SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Ethic and Patient Safety
Dr. M. Ruksal Saleh, Ph.D, Sp.OT(K)
Company Logo www.themegallery.com
KODE ETIK DOKTER
• Hak dan kewajiban dokter , berkaitan erat
dengan transaksi terapeutik
• Transaksi terapeutik : terjadinya kontrak
antara dokter dengan pasien
STANDAR PROFESI MEDIS
• Prof Mr.W.B Van der Mijn : Seorang tenaga
kesehatan harus berpedoman pada :
1. Kewenangan
2. Kemampuan rata-rata
3. Ketelitian umum.
Company Logo www.themegallery.com
UU PRAKTEK KEDOKTERAN NO 29/2004
• Pasal 29
(1) Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik
kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda
registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi.
(2) Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi
dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
Company Logo www.themegallery.com
UU PRAKTEK KEDOKTERAN NO 29/2004
Pasal 51
Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai
kewajiban :
a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian
atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaan atau pengobatan;
c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga
setelah pasien itu meninggal dunia;
d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia
yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan
e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu
kedokteran atau kedokteran gigi.
Company Logo www.themegallery.com
KODEKI
Surat Keputusan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia No.
221/Pb/A.4/04/2002 tentang Penerapan Kode Etik
Kedokteran :
• Pasal 2 : Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan
profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.
• Pasal 7a : Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya,
memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan
teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion)
dan penghormatan atas martabat manusia.
• Pasal 7c : Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-
hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga
kepercayaan pasien
www.themegallery.com
MENGAPA PERLU “PATIEN SAFETY “ ?
IOM (Institute of Medicine) : TO ERR IS HUMAN
 National Academy of Sciences :
* National Research Council (1916)
* National Academy of Engineering (1964)
* Institute of Medicine (1970) = IOM
 IOM, 1998 : Committee on quality of Health Care in America
membuat laporan : TO ERR IS HUMAN (2000)
1) Adverse Event bukan baru, namun laporan berhasil
mengangkat fokus perhatian :
- AE di RS di Colorado & Utah : 2,9 % pasien RS, yang
meninggal 6,6 %
- Di New York : 3,7 %, yang meninggal 13,6 %
- Pasien admisi di RS pada th tsb (1997) 33,6 juta
- Extrapolasi : Pasien mati karena Medical Error : 44.000 –
98.000. (Orang mati karena KLL : 43.458)
(Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS, eds. To err is human: building
a safer health system. Washington, D.C.: National Academy Press, 2000.)
2) Laporan IOM menyimpulkan 4 hal pokok :
A. Masalah accidental injury adalah serius
B. Penyebabnya bukan kecerobohan individu, tetapi
kesalahan sistem
C. Perlu redesign sistem pelayanan
D. Patient Safety harus menjadi prioritas nasional
3) IOM mengajak (challenge) semua pihak melibatkan diri
(Leape L et al, Editorials, New England J. of Medicine
2002, 347 : 1272-1273)
4) Segera Congress mengadakan dengar pendapat.
Pres.Clinton membentuk : Quality Interagency Coordination
Task Force (QuIC) menganalisa laporan IOM tsb
KONSEP DASAR PATIENT SAFETY
 Patient Safety adalah isu terkini, global, penting (high
profile), dalam Pelayanan RS, praktis belum
lama, dimulai sejak “Landmark” Laporan IOM th
2000.
 WHO memulai Program Patient Safety th 2004 :
“Safety is a fundamental principle of patient care and
a critical component of quality management.” (World
Alliance for Patient Safety, Forward Programme WHO,2004)
 KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (KKP-
RS) dibentuk PERSI, pd tgl 1 Juni 2005
 MENTERI KESEHATAN bersama PERSI & KKP-RS telah
mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah
Sakit pd Seminar Nasional PERSI tgl 21 Agustus 2005,
di JCC
Patient Safety di berbagai negara
1. Amerika : AHRQ (Agency for Healthcare Research and
Quality), 2001
2. Australia : Australian Council for Safety and Quality in
Health Care, 2000
3. Inggeris : NPSA (National Patient Safety Agency), 2001
4. Canada : NSCPS (National Steering Committee on
Patient Safety), CPSI (Canadian Patient Safety
Institute), 2003
5. Malaysia : Patient Safety Council, 2004
6. Denmark : UU Patient Safety, 2003
7. Indonesia : KKP-RS, 2005
Patient Safety bukan kegiatan yang baru.
Patient Safety sudah menyatu dengan proses
pengobatan kepada pasien itu sendiri
“ Patient Safety programs were born of
existing practices that were
expanded, formalized, and
centralized.”
Konsep dasar pasien safety
 Patient Safety adalah isu terkini, global, penting (high
profile), dalam Pelayanan RS, (2000)
 WHO memulai Program Patient Safety th 2004 :
“Safety is a fundamental principle of patient care and
a critical component of quality management.” (World
Alliance for Patient Safety, Forward Programme WHO,2004)
 KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (KKP-
RS) dibentuk PERSI, pd tgl 1 Juni 2005
 MENTERI KESEHATAN bersama PERSI & KKP-RS telah
mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah
Sakit pd Seminar Nasional PERSI tgl 21 Agustus 2005,
PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
KEPERAWATAN TERHADAP PATIENT SAFETY DALAM
KEPERAWATAN ANAK
• Salah satu cara untuk meningkatkan patient
safety pada anak adalah penggunaan
teknologi informasi dalam keperawatan.
• Penggunaan sistem informasi pada
keperawatan anak telah terbukti efektif dalam
meningkatkan keamanan pasien.
• penggunaan sistem informasi :
1. pendokumentasian asuhan keperawatan,
2. pemberian obat intravena secara terus
menerus,
3. pendokumentasian grafik pertumbuhan,
dan sebagai sumber informasi yang dapat
dipercaya.
• Ada 4 hal yang dapat mempengaruhi safety
pada pelayanan kesehatan yang antara lain:
1. leadership,
Mengembangkan pemahaman bahwa faktor
manusia dapat menghambat keamanan pasien,
penerapan ilmu safety, dan pemahaman terhadap
dampak budaya pada keamanan pasien,
merupakan kunci yang harus dipegang oleh
pemimpin suatu organisasi kesehatan . Pemimpin
hendaknya menempatkan safety sebagai prioritas
dalam organisasi
2. sistem pelaporan,
Pengumpulan data didasarkan pada analisa
kasus per kasus daripada mencari pola sistem
secara luas .
3. problem solving,
melibatkan mereka dalam upaya
mengidentifikasi dan menyelesaikan
permasalahan safety, menjadikan mereka
bertanggunjawab terhadap diri sendiri, teman
sejawat dan organisasi.
4. standar perilaku yang jelas.
Saling menghargai, komunikasi terbuka, dan
tanggung jawab untuk mengembangkan
praktik . Kebijakan yang mendukung
konsistensi dalam praktik perlu dilakukan
secara tertulis.
Manfaat sistem informasi dalam keperawatan
(Malliarou & zyga, 2009):
a. Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih
sedikit waktu di nurse station
b. Mengurangi penggunaan kertas
c. Dokumentasi keperawatan secara automatis
d. Standar yang sama dalam perawatan (proses
keperawatan)
e. Mengurangi biaya
f. Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur

More Related Content

What's hot

Spo pendaftaran-pasien-rawat-inap
Spo pendaftaran-pasien-rawat-inapSpo pendaftaran-pasien-rawat-inap
Spo pendaftaran-pasien-rawat-inapIrawati90
 
Early diagnosis and prompt treatment 2020
Early diagnosis and prompt treatment 2020Early diagnosis and prompt treatment 2020
Early diagnosis and prompt treatment 2020rickygunawan84
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )Erwin santosa
 
Tm1konsep dasar manajemen dalam keperawatan
Tm1konsep dasar manajemen dalam keperawatanTm1konsep dasar manajemen dalam keperawatan
Tm1konsep dasar manajemen dalam keperawatanFitra Pringgayuda
 
Sop pengukuran denyut nadi
Sop pengukuran denyut nadiSop pengukuran denyut nadi
Sop pengukuran denyut nadiyuken demeswati
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitsasmiyanto
 
Modul 3 kb2 kumbah lambung
Modul 3 kb2 kumbah lambungModul 3 kb2 kumbah lambung
Modul 3 kb2 kumbah lambungUwes Chaeruman
 
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratoriumPertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratoriumSuryanata Kesuma
 
Soal ukom nurse (3)
Soal ukom nurse (3)Soal ukom nurse (3)
Soal ukom nurse (3)iinchintami
 
Garis besar program kerja bidang ppt
Garis besar program kerja bidang pptGaris besar program kerja bidang ppt
Garis besar program kerja bidang pptEkaMeliyanti
 
Dokumentasi Keperawatan pada Populasi Khusus
Dokumentasi Keperawatan  pada Populasi KhususDokumentasi Keperawatan  pada Populasi Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Populasi Khususpjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Pokja AP SNARS Ed.1
Pokja AP SNARS Ed.1Pokja AP SNARS Ed.1
Pokja AP SNARS Ed.1
 
