient Acuity Category Scale pertama kali
diperkenalkan di Singapura oleh SGH.
• Terdiri dari 4 skala prioritas.
• PACS 1 Pasien mengalami kolaps kardiovaskular /dalam
kondisi yang mengancam nyawa tidak boleh delay, mis :
major trauma, STEMI, cardiac arrest, gagal nafas, ALO.
• PACS 2 pasien sakit berat, tidur di brankar/bed, dan
distress berat tetapi keadaan hemodinamik stabil pada
pemeriksaan awal stroke, closed fracture tulang
panjang, asthma attack.
• PACS 3 Pasien sakit akut, moderate, mampu berjalan,
tidak beresiko kolaps Vulnus, demam, cedera ringan –
sedang
• PACS 4 Pasien non emergency. Dapat dirawat di poli
acne, dyslipidemia.
HOSPITAL TRIAGE : PACS
27. • Diperkenalkan Amerika Serikat dan Kanada oleh perhimpunan
perawat emergensi & dokter spesialis emergensi. ESI diadopsi secara
luas di Eropa, Australia, Asia, dan Indonesia.
• Memiliki 5 skala prioritas.
• Prioritas 1 – prioritas 5.
HOSPITAL TRIAGE: ESI
28. • Prioritas 1 (label biru) Impending life/limb threatening
problem Membutuhkan immediate life – saving
intervention (cito tindakan).
Parameter prioritas 1 Semua gangguan signifikan pada
ABCD. Misal : Cardiac arrest, status epileptic,
hypoglycemic coma, dan lain – lain.
• Prioritas 2 (label merah) Potential life, limb, or organ
threatening problem Pertolongan pada pasien urgent
tidak dapat ditunda (should not wait). Parameter
prioritas 2 adalah pasien – pasien hemodinamik atau
ABCD stabil dengan kesadaran turun tapi tidak koma (GCS
8 – 13), distress berat, dan high risk. Contoh : asthma
attack, akut abdomen, electric injury.
ESI
29. • Prioritas 3 (label jingga) Pasien – pasien yang membutuhkan in –
depth evaluation, pemeriksaan klinis menyeluruh.
• Memerlukan “dua atau lebih” resources (sumber daya) fasilitas perawatan
IGD.
• Logikanya Makin banyak sumber daya/ resources yg dibutuhkan makin
berat kegawatdaruratan prioritas 3 – 5 berkaitan dengan kebutuhan
resources.
• Contoh, sepsis memerlukan pemeriksaan laboratorium, radiologis, dan ECG.
Sepsis stabil mempunyai prioritas lebih tinggi daripada typhoid fever tanpa
komplikasi. Akan tetapi, sepsis berat tergolong prioritas 2 (merah) dan shock
septic prioritas 1 (biru).
ESI
30. • Prioritas 4 (label kuning) pasien – pasien yang memerlukan satu
macam sumber daya perawatan IGD.
• Contoh : Pasien BPH memerlukan pemasangan kateter urine, VL
membutuhkan hecting sederhana, acute febrile illness (AFI) memerlukan
pemeriksaan laboratorium.
• Prioritas 5 (label putih) Pasien – pasien yang tidak memerlukan
sumber daya. Hanya membutuhkan pemeriksaan fisik dan anamnesis,
tanpa pemeriksaan penunjang. Pengobatan pasien umumnya per oral
atau rawat luka sederhana. Contoh : common cold, acne, excoriasi.
ESI
31. Persamaan :
Kedua sistem hospital triage tersebut (PACS & ESI memiliki pijakan
pemilihan pasien berdasarkan temuan klinis pada first sight atau
initial assessment.
Perbedaan :
• Terletak pada dimensi parameter pemilahan.
• ESI membagi kegawatan dalam dua parameter gangguan ABCD
dan parameter sumberdaya.
• Gangguan yang sedang berlangsung (impending) pada ABCD mendapat
prioritas pertama,
• Gangguan ABCD tidak langsung (potential) memperoleh prioritas kedua.
Persaman & Perbedaan ESI - PACS
32. • Sumber daya diartikan makin banyak sumber daya
dibutuhkan dalam manajemen suatu penyakit maka makin
serius penyakit tersebut.
• PACS tidak mengikut sertakan parameter sumberdaya
fokus pada parameter klinis pasien.
• Sistem PACS Pasien Emergency dan Non Emergency.
• Paramater emergency ABCD, hemodinamik, distress, mampu
beraktivitas atau terbaring, dan resiko kolaps
• Non emergency tidak ditemukan urgensi pengobatan dan dapat
dirawat secara poliklinis.
PERBEDAAN ESI & PACS
33. ATS
Australia Triage Scale
• Berbasis layanan darurat di seluruh Australia dan Selandia Baru.
• Semua pasien yang datang ke unit gawat darurat harus di triase.
• Oleh tenaga terlatih dan perawat berpengalaman.
• Penilaian triase dan kode ATS dialokasikan harus dicatat.
• Perawat triase harus memastikan penilaian ulang terus menerus
dari pasien yang menunggu, dan, jika gambaran klinis
perubahan, pengulangan triase pasien disesuaikan.
34. Persyaratan lingkungan dan peralatan
• Area triase harus mudah diakses dan tandanya jelas.
• Ukuran dan desain harus memungkinkan untuk pemeriksaan
pasien, privasi dan akses visual untuk pintu masuk dan ruang
tunggu, serta untuk keamanan staf.
• Daerah harus dilengkapi dengan peralatan darurat, fasilitas untuk
kewaspadaan standar(Fasilitas cuci tangan, sarung tangan),
langkah-langkah keamanan (alarm tekanan atau akses siap untuk
keamanan bantuan).
• Perangkat komunikasi yang memadai (telepon dan / atau interkom
dll) dan fasilitas untuk triase merekam informasi.
35. A stralian Triage Scale (ATS)
KATAGORI ATS
u
WAKTU TUNGGU MAXIMAL INDIKATOR KINERJA
ATS 1 SEGERA 100%
ATS 2 10 MENIT 80%
ATS 3 30 MENIT 75%
ATS 4 60 MENIT 70%
ATS 5 120 MENIT 70%
Respon Time
36.
37.
38.
39.
40.
41. ATS 1
Penilaian dan pengobatan simultan Segera
• Gagal jantung
• GangguanPernapasan
• Sumbatan jalan napas
• Frekuensi Pernapasan <10/min
• Distres pernapasan berat
• Tekanan darah <80 (dewasa) atau syok pada anak / bayi
• Tidak responsif atau hanya respon nyeri (GCS <9)
• Berkelanjutan / kejang berkepanjangan
• IV overdosis dan tidak responsif atau hipoventilasi
• Gangguan perilaku berat dengan ancaman langsung kekerasan berbahaya
42. ATS 2
Penilaian dan pengobatan dalam waktu 10 menit
• Risiko gangguan jalan napas - stridor parah atau mengeluarkan air liur dengan
distres
• Distres pernapasan berat
• Peredaran kompromi
• - Berkeringat atau belang-belang kulit, perfusi yang buruk
• - HR <50 atau> 150 (dewasa)
• - Hipotensi dengan efek hemodinamik
• - Kehilangan darah yang parah
• - Nyeri dada seperti gangguan jantung umumnya
• Nyeri hebat - menyebabkan
• BSL <2 mmol / l
• Mengantuk, respon penurunan penyebab (GCS <13)
• Hemiparesis akut / disfasia
• Demam dengan tanda-tanda kelesuan (semua usia)
• Asam atau splash alkali untuk mata - membutuhkan irigasi
43. • Trauma multi besar (yang membutuhkan respon cepat tim
terorganisir)
• Trauma lokal berat - patah tulang besar, amputasi
• Riwayat resiko tinggi
• Meminum obat penenang beracun yang signifikan atau
• Signifikan / berbahaya envenomation
• Nyeri berat pada kehamilan ektopik
• Perilaku / Psikiatri:
• - Kekerasan atau agresif
• - Ancaman langsung terhadap diri sendiri atau orang lain
• - Membutuhkan atau telah diperlukan menahan diri
• - Agitasi atau agresi berat
44. ATS 3
Penilaian dan memulai pengobatan dalam waktu 30’
• Hipertensi berat
• Kehilangan cukup banyak darah - apapun penyebabnya
• Sesak napas sedang
• Saturasi O2 90 - 95%
• BSL> 16 mmol / l
• Kejang (sekarang waspada)
• Demam pada pasien dengan imunosupresi misalnya pasien onkologi, steroid Rx
• Muntah terus-menerus
• Dehidrasi
• Kepala cedera dengan LOC singkat-sekarang waspada
• Nyeri sedang sampai berat - apapun penyebabnya, yang membutuhkan
analgesik
• Nyeri dada non-jantung keparahan dan mungkin mob
• Nyeri perut tanpa efek berisiko tinggi - mod parah atau pasien usia> 65 tahun
45. • Cedera ekstremitas Moderat - deformitas, laserasi yang
parah, luka lecet.
• Limb - sensasi diubah, periode tak ada nadi
• Trauma – riwayat dengan penyakit berisiko tinggi tanpa
risiko tinggi lainnya
• Neonatus stabil
• Anak beresiko
• Perilaku / Psikiatri:
• - Sangat tertekan, risiko menyakiti diri
• - Psikotik akut atau disorder penuh
• - Situasional krisis, merugikan diri dengan sengaja
• - Gelisah / menarik diri / berpotensi agresif
46. ATS 4
Penilaian dan memulai pengobatan dalam waktu 60’
• Perdarahan ringan
• Aspirasi Benda asing, tidak ada gangguan pernapasan
• Cedera dada tanpa rasa sakit tulang rusuk atau gangguan pernapasan
• Kesulitan menelan, tidak ada gangguan pernapasan
• Cedera kepala ringan, tidak kehilangan kesadaran
• Nyeri sedang, beberapa faktor resiko
• Muntah atau diare tanpa dehidrasi
• Peradangan mata atau benda asing - penglihatan normal
• Trauma ekstremitas Minor - pergelangan kaki terkilir, patah tulang mungkin, laserasi robek yang
membutuhkan tindakan atau intervensi - tanda-tanda vital normal, nyeri rendah / sedang
• Nyeri kepala, tanpa gangguan neurovaskular
• Bengkak "panas" pada sendi
• Nyeri perut non-spesifik
• Perilaku / Psikiatri:
• - Semi-mendesak masalah mental kesehatan
• - Berdasarkan pengamatan dan / atau tidak ada risiko segera untuk diri sendiri atau orang lain
47. ATS 5 Penilaian dan mulai pengobatan dalam
waktu 120’
• Nyeri minimal dengan tidak ada fitur berisiko tinggi
• Riwayat penyakit dengan risiko rendah dan sekarang asimtomatik
• Gejala kecil penyakit stabil yang ada
• Gejala kecil dengan kondisi yang tidak berbahaya
• Luka - lecet kecil, lecet ringan (tidak memerlukan jahitan)
• Dijadwalkan kembali meninjau misalnya luka, perban yang kompleks
• Imunisasi
• Perilaku / Psikiatri:
• - Dikenal pasien dengan gejala kronis
• - Sosial krisis, baik pasien klinis
48.
49. • Triage tingkat kegawatan pasien berdasarkan keluhan pasien, klinis,
dan TTV.
• Terbagi kedalam 4 Prioritas
• Prioritas 1 (Label Merah/Red Zone).
• Prioritas 2 (Label Kuning/Yellow Zone).
• Prioritas 3 (Label hijau/ Green Zone).
• Prioritas 0 (Label hitam) DOA dgn tanda2 kematian khas.
MODIFIKASI TRIAGE
52. Pasien dgn kondisi mengancam nyawa, memerlukan intervensi segera
dan evaluasi.
Pasien dibawa ke Ruang Resusitasi.
Waktu tunggu nol.
53. • Penurunan kesadaran apapun penyebabnya.
• Perdarahan berat.
• Respiratory distress.
• Syok tipe apapun.
• High velocity injury.
• Asfiksia, Cedera cervical spine, cedera pada maxilla.
• Trauma kepala dgn koma dan proses shock yg cepat.
• Multiple Fraktur.
• Luka bakar > 30 % / Extensive burn
• Crush injury.
• STEMI.
• Palpitasi karena gangguan irama jantung (SVT, AFRVR, AV blok)
• Krisis hiperglicemia.
Red Zone - Kasus berat
56. • Pasien dgn penyakit yg akut sedang tanpa tanda syok.
• Mungkin membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki.
• Waktu tunggu 15 menit.
• Semi-Critical care.
57. • Perdarahan tanpa tanda2 syok.
• Kasus keganasan dengan low intake/ dehidrasi sedang tanpa tanda2 syok.
• Trauma thorax Non asfiksia.
• Fr. Tertutup pada tulang panjang.
• Luka bakar terbatas ( < 30 % dari TBW ).
• Asma Ringan – Sedang.
• PPOK ringan – sedang.
• Hiperglicemia non crisis.
• Stroke Infarct / TIAtanpa penurunan kesadaran.
• Ileus Obstructive.
• GE dengan dehidrasi sedang.
• Hiperpireksia.
• Vertigo sedang – berat (disertai mual dan muntah hebat).
• NSTEMI tanpa tanda2 syok.
Yellow Zone - Kasus sedang
60. • Pasien yg biasanya dapat berjalan dgn masalah medis yang minimal
• Luka lama
• Kondisi yang timbul sudah lama
• AreaAmbulatory / Ruang Non Kritis
• Waktu tunggu 30 menit
61. • Minor injuries
• Seluruh kasus - kasus ambulant / jalan
• Demam (Non hiperpireksia).
• GE tanpa/dengan dehidrasi ringan.
• Influenza.
• Cephalgia dengan skoring nyeri ≤ 6.
• ISPA.
• Psikosa akut.
• Hipertensi ringan.
• Sindrom hiperventilasi.
Green Zone - Kasus ringan
64. Danger
Sebelum menolong korban sebaiknya kita harus
perhatikan diri kita sendiri/penolong, lingkungan dan
pasien (3A : Aman Diri, Aman Lingkungan/lokasi
kejadian dan Aman Pasien/Korban).
65. Respons
• A:
Alert/Sadar (klien/korban dapat dikatakan sadar apablila dapat berorientasi
terhadap tempat, waktu dan orang)
• V:
Verbal/respon terhadap suara (korban/klien dalam keadaan disorientasi
namun masih diajak bicara)
• P:
Pain/resepon terhadap nyeri (korban/klien hanya berespon terhadap nyeri)
• U:
Unresponsive/tidak sadar (tentukan kesadaran korban apakah berada dalam
keadaan Alert, Verbal, Pain, Unresponsive)