Peran Tim Medis Emergency Dalam Early Warning & Code Blue System
1. Peran Tim Medis Emergency
Pada Early Warning & Code Blue
System
03
2. Latar belakang (1)
• Pada tahun 1999, Institute of Medicine menerbitkan To Err Is Human, sebuah laporan penting
sejumlah besar kematian pada pasien rawat inap dapat dicegah dan umumnya diakibatkan
oleh kelalaian, kurangnya komunikasi, atau kurangnya mekanisme keamanan yang memadai.
• Selain itu saat ini telah disetujui bahwa sebagian besar serangan jantung pada pasien rawat
inap didahului oleh perubahan fisiologis selama berjam-jam hingga berhari-hari sebelum
kejadian akut.
• Konsep dasar dari respon cepat dan tim medis darurat adalah bahwa pengenalan dan intervensi
yang tepat waktu oleh personel terlatih akan berdampak pada kejadian serangan jantung dan
kematian.
• Dalam hal ini, tim ini dimaksudkan berfungsi sebagai sistem "911" rumah sakit untuk secara
cepat memobilisasi pasien dengan kerusakan fisiologis akut.
3. Latar belakang (2)
• Beberapa penelitian penurunan secara lambat pada
tanda-tanda vital ini dapat terjadi hingga 48 jam
sebelum efek samping yang serius seperti serangan
jantung, admission ICU yang tidak terduga, atau
kematian.
• Laporan-laporan tersebut secara tersirat menyebutkan
bahwa perkembangan dari kondisi kritis tidak begitu
"mendadak" melainkan "tiba-tiba dikenali.“
• Dikembangkan sistem EWS (Early Warning System)
dengan parameter fisiologis sederhana
4. Latar belakang (3)
• Sebuah tinjauan sistematis baru-baru ini oleh Alam et al. menyimpulkan bahwa
pengenalan EWS dikaitkan dengan hasil klinis yang lebih baik (peningkatan
kelangsungan hidup dan penurunan efek samping yang serius)
• Kegunaan dan nilai prediktif EWS harus selalu dilihat dalam konteks respons yang
dapat dipicunya.
• Tanggapan ini biasanya berasal dari ICU: tim khusus dapat dipanggil untuk
merespons pasien yang memburuk lebih awal, menghilangkan batasan spesialisasi
dan lokasi sehingga memusatkan perawatan pada kebutuhan pasien.
Konsep ICU Without Wall
5. 5 bentuk medical error
1. Kegagalan untuk mengenali penurunan kondisi
2. kegagalan untuk merespon terhadap penurunan kondisi
3. Kegagalan untuk segera memobilisasi sumber daya,
4. Kegagalan ntuk berkomunikasi dengan spesialis atau anggota
tim lainnya, atau
5. Kegagalan untuk mencegah kejadian di masa depan melalui
penerapan sistem keselamatan
6. In Hospital Cardiac Arrest
Japan (Fujiwara et al., 2016) April 1, 2011 - March 31, 2012
(228 patients in General ward) Survival to discharge 16 (7%)
Canada (Honarmand et al., 2018) January 2010 - June 2014
160 hospital wards 75 patients ROSC (46.9%) 20 patients
Survive to discharge (13.1%)
• Thailand (Suraseranivongse et al., 2006) 639 patients ROSC ,
Emergency department (ER) and general wards, 44 patients
(6.9%) survive to discharge
Angka harapan hidup paska henti jantung rendah
7. Meskipun terdapat upaya khusus untuk meningkatkan
rutinitas dari resusitasi selama serangan jantung, angka
kematian tetap tidak berubah pada 85% hingga 90% selama
30 tahun terakhir.
Evidence Base Medicine, 2022
Fokus Mencegah Kejadian Henti Jantung di rumah sakit
8. Rapid Response System
• Latar belakang yang mendasari pembentukan tim darurat medis adalah
merespon tanda perburukan pasien, jauh sebelum diperlukan tindakan
resusitasi (CPR).
• Dengan adanya tim darurat medis dapat mengidentifikasi, menilai, dan
melakukan resusitasi pasien yang berisiko mengalami penurunan kondisi.
• Selain itu, tim darurat medis juga diharapkan dapat memfasilitasi transfer
pasien ke Rawat Inap Intensif (ICU).
• Rapid Response System: merupakan suatu sistem respon terhadap
deteksi dini penurunan kondisi pasien di bangsal perawatan
9. Sejarah Rapid Response Sistem
• Sebuah RRS diaktifkan di Pittsburgh dengan denotasi "Kondisi C" (Crisis) sebagai
lawan dari "Kondisi A" (Arrest), sedangkan di Australia RRS disebut sebagai "Medical
Emergency Team" (MET). Deskripsi pertama dalam literatur muncul dari pusat
Australia pada tahun 1995
• Tim darurat medis menjadi standar rumah sakit baru mulai tahun 2004.