Spo pendaftaran-pasien-rawat-inap
Spo pendaftaran-pasien-rawat-inapSpo pendaftaran-pasien-rawat-inap
Spo pendaftaran-pasien-rawat-inap
 
Leukosit 2
Leukosit 2Leukosit 2
Leukosit 2
 
Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)
 
Askep meningitis
Askep meningitisAskep meningitis
Askep meningitis
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Early diagnosis and prompt treatment 2020
Early diagnosis and prompt treatment 2020Early diagnosis and prompt treatment 2020
Early diagnosis and prompt treatment 2020
 
Primary health-care
Primary health-carePrimary health-care
Primary health-care
 
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariaBuku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malaria
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )Kredensial tenaga medik ( baru )
Kredensial tenaga medik ( baru )
 
Tm1konsep dasar manajemen dalam keperawatan
Tm1konsep dasar manajemen dalam keperawatanTm1konsep dasar manajemen dalam keperawatan
Tm1konsep dasar manajemen dalam keperawatan
 
Sop pengukuran denyut nadi
Sop pengukuran denyut nadiSop pengukuran denyut nadi
Sop pengukuran denyut nadi
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
Modul 3 kb2 kumbah lambung
Modul 3 kb2 kumbah lambungModul 3 kb2 kumbah lambung
Modul 3 kb2 kumbah lambung
 
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratoriumPertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
Pertemuan 1 pengantar pengendalian mutu laboratorium
 
Soal ukom nurse (3)
Soal ukom nurse (3)Soal ukom nurse (3)
Soal ukom nurse (3)
 
Garis besar program kerja bidang ppt
Garis besar program kerja bidang pptGaris besar program kerja bidang ppt
Garis besar program kerja bidang ppt
 
Dokumentasi Keperawatan pada Populasi Khusus
Dokumentasi Keperawatan  pada Populasi KhususDokumentasi Keperawatan  pada Populasi Khusus
Dokumentasi Keperawatan pada Populasi Khusus
 

Similar to 4.2 Ethic and patient safety 23 Januari.ppt

PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdfPEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdffifinoktaviani
 
Indonesian healthcare-quality-network-ihqn-2009
Indonesian healthcare-quality-network-ihqn-2009Indonesian healthcare-quality-network-ihqn-2009
Indonesian healthcare-quality-network-ihqn-2009ponekjogja
 
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-127. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12Dokter Tekno
 
Bab i manajemen safety fix
Bab i manajemen safety fixBab i manajemen safety fix
Bab i manajemen safety fixSri Rahayu
 
003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdf
003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdf003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdf
003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdfFrederickKalangie1
 
Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety)
Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety)Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety)
Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety)Tyo SBS
 
pmkp penerimaan mahasiswa.pptx
pmkp penerimaan mahasiswa.pptxpmkp penerimaan mahasiswa.pptx
pmkp penerimaan mahasiswa.pptxAsriel6
 
232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008
232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008
232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008yudha anggara sakti
 
1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdf
1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdf1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdf
1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdfPandutNdut
 
etika hukum praktik kedokteran.pptx
etika hukum praktik kedokteran.pptxetika hukum praktik kedokteran.pptx
etika hukum praktik kedokteran.pptxAdidharmaHimawan1
 
MATERI ETIK ANASTESI-2023.pptx
MATERI ETIK ANASTESI-2023.pptxMATERI ETIK ANASTESI-2023.pptx
MATERI ETIK ANASTESI-2023.pptxYantoAgussupri
 
ManRisk.pptx
ManRisk.pptxManRisk.pptx
ManRisk.pptxMuhraza
 
KONSEP-DASAR-TEKNOLOGI-KESEHATAN.docx
KONSEP-DASAR-TEKNOLOGI-KESEHATAN.docxKONSEP-DASAR-TEKNOLOGI-KESEHATAN.docx
KONSEP-DASAR-TEKNOLOGI-KESEHATAN.docxHadinaSukri
 

Similar to 4.2 Ethic and patient safety 23 Januari.ppt (20)

PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdfPEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
PEDOMAN ORGANISASI TIM KESELAMATAN PASIEN RS,f.pdf
 
Indonesian healthcare-quality-network-ihqn-2009
Indonesian healthcare-quality-network-ihqn-2009Indonesian healthcare-quality-network-ihqn-2009
Indonesian healthcare-quality-network-ihqn-2009
 
K3 01.ppt
K3 01.pptK3 01.ppt
K3 01.ppt
 
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-127. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
 
Ondra
OndraOndra
Ondra
 
PASIENT_SAFETY 2.ppt
PASIENT_SAFETY 2.pptPASIENT_SAFETY 2.ppt
PASIENT_SAFETY 2.ppt
 
PASIENT_SAFETY.ppt
PASIENT_SAFETY.pptPASIENT_SAFETY.ppt
PASIENT_SAFETY.ppt
 
Bab i manajemen safety fix
Bab i manajemen safety fixBab i manajemen safety fix
Bab i manajemen safety fix
 
PASIENT_SAFETY.ppt
PASIENT_SAFETY.pptPASIENT_SAFETY.ppt
PASIENT_SAFETY.ppt
 
003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdf
003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdf003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdf
003-ESKB-drNico Patient Safety - WPSD-Coproduction 09-2023.pdf
 
Patient safety (apoteker wajib baca)
Patient safety (apoteker wajib baca)Patient safety (apoteker wajib baca)
Patient safety (apoteker wajib baca)
 
Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety)
Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety)Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety)
Panduan nasional keselamatan pasien rumah sakit (patient safety)
 
49308683 kprs
49308683 kprs49308683 kprs
49308683 kprs
 
pmkp penerimaan mahasiswa.pptx
pmkp penerimaan mahasiswa.pptxpmkp penerimaan mahasiswa.pptx
pmkp penerimaan mahasiswa.pptx
 
232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008
232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008
232255012 panduan-nasional-keselamatan-pasien-rs-persi-2008
 
1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdf
1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdf1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdf
1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdf
 
etika hukum praktik kedokteran.pptx
etika hukum praktik kedokteran.pptxetika hukum praktik kedokteran.pptx
etika hukum praktik kedokteran.pptx
 
MATERI ETIK ANASTESI-2023.pptx
MATERI ETIK ANASTESI-2023.pptxMATERI ETIK ANASTESI-2023.pptx
MATERI ETIK ANASTESI-2023.pptx
 
ManRisk.pptx
ManRisk.pptxManRisk.pptx
ManRisk.pptx
 
KONSEP-DASAR-TEKNOLOGI-KESEHATAN.docx
KONSEP-DASAR-TEKNOLOGI-KESEHATAN.docxKONSEP-DASAR-TEKNOLOGI-KESEHATAN.docx
KONSEP-DASAR-TEKNOLOGI-KESEHATAN.docx
 

Recently uploaded

Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaErdinataKusuma1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 

Recently uploaded (20)

Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien DewasaUpdate 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
Update 2023 Tentang Sepsis Dan Syok Pada Pasien Dewasa
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 

4.2 Ethic and patient safety 23 Januari.ppt

  • 1. Ethic and Patient Safety Dr. M. Ruksal Saleh, Ph.D, Sp.OT(K)
  • 2. Company Logo www.themegallery.com KODE ETIK DOKTER • Hak dan kewajiban dokter , berkaitan erat dengan transaksi terapeutik • Transaksi terapeutik : terjadinya kontrak antara dokter dengan pasien
  • 3. STANDAR PROFESI MEDIS • Prof Mr.W.B Van der Mijn : Seorang tenaga kesehatan harus berpedoman pada : 1. Kewenangan 2. Kemampuan rata-rata 3. Ketelitian umum. Company Logo www.themegallery.com
  • 4. UU PRAKTEK KEDOKTERAN NO 29/2004 • Pasal 29 (1) Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi. (2) Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia. Company Logo www.themegallery.com
  • 5. UU PRAKTEK KEDOKTERAN NO 29/2004 Pasal 51 Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban : a. memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien; b. merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan; c. merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia; d. melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan e. menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi. Company Logo www.themegallery.com
  • 6. KODEKI Surat Keputusan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia No. 221/Pb/A.4/04/2002 tentang Penerapan Kode Etik Kedokteran : • Pasal 2 : Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi. • Pasal 7a : Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia. • Pasal 7c : Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak- hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien www.themegallery.com
  • 7. MENGAPA PERLU “PATIEN SAFETY “ ?
  • 8. IOM (Institute of Medicine) : TO ERR IS HUMAN  National Academy of Sciences : * National Research Council (1916) * National Academy of Engineering (1964) * Institute of Medicine (1970) = IOM  IOM, 1998 : Committee on quality of Health Care in America membuat laporan : TO ERR IS HUMAN (2000) 1) Adverse Event bukan baru, namun laporan berhasil mengangkat fokus perhatian : - AE di RS di Colorado & Utah : 2,9 % pasien RS, yang meninggal 6,6 % - Di New York : 3,7 %, yang meninggal 13,6 % - Pasien admisi di RS pada th tsb (1997) 33,6 juta - Extrapolasi : Pasien mati karena Medical Error : 44.000 – 98.000. (Orang mati karena KLL : 43.458) (Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS, eds. To err is human: building a safer health system. Washington, D.C.: National Academy Press, 2000.)
  • 9. 2) Laporan IOM menyimpulkan 4 hal pokok : A. Masalah accidental injury adalah serius B. Penyebabnya bukan kecerobohan individu, tetapi kesalahan sistem C. Perlu redesign sistem pelayanan D. Patient Safety harus menjadi prioritas nasional 3) IOM mengajak (challenge) semua pihak melibatkan diri (Leape L et al, Editorials, New England J. of Medicine 2002, 347 : 1272-1273) 4) Segera Congress mengadakan dengar pendapat. Pres.Clinton membentuk : Quality Interagency Coordination Task Force (QuIC) menganalisa laporan IOM tsb
  • 11.  Patient Safety adalah isu terkini, global, penting (high profile), dalam Pelayanan RS, praktis belum lama, dimulai sejak “Landmark” Laporan IOM th 2000.  WHO memulai Program Patient Safety th 2004 : “Safety is a fundamental principle of patient care and a critical component of quality management.” (World Alliance for Patient Safety, Forward Programme WHO,2004)  KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (KKP- RS) dibentuk PERSI, pd tgl 1 Juni 2005  MENTERI KESEHATAN bersama PERSI & KKP-RS telah mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit pd Seminar Nasional PERSI tgl 21 Agustus 2005, di JCC
  • 12. Patient Safety di berbagai negara 1. Amerika : AHRQ (Agency for Healthcare Research and Quality), 2001 2. Australia : Australian Council for Safety and Quality in Health Care, 2000 3. Inggeris : NPSA (National Patient Safety Agency), 2001 4. Canada : NSCPS (National Steering Committee on Patient Safety), CPSI (Canadian Patient Safety Institute), 2003 5. Malaysia : Patient Safety Council, 2004 6. Denmark : UU Patient Safety, 2003 7. Indonesia : KKP-RS, 2005
  • 13. Patient Safety bukan kegiatan yang baru. Patient Safety sudah menyatu dengan proses pengobatan kepada pasien itu sendiri “ Patient Safety programs were born of existing practices that were expanded, formalized, and centralized.”
  • 14. Konsep dasar pasien safety  Patient Safety adalah isu terkini, global, penting (high profile), dalam Pelayanan RS, (2000)  WHO memulai Program Patient Safety th 2004 : “Safety is a fundamental principle of patient care and a critical component of quality management.” (World Alliance for Patient Safety, Forward Programme WHO,2004)  KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (KKP- RS) dibentuk PERSI, pd tgl 1 Juni 2005  MENTERI KESEHATAN bersama PERSI & KKP-RS telah mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit pd Seminar Nasional PERSI tgl 21 Agustus 2005,
  • 15. PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPERAWATAN TERHADAP PATIENT SAFETY DALAM KEPERAWATAN ANAK • Salah satu cara untuk meningkatkan patient safety pada anak adalah penggunaan teknologi informasi dalam keperawatan. • Penggunaan sistem informasi pada keperawatan anak telah terbukti efektif dalam meningkatkan keamanan pasien.
  • 16. • penggunaan sistem informasi : 1. pendokumentasian asuhan keperawatan, 2. pemberian obat intravena secara terus menerus, 3. pendokumentasian grafik pertumbuhan, dan sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya.
  • 17. • Ada 4 hal yang dapat mempengaruhi safety pada pelayanan kesehatan yang antara lain: 1. leadership, Mengembangkan pemahaman bahwa faktor manusia dapat menghambat keamanan pasien, penerapan ilmu safety, dan pemahaman terhadap dampak budaya pada keamanan pasien, merupakan kunci yang harus dipegang oleh pemimpin suatu organisasi kesehatan . Pemimpin hendaknya menempatkan safety sebagai prioritas dalam organisasi
  • 18. 2. sistem pelaporan, Pengumpulan data didasarkan pada analisa kasus per kasus daripada mencari pola sistem secara luas . 3. problem solving, melibatkan mereka dalam upaya mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan safety, menjadikan mereka bertanggunjawab terhadap diri sendiri, teman sejawat dan organisasi.
  • 19. 4. standar perilaku yang jelas. Saling menghargai, komunikasi terbuka, dan tanggung jawab untuk mengembangkan praktik . Kebijakan yang mendukung konsistensi dalam praktik perlu dilakukan secara tertulis.
  • 20. Manfaat sistem informasi dalam keperawatan (Malliarou & zyga, 2009): a. Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di nurse station b. Mengurangi penggunaan kertas c. Dokumentasi keperawatan secara automatis d. Standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan) e. Mengurangi biaya f. Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur