SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
ATLS (CHAPTER 1 & II)
- INITIAL ASSESSMENT AND MANAGEMENT
- AIRWAY AND VENTILATORY MANAGEMENT
OLEH : DR.
KONSEP PENILAIAN AWAL
 Persiapan
 Triase
 Primary survey ( ABCDEs )
 Resusitasi
 Tambahan untuk primary survey dan resusitasi
 Secondary survey ( evaluasi head-to-toe dan riwayat )
 Tambahan secondary survey
 Melanjutkan pemantauan dan evaluasi ulang pasca resusitasi
 Perawatan definitif
ATLS 10th edition 2018
 Ulangi primary survey dan secondary survey ketika menemukan
penurunan status pasien
 Survei primer dan resusitasi dilakukan secara bersamaan
CATATAN PENTING
ATLS 10th edition 2018
PERSIAPAN
• Pemeliharaan jalan napas
• Kontrol perdarahan eksternal & syok
• Imobilisasi pasien
• Komunikasi dengan rumah sakit penerima & transportasi langsung ke fasilitas terdekat yang sesuai
• Pengambilan riwayat pasien (termasuk peristiwa kejadian)
Pra-rumah sakit
• Perencanaan lanjutan (terutama korban massal)
• Peralatan & personel
• Perlindungan penyakit menular
• Perjanjian transfer pasien
Di rumah sakit
ATLS 10th edition 2018
TRIAGE
 Pemilihan pasien menurut ABC
dan sumber daya yang tersedia
 Triase adalah tanggung jawab
personel pra-rumah sakit
Tidak melebihi kemampuan
fasilitas
Mengobati nyawa
Pasien mengancam jiwa terlebih dahulu
Melebihi kapasitas fasilitas
( korban massal )
Perlakukan peluang terbesar untuk bertahan
hidup, dengan lebih sedikit waktu, lebih sedikit
peralatan & lebih sedikit personel
ATLS 10th edition 2018
TRIASE
ATLS 10th edition 2018
TRIASE
ATLS 10th edition 2018
TRIASE
ATLS 10th edition 2018
TRIASE
ATLS 10th edition 2018
Marsden NJ, Tuma F. Polytraumatized Patient. [Updated 2021 Jul 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554426/
PRIMARY SURVEY
 Prioritas Dewasa / Anak sama
 Mengidentifikasi kondisi yang mengancam jiwa dan secara bersamaan
dikelola
 A: Airway maintenance with restriction of cervical spine motion
 B: Breathing and Ventilation
 C: Circulation with hemorrhage control
 D: Disability (Status Neurologis)
 E: Exposure / Environmental control: Buka pakaian pasien & cegah hipotermia
Dokter dapat dengan cepat menilai A, B, C, dan D pada pasien
trauma (penilaian 10 detik) dengan mengidentifikasi diri mereka
sendiri, menanyakan nama pasien, dan menanyakan apa yang terjadi
ATLS 10th edition 2018
PRIMARY SURVEY
Airway maintenance with restriction of cervical spine motion
• Fraktur benda asing mulut, wajah, mandibula, atau trakea / laring dapat
menyebabkan obstruksi jalan napas
• Asumsikan cedera tulang belakang C
• Trauma multisistem
• Tingkat kesadaran yang berubah
• Cedera tumpul di atas klavikula
pitfalls:
• Jalan nafas yang sulit
• Obesitas: jalan napas bedah tidak dapat dilakukan dengan lancar
• fraktur laring atau transeksi saluran napas atas yang tidak lengkap
Teknik pembatasan gerakan tulang belakang
leher.
Ketika kerah serviks dilepas, anggota tim
trauma secara manual menstabilkan kepala dan
leher pasien.
ATLS 10th edition 2018
PRIMARY SURVEY
Breathing and Ventilation
• Patensi jalan napas pernapasan & ventilasi adekuat
• Cedera yang dapat mengganggu ventilasi secara akut
• 1. Tension pneumotoraks
• 2. Flail chest dengan kontusio paru
• 3. Hemotoraks masif
• 4. Pneumotoraks terbuka
• Masalah di atas perlu diidentifikasi dalam primary survey
dan dikelola segera
Pitfalls: Membedakan masalah ventilasi dari
gangguan jalan napas mungkin sulit
ATLS 10th edition 2018
PRIMARY SURVEY
Circulation with Hemorrhage Control
•Kaji volume darah dan curah jantung
•tingkat kesadaran
•warna kulit
•nadi
Kontrol perdarahan: tekanan manual langsung pada
luka
Pitfalls:
•Respon orang tua, anak-anak, atlet, dan lainnya dengan kondisi
medis kronis terhadap hipovolemia berbeda dari orang normal
ATLS 10th edition 2018
PRIMARY SURVEY
• Tingkat kesadaran
• AVPU
• A. Alert
• V. Response to voice
• P. Response to pain
• U. Unresponsive
• GCS  metode cepat, sederhana, dan objektif untuk menentukan tingkat kesadaran
• Pemeriksaan Pupil
• Pitfall:
• Cedera otak
• Lucid interval ( talk and die ) : EDH, evaluasi ulang neurologis yang sering dapat meminimalkan masalah ini
Disability ( Neurologic Evaluation )
ATLS 10th edition 2018
PRIMARY SURVEY
•Exposure/Environmental
Control
Buka baju pasien sepenuhnya
Lindungi dari hipotermia
Pitfalls
Hipotermia dapat hadir saat dan
setelah masuk.
Kontrol awal perdarahan adalah
metode terbaik untuk menjaga suhu
tubuh (intervensi bedah dini)
ATLS 10th edition 2018
RESUSCITATION
Lindungi/Amankan jalan napas & lindungi C-spine
Pernapasan/Ventilasi/Oksigenasi
Terapi syok yang kuat
• Double iv line
• Larutan kristaloid ( Ringer laktat 2~3 liter)
• Jenis darah spesifik
• Intervensi bedah
Lindungi dari Hipotermia: cairan IV hangat 39oC
Kateter urin/lambung kecuali kontraindikasi
ATLS 10th edition 2018
TAMBAHAN UNTUK PRIMARY SURVEY DAN RESUSITASI
 Pemantauan:
 Laju ventilasi dan ABG/end-tidal CO2
 pitfalls: Pasien yang agresif sering melakukan
ekstubasi atau menggigit pipa endotrakeal
 Oksimetri
 Monitor EKG & BP
 Suhu
 Keluaran urin/urine output
X-RAY AND DIAGNOSTIC STUDIES
• Tidak dapat ditunda atau mengganggu mengganggu
primary survey dan resusitasi
• Seri trauma (X-ray portabel): CXR, C-spine/ lateral
view, pelvic AP view
• X-ray c-spine negatif atau tidak memadai tidak dapat
mengecualikan cedera tulang belakang leher
• Sonografi / DPL
pitfalls: obesitas ( Sonografi dan DPL sulit )
ATLS 10th edition 2018
PERTIMBANGAN KEBUTUHAN TRANSFER PASIEN
Kewaspadaan juga diperlukan
ketika transfer terjadi di dalam
institusi.
Komunikasi antara dokter yang merujuk dan yang
menerima
Rumah sakit terdekat yang sesuai
ATLS 10th edition 2018
POPULASI KHUSUS
Populasi pasien yang memerlukan pertimbangan khusus selama penilaian awal
adalah
• anak-anak
• wanita hamil
• orang dewasa yang lebih tua
• pasien obesitas
• atlet
Individu ini mungkin memiliki respons fisiologis yang tidak
mengikuti pola yang diharapkan dan perbedaan anatomi
yang memerlukan peralatan atau pertimbangan khusus.
ATLS 10th edition 2018
SECONDARY SURVEY Sebelum secondary survey :
• Selesaikan primary survey
• Tetapkan resusitasi
• Normalisasi fungsi vital
Anamnesis riwayat pasien
Pemeriksaan neurologis lengkap.
Evaluasi dari ujung kepala sampai ujung kaki
Roentgenogram
Prosedur khusus
Tabung dan jari di setiap lubang
Evaluasi ulang
ATLS 10th edition 2018
SECONDARY SURVEY
Riwayat
A.
Allergies
M.
Medications
currently used
P.
Past illness /
pregnancy
L.
Last meal
E.
Events /
Environment
related to
injury
ATLS 10th edition 2018
RIWAYAT
MEKANISME CEDERA
•Tumpul
•Tabrakan mobil
•Penggunaan sabuk pengaman
•Deformasi roda kemudi
•Arah dampak
•Ejeksi penumpang dari kendaraan
Luka bakar dan cedera dingin
•Cedera inhalasi dan keracunan CO. di medan api
Lingkungan berbahaya
Tembus
•Faktor anatomi
•Faktor transfer energi
•Kecepatan dan kaliber peluru
•Lintasan
•Jarak
ATLS 10th edition 2018
ATLS 10th edition 2018
ATLS 10th edition 2018
SECONDARY SURVEY
 Pemeriksaan Fisik
Kepala
• Seluruh kulit kepala dan kepala
• Mata:
• Ketajaman visual