Pembentukannya didasari oleh “100,000 Lives Campaign” dari berbagai rumah sakit
di penjuru dunia sebagai inisiatif untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas di rumah
sakit.
• RRS telah diadopsi secara luas dan didukung oleh organisasi keselamatan pasien,
Dalam satu dekade, tim darurat medis didirikan di 65% rumah sakit di seluruh dunia.
10. • Di Standar Nasional Australia mengharuskan semua fasilitas
perawatan akut memiliki RRS agar dapat dengan cepat dan dan
tepat dalam mengenali dan memberikan pelayanan bagi pasien
bangsal yang memburuk
• Sebagian besar layanan kesehatan Australia memiliki RRS dua
tingkat yang terdiri dari tim henti jantung/cardiac arrest team (CAT)
dan MET (Medical Emergency Team).
11. Komponen rapid respon system
RRS dalam pelaksanaanya terdiri atas 2 komponen komponen pengenalan kejadian (afferent limb) dan
komponen respon (efferent limb). Sistem yang menggunakan tanda vital untuk mengaktivasi tim medis emergensi
disimpulkan sebagai sistem track-and-trigger. RRS yang bertujuan untuk memastikan reliabilitas respon akan
suatu kejadian kritis mencakup 5 fungsi pengenalan (the five R) berupa:
Pengukuran tanda vital (recording of vital signs)
Pengenalan abnormalitas (recognition of abnormality)
Pelaporan kondisi kritis (reporting of deterioration)
Pemberian tatalaksana yang sesuai (response with appropriate treatment)
Pengulangan (repeat)
(Kellett et al., 2015).
13. Detection and Trigger
Single Parameter Simple Potensi
keterlambatan dikarenakan kondisi pasien lebih
buruk
Agregate Parameter lebih Kompleks Deteksi dini
diharapkan dilakukan sebelum kondisi benar-benar
memburuk
14. CHAIN OF SURVIVAL : Medical Emergency
Integrated System EWS Code Blue TME
EWS
Code Blue
TME
15. Aktivasi code blue Tim Medis Emergency
Bergerak saat kegawatan medis (max 10 menit) dan henti jantung (max
5 menit)
Terdiri dari leader terlatih (dokter) dan perawat terlatih
Standarobat dan peralatan Resusitasi pasien kritis
Supervisi DPJP intensif saat resusitasi Intensive Care Without Wall
16. Tim Medis Emergency Rumah Sakit
• Medical Emergency Team (MET) atau Rapid Response Team (RRT)
kelompok personil multidisiplin di rumah sakit yang terdiri dari perawat, perawat
Critical Care dan Intensive Care, respiratory therapists, dan dokter.
• Tugas utama dari Tim Darurat Medis adalah respon cepat terhadap pasien
dengan kondisi kritis dengan menilai kodisi, memberikan tatalaksana dengan
cepat dan intensif.
• Tim yang mencakup dokter dan perawat adalah tim yang disebut METs,
sedangkan tim yang dipimpin oleh perawat disebut RRSs.
• Critical Care Outreach Services (CCOS) Tim dari perawat ICU, dengan atau
tanpa residen
17. Cardiac arrest Team vs MET
Berbeda dengan tim henti jantung/CAT yang dipanggil
setelah henti jantung paru terjadi.
Tim darurat medis ini dirancang untuk melakukan
intervensi selama periode kritis ini, biasanya pasien di
bangsal umum atau di unit bedah
(Lyons, 2018).
18. Bukti manfaat RRS
• Saat ini, terdapat tiga tinjauan sistematis yang
membuktikan bahwa RRS dikaitkan dengan
pengurangan serangan jantung di rumah sakit, serta
pengurangan semua penyebab kematian di rumah
sakit. Manfaat diamati pada pasien dewasa dan
anak-anak.
• Terdapat bukti yang cukup kuat bahwa RRS
menurunkan angka henti jantung dan mortalitas di
rumah sakit dengan penghematan biaya yang
besar dan hasil yang lebih baik melalui pencegahan
kesalahan medis.
2020
19. Kompetensi MET
Intervensi dasar
o Diagnosis seperti menilai status cairan (dengan atau tanpa ultrasound), interpretasi EKG,
diagnosis ritme, interpretasi dari data laboratorium, AGD.
o Preskripsi bolus cairan
o Preskripsi antibiotic
o Kontrol nyeri dan gejala
o Menegakkan rencana monitoring
Intervensi lanjutan
o Pemasangan akses vena sentral
o Pemberian ventilasi bantuan sampai tempat tidur perawatan kritis tersedia
o Kontrol ritme, kardio-versi, defibrilasi
o Transport pasien kritis
20. Peralatan TME dalam Kondisi Darurat Medis
Tim darurat medis setidaknya
harus memiliki akses ke perangkat
monitor real-time, alat untuk
mendapatkan akses vascular, dan
intervensi yang relevan termasuk
obat-obatan dan alat untuk
menghantarkan oksigen ke tubuh
21. Standar Operasional Prosedur/Panduan Praktek Klinik
Seringkali panggilan terhadap TME, pasien disertai dengan tingkat
keparahan yang tinggi dan problem komplek
Tatalaksana di bedside/bangsal tidak seideal di layanan intensif
Penatalaksanaan pasien dengan kelainan multipel ini sering
membutuhkan keahlian yang cukup besar.
Untuk mencapai outcome dari respon, standardisasi dianggap
menguntungkan.
22. Pelatihan untuk TME/RRT
Pelatihan untuk tim respons cepat harus mencakup dukungan
kehidupan jantung lanjutan dan keterampilan penilaian klinis.
Protokol komunikasi profesional seperti SBAR meningkatkan
komunikasi dan mungkin terkait dengan peningkatan mortalitas.
Pelatihan simulasi bermanfaat untuk menciptakan komunikasi tim
yang positif, mengingat faktor manusia berkontribusi pada sebagian
besar insiden yang merugikan.
23. Hambatan Implementasi RRS MET atau RRT
• Pemahaman rumah sakit yang kurang terhadap pentingnya respon yang
terstandar terhadap perburukan kondisi pasien di bangsal
• Pemahaman bahwa Aktivasi Code Blue terbatas pada pasien Henti jantung
saja tidak efektif, angka kematian/cost tinggi
• Respon terhadap pasien penurunan kondisi dilakukan oleh personal yang
tidak terstandar (team, response time, peralatan, SOP dll)
• Solusi: Menunjukkan bukti/Evidence terhadap manfaat RRS dan upaya
pengembangan RRS melibatkan bidang terkait
24. Hambatan Implementasi RRS dan solusi
• Kekhawatiran ini termasuk penurunan dalam keterampilan resusitasi staf lingkungan,
tetapi masalah khusus ini telah dibantah dalam beberapa penelitian kualitatif
• Kekhawatiran telah diungkapkan bahwa staf lingkungan umum mungkin kurang rajin
jika diketahui bahwa RRS tersedia untuk mengkompensasi kelalaian mereka.
• Tetapi data menunjukkan sebaliknya, data menunjukkan bahwa kepuasan perawat
meningkat dan sistem ini sangat dihargai karena memberikan rasa aman dan
meningkatkan perawatan pasien serta lingkungan kerja.
25. Hambatan Implementasi RSS dan solusinya
• Sebagian besar perawat/tim bangsal merasa berkewajiban untuk mematuhi sistem
pelaporan dokter sebagaimana hierarki tradisional di rumah sakit
• Solusi: Terdapat kebijakan dan Edukasi terhadap semua petugas yang terlibat
dalam sistem
• Dokter yang merawat harus diyakinkan bahwa RRS meningkatkan keselamatan
pasien dan mendukung pasien mereka ketika mereka tidak dapat hadir atau ketika
pasien berpotensi memburuk meskipun mereka telah berusaha sebaik mungkin.
• Dokter harus mendukung kemungkinan bahwa dokter lain dapat berkonsultasi pada
pasien mereka tanpa persetujuan eksplisit mereka, seperti dalam model MET
26. Kesimpulan
• Perlunya pengkajian secara dini terhadap resiko penurunan kondisi pasien di
bangsal
• Respon terhadap penurunan kondisi, melalui RRS yang diimplementasikan dalam
Tim Medis Emergency/Rapid Response team telah terbukti meningkatkan
keselamatan pasien
• Meskipun RRT/MET merupakan inti dari RRS, meskipun demikian komponen kunci
tambahan harus mencakup peningkatan kualitas, standarisasi, umpan balik,
Pendidikan dan pelatihan, dan pemantauan/audit untuk dapat outcome yang baik .
27. Referensi
• Alam, N., Hobbelink, E., van Tienhoven, A., van de Ven, P., Jansma, E. and Nanayakkara, P., 2014. The impact of the use of the Early Warning
Score (EWS) on patient outcomes: A systematic review. Resuscitation, 85(5), pp.587-594.
• Kellett, J., Subbe, C. and Winsett, R., 2015. Recognizing and responding to the deteriorating patient. Handbook of ICU Therapy, 3ed, pp.221-234.
United Kingdom: Cambridge University Press.
• Royal College of Physicians., 2012. National Early Warning Score (NEWS), Standardizing the Assessment Acute Illness Severity in the NHS.
London: Royal College of Physicians.
• Considine J, Jones D, Bellomo R. Emergency department rapid response systems: the case for a standardized approach to deteriorating patients.
Eur J Emerg Med. 2013;20:375–381.
• Cameron, P., Little, M., Mitra, B. and Deasy, C., 2020. Textbook of adult emergency medicine. 5th ed. Elsevier, pp.816-819
• Lyons, Patrick G, Dana P Edelson, Matthew M.C. 2018. Rapid Response System. Journal Resuscitation. 128:191-197. Tersedia:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6147149/