• Ukuran pupil
• Perdarahan konjungtiva dan/atau
fundus
• Cedera tembus
• Lensa kontak (lepaskan sebelum terjadi
edema)
• Dislokasi lensa
• Ocular entrapment
Maksilofasial
• Tidak ada obstruksi jalan napas atau
perdarahan masif  obati nanti
• Fraktur midfacial  Fraktur plat
cribriform R/O
• pitfalls: Beberapa fraktur tulang wajah
sulit diidentifikasi lebih awal  penilaian
ulang sangat penting
C spine dan leher
• Pemeriksaan leher meliputi inspeksi,
palpasi, dan auskultasi
• Pertahankan imobilisasi
• Evaluasi lengkap
• Menyelesaikan studi radiologi
• Perhatian helm dilepas
• Cedera tembus: Tidak dieksplorasi di
unit gawat darurat; dieksplorasi &
dirawat di ruang operasi
ATLS 10th edition 2018
SECONDARY SURVEY
 Pemeriksaan Fisik
Thoraks
• Evaluasi meliputi inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi, dada dan rontgen
dada
• Evaluasi visual  pneumotoraks terbuka
dan segmen flail besar
• Evaluasi lengkap dinding dada memerlukan
palpasi seluruh rongga dada
• Auskultasi dilakukan dinding dada anterior
atas untuk pneumotoraks dan di dasar
posterior untuk hemotoraks
Abdomen dan pelvis
• Cedera perut harus diidentifikasi dan
diobati secara agresif
• Pemeriksaan awal abdomen yang normal
tidak menyingkirkan cedera intraabdominal
yang signifikan
• Fraktur panggul dapat dicurigai dengan
identifikasi ekimosis pada sayap iliaka,
pubis, labia, atau skrotum
• Nyeri pada palpasi cincin panggul
merupakan temuan penting pada pasien
yang sadar. Selain itu, penilaian nadi perifer
dapat mengidentifikasi cedera vaskular
Perineum, Rektum, dan Vagina
• Perineum harus diperiksa untuk memar,
hematoma, laserasi, dan perdarahan uretra.
• Pemeriksaan rektal dapat dilakukan untuk
menilai adanya darah di dalam lumen usus,
integritas dinding rektum, dan kualitas
tonus sfingter.
• Pemeriksaan vagina harus dilakukan pada
pasien yang berisiko mengalami cedera
vagina.
ATLS 10th edition 2018
SECONDARY SURVEY
 Pemeriksaan Fisik
Muskuloskeletal
• Ekstremitas harus diperiksa untuk memar dan
deformitas
• Palpasi tulang dan pemeriksaan nyeri tekan dan
gerakan abnormal membantu mengidentifikasi
fraktur tersembunyi.
• Cedera ekstremitas yang signifikan dapat terjadi
tanpa adanya fraktur yang terlihat pada
pemeriksaan atau rontgen
Neurologis
• Pemeriksaan neurologis yang komprehensif
meliputi
• evaluasi motorik dan sensorik pada ekstremitas
• evaluasi ulang tingkat kesadaran pasien (GCS)
dan ukuran serta respons pupil
• Fraktur tulang belakang toraks dan lumbal
dan/atau cedera neurologis harus dipertimbangkan
berdasarkan temuan fisik dan mekanisme cedera
ATLS 10th edition 2018
EVALUASI ULANG
Perlu dilakukan evaluasi ulang untuk
• Temuan baru
• Penurunan kondisi
• Perbaikan
Indeks kecurigaan tinggi
• Diagnosis & manajemen dini
Pemantauan terus menerus
Pemberian pereda sakit
ATLS 10th edition 2018
TERAPI DEFINITIF
 Pusat trauma
Pedoman transfer antar rumah sakit akan membantu menentukan
pasien mana yang memerlukan perawatan trauma tingkat tertinggi
Menggunakan pedoman akan mempertimbangkan status fisiologis
pasien, cedera anatomis yang jelas, mekanisme cedera, penyakit
penyerta, dan faktor lain yang dapat mengubah prognosis pasien
 Rumah sakit terdekat yang sesuai
 Fasilitas lokal terdekat yang sesuai dipilih, berdasarkan
kemampuannya secara keseluruhan untuk merawat pasien yang terluka.
ATLS 10th edition 2018
CATATAN DAN PERTIMBANGAN HUKUM
Catatan: Dokumentasi
kronologis yang
ringkas
Persetujuan untuk
pengobatan
Bukti Forensik:
simpan buktinya
ATLS 10th edition 2018
PRIORITAS JALAN NAFAS
Kematian Cepat
Pengiriman darah
beroksigen yang tidak
memadai ke otak
Jalan napas yang
terlindungi, tidak
terhalang dan ventilasi
yang memadai sangat
penting untuk
mencegah hipoksemia
•Kegagalan untuk menilai jalan napas secara memadai
•Kegagalan untuk mengenali perlunya intervensi jalan napas
•Ketidakmampuan untuk membangun jalan napas
•Ketidakmampuan untuk mengenali kebutuhan untuk rencana jalan napas alternatif dalam pengaturan upaya intubasi yang gagal berulang kali
•Kegagalan untuk mengenali jalan napas yang salah ditempatkan atau menggunakan teknik yang tepat untuk memastikan penempatan tabung yang benar
•Pergeseran jalan napas yang telah ditetapkan sebelumnya
•Kegagalan untuk mengenali kebutuhan akan ventilasi
Kematian akibat masalah jalan nafas
ATLS 10th edition 2018
AIRWAY
Mengenali Masalah Pada Jalan Nafas
Langkah pertama untuk mengidentifikasi dan mengelola gangguan jalan napas yang
berpotensi mengancam jiwa adalah mengenali tanda-tanda objektif obstruksi jalan napas
dan mengidentifikasi trauma atau luka bakar yang melibatkan wajah, leher, dan laring.
Mengenali masalah pada jalan nafas
• Tiba-tiba/Lengkap
• Progresif/parsial
Tanda dan Gejala
• Perubahan kualitas suara,
• Stridor (berisik = parsial, absen = lengkap)
• Sakit tenggorokan
• Dispnea
• Agitasi  hypoxia
• Takipnea
• Pola pernapasan tidak normal
• Sianosis /Penurunan saturasi O2 (tanda lambat)
Penilaian cepat
• Respon verbal (+) : jaminan sesaat bahwa jalan napas paten dan tidak
terganggu
• Respon verbal (-) : AOC, gangguan jalan nafas
ATLS 10th edition 2018
JALAN NAFAS DEFINITIF (DEFINITIVE AIRWAY)
Tabung ditempatkan di trakea dengan manset
mengembang di bawah pita suara, terhubung ke ventilasi
bantuan yang disalurkan oksigen pada tempatnya
• Melindungi jalan napas
• Dukungan ventilasi
• Mempertahankan oksigenasi
• Mencegah hiperkarbia
• Mencegah Aspirasi
ATLS 10th edition 2018
TRAUMA JALAN NAFAS
Trauma Maksilofasial
• Trauma pada wajah memerlukan
manajemen jalan napas yang
agresif tetapi hati-hati
• Trauma pada midface  fraktur
dan dislokasi dapat menyebabkan
gangguan pada nasofaring dan
orofaring
• Perdarahan
• Gigi yang lepas
Trauma Leher
• Luka tembus
• Hematoma/obstruksi jalan nafas
• Cedera tumpul
• Hematoma
• Perdarahan jaringan lunak
• Gangguan laring/trakea
• Perdarahan pada percabangan
tracheobronchial
Trauma Laring
• Gejala dan tanda
• Suara serak
• Emfisema subkutan
• Fraktur teraba
• Incomplete obstruction/complete
obstruction
ATLS 10th edition 2018
VENTILATION
Tanda objektif ventilasi yang tidak memadai
Dada naik Sesak napas
Suara nafas (menurun/tidak
ada)
RR cepat
Pulse Oksimetri, End-tidal
CO2
Mengenali masalah pada ventilasi
Mekanik
• Trauma dada langsung
• Disfungsi paru yang sudah ada sebelumnya
Depresi CNS
• Intrakranial
• Spinal cord
ATLS 10th edition 2018
MANAJEMEN JALAN NAFAS
Pantau pulse oksimetri, End Tidal CO2
Lepas helm (jika ada)
Perawatan saluran napas + perlindungan C-spine
Pengisapan
Ventilasi tambahan
Oksigen aliran tinggi
ATLS 10th edition 2018
PELEPASAN HELM
Melepas helm dengan benar adalah
prosedur dua orang.
• Sementara satu orang membatasi
pergerakan tulang belakang leher, (A)
orang kedua melebarkan helm ke
samping.
• Orang kedua kemudian melepas helm (B),
sambil memastikan bahwa helm
membersihkan hidung dan tengkuk.
• Setelah helm dilepas, orang pertama
menopang berat kepala pasien (C)
• Dan orang kedua mengambil alih
pembatasan gerak tulang belakang leher
(D).
ATLS 10th edition 2018
PREDIKSI DIFFICULT AIRWAY
Sebelum mencoba intubasi, kaji jalan napas pasien untuk memprediksi kesulitan
manuver.
Faktor-faktor yang menunjukkan potensi kesulitan dengan manuver jalan napas
meliputi:
• Cedera C-tulang belakang
• Artritis parah pada c-spine
• Trauma maksilofasial atau mandibula yang signifikan
• Pembukaan mulut terbatas
• Obesitas
• Variasi anatomis (mis., dagu yang turun, overbite, dan leher yang pendek dan
berotot)
• Pasien anak
ATLS 10th edition 2018
PREDIKSI DIFFICULT AIRWAY
L : Look Externally
E : Evaluate 3-3-2 rule
M : Malammpati
O : Obstruction
N : Neck Mobility
ATLS 10th edition 2018
MALAMMPATI
 Class I: soft palate, uvula,
fauces, pillars entirely
visible
 Class II: soft palate, uvula,
fauces partially visible
 Class III: soft palate, base
of uvula visible
 Class IV: hard palate only
visible.
ATLS 10th edition 2018
Airway Decision Scheme.
ATLS 10th edition 2018
PEMELIHARAAN JALAN NAFAS
 Berdasarkan posisi
 Chin lift (leher tidak boleh hiperekstensi)
 Jaw thrust
 Imobilisasi manual in line terlebih dahulu
ATLS 10th edition 2018
PEMELIHARAAN JALAN NAFAS
 Menggunakan Alat
 Jalan nafas orofaringeal
 Dapat Menginduksi refleks muntah & aspirasi
 Jika pasien dapat mentolerir, ETT kemungkinan besar diperlukan
 Bilah lidah pada anak-anak, Tidak ada rotasi
 Jalan nafas nasofaring
 Lubang hidung  orofaring
 Diberikan lubrikasi
 Jangan mencoba pada dugaan fraktur pelat cribiform, fraktur Lefort
ATLS 10th edition 2018
ALAT EKSTRAGLOTIS DAN SUPRAGLOTIS
 Laryngeal mask airway dan intubasi LMA
 Menjembatani, jika ETT gagal
 Jalan napas tabung laring dan intubasi LMA
 Tidak memerlukan manipulasi kepala & leher yang signifikan
 Jalan napas esofagus multilumen
 Port esofagus, port trakea
 ETCO2
ATLS 10th edition 2018
DEFINITIVE AIRWAY
Kriteria untuk menetapkan jalan napas definitif didasarkan pada temuan
klinis dan meliputi:
A — Ketidakmampuan untuk mempertahankan jalan napas paten
dengan cara lain, dengan gangguan jalan napas yang akan datang atau
potensial (misalnya, setelah cedera inhalasi, fraktur wajah, atau
hematoma retrofaringeal)
B — Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi yang
memadai dengan suplementasi oksigen sungkup muka, atau adanya
apnea
C — Obtundasi atau sikap agresif akibat hipoperfusi serebral
D — Obtundasi yang menunjukkan adanya cedera kepala dan
memerlukan bantuan ventilasi (skor Glasgow Coma Scale [GCS] 8 atau
kurang), aktivitas kejang berkelanjutan, dan kebutuhan untuk
melindungi jalan napas bagian bawah dari aspirasi darah atau
muntahan
ATLS 10th edition 2018
INTUBASI ENDOTRAKEAL DAN INTUBASI OROTRAKEAL
•Pembersihan C-spine, tapi jangan tunda
•Manual in-line
•Nasotrakeal
•Kontraindikasi dalam
•Apnea
•Fraktur wajah, sinus frontal, tengkorak basal, pelat cribiform
•Nekrosis oleh karena tekanan, sinusitis
•Orotrakeal
•Diindikasikan pada pasien apnea
Intubasi endotrakeal
•2 orang manual sebaris
•Manipulasi laring "BURP"
•Mundur, Atas, Kanan Tekanan
•tulang rawan tiroid
•Laringoskopi langsung
•Bougie karet elastis
Intubasi orotrakeal
ATLS 10th edition 2018
Intubasi melalui Masker Laring Intubasi.
A. Setelah masker laring diperkenalkan,
B. tabung endotrakeal khusus dimasukkan
ke dalamnya, sehingga memungkinkan
teknik intubasi “blind". Penyisipan GEB yang dirancang untuk
membantu intubasi yang sulit
Eschmann Trakeal Tube Introducer (ETTI).
Perangkat ini juga dikenal sebagai
bougie karet elastis.
ATLS 10th edition 2018
INTUBASI DENGAN BANTUAN OBAT
Dalam beberapa kasus, intubasi
dimungkinkan dan aman tanpa
menggunakan obat-obatan.
Penggunaan obat anestesi, sedatif, dan
penghambat neuromuskular untuk
intubasi endotrakeal pada pasien trauma
berpotensi berbahaya.
Namun terkadang, kebutuhan akan jalan
napas membenarkan risiko pemberian
obat-obatan ini
Teknik intubasi dengan bantuan obat adalah sebagai berikut:
•Memiliki rencana jika terjadi kegagalan yang mencakup kemungkinan melakukan pembedahan jalan napas. Ketahui di mana peralatan penyelamatan jalan napas Anda berada.
•Pastikan suction dan kemampuan untuk memberikan ventilasi tekanan positif sudah siap.
•Lakukan praoksigenasi pasien dengan oksigen 100%.
•Berikan tekanan pada kartilago krikoid.
•Berikan obat induksi (misalnya etomidate, 0,3 mg/kg) atau obat penenang, sesuai dengan protokol lokal.
•Berikan 1 sampai 2 mg/kg suksinilkolin secara intravena (dosis biasa adalah 100 mg).
Setelah pasien rileks:
•Intubasi pasien secara orotrakeal.
•Kembangkan manset dan konfirmasi penempatan tabung dengan mengauskultasi dada pasien dan menentukan adanya CO2 di udara yang dihembuskan.
•Lepaskan tekanan krikoid.
•Beri ventilasi pada pasien.
ATLS 10th edition 2018
SURGICAL AIRWAY
 Krikotiroidotomi/trakeostomi
 Indikasi
 ETT gagal
 Obstruksi jalan napas atas (edema glotis, fx laring, perdarahan orofaringeal
berat)
ATLS 10th edition 2018
NEEDLE CRICOTHYROIDOTOMY
 Jangka pendek, menjembatani jalan napas definitif
 Jet insuflasi
 Kanular plastik kaliber besar
 12-14 dewasa
 16-18 anak-anak
 Melalui membran krikotiroid ke dalam trakea
 menghubungkan ke O2 15 LPM
 Pemotongan lubang pada selang antara sumber O2 dan kanula
, jempol lebih dari 1 detik, mati 4 detik
Komplikasi
• Ventilasi tidak adekuat
• Aspirasi darah
• Laserasi esofagus
• Hematoma
• Laserasi dinding trakea
posterior
• Emfisema
subkutan/mediastinum
ATLS 10th edition 2018
SURGICAL CRICOTHYROIDOTOMY
 TIDAK direkomendasikan pada anak <12 tahun
 Insisi kulit meluas hingga membran krikotiroid
 Insersi tabung ETT atau trakeostomi (5-7mm OD) kecil
 Pasang kembali cervical collar
Komplikasi
• Aspirasi darah
• Saluran palsu
• Stenosis subglotis
• Stenosis laring
• Hematoma
• Laserasi esofagus
• Laserasi trakea
• Emfisema mediastinum
• Paralisis pita suara/suara
serak.
ATLS 10th edition 2018
MANAJEMEN OKSIGENASI
Udara inspirasi teroksigenasi paling baik diberikan melalui masker wajah
penampung oksigen yang pas dengan laju aliran minimal 10 L/menit
Karena perubahan oksigenasi terjadi dengan cepat dan tidak mungkin dideteksi
secara klinis, pulse oksimetri harus digunakan setiap saat
Saturasi terukur 95% atau lebih dengan pulse oksimetri adalah bukti kuat yang
menguatkan oksigenasi arteri perifer yang memadai (PaO2 >70 mm Hg, atau 9,3
kPa).
Anemia berat (hemoglobin <5 g/dL) dan hipotermia (<30°C, atau <86°F)
menurunkan keandalan teknik oksigenasi
ATLS 10th edition 2018
MANAJEMEN VENTILASI
Bantuan ventilasi mungkin
diperlukan sebelum intubasi
pada banyak pasien trauma
Ventilasi yang efektif dapat
dicapai dengan teknik bag-mask
Intubasi pasien dengan
hipoventilasi dan/atau apnea
mungkin tidak berhasil pada
awalnya dan mungkin
memerlukan beberapa upaya
Setelah intubasi trakea, gunakan
teknik pernapasan tekanan
positif untuk memberikan
bantuan ventilasi
Pertahankan oksigenasi dan
ventilasi sebelum, selama, dan
segera setelah menyelesaikan
insersi jalan napas definitif
ATLS 10th edition 2018
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Kuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptikKuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptik
fikri asyura
 
Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1
Eko Kiswanto
 
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatanModul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
Uwes Chaeruman
 
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Sabam Simanjuntak
 

What's hot (20)

Kuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptikKuliah aseptik-dan-antiseptik
Kuliah aseptik-dan-antiseptik
 
Penatalaksanaan Gangguan Jalan Napar
Penatalaksanaan Gangguan Jalan NaparPenatalaksanaan Gangguan Jalan Napar
Penatalaksanaan Gangguan Jalan Napar
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac242872084 injeksi-ketorolac
242872084 injeksi-ketorolac
 
Tindakan pemasangan ett
Tindakan pemasangan ettTindakan pemasangan ett
Tindakan pemasangan ett
 
Bebat n bidai
Bebat n bidaiBebat n bidai
Bebat n bidai
 
DENVER II.ppt
DENVER II.pptDENVER II.ppt
DENVER II.ppt
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
P3K
P3KP3K
P3K
 
Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun Modul Kesadaran Menurun
Modul Kesadaran Menurun
 
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan visusPemeriksaan visus
Pemeriksaan visus
 
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk UmumPenanganan Luka Bakar untuk Umum
Penanganan Luka Bakar untuk Umum
 
Latihan ekg strip
Latihan ekg stripLatihan ekg strip
Latihan ekg strip
 
Atls
AtlsAtls
Atls
 
GCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat KesadaranGCS Tingkat Kesadaran
GCS Tingkat Kesadaran
 
Algoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLSAlgoritma Takikardi ACLS
Algoritma Takikardi ACLS
 
Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1
 
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatanModul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
 
12 Thermal Trauma / Luka Bakar
12 Thermal Trauma / Luka Bakar12 Thermal Trauma / Luka Bakar
12 Thermal Trauma / Luka Bakar
 
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
Bantuan Hidup Dasar (2015 AHA Guideline)
 

Similar to ATLS (Chapter I dan II).pptx

Mimin_Asuhan Keperawatan pasien kanker dengan pembedahan.docx
Mimin_Asuhan Keperawatan pasien kanker dengan pembedahan.docxMimin_Asuhan Keperawatan pasien kanker dengan pembedahan.docx
Mimin_Asuhan Keperawatan pasien kanker dengan pembedahan.docx
dariarthachannel
 
362425536-Prinsip-Keperawatan-Gawat-Darurat-Ppt-2.ppt
362425536-Prinsip-Keperawatan-Gawat-Darurat-Ppt-2.ppt362425536-Prinsip-Keperawatan-Gawat-Darurat-Ppt-2.ppt
362425536-Prinsip-Keperawatan-Gawat-Darurat-Ppt-2.ppt
bennymarialumbantoru1
 
Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat darurat
Bita Fadillah
 
Keperawatan Gawat Darurat 2021.pptx
Keperawatan Gawat Darurat 2021.pptxKeperawatan Gawat Darurat 2021.pptx
Keperawatan Gawat Darurat 2021.pptx
ghericeserumena
 

Similar to ATLS (Chapter I dan II).pptx (20)

3. t r a u m a
3. t r a u m a3. t r a u m a
3. t r a u m a
 
ATLS.pptx
ATLS.pptxATLS.pptx
ATLS.pptx
 
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASIPERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
 
PPT. NURSING ROLE IN CATHLAB MBA ENI.ppt
PPT. NURSING ROLE IN CATHLAB MBA ENI.pptPPT. NURSING ROLE IN CATHLAB MBA ENI.ppt
PPT. NURSING ROLE IN CATHLAB MBA ENI.ppt
 
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptxTriage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
Triage Intra Hospital & Initial Assesment.pptx
 
PEDOMAN TRIASE.docx
PEDOMAN TRIASE.docxPEDOMAN TRIASE.docx
PEDOMAN TRIASE.docx
 
Guideline dr. Eva Putri,Sp.An.ppt
Guideline dr. Eva Putri,Sp.An.pptGuideline dr. Eva Putri,Sp.An.ppt
Guideline dr. Eva Putri,Sp.An.ppt
 
Mimin_Asuhan Keperawatan pasien kanker dengan pembedahan.docx
Mimin_Asuhan Keperawatan pasien kanker dengan pembedahan.docxMimin_Asuhan Keperawatan pasien kanker dengan pembedahan.docx
Mimin_Asuhan Keperawatan pasien kanker dengan pembedahan.docx
 
02. Ns. Farly SEMINAR MAHESAEDU.pdf
02. Ns. Farly SEMINAR MAHESAEDU.pdf02. Ns. Farly SEMINAR MAHESAEDU.pdf
02. Ns. Farly SEMINAR MAHESAEDU.pdf
 
Modul 2 cetak
Modul 2 cetakModul 2 cetak
Modul 2 cetak
 
Kata penganta1
Kata penganta1Kata penganta1
Kata penganta1
 
1. PASIEN SAFETY.pdf
1. PASIEN SAFETY.pdf1. PASIEN SAFETY.pdf
1. PASIEN SAFETY.pdf
 
362425536-Prinsip-Keperawatan-Gawat-Darurat-Ppt-2.ppt
362425536-Prinsip-Keperawatan-Gawat-Darurat-Ppt-2.ppt362425536-Prinsip-Keperawatan-Gawat-Darurat-Ppt-2.ppt
362425536-Prinsip-Keperawatan-Gawat-Darurat-Ppt-2.ppt
 
Triage Gawat Darurat RS
 Triage Gawat Darurat RS Triage Gawat Darurat RS
Triage Gawat Darurat RS
 
Initial assesment
Initial assesmentInitial assesment
Initial assesment
 
Penatalaksanaan Asfiksia Pada BBL
Penatalaksanaan Asfiksia Pada BBLPenatalaksanaan Asfiksia Pada BBL
Penatalaksanaan Asfiksia Pada BBL
 
Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat darurat
 
Keperawatan Gawat Darurat 2021.pptx
Keperawatan Gawat Darurat 2021.pptxKeperawatan Gawat Darurat 2021.pptx
Keperawatan Gawat Darurat 2021.pptx
 
Teknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 PediatricTeknik Radiografi 3 Pediatric
Teknik Radiografi 3 Pediatric
 
337805214 btls-timapkes
337805214 btls-timapkes337805214 btls-timapkes
337805214 btls-timapkes
 

Recently uploaded

pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Yudiatma1
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
AGHNIA17
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RambuIntanKondi
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 

Recently uploaded (20)

pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptxFarmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
Farmakologi Pengelolaan Obat Homecare_pptx
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 

ATLS (Chapter I dan II).pptx

  • 1. ATLS (CHAPTER 1 & II) - INITIAL ASSESSMENT AND MANAGEMENT - AIRWAY AND VENTILATORY MANAGEMENT OLEH : DR.
  • 2. KONSEP PENILAIAN AWAL  Persiapan  Triase  Primary survey ( ABCDEs )  Resusitasi  Tambahan untuk primary survey dan resusitasi  Secondary survey ( evaluasi head-to-toe dan riwayat )  Tambahan secondary survey  Melanjutkan pemantauan dan evaluasi ulang pasca resusitasi  Perawatan definitif ATLS 10th edition 2018
  • 3.  Ulangi primary survey dan secondary survey ketika menemukan penurunan status pasien  Survei primer dan resusitasi dilakukan secara bersamaan CATATAN PENTING ATLS 10th edition 2018
  • 4. PERSIAPAN • Pemeliharaan jalan napas • Kontrol perdarahan eksternal & syok • Imobilisasi pasien • Komunikasi dengan rumah sakit penerima & transportasi langsung ke fasilitas terdekat yang sesuai • Pengambilan riwayat pasien (termasuk peristiwa kejadian) Pra-rumah sakit • Perencanaan lanjutan (terutama korban massal) • Peralatan & personel • Perlindungan penyakit menular • Perjanjian transfer pasien Di rumah sakit ATLS 10th edition 2018
  • 5. TRIAGE  Pemilihan pasien menurut ABC dan sumber daya yang tersedia  Triase adalah tanggung jawab personel pra-rumah sakit Tidak melebihi kemampuan fasilitas Mengobati nyawa Pasien mengancam jiwa terlebih dahulu Melebihi kapasitas fasilitas ( korban massal ) Perlakukan peluang terbesar untuk bertahan hidup, dengan lebih sedikit waktu, lebih sedikit peralatan & lebih sedikit personel ATLS 10th edition 2018
  • 9. TRIASE ATLS 10th edition 2018 Marsden NJ, Tuma F. Polytraumatized Patient. [Updated 2021 Jul 5]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554426/
  • 10. PRIMARY SURVEY  Prioritas Dewasa / Anak sama  Mengidentifikasi kondisi yang mengancam jiwa dan secara bersamaan dikelola  A: Airway maintenance with restriction of cervical spine motion  B: Breathing and Ventilation  C: Circulation with hemorrhage control  D: Disability (Status Neurologis)  E: Exposure / Environmental control: Buka pakaian pasien & cegah hipotermia Dokter dapat dengan cepat menilai A, B, C, dan D pada pasien trauma (penilaian 10 detik) dengan mengidentifikasi diri mereka sendiri, menanyakan nama pasien, dan menanyakan apa yang terjadi ATLS 10th edition 2018
  • 11. PRIMARY SURVEY Airway maintenance with restriction of cervical spine motion • Fraktur benda asing mulut, wajah, mandibula, atau trakea / laring dapat menyebabkan obstruksi jalan napas • Asumsikan cedera tulang belakang C • Trauma multisistem • Tingkat kesadaran yang berubah • Cedera tumpul di atas klavikula pitfalls: • Jalan nafas yang sulit • Obesitas: jalan napas bedah tidak dapat dilakukan dengan lancar • fraktur laring atau transeksi saluran napas atas yang tidak lengkap Teknik pembatasan gerakan tulang belakang leher. Ketika kerah serviks dilepas, anggota tim trauma secara manual menstabilkan kepala dan leher pasien. ATLS 10th edition 2018
  • 12. PRIMARY SURVEY Breathing and Ventilation • Patensi jalan napas pernapasan & ventilasi adekuat • Cedera yang dapat mengganggu ventilasi secara akut • 1. Tension pneumotoraks • 2. Flail chest dengan kontusio paru • 3. Hemotoraks masif • 4. Pneumotoraks terbuka • Masalah di atas perlu diidentifikasi dalam primary survey dan dikelola segera Pitfalls: Membedakan masalah ventilasi dari gangguan jalan napas mungkin sulit ATLS 10th edition 2018
  • 13. PRIMARY SURVEY Circulation with Hemorrhage Control •Kaji volume darah dan curah jantung •tingkat kesadaran •warna kulit •nadi Kontrol perdarahan: tekanan manual langsung pada luka Pitfalls: •Respon orang tua, anak-anak, atlet, dan lainnya dengan kondisi medis kronis terhadap hipovolemia berbeda dari orang normal ATLS 10th edition 2018
  • 14. PRIMARY SURVEY • Tingkat kesadaran • AVPU • A. Alert • V. Response to voice • P. Response to pain • U. Unresponsive • GCS  metode cepat, sederhana, dan objektif untuk menentukan tingkat kesadaran • Pemeriksaan Pupil • Pitfall: • Cedera otak • Lucid interval ( talk and die ) : EDH, evaluasi ulang neurologis yang sering dapat meminimalkan masalah ini Disability ( Neurologic Evaluation ) ATLS 10th edition 2018
  • 15. PRIMARY SURVEY •Exposure/Environmental Control Buka baju pasien sepenuhnya Lindungi dari hipotermia Pitfalls Hipotermia dapat hadir saat dan setelah masuk. Kontrol awal perdarahan adalah metode terbaik untuk menjaga suhu tubuh (intervensi bedah dini) ATLS 10th edition 2018
  • 16. RESUSCITATION Lindungi/Amankan jalan napas & lindungi C-spine Pernapasan/Ventilasi/Oksigenasi Terapi syok yang kuat • Double iv line • Larutan kristaloid ( Ringer laktat 2~3 liter) • Jenis darah spesifik • Intervensi bedah Lindungi dari Hipotermia: cairan IV hangat 39oC Kateter urin/lambung kecuali kontraindikasi ATLS 10th edition 2018
  • 17. TAMBAHAN UNTUK PRIMARY SURVEY DAN RESUSITASI  Pemantauan:  Laju ventilasi dan ABG/end-tidal CO2  pitfalls: Pasien yang agresif sering melakukan ekstubasi atau menggigit pipa endotrakeal  Oksimetri  Monitor EKG & BP  Suhu  Keluaran urin/urine output X-RAY AND DIAGNOSTIC STUDIES • Tidak dapat ditunda atau mengganggu mengganggu primary survey dan resusitasi • Seri trauma (X-ray portabel): CXR, C-spine/ lateral view, pelvic AP view • X-ray c-spine negatif atau tidak memadai tidak dapat mengecualikan cedera tulang belakang leher • Sonografi / DPL pitfalls: obesitas ( Sonografi dan DPL sulit ) ATLS 10th edition 2018
  • 18. PERTIMBANGAN KEBUTUHAN TRANSFER PASIEN Kewaspadaan juga diperlukan ketika transfer terjadi di dalam institusi. Komunikasi antara dokter yang merujuk dan yang menerima Rumah sakit terdekat yang sesuai ATLS 10th edition 2018
  • 19. POPULASI KHUSUS Populasi pasien yang memerlukan pertimbangan khusus selama penilaian awal adalah • anak-anak • wanita hamil • orang dewasa yang lebih tua • pasien obesitas • atlet Individu ini mungkin memiliki respons fisiologis yang tidak mengikuti pola yang diharapkan dan perbedaan anatomi yang memerlukan peralatan atau pertimbangan khusus. ATLS 10th edition 2018
  • 20. SECONDARY SURVEY Sebelum secondary survey : • Selesaikan primary survey • Tetapkan resusitasi • Normalisasi fungsi vital Anamnesis riwayat pasien Pemeriksaan neurologis lengkap. Evaluasi dari ujung kepala sampai ujung kaki Roentgenogram Prosedur khusus Tabung dan jari di setiap lubang Evaluasi ulang ATLS 10th edition 2018
  • 21. SECONDARY SURVEY Riwayat A. Allergies M. Medications currently used P. Past illness / pregnancy L. Last meal E. Events / Environment related to injury ATLS 10th edition 2018
  • 22. RIWAYAT MEKANISME CEDERA •Tumpul •Tabrakan mobil •Penggunaan sabuk pengaman •Deformasi roda kemudi •Arah dampak •Ejeksi penumpang dari kendaraan Luka bakar dan cedera dingin •Cedera inhalasi dan keracunan CO. di medan api Lingkungan berbahaya Tembus •Faktor anatomi •Faktor transfer energi •Kecepatan dan kaliber peluru •Lintasan •Jarak ATLS 10th edition 2018
  • 25. SECONDARY SURVEY  Pemeriksaan Fisik Kepala • Seluruh kulit kepala dan kepala • Mata: • Ketajaman visual • Ukuran pupil • Perdarahan konjungtiva dan/atau fundus • Cedera tembus • Lensa kontak (lepaskan sebelum terjadi edema) • Dislokasi lensa • Ocular entrapment Maksilofasial • Tidak ada obstruksi jalan napas atau perdarahan masif  obati nanti • Fraktur midfacial  Fraktur plat cribriform R/O • pitfalls: Beberapa fraktur tulang wajah sulit diidentifikasi lebih awal  penilaian ulang sangat penting C spine dan leher • Pemeriksaan leher meliputi inspeksi, palpasi, dan auskultasi • Pertahankan imobilisasi • Evaluasi lengkap • Menyelesaikan studi radiologi • Perhatian helm dilepas • Cedera tembus: Tidak dieksplorasi di unit gawat darurat; dieksplorasi & dirawat di ruang operasi ATLS 10th edition 2018
  • 26. SECONDARY SURVEY  Pemeriksaan Fisik Thoraks • Evaluasi meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi, dada dan rontgen dada • Evaluasi visual  pneumotoraks terbuka dan segmen flail besar • Evaluasi lengkap dinding dada memerlukan palpasi seluruh rongga dada • Auskultasi dilakukan dinding dada anterior atas untuk pneumotoraks dan di dasar posterior untuk hemotoraks Abdomen dan pelvis • Cedera perut harus diidentifikasi dan diobati secara agresif • Pemeriksaan awal abdomen yang normal tidak menyingkirkan cedera intraabdominal yang signifikan • Fraktur panggul dapat dicurigai dengan identifikasi ekimosis pada sayap iliaka, pubis, labia, atau skrotum • Nyeri pada palpasi cincin panggul merupakan temuan penting pada pasien yang sadar. Selain itu, penilaian nadi perifer dapat mengidentifikasi cedera vaskular Perineum, Rektum, dan Vagina • Perineum harus diperiksa untuk memar, hematoma, laserasi, dan perdarahan uretra. • Pemeriksaan rektal dapat dilakukan untuk menilai adanya darah di dalam lumen usus, integritas dinding rektum, dan kualitas tonus sfingter. • Pemeriksaan vagina harus dilakukan pada pasien yang berisiko mengalami cedera vagina. ATLS 10th edition 2018
  • 27. SECONDARY SURVEY  Pemeriksaan Fisik Muskuloskeletal • Ekstremitas harus diperiksa untuk memar dan deformitas • Palpasi tulang dan pemeriksaan nyeri tekan dan gerakan abnormal membantu mengidentifikasi fraktur tersembunyi. • Cedera ekstremitas yang signifikan dapat terjadi tanpa adanya fraktur yang terlihat pada pemeriksaan atau rontgen Neurologis • Pemeriksaan neurologis yang komprehensif meliputi • evaluasi motorik dan sensorik pada ekstremitas • evaluasi ulang tingkat kesadaran pasien (GCS) dan ukuran serta respons pupil • Fraktur tulang belakang toraks dan lumbal dan/atau cedera neurologis harus dipertimbangkan berdasarkan temuan fisik dan mekanisme cedera ATLS 10th edition 2018
  • 28. EVALUASI ULANG Perlu dilakukan evaluasi ulang untuk • Temuan baru • Penurunan kondisi • Perbaikan Indeks kecurigaan tinggi • Diagnosis & manajemen dini Pemantauan terus menerus Pemberian pereda sakit ATLS 10th edition 2018
  • 29. TERAPI DEFINITIF  Pusat trauma Pedoman transfer antar rumah sakit akan membantu menentukan pasien mana yang memerlukan perawatan trauma tingkat tertinggi Menggunakan pedoman akan mempertimbangkan status fisiologis pasien, cedera anatomis yang jelas, mekanisme cedera, penyakit penyerta, dan faktor lain yang dapat mengubah prognosis pasien  Rumah sakit terdekat yang sesuai  Fasilitas lokal terdekat yang sesuai dipilih, berdasarkan kemampuannya secara keseluruhan untuk merawat pasien yang terluka. ATLS 10th edition 2018
  • 30. CATATAN DAN PERTIMBANGAN HUKUM Catatan: Dokumentasi kronologis yang ringkas Persetujuan untuk pengobatan Bukti Forensik: simpan buktinya ATLS 10th edition 2018
  • 31. PRIORITAS JALAN NAFAS Kematian Cepat Pengiriman darah beroksigen yang tidak memadai ke otak Jalan napas yang terlindungi, tidak terhalang dan ventilasi yang memadai sangat penting untuk mencegah hipoksemia •Kegagalan untuk menilai jalan napas secara memadai •Kegagalan untuk mengenali perlunya intervensi jalan napas •Ketidakmampuan untuk membangun jalan napas •Ketidakmampuan untuk mengenali kebutuhan untuk rencana jalan napas alternatif dalam pengaturan upaya intubasi yang gagal berulang kali •Kegagalan untuk mengenali jalan napas yang salah ditempatkan atau menggunakan teknik yang tepat untuk memastikan penempatan tabung yang benar •Pergeseran jalan napas yang telah ditetapkan sebelumnya •Kegagalan untuk mengenali kebutuhan akan ventilasi Kematian akibat masalah jalan nafas ATLS 10th edition 2018
  • 32. AIRWAY Mengenali Masalah Pada Jalan Nafas Langkah pertama untuk mengidentifikasi dan mengelola gangguan jalan napas yang berpotensi mengancam jiwa adalah mengenali tanda-tanda objektif obstruksi jalan napas dan mengidentifikasi trauma atau luka bakar yang melibatkan wajah, leher, dan laring. Mengenali masalah pada jalan nafas • Tiba-tiba/Lengkap • Progresif/parsial Tanda dan Gejala • Perubahan kualitas suara, • Stridor (berisik = parsial, absen = lengkap) • Sakit tenggorokan • Dispnea • Agitasi  hypoxia • Takipnea • Pola pernapasan tidak normal • Sianosis /Penurunan saturasi O2 (tanda lambat) Penilaian cepat • Respon verbal (+) : jaminan sesaat bahwa jalan napas paten dan tidak terganggu • Respon verbal (-) : AOC, gangguan jalan nafas ATLS 10th edition 2018
  • 33. JALAN NAFAS DEFINITIF (DEFINITIVE AIRWAY) Tabung ditempatkan di trakea dengan manset mengembang di bawah pita suara, terhubung ke ventilasi bantuan yang disalurkan oksigen pada tempatnya • Melindungi jalan napas • Dukungan ventilasi • Mempertahankan oksigenasi • Mencegah hiperkarbia • Mencegah Aspirasi ATLS 10th edition 2018
  • 34. TRAUMA JALAN NAFAS Trauma Maksilofasial • Trauma pada wajah memerlukan manajemen jalan napas yang agresif tetapi hati-hati • Trauma pada midface  fraktur dan dislokasi dapat menyebabkan gangguan pada nasofaring dan orofaring • Perdarahan • Gigi yang lepas Trauma Leher • Luka tembus • Hematoma/obstruksi jalan nafas • Cedera tumpul • Hematoma • Perdarahan jaringan lunak • Gangguan laring/trakea • Perdarahan pada percabangan tracheobronchial Trauma Laring • Gejala dan tanda • Suara serak • Emfisema subkutan • Fraktur teraba • Incomplete obstruction/complete obstruction ATLS 10th edition 2018
  • 35. VENTILATION Tanda objektif ventilasi yang tidak memadai Dada naik Sesak napas Suara nafas (menurun/tidak ada) RR cepat Pulse Oksimetri, End-tidal CO2 Mengenali masalah pada ventilasi Mekanik • Trauma dada langsung • Disfungsi paru yang sudah ada sebelumnya Depresi CNS • Intrakranial • Spinal cord ATLS 10th edition 2018
  • 36. MANAJEMEN JALAN NAFAS Pantau pulse oksimetri, End Tidal CO2 Lepas helm (jika ada) Perawatan saluran napas + perlindungan C-spine Pengisapan Ventilasi tambahan Oksigen aliran tinggi ATLS 10th edition 2018
  • 37. PELEPASAN HELM Melepas helm dengan benar adalah prosedur dua orang. • Sementara satu orang membatasi pergerakan tulang belakang leher, (A) orang kedua melebarkan helm ke samping. • Orang kedua kemudian melepas helm (B), sambil memastikan bahwa helm membersihkan hidung dan tengkuk. • Setelah helm dilepas, orang pertama menopang berat kepala pasien (C) • Dan orang kedua mengambil alih pembatasan gerak tulang belakang leher (D). ATLS 10th edition 2018
  • 38. PREDIKSI DIFFICULT AIRWAY Sebelum mencoba intubasi, kaji jalan napas pasien untuk memprediksi kesulitan manuver. Faktor-faktor yang menunjukkan potensi kesulitan dengan manuver jalan napas meliputi: • Cedera C-tulang belakang • Artritis parah pada c-spine • Trauma maksilofasial atau mandibula yang signifikan • Pembukaan mulut terbatas • Obesitas • Variasi anatomis (mis., dagu yang turun, overbite, dan leher yang pendek dan berotot) • Pasien anak ATLS 10th edition 2018
  • 39. PREDIKSI DIFFICULT AIRWAY L : Look Externally E : Evaluate 3-3-2 rule M : Malammpati O : Obstruction N : Neck Mobility ATLS 10th edition 2018
  • 40. MALAMMPATI  Class I: soft palate, uvula, fauces, pillars entirely visible  Class II: soft palate, uvula, fauces partially visible  Class III: soft palate, base of uvula visible  Class IV: hard palate only visible. ATLS 10th edition 2018
  • 41. Airway Decision Scheme. ATLS 10th edition 2018
  • 42. PEMELIHARAAN JALAN NAFAS  Berdasarkan posisi  Chin lift (leher tidak boleh hiperekstensi)  Jaw thrust  Imobilisasi manual in line terlebih dahulu ATLS 10th edition 2018
  • 43. PEMELIHARAAN JALAN NAFAS  Menggunakan Alat  Jalan nafas orofaringeal  Dapat Menginduksi refleks muntah & aspirasi  Jika pasien dapat mentolerir, ETT kemungkinan besar diperlukan  Bilah lidah pada anak-anak, Tidak ada rotasi  Jalan nafas nasofaring  Lubang hidung  orofaring  Diberikan lubrikasi  Jangan mencoba pada dugaan fraktur pelat cribiform, fraktur Lefort ATLS 10th edition 2018
  • 44. ALAT EKSTRAGLOTIS DAN SUPRAGLOTIS  Laryngeal mask airway dan intubasi LMA  Menjembatani, jika ETT gagal  Jalan napas tabung laring dan intubasi LMA  Tidak memerlukan manipulasi kepala & leher yang signifikan  Jalan napas esofagus multilumen  Port esofagus, port trakea  ETCO2 ATLS 10th edition 2018
  • 45. DEFINITIVE AIRWAY Kriteria untuk menetapkan jalan napas definitif didasarkan pada temuan klinis dan meliputi: A — Ketidakmampuan untuk mempertahankan jalan napas paten dengan cara lain, dengan gangguan jalan napas yang akan datang atau potensial (misalnya, setelah cedera inhalasi, fraktur wajah, atau hematoma retrofaringeal) B — Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi yang memadai dengan suplementasi oksigen sungkup muka, atau adanya apnea C — Obtundasi atau sikap agresif akibat hipoperfusi serebral D — Obtundasi yang menunjukkan adanya cedera kepala dan memerlukan bantuan ventilasi (skor Glasgow Coma Scale [GCS] 8 atau kurang), aktivitas kejang berkelanjutan, dan kebutuhan untuk melindungi jalan napas bagian bawah dari aspirasi darah atau muntahan ATLS 10th edition 2018
  • 46. INTUBASI ENDOTRAKEAL DAN INTUBASI OROTRAKEAL •Pembersihan C-spine, tapi jangan tunda •Manual in-line •Nasotrakeal •Kontraindikasi dalam •Apnea •Fraktur wajah, sinus frontal, tengkorak basal, pelat cribiform •Nekrosis oleh karena tekanan, sinusitis •Orotrakeal •Diindikasikan pada pasien apnea Intubasi endotrakeal •2 orang manual sebaris •Manipulasi laring "BURP" •Mundur, Atas, Kanan Tekanan •tulang rawan tiroid •Laringoskopi langsung •Bougie karet elastis Intubasi orotrakeal ATLS 10th edition 2018
  • 47. Intubasi melalui Masker Laring Intubasi. A. Setelah masker laring diperkenalkan, B. tabung endotrakeal khusus dimasukkan ke dalamnya, sehingga memungkinkan teknik intubasi “blind". Penyisipan GEB yang dirancang untuk membantu intubasi yang sulit Eschmann Trakeal Tube Introducer (ETTI). Perangkat ini juga dikenal sebagai bougie karet elastis. ATLS 10th edition 2018
  • 48. INTUBASI DENGAN BANTUAN OBAT Dalam beberapa kasus, intubasi dimungkinkan dan aman tanpa menggunakan obat-obatan. Penggunaan obat anestesi, sedatif, dan penghambat neuromuskular untuk intubasi endotrakeal pada pasien trauma berpotensi berbahaya. Namun terkadang, kebutuhan akan jalan napas membenarkan risiko pemberian obat-obatan ini Teknik intubasi dengan bantuan obat adalah sebagai berikut: •Memiliki rencana jika terjadi kegagalan yang mencakup kemungkinan melakukan pembedahan jalan napas. Ketahui di mana peralatan penyelamatan jalan napas Anda berada. •Pastikan suction dan kemampuan untuk memberikan ventilasi tekanan positif sudah siap. •Lakukan praoksigenasi pasien dengan oksigen 100%. •Berikan tekanan pada kartilago krikoid. •Berikan obat induksi (misalnya etomidate, 0,3 mg/kg) atau obat penenang, sesuai dengan protokol lokal. •Berikan 1 sampai 2 mg/kg suksinilkolin secara intravena (dosis biasa adalah 100 mg). Setelah pasien rileks: •Intubasi pasien secara orotrakeal. •Kembangkan manset dan konfirmasi penempatan tabung dengan mengauskultasi dada pasien dan menentukan adanya CO2 di udara yang dihembuskan. •Lepaskan tekanan krikoid. •Beri ventilasi pada pasien. ATLS 10th edition 2018
  • 49. SURGICAL AIRWAY  Krikotiroidotomi/trakeostomi  Indikasi  ETT gagal  Obstruksi jalan napas atas (edema glotis, fx laring, perdarahan orofaringeal berat) ATLS 10th edition 2018
  • 50. NEEDLE CRICOTHYROIDOTOMY  Jangka pendek, menjembatani jalan napas definitif  Jet insuflasi  Kanular plastik kaliber besar  12-14 dewasa  16-18 anak-anak  Melalui membran krikotiroid ke dalam trakea  menghubungkan ke O2 15 LPM  Pemotongan lubang pada selang antara sumber O2 dan kanula , jempol lebih dari 1 detik, mati 4 detik Komplikasi • Ventilasi tidak adekuat • Aspirasi darah • Laserasi esofagus • Hematoma • Laserasi dinding trakea posterior • Emfisema subkutan/mediastinum ATLS 10th edition 2018
  • 51. SURGICAL CRICOTHYROIDOTOMY  TIDAK direkomendasikan pada anak <12 tahun  Insisi kulit meluas hingga membran krikotiroid  Insersi tabung ETT atau trakeostomi (5-7mm OD) kecil  Pasang kembali cervical collar Komplikasi • Aspirasi darah • Saluran palsu • Stenosis subglotis • Stenosis laring • Hematoma • Laserasi esofagus • Laserasi trakea • Emfisema mediastinum • Paralisis pita suara/suara serak. ATLS 10th edition 2018
  • 52. MANAJEMEN OKSIGENASI Udara inspirasi teroksigenasi paling baik diberikan melalui masker wajah penampung oksigen yang pas dengan laju aliran minimal 10 L/menit Karena perubahan oksigenasi terjadi dengan cepat dan tidak mungkin dideteksi secara klinis, pulse oksimetri harus digunakan setiap saat Saturasi terukur 95% atau lebih dengan pulse oksimetri adalah bukti kuat yang menguatkan oksigenasi arteri perifer yang memadai (PaO2 >70 mm Hg, atau 9,3 kPa). Anemia berat (hemoglobin <5 g/dL) dan hipotermia (<30°C, atau <86°F) menurunkan keandalan teknik oksigenasi ATLS 10th edition 2018
  • 53. MANAJEMEN VENTILASI Bantuan ventilasi mungkin diperlukan sebelum intubasi pada banyak pasien trauma Ventilasi yang efektif dapat dicapai dengan teknik bag-mask Intubasi pasien dengan hipoventilasi dan/atau apnea mungkin tidak berhasil pada awalnya dan mungkin memerlukan beberapa upaya Setelah intubasi trakea, gunakan teknik pernapasan tekanan positif untuk memberikan bantuan ventilasi Pertahankan oksigenasi dan ventilasi sebelum, selama, dan segera setelah menyelesaikan insersi jalan napas definitif ATLS 10th edition 2